You are on page 1of 8

c    

Salah satu isu yang paling populer adalah isu demokratisasi. Diantara indikator paling jelas dari
kepopuleran tersebut adalah terlipat gandanya jumlah negara yang menganut sistem
pemerintahan demokratis. Namun demikian ditengah gemuruh proses demokratisasi dibelahan
dunia, maka Samuel P. Hungtington meragukan ajaran Islam sesuai dengan prinsip-prinsip
demokrasi (Bahtiar Effendi, kata pengantar, 2002).

Sebagaimana yang kita ketahui bahwa bangsa Islam dikenal sebagai masyarakat agamis, dan
agama Islam merupakan agama yang dianut oleh mayoritas bangsa Indonesia, karena itu
Indonesia merupakan negara multi agama. Akan tetapi juga isu agama adalah salah satu isu yang
mudah menciptakan konflik. Salah satu jalan untuk mengurangi resiko konflik antar agama
perlunya diciptakan tradisi saling menghormati antara agama-agama yang ada (Franz Magnis
Suseno, 1995).

  

1. Apa perbedaan antara Islam dan demokrasi?


2. Apa hubungannya antara Islam dan demokrasi?
3. Sebutkan beberapa alasan teoritis tentang lambatnya pertumbuhan dan perkembangan
demokrasi di dunia Islam?





       

Demokrasi secara etimologis terdiri dari dua kata yang berasal dari bahasa Yunani yaitu µdemos´
yang berarti rakyat atau penduduk suatu tempat ³cratein´ atau ³cratus´ yang berarti kekuasan
dan kedudukan jadi secara istilah demokrasi adalah keadaan negara dimana dalam sistem
pemerintahannya kedaulatan berada ditangan rakyat, kekuasaan tertinggi berada dalam
keputusan bersama rakyat, rakyat berkuasa, pemerintahan rakyat dan kekuasaan oleh rakyat.
Adapun beberapa pendapat tentang demokrasi yaitu sebagai berikut:

1) Menurut Joseph A Schmeter menyatakan bahwa demokrasi adalah suatu perencanaan


institusional untuk mencapai keputusan politik dimana individu-individu memperoleh kekuasan
untuk memutuskan cara perjuangan kompetitif atas suatu rakyat.

2) Henry B. Mayo menyatakan demokrasi sebagai sistem politik merupakan suatu yang
menunjukkan bahwa kebijakan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-wakil yang
diawasi secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan-pemilihan berkala yang didasarkan atas
prinsip kesamaan politik dalam diselenggarakan dalam suasana terjaminnya kebebasan politik.

Islam menurut bahasa adalah undang-undang atau adab dan sistem hidup (Q.S. 9 Ayat 33)
Artinya : Dialah yang telah mengutus rasulnya dan membawa petunjuk (al-Qur¶an) dan agama
yang benar untuk dimenangkan atas segala agama, walaupun orang musyrik tidak menyukai.

Sedangkan menurut istilah Islam adalah peraturan bersumber dari Allah. Mentauhidkan diri
kepada Allah karena dengan mengenal Islam kita akan lebih dekat kepada Allah.

        

Perdebatan dan wacana tentang hubungan antara Islam dan demokrasi sebagaimana diakui oleh
Muhrim A. Sirry memang masih menjadi tema perdebatan dan wacana yang menarik dan belum
tuntas. Karena itu kesimpulan yang diberikan oleh para pakar ilmu yang mengatakan bahwa
Islam tidak sesuai dengan demokrasi hanyalah bagian dari wacana yang berkembang dikalangan
para pakar politik, Islam ketika mereka mengkaji hubungan Islam dan demokrasi. Berdasarkan
pemetaan yang dikembangkan oleh John L. Esposito dan James P. Piscatory (Sukrav Kamil,
2002) secara umum dikelompokkan dalam 3 kelompok pemikiran (Mun¶in A. Sirry, 2002).

1. Islam dan demokrasi adalah dua sistem politik yang berbeda. Islam tidak bisa
disubordinirkan dengan demokrasi Islam merupakan sistem politik yang self-sufficient.
Hubungan keduanya bersifat mutually exclusive. Islam dipandang sebagai sistem dan
demokrasi adalah dua hal yang berbeda, karena itu demokrasi sebagai konsep barat tidak
tepat untuk dijadikan sebagai acuan dalam hidup bermasyarakat berbangsa dan
bernegara. Sementara Islam sebagai agama yang khaffah (sempurna) yang tidak sesuai
mengatur persoalan teoligi (akidah), dan ibadah, melainkan mengatur segala aspek
kehidupan umat manusia (tokohnya yaitu; syeikh Fadhillah Nun, Sayyid Qutb).
2. Islam berbeda dengan demokrasi apabila demokrasi didefinisikan secara procedural
seperti dipahami dan dipraktikkan di negara-negara maju (barat) sedangkan Islam
merupakan sistem politik demokratis klo demokrasi didefinisikan secara subtantif yakni
kedaulatan ditangan rakyat dan negara merupakan terjemahan dan kedaulatan rakyat ini.
Dengan demikian dalam pandangan kelompok ini demokrasi adalah konsep yang sejalan
dengan Islam setelah diadakan penyesuaian penafsiran terhadap konsep demokrasi itu
sendiri (tokohnya yaitu al-maududi, di Indonesia diwakili oleh Moh. Natsir dan
Jalaluddin Rahmat).
3. Islam adalah sistem nilai yang membenarkan dan mendukung sistem politik demokrasi
seperti yang dipraktikkan negara-negara maju. Di Indonesia, pandangan yang ketiga
tampaknya yang lebih dominan karena demokrasi sudah menjadi bagian integral sistem
pemerintahan Indonesia dan negara-negara muslim lainnya (R. William Liddle dan Saiful
Mujani, 2000) tokohnya yaitu Amien Rais, Munawie Syadzali

         

Ada beberapa alasan teoritis yang bisa menjelaskan tentang lambatnya pertumbuhan dan
perkembangan demokrasi di dunia Islam.

3) Pemahaman doctrinal menghambat praktek demokrasi, teori ini dikembangkan oleh Ellie
Khudourie bahwa
³Gagasan demokrasi masih cukup asing dalam mind-set Islam´. Hal ini disebabkan oleh
kebanyakan kaum muslim yang cenderung memahami demokrasi sebagai sesuatu yang
bertentangan dengan Islam, untuk mengatasi hal ini perlu dikembangkan upaya liberalisasi
pemahaman keagamaan dalam rangka mencari konsensus dan sistentis antara pemahaman
doktrin Islam dengan teori-teori modern seperti demokrasi dan kebebasan.

4) Persoalan kultur. Persoalan kultur politik ditenggarai yang paling bertanggung jawab
kenapa sulit membangun demokrasi di negara-negara muslim, termasuk Indonesia. sebab, ditilik
secara doctrinal, pada dasarnya hampir tidak dijumpai hambatan teologis dikalangan tokoh-tokoh
partai, ormas ataupun gerakan Islam yang memperhadapkan demokrasi Vis a vis Islam, bahkan
ada kecenderungan untuk menambah tugas (misi) baru yaitu merekonsiliasi perbedaan-
perbedaan antara berbagai teori politik modern dengan doktrin Islam. Islam dan demokrasi
seharusnya berpikir bagaimana keduanya saling memperkuat (mutually reinforeing)

5) Lambatnya pertumbuhan demokrasi di dunia Islam tak ada hubungan dengan teologi
maupun kultur, melainkan lebih terkait dengan sifat alamiah demokrasi itu sendiri. Untuk
membangun demokrasi diperlukan kesungguhan, kesabaran dan diatas segalanya adalah waktu.
Jhon Esposito dan O. Voll adalah tokoh yang tetap optimis terhadap masa depan demokrasi di
dunia Islam. Terlepas dari itu semua, tak diragukan lagi, pengalaman empirik demokrasi dalam
sejarah Islam memang sangat terbatas. Dengan menggunakan parameter yang sangat sederhana,
pengalaman empirik demokrasi hanya bisa ditemukan selama pemerintahan Rasulullah sendiri
dan masa para sahabatnya.





    

1) Islam dan demokrasi adalah dua sistem politik yang berbeda

2) Islam adalah sistem nilai yang membenarkan dan mendukung sistem politik demokrasi.

  

1) Apabila terjadi kesalahan dalam pembuatan makalah ini diharapkan saran dan kritikan
yang bisa membangun dalam pembuatan makalah selanjutnya

 


Azra Azyumardi, 2000. @ 


        Jakarta: TIM
ICCE UIN.

Mustari. 2008.         Makassar; UNM.

              




Baca juga artikel yang mungkin berkaitan :

1. Kepemilikan dan Kedudukan Harta dalam Kehidupan Manusia


2. Tinjauan tentang Maslahah Mursalah dalam Ekonomi
3. Jangan Bersedih, Inilah Kiat-Kiat untuk Bahagia
4. Zakat Sebagai Pengantar
5. Pentingnya Minat Belajar bagi Peningkatan Prestasi Belajar Siswa
6. Kumpulan Teka-Teki Humor 1.1
7. Aqidah Akhlak
8. Teknik Analisis Data dalam Kajian Tafsir
9. Sabar Menurut Quantum Ikhlas
10. Pembelajaran Remedial dalam Meningkatkan Prestasi Belajar

Kategori : Artikel Islami, Karya Tulis Ilmiah, Makalah


  !     "

1.     !


  says:

24/07/2010 at 22:14

Assalamualaikum!

DEMOKRASI ± AGAMA YANG SYIRIK DAN KUFUR

Umat Islam kita di Malaysia kini telah disesatkan dengan kesesatan yang amat jauh oleh
Ahlil Kitab sehingga kita tidak menyedari bahawa :

1. Para pemimpin kita yang terdiri daripada ahli-ahli PARLIMEN dan DUN adalah
TUHAN-TUHAN MANUSIA yang berkuasa dan berdaulat ke atas seluruh umat manusia
serta mereka itu adalah TUHAN-TUHAN MANUSIA yang DISEMBAH oleh manusia;

2. Seluruh umat Islam kita yang menjadi rakyat yang diperintah ini adalah orang-orang
yang MELANTIK para pemimpin kita ini sebagai TUHAN-TUHAN yang berkuasa dan
berdaulat ke atas kita serta kitalah yang menjadi para PENYEMBAH yang menyembah
Tuhan-tuhan manusia ini;

3. Demokrasi ini adalah satu agama ciptaan manusia yang syirik dan kufur kerana ianya
adalah terdiri daripada konsep-konsep Uluhiyah dan Rububiyah Manusia yang menafi,
menolak, mengingkari dan menentang konsep-konsep Uluhiyah dan Rububiyah Allah
yang terkandung di dalam kalimah Laailaahaillallah.
Demokrasi adalah agama ciptaan manusia yang syirik dan kufur kerana ianya adalah
agama yang didasarkan kepada AQIDAH yang syirik dan kufur yang terdiri daripada
ULUHIYAH dan RUBUBIYAH MANUSIA yang berkontradiksi secara total dengan
Aqidah Islam, iaitu Uluhiyah dan Rububiyah Allah dan Laailaahaailallah. Faktor yang
menjadi asas kepada AQIDAH DEMOKRASI ialah undang-undang demokrasi yang
diciptakan oleh manusia dan yang ditaati oleh manusia, manakala asas kepada AQIDAH
ISLAM ialah undang-undang yang diciptakan oleh Allah dan yang ditaati oleh manusia.

Negara Malaysia kita ini adalah negara yang syirik dan kufur kerana ia mengamal,
mengimani dan menganuti agama demokrasi yang syirik dan kufur .

AGAMA ISLAM :

1. AQIDAH ISLAM adalah ciptaan Allah dan daripada Allah yang terdiri daripada
RUBUBIYAH DAN ULUHIYAH ALLAH :

i. Rububiyah Allah bererti bahawa Allah itu adalah TUHAN bagi manusia kerana
HANYA Dia sahaja yang mempunyai HAK dan KUASA ke atas Kedaulatan, Otoriti dan
Undang-undang dan Dia juga mempunyai HAK untuk MENGABDIKAN MANUSIA
KEPADA KUASA -NYA;

ii. Uluhiyah Allah bererti Allah itu adalah TUHAN yang tunggal bagi manusia kerana
segala kedaulatan, otoriti dan undang-undang yang dimiliki, dibuat dan diluluskan oleh
Allah itu adalah DITAATI dan DIPATUHI oleh seluruh manusia yang diperintah;

2. SYARIAT ISLAM adalah terdiri daripada segala PERATURAN dan UNDANG-


UNDANG yang dimiliki, dibuat dan diluluskan oleh Allah;

3. AKHLAK ISLAM adalah daripada Allah yang mengikut neraca-neraca dan nilai-nilai
daripada Allah yang dikuatkuasakan oleh peraturan dan undang-undang Allah.

AGAMA DEMOKRASI :

Demokrasi adalah agama yang syirik dan kufur kerana ianya adalah didasarkan kepada
Aqidah, Syariat dan Akhlak yang syirik dan kufur :

1. AQIDAH DEMOKRASI adalah ciptaan manusia yang selain daripada Allah yang
terdiri daripada RUBUBIYAH DAN ULUHIYAH MANUSIA :

i. Rububiyah Manusia bererti para pemerintah itu adalah TUHAN-TUHAN bagi manusia
kerana mereka mempunyai HAK dan KUASA ke atas Kedaulatan, Otoriti dan Undang-
undang dan mereka mempunyai HAK untuk MENGABDIKAN MANUSIA KEPADA
KUASA MANUSIA;

ii. Uluhiyah Manusia bererti para pemerintah itu adalah TUHAN-TUHAN bagi manusia
kerana segala kedaulatan, otoriti dan undang-undang yang dibuat dan diluluskan oleh
para pemerintah itu adalah DITAATI dan DIPATUHI oleh golongan manusia yang
diperintah;

2. SYARIAT DEMOKRASI yang terdiri daripada segala PERATURAN dan UNDANG-


UNDANG yang dibuat dan diluluskan oleh parlimen (fasal 44 Perlembagaan Negara)
adalah ciptaan manusia yang selain daripada Allah;

3. AKHLAK DEMOKRASI yang wujud dan berkembang di bawah kekuasaan dan


undang-undang manusia adalah mengikut neraca-neraca dan nilai-nilai manusia yang
dikuatkuasakan oleh peraturan dan undang-undang manusia.

Perbandingan di antara agama Islam dengan agama demokrasi memberi gambaran yang
jelas bahawa demokrasi ini adalah satu agama, iaitu agama yang syirik dan kufur.
Demokrasi yang didasarkan kepada Rububiyah dan Uluhiyah Manusia adalah agama
manusia yang syirik dan kufur.

Umat Islam kita melantik manusia sebagai Tuhan-tuhan Manusia dan selepas itu mereka
menyembah Tuhan-tuhan Manusia ini ± kesemuanya ini mengeluarkan mereka daripada
agama Allah! Ini adalah sikap dan perbuatan yang merosakkan Laailaahaillallah dan yang
mengeluarkan mereka daripada agama Allah, kerana :

1. Tidak ada IJTIHAD dan MASLAHAH dalam masalah AQIDAH;

2. Falsafah ³matlamat menghalalkan cara´ tidak dapat diterima oleh Islam kerana ianya
adalah falsafah Barat dan cara pemikiran Barat yang syirik dan kufur yang dikembangkan
oleh Machiavelli;

3. Matlamat perjuangan adalah daripada Laailaahaillallah dan cara perjuangan adalah


juga daripada Laailaahaillallah ± matlamat perjuangan dan cara perjuangan adalah
daripada sumber yang satu dan sama, iaitu daripada Laailaahaillallah, sedangkan cara
perjuangan melaui proses dan jalan demokrasi adalah berkontradiksi dengan
Laailaahaillallah.

Tiada pilihan yang lain yang lebih bijak dan baik bagi seluruh umat Islam kita melainkan
mereka hendaklah segera dan tegas mengeluarkan diri mereka daripada berjuang dan
beroperasi di bawah sistem politik demokrasi ini dan mereka hendaklah hanya berjuang
melalui Metod Islam daripada Allah dan Rasul-Nya sahaja yang sudah tersedia wujud di
dalam al-Quran, Sunnah dan Sirah.

Perhatikalah ayat al-Quran seperti di atas ini :

Firman Allah : Fatir 10


Sesiapa yang mahukan kemuliaan (maka hendaklah ia berusaha mencarinya dengan jalan
mematuhi perintah Allah), kerana bagi Allah jualah segala kemuliaan. Kepada Allahlah
naiknya segala madah yang baik (yang menegaskan iman dan tauhid untuk dimasukkan
ke dalam kira-kira balasan), dan amal yang soleh pula diangkat-Nya naik ( sebagai amal
yang makbul ± yang memberi kemuliaan kepada yang melakukannya). dan sebaliknya;
orang-orang yang merancangkan kejahatan (untuk mendapat kemuliaan), adalah bagi
mereka azab seksa yang berat; dan rancangan jahat mereka (kalau berkesanpun) akan
rosak binasa.

Ayat di atas melarang kita daripada mengamalkan agama demokrasi yang syirik dan
kufur walaupun untuk mencapai matlamat yang suci dan murni kerana Allah. Allah
memberi peringatan bahawa sesiapa yang mengamalkan jalan yang syirik dan kufur
seperti amalan sistem politik demokrasi adalah orang-orang yang merancang untuk
melakukan kejahatan terhadap Allah yang akan dihumban ke dalam neraka di akhirat
nanti.
Umat Islam kita yang wujud dan menjalani kehidupan di bawah sistem politik demokrasi
yang syirik dan kufur ini akan hanya dapat memelihara dan mempertahankan
kesempurnaan pegangan dan amalan kalimah Laailaahaillallah dengan cara mengamalkan
segala sikap, tindakan dan amalan seperti mana yang dikenalpastikan di sini :

1. Memahami, menyedari dan meyakini kesyirikan dan kekufuran demokrasi;

2. Tidak mengambil bahagian dan mengamalkan sistem politik demokrasi;

3. Memisah, memencil dan mengasingkan diri daripada demokrasi, kerajaan demokrasi


dan segala proses politik demokrasi;

4. Tidak meredhai dan menyetujui demokrasi dan kerajaan demokrasi serta


membencinya;

5. Tidak menghalal dan membolehkan amalan demokrasi dan sistem politik demokrasi;

6. Mengisytiharkan kekufuran kerajaan demokrasi dan perintah Allah untuk


menghancurkannya untuk kemudiannya digantikan dengan sebuah Negara Islam;

7. Menafi, menolak, mengingkari dan menentang dengan terbuka, aktif dan total terhadap
demokrasi dan kerajaan demokrasi ;

8. Mengamalkan sikap tanpa kompromi dan berkonfrantasi dengan kerajaan demokrasi


sehingga ia mengalami kehancuran;

9. Tidak bersikap ³neutral´ dan berkecuali terhadap kerajaan demokrasi;

10. Membentuk dan menyertai satu Pergerakan Islam untuk menentang dan menjatuhkan
kerajaan demokrasi dan untuk memperjuangkan Islam melalui Metod Islam supaya ia
muncul sebagai satu agama yang berkuasa dan memerintah dengan menguatkuasakan
segala undang-undang dan sistem hidup daripada Allah.
Inilah jalan Laailaahaillallah dan inilah sahaja jalan dan cara bagi seluruh umat Islam kita
untuk menyelamatkan diri mereka daripada terlibat secara langsung dengan kesyirikan
dan kekufuran.

Metod Islam untuk mewujudkan kerajaan Islam ialah Jihad, Perang dan Revolusi, bukan
melalui ³NUSSRAH´ amalan Hizbu at-Tahrir dan bukan melalui jalan demokrasi dan
proses demokrasi kerana itu adalah jalan yang syirik dan kufur.

Firman Allah : al-Hajj 40


Sekiranya Allah tidak menjatuhkan segolongan manusia dengan segolongan yang lain,
nescaya runtuhlah tempat-tempat pertapaan serta gereja-gereja, dan sinagog-sinagog dan
juga masjid-masjid yang sentiasa disebut nama Allah dengan banyak padanya.

Allah memerintahkan kita supaya melancarkan Jihad dan Perang dalam bentuk yang
OFENSIF terhadap kerajaan demokrasi atau mana-mana kerajaan manusia yang
MENGABDIKAN MANUSIA KEPADA KEKUASAAN MANUSIA seperti kerajaan
demokrasi Malaysia kita ini atau mana-mana kerajaan sekalipun yang memerintah
dengan undang-undang manusia dan tidak memerintah dengan undang-undang Allah.

Firman Allah: al-Baqarah 193


Dan berperanglah sehingga tiada lagi fitnah (penindasan) dan jadilah agama untuk Allah.

³Fitnah´ di sini dimaksudkan kepada penindasan, iaitu penindasan dalam bentuk


peraturan dan undang-undang manusia yang berdaulat dan berkuasa ke atas manusia.
³Fitnah´ wujud dalam kerajaan demokrasi Malaysia kita ini kerana peraturan dan
undang-undang yang wujud dan beroperasi dalam kerajaan kita kini adalah peraturan dan
undang-undang manusia. Selagi mewujudnya ³fitnah´ dalam sistem politik demokrasi
Malaysia kita ini, selama itulah Jihad, Perang dan Revolusi adalah diperintahkan ke atas
kita. Keruntuhan dan kehancuran kerajaan demokrasi kita ini melalui Jihad, Perang dan
Revolusi bererti terbentuknya kerajaan Islam atau sistem khilafah. Ayat-ayat Jihad dan
Perang seperti mana yang sedang kita bicarakan di sini adalah ayat-ayat yang UMUM,
TETAP, FINAL dan MUKTAMAD yang diperintahkan ke atas seluruh umat Islam kita
dan untuk sepanjang masa.

You might also like