Professional Documents
Culture Documents
Knowledge Management (KM) adalah usaha untuk meningkatkan pengetahuan yang berguna
kesempatan untuk belajar, dan mendorong setiap anggota organisasi untuk saling berbagi knowledge.
KM memungkinkan anggota organisasi secara bersama dan secara sistematis menciptakan, saling
"Knowledge Management is the discipline of enabling individuals, teams and entire organisations
to collectively and systematically create, share and apply knowledge, to better achieve their
KM juga dipandang sebagai segala hal tentang bagaimana mengenali aset-aset intelektual yang
tersedia dalam suatu organisasi dan KM selanjutnya mencari jalan untuk menghidupkan dan
menerapkan aset-aset tadi dengan cara yang tepat untuk mencapai keunggulan organisasi.
Terminologi proses-proses dalam KM sangat bervariasi, Amrit Tiwana (2000) membaginya dalam
tiga proses, yaitu akuisisi, sharing, dan utilisasi knowledge. Sementara berbagai literatur membuat
pembagian fungsi utama KM yang kurang lebih sama namun dengan istilah yang berbeda, yaitu
knowledge creation, knowledge retention, knowledge sharing, dan knowledge utilization. (Tobing, 2007)
penyimpanan dan memetakannya pada siklus KM. Langkah-langkah tersebut adalah acquisition,
Acquisition pada data dan informasi ditujukan pada persoalan mengenai sumber bahan “mentah” (seperti
kepercayaan/kredibilitas, ketelitian, ketepatan waktu, dan biaya). Sumber data haruslah berkualitas tinggi
Refinement merupakan tahap penting dalam KM, berupa tindakan fisik, misalnya migrasi dari satu
medium ke medium lain atau secara logika seperti restrukturisasi dan integrasi. Tahap ini juga untuk
melakukan standarisasi sesuai dengan kebutuhan organisasi. Dengan tahap ini obyek knowledge
menjadi lebih siap dimanfaatkan, juga lebih fleksibel untuk kebutuhan masa yang akan datang.
Storage/retrieval merupakan tahap menyimpan dan mengambil kembali yang menjadi jembatan antara
acquisition dan refinement di sisi hulu yang menjadi input bagi repository dengan product generation di
sisi hilir.
Distribution menunjukkan bagaimana produk informasi harus didistribusikan kepada pengguna, tidak
hanya menentukan media yang digunakan tetapi juga waktu, frekuensi, dan bentuknya.
Tahap terakhir adalah presentation yang merupakan tahap pemanfaatan, yaitu menyediakan knowledge
Bukowitz dan Williams (2000) menggambarkan kerangka kerja proses KM yang menunjukkan
bagaimana organisasi menghasikan, memelihara, dan menyebarkan knowledge secara strategis untuk
teknologi informasi, infrastruktur komunikasi, keterampilan, pemahaman lingkungan sekitar, juga sumber-
sumber eksternal. Tahap get, use, learn, dan contribute merupakan proses taktis secara alami yang
dipicu oleh kesempatan dan tuntutan pasar yang dari hari ke hari memanfaatkan knowledge untuk
merespon pasar. Sedangkan tahap assess, build/sustain atau divest lebih strategis, fokus tahap ini
Get adalah tahap untuk mendapatkan knowledge yang dibutuhkan, di antaranya merupakan
pencarian informasi sebagai bahan pengambilan keputusan, pemecahan masalah, atau melakukan
inovasi. Tantangan saat ini bukan pada pencarian informasi tetapi pada efektifitas dalam menghadapi
volume informasi yang sangat besar. Ketersediaan informasi yang berlebihan membutuhkan upaya
content tetapi juga tacit knowledge, hal ini di antaranya yang membedakan knowledge management
Tahap selanjutnya, use, adalah bagaimana memanfaatkan informasi dengan cara baru dan
menarik untuk mendukung organizational innovation. Selanjutnya dilakukan proses belajar (learn) dari
pengalaman dan tantangan selama ini dalam upaya menciptakan daya saing organisasi. Intinya,
Contribute adalah tahap dimana anggota organisasi mendokumentasikan apa yang telah
Keberadaan knowledge dalam knowledge management system yang baik justru merupakan
sesuatu yang dinamis dan tidak pernah berhenti pada kondisi tertentu, karena dari waktu ke waktu
knowledge harus diperbaharui agar tetap relevan dengan lingkungan organisasi yang senantiasa
berubah. Seperti digambarkan di bawah ini, siklus hidup KM terdiri dari enam langkah: (Turban, 2006)
Capture, merupakan identifikasi terhadap knowledge yang tersebar dalam organisasi, selanjutnya
menangkap knowledge yang teridentifikasi sebagai sesuatu yang bernilai bagi kemajuan organisasi.
Refine, dimana knowledge baru ditempatkan dalam konteksnya sehingga dapat ditindak-lanjuti
(dimanfaatkan).
Store, knowledge yang berguna selanjutnya disimpan dalam format yang sesuai dimana organisasi dapat
mengaksesnya.
Manage, knowledge perlu dikelola dan dievaluasi apakah masih relevan dan sesuai dengan kebutuhan.
Disseminat, yaitu penyebaran knowledge ke setiap anggota organisasi, knowledge haruslah dalam
format yang siap digunakan oleh setiap anggota organisasi yang membutuhkannya, dimana pun dan
kapan pun.
KM juga dipandang sebagai segala hal tentang bagaimana mengenali aset-aset intelektual yang
tersedia dalam suatu organisasi dan KM selanjutnya mencari jalan untuk menghidupkan dan
KM memiliki fungsi penting yang terbagi dalam empat proses sebagai berikut: (Davidson, 2003)
a. Identifikasi (identify) aset kunci dari knowledge yang ada di perusahaan. Mengidentifikasi apakah
knowledge kunci yang dibutuhkan telah dimiliki organisasi. KM diawali dengan mengidentifikasi
apa saja yang telah kita ketahui, termasuk knowledge yang terdapat dalam benak para staf
organisasi, di berbagai laporan perusahaan, dalam kumpulan data yang tersimpan di seluruh
bagian organisasi. Asal usul dari berbagai strategi KM adalah dari mana kita akan mulai
melangkah.
b. Merefleksikan (reflect) apa yang organisasi tahu setelah berhasil mengidentifikasi dimana saja
knowledge. Tantangannya adalah mengubah tacit knowledge dari para staf menjadi explicit
knowledge dan merangkum knowledge yang ada menjadi bentuk yang mudah dibagikan kepada
anggota organisasi.
c. Sharing knowledge, yaitu membagikan knowledge kepada siapa saja dalam organisasi yang
memang membutuhkannya. Komponen kritis dalam KM adalah menciptakan suatu sistem yang
menjamin knowledge dibagikan tepat kepada anggota yang membutuhkannya. Tujuannya adalah
membuat knowledge ada dimana saja dalam organisasi dan selalu tersedia kapan saja dan
dimana saja saat dibutuhkan. Konsekuensinya stock knowledge harus sudah teridentifikasi dan
d. Menerapkan (apply) knowledge untuk meningkatkan kinerja organisasi. Alasan utama organisasi
menetapkan strategi KM adalah untuk meningkatan kinerja organisasi, oleh karenanya tujuan
utama tahap identifikasi dan refleksi tentang apa yang telah diketahui organisasi adalah untuk
Komponen kritis KM yang dibutuhkan dalam pelaksanaan strategi KM yang berhasil adalah
c. Budaya kerja yang tepat sehingga pekerja termotivasi untuk memanfaatkan knowledge tersebut.
Komponen Tujuan Fokus
Tiga komponen kritis KM seperti yang diuraikan di atas merupakan entitas yang terpisah dan
Davidson menggambarkan kesuksesan KM hanya mungkin terjadi sebagai perpotongan dari ketiganya.
KM sebagai perpotongan dari ketiga komponen kritis
(Davidson, 2003)
Ide tentang knowledge stock dan knowledge flow dapat lebih memperjelas pemahaman tentang
KM yang digambarkan di atas, keduanya merupakan dimensi penting dalam KM. Dimensi knowledge
stock merupakan sesuatu yang telah diketahui, dapat berada dalam database atau pustaka perusahaan,
atau tersebar dalam berbagai bentuk dalam lingkup perusahaan. Sedangkan dimensi knowledge flow
menekankan pada jaminan bahwa knowledge apapun yang ada dalam organisasi dapat mengalir dan
khususnya dengan mendorong pembentukan knowledge dalam organisasi. Organisasi perlu mendukung
pembentukan knowledge dengan memberikan kesempatan kepada semua staf organisasi untuk
Untuk memaksimalkan pemanfaatan knowledge stocks yang ada, dibutuhkan knowledge flows
yang menyebarkan knowledge kemanapun dibutuhkan dalam organisasi. Knowledge flows haruslah
merupakan knowledge transfer, yang memungkinkan setiap anggota organisasi mendapatkan berbagai
informasi yang dibutuhkannya dengan mudah, serta dapat mengambil dan membagikannya kepada yang
lain.
---oOo---