Professional Documents
Culture Documents
Nama :A T I H
NPM: 05.03.1739
apabila sumber daya manusia di dalamnya tidak memiliki kompetensi, maka suatu
faktor kepuasan mereka dalam bekerja atau yang disebut dengan kepuasan kerja.
Kepuasan kerja dalam suatu organisasi pendidikan inilah yang akan mendorong
mudah terjerumus pada rutinitas kerja yang kurang bermakna. Dalam bekerja ia
tak lebih dari benda mati yang berkerja tanpa himmah dan motivasi. Ia bekerja
hanya sebatas melaksanakan tugas dan kewajiban semata. Ia akan sulit melakukan
inovasi. Ia tidak akan memiliki kreativitas. Ia terbelenggu oleh pekerjaan rutin
pendidikannya.
mengoptimalkan sumber daya yang ada di dalamnya, maka mau tidak mau
Madrasah dituntut untuk dapat mewujudkan kepuasan kerja guru melalui berbagai
lingkungannya.
diwujudkan tidak hanya semata-mata pada besarnya gaji atau honorarium yang
CIMERAK.
B. Perumusan Masalah
Limusgede Cimerak?
C. Tujuan Penelitian
Limusgede Cimerak
Cimerak.
D. Kegunaan Penelitian
konsep manajemen pendidikan Islam, yang merupakan salah satu disiplin ilmu
E. Tinjauan Pustaka
1. Kepuasan Kerja
dan aspek psikis yang ada dalam dirinya. Begitu juga halnya dengan cara
dari aspek psikis adalah perasaan puas atau tidak puas. Perasaan puas akan
namun ada pula yang membelenggu atau menjadi beban psikologis. Hal
kepuasan kerja yaitu : (1) Respons emosional pada suatu situasi kerja, (2)
Kepuasan kerja juga dapat diartikan sebagai sikap positif tenaga kerja
nilai penting dalam pekerjaan. Karyawan yang puas lebih menyukai situasi
kerja pada waktu sekarang dan lampau daripada harapan-harapan untuk masa
depan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat dua unsur penting dalam
merupakan hasil dari tenaga kerja yang berkaitan dengan motivasi kerja.
jumlah dari kepuasan kerja (dari setiap aspek pekerjaan) dikalikan dengan
(1996:25) seorang individu akan merasa puas atau tidak puas terhadap
adalah gaji, kondisi kerja dan hubungan kerja (rekan dan atasan). Handoko
Ada satu unsur yang dapat dijumpai pada ciri-ciri intrinsik dari
yang tinggi daripada yang dimiliki tenaga kerja, atau tuntutan pribadi yang
tidak dapat terpenuhi tenaga kerja akan menimbulkan frustasi dan akhirnya
tentang lima ciri yang memperlihatkan kaitannya dengan kepuasan kerja untuk
Kedua, Jati diri tugas (task identity), sejauh mana tugas merupakan
suatu kegiatan keseluruhan yang berarti. Tugas yang dirasakan sebagai bagian
dari pekerjaan yang lebih besar dan yang dirasakan tidak merupakan satu
bagi seseorang. Jika tugas dirasakan penting dan berarti oleh tenaga kerja,
Theriault, kepuasan kerja merupakan fungsi dari jumlah absolute dari gaji
kerja, dan bagaimana gaji diberikan. Uang memang mempunyai arti yang
yang diperoleh dapat secara nyata mewakili kebebasana untuk melakukan apa
yang dipersepsikan sebagai terlalu kecil atau terlalu besar akan mengalami
distress (ketidakpuasan). Yang penting ialah sejauh mana gaji yang diterima
berlaku untuk kelompok pekerjaan tertentu, maka akan ada kepuasaan kerja.
Hygiene. Jika dianggap gajinya terlalu rendah, tenaga kerja akan merasa tidak
puas. Namun jika dirasakan terlalu tinggi atau dirasakan sesuai dengan
harapan, maka istilah Herzberg adalah tenaga kerja tidak lagi tidak puas.
yang sempit, panas, yang cahaya lampunya menyilaukan mata, kondisi kerja
Dalam hal ini perusahaan perlu menyediakan ruang kerja yang terang, sejuk,
dengan peralatan kerja yang nyaman untuk digunakan, seperti meja, kursi
ada pada para pekerja timbul karena mereka dalam jumlah tertentu, berada
Dalam kelompok kerja dimana para pekerjanya harus bekerja sbagai satu
(Handoko, 1996:79)
yang serupa. Tingkat kepuasan kerja yang paling besar dengan atasan
Sementara itu, menurut Baron & Byrne (1994:32) ada dua kelompok
organisasi yang berisi kebijaksanaan perusahaan dan iklim kerja. Faktor kedua
yaitu faktor individual atau karakteristik karyawan. Pada faktor individual ada
dua predictor penting terhadap kepuasan kerja yaitu status dan senioritas.
Status kerja yang rendah dan pekerjaan yang rutin akan banyak kemungkinan
mendorong karyawan untuk mencari pekerjaan lain, hal itu berarti dua faktor
ketertarikan dan tantangan kerja akan lebih merasa puas dengan hasil kerjanya
dan Yukl (1977) berpendapat bahwa pekerjaan yang terbaik bagi penelitian-
kepuasan kerja yaitu gaji, kondisi kerja, mutu pengawasan, teman sekerja,
jenis pekerjaan, keamanan kerja dan kesempatan untuk maju serta faktor
a. Kedudukan (posisi)
pekerjaan yang lebih tinggi akan merasa lebih puas daripada karyawan
yang bekerja pada pekerjaan yang lebih rendah. Pada beberapa penelitian
kerja.
b. Pangkat (golongan)
c. Umur
e. Mutu pengawasan
(As’ad, 2004:112).
harapan.
ketentraman kerja, kondisi kerja, dan kesempatan untuk maju. Selain itu juga
selama kerja.
kepuasan kerja, baik bagi karyawan pria maupun wanita. Keadaan yang aman
diperolehnya.
baik adalah yang mampu memberikan situasi dan kondisi kerja yang stabil.
sebagai figur ayah dan sekaligus atasannya. Supervisi yang buruk dapat
yang sulit digambarkan tetapi dipandang sebagai faktor yang menunjang puas
Dalam hal ini adanya kesediaan pihak atasan untuk mau mendengar,
perumahan merupakan standar suatu jabatan dan apabila dapat dipenuhi akan
atas akan dapat dipahami sikap individu terhadap pekerjaan yang dilakukan.
sesuai dengan sistem nilai yang berlaku pada dirinya. Ini disebabkan adanya
kerja ini belum ada keseragaman tetapi yang jelas dapat dikatakan bahwa
padanya.
hanya jika tenaga kerja mempersepsikan bahwa apa yang telah dicapai
perusahaan sesuai dengan apa yang diterima (gaji) yaitu adil dan wajar, serta
diasosiasikan dengan performa kerja yang unggul. Dengan kata lain bahwa
adalah : (1) Kepuasan dan produktivitas, (2) Kepuasan dan usaha, (3)
Kepuasan dan absensi, (4) Efek-efek lain dari kepuasan kerja. (Handoko,
1996:94)
kepuasan dan semangat kerja adalah istilah yang serupa, yang menunjukkan
adalah konsekuensi dari imbalan dan hukuman (punishment and reward) yang
puas, atau tidak puas dengan perilaku hasil karya dan hubungan imbalan yang
sekarang ada.
dan kepuasan kerja itu benar-benar baik, bukanya kurang atau lemah, setiap
individu haruslah:
1) Dapat
menikmati rasa prestasi pribadi dalam pekerjaannya, bahwa dia
memberikan sumbangan yang berarti pada tujuan kelompok dan
bagiannya.
2) Merasa
bahwa pekerjaan itu bersifat menantang, menghendaki yang terbaik dari
padanya, memberikan dia tanggung jawab selaras dengan kemampuannya.
3) Menerim
a pekerjaan yang cukup atas prestasi-prestasinya.
4) Mempun
yai wewenang pengendalian atas aspek-aspek pekerjaan yang telah yang
telah didelegasikan kepadanya.
5) Merasa
bahwa sebagai individu dia berkembang, bahwa dia sedang maju dalam
pengalaman dan kemampuan.
semangat kerja atau rela dan senang terhadap pekerjaan. Indikator kepuasan
kerja menurut James Gibson (1992:449) yaitu: (1) Data tentang sikap
(4) Kemajuan (advencement), (5) Salary (gaji), (6) Hubungan antar personal
dengan atasan, (7) Hubungan antar personal dengan bawahan, (8) Hubungan
(12) Pekerjaan itu sendiri, (13) Faktor-faktor dalam kehidupan pribadi, (14)
kebutuhan yang diharapkan dari pekerjaan terpenuhi ia akan merasa puas, dan
sesuai dengan sistem nilai yang ada pada dirinya. Perbedaan itu ditentukan
oleh kebutuhan yang dirasakan dan dari nilai-nilai yang dianut individu dalam
kerja bersifat individu, yakni hasil pengukuran kepuasan kerja berbeda pada
diri pekerja baik fisik maupun psikis, sehingga dapat berdampak pada
mangkir kerja, dan bentuk perilaku lain yang cenderung mangkir dari aktivitas
sehingga perlu diadakan lembur bagi pekerja lain. Hal tersebut berarti
akan membuat organisasi harus mencari orang lain untuk menggantikan posisi
yang ditinggalkan. Hal ini berarti organisasi harus mengeluarkan biaya, waktu
dan tenaga untuk melakukan proses rekruitmen, seleksi dan pelatihan yang
umpan balik tentang hasil pekerjaan yang dilakukan, yang bersangkutan akan
pada tingkat kepuasan kerja seseorang. Pemahaman yang lebih tepat tentang
keinginan pindah, usia pekerja, tingkat jabatan dan besar kecilnya organisasi.
luasnya cakupan bakat dan minat dengan tugas yang diemban. Artinya makin
cocok bakat dan minatnya dengan jenis pekerjaan yang diemban, makin tinggi
pegawai agar tetap pada tingkat yang tinggi. Dilihat dari sudut pandang
demikian, sumber daya manusia belum tentu terletak pada kuantitasnya, tetapi
lebih pada kualitasnya. Dalam hal ini, tentu yang berkaitan dengan
dalamnya.
menegaskan bahwa untuk mencapai sukses dalam pekerjaan dan karir harus
memenuhi persyaratan yaitu: (1) Kemauan yang keras (capacity for hard
work), (2) Mencapai tujuan dengan bantuan orang lain (getting things done
with and through people), (3) Penampilan yang baik (good appearance), (4)
2003: 32).
lingkungan kerjanya.
yang meliputi : (1) pekerjaan itu sendiri, (2) kepemimpinan atasan, (3) rekan
diteliti dan dikaji. Berikut hasil penelitian tentang dampak kepuasan kerja
kerja (Turnover).
faktor pada perilaku hadir, adalah motivasi untuk hadir dan kemampuan
untuk hadir.
sikap membiarkan keadaan menjadi lebih buruk, seperti sering absent atau
kesalahan yang dibuat makin banyak. Kesetiaan, menunggu secara pasif
Menurut Majid (2005:6) kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan
achieves, which become part of his or her being to the extent he or she can
keterampilan, dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi
dalam pekerjaan.
individu dibentuk oleh dua faktor, yaitu faktor kemampuan intelektual dan
dengan kinerja berkriteria efektif dan atau unggul dalam suatu pekerjaan dan
situasi tertentu. Selanjutnya Spencer & Spencer menjelaskan, kompetensi
saja yang kinerjanya baik atau buruk, berdasarkan kriteria atau standar tertentu.
tindakan intelegen penuh tanggung jawab yang harus dimiliki seseorang sebagai
maupun etika.
bertanggung jawab dan layak. Jadi kompetensi profesional guru dapat diartikan
melaksanakan profesinya.
sebagai guru.
media dan sumber pengajaran; dan (5) merencanakan penilaian prestasi siswa
program yang telah disusun. Dalam kegiatan ini kemampuan yang di tuntut adalah
dengan rencana yang telah disusun. Guru harus dapat mengambil keputusan atas
dasar penilaian yang tepat, apakah kegiatan belajar mengajar dicukupkan, apakah
metodenya diubah, apakah kegiatan yang lalu perlu diulang, manakala siswa
(1) menggunakan metode belajar, media pelajaran, dan bahan latihan yang sesuai
adalah mencakup kemampuan: (1) memotivasi siswa belajar sejak saat membuka
bahan pelajaran dengan metode yang relevan dengan tujuan pengajaran, (4)
dengan baik dan benar, (6) melaksanakan layanan bimbingan penyuluhan, (7)
belajar.
terencana dan sistematis, sehingga tujuan pengajaran dapat dikuasai oleh siswa
secara efektif dan efisien. Kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki guru
belajar mengajar meliputi (1) membuka pelajaran, (2) menyajikan materi, (3)
menggunakan media dan metode, (4) menggunakan alat peraga, (5) menggunakan
bahasa yang komunikatif, (6) memotivasi siswa, (7) mengorganisasi kegiatan, (8)
waktu.
mengajar yang telah disusun dan dilaksanakan. Penilaian diartikan sebagai proses
yang menentukan betapa baik organisasi program atau kegiatan yang
bagian yang tidak terpisahkan dari setiap upaya manusia, evaluasi yang baik akan
tujuan instruksional oleh siswa, sehingga tindak lanjut hasil belajar akan dapat
belajar mengajar merupakan bagian tugas guru yang harus dilaksanakan setelah
didik, meliputi (1) mampu memilih soal berdasarkan tingkat kesukaran, (2)
mampu memilih soal berdasarkan tingkat pembeda, (3) mampu memperbaiki soal
yang tidak valid, (4) mampu memeriksa jawab, (5) mampu mengklasifikasi hasil-
hasil penilaian, (6) mampu mengolah dan menganalisis hasil penilaian, (7) mampu
variasi hasil penilaian, (10) mampu menyimpulkan dari hasil penilaian secara
jelas dan logis, (11) mampu menyusun program tindak lanjut hasil penilaian, (12)
mengklasifikasi kemampuan siswa, (13) mampu mengidentifikasi kebutuhan
tindak lanjut hasil penilaian, (14) mampu melaksanakan tindak lanjut, (15)
mampu mengevaluasi hasil tindak lanjut, dan (16) mampu menganalisis hasil
a. Kompetensi Pribadi
seorang guru akan memberikan teladan yang baik terhadap anak didik maupun
masyarakatnya, sehingga guru akan tampil sebagai sosok yang patut “digugu”
perilakunya).
anak didik. Dalam kaitan ini, Zakiah Darajat dalam Syah (2000:225-226)
pendidik dan pembina yang baik bagi anak didiknya, ataukah akan menjadi
perusak atau penghancur bagi masa depan anak didiknya terutama bagi anak didik
yang masih kecil (tingkat dasar) dan mereka yang sedang mengalami
tindakan secara simultan dan memadai dalam situasi tertentu. Guru yang fleksibel
Selain itu, ia memiliki resistensi atau daya tahan terhadap ketertutupan ranah cipta
yaitu kemampuan pribadi seorang guru yang diperlukan agar dapat menjadi guru
perwujudan diri.
Gumelar dan Dahyat (2002:127) merujuk pada pendapat Asian Institut for
tentang adat istiadat baik sosial maupun agama, (2) pengetahuan tentang budaya
dan tradisi, (3) pengetahuan tentang inti demokrasi, (4) pengetahuan tentang
estetika, (5) memiliki apresiasi dan kesadaran sosial, (6) memiliki sikap yang
benar terhadap pengetahuan dan pekerjaan, (7) setia terhadap harkat dan martabat
manusia. Sedangkan kompetensi guru secara lebih khusus lagi adalah bersikap
empati, terbuka, berwibawa, bertanggung jawab dan mampu menilai diri pribadi.
kemampuan personal guru, mencakup (1) penampilan sikap yang positif terhadap
yang seyogyanya dianut oleh seorang guru, (3) kepribadian, nilai, sikap hidup
ditampilkan dalam upaya untuk menjadikan dirinya sebagai panutan dan teladan
inspirasi bagi subyek didik, dan patut diteladani oleh siswa.Berdasarkan uraian di
atas, kompetensi kepribadian guru tercermin dari indikator (1) sikap, dan (2)
keteladanan.
b. Kompetensi Profesional
Gumelar dan Dahyat (2002:127) merujuk pada pendapat Asian Institut for
kemampuan dalam hal (1) mengerti dan dapat menerapkan landasan pendidikan
baik filosofis, psikologis, dan sebagainya, (2) mengerti dan menerapkan teori
belajar sesuai dengan tingkat perkembangan perilaku peserta didik, (3) mampu
menangani mata pelajaran atau bidang studi yang ditugaskan kepadanya, (4)
mengerti dan dapat menerapkan metode mengajar yang sesuai, (5) mampu
menggunakan berbagai alat pelajaran dan media serta fasilitas belajar lain, (6)
didik.
penguasaan bahan yang harus diajarkan, dan konsep-konsep dasar keilmuan bahan
yang diajarkan tersebut, (2) penguasaan dan penghayatan atas landasan dan
mengharuskan guru memiliki pengetahuan yang luas dan dalam tentang subject
matter (bidang studi) yang akan diajarkan serta penguasaan metodologi yaitu
menguasai konsep teoretik, maupun memilih metode yang tepat dan mampu
(6) menulis buku pelajaran, (7) menulis modul, (8) menulis karya ilmiah, (9)
guna, (11) membuat alat peraga/media, (12) menciptakan karya seni, (13)
c. Kompetensi Sosial
Guru yang efektif adalah guru yang mampu membawa siswanya dengan
dan Dosen kompetensi sosial adalah “kemampuan guru untuk berkomunikasi dan
berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru,
dengan orang lain. Dalam kompetensi sosial ini termasuk keterampilan dalam
Gumelar dan Dahyat (2002:127) merujuk pada pendapat Asian Institut for
Teacher Education, menjelaskan kompetensi sosial guru adalah salah satu daya
masyarakat dalam menghadapi kehidupan di masa yang akan datang. Untuk dapat
aspek normatif kependidikan, yaitu untuk menjadi guru yang baik tidak cukup
digantungkan kepada bakat, kecerdasan, dan kecakapan saja, tetapi juga harus
beritikad baik sehingga hal ini bertautan dengan norma yang dijadikan landasan
dalam melaksanakan tugasnya, (2) pertimbangan sebelum memilih jabatan guru,
tuntutan kerja dan lingkungan sekitar pada waktu membawakan tugasnya sebagai
didik, sesama guru, kepala sekolah, pegawai tata usaha, bahkan dengan anggota
masyarakat.
indikator (1) interaksi guru dengan siswa, (2) interaksi guru dengan kepala
sekolah, (3) interaksi guru dengan rekan kerja, (4) interaksi guru dengan orang tua
F. Kerangka Pemikiran
bagi kinerja atau produktivitas seseorang, ini disebabkan sebagian besar waktu
guru digunakan untuk bekerja. Pada umumnya pekerjaan guru dibagi dua yakni
memiliki tugas dan tanggung jawab moral yang besar terhadap keberhasilan
siswa. Faktor lain yang tidak kalah penting adalah faktor perangkat kurikulum,
faktor siswa sendiri, faktor dukungan masyarakat, dan faktor orang tua, sementara
sebagai pendidik, guru harus mendidik para siswanya untuk menjadi manusia
dewasa.
baiknya kepada pemakai sekolah seperti siswa, orang tua, dan masyarakat. Salah
satu faktor yang menunjang guru untuk bekerja dengan sebaik-baiknya yaitu
kepuasan kerja. Artinya jika guru puas terhadap perlakuan organisasi (sekolah)
manajemen sumber daya manusia, karena secara langsung maupun tidak langsung
dan gejala negatif lainnya. Sebaliknya kepuasan yang tinggi dinginkan oleh
kepala sekolah karena dapat dikaitkan dengan hasil positif yang mereka harapkan.
telah dikelola dengan baik dengan manajemen yang efektif. Kepuasan kerja yang
tinggi menunjukkan kesesuaian antara harapan guru dengan imbalan yang
penting, karena menyangkut masalah hasil kerja guru yang merupakan salah satu
langkah dalam meningkatkan mutu pelayanan kepada siswa. Ada beberapa alasan
mengapa kepuasan kerja guru dalam tugasnya sebagai pendidik perlu untuk dikaji
lebih lanjut :
negara. Tugas mereka bukan hanya sekedar memberikan pelajaran seperti yang
meliputi seluruh aspek kehidupan yang lain mungkin tidak tercantum dalam mata
bangsa punya kaitan erat dengan pendidikan. Pendidikan di sini bukan sekedar
generasi, melainkan suatu proses yang diharapkan akan dapat mengubah dan
mengembangkan kehidupan berbangsa yang baik. Bagi suatu bangsa yang sedang
lintasan perjalanan zaman dengan teknologi yang kian canggih. Semakin akurat
peningkatan kepuasan kerja yang diperoleh para guru akan mendorong guru untuk
terlihat dari guru yang mangkir dari tugas, guru yang mengajar saja tapi fungsi
mendidiknya berkurang.
didalamnya.
Kompetensi Pedagogis
Kepuasan Kerja Guru Guru
Faktor Eksternal
Penunjang Kompetensi
Guru
G. Langkah-langkah Penelitian
Limusgede Cimerak.
Oktober 2009
2. Variabel Penelitian
Variabel penelitian ini ada dua, yaitu Variabel X dan Variabel Y. Variabel
Pedagogis Guru
3. Metode Penelitian
studi ini ingin diketahui sejauhmana perbedaan di salah satu variabel ada
diambil sebanyak 30 orang dengan teknik simple random sampling (sampel acak
angket sebagai instrumen utama; yang didukung juga oleh wawancara dan studi
dokumen.
a) Kuesioner
Sedangkan kuesioner tidak langsung dijawab oleh secara tidak langsung oleh
orang yang dekat dan mengetahui si penjawab, seperti apabila yang hendak
dimintai jawaban adalah seseorang yang buta huruf maka dapat dibantu oleh anak,
tetangga atau anggota keluarganya. Dan bila ditinjau dari segi cara menjawab
Kuesioner tertututp adalah daftar pertanyaan yang memiliki dua atau lebih
jawaban dan si penjawab hanya memberikan tanda silang (X) atau ceklis (√) pada
awaban yang ia anggap sesuai. Sedangkan kuesioner terbuka adalah daftar
pendapat nya secara terperinci sesuai dengan apa yang ia ketahui. (Suryabrata,
2002:39)
b. Wawancara
(Suryabrata, 2002:40)
c. Studi dokumen
Dokumen adalah setiap pernyataan tertulis yang disusun oleh seseorang atau
persyaratan, yaitu uji normalitas. Dengan demikian akan diketahui apakah datanya
berdistribusi normal atau tidak. Uji Normalitas yang digunakan adalah uji
sederhana dan regresi linier sederhana, baik yang parametrik maupun yang non
(Alhusin, 2003:49).
DAFTAR PUSTAKA