You are on page 1of 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemuda menempati posisi penting dalam aktivitas pembangunan bangsa dan


Negara. Mereka menjadi major human resources, kelompok strategis yang berperan
sebagai “agent of change” (unsur perubahan) dalam kehidupan berbangsa,
bermasyarakat, dan bernegara. Pemuda juga menjadi pewaris regenerasi masa depan
perkembangan peradaban suatu bangsa. Sangatlah tepat, jika pemuda ditempatkan
sebagai kelompok strategis dan potensial dalam melanjutkan kepemimpinan nasional.
Pemuda juga menjadi sumber daya produktif dalam pembangunan yang meliputi bidang
politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan.1

Dalam catatan sejarah perjuangan bangsa Indonesia, peran pemuda dalam setiap
peristiwa penting yang terjadi tidaklah dapat dipandang dipandang sebelah mata. Bahkan
oemuda menjadi tulang punggung dari keutuhan perjuangan melawan penjajahan
Belanda dan Jepang hingga proses proklamasi kemerdekaan Negara Kesatuan Republik
Indonesia diproklamirkan oleh para founding fathers kita. Peran pemuda sebagai agent
of change tetap disandang oleh pemuda Indonesia hingga saat ini. Peranan lain dari
pemuda dewasa ini adalah sebagai pengontrol independen terhadap segala kebijakan
yang dibuat oleh pemerintah dan penguasa. Kejadian pada tahun 1998 merupakan salah
satu fakta sejarah dari peranan pemuda Indonesia. Hingga tiba pada suatu analisa bahwa
pemuda yang tadinya hanya sebagai katalis dalam perubahan harus menjadi subjek
dalam mengawal perubahan mencapai hasil yang dicita-citakan. Setiap pemuda yang
lahir pada generasi sekarang maupun yang akan datang harus mampu menempa dirinya
lebih keras karena tantangan arus globalisasipun semakin besar.

Sejak merdeka negara Indonesia tidak luput dari gejolak dan ancaman yang
membahayakan kelangsungan hidup bangsa. Tetapi bangsa Indonesia mampu
1
Dr. Azis Syamsuddin, Peran Pemuda dalam Pembangunan Ekonomi dan Keamanan Negara, (On-line),
tersedia di: http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/1109104112.pdf

1
mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatannya dari agresi Belanda dan mampu
menegakkan wibawa pemerintahan dari gerakan separatis. Ditinjau dari geopolitik dan
geostrategi dengan posisi geografis, sumber daya alam dan jumlah serta kemampuan
penduduk telah menempatkan Indonesia menjadi ajang persaingan kepentingan dan
perebutan pengaruh antar negara besar. Hal ini secara langsung maupun tidak langsung
memberikan dampak negatif terhadap segenap aspek kehidupan sehingga dapat
mempengaruhi dan membahayakan kelangsungan hidup dan eksitensi NKRI. Untuk itu
bangsa Indonesia harus memiliki keuletan dan ketangguhan yang mengandung
kemampuan mengembangkan kekuatan nasional sehingga berhasil mengatasi setiap
bentuk tantangan ancaman hambatan dan gangguan dari manapun datangnya.2

Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mewujudkan kepeloporan


pemuda yang akan menjadi harapan masa depan bangsa, yaitu pertama, memperluas
kesempatan pemuda memperoleh pendidikan dan keterampilan. Kedua, meningkatkan
peran serta pemuda dalam pembangunan sosial, politik, ekonomi, lingkungan hidup,
ketahanan, keamanan serta budaya dan agama. Khususnya, ketahanan suatu bangsa
sangat ditentukan oleh ketahanan budaya (kultur) bangsa tersebut. Lunturnya budaya
bangsa akibat masuknya budaya asing, akan berpengaruh terhadap cara berpikir dan
bertindak, yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap aspek kehidupan lainnya.
Penerimaan suatu budaya yang datang dari luar, sepanjang masih sesuai dan tidak
bertentangan dengan budaya Indonesia, akan tetap membawa bangsa Indonesia kuat,
artinya tetap berpegang teguh pada budaya dan jati diri bangsanya. Bila suatu bangsa
tetap memegang teguh budaya dan jati diri bangsanya, maka bangsa tersebut akan berdiri
kokoh dan keberadaannya tetap terjaga, sebaliknya bila tidak berpegang teguh pada
budaya dan jati dirinya, maka bangsa tersebut akan hilang (musnah).3

Pemboman Hotel JW Mariot dan Hotel The Ritz-Carlton membuat kita semua
terkejut dan membuat tanda tanya besar mengapa hal tersebut dapat terjadi untuk kedua
kalinya di tempat yang sama. Atau juga baru-baru ini yang terjadi di Masjid Polres
Cirebon. Apakah negara kita masih dapat dikategorikan aman dari kejadian demikian?
Hal inilah yang harus membuat kita kembali merapatkan barisan untuk bersama-sama
menjaga keamanan negara kita tercinta. Walaupun secara umum Indonesia dapat

2
Geopolitik di Indonesia, (On-line), tersedia di: http://id.wikipedia.org/wiki/Geopolitik_di_Indonesia
3
Sedarnawati Yasni, Esensi Nilai-nilai Pancasila dan Pelaksanaan UUD 1945 dalam Kehidupan Berbangsa
dan Bernegara, (Bogor: Perpustakaan Nasional Katalog Dalam Terbitan, 2007), hal. 17.

2
dikategorikan dalam kondisi keamanan dan ketertiban yang relatif kondusif bagi
berlangsungnya aktivitas masyarakat, akan tetapi hal tersebut jangan membuat kita
semua terlena dan hanya berpangku tangan dengan mengatakan bahwa urusankeamanan
di Indonesia adalah menjadi tanggung jawab pemerintah dalam hal ini POLRI dan TNI.

Dalam konteks Indonesia kita mengenal Wawasan Nusantara yang merupakan


wawasan nasional Indonesia (Indonesia national outlook) yang dikembangkan dan
dirumuskan dalam rangka mencapai cita-cita dan tujuan nasional dengan
mempertimbangkan pandangan geopolitik Indonesia, sejarah perjuangan dan kondisi
social budaya bangsa. Bagi Indonesia, Wawasan Nusantara merupakan pedoman dalam
penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara menuju
perwujudan Indonesia sebagai satu kesatuan politik, satu kesatuan ekonomi, satu
kesatuan sosial budaya, dan satu kesatuan pertahanan keamanan. Pemuda, sebagai bagian
dari bangsa, harus mampu memahami wawasan ini, sehingga dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara peran pemuda tetap sebagai garda depan pembangunan.4

B. Identifikasi Masalah

Dari uraian yang dikemukakan dalam latar belakang di atas, maka dapat
diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah konsepsi dari Ketahanan Nasional?


2. Bagaimanakah ketahanan nasional dalam perspektif pemuda?

C. Maksud dan Tujuan

1. Maksud

4
Ibid.

3
Adapun yang menjadi maksud dilakukannya penulisan ini adalah:

a. Untuk mengetahui apakah konsepsi dari Ketahanan Nasional.


b. Untuk mengetahui ketahanan nasional dalam perspektif pemuda.

2. Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan dalam penulisan ini adalah:

a. Memberikan wawasan kepada pembaca mengenai Ketahanan Nasional dalam


Perspektif Pemuda.
b. Diharapkan dapat berguna bagi bangsa dan negara.

D. Metode Penulisan

Metodologi penulisan yang digunakan bersifat deskriptif analitis, yaitu penulis


menggambarkan penyajian data yang diperoleh secara lengkap dengan memberikan
gambaran data dan melakukan analisis terhadap data, dengan menggunakan pendapat
dari para ahli hukum dan sains yang kemudian dianalisis.
Dalam mengumpulkan data, teknik yang digunakan adalah:
1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Yaitu dengan cara menggunakan data atau bahan yang dilakukan dengan cara
membaca sejumlah buku-buku dan literatur yang ada relevansinya dengan judul
penulisan.

Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini selanjutnya diolah dengan cara
metode kualitatif, yaitu pengolahan data yang dilakukan dengan cara menggunakan kata-
kata dan kalimat, sehingga diperoleh bahasan atau paparan yang sistematis dan dapat
dimengerti.

E. Sistematika Penulisan

4
Adapun sistematika penulisan karya tulis mengenai: “ Ketahanan Nasional
dalam Perspektif Pemuda “, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini terdiri dari: latar belakang, identifikasi masalah, maksud dan
tujuan, metodologi dan sistematika penulisan.

BAB II KETAHANAN NASIONAL INDONESIA

Pada bab ini akan diuraikan mengenai Konsepsi dan Asas-asas Ketahanan
Nasional, Perkembangan Ketahanan Nasional Indonesia dan Ketahanan
Nasional dalam Perspektif Pemuda.

BAB V PENUTUP

Bab ini merupakan bab penutup dari penulisan karya tulis yang menegaskan
segala permasalahan dalam bentuk kesimpulan dari seluruh analisis yang telah
dilakukan, dan juga saran-saran yang berupa pendapat maupun ide-ide yang
tujuannya untuk memberikan pencerahan.

BAB II

5
KETAHANAN NASIONAL DI INDONESIA

A. Konsepsi dan Asas-asas Ketahanan Nasional

Kondisi dinamik bangsa Indonesia yang meliputi segenap aspek kehidupan


nasional yang berintegrasi, berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung
kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi
segala tantangan ancaman hambatan dan gangguan baik yang datang dari luar maupun
dari dalam. Untuk menjamin identitas, integritas kelangsungan hidup bangsa dan negara
serta perjuangan mencapai tujuan nasionalnya.

Konsepsi ketahanan nasional Indonesia adalah konsepsi pengembangan kekuatan


nasional melalui pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan yang
seimbang serasi dalam seluruh aspek kehidupan secara utuh dan menyeluruh
berlandaskan Pancasila, Undang-undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 dan
Wawasan Nusantara.

Kesejahteraan = Kemampuan bangsa dalam menumbuhkan dan mengembangkan


nilai-nilai nasionalnya demi sebesar-besarnya kemakmuran yang adil dan merata rohani
dan jasmani.

Keamanan = Kemampuan bangsa Indonesia melindungi nilai-nilai nasionalnya


terhadap ancaman dari luar maupun dari dalam.

Ketahanan Nasional, menurut Wan Usman , adalah aspek dinamis suatu bangsa,
meliputi semua aspek kehidupan untuk tetap jaya di tengah keteraturan dan perubahan
yang selalu ada. Konsep Ketahanan Nasional suatu bangsa dilatarbelakangi oleh
kekuatan apa yang ada pada suatu bangsa dan negara sehingga ia mampu
mempertahankan ke-langsungan hidupnya meskipun mengalami berbagai gangguan,
hambatan dan ancaman baik dari dalam maupun dari luar. Ketahanan (kemajuan) suatu
bangsa untuk tetap jaya, me-ngandung makna keteraturan (regular) dan stabilitas yang di
dalamnya terkandung potensi untuk terjadinya perubahan (the stability idea of changes).5

5
Masad Masrur, Ketahanan Nasional dan Pemuda, (On-line), tersedia di:
http://masadmasrur.blog.co.uk/2009/01/29/ketahanan-nasional-dan-pemuda-5467523/
6
Hakikat Ketahanan dan Konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia

1. Hakikat Ketahanan Nasional Indonesia yaitu Keuletan dan ketangguhan yang


mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional untuk dapat menjamin
kelangsungan hidup dan tujuan negara.
2. Hakikat Konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia yaitu Pengaturan dan
penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan secara seimbang, serasi dan selaras
dalam seluruh aspek kehidupan nasional.

Asas-asas Ketahanan Nasional Indonesia

1. Kesejahteraan dan keamanan


2. Komprehensif Integral (Menyeluruh Terpadu)
3. Mawas ke dalam dan ke luar
4. Kekeluargaan

Sifat Ketahanan Nasional Indonesia

1. Mandiri = Percaya pada kemampuan dan kekuatan sendiri bertumpu pada


identitas, integritas dan kepribadian. Kemandirian merupakan prasyarat menjalin
kerjasama yang saling menguntungkan
2. Dinamis = Berubah tergantung pada situasi dan kondisi bangsa dan negara serta
kondisi lingkungan strategis.
3. Wibawa = Pembinaan ketahanan nasional yang berhasil akan meningkatkan
kemampuan bangsa dan menjadi faktor yang diperhatikan pihak lain.
4. Konsultasi dan Kerjasama = Sikap konsultatif dan kerjasama serta saling
menghargai dengan mengandalkan pada kekuatan moral dan kepribadian bangsa.
Pengaruh Aspek Ketahanan Nasional Pada Kehidupan Bernegara

Ketahanan nasional merupakan gambaran dari kondisi sistem (tata) kehidupan


nasional dalam berbagai aspek pada saat tertentu. Tiap-tiap aspek relatif berubah
menurut waktu, ruang dan lingkungan terutama pada aspek-aspek dinamis sehingga
interaksinya menciptakan kondisi umum yang sulit dipantau karena sangan komplek.

7
Konsepsi ketahanan nasional akan menyangkut hubungan antar aspek yang
mendukung kehidupan, yaitu:

1. Aspek alamiah / Trigatra (Tangible / Statis)


a. Geografis

b. Kependudukan

c. Sumber kekayaan alam

2. Aspek social / Pancagatra (Intangible / Dinamis)


a. Ideologi
b. Politik
c. Ekonomi
d. Sosial budaya
e. Ketahanan keamanan

B. Perkembangan Ketahanan Nasional di Indonesia6

Dewasa ini istilah ketahanan nasional sudah dikenal diseluruh Indonesia. Dapat
dikatakan bahwa istilah itu telah menjadi milik nasional. Ketahanan Nasional baru
dikenal sejak permulaan tahun 60an. Pada saat itu istilah itu belum diberi devenisi
tertentu. Disamping itu belum pula disusun konsepsi yang lengkap menyeluruh tentang
ketahanan nasional. Istilah ketahanan nasional pada waktu itu dipakai dalam rangka
pembahasan masalah pembinaan teritorial atau masalah pertahanan keamanan pada
umumnya. Walaupun banyak instansi maupun perorangan pada waktu itu
menggunakan istilah ketahanan nasional, namun lembaga yang secara serius dan terus-
menerus mempelajari dan membahas masalah ketahanan nasional adalah lembaga
pertahanan nasional (Lemhanas). Sejak Lemhanas didirikan pada tahun 1965, maka
masalah ketahanan nasional selalu memperoleh perhatian yang besar.
Sejak mulai dengan membahas masalah ketahanan nasional sampai sekarang,
telah dihasilkan tiga konsepsi. Pengertian atau definisi pertama Lemhanas, yang disebut
dalam konsep 1968 adalah sebagai berikut :
6
Susilo Tri Widodo, S.Pd., Ketahanan Nasional, (On-line), tersedia di:
http://susilo.staff.fkip.uns.ac.id/files/2009/05/ketahanan-nasional.ppt

8
Ketahanan nasional adalah keuletan dan daya tahan kita dalam menghadapi
segala kekuatan baik yang datang dari luar maupun dari dalam yang langsung
maupun tidak langsung membahayakan kelangsungan hidup negara dan bangsa
Indonesia.
Pengertian kedua dari Lemhanas yang disebut dalam ketahanan nasional konsepsi
tahun 1969 merupakan penyempurnaan dari konspsi pertama yaitu :
Ketahanan nasional adalah keuletan dan daya tahan suatu bangsa yang
mengandung kemampuan untuk memperkembangkan kekuatan nasional dalam
menghadapi segala ancaman baik yang datang dari luar maupun yang datang dari
dalam yang langsung maupun tidak langsung membahayakan kelangsungan hidup
negara Indonesia.
Ketahanan nasional merupakan kondisi dinamis suatu bangsa, berisi keuletan dan
ketangguhan, yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional, di
dalam menghadapi dan mengisi segala tantangan, ancaman, hambatan, serta gangguan
baik yang datang dari luar maupun dari dalam, yang langsung maupun tidak langsung
membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta
perjuangan mengejar perjuangan nasional.
Apabila kita bandingkan dengan yang terdahulu, maka akan tampak perbedaan
antara lain seperti berikut :
a. Perumusan 1972 bersifat universal, dalam arti bahwa rumusan tersebut dapat
diterapkan dinegara-negara lain, terutama di negara-negara yang sedang
berkembang.
b. Tidak lagi diusahakan adanya suatu definisi, sebagai gantinya dirumuskan apa
yang dimaksudkan dengan istilah ketahanan nasional.
c. Jika dahulu ketahanan nasional diidentikkan dengan keuletan dan daya tahan, maka
ketahanan nasional merupakan suatu kondisi dinamis yang berisikan keuletan dan
ketangguhan, yang berarti bahwa kondisi itu dapat berubah.
d. Secara lengkap dicantumkan tantangan, ancaman, hambatan, serta gangguan.
e. Kelangsungan hidup lebih diperinci menjadi integritas, identitas, dan kelangsungan
hidup.

Dalam pidato kenegaraan Presiden Republik Indonesia Jenderal Suharto di depan


siding DPR tanggal 16 Agustus 1975, dikatakan bahwa Ketahanan Nasional adalah
tingkat keadaan dan keuletan dan ketangguhan bahwa Indonesia dalam menghimpun

9
dan mengarahkan kesungguhan kemampuan nasional yang ada sehingga merupakan
kekuatan nasional yang mampu dan sanggup menghadapi setiap ancaman dan
tantangan terhadap keutuhanan maupun kepribadian bangsa dan mempertahankan
kehidupan dan kelangsungan cita-citanya. Karena keadaan selalu berkembang serta
bahaya dan tantangan selalu berubah, maka ketahanan nasional itu juga harus
dikembangkan dan dibina agar memadai dengan perkembangan keadaan. Karena itu
ketahanan nasional itu bersifat dinamis, bukan statis.

Kemunculan konsep Ketahanan nasional di Indonesia yaitu tahun 1968 dalam


pemikiran Lemhanas sehingga konsep tersebut sebagai pertanda beralihnya konsep
kekuatan nasional menjadi ketahanan nasional. Ketahanan nasional meliputi :

1. Ketahanan Ideologi : kondisi mental bangsa Indonesia yang berlandaskan akan


ideologi Pancasila.
2. Ketahanan Politik : kondisi kehidupan politik bangsa Indonesia yang berlandaskan
demokrasi politik berdasarkan pancasila dan UUD 1945 yang mampu memelihara
sistem politik yang sehat dan dinamis.
3. Ketahanan Ekonomi : kondisisi kehidupan perekonomian bangsa yang
berlandaskan demokrasi ekonomi yang berlandaskan pancasila yang mampu
memelihara stabilitas ekonomi.
4. Ketahanan Sosial budaya : kondisi sosial budaya bangsa yang dijiwai kepribadian
nasional berdasarkan pancasila yang mengandung kemampuan membentuk dan
mengembangkan kehidupan sosial budaya manusia dan masyarakat Indonesia.
5. Ketahanan Pertahanan keamanan : kondisi daya tangkal bangsa yang dilandasi
kesadaran bela negara seluruh rakyat yang mengandung kemampuan memelihara
stabilitas pertahanan dan keamanan.

C. Ketahanan Nasional dalam Perspektif Pemuda7

7
Ardia Bara, Ketahanan Nasional versus Pemuda, (On-line), tersedia di:
http://ardiabara.multiply.com/journal/item/86/KETAHANAN_NASIONAL_VERSUS_PEMUDA.

10
Ketahanan nasional dalam persfektif pemuda berjalan seiring dan saling
keterikatan. Masalah ketahanan nasional, peran pemuda tak bisa dilepaskan. Pemuda
yang kuat, berdaya, dan berdaya saing tentunya akan menjadi modal utama ketahanan
nasional. Pemuda sebagai bagian dari potensi pembangunan perlu diberdayakan agar
mampu berkiprah dalam pembangunan dan menghadapi tantangan global.

Tanpa adanya pemuda yang memiliki kepedulian terhadap nasib bangsa dan
negara, bisa dipastikan ketahanan nasional akan melemah. Makna pemuda memiliki arti
yang beragam. Dari definisi ini, maka dapat diinterpretasikan pemuda adalah individu
dengan karakter yang dinamis, bahkan bergejolak dan optimis namun belum memiliki
pengendalian emosi yang stabil. 

Bila melihat pada sejarah perjalanan bangsa Indonesia, kiprah kaum muda selalu
mengikuti setiap tapak-tapak penting sejarah. Pemuda selalu menjadi kekuatan utama
dalam proses modernisasi dan perubahan. Dan biasanya pula pemuda jenis ini adalah
para pemuda yang terdidik. Mereka mempunyai kelebihan dalam pemikiran ilmiah,
selain semangat mudanya, sifat kritisnya, kematangan logikanya dan kebersihan-nya
dari noda orde masanya. Angkatan 1908, Angkatan 1928, Angkatan 1945, Angkatan
1966, Angkatan 1974 dan Angkatan 1998 adalah sebutan bagi para pemuda di
jamannya yang melakukan pembaharuan. Angkatan 1908 dan Angkatan 1928
merupakan angkatan pemuda yang melakukan pencerahan kepada rakyat atas
penindasan kolonialisme. Angkatan 1908 mendapat inspirasi dari asiatic reveil
(kebangkitan bangsa-bangsa Asia) akibat kemenangan Jepang terhadap Rusia pada
tahun 1904-1905, sehingga mulai tumbuh kesadaran sebagai bangsa.

Kewaspadaan nasional selalu dinamis dan aktif mendeteksi, mengidentifikasi dan


berusaha punya akses ke sumber-sumber informasi tentang potensi ancaman sedini
mungkin sejak masih embrio. Adalah ideal apabila semua strata kewaspadaan sesuai
lingkup keawasan dan kemampuannya terus memantau, mengamati, mendeteksi dan
mengidentifikasi sinyal-sinyal atau isu yang berkembang sehingga seawal mungkin
melakukan tindakan pencegahan awal (early prevention), sehingga potensi ancaman
tidak sampai terwujud atau kalau perlu menghindarinya. Mengingat bahwa ruang
kewaspadaan nasional ini meliputi seluruh bidang kehidupan negara dan rakyat,
mengingat pula setiap warga negara (termasuk pemuda) mempunyai hak dan kewajiban

11
untuk ikut serta. Seperti yang tercantum dalam Pasal 27 ayat (3) Undang-undang Dasar
Republik Indonesia Tahun 1945 setelah di amandemen yang berbunyi: “Setiap warga
negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara.” Lalu dalam Pasal
9 ayat (1) Undang-undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan negara yang
berbunyi: “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara
yang diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan negara.” Lebih lanjut lagi
dikatakan dalam Pasal 30 ayat (1) Undang-undang Dasar Republik Indonesia setelah di
amandemen: “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara.” Kewaspadaan nasional bukan hanya persoalan dan
tanggung jawab negara saja, tetapi mencakup dan menjadi tanggung jawab seluruh
rakyat Indonesia.

Tidak ada perubahan tanpa kaum muda. Dalam perspektif ketahanan nasional,
peran pemuda dalam menggagas perubahan-perubahan ke arah perbaikan adalah kunci
kekuatan kepeloporan pemuda. Ketahanan nasional belum menemukan format idealnya
ketika peran signifikan pemuda belum terakomodir secara optimal. Sangat janggal
rasanya ketika agent of change tersebut hanya menjadi penonton atas perubahan besar
yang telah berhasil dikontribusikannya. Hendaknya pemuda bukan lagi hanya sekedar
wacana agent of change tersebut, tetapi juga sebagai direct of change yang menjalankan
perubahan tersebut menuju kekokohan ketahanan nasional sebuah negara. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa segenap aspek tersebut merupakan suatu keseluruhan
yang serasi. Sedangkan ketahanan nasional itu sendiri, adalah aspek dinamis suatu
bangsa, meliputi semua aspek kehidupan untuk tetap jaya di tengah keteraturan dan
perubahan yang selalu ada.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

12
Berdasarkan uraian dari bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan hal-hal
sebagai berikut:

1. Ketahanan Nasional adalah kondisi dinamis suatu bangsa, berisi keuletan


dan ketangguhan, yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan
nasional, di dalam menghadapi dan mengisi segala tantangan, ancaman, hambatan,
serta gangguan baik yang datang dari luar maupun dari dalam, yang langsung
maupun tidak langsung membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup
bangsa dan negara serta perjuangan mengejar perjuangan nasional. Meliputi
ketahanan di bidang Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial budaya dan Pertahanan
keamanan.
2. Pemerintah berkewajiban untuk memfasilitasi kaum pemuda dalam
berbagai hal dan kegiatan demi terwujudnya ketahanan nasional pada umumnya dan
untuk mengembangkan potensi, kapasitas, aktualisasi diri, dan cita-cita pemuda pada
khususnya.

B. Saran

Dari apa yang telah penulis simpulkan di atas, maka penulis akan memberikan
saran sebagai berikut:

1. Agar pihak pemerintah saling bersinergi dalam memfasilitasi pemuda dalam


berkegiatan, seperti yang tercantum dalam Undang-undang Nomor 40 Tahun 2009
tentang Kepemudaan yang berbunyi: “Pemerintah, pemerintah daerah dan
masyarakat berkewajiban untuk bersinergi dalam melaksanakan pelayanan
kepemudaan.” Sedangkan pengertian pelayanan kepemudaan tercantum dalam
undang-undang yang sama Pasal 1 angka 4 yang berbunyi: “Pelayanan
Kepemudaan adalah penyadaran, pemberdayaan, dan pengembangan
kepemimpinan, kewirausahaan, serta kepeloporan pemuda.”
2. Agar pemuda Indonesia bersatu padu dalam menjaga keamanan dan ketahanan
nasional sesuai dengan potensi dan kemampuannya masing-masing melalui berbagai
cara, misalnya melalui media, jejaring sosial yang menjamur, dan sebagainya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Undang-undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 Amandemen ke-4.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara.

14
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan.

Yasni, Sedarnawati. 2007. Esensi Nilai-nilai Pancasila dan Pelaksanaan UUD 1945 dalam
Kehidupan Berbangsa dan Bernegara. Bogor: Perpustakaan Nasional Katalog Dalam
Terbitan (KDT).

Bara, Ardia. Ketahanan Nasional versus Pemuda. tersedia di:


http://ardiabara.multiply.com/journal/item/86/KETAHANAN_NASIONAL_VERSUS_PEM
UDA. Diakses Jumat, 15 April 2011.

Geopolitik di Indonesia. http://id.wikipedia.org/wiki/Geopolitik_di_Indonesia Diakses


Jumat, 15 April 2011.

Masrur, Masad. Ketahanan Nasional dan Pemuda.


http://masadmasrur.blog.co.uk/2009/01/29/ketahanan-nasional-dan-pemuda-5467523/
Diakses Jumat, 15 April 2011.

Syamsuddin, Dr. Azis. Peran Pemuda dalam Pembangunan Ekonomi dan Keamanan
Negara. http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/1109104112.pdf Diakses Jumat, 15 April
2011.

Tri Widodo, S.Pd., Susilo. Ketahanan Nasional.


http://susilo.staff.fkip.uns.ac.id/files/2009/05/ketahanan-nasional.ppt Diakses Jumat, 15 April
2011.

15

You might also like