Professional Documents
Culture Documents
ARTIKEL PENELITIAN
Diajukan oleh :
R. DWI SUHARTONO
04.0102.0142
Abstract
Target which will be reached in this research, that is for approve of Taxpayer perception
to applying of use e-SPT, e-filling, e-Registration, Taxpayer's Account and e-payment to
compliance. Sampel to be used by is taxpayer using E system in its reporting in Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Magelang as much 100 Taxpayer, by using mtode of intake of
Purposive Sampling. Method Analyse the Data used by is Multiple Regressions. Relied
on by result of analysis which have been conducted to be obtained by F value of equal to
29,731 with the level of significant of equal to 0,000. On the basic of this result can be,
there are influence which significant value from independent variable to Taxpayer
Compliance by simultant. Is the result supported by of adjusted R square value of equal
to 0,592. Pursuant to analysis obtained by independent variable consisted of by the
variable E-System, E-Registrations, E-Filling, E-Taxpayer'S Account and E-Payment to
Taxpayer Compliance by partial, what is proved with the value assess 1,984, Is ha
accepted.
ABSTRAK
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini, yaitu untuk memgetahui
persepsi Wajib Pajak terhadap penerapan penggunaan e-SPT, e-filling, e-
Registration, Taxpayer’s account dan e-payment terhadap tingkat kepatuhan.
Sampel yang akan digunakan adalah wajib pajak yang menggunakan E system
dalam pelaporannya di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Magelang sebanyak 100
Wajib Pajak, dengan menggunakan mtode pengambilan Purposive Sampling.
Metode Analisis Data yang digunakan adalah Analisis regresi berganda.
Didasarkan pada hasil analisis yang telah dilakukan diperoleh nilai Fhitung sebesar
29,731 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Atas dasar hasil ini dapat
dikatakan bahwa, terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas terhadap
variabel terikat, Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak secara simultan atau secara
bersama-sama. Hasil tersebut didukung nilai adjusted R square sebesar 0,592.
Berdasarkan analisis yang diperoleh variabel bebas yang terdiri dari variabel E-
System, E-Registrations, E-Filling, E-Taxpayer’s Account dan E-Payment
terhadap variabel terikat, Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak secara parsial atau
secara individu, yang dibuktikan dengan nilai nilai thitung > ttabel (1,984), Ha
diterima.
A. Latar Belakang Penelitian
Tidak dapat dipungkiri bahwa wajib pajak badan (WP) baik badan
maupun perseorangan cenderung untuk selalu membayar pajak seminimal
mungkin. Hal tersebut wajar karena WP selalu menganggap bahwa membayar
pajak merupakan suatu beban. Dalam dunia bisnis ada dua asumsi terhadap
beban pajak sebagai biaya yang mempengaruhi laba, sedangkan asumsi kedua
adalah pajak sebagai distribusi laba yang akan mempengaruhi rate of return
on investmen. Namun demikian, apapun asumsinya secara ekonomis pajak
merupakan unsur pengurang laba yang tersedia untuk dibagi atau
diinvestasikan kembali oleh perusahaan. Karena dengan adanya pembayaran
pajak sebenarnya telah terjadi pemindahan sumber daya dari privat
(perusahaan) kepada negara. Dari sisi privat hal ini tentunya telah mengurangi
kemampuan belanjanya.
Dalam rangka meningkatkan efisiensi dengan menekan biaya
seoptimal mungkin, maka manajemen kewajiban pajak (tax management)
perlu dilakukan. Menurut Lumbantoruan (2004), manajemen pajak adalah
sarana untuk memenuhi kewajiban perpajakan dengan benar tetapi jumlah
yang dibayar dapat ditekan serendah mungkin untuk memperoleh laba dan
likuiditas yang diharapkan. Meskipun upaya penghematan pajak dapat
dilakukan dengan cara yang bisa dikategorikan melanggar peraturan
perundang – undangan perpajakan (tax evasion), tetapi yang dimaksud
manajemen pajak meliputi upaya - upaya untuk meminimalkan total biaya
pajak yang harus dibayar dalam bingkai peraturan (tax avoidance).
Hakekatnya tujuan manajemen pajak selaras dengan manajemen keuangan
perusahaan, yaitu memperoleh likuiditas dan laba yang memadai demi
kelangsungan operasi perusahaan (Suandy, 2001).
Sistem perpajakan di Indonesia pada saat sekarang menganut self
asessment system, yaitu sistem yang memberikan kepercayaan kepada WP
dalam menghitung, memperhitungkan, membayar sendiri dan seluruh
kewajiban perpajakannya juga memberikan peluang kepada WP untuk
melakukan manajemen pajak agar dapat ditekan serendah mungkin tanpa
melakukan kegiatan yang sifatnya melanggar hukum. Tugas administrasi
perpajakan terutama administrasi pajak pusat, diemban oleh Direktorat
Jenderal Pajak sebagai salah satu instansi pemerintah yang secara struktural
berada di bawah Departemen Keuangan. Tugas Direktorat Jenderal Pajak
salah satunya adalah misi fiskal, yaitu untuk menghimpun penerimaan dalam
negeri dari sektor pajak yang mampu menunjang kemandirian pembiayaan
pemerintah berdasarkan undang-undang perpajakan dengan tingkat efektifitas
dan efisiensi yang tinggi.
Dalam menilai keberhasilan penerimaan pajak, perlu diingat beberapa
sasaran administrasi perpajakan, seperti (1) meningkatkan kepatuhan para
pembayar pajak, dan (2) melaksanakan ketentuan perpajakan untuk
mendapatkan penerimaan maksimal dengan biaya yang optimal.Menurut
Chaizi Nasucha, pengukuran efektifitas administrasi perpajakan yang lebih
akurat adalah dengan mengukur berapa besarnya jurang kepatuhan (tax gap) ,
yaitu selisih antara penerimaan yang sesungguhnya dengan pajak potensial
dengan tingkat kepatuhan dari masing-masing sektor perpajakan. Penyebab
tax gap terutama lemahnya administrasi perpajakan dengan kontribusi 54%,
hal ini juga disimpulkan dalam laporan Badan Analisis Keuangan dan
Moneter tahun 1999 (Nasucha, 2004).
Sejalan dengan hal tersebut, Direktorat Jenderal Pajak sejak tahun
2001 telah menggulirkan Reformasi Administrasi Perpajakan Jangka
Menengah (3-5) tahun sebagai prioritas reformasi perpajakan, dengan tujuan
tercapainya : (1) tingkat kepatuhan sukarela yang tinggi, (2) tingkat
kepercayaan terhadap administrasi perpajakan yang tinggi, dan (3)
produktivitas pegawai perpajakan yang tinggi. Program dan kegiatan
reformasi administrasi perpajakan diwujudkan dalam penerapan sistem
administrasi perpajakan modern yang memiliki ciri khusus antara lain struktur
organisasi berdasarkan fungsi, perbaikan pelayanan bagi setiap wajib pajak
melalui pembentukan account representative dan compliant center untuk
menampung keberatan Wajib Pajak. Selain itu, sistem administrasi
perpajakan juga memakai kemajuan teknologi terbaru di antaranya melalui
Sistem Administrasi Perpajakan Terpadu (SAPT) yang dikendalikan oleh
case management system dalam workflow system dengan berbagai modul
otomasi kantor serta berbagai pelayanan dengan basis e-system seperti e-SPT,
e-Filling, e-Payment, Taxpayer’s Account, e-Registration, dan e-Counceling
yang diharapkan meningkatkan mekanisme kontrol yang efektif ditunjang
dengan penerapan Kode Etik Pegawai Direktorat Jenderal Pajak yang
mengatur perilaku pegawai dalam melaksanakan tugas.
Penelitian yang dilakukan oleh Andrianto (2008), angka-angka
penerimaan pajak yang disampaikan antara pejabat Departemen Keuangan
masih simpang siur karena kurang akuratnya data yang disebabkan sistem
Modul Penerimaan Negara (MPN) di Departemen Keuangan yang
mengintegrasikan penerimaan Direktorat Jenderal Pajak (DJP), Direktorat
Jenderal Bea Cukai, serta pengeluaran Direktorat Jenderal Anggaran belum
solid.
Penelitian tersebut meneliti penggunaan e-filling yang merupakan
fasilitas baru yang diluncurkan DJP. E-filling merupakan sarana pelaporan
pajak secara online dan realtime menggunakan media internet dengan media
layanan aplikasi atau Application Service Provider (ASP). Pengguna e-filling
masih sedikit yaitu sekitar empat ratus Wajib Pajak yang terdaftar sebagai
pengguna e-filling. Hal ini dimungkinkan disebabkan oleh kurangnya
sosialisasi dari DJP atau mungkin juga WP belum bisa menerima sebuah
teknologi baru dalam pelaporan pajaknya.
Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang pernah
dilakukan oleh Andrianto (2008) terhadap penerimaan teknologi internet
dengan menggunakan Technology Acceptance Model (TAM) yang ditambah
penggunaan e-system dengan beberapa variasi eksternal. Penelitian tentang
penggunaan e-system di Indonesia masih belum ada karena baru
disosialisasikan pada tahun 2005. Penggunaan Technology Acceptance Model
(TAM) dipilih sebagai model yang digunakan pada penelitian ini karena
merupakan model yang paling banyak digunakan dalam penelitian terhadap
sistem informasi. Dari penelitian yang dilakukan ini akan dapat diketahui
adanya faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku penerimaan Wajib Pajak
terhadap e-system di Indonesia.
E-system merupakan salah satu metode pelaporan pajak secara on-line
(selaras) dengan satu obyek pajak satu dengan yang lain, dan secara
terintegrasi dalam database kantor perpajakan (Santoso, 2002). Hal ini
menjelaskan bahwa obyek pajak satu dengan yang lain akan saling berkaitan
dalam rangka proses pelaporan pajak. E-system dengan kata lain merupakan
sistem elektoris yang memberikan informasi mengenai beban pajak
(kewajiban) pembayaran pajak setiap orang atau badan yang terdaftar di
kantor pajak.
Pengembangan penelitian ini diharapakan mampu memberikan
kontribusi yang nyata terhadap persepsi Wajib Pajak tentang pentingnya
pelaporan perpajakan dengan efektif dan efisien. Bantuan menggunakan E-
System yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam hal ini adalah Kantor
Pelayanan Pajak, akan membentuk suatu kepatuhan wajib pajak dalam
melaporkan perpajakan lebih mampu di ketahui oleh wajib pajak tersebut.
Kantor pelayanan pajak Pratama Magelang adalah salah satu unit
pelayanan perpajakan dari Direktorat Jenderal Pajak Republik Indonesia. KPP
Pratama Magelang telah makin meningkat dalam pengelolaan Wajib Pajak
yang ada, dengan menggunakan salah satu pelayanan menggunakan E-
System. Satu unit E-system meliputi e-SPT, e-filling, e-Registration,
Taxpayer’s account dan e-payment yang merupakan rangkaian informasi
wajib pajak dalam memenuhi kewajibanya untuk memberikan laporan
informasi mengenai objek pajak.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang ada, maka perumusan
masalah dalam penelitian mengenai persepsi wajib pajak dalam menggunakan
e-system ini adalah bagaimana persepsi Wajib Pajak terhadap penerapan
penggunaan e-SPT, e-filling, e-Registration, Taxpayer’s account dan e-
payment terhadap tingkat kepatuhan?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini, yaitu untuk mencari
bukti empiris mengenai persepsi Wajib Pajak terhadap penerapan e-system
terhadap kepatuhan Wajib Pajak dalam melakukan pelaporan dengan
menggunakan sistem yang lebih baik. Tujuan tersebut yaitu untuk mengetahui
persepsi Wajib Pajak terhadap penerapan penggunaan e-SPT, e-filling, e-
Registration, Taxpayer’s account dan e-payment terhadap tingkat kepatuhan.
D. Telaah Teoritis
1. Pemahaman Tentang Perpajakan
a. Definisi Pajak
Definisi pajak menurut Prof. Dr. Rochmat Soemiro, SH. (1994)
guru besar dalam Hukum Pajak pada Universitas Pajajaran Bandung,
seperti dikutip oleh Safri Nurmantu, yaitu: ”Pajak adalah iuran rakyat
kepada kas negara (peralihan kekayaan dari sektor partikulir kepada
sektor pemerintah) berdasarkan undang-undang (dapat dipaksakan)
dengan tiada mendapat jasa timbal (tegen prestasi), yang langsung
dapat ditunjukkan dan digunakan untuk membiayai pengeluaran
umum.” Unsur-unsur pokok dari definisi di atas, yaitu: (1) iuran atau
pungutan, (2) dipungut berdasarkan undang-undang, (3) dapat
dipaksakan, (4) tidak menerima atau memperoleh kontraprestasi, dan
(5) untuk membiayai pengeluaran umum Pemerintah.
b. Fungsi Pajak
Fungsi pajak seperti dikemukakan Wirawan B.Ilyas dan Richard
Burton ( 2004 ) , yaitu :
1) Fungsi budgetair, disebut juga fungsi fiskal, yaitu fungsi untuk
mengumpulkan uang pajak sebanyak-banyaknya sesuai undang-
undang yang pada waktunya akan digunakan untuk membiayai
pengeluaran-pengeluaran negara.
2) Fungsi regulerend, merupakan fungsi dimana pajak-pajak akan
digunakan sebagai suatu alat untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu
yang letaknya di luar bidang keuangan.Pajak digunakan sebagai
alat kebijaksanaan.
3) Fungsi demokrasi, yaitu fungsi yang merupakan salah satu
penjelmaan atau wujud sistem gotong royong, termasuk kegiatan
pemerintah dan pembangunan demi kemaslahatan manusia.Fungsi
ini sering dikaitkan dengan hak seseorang untuk mendapatkan
pelayanan dari pemerintah apabila ia telah melakukan
kewajibannya membayar pajak, bila pemerintah tidak memberikan
pelayanan yang baik, pembayar pajak bisa melakukan protes
maupun penangguhan.
4) Fungsi distribusi, yaitu fungsi yang lebih menekankan pada unsur
pemerataan dan keadilan dalam masyarakat khususnya Wajib
Pajak.
c. Sistem Perpajakan
Sistem perpajakan suatu negara terdiri dari tiga unsur, yakni Tax
Policy, Tax Law dan Tax Administration. Sistem perpajakan dapat
sebagai metoda atau cara bagaimana mengelola utang pajak yang
terutang oleh Wajib Pajak dapat mengalir ke kas negara. Sistem
pemungutan pajak menurut Wirawan dan Burton (2002), sistem
perpajakan dapat dibagi menjadi beberapa konsep, yaitu sebagai
berikut :
1) Official assesment System, yaitu sistem pemungutan pajak yang
memberi wewenang kepada pemungut pajak (fiskus) untuk
menentukan besarnya pajak yang harus dibayar (pajak yang
terutang) oleh seseorang.
2) Semi Self Assesment System, yaitu suatu sistem pemungutan pajak
yang memberi wewenang kepada fiskus dan Wajib Pajak untuk
menentukan besarnya utang pajak.
3) Self Assesment System, yaitu suatu sistem pemungutan pajak yang
memberi wewenang penuh kepada Wajib Pajak untuk menghitung,
memperhitungkan, menyetorkan, dan melaporkan sendiri besarnya
utang pajak.
4) Witholding System, yaitu suatu sistem pemungutan pajak yang
memberi wewenang kepada pihak ketiga untuk
memotong/memungut besarnya pajak yang terutang.
2. Pemahaman Tentang E-system
Pengertian e-system dalam perpajakan adalah suatu bentuk
pelayanan yang memanfaatkan sistem komunikasi dan teknologi internet
dengan aplikasinya yang meliputi e-payment (pembayaran pajak secara
online), e-registration (pendaftaran wajib pajak melalui internet), e-filling
(pelaporan pajak melalui internet) dan e-spt (pengisian SPT dengan
program yang disediakan DJP. Permasalahan mengenai penggunaan e-
system tersebut akan memberikan dampak bagi wajib pajak yang
memberikan informasi mengenai kewajibannya.
E-system merupakan salah satu metode pelaporan pajak secara on-
line (selaras) dengan satu obyek pajak satu dengan yang lain, dansecara
terintegrasi dalam database kantor perpajakan (Santoso, 2002). Hal ini
mejelaskan bahwa obyek pajak satu dengan yang lain akan saling
berkaitan dalam rangka proses pelaporan pajak. E-system dengan kata lain
merupakan sistem elektronis yang memberikan informasi mengenai beban
pajak (kewajiban) pembayaran pajak setiap orang atau badan yang
terdaftar di kantor pajak.
E. Hipotesis
Perencanaan perpajakan ditujukan untuk meminimalkan hutang pajak.
Dalam pelaksanaannya perlu kejelian dari WP untuk memanfaatkan peluang –
peluang dari peraturan perpajakan yang berlaku. Perencanaan pajak dapat
meliputi pelaksanaan pengeluaran yang cukup besar di akhir tahun dalam
rangka menghindari pembayaran pajak ataupun dengan mempercepat
pembebanan biaya untuk mencapai hasil yang memadai perencanaan pajak
memerlukan juga berbagai pengertian dan teori yang mengupas tentang
pelaksanaan self assesment system antara lain penelitian Theresia (2004)
membuktikan bahwa fungsi membayar dan fungsi melapor sudah
dilaksanakan oleh wajib pajak.
Pemeriksaan pajak harus dikembalikan pada fungsi awalnya untuk
menciptakan efek pencegahan dan bukan alat untuk meningkatkan
penerimaan. Jika ini bisa dicapai, maka pembayar pajak bisa memahami
bahwa pemeriksaan pajak adalah aktivitas yang memang diperlukan untuk
kepentingan kita semua.
H1 : Terdapat persepsi wajib pajak yang positif terhadap penerapan
penggunaan e-SPT terhadap tingkat kepatuhan
H2 : Terdapat persepsi wajib pajak yang positif terhadap penerapan
penggunaan e-filling terhadap tingkat kepatuhan.
H3 : Terdapat persepsi wajib pajak yang positif terhadap penerapan
penggunaan e-Registration terhadap tingkat kepatuhan
H4 : Terdapat persepsi wajib pajak yang positif terhadap penerapan
penggunaan Taxpayer’s account terhadap tingkat kepatuhan
H5 : Terdapat persepsi wajib pajak yang positif terhadap penerapan
penggunaan e-payment terhadap tingkat kepatuhan
H6 : Terdapat persepsi wajib pajak yang positif terhadap penerapan
penggunaan e-SPT, e-filling, e-Registration, Taxpayer’s account dan
e-payment terhadap tingkat kepatuhan
F. Metode Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek/subyek
yang memiliki kualitas serta karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 1999:26).
Penelitian ini, yang menjadi populasi adalah seluruh wajib pajak yang
melaporkan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Magelang pengguna E-system
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi dan memiliki kesempatan yang sama untuk digunakan sebagai
pegumpulan data atau responden (Sugiyono, 1999). Dalam penelitian ini, yang
akan digunakan sebagai sampel adalah wajib pajak yang menggunakan E
system dalam pelaporannya di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Magelang
pengguna E-system sebanyak 100 Wajib Pajak.
Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Purposive Sampling. Artinya, teknik pengambilan sampel yang
didasarkan pada karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang ada (Sugiyono,
2000:77). Karakteristik yang dimaksudkan disini adalah, karakteristik sampel
yang akan digunakan sebagai responden, yaitu dengan karakteristik bahwa
responden tersebut adalah :
1) Wajib Pajak yang menggunakan E system dalam pelaporannya.
2) Telah menggunakan E system setidaknya 1 tahun.
3) Merupakan Wajib Pajak Badan.
G. Definisi Operasi dan Pengukuran Variabel
1. Definisi e-SPT
E-SPT merupakan pelaporan pajak tahunan bagi wajib pajak secara online
melalui media piranti lunak (sofware) yang dikeluarkan oleh Kantor
Pelayanan Pajak. Variabel ini akan mengukur mengenai e-SPT, e-filling, e-
Registration, Taxpayer’s account dan e-payment.
2. Definisi e-Filling
E-Filling merupakan pengisian data wajib pajak maupun perhitungan pajak
yang terhutang oleh wajib pajak dengan menggunakan media piranti lunak
(sofware). Variabel ini akan mengukur mengenai kemudahan, pemahaman
dan ketrampilan.
3. Definisi e-Registration
E-Registration merupakan pendaftaran pajak secara online dalam satu area
domisili wajib pajak dengan sistem komputerisasi di kantor pelayanan
pajak. Variabel ini akan mengukur mengenai Variabel ini akan mengukur
mengenai kemudahan, pemahaman dan ketrampilan.
4. Definisi Taxpayer’s account
Taxpayer’s account merupakan data base dari wajib pajak yang terdaftar
pada Kantor Pelayanan Pajak. Variabel ini akan mengukur mengenai
kemudahan, pemahaman dan ketrampilan wajib pajak yang bersangkutan.
5. Definisi e-Payment
E-Payment merupakan pembayaran secara online pada lembaga keuangan
yang menjadi rekanan Kantor Pelayanan Pajak untuk menerima
pembayaran wajib pajak. Variabel ini akan mengukur mengenai
kemudahan, pemahaman dan ketrampilan dari wajib pajak yang
menggunakan.
6. Definisi Kepatuhan Wajib Pajak
Kepatuhan Wajib Pajak merupakan hasil keluaran persepsi wajib pajak
yang mewajibkan wajib pajak untuk menghitung, memperhitungkan, dan
membayar pajaknya sendiri sebagai bentuk pertanggung jawaban dan
kesadaran wajib pajak. Variabel ini akan mengukur mengenai kemudahan,
pemahaman dan ketrampilan.
J. Pengujian Hipotesis
L. Kesimpulan
M. Keterbatasan
N. Saran
Sri Utami Ningsih, Nanik, 2004, Jurnal Bisnis dan Ekonomi, Vol II, No. 1, Hal 59
– 79.
Wirawan B. Ilyas dan Richard Burton, 2004. Hukum Pajak. Jakarta, Penerbit
Salemba Empat, Jakarta..
Regression
Variables Entered/Removedb
Variables Variables
Model Entered Removed Method
1 E-Payment,
E-Registrations,
E-Filling, . Enter
E-Taxpayer's a
Account, E-SPT
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak
Model Summary
ANOVAb
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 23.540 5 4.708 29.731 .000a
Residual 273.646 85 3.219
Total 297.187 90
a. Predictors: (Constant), E-Payment, E-Registrations, E-Filling, E-Taxpayer's Account,
E-SPT
b. Dependent Variable: Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 12.672 2.896 4.376 .000
E-SPT .618 .119 .611 5.210 .000
E-Registrations .249 .072 .287 3.474 .001
E-Filling .426 .108 .396 3.929 .000
E-Taxpayer's Account .269 .072 .256 3.722 .000
E-Payment .247 .071 .253 3.469 .004
a. Dependent Variable: Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak