Professional Documents
Culture Documents
Reliabilitas alat penilaian adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang
dinilainya. Artinya, kapan pun alat penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil yang
relatif sama.
Tes hasil belajar dikatakan ajeg apabila hasil pengukuran saat ini menunjukkan kesamaan hasil
pada saat yang berlainan waktunya terhadap siswa yang sama. Misalnya siswa kelas V pada hari
ini dites kemampuan matematiknya. Minggu berikutnya siswa tersebut dites kembali. Hasil dari
kedua tes relatif sama. Sungguh pun demikian, masih mungkin terjadi ada perbedaan hasil untuk
hal-hal tertentu akibat faktor kebetulan, Selang waktu, atau terjadinya perubahan pandangan
siswa terhadap soal yang sama. Jika ini terjadi, kelemahan terletak dalam tes itu, yang tidak
memiliki kepastian jawaban atau meragukan siswa. Dengan kata lain, derajat reliabilitasnya
masih rendah.
Di lain pihak perbedaan hasil penilaian bukan disebabkan oleh alat penilaiannya, melainkan oleh
kondisi yang terjadi pada diri siswa. Misalnya fisik siswa dalam keadaan sakit pada waktu tes
yang pertama, motivasi pada waktu tes pertama berbeda dengan motivasi tes pada berikutnya.
Atas dasar itu perbedaan hasil penilaian pertama dengan hasil penilaian berikutnya bisa terjadi
akibat perubahan pada diri subjek yang dinilai dan atau oleh faktor yang berkaitan dengan
pemberian tes itu sendiri. Hal ini tidak mengherankan dan sudah umum terjadi, yang sering
dinyatakan dengan istilah kesalahan penilaian. Ini berarti, skor hasil penilaian yang pertama dan
skor hasil penilaian kedua terhadap subjek yang sama, terjadi kesalahan pengukuran yang
dimungkinkan oleh kedua faktor di atas. Oleh karenanya, setiap skor hasil penilaian
menghasilkan dua bagian, yakni hasil penilaian pertama yang disebut skor sejati dan hasil
penilaian berikutnya terhadap subjek yang sama, yang mengandung hasil skor plus kesalahan
penilaian.
Indeks reliabilitas alat penilaian dapat dicari dengan mengorelasikan skor-skor yang diperoleh
dari hasil penilaian yang berulang-ulang pada waktu yang berbeda atau dengan kelompok
pertanyaan yang sepadan. Prosedur ini dilakukan dengan cara memberikan tes dua kali kepada
subjek yang sama pada waktu yang berbeda. Cara kedua adalah membagi tes menjadi dua bagian
yang sama atau yang setaraf untuk melihat keajegan tes tersebut. Cara yang pertama dikenal
dengan tes ulang (retest) dan cara kedua dikenal dengan pecahan sebanding atau setara.
Suatu tes dapat dikatakan baik bilamana tes tersebut memiliki ciri sebagai alat ukur yang baik.
Kriterianya antara lain :
Memiliki validitas yang cukup tinggi,
Memiliki reliabilitas yang baik,
Memiliki nilai kepraktisan.
Validitas dan reliabilitas akan diuraikan secara mendalam pada bagian ini; sedangkan mengenai
kepraktisan hanya akan disinggung sedikit.
Tes memiliki sifat kepraktisan artinya praktis dari segi perencanaan, pelaksanaan penggunaan
tes, dan memiliki nilai ekonomik, di samping masih harus mempertimbangkan kerahasiaan tes.
Jangan sampai hanya atas dasar murahnya dan mudahnya pengolahan hasil sampai
mengorbankan prinsip utamanya yakni validitas dan reliabilitasnya.
Validitas Tes
Pengertian Validitas
Validitas sering diartikan dengan kesahihan, sedangkan reliabilitas diartikan dengan
keterandalan. Suatu alat ukur disebut memiliki validitas bilamana alat ukur tersebut isinya layak
mengukur obyek yang seharusnya diukur dan sesuai dengan kriteria tertentu. Artinya adanya
kesesuaian antara alat ukur dengan fungsi pengukuran dan sasaran pengukuran.
Bilamana alat ukur tidak memiliki validitas yang dapat dipertanggungjawabkan, maka data yang
masuk juga sis dan kesimpulan yang ditarik juga menjadi salah.
Adapun jenis validitas tes secara umum dapat dikelompokkan ke dalam tiga pengelompokan,
yaitu :
Validitas konstruksi,
Validitas isi, dan
Validitas kriteria, yang meliputi :
Validitas pengukuran setara
Validitas pengukuran serentak
Validitas prediktif.
Reliabilitas Tes
Pengertian Reliabilitas
Reliabilitas sering diartikan dengan keterandalan. Artinya suatu tes memiliki keterandalan
bilamana tes tersebut dipakai mengukur berulang-ulang hasilnya sama. Dengan demikian
reliabilitas dapat pula diartikan dengan keajegan atau stabilitas.
Reliabilitas diartikan dengan keajegan bilamana tes tersebut diujikan berkali-kali hasilnya relatif
sama, artinya setelah hasil tes pertama dengan tes berikutnya dikorelasikan terdapat hasil yang
signifikan. Di samping itu dapat diketahui dengan jalan menggunakan dobel tes, artinya disusun
dua buah tes yang parallel, kemudian keduanya diujikan dan hasilnya dikorelasikan. Bila kedua
hasil tersebut menunjukkan korelasi positif dan signifikan, maka tes tersebut memiliki keajegan.
Reliabilitas diartikan dengan stabilitas bilamana tes itu diujikan dan hasilnya diadakan analisis
reliabilitas dengan menggunakan kriteria internal dalam tes tersebut. Cara untuk mengetahui
koefisien stabilitas ini adalah dengan beberapa rumus yang seluruhnya cukup menggunakan satu
tes dengan sekali diujikan kepada siswa.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Reliabilitas alat penilaian adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang
dinilainya. Validitas sering diartikan dengan kesahihan, sedangkan reliabilitas diartikan dengan
keterandalan.
Adapun jenis validitas tes secara umum dapat dikelompokkan ke dalam tiga pengelompokan,
yaitu :
Validitas konstruksi,
Validitas isi, dan
Validitas kriteria, yang meliputi :
Validitas pengukuran setara
Validitas pengukuran serentak
Validitas prediktif.
Ada kemungkinan hubungan antara validitas reliabilitas itu bersifat independent, bebas satu
sama lain dan dapat pula bersifat detrimental.
Bila tes itu heterogen, mungkin mempunyai reliabilitas keajegan internal rendah, tetapi
mempunyai validitas prediktif yang tinggi. Bila suatu tes bersifat homogen mungkin sekali
mempertinggi reliabilitas tanpa mempengaruhi validitas, misalnya dengan menambah item tanpa
menambah varians menambah varians dalam faktor umum yang tidak bersangkutan dengan
kriteria.
Dalam rangka menentukan apakah tes hasil belajar bentuk uraian yang disusun oleh seorang staf
pengajar telah memiliki daya keajegan mengukur atau reliabilitas yang tinggi ataukah belum,
pada umumnya orang menggunakan sebuah rumus yang dikenal dengan nama Rumus Alpha.
Berbeda dengan tes hasil belajar bentuk uraian, maka pàda tes hasil belajar bentuk obyektif
penentuan reliabiitas tes dapat dilakukan dengan menggunakan tiga macam pendekatan. Ketiga
macam pendekatan dimaksud adalah: (1) Pendekatan Single Test-Single Trial (Single Test-
Single Trial Method), (2) Pendekatan Test-Retest (Single Test-Double Trial Method), dan (3)
Pendekatan Alternate Form (Double Test- Double Trial Method).
Beberapa rumus untuk mencari tingkat reliabilitas yang menggunakan teknik belah dua adalah:
Rumus Spearman Brown
Rumus Flanagan
Rumus Rulon.