Professional Documents
Culture Documents
BAB X
PSIKOLOGI FORENSIK
Nietzel dkk. (1998) menyinpulkan bahwa terdapat lima pokok bahasan dalam
Psikologi Forensik, yaitu:
Kompetensi untuk Menjalani Proses Peradilan serta Tanggung Jawab Kriminal
Kompetensi kriminal
Dalam proses persidangan, tidak diizinkan untuk memproses terdakwa yang
tidak megerti maksud dan tujuan proses peradilannya. Oleh karena itu, pengadilan
harus mempertimbangkan megenai kesehatan jiwa terdakwa selama tuduhan
tindakan. Terdakwa dipertimbangkan tidak kompeten jika mereka tidak mampu (1)
memahami maksud peradilan mereka, (2) berpartisipasi untuk mempertahankan diri,
atau (3) berkonsultasi kepada pengacara.
Tanggung jawab kriminal
Menurut hukum kriminal, tindakan berbahaya bagi masyarakat bukanlah satu-
satunya kriteria untuk sebuah kejahatan, akan tetapi tindakan tersebut memiliki dua
komponen, yaitu dilakukan secara sengaja dan dengan niat jahat. Orang yang
abnormal tidak dapat dikatakan mempunyai niat jahat ketika mereka tidak
mengetahui tentang benar maupun salah dan apa akibat dari tindakan mereka.
Rina Wulandari VI/B
Kerusakan Psikologis yang Mungkin Terjadi dalam Pengadilan Sipil
Ketika seseorang dilukai oleh pihak kedua, orang tersebut memiliki hak
menuntut pihak kedua untuk membayar sejumlah uang sebagai kompensasi
kerusakan. Jalur resmi semacam ini masukdalam kategori kesalahan yang disebut
perdata. Perdata adalah tindakan yang menyebabkan kerugian terhadap pihak lain.
Hukum semacam ini memberi mekanisme kepada individu untuk mencari pengganti
bagi kerugian yang mereka derita dari tindakan kesalahan orang lain. Hal ini berbeda
dengan hukum pidana yang menuntut seseorang atas kesalahannya dan menghukum
mereka untuk menjaga keadilan masyarakat.
Kompetensi Sipil
Kompetensi sipil adalah segala hal yang berkaitan dengan kesanggupan atau
kapasitas seseorang dalam menerima dan mengolah informasi yang diperoleh serta
menentukan keputusan yang relevan, kemudian memikirkan langkah-langkah apa
yang akan dikerjakan selanjutnya.