You are on page 1of 9

Nama: Komang Isabella

Anasthasia
Nim: 1004405065
Jurusan: Teknik Elektro

ALAS KAKI SEBAGAI ISOLATOR

A Sejarah Alas Kaki


Dilihat dari lukisan Mesir Kuno di Thebes-Mesir, diketahui bahwa orang
Mesir sudah mengenakan alas kaki sekitar abad ke-15 SM. Dalam lukisan
digambarkan pengrajin yang duduk di kursi pendek. Seorang pengrajin sibuk
bekerja membuat sandal, sedangkan seorang lagi sedang menjahit sepatu. Sandal
dibuat dari bahan-bahan seperti kain, daun palem, papirus, kulit, atau bahan
serupa yang dianyam. Bagi orang Yunani dan Romawi kuno, alas kaki merupakan
salah satu gaya busana yang elegan. Sandal yang disebut baxa atau baxea dibuat
dari anyaman daun palem. Pemakainya adalah kalangan bawah seperti filsuf dan
pendeta. Apuleius menulis bahwa pendeta muda memakai sandal dari daun palem
seperti yang dikenakan orang Mesir. Pengrajin sandal disebut baxearii atau
solearii. Alas kaki ringan yang dipakai di dalam rumah disebut solea , sedangkan
sepatu (calceus) dipakai di luar rumah. Alas kaki yang menutupi bagian atas kaki
disebut soccus, dan dikenakan di dalam rumah seperti slipper (selop) dalam
kebudayaan Barat. Sepatu bot bertali yang memperlihatkan seluruh jemari kaki
disebut cothurnus. Bagian alas (sol) cothurnus sering dibuat tebal dengan sisipan
gabus. Pemakainya adalah penunggang kuda, aktor drama tragedi, pemburu, dan
bangsawan yang ingin tampak lebih tinggi dan gagah. Prajurit Romawi
mengenakan sandal bertali dengan jari-jari yang terbuka. Bila mereka berperang
di kawasan perbukitan, bagian bawah sandal dilengkapi dengan gerigi yang tajam
atau paku. Bentuk dan warna sepatu bot menunjukkan jabatan dan pekerjaan.
Senator Romawi mengenakan sepatu berwarna hitam dengan hiasan bulan sabit
berwarna emas atau perak di bagian atas sepatu. Kaisar Romawi menghiasi sepatu
bot dengan batu permata dan emas. Kaisar Aurelian melarang laki-laki
mengenakan sepatu berwarna merah, kuning, putih, atau hijau karena warna-
warna tersebut yang dikhususkan untuk wanita. Sementara itu, Kaisar
Heliogabalus melarang wanita menghias sepatu dengan emas dan permata. Sepatu
kalangan bangsawan Eropa pada abad ke-12 dipenuhi dengan berbagai hiasan
Nama: Komang Isabella
Anasthasia
Nim: 1004405065
Jurusan: Teknik Elektro

mewah. Sepatu bot Henry II berwarna hijau dengan garis-garis emas. Dari makam
Henry VI dari Sicilia yang wafat tahun 1197 ditemukan sepatu dengan bagian atas
dari kain emas berhias mutiara. Bagian sol dibuat dari gabus berlapis kain emas.
Sepatu menutupi hingga bagian pergelangan kaki, dan dikencangkan dengan
kancing kecil. Permaisuri Constance yang wafat tahun 1198 mengenakan sepatu
dari kain emas berhiaskan permata, dengan pengencang berupa sabuk kulit yang
diikat dengan tali.

B Pengertian Alas Kaki


Alas kaki atau kasut merupakan suatu produk yang berupa sepatu atau
sandal yang dipakai untuk melindungi kaki terutama disekitar telapak kaki. Sepatu
dan sandal memiliki beberapa perbedaan apabila dilihat dari fisiknya. Sepatu
merupakan suatu jenis alas kaki yang biasanya terdiri dari sol, hak, kap, dan tali.
Konon asal-muasalnya, ada seorang raja ingin berburu, padahal biasanya
kemanapun raja ini pergi melangkahkan kakinya, selalu diberikan alas karpet
dibawahnya. Ketika ia ingin berburu, para pembantunya bingung bagaimana
memasang karpet di hutan. Kemudian ada salah satu pembantunya memiliki ide
cemerlang. Karena Sang Raja harus selalu berjalan diatas karpet, bagaimana kalau
kaki sang raja dibungkus karpet, sehingga kemanapun Sang Raja melangkah tetap
saja menginjak karpet. Dan dibuatlah permadani pembungkus kaki Raja. Raja
menyukai ide yang diberikan oleh pelayan tersebut. Dari situlah kemudian
berkembang hingga dibuatlah sepatu.
Nama: Komang Isabella
Anasthasia
Nim: 1004405065
Jurusan: Teknik Elektro

Gambar 1 Jenis Alas kaki Sepatu

Sandal itu sendiri merupakan salah satu model alas kaki yang terbuka pada
bagian jari kaki atau tumit dalam pemakaiannya. Sandal berasal dari bahasa
sandalion (Yunani), yang diserap ke Bahasa Latin (sandalium) dan Bahasa
Perancis (sandale). Ada banyak jenis sandal. Sandal dengan penutup di bagian
punggung dan jemari, tetapi terbuka di bagian tumit dan pergelangan kaki disebut
selop. Sandal dengan tali jepit yang berbentuk huruf V yang menghubungkan
bagian depan dan bagian belakang sandal disebut sandal jepit. Sandal dari ban
bekas disebut sandal bandol (kependekan dari ban bodhol atau ban bekas)
sedangkan sandal yang mirip sepatu disebut sepatu sandal atau sandal gunung.

Gambar 2 Jenis alas kaki sandal

Sandal atau sepatu termasuk dalam jenis alas kaki, dimana alas kaki ini
memiliki beberapa fungsi, yaitu: membuat kaki agar tetap bersih, sebagai gaya
busana dan sebagai pelindung terhadap kaki agar tidak cedera dari kondisi
lingkungan seperti permukaan tanah yang berbatu-batu, berair dan juga
melindungi kaki dari udara panas. Fungsi inilah yang dikatakan sebagai fungsi
alas kaki sebagai isolator.
Nama: Komang Isabella
Anasthasia
Nim: 1004405065
Jurusan: Teknik Elektro

C Bahan Dasar Alas Kaki


Seperti yang telah kita ketahui, apabila kita berjalan diatas aspal pada siang
hari yang panas dengan telanjang kaki cepat atau lambat telapak kaki kita
tentunya akan merasakan panas. Tetapi, apabila kita memakai alas kaki baik itu
sandal maupun sepatu dan berjalan diatas aspal pada siang hari yang panas, tentu
telapak kaki kita akan terasa nyaman tanpa perlu merasakan panas seperti berjalan
diatas aspal tanpa menggunakan alas kaki. Hal ini disebabkan karena pada
umumnya alas kaki terbuat dari bahan-bahan isolasi. Bahan isolasi merupakan
peralatan yang digunakan untuk memisahkan bagian-bagian yang bertegangan
atau bagian yang aktif. Bahan isolasi merupakan suatu peralatan yang digunakan
sebagai pembatas dan pengaman pada peralatan listrik yang mempunyai kekuatan
listrik yang cukup untuk menjamin sistem keselamatan yang diperlukan pada saat
peralatan listrik tersebut beroperasi maupun tidak beroperasi. Atau dengan kata
lain bahan isolasi dapat dikatakan sebagai bahan yang tidak dapat menghantarkan
panas. Contoh bahan isolasi yang digunakan dalam pembuatan alas kaki sepatu
atau sandal yaitu: karet, kain, dan kulit. Bahan yang berfungsi sebagai bahan
isolator dapat dikatakan bahan dielektrik. Benda-benda tersebut tidak dapat
menghantarkan panas karena karena elektron-elektron kulit terluar dari suatu
bahan isolasi tersebut terikat kuat pada atom-atom induknya. Elektro-elektronya
sulit untuk bergerak atau bahkan tidak sangat sulit berpindah, walaupun telah
terkena dorongan dari luar, sehingga perpindahan elektron praktis tidak mungkin
terjadi. Oleh karena itulah, panas yang disebabkan oleh adanya radiasi matahari
pada aspal tersebut, tidak akan sampai pada kaki kita apabila kita menggunakan
alas kaki.
Karet diperoleh dari pohon karet yang berupa getah karet. Getah ini
kemudian diolah menjadi karet yang berbentuk lembaran. Apabila Dicampur asam
cuka, karet akan terapung pada cairan tersebut. Apabila pada keadaan panas, karet
akan lunak dan lekat. Sedangkan pada keadaan dingin, karet akan keras dan retak-
retak atau rapuh. Apabila karet dicampur bensol atau bensin, maka karet akan
menjadi lem. Dan apabila karet dicampur belerang akan menjadi vulkanisasi.
Nama: Komang Isabella
Anasthasia
Nim: 1004405065
Jurusan: Teknik Elektro

Tegangan tembus karet berkisar antara 10-20 k/mm. Getah pohon karet dikenal
dengan sebutan lateks. Getah karet yang telah diolah akan digunakan untuk bahan
baku berbagai benda. Karet memiliki sifat tahan air. Selain itu, karet juga bersifat
isolator listrik, yaitu dapat menghambat aliran listrik. Oleh karena itu, karet juga
dapat digunakan untuk pembungkus luar kabel-kabel listrik yang terbuat dari
tembaga. Tujuan penggunaan karet dalam hal pembungkus luar kabel-kabel
adalah agar tidak terkena aliran listrik. Pada saat kita mengikat sesuatu, agar
ikatan lebih kuat, kita sering menggunakan tali yang terbuat dari karet atau
dikenal dengan karet gelang. Ban kendaraan juga terbuat dari karet karena
sifatnya yang lentur atau elastis. Elastis yang dimaksud disini adalah keadaan
benda jika ditekan atau ditarik akan kembali ke bentuk semula.
Kain dapat dikategorikan sebagai bahan isolasi dari tekstil. Tekstil termasuk
bahan yang mempunyai serat yang cukup panjang. Tekstil secara mekanis adalah
kuat khususnya untuk mengikat dan tidak terjadi penyusutan yang berarti jika
terkena lembab. Kain berasal dari benang yang ditenun, benang itu sendiri berasal
dari hasil pemintalan pertama dari sebuah kapas yang berserat cukup panjang.
setelah biji-bijinya yang menempel dipisahkan terlebih dahulu. Benang yang
ditenun tersebut memiliki tujuan untuk memperoleh penyekat yang lebih baik,
yaitu pertama lebih kuat, dan kedua dalam beberapa hal mempermudah teknis
pelaksanaan (membalut lilitan penyekat kawat).
Kulit merupakan bahan pertama yang digunakan dalam pembuatan sepatu.
Sepatu pertama terbuat dari kulit binatang yang dililitkan di kaki atau dijahit
menjadi kantung sepatu. Pada peradaban awal, orang-orang menggunakan bahan-
bahan yang tersedia di sekitar, menyesuaikan modelnya dengan kondisi alam dan
iklim setempat. Alas kaki orang Mesir Kuno memungkinkan udara segar mengalir
dan membuat kaki tetap nyaman dalam cuaca gurun yang panas. Sementara orang
Eropa Utara, akibat cuaca dingin, membuat alas kaki dengan bahan kulit samak
yang berasal dari kulit rusa, kambing, sapi, babi, dan domba. Kulit memiliki
fungsi sebagai pelindung terhadap panas. Walaupun dapat berfungsi sebagai
pelindung terhadap panas, bahan kulit juga cocok digunakan terhadap cuaca yang
dingin karena sifat bahan kulit yaitu tidak tembus terhadap udara. Kulit juga
Nama: Komang Isabella
Anasthasia
Nim: 1004405065
Jurusan: Teknik Elektro

memiliki daya serap yang cukup baik. Namun, bahan kulit juga memiliki
kelemahan, yaitu karena terbuat dari kulit, maka akan cepat menimbulkan bau
yang tidak sedap.

D. Sifat-Sifat Bahan Isolasi


Bahan-bahan dasar alas kaki seperti karet, kain dan kulit tersebut dapat
dikatakan sebagai bahan isolasi atau bahan dielektrik (bahan penyekat) karena
memiliki beberapa sifat, yaitu:
1. Tahanan Isolasi yang Besar
Sesuai dengan fungsinya, bahan isolasi yang baik adalah bahan isolasi
yang resistivitasnya besar tak terhingga. Tetapi pada kenyataannya bahan
yang demikian itu belum bisa diperoleh. Sampai saat ini semua bahan
isolasi pada teknik listrik masih mengalirkan arus listrik (walaupun kecil)
yang lazim disebut arus bocor. Hal ini menunjukkan bahwa resistansi
bahan isolasi bukan tidak terbatas besarnya.
2. Tegangan Tembus yang tinggi
Pengukuran tegangan tembus adalah salah satu cara untuk mengetahui
kondisi isolator apakah masih baik atau tidak
3. Sifat Mekanis
Kekuatan mekanis dalam bahan listrik merupakan kemampuan menahan
beban dari dalam atau luar, pada prakteknya adalah beban tarik dan geser.
Kain merupakan salah satu contoh bahan isolasi yang kuat terhadap
tarikan, tekanan, ataupun bengkokan.
4. Tahan Panas Serta Tidak Mudah terbakar
Suatu bahan isolasi dapat dapat rusak disebabkan oleh panas dalam kurun
waktu tertentu. Waktu tersebut dikatakan sebagai umur panas bahan
isolasi. Suatu bahan isolasi harus memiliki sifat tahan panas dan tidak
mudah tebakar untuk menjaga struktur bahan isolasi tersebut. kemampuan
bahan menahan suatu panas tanpa terjadi kerusakan disebut ketahanan
panas (heat resistance).
Nama: Komang Isabella
Anasthasia
Nim: 1004405065
Jurusan: Teknik Elektro

5. Ketahanan Terhadap Suhu Rendah


Selain ketahanan terhadap suhu panas, suatu bahan isolasi juga harus
memiliki ketahanan terhadap suhu rendah. Suhu rendah dalam hal ini,
yaitu diantara -60 hingga -70o C. Umumnya, bahan isolasi jika terkena
suhu yang rendah akan menjadi keras dan regas. Untuk itu biasanya bahan
isolasi juga diuji pada suhu rendah dengan diberi vibrasi
6. Tidak Higroskopis
Bahan isolasi yang diletakkan ditanah tidak boleh bersifat higroskopis,
yaitu tidak boleh menyerap air. Uap air dapat mengakibatkan perubahan
mekanis fisik (physico mechanical) dan memperkecil daya isolasi.
7. Tahanan Zat Kimia
Bahan isolasi mempunyai kemampuan yang berbeda ketahanannya
terhadap korosi yang disebabkan oleh : gas, air, asam, basa dan garam.
Hal ini perlu diperhatikan untuk pemakaian bahan isolasi yang digunakan
di daerah yang kosentrasi kimianya aktif, suhu di atas normal. Karena
kecepatan korosi dipengaruhi pula oleh kenaikkan suhu. Bahan isolasi
yang digunakan pada instalasi tegangan tinggi harus mampu menahan
terjadinya ozon. Artinya, bahan tersebut harus mempunyai resistansi ozon
yang tinggi. Karena ozondapat menyebabkan isolasi berubah menjadi
regas.

E Aplikasi Alas Kaki Sebagai Isolator


Seperti kita ketahui, sebagian besar tubuh kita berupa air, yang pada
dasarnya berupa konduktor listrik. Jika suatu bagian tubuh kita mengenai Hot
Wire jaringan listrik dan bagian tubuh lain terhubung ke bumi secara langsung
(tanpa menggunakan alas kaki) maka arus listrik akan mengalir didalam tubuh
kita. Arus listrik ini mampu mengacaukan sistem kerja di jantung, sehingga
peredaran darah terganggu. Terlebih lagi apabila arus listrik ini mengenai urat
syaraf, maka akan menimbulkan rasa sakit yang sangat menyiksa dan makhluk
Nama: Komang Isabella
Anasthasia
Nim: 1004405065
Jurusan: Teknik Elektro

hidup dapat mati karena arus listrik tersebut. Mengalirnya arus listrik ke dalam
bagian tubuh kita dikenal dengan istilah kejutan listrik atau kesetrum.
Bahaya setrum bagi makhluk hidup, sangat bergantung kepada daya tahan
tubuh makhluk hidup itu sendiri serta arus dan tegangan listrik yang bekerja.
Kejutan listrik dapat disebabkan oleh 2 faktor, yaitu tegangan/voltage dan
arus/current. Dua hal tersebut tidak dapat dipisahkan. Besar arus dari suatu aliran
listrik tergantung daripada amplitude dan sumber tegangannya, yang dapat
mengalir pada media yang bersifat konduktor termasuk kulit manusia.
Berdasarkan persamaan hukum ohm yang mengatakan V = I R dapat dimisalkan
apabila tegangan 80 Volt dan tahanan tubuh manusia sebesar 400 ohm, maka arus
yang mengalir melalui tubuh kita ialah 200 mA. Tahanan tubuh manusia
tergantung daripada kondisi kulit kita. Untuk kulit pada kondisi kering tahanannya
antara 10.000 - 60.000 ohm, sedangkan pada kondisi basah bisa mencapai 500 –
1000 ohm. Dari presepsi tersebut, dapat di bayangkan apabila kulit kita basah,
dengan perkiraan tahanan pada kulit kita sekitar 1000 ohm, dengan sumber
tegangan 50 V, akan mengalir arus sebesat 50 mA (miliampere). Hal ini saja
sudah cukup untuk membuat nyawa kita melayang. Oleh karena sebab itulah kita
tidak boleh memegang sesuatu yang mengalirkan listrik saat kondisi kulit kita
sedang basah. Berikut diberikan gambaran pengaruh dan kuat arus yang mengalir
dan pengaruhnya kepada tubuh kita.
0,5 mA : terasa, mulai merasakan kaget
1 mA : terasa kaget
2 mA : Kejang
5 mA : Kejang keras
10 mA : Sulit untuk melepas pegangan
15 mA : Kejang dengan rasa nyeri, tidak mungkin melepaskan tegangan
20 mA : Nyeri hebat
30 mA : nyeri tak tertahankan
40 mA : mulai tidak sadar, menyebabkan kematian.
Nama: Komang Isabella
Anasthasia
Nim: 1004405065
Jurusan: Teknik Elektro

Penyebab utama yang berbahaya bagi organ tubuh adalah besar arus listrik
bukan pada tegangannya. Coba amati raket anti nyamuk yang biasa kita pakai.
Tegangan yang dihasilkan sebenarnya sangat tinggi (kurang lebih 5000 volt),
tetapi karena arus listrik yang dihasilkan kecil, maka raket tersebut hanya
mematikan oragnisme kecil, seperti nyamuk.raket anti nyamuk tersebut tidak akan
mampu mematikan manusia apalagi gajah. Mungkin apabila kita memegang raket
tersebut, akan menimbulkan sedikit kejutan listrik,tetapi tidak sampai pada
kematian. Penggunaan alas kaki yang bersifat isolator juga sangat penting
dilakukan agar dapat terhindar dari serangan listrik. Seperti yang telah dijelaskan
diatas, alas kaki terbuat dari bahan-bahan yang bersifat isolator atau tidak dapat
menghantarkan panas sehingga jika tersengat listrik/kesetrum aliran listrik tidak
mengalir ke bumi sehingga anda tidak merasakan kalau anda sedang kesetrum
listrik sehingga dapat meminimalisasi kemungkinan terburuk yang dapat kita
alami. Apabila kita ingin menyelamatkan seseorang yang telah terkena serangan
listrik, sebaiknya kita menggunakan alas kaki yang terbuat dari bahan isolator
untuk menghindari terjadinya kontak langsung dengan lantai atau bumi, setelah
itu baru kita dapat menyelamatkan seseorang yang sudah terkena kejutan listrik
tersebut dengan cara menarik orang tersebut dari sumber yang memberikan
sengatan listrik. Namun, apabila arus listrik yang dialiri tersebut memiliki
tegangan yang cukup tinggi, sebaiknya kita memutuskan hubungan arus listrik
terlebih dahulu menggunakan saklar ataupun meteran listrik.
Hal ini pun berlaku juga apabila kita ingin mengganti bola pijar. Apabila
kita tidak berhati-hati dapat menyebabkan kesetrum ataupun kebakaran karena
adanya konsleting listrik PLN.

You might also like