You are on page 1of 8

Tugas komposisi penduduk ilmu kependudukan FKM 2011

MUH FAUZI 25010110110143


Komposisi penduduk adalah pengelompokkan penduduk berdasarkan kriteria (ukuran)
tertentu. Komposisi penduduk menggambarkan susunan penduduk yang dibuat berdasarkan
pengelompokan penduduk menurut karakteristik – karakteristik yang sama. Dasar untuk
menyusun komposisi penduduk yang umum digunakan adalah umur, jenis kelamin, mata
pencaharian, etnis, agama, kewarganegaraan, bahasa, pendidikan yang diselesaikan dan
tempat tinggal. Pengelompokkan penduduk dapat digunakan untuk dasar dalam pengambilan
kebijakan dan pembuatan program dalam mengatasi masalah-masalah di bidang
kependudukan. Komposisi penduduk digunakan sebagai perencanaan pembangunan
kependudukan sehingga dinamika penduduk bisa terpantau.
Contoh:
Dengan mengetahui jumlah penduduk usia 7 –12 tahun maka pemerintah dapat memperkirakan
berapa kebutuhan sekolah dasar yang harus disediakan mengingat usia tersebut adalah usia
sekolah dasar.

a. Komposisi penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin.


Umur penduduk dikelompokkan menjadi 3 yaitu:
 umur 0 – 14 tahun dinamakan usia muda/usia belum produktif.
 Umur 15 – 64 tahun dinamakan usia dewasa/usia kerja/usia produktif.
 Umur 65 tahun keatas dinamakan usia tua/usia tak produktif/usia jompo.
Sesuai dengan pengelompokkan umur di atas, maka struktur (susunan) penduduk
negara-negara di dunia dibagi 3 yaitu:
Struktur penduduk muda
: bila suatu negara atau wilayah sebagian besar penduduk usia muda.
Struktur penduduk dewasa
: bila suatu negara sebagian besar penduduk berusia dewasa.
Struktur penduduk tua
: bila suatu negara sebagian besar terdiri penduduk berusia tua.
Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin dapat ditampilkan dalam bentuk
grafik yang dinamakan piramida penduduk.
b. Komposisi penduduk menurut pekerjaan
Penduduk dapat dikelompokkan berdasarkan pekerjaan yang dilakukan oleh tiap-tiap orang.
Pekerjaan-pekerjaan tersebut antara lain PNS, TNI, POLRI, buruh, pedagang, nelayan, petani,
dan sopir.
c. Komposisi penduduk menurut pendidikan
Berdasarkan tingkat atau jenjang pendidikan yang telah ditamatkan penduduk dapat
dikelompokkan dalam tingkat SD, SMP, SMA dan PT. Pengelompokkan ini dapat digunakan
untuk menentukan besarnya tingkat pendidikan penduduk.
d. Komposisi Penduduk menurut Agama
Pengelompokkan ini berdasarkan kepada agama yang dianut penduduk yaitu Islam, Katolik,
Kristen, Hindu, Konghucu dan Budha.
e. Komposisi penduduk menurut tempat tinggal
Tempat tinggal yang sering digunakan dalam komposisi ini adalah tempat tinggal penduduk di
desa dan di kota. Ciri khas negara agraris seperti Indonesia adalah sebagian besar penduduk
tinggal di desa.

Cara penyajian dan perhitungan komposisi penduduk


Penyajian data komposisi penduduk dapat disajikan dengan grafik yang berbentuk pyramid
yang disebut dengan Piramida Penduduk. Piramida Penduduk menurut umur dan jenis kelamin
merupakan grafik batang yang menggambarkan perbandingan banyaknya jumlah laki-laki dan
perempuan dalam tiap-tiap kelompok usia. Dengan piramida penduduk, data akan terbaca
dengan lebih jelas. Riwayat penduduk suatu daerah ataupun negara dapat dibaca dari piramida
penduduk tersebut.

Cara penggambaran piramida penduduk


1. Sumbu vertikal untuk distribusi umur.
2. Sumbu horizontal untuk jumlah penduduk, dapat angka absolut maupun persentase.
3. Dasar piramida dimulai dengan umur muda (0-4) tahun, semakin ke atas untuk umur
yang lebih tua.
4. Puncak piramida untuk umur tua sering dibuat dengan sistim ‘open ended interval’
artinya, misalkan: untuk umur 75, 76, 77, 78, dan seterusnya cukup dituliskan 75+.
5. Bagian sebelah kiri untuk penduduk laki-laki, dan bagian sebelah kanan untuk penduduk
perempuan.
6. Besarnya balok diagram untuk masing-masing kelompok umur harus sama.
3 aspek yang terkandung dalam gambar grafik diatas adalah:

1. Aspek demografi, yaitu menggambarkan trend fertilitas dengan memperhatikan


penduduk usia 0–4 tahun.
2. Aspek Sosial, yaitu dapat menggambarkan tingkat kesejahteraan dengan
memperhatikan angka harapan hidup pada penduduk usia 65+.
3. Aspek ekonomi, dengan memperhatikan dependency ratio (beban
ketergantungan penduduk belum dan tidak berusia produktif (0–14 tahun dan
65+) terhadap penduduk usia produktif (15-64 tahun).

Macam-Macam Bentuk Piramida Penduduk


Model 1:

Piramida penduduk model ini mempunyai dasar lebar dan ‘slope’ tidak terlalu curam atau datar.
Bentuk semacam ini terdapat pada penduduk dengan tingkat kelahiran dan kematian sangat
tinggi, sebelum mereka mengadakan pengendalian terhadap kelahiran maupun kematian. Umur
median rendah, sedangkan angka beban tanggungan (dependency ratio) tinggi.
Contoh:
Piramida Penduduk India tahun 1951
Piramida Penduduk Indonesia tahun 1971

Model 2:

Dibandingkan dengan model 1, maka dasar piramida model 2 ini lebih lebar dan ‘slope’ lebih
curam sesudah kelompok umur 0-4 tahun sampai ke puncak piramida. Bentuk ini terdapat pada
negara dengan permulaan pertumbuhan penduduk yang tinggi/cepat akibat adanya penurunan
tingkat kematian bayi dan anak-anak tetapi belum ada penurunan tingakt fertilitas. Umur median
sangat rendah, sedangkan angka beban tanggungan (dependency ratio) tinggi.

Contoh: Sri Lanka, Meksiko, dan Brazilia.

Model 3:
Bentuk piramida ini dikenal sebagai bentuk sarang tawon kuno (old fashioned beehive).
Terdapat pada negara dengan tingkat kelahirandan tingkat kematian yang rendah. Karakteristik
yang dimiliki piramida ini yaitu umur median sangat tinggi, dengan beban tanggungan sangat
rendah, terutama pada kelompok umur-umur tua.

Contoh: Pramida penduduk pada hamper seluruh negara-negara Eropa barat.

Model 4:

Piramida penduduk dengan bentuk lonceng/genta (The bellshapedpyramid). Bentuk ini dicapai
oleh Negara-negara yang paling sedikit sudah 100 tahun mengalami penurunan tingkat fertilitas
(kelahiran) dan kematian. Umur median cenderung menurun dan angka beban tanggungan
meninggi.

Contoh: Piramida penduduk Amerika Serikat.

Model 5:

Terdapat pada negara yang menjalani penurunan drastis yang tingkat kelahiran dan
kematiannya sangat rendah. Penurunan tingkat kelahiran yang terus menerus akan
menyebabkan berkurangnya jumlah absolute dari pada penduduk.
Contoh: Jepang.

Jumlah Penduduk menurut Kelompok Umur, Jenis Kelamin, Provinsi, dan


Kabupaten/Kota, 2005
Number of Population by Sex and Age Group

Sumber Source : SPAN (Sensus penduduk Aceh dan Nias), SUPAS (Sensus Penduduk
Antar Sensus) 2005

Kelompok umur

Laki-laki Perempuan Total


Male Female Total
0-4 1,259,133 1,224,325 2,483,458
5-9 1,524,747 1,437,556 2,962,303
10-14 1,621,333 1,542,826 3,164,159
15-19 1,476,106 1,372,126 2,848,232
20-24 1,317,948 1,334,550 2,652,498
25-29 1,220,746 1,279,350 2,500,096
30-34 1,179,972 1,237,094 2,417,066
35-39 1,168,064 1,274,634 2,442,698
40-44 1,157,978 1,178,736 2,336,714
45-49 1,036,710 1,026,955 2,063,665
50-54 854,985 791,400 1,646,385
55-59 634,350 612,976 1,247,326
60-64 479,824 546,461 1,026,285
65-69 375,854 462,513 838,367
70-74 309,231 338,874 648,105
75+ 312,468 306,289 618,757
Total 15,929,449 15,966,665 31,896,114

Fungsi komposisi penduduk secara umum dan dibidang kesehatan masyarakat

Secara Umum
Dalam rangka perencanaan pembangunan di segala bidang, diperlukan informasi mengenai
keadaan penduduk seperti jumlah penduduk, persebaran penduduk, dan susunan penduduk
menurut umur. Informasi yang harus tersedia tidak hanya menyangkut keadaan pada saat
perencanaan disusun, tetapi juga informasi masa lalu dan masa kini sudah tersedia dari hasil
sensus dan survei – survey, Sedangkan untuk masa yang akan datang, informasi tersebut perlu
dibuat suatu proyeksi yaitu perkiraan jumlah penduduk dan komposisinya di masa mendatang.
Informasi tentang jumlah penduduk untuk kelompok usia tertentu penting diketahui agar
pembangunan dapat diarahkan sesuai kebutuhan penduduk sebagai pelaku pembangunan.
Keterangan atau informasi tentang penduduk menurut umur yang terbagi dalam kelompok umur
lima tahunan, sangat penting dan dibutuhkan berkaitan dengan pengembangan kebijakan
kependudukan terutama berkaitan dengan pengembangan sumber daya manusia. Jumlah
penduduk yang besar dapat dipandang sebagai beban sekaligus juga modal dalam
pembangunan.
Di Bidang Kesehatan Masyarakat
Dalam bidang kesehatan masyarakat, penghitungan komposisi penduduk berfungsi untuk
mengetahui jumlah kelahiran serta kematian yang dialami di sebuah wilayah. Secara otomatis
pemerintah lebih mudah dalam memantau pertumbuhan penduduk. Pengendalian pertumbuhan
penduduk terutama dilakukan melalui upaya penurunan tingkat kelahiran serta penurunan
tingkat kematian khususnya kematian bayi dan anak.Penurunan tingkat kelahiran terutama
dilakukan melalui gerakan keluarga berencana (KB). Yang juga bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan keluarga bahagia sejahtera.
Tercapainya kegiatan ini akan meningkatkan juga status kesehatan masyarakat pada
umumnya.Salah satu upaya penurunan tingkat kematian pada ibu bersalin dan kematian bayi
baru lahir dilakukan upaya Safe motherhood. Upaya safe motherhood merupakan upaya untuk
menyelamatkan wanita agar kehamilan dan persalinannya dapat dilalui dengan sehat dan aman
serta melahirkan bayi yang sehat.

TRANSISI PENDUDUK

Transisi demografi (demographic transition) adalah sebuah konsep mengenai proses


penurunan tingkat fertilitas sampai tercipta tingkat populasi yang stabil

Konsep ini mencoba menerangkan mengapa hampir semua negara yang kini tergolong sebagai
negara-negara maju sama-sama melewati sejarah populasi modern yang terdiri dari tiga
tahapan besar :

 Tahap I: high birthrates and death rates


 Tahap II: continued high birthrates, declining death rates
 Tahap III: falling birthrates and death rates, eventually stabilizing

Faktor yang menyebabkan transisi penduduk :


 Terajadinya modernisasi ekonomi di suatu daerah atau Negara
 Meningkatnya perbaikan hidup penduduk
 Adanya suatu kejadian penyakit atau bencana alam yang membunuh banyak penduduk
 Keinginan penduduk untuk menambah anak lagi setelah anak yang diatas sudah pantas
mendapatkan adik lagi
Sumber Pustaka :
1. Transisi Demografi F E- Universitas Darma Persada Jakarta, 25 April 2005 Drs. H.
Dadang Solihin, MA
2. Dadang holds a MA degree (Economics), University of Colorado, USA. His previous post
is Head, Center for Research Data and Information at DPD Secretariat General as well
as Deputy Director for Information of Spatial Planning and Land Use Management at
Indonesian National Development Planning Agency (Bappenas).

3. Amir Syarifuddin, Drs. Sri Sudarmi, Dra. Usmaini, Dra, Geografi I, Jakarta:
Yudhistira,2000.
4. Dinas Pendidikan Nasional DKI Jakarta, Program Kerja Guru Sekolah Menengah
Umum Kelas I, 1996.

5.Lembaga Demografi, Fakultas Ekonomi UI, Dasar-dasar Demografi, 2000.

You might also like