Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
BAB II
1
ISI
2
• Periode (T), merupakan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai satu siklus,
berdasarkan contoh diatas maka periode adalah waktu yang dibutuh beban ketika di A
melakukan gerak harmonic menuju B dan C yang kemudian kembali lagi ke A. atau
waktu yang diperlukan benda untuk melakukan satu getaran (disebut satu getaran jika
benda bergerak dari titik di mana benda tersebut mulai bergerak dan kembali lagi ke
titik tersebut ). Satuan periode adalah sekon atau detik.
• Frekuensi (f), adalah banyaknya getaran yang dilakukan oleh benda selama satu
detik. Yang dimaksudkan dengan getaran di sini adalah getaran lengkap. Satuan
frekuensi adalah 1/sekon atau s-1. 1/sekon atau s-1 disebut juga hertz.
• Frekuensi Sudut (ω), adalah 2π dikalikan dengan frekuensi.
Frekuensi adalah banyaknya getaran yang terjadi selama satu detik. Dengan
demikian selang waktu yang dibutuhkan untuk melakukan satu getaran adalah :
Selang waktu yang dibutuhkan untuk melakukan satu getaran adalah periode.
Dengan demikian, secara matematis hubungan antara periode dan frekuensi adalah:
T = 1f dan f = 1T
3
✔ Gerak Harmonik pada Pegas
4
Apabila benda ditarik ke kanan sejauh +x (pegas diregangkan), pegas akan
memberikan gaya pemulih pada benda tersebut yang arahnya ke kiri sehingga
benda kembali ke posisi setimbangnya (gambar b).
Sebaliknya, jika benda ditarik ke kiri sejauh -x, pegas juga memberikan
gaya pemulih untuk mengembalikan benda tersebut ke kanan sehingga benda
kembali ke posisi setimbang (gambar c).
5
pegas tidak ditekan sampai kumparan pegas bersentuhan atau diregangkan sampai
batas elastisitas. Tanda negatif menunjukkan bahwa gaya pemulih alias F
mempunyai arah berlawanan dengan simpangan x. Ketika kita menarik pegas ke
kanan maka x bernilai positif, tetapi arah F ke kiri (berlawanan arah dengan
simpangan x). Sebaliknya jika pegas ditekan, x berarah ke kiri (negatif),
sedangkan gaya F bekerja ke kanan. Jadi gaya F selalu bekeja berlawanan arah
dengan arah simpangan x. k adalah konstanta pegas. Konstanta pegas berkaitan
dengan kaku atau lembut sebuah pegas. Semakin besar konstanta pegas (semakin
kaku sebuah pegas), semakin besar gaya yang diperlukan untuk menekan atau
meregangkan pegas. Sebaliknya semakin lembut sebuah pegas (semakin kecil
konstanta pegas), semakin kecil gaya yang diperlukan untuk meregangkan pegas.
Untuk meregangkan pegas sejauh x, kita akan memberikan gaya luar pada pegas,
yang besarnya sama dengan F = +kx. Pegas dapat bergerak jika terlebih dahulu
diberikan gaya luar. Amati bahwa besarnya gaya bergantung juga pada besar x
(simpangan).
Sekarang mari kita tinjau lebih jauh apa yang terjadi jika pegas
diregangkan sampai jarak x = A,
6
karena telah diberi percepatan oleh gaya pemulih pegas. Ketika bergerak pada
posisi setimbang, gaya pegas = 0, tetapi laju benda maksimum.
Karena laju benda maksimum maka benda terus bergerak ke kiri. Gaya pemulih
pegas kembali memperlambat gerakan benda sehingga laju benda perlahan-lahan
menurun dan benda berhenti sejenak ketika berada pada x = -A. Pada titik ini, laju
benda = 0, tetapi gaya pegas bernilai maksimum, di mana arahnya menuju ke
kanan (menuju posisi setimbang).
Benda tersebut bergerak kembali ke kanan menuju titik setimbang karena ditarik
oleh gaya pemulih pegas tadi. Gerakan benda ke kanan dan ke kiri berulang
secara periodik dan simetris antara x = A dan x = -A.
7
Besaran fisika pada Gerak Harmonik Sederhana pada pegas pada dasarnya sama
dengan ayunan sederhana, yakni terdapat periode, frekuensi dan amplitudo. Jarak
x dari posisi setimbang disebut simpangan. Simpangan maksimum alias jarak
terbesar dari titik setimbang disebut amplitudo (A). Satu getaran Gerak Harmonik
Sederhana pada pegas adalah gerak bolak balik lengkap dari titik awal dan
kembali ke titik yang sama. Misalnya jika benda diregangkan ke kanan, maka
benda bergerak mulai dari titik x = 0, menuju titik x = A, kembali lagi ke titik x =
0, lalu bergerak menuju titik x = -A dan kembali ke titik x = 0
8
bekerja pada benda. Mari kita tinjau lebih jauh getaran pada pegas yang
digantungkan secara vertical
9
.
Total kedua gaya ini tidak sama dengan nol karena terdapat pertambahan jarak
sejauh x; sehingga gaya pegas bernilai lebih besar dari gaya berat. Karena
terdapat gaya pegas (gaya pemulih) yang berarah ke atas maka benda akan
bergerak ke atas menuju titik setimbang. (sambil lihat gambar di bawah).
Pada titik setimbang, besar gaya total = 0, tetapi laju gerak benda bernilai
maksimum (v maks), sehingga benda bergerak terus ke atas sejauh -x. Laju gerak
benda perlahan-lahan menurun, sedangkan besar gaya pemulih meningkat dan
mencapai nilai maksimum pada jarak -x. Setelah mencapai jarak -x, gaya pemulih
pegas menggerakan benda kembali lagi ke posisi setimbang (lihat gambar di
bawah). Demikian seterusnya. Benda akan bergerak ke bawah dan ke atas secara
periodik. Dalam kenyataannya, pada suatu saat tertentu pegas tersebut berhenti
10
bergerak karena adanya gaya gesekan udara.
Semua benda yang bergetar di mana gaya pemulih F berbanding lurus dengan
negatif simpangan (F = -kx), maka benda tersebut dikatakan melakukan gerak
harmonik sederhana (GHS) atau Osilasi Harmonik Sederhana (OHS).
Gaya pemulih dimiliki oleh setiap benda elastis yang terkena gaya sehingga benda
elastis tersebut berubah bentuk. Gaya yang timbul pada benda elastis untuk
menarik kembali benda yang melekat padanya di sebut gaya pemulih.
11
✔ Gaya Pemulih pada Pegas
Pegas adalah salah satu contoh benda elastis. Oleh sifat elastisnya ini,
suatu pegas yang diberi gaya tekan atau gaya regang akan kembali pada keadaan
setimbangnya mula- mula apabila gaya yang bekerja padanya dihilangkan. Gaya
pemulih pada pegas banyak dimanfaatkan dalam bidang teknik dan kehidupan
sehari- hari.
Robert Hooke
Jika gaya yang bekerja pada sebuah pegas dihilangkan, pegas tersebut
akan kembali pada keadaan semula. Robert Hooke, ilmuwan
berkebangsaan Inggris menyimpulkan bahwa sifat elastis pegas tersebut ada
batasnya dan besar gaya pegas sebanding dengan pertambahan panjang pegas.
Dari penelitian yang dilakukan, didapatkan bahwa besar gaya pegas pemulih
sebanding dengan pertambahan panjang pegas. Secara matematis, dapat dituliskan
sebagai :
Tanda (-) diberikan karena arah gaya pemulih pada pegas berlawanan dengan arah
gerak pegas tersebut.
12
Susunan Pegas
Seri / Deret
Paralel
13
Ayunan bandul matematis merupakan suatu partikel massa yang
tergantung pada suatu titik tetap pada seutas tali, di mana massa tali dapat
diabaikan dan tali tidak dapat bertambah panjang. Dari gambar tersebut, terdapat
sebuah beban bermassa m tergantung pada seutas kawat halus sepanjang l dan
massanya dapat diabaikan. Apabila bandul itu bergerak vertikal dengan
membentuk sudut θ, gaya pemulih bandul tersebut adalah mgsinθ. Secara
matematis dapat dituliskan :
F = mgsinθ
, maka :
14
Jenis osilasi yang paling sederhana terjadi jika gaya pemulih F berbanding lurus
dengan perpindahan dari posisi kesetimbangan x. ini terjadi jika pegas merupakan pegas
ideal yang memenuhi hukum Hooke. Konstanta perbandingan antara F dan x adalah
konstanta gaya k. Pada posisi manapun dari posisi kesetimbangan, F dan x selalu
mempunyai tanda berlawanan, gaya yang bekerja pada pegas ideal yang diregangkan
sebagai F = kx. Komponen-x dari gaya dari gaya yang diberikan oleh pegas pada benda
adalah negatifnya, sehingga komponen-x dari gaya F pada benda adalah.
Persamaan ini memberikan besar dan tanda dari gaya, entah x positif, negative ataupun
nol. Konstanta gaya k selalu positif dan memiliki satuan N/m. Kita menganggap bahwa
tidak ada gesekan, sehingga persamaan di atas memberikan gaya total pada benda.
Tanda minus berarti percepatan dan perpindahan selalu memiliki tanda berlawanan,
percepatan ini tidak konstan.
Gerak harmonik sederhana adalah proyeksi dari suatu gerak melingkar homogen
pada suatu diameter.
15
Berdasarkan gambar diatas maka posisi benda pada sumbu x dapat dinyatakan dalam
persamaaan:
x=Acosθ
a= -ω2
Dimana:
a= d2xdt2= - km x
Sehingga:
ω2= km atau ω= km (gerak harmonik sederhan)
ω=2π f
f= ω2π= 12π km
T= 1f= 2πω=2π mk
Jika diberikan posisi awal x0 dan kecepatan awal v0 bagi benda yang
berosilasi, kita dapat menentukan amplitudo A dan sudut fase θ. Kecepatan awal
16
v0 adalah kecepatan pada waktu t = 0, dengan menetapkan bahwa v= v0 dan t = 0,
maka kita akan memperoleh:
v0= -ωAsinθ
x0=Acosθ
Untuk mendapatkan θ, maka:
v0x0= - ω AsinθAcosθ= -ωtanθ
θ=arctanv0ωx0 (sudut fase dalam GHS)
17
Energi mekanik total E juga brpasangan langsung dengan
amplitudo A dari gerak. Jika benda mencapai titik x = A, yaitu
perpindahan maksimumnya dari titik kesetimbangan, benda tersebut
berhenti sesaat kemudian kembali menuju kesetimbangannya. Yaitu,
ketika x = A (atau –A), v = 0. Pada titik ini energi seluruhnya adalah
energi potensial, dan E= 12kA2. Karena E konstanta, besaran ini sama
dengan E pada setiap titik yang lain. Maka:
E= 12mv2+ 12kx2=12kA2=Konstanta
(energi mekanik total pada Gerak Harmonik Sederhana)
18
Jam Mekanik
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Setiap gerak yang terjadi secara berulang dalam selang waktu yang sama disebut
gerak periodik. Karena gerak ini terjadi secara teratur maka disebut juga sebagai gerak
harmonik sederhana. Apabila suatu partikel melakukan gerak periodik pada lintasan yang
sama maka geraknya disebut gerak osilasi/getaran.
➢ Gerak Harmonik Sederhana (GHS) Linier, misalnya penghisap dalam silinder gas,
gerak osilasi air raksa / air dalam pipa U, gerak horizontal / vertikal dari pegas, dan
sebagainya.
19
➢ Gerak Harmonik Sederhana (GHS) Angular, misalnya gerak bandul/ bandul fisis,
osilasi ayunan torsi, dan sebagainya.
20