Professional Documents
Culture Documents
Geografi Transportasi
Transportasi Perkotaan
Transportasi
Transportasi adalah suatu kegiatan pemindahan penumpang
dan barang dari satu tempat ke tempat lain1. Transportasi berkaitan
erat dengan geografi karena merupakan bagian geografi ekonomi.
Dalam perspektif geografi, Taaffe dan Gauthier memandang
organisasi spasial sebagai sudut pandang yang dilihat dari
perspektif geografi dalam melihat fenomena transportasi2. Terdapat
tiga elemen penting yang berhubungan dengan geografi
transportasi yaitu linkages, nodal, dan sistem lainnya yang
berhubungan dengan jaringan transportasi (seperti hinterlands)3.
1
Ahmad Munawar, Dasar-dasar Teknik Transportasi, (Beta Offset, 2005), hal 1.
2
Taaffe, J.E dan H.L. Gauthier, Geography of Transportation, (Prentice-Hall, 1973),
hal 1.
3
Taaffe, J.E dan H.L. Gauthier. Op Cit.
4
UNFPA, 2007 dalam Rodrigue, J-P et al. The Geography of Transport Systems,
Hofstra University, (Department of Global Studies & Geography, 2009),
http://people.hofstra.edu/geotrans.
1
peningkatan hingga dua kali lipatnya pada 2005. Jika diproporsikan
mencapai 48.75% dari populasi penduduk keseluruhan5.
Keberadaan transportasi di perkotaan memiliki berbagai
macam dampak yang ditimbulkan. Dampak-dampak yang timbul
seperti kemacetan di jalan raya, polusi udara akibat moda
transportasi, polusi suara yang timbul dari kendaraan, kepadatan
penumpang di angkutan masal pada jam-jam puncak (sepert KRL),
pelanggaran regulasi lalu-lintas, dan permasalahan lainnya yang
akan timbul akibat adanya transportasi. Padahal, wilayah perkotaan
(dari sisi fungsionalnya) luasnya tidak seberapa (jika dibandingkan
dengan administrasi kabupaten) namun kegiatan yang dilakukan
penduduk di wilayah perkotaan amat tinggi. Hal ini menimbulkan
mobilitas yang tinggi terjadi di wilayah perkotaan. Mobilitas ini
dipengaruhi oleh ketersediaan moda yang ada sehingga friksi jarak
dapat diperkecil dengan tersedianya moda transportasi di wilayah
perkotaan.
Adanya transportasi dan perubahan dari jaringan transportasi
juga akan membawa pengaruh terhadap keadaan penggunaan
tanahnya6. Hal ini karena masing-masing wilayah perkotaan
memiliki spesialisasi masing-masing (kegiatan ekonomi utamanya).
Lebih spesifiknya, jaringan jalan yang ada akan memengaruhi pola
penggunaan tanah yang ada di suatu wilayah perkotaan karena
dengan adanya jaringan jalan, ketersediaan akses menuju ke
tempat-tempat tertentu semakin terbuka.
Yang menjadi ciri khas pembeda antara transportasi
perkotaan dengan transportasi pada umumnya adalah adanya
efisiensi. Efisiensi dalam hal ini mencakup berbagai macam aspek
yang ada dalam transportasi perkotaan. Diantaranya yaitu efisiensi
kapasitas dalam pengangkutan penumpang di perkotaan yang
menggunakan moda transportasi jarak menegah dan menggunakan
KRL. Dengan adanya KRL ini jumlah penumpang yang diangkut akan
5
Rodrigue, J-P et al. The Geography of Transport Systems, Hofstra University,
(Department of Global Studies & Geography, 2009),
http://people.hofstra.edu/geotrans.
6
Taaffe, J.E dan H.L. Gauthier. Op Cit. hal 34.
2
lebih banyak dalam satu waktu. Efisiensi dalam hal pemanfaatan
ruang juga ditemukan dalam perkotaan. Hal ini terkait dengan
tersedianya akses transportasi yang mengakibatkan tingginya
aktivitas di suatu tempat. Biasanya pemanfaatan ruang yang
tadinya mendatar (landed) menjadi mengarah menjadi pemanfaatan
ruang yang vertical.
Itulah mengapa kajian transportasi perkotaan harus
dibedakan dengan kajian transportasi pada umumnya. Hal ini terkait
dengan adanya efisiensi dalam transportasi perkotaan.
7
Rodrigue, J-P et al. Op Cit.
3
berkembangnya jaringan transportasi. Dengan kemunculan inti-inti
kegiatan yang baru akan memberi corak terhadap pembentukan
urban form yang berkembang.
4
lainnya. Dengan adanya terminal transport, arus sirkulasi
perpindahan penumpang, barang, atau jasa akan lebih efisien.
9
Rodrigue, J-P et al. Op Cit.
5
sudah mulai terlihat dibagian tengah namun masih banyak aktivitas
yang terdapat di sekelilingnya. Dicirikan oleh adanya ring road di
sekeliling tempat aktivitasnya. Pada tipe ke-3 sudah terlihat
kepadatan aktivitas di pusat kota. Hal ini ditandai oleh efisiensi dari
pengangkutan masal yang ada. Area parkir pada tipe ini sudah
berkurang, tidak seperti pada tipe pertama. Tipe 4, memeprlihatkan
kepadatan aktivitas dan penggunan tanah di bagian tengahnya.
Pada bagian tersebut moda transportasi didominasi oleh angkutan
penumpang yang mengutamakan efisiensi. Disini juga terdapat
pembatasan kendaraan untuk mengurangi masalah-masalah yang
mungkin timbul pada pusat kotanya.