Professional Documents
Culture Documents
MAKALAH
oleh
Ida Farida
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIR LANGGA SURABAYA
2011
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
2. Kuratif
3. Rehabilitasi
Yaitu : Usaha mengembalikan fungsi/keahlian/ketrampilan pasien agar
keahlian yang dimiliki dapat berfungsi kembali sehingga setelah pulang
pasien mampu hidup secara mandiri
4. Usaha keswamas
Uasah kesehatan jiwa masyarakat
B. BATASAN MASALAH
C. TUJUAN PENULISAN
Tujuan umum
1. Tujuan Khusus
a. Menjelasakan tentang Konsep Teori Kekerasan pada anak .
b. Menjelasakan tentang Konsep Asuhan Keperawatan dengan perilaku
kekerasan pada anak.
c. Menjelaskan tentang asuhan keperawatan kasus fiktif perilaku
kekerasan pada anak.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
CHILD ABUSE
A. Pengertian
B. Etiologi
Faktor Predisposisi & Presipitasi
a. Fisik berbeda, yang dimaksud dengan fisik berbeda adalah kondisi fisik anak
berbeda dengan anak yang lainnya. Contoh yang bisa dilihat adalah anak
mengalami cacat fisik. Anak mempunyai kelainan fisik dan berbeda dengan anak
lain yang mempunyai fisik yang sempurna.
b. Mental berbeda, yaitu anak mengalami keterbelakangan mental sehingga anak
mengalami masalah pada perkembangan dan sulit berinteraksi dengan
lingkungan di sekitarnya.
c. Temperamen berbeda, anak dengan temperamen yang lemah cenderung
mengalami banyak kekerasan bila dibandingkan dengan anak yang memiliki
temperamen keras. Hal ini disebabkan karena anak yang memiliki temperamen
keras cenderung akan melawan bila dibandingkan dengan anak bertemperamen
lemah.
d. Tingkah laku berbeda, yaitu anak memiliki tingkah laku yang tidak sewajarnya
dan berbeda dengan anak lain. Misalnya anak berperilaku dan bertingkah aneh di
dalam keluarga dan lingkungan sekitarnya.
e. Anak angkat, anak angkat cenderung mendapatkan perlakuan kasar disebabkan
orangtua menganggap bahwa anak angkat bukanlah buah hati dari hasil
perkawinan sendiri, sehingga secara naluriah tidak ada hubungan emosional
yang kuat antara anak angkat dan orang tua.
2. Stress keluarga
a. Kemiskinan dan pengangguran, kedua faktor ini merupakan faktor terkuat yang
menyebabkan terjadinya kekerasan pada anak, sebab kedua faktor ini
berhubungan kuat dengan kelangsungan hidup. Sehingga apapun akan dilakukan
a. Rendah diri, anak dengan rendah diri akan sering mendapatkan kekerasan, sebab
anak selalu merasa dirinya tidak berguna dan selalu mengecewakan orang lain.
b. Waktu kecil mendapat perlakuan salah, orangtua yang mengalami perlakuan
salah pada masa kecil akan melakuakan hal yang sama terhadap orang lain atau
anaknya sebagai bentuk pelampiasan atas kejadian yang pernah dialaminya.
c. Harapan pada anak yang tidak realistis, harapan yang tidak realistis akan
membuat orangtua mengalami stress berat sehingga ketika tidak mampu
memenuhi memenuhi kebutuhan anak, orangtua cenderung menjadikan anak
sebagai pelampiasan kekesalannya dengan melakukan tindakan kekerasan.
C. Klasifikasi
• Emotional Abuse
Perlakuan yang dilakukan oleh orang tua seperti menolak anak, meneror,
mengabaikan anak, atau mengisolasi anak. Hal tersebut akan membuat anak merasa
• Physical Abuse
Cedera yang dialami oleh seorang anak bukan karena kecelakaan atau tindakan yang
dapat menyebabkan cedera serius pada anak, atau dapat juga diartikan sebagai
tindakan yang dilakukan oleh pengasuh sehingga mencederai anak. Biasanya berupa
luka memar, luka bakar atau cedera di kepala atau lengan.
- Indikator fisik – luka memar, gigitan manusia, patah tulang, rambut yang tercabut,
cakaran
- Indikator perilaku – waspada saat bertemu degan orang dewasa, berperilaku
ekstrem seerti agresif atau menyendiri, takut pada orang tua, takut untuk pulang
ke rumah, menipu, berbohong, mencuri.
• Neglect
Kegagalan orang tua untuk memberikan kebutuhan yang sesuai bagi anak, seperti
tidak memberikan rumah yang aman, makanan, pakaian, pengobatan, atau
meninggalkan anak sendirian atau dengan seseorang yang tidak dapat merawatnya .
- Indikator fisik – kesulitan untuk berjalan atau duduk, adanya noda atau darah di
baju dalam, nyeri atau gatal di area genital, memar atau perdarahan di area
genital/ rektal, berpenyakit kelamin.
- Indikator kebiasaan – pengetahuan tentang seksual atau sentuhan seksual yang
tidak sesuai dengan usia, perubahan pada penampilan, kurang bergaul dengan
teman sebaya, tidak mau berpartisipasi dalam kegiatan fisik, berperilaku permisif/
berperilaku yang menggairahkan, penurunan keinginan untuk sekolah, gangguan
tidur, perilaku regressif (misal: ngompol)
1. Anak kehilangan hak untuk menikmati masa kanak-kanaknya. Anak bisa saja
kehilangan keceriaannya karena kekerasan yang dialaminya hingga malas untuk
bermain.
2. Sering menjadi korban eksploitasi dan penindasan dari orang dewasa. Anak yang
pernah menjadi korban kekerasan lagi dan semakin ditindas orang dewasa bila tidak
mendapatkan penanganan yang tepat.
3. Sering pada saat dewasa membawa dampak psikologis : labilitas emosi, perilaku
agresif, tindak kekerasan, penyalahgunaan NAPZA, perilaku sex bebas, dan perilaku
anti sosial.
4. Kerusakan fisik : pertumbuhan dan perkembangan tubuh kurang normal atau bahkan
mengalami kecacatan dan rusaknya sistem syaraf.
5. Besar kemungkinan setelah dewasa akan memberi perlakuan keras secara fisik pada
anaknya.
Cidera Kulit
Cidera kulit adalah tanda-tanda penganiayaan anak yang paling umum dan paling
mudah dikenali. Bekas gigitan manusia tampak sebagai daerah lonjong dengan bekas
gigi, tanda hisapan atau tanda dorongan lidah. Memar multiple atau memar pada
tempat-tempat yang tidak terjangkau menunjukkan bahwa anak itu telah mengalami
penganiayaan. Memar yang ada dalam berbagai tahap penyembuhan menunjukkan
adanya trauma yang terjadi berulang kali. Memar berbentuk objek yang dapat dikenali
umumnya bukan suatu kebetulan.
Jatuh
Jika seorang anak dilaporkan mengalami kejatuhan biasa, namun yang tampak adalah
cidera yang tidak biasa, maka ketidaksesuaian riwayat dengan trauma yang dialami
tersebut menimbulkan kecurigaan adanya penganiayaan terhadap anak.
Mempunyai gambaran diri yang lemah & tidak bisa menjalankan peran
Kemarahan dan amuk, merusak diri sendiri, pemikiran tentang bunuh diri
Khawatir dan takut, merasa sedih yang berlebih atau merasa tertekan
Menurut Child Welfare Information Gateway (2006) tanda dan gejala yang sering
dijumpai pada physical abuse adalah :
1. Anak :
Datang ke sekolah dan aktifitas lain lebih awal dan pulang terlambat
(seperti ingin pergi dari rumah).
2. Orang tua :
Memandang hubungan antara orang tua dan anak sebagai hal negatif
seluruhnya
F. Evaluasi Diagnostik
- Penganiayaan fisik
Luka memar, terutama di wajah, bibir, mulut, telinga, kepala, atau punggung.
Luka bakar yang patogomonik dan sering terjadi: rokok, pencelupan kaki-
tangan dalam air panas, atau luka bakar berbentuk lingkaran pada bokong.
Luka bakar akibat aliran listrik seperti oven atau setrika.
- Pengabaian
- Penganiayaan seksual
Nyeri vagina, anus, dan penis serta adanya perdarahan atau sekret di vagina.
• Laboratorium
Jika dijumpai luka memar, perlu dilakukan skrining perdarahan. Pada penganiayaan
seksual, dilakukan pemeriksaan:
• Radiologi
Ada dua peranan radiologi dalam menegakkan diagnosis perlakuan salah pada anak,
yaitu untuk:
Dokumentasi
• MRI (Magnetik Resonance Imaging) lebih sensitif pada lesi yang subakut dan kronik
seperti perdarahan subdural dan sub arakhnoid.
G. Penatalaksanaan
Pencegahan dan penanggulangan penganiayaan dan kekerasan pada anak adalah melalui:
1. Pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan dapat melakukan berbagai kegiatan dan program yang ditujukan
pada individu, keluarga, dan masyarakat.
Individu :
- Rujuk orangtua baru pada perawat Puskesmas untuk tindak lanjut (follow up)
Komunitas :
- Pendidikan kesehatan tentang kekerasan dalam keluarga
Individu :
- Pengkajian yang lengkap pada tiap kejadian kekerasan pada keluarga pada
tiap pelayanan kesehatan
Keluarga :
- Pelayanan masyarakat untuk individu dan keluarga
Komunitas :
- Semua profesi kesehatan terampil memberikan pelayanan pada korban
dengan standar prosedur dalam menolong korban
- Unit gawat darurat dan unit pelayanan 24 jam memberi respon, melaporkan,
pelayanan kasus, koordinasi dengan penegak hukum/dinas sosial untuk
pelayanan segera.
Keluarga :
- Redukasi orangtua dalam pola asuh anak
Komunitas :
2. Pendidikan
Sekolah mempunyai hak istimewa dalam mengajarkan bagian badan yang sangat
pribadi, yaitu penis, vagina, anus, mammae dalam pelajaran biologi. Perlu
ditekankan bahwa bagian tersebut sifatnya sangat pribadi dan harud dijaga agar tidak
diganggu orang lain. Sekolah juga perlu meningkatkan keamanan anak di sekolah.
Sikap atau cara mendidik anak juga perlu diperhatikan agar tidak terjadi aniaya
emosional. Guru juga dapat membantu mendeteksi tanda2 aniaya fisik dan
pengabaian perawatan pada anak.
4. Media massa
A. Pengkajian
1. Psikososial :
2. Muskuloskeletal
• Fraktur
• Dislokasi
• Keseleo (sprain)
3. Genito Urinaria
4. Integumen
• Lesi sirkulasi (biasanya pada kasus luka bakar oleh karena rokok)
• Bengkak
1. Resiko tinggi cedera berhubungan dengan perilaku agresif, perilaku anti sosial,
penyalahgunaan obat, percobaan bunuh diri, masalah disekolah dan pekerjaan.
2. Tidak efektifnya koping keluarga; kompromi berhubungan dengan faktor-faktor yang
menyebabkan Child Abuse
3. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan anak berhubungan dengan tidak adekuatnya
perawatan
4. Resiko perilaku kekerasan oleh anggota keluarga yang lain ber-hubungan dengan kela-
kuan yang maladaptive.
5. Peran orang tua berubah berhubungan dengan ikatan keluarga yang terganggu.
C. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan :
Intervensi Rasional
1. Lindungi anak dari cedera lebih Menghindari anak dari cedera/luka yang
lanjut lebih parah dan meminimalkan dampak
psikologis yang ditimbulkan.
Intervensi keperawatan:
Intervensi Rasional
1. Identifikasi faktor-faktor yang Dengan mengidentifikasi faktor-faktor
menyebabkan rusaknya mekanisme yang dilakukan intervensi yang
koping pada keluarga, usia orang tua, anak dibutuhkan dan penyerahan pada pejabat
ke berapa dalam keluarga, status sosial yang berwenang pada pelayanan
ekonomi terhadap perkembangan kesehatan dan organisasi social
keluarga, adanya support system dan
kejadian lainnya
2. Konsulkan pada pekerja sosial dan Keluarga dengan Child Abuse & neglect
pelayanan kesehatan pribadi yang tepat biasanya memerlukan kerja sama multi
mengenai problem keluarga, tawarkan disiplin, support kelompok dapat
terapi untuk individu atau keluarga membantu, memecahkan masalah yang
spesifik.
3. Dorong anak dan keluarga untuk Dengan mendorong keluarga dengan
mengungkapkan perasaan tentang apa mendiskusikan masalah mereka maka
yang mungkin menyebabkan perilaku dapat dicari jalan keluar untuk
Intervensi Keperawatan:
Intervensi Rasional
1. Diskusikan hasil test kepada Orang tua dan anak akan menyadari, sehingga
orang tua dan anak mereka dapat merencanakan tujuan jangka panjang
dan jangka pendek
Intervensi Keperawatan :
Intervensi Rasional
1. Identifikasi perilaku kekeras-an, Dengan mengidentifikasi perilaku kekerasan
saat menggunakan/ mengkonsumsi dapat membantu menentukan intervensi yang
alkohol atau obat atau saat tepat
menganggur.
5. DK : Peran orang tua berubah berhubungan dengan ikatan keluarga yang terganggu.
Tujuan : Perilaku orang tua yang kasar dapat menjadi lebih efektif
Child Abuse Page 24
Intervensi Keperawatan :
Intervensi Rasional
1. Diskusikan ikatan yang wajar Menyadarkan orang tua akan perikatan normal
dan perikatan dengan orang tua yang dan proses pengikatan akan membantu dalam
keras mengembangkan keahlian menjadi orang tua
yang tepat
4. Arahkan orang tua ke pelayanan Kelas akan memberikan teladan & forum
kesehatan yang tepat untuk praktek untuk mengembangkan keahlian orang
konsultasi dan intervensi seperlunya tua yang efektif.
KAJIAN KASUS
1. Pengkajian
a. Pengumpulan Data
Nama : AR D.P
Pekerjaan : - Wiraswasta
Rendang Rendang
Karangasem Karangasem
No CM : 108264
Klien datang ke IRD BPK RSJ Propinsi Bali diantar oleh keluarga klien
klien lebih banyak diam, klien hanya mau menjawab pertanyaan yang
Klien sebelumnya belum pernah mengalami sakit jiwa dan pertama kali
menjadi TKW keluar negeri dan tidak pulang-pulang. Sehingga klien dan
oleh karena itu sejak kecil klien diajak jualan sayur keliling kampung, dan
4 SD karena tidak punya biaya, dari faktor keturunan tidak ada keluarga
MRS). Sejak saat ini klien mulai murung, senang menyendiri dan bengong-
4) Pemeriksaan Fisik
a) Tanda Vital
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 37 o C
Pernafasan : 24 x/menit
b) Pengukuran
BB : 42 TB : 157 cm
1) Genogram
1
2
Keterangan
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
12
: Umur klien
: Klien
: Tinggal serumah
menarik diri.
Penjelasan :
12 tahun, klien tinggal serumah dengan ayah, ibu dan dua orang
dengan neneknya.
b) Konsep Diri
adanya tapi klien tidak suka dengan rambutnya yang kriting dan
keadaannya tersebut.
diasuh oleh orang tua dan sekolah tinggi, karena klien ingin menjadi
polisi t.
Klien merasa rendah diri karena rambutnya kriting klien merasa malu
c) Hubungan Sosial
(1) Klien mengatakan di rumah hanya dekat dengan neneknya tapi di rumah
(2) Hubungan klien dengan perawat dan temannya kurang, klien hanya
6) Status Mental
a) Penampilan
Klien berpenampilan tidak rapi, pakaian yang digunakan kotor dan acak
b) Pembicaraan
seperlunya.
Klien tampak lesu dan tidak bergairah pada saat diwawancarai dan
banyak menunduk.
d) Alam Perasaan
e) Efek
Dari hasil observasi efek yang ditunjukan adalah efek tumpul yaitu
diberikan, kontak mata antara klien dengan perawat kurang dan klien
g) Persepsi
h) Proses Pikir
Pada saat wawancara pembicara klien lambat dan berbata-bata tapi bisa
Saat pengkajian klien tidak mennjukan gangguan isi pikir seperti waham
dan phobia.
k) Memori
pendek atau jangka panjang tentang peristiwa yang terjadi pada dirinya.
klien bisa menjawab dengan benar yaitu tetapi dalam waktu yang
sangat lama.
m) Kemampuan penelitian
Saat diberikan pilihan seperti apakah klien mengambil pasta gigi dahulu
atau menggosok gigi, klien menjawab mengambil pasta gigi dahulu baru
menggosok gigi.
c) Mandi
d) Berpakaian
Klien mampu mengambil dan memilih pakaian yang sesuai situasi dan
Klien biasa tidur siang malam mulai pukul 23.00 sampai 06.00 Wita.
f) Penggunaan obat
Klien mau minum obat yang diberikan oleh perawat sesuai dengan
g) Pemeliharaan kesehatan
keluarga mengatakan akan tetap mengajak klien kontrol ke RSJ Prov. Bali
di Bangli.
halaman rumah.
8) Mekanisme koping
Klien menggunakan koping maladaptif yaitu represi dan isolasi dimana bila
permasalahannya
Klien tinggal bersama ayah, ibu dan adik serta neneknya, setelah ditinggal
10) Pengetahuan
Klien tahu bahwa dirinya sakit dan sedang mendapatkan perawatan dan
pengobatan. Tapi klien tidak tahu sistem pendukung dan koping mekanisme
Trihezyphenidryl 1 x 1 mg
Stelazine 2 x 2.5 mg
b. Analisa Data
Data yang sudah didapat dari pengkajian selanjutnya dianalisis dengan cara
N
Data Subyektif Data Obyektif Kesimpulan
o
1 2 3 4
d. Pohon Masalah
berikut:
menarik diri
e. Diagnosa Keperawatan
putus asa.
arah tertentu.
merasa sedih dan rendah diri karena ditinggal kawin oleh orang yang
2. Perencanaan
keluhan yang paling dirasakan saat ini dan bila tidak diatasi akan
rendah.
Anna Budi Keliat. 1998. Penganiayaan Dan Kekerasan Pada Anak. Jakarta : FIK UI
Ennis Sharon Axton. 2003. Pediatric Nursing Care Plans,2nd Edition,Pearson Education,New
Jersey.
Nelson. 1999. Ilmu Kesehatan Anak I. Jakarta : EGC.
Whaley’s and Wong. 1996. Clinic Manual of Pediatric Nursing,4th Edition,Mosby Company.
Sowden Betz Cicilia. 2002. Keperawatan Pediatric. Jakarta : EGC.