You are on page 1of 31

PERSEPSI WAJIB PAJAK PADA PENERAPAN E-SYSTEM TERHADAP

TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK


(Studi Empiris Pada Wajib Pajak Badan Di KPP Pratama Magelang)

ARTIKEL PENELITIAN

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan


Mencapai Derajat Sarjana S-1

Diajukan oleh :

R. DWI SUHARTONO
04.0102.0142

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
2011
PERSEPSI WAJIB PAJAK PADA PENERAPAN E-SYSTEM TERHADAP
TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK
(Studi Empiris Pada Wajib Pajak Badan Di KPP Pratama Magelang)

Abstract

Target which will be reached in this research, that is for approve of Taxpayer perception
to applying of use e-SPT, e-filling, e-Registration, Taxpayer's Account and e-payment to
compliance. Sampel to be used by is taxpayer using E system in its reporting in Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Magelang as much 100 Taxpayer, by using mtode of intake of
Purposive Sampling. Method Analyse the Data used by is Multiple Regressions. Relied
on by result of analysis which have been conducted to be obtained by F value of equal to
29,731 with the level of significant of equal to 0,000. On the basic of this result can be,
there are influence which significant value from independent variable to Taxpayer
Compliance by simultant. Is the result supported by of adjusted R square value of equal
to 0,592. Pursuant to analysis obtained by independent variable consisted of by the
variable E-System, E-Registrations, E-Filling, E-Taxpayer'S Account and E-Payment to
Taxpayer Compliance by partial, what is proved with the value assess 1,984, Is ha
accepted.

ABSTRAK

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini, yaitu untuk memgetahui
persepsi Wajib Pajak terhadap penerapan penggunaan e-SPT, e-filling, e-
Registration, Taxpayer’s account dan e-payment terhadap tingkat kepatuhan.
Sampel yang akan digunakan adalah wajib pajak yang menggunakan E system
dalam pelaporannya di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Magelang sebanyak 100
Wajib Pajak, dengan menggunakan mtode pengambilan Purposive Sampling.
Metode Analisis Data yang digunakan adalah Analisis regresi berganda.
Didasarkan pada hasil analisis yang telah dilakukan diperoleh nilai Fhitung sebesar
29,731 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Atas dasar hasil ini dapat
dikatakan bahwa, terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas terhadap
variabel terikat, Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak secara simultan atau secara
bersama-sama. Hasil tersebut didukung nilai adjusted R square sebesar 0,592.
Berdasarkan analisis yang diperoleh variabel bebas yang terdiri dari variabel E-
System, E-Registrations, E-Filling, E-Taxpayer’s Account dan E-Payment
terhadap variabel terikat, Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak secara parsial atau
secara individu, yang dibuktikan dengan nilai nilai thitung > ttabel (1,984), Ha
diterima.
A. Latar Belakang Penelitian
Tidak dapat dipungkiri bahwa wajib pajak badan (WP) baik badan
maupun perseorangan cenderung untuk selalu membayar pajak seminimal
mungkin. Hal tersebut wajar karena WP selalu menganggap bahwa membayar
pajak merupakan suatu beban. Dalam dunia bisnis ada dua asumsi terhadap
beban pajak sebagai biaya yang mempengaruhi laba, sedangkan asumsi kedua
adalah pajak sebagai distribusi laba yang akan mempengaruhi rate of return
on investmen. Namun demikian, apapun asumsinya secara ekonomis pajak
merupakan unsur pengurang laba yang tersedia untuk dibagi atau
diinvestasikan kembali oleh perusahaan. Karena dengan adanya pembayaran
pajak sebenarnya telah terjadi pemindahan sumber daya dari privat
(perusahaan) kepada negara. Dari sisi privat hal ini tentunya telah mengurangi
kemampuan belanjanya.
Dalam rangka meningkatkan efisiensi dengan menekan biaya
seoptimal mungkin, maka manajemen kewajiban pajak (tax management)
perlu dilakukan. Menurut Lumbantoruan (2004), manajemen pajak adalah
sarana untuk memenuhi kewajiban perpajakan dengan benar tetapi jumlah
yang dibayar dapat ditekan serendah mungkin untuk memperoleh laba dan
likuiditas yang diharapkan. Meskipun upaya penghematan pajak dapat
dilakukan dengan cara yang bisa dikategorikan melanggar peraturan
perundang – undangan perpajakan (tax evasion), tetapi yang dimaksud
manajemen pajak meliputi upaya - upaya untuk meminimalkan total biaya
pajak yang harus dibayar dalam bingkai peraturan (tax avoidance).
Hakekatnya tujuan manajemen pajak selaras dengan manajemen keuangan
perusahaan, yaitu memperoleh likuiditas dan laba yang memadai demi
kelangsungan operasi perusahaan (Suandy, 2001).
Sistem perpajakan di Indonesia pada saat sekarang menganut self
asessment system, yaitu sistem yang memberikan kepercayaan kepada WP
dalam menghitung, memperhitungkan, membayar sendiri dan seluruh
kewajiban perpajakannya juga memberikan peluang kepada WP untuk
melakukan manajemen pajak agar dapat ditekan serendah mungkin tanpa
melakukan kegiatan yang sifatnya melanggar hukum. Tugas administrasi
perpajakan terutama administrasi pajak pusat, diemban oleh Direktorat
Jenderal Pajak sebagai salah satu instansi pemerintah yang secara struktural
berada di bawah Departemen Keuangan. Tugas Direktorat Jenderal Pajak
salah satunya adalah misi fiskal, yaitu untuk menghimpun penerimaan dalam
negeri dari sektor pajak yang mampu menunjang kemandirian pembiayaan
pemerintah berdasarkan undang-undang perpajakan dengan tingkat efektifitas
dan efisiensi yang tinggi.
Dalam menilai keberhasilan penerimaan pajak, perlu diingat beberapa
sasaran administrasi perpajakan, seperti (1) meningkatkan kepatuhan para
pembayar pajak, dan (2) melaksanakan ketentuan perpajakan untuk
mendapatkan penerimaan maksimal dengan biaya yang optimal.Menurut
Chaizi Nasucha, pengukuran efektifitas administrasi perpajakan yang lebih
akurat adalah dengan mengukur berapa besarnya jurang kepatuhan (tax gap) ,
yaitu selisih antara penerimaan yang sesungguhnya dengan pajak potensial
dengan tingkat kepatuhan dari masing-masing sektor perpajakan. Penyebab
tax gap terutama lemahnya administrasi perpajakan dengan kontribusi 54%,
hal ini juga disimpulkan dalam laporan Badan Analisis Keuangan dan
Moneter tahun 1999 (Nasucha, 2004).
Sejalan dengan hal tersebut, Direktorat Jenderal Pajak sejak tahun
2001 telah menggulirkan Reformasi Administrasi Perpajakan Jangka
Menengah (3-5) tahun sebagai prioritas reformasi perpajakan, dengan tujuan
tercapainya : (1) tingkat kepatuhan sukarela yang tinggi, (2) tingkat
kepercayaan terhadap administrasi perpajakan yang tinggi, dan (3)
produktivitas pegawai perpajakan yang tinggi. Program dan kegiatan
reformasi administrasi perpajakan diwujudkan dalam penerapan sistem
administrasi perpajakan modern yang memiliki ciri khusus antara lain struktur
organisasi berdasarkan fungsi, perbaikan pelayanan bagi setiap wajib pajak
melalui pembentukan account representative dan compliant center untuk
menampung keberatan Wajib Pajak. Selain itu, sistem administrasi
perpajakan juga memakai kemajuan teknologi terbaru di antaranya melalui
Sistem Administrasi Perpajakan Terpadu (SAPT) yang dikendalikan oleh
case management system dalam workflow system dengan berbagai modul
otomasi kantor serta berbagai pelayanan dengan basis e-system seperti e-SPT,
e-Filling, e-Payment, Taxpayer’s Account, e-Registration, dan e-Counceling
yang diharapkan meningkatkan mekanisme kontrol yang efektif ditunjang
dengan penerapan Kode Etik Pegawai Direktorat Jenderal Pajak yang
mengatur perilaku pegawai dalam melaksanakan tugas.
Penelitian yang dilakukan oleh Andrianto (2008), angka-angka
penerimaan pajak yang disampaikan antara pejabat Departemen Keuangan
masih simpang siur karena kurang akuratnya data yang disebabkan sistem
Modul Penerimaan Negara (MPN) di Departemen Keuangan yang
mengintegrasikan penerimaan Direktorat Jenderal Pajak (DJP), Direktorat
Jenderal Bea Cukai, serta pengeluaran Direktorat Jenderal Anggaran belum
solid.
Penelitian tersebut meneliti penggunaan e-filling yang merupakan
fasilitas baru yang diluncurkan DJP. E-filling merupakan sarana pelaporan
pajak secara online dan realtime menggunakan media internet dengan media
layanan aplikasi atau Application Service Provider (ASP). Pengguna e-filling
masih sedikit yaitu sekitar empat ratus Wajib Pajak yang terdaftar sebagai
pengguna e-filling. Hal ini dimungkinkan disebabkan oleh kurangnya
sosialisasi dari DJP atau mungkin juga WP belum bisa menerima sebuah
teknologi baru dalam pelaporan pajaknya.
Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang pernah
dilakukan oleh Andrianto (2008) terhadap penerimaan teknologi internet
dengan menggunakan Technology Acceptance Model (TAM) yang ditambah
penggunaan e-system dengan beberapa variasi eksternal. Penelitian tentang
penggunaan e-system di Indonesia masih belum ada karena baru
disosialisasikan pada tahun 2005. Penggunaan Technology Acceptance Model
(TAM) dipilih sebagai model yang digunakan pada penelitian ini karena
merupakan model yang paling banyak digunakan dalam penelitian terhadap
sistem informasi. Dari penelitian yang dilakukan ini akan dapat diketahui
adanya faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku penerimaan Wajib Pajak
terhadap e-system di Indonesia.
E-system merupakan salah satu metode pelaporan pajak secara on-line
(selaras) dengan satu obyek pajak satu dengan yang lain, dan secara
terintegrasi dalam database kantor perpajakan (Santoso, 2002). Hal ini
menjelaskan bahwa obyek pajak satu dengan yang lain akan saling berkaitan
dalam rangka proses pelaporan pajak. E-system dengan kata lain merupakan
sistem elektoris yang memberikan informasi mengenai beban pajak
(kewajiban) pembayaran pajak setiap orang atau badan yang terdaftar di
kantor pajak.
Pengembangan penelitian ini diharapakan mampu memberikan
kontribusi yang nyata terhadap persepsi Wajib Pajak tentang pentingnya
pelaporan perpajakan dengan efektif dan efisien. Bantuan menggunakan E-
System yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam hal ini adalah Kantor
Pelayanan Pajak, akan membentuk suatu kepatuhan wajib pajak dalam
melaporkan perpajakan lebih mampu di ketahui oleh wajib pajak tersebut.
Kantor pelayanan pajak Pratama Magelang adalah salah satu unit
pelayanan perpajakan dari Direktorat Jenderal Pajak Republik Indonesia. KPP
Pratama Magelang telah makin meningkat dalam pengelolaan Wajib Pajak
yang ada, dengan menggunakan salah satu pelayanan menggunakan E-
System. Satu unit E-system meliputi e-SPT, e-filling, e-Registration,
Taxpayer’s account dan e-payment yang merupakan rangkaian informasi
wajib pajak dalam memenuhi kewajibanya untuk memberikan laporan
informasi mengenai objek pajak.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang ada, maka perumusan
masalah dalam penelitian mengenai persepsi wajib pajak dalam menggunakan
e-system ini adalah bagaimana persepsi Wajib Pajak terhadap penerapan
penggunaan e-SPT, e-filling, e-Registration, Taxpayer’s account dan e-
payment terhadap tingkat kepatuhan?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini, yaitu untuk mencari
bukti empiris mengenai persepsi Wajib Pajak terhadap penerapan e-system
terhadap kepatuhan Wajib Pajak dalam melakukan pelaporan dengan
menggunakan sistem yang lebih baik. Tujuan tersebut yaitu untuk mengetahui
persepsi Wajib Pajak terhadap penerapan penggunaan e-SPT, e-filling, e-
Registration, Taxpayer’s account dan e-payment terhadap tingkat kepatuhan.

D. Telaah Teoritis
1. Pemahaman Tentang Perpajakan
a. Definisi Pajak
Definisi pajak menurut Prof. Dr. Rochmat Soemiro, SH. (1994)
guru besar dalam Hukum Pajak pada Universitas Pajajaran Bandung,
seperti dikutip oleh Safri Nurmantu, yaitu: ”Pajak adalah iuran rakyat
kepada kas negara (peralihan kekayaan dari sektor partikulir kepada
sektor pemerintah) berdasarkan undang-undang (dapat dipaksakan)
dengan tiada mendapat jasa timbal (tegen prestasi), yang langsung
dapat ditunjukkan dan digunakan untuk membiayai pengeluaran
umum.” Unsur-unsur pokok dari definisi di atas, yaitu: (1) iuran atau
pungutan, (2) dipungut berdasarkan undang-undang, (3) dapat
dipaksakan, (4) tidak menerima atau memperoleh kontraprestasi, dan
(5) untuk membiayai pengeluaran umum Pemerintah.
b. Fungsi Pajak
Fungsi pajak seperti dikemukakan Wirawan B.Ilyas dan Richard
Burton ( 2004 ) , yaitu :
1) Fungsi budgetair, disebut juga fungsi fiskal, yaitu fungsi untuk
mengumpulkan uang pajak sebanyak-banyaknya sesuai undang-
undang yang pada waktunya akan digunakan untuk membiayai
pengeluaran-pengeluaran negara.
2) Fungsi regulerend, merupakan fungsi dimana pajak-pajak akan
digunakan sebagai suatu alat untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu
yang letaknya di luar bidang keuangan.Pajak digunakan sebagai
alat kebijaksanaan.
3) Fungsi demokrasi, yaitu fungsi yang merupakan salah satu
penjelmaan atau wujud sistem gotong royong, termasuk kegiatan
pemerintah dan pembangunan demi kemaslahatan manusia.Fungsi
ini sering dikaitkan dengan hak seseorang untuk mendapatkan
pelayanan dari pemerintah apabila ia telah melakukan
kewajibannya membayar pajak, bila pemerintah tidak memberikan
pelayanan yang baik, pembayar pajak bisa melakukan protes
maupun penangguhan.
4) Fungsi distribusi, yaitu fungsi yang lebih menekankan pada unsur
pemerataan dan keadilan dalam masyarakat khususnya Wajib
Pajak.
c. Sistem Perpajakan
Sistem perpajakan suatu negara terdiri dari tiga unsur, yakni Tax
Policy, Tax Law dan Tax Administration. Sistem perpajakan dapat
sebagai metoda atau cara bagaimana mengelola utang pajak yang
terutang oleh Wajib Pajak dapat mengalir ke kas negara. Sistem
pemungutan pajak menurut Wirawan dan Burton (2002), sistem
perpajakan dapat dibagi menjadi beberapa konsep, yaitu sebagai
berikut :
1) Official assesment System, yaitu sistem pemungutan pajak yang
memberi wewenang kepada pemungut pajak (fiskus) untuk
menentukan besarnya pajak yang harus dibayar (pajak yang
terutang) oleh seseorang.
2) Semi Self Assesment System, yaitu suatu sistem pemungutan pajak
yang memberi wewenang kepada fiskus dan Wajib Pajak untuk
menentukan besarnya utang pajak.
3) Self Assesment System, yaitu suatu sistem pemungutan pajak yang
memberi wewenang penuh kepada Wajib Pajak untuk menghitung,
memperhitungkan, menyetorkan, dan melaporkan sendiri besarnya
utang pajak.
4) Witholding System, yaitu suatu sistem pemungutan pajak yang
memberi wewenang kepada pihak ketiga untuk
memotong/memungut besarnya pajak yang terutang.
2. Pemahaman Tentang E-system
Pengertian e-system dalam perpajakan adalah suatu bentuk
pelayanan yang memanfaatkan sistem komunikasi dan teknologi internet
dengan aplikasinya yang meliputi e-payment (pembayaran pajak secara
online), e-registration (pendaftaran wajib pajak melalui internet), e-filling
(pelaporan pajak melalui internet) dan e-spt (pengisian SPT dengan
program yang disediakan DJP. Permasalahan mengenai penggunaan e-
system tersebut akan memberikan dampak bagi wajib pajak yang
memberikan informasi mengenai kewajibannya.
E-system merupakan salah satu metode pelaporan pajak secara on-
line (selaras) dengan satu obyek pajak satu dengan yang lain, dansecara
terintegrasi dalam database kantor perpajakan (Santoso, 2002). Hal ini
mejelaskan bahwa obyek pajak satu dengan yang lain akan saling
berkaitan dalam rangka proses pelaporan pajak. E-system dengan kata lain
merupakan sistem elektronis yang memberikan informasi mengenai beban
pajak (kewajiban) pembayaran pajak setiap orang atau badan yang
terdaftar di kantor pajak.

3. Persepsi Wajib Pajak Pada Penerapan E-System


Upaya untuk mengimplementasikan konsep administrasi
perpajakan modern yang berorientasi pada pelayanan dan pengawasan,
maka struktur organisasi DJP perlu diubah, baik di level kantor pusat
sebagai pembuat kebijakan maupun di level kantor operasional sebagai
pelaksana implementasi kebijakan. Sebagai langkah pertama, untuk
memudahkan Wajib Pajak, ke tiga jenis kantor pajak yang ada, yaitu
Kantor Pelayanan Pajak (KPP), Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan
Bangunan (KPPBB), serta Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak
(Karikpa), dilebur menjadi Kantor Pelayanan Pajak (KPP).
Adapun definisi dari E-System yang yang dimaksud dalam
penelitian adalah sebagai berikut :
1. Elektronik SPT atau disebut e-SPT adalah aplikasi (software) yang
dibuat oleh Direktorat Jenderal Pajak untuk digunakan oleh Wajib
Pajak untuk kemudahan dalam menyampaikan SPT. E-SPT,
merupakan pelaporan pajak tahunan bagi wajib pajak secara online
melalui media piranti lunak (sofware) yang dikeluarkan oleh Kantor
Pelayanan Pajak. Hasil yang diharapkan dengan adanya e-SPT adalah :
a. Penyampaian SPT dapat dilakukan secara cepat dan aman, karena
lampiran dalam bentuk media CD/disket.
b. Data Perpajakan Terorganisasi dengan baik
c. Sistem aplikasi e-SPT mengorganisasikan data perpajakan
perusahaan dengan baik dan sistematis
d. Penghitungan dilakukan secara cepat dan tepat karena
menggunakan sistem komputer
e. Kemudahan dalam membuat Laporan Pajak
f. Data yang disampaikan WP selalu lengkap, karena penomoran
formulir dengan menggunakan sistem komputer.
g. berkurangnya pekerjaan-pekerjaan klerikal perekaman SPT yang
memakan sumber daya yang cukup banyak.
2. E-Filling merupakan pengisian data wajib pajak maupun perhitungan
pajak yang terhutang oleh wajib pajak dengan menggunakan media
piranti lunak (sofware). E-Filling adalah suatu cara penyampaian Surat
Pemberitahuan yang dilakukan melalui sistem on-line dan real time.
Aplikasi ini pelaporan secara elektronis mempermudah WP dalam
pelaporan SPT PPh dan PPN/PPn BM. Aplikasi e-SPT disediakan
secara gratis melalui para Account Representative termasuk Buku
Petunjuk dan pelatihan pengoperasiannya.
3. E-Registration merupakan pendaftaran pajak secara online dalam satu
area domisili wajib pajak dengan sistem komputerisasi di kantor
pelayanan pajak. Sistem Pendaftaran Wajib Pajak secara Online (atau
e-Registration) adalah sistem aplikasi sebagai bagian dari Sistem
Informasi Perpajakan di lingkungan kantor Direktorat Jenderal Pajak
dengan berbasis perangkat keras dan perangkat lunak yang
dihubungkan oleh perangkat komunikasi data yang digunakan untuk
mengelola proses pendaftaran Wajib Pajak. Sistem ini terbagi dua
bagian, yaitu sistem yang dipergunakan oleh Wajib Pajak yang
berfungsi sebagai sarana pendaftaran Wajib Pajak secara online dan
sistem yang dipergunakan oleh Petugas Pajak yang berfungsi untuk
memproses pendaftaran Wajib Pajak.
4. Taxpayer’s account merupakan data base dari wajib pajak yang
terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak. Setelah menghitung pajak yang
harus dilunasi atau ketika tiba saat terutang angsuran pajak yang harus
dibayar. Wajib Pajak (WP) haruslah berhati-hati. Jangan sampai batas
waktu pembayaran pajak tersebut terlewati. Secara
internal,pentingjuga bagi WP untuk mengantisipasi kebutuhan kas
untuk melunasi pajak yang harus dibayar tersebut agar jangan sampai
mengganggu cashflow usaha. Pasal 10 Undang-Undang Nomor 6
Tahun 1983 tentang ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 28 Tahun 2007 (UU KUP) mengatur tentang Tata Cara
Pembayaran dan Penyetoran Pajak. Dalam Pasal 10 ayat (2) UU KUP
ditetapkan tata cara pembayaran, penyetoran pajak, dan pelaporannya
serta tata cara mengangsur dan menunda pembayaran pajak diatur
dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan. Ketentuan
tersebut ditindaklanjutidengan diterbitkannya Peraturan Menteri Ke-
uangan Nomor 184/ PMK.03/2007 Tentang Penentuan Tanggal Jatuh
Tempo Pembayaran Dan Penyetoran Pajak, Penentuan Tempat
Pembayaran Pajak, Dan Tata Cara Pembayaran, Penyetoran Dan
Pelaporan Pajak, Serta Tata Cara Pengangsuran Dan Penundaan
Pembayaran Pajak
5. E-Payment merupakan pembayaran secara online pada lembaga
keuangan yang menjadi rekanan Kantor Pelayanan Pajak untuk
menerima pembayaran wajib pajak. Melalui sistem ini pembayaran
pajak yang dilakukan melalui bank pesepsi terhubung langsung
(online) dengan database DJP dan secara sistem akan diteruskan ke
database KP yang secara otomatis akan dibukukan pada rekening WP.
sebagai bukti validasi WP mendapatkan Tanda Pembayaran Pajak
(NTPP)

E. Hipotesis
Perencanaan perpajakan ditujukan untuk meminimalkan hutang pajak.
Dalam pelaksanaannya perlu kejelian dari WP untuk memanfaatkan peluang –
peluang dari peraturan perpajakan yang berlaku. Perencanaan pajak dapat
meliputi pelaksanaan pengeluaran yang cukup besar di akhir tahun dalam
rangka menghindari pembayaran pajak ataupun dengan mempercepat
pembebanan biaya untuk mencapai hasil yang memadai perencanaan pajak
memerlukan juga berbagai pengertian dan teori yang mengupas tentang
pelaksanaan self assesment system antara lain penelitian Theresia (2004)
membuktikan bahwa fungsi membayar dan fungsi melapor sudah
dilaksanakan oleh wajib pajak.
Pemeriksaan pajak harus dikembalikan pada fungsi awalnya untuk
menciptakan efek pencegahan dan bukan alat untuk meningkatkan
penerimaan. Jika ini bisa dicapai, maka pembayar pajak bisa memahami
bahwa pemeriksaan pajak adalah aktivitas yang memang diperlukan untuk
kepentingan kita semua.
H1 : Terdapat persepsi wajib pajak yang positif terhadap penerapan
penggunaan e-SPT terhadap tingkat kepatuhan
H2 : Terdapat persepsi wajib pajak yang positif terhadap penerapan
penggunaan e-filling terhadap tingkat kepatuhan.
H3 : Terdapat persepsi wajib pajak yang positif terhadap penerapan
penggunaan e-Registration terhadap tingkat kepatuhan
H4 : Terdapat persepsi wajib pajak yang positif terhadap penerapan
penggunaan Taxpayer’s account terhadap tingkat kepatuhan
H5 : Terdapat persepsi wajib pajak yang positif terhadap penerapan
penggunaan e-payment terhadap tingkat kepatuhan
H6 : Terdapat persepsi wajib pajak yang positif terhadap penerapan
penggunaan e-SPT, e-filling, e-Registration, Taxpayer’s account dan
e-payment terhadap tingkat kepatuhan

F. Metode Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek/subyek
yang memiliki kualitas serta karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 1999:26).
Penelitian ini, yang menjadi populasi adalah seluruh wajib pajak yang
melaporkan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Magelang pengguna E-system
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi dan memiliki kesempatan yang sama untuk digunakan sebagai
pegumpulan data atau responden (Sugiyono, 1999). Dalam penelitian ini, yang
akan digunakan sebagai sampel adalah wajib pajak yang menggunakan E
system dalam pelaporannya di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Magelang
pengguna E-system sebanyak 100 Wajib Pajak.
Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Purposive Sampling. Artinya, teknik pengambilan sampel yang
didasarkan pada karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang ada (Sugiyono,
2000:77). Karakteristik yang dimaksudkan disini adalah, karakteristik sampel
yang akan digunakan sebagai responden, yaitu dengan karakteristik bahwa
responden tersebut adalah :
1) Wajib Pajak yang menggunakan E system dalam pelaporannya.
2) Telah menggunakan E system setidaknya 1 tahun.
3) Merupakan Wajib Pajak Badan.
G. Definisi Operasi dan Pengukuran Variabel

1. Definisi e-SPT
E-SPT merupakan pelaporan pajak tahunan bagi wajib pajak secara online
melalui media piranti lunak (sofware) yang dikeluarkan oleh Kantor
Pelayanan Pajak. Variabel ini akan mengukur mengenai e-SPT, e-filling, e-
Registration, Taxpayer’s account dan e-payment.
2. Definisi e-Filling
E-Filling merupakan pengisian data wajib pajak maupun perhitungan pajak
yang terhutang oleh wajib pajak dengan menggunakan media piranti lunak
(sofware). Variabel ini akan mengukur mengenai kemudahan, pemahaman
dan ketrampilan.
3. Definisi e-Registration
E-Registration merupakan pendaftaran pajak secara online dalam satu area
domisili wajib pajak dengan sistem komputerisasi di kantor pelayanan
pajak. Variabel ini akan mengukur mengenai Variabel ini akan mengukur
mengenai kemudahan, pemahaman dan ketrampilan.
4. Definisi Taxpayer’s account
Taxpayer’s account merupakan data base dari wajib pajak yang terdaftar
pada Kantor Pelayanan Pajak. Variabel ini akan mengukur mengenai
kemudahan, pemahaman dan ketrampilan wajib pajak yang bersangkutan.
5. Definisi e-Payment
E-Payment merupakan pembayaran secara online pada lembaga keuangan
yang menjadi rekanan Kantor Pelayanan Pajak untuk menerima
pembayaran wajib pajak. Variabel ini akan mengukur mengenai
kemudahan, pemahaman dan ketrampilan dari wajib pajak yang
menggunakan.
6. Definisi Kepatuhan Wajib Pajak
Kepatuhan Wajib Pajak merupakan hasil keluaran persepsi wajib pajak
yang mewajibkan wajib pajak untuk menghitung, memperhitungkan, dan
membayar pajaknya sendiri sebagai bentuk pertanggung jawaban dan
kesadaran wajib pajak. Variabel ini akan mengukur mengenai kemudahan,
pemahaman dan ketrampilan.

H. Uji Validitas dan Reliabilitas Data

1. Uji Validitas Data

Tabel Nilai Validitas Variabel E-SPT (X1)


Nomor Nilai Nilai Korelasi
Keterangan
Pertanyaan Signifikansi Pearson Product Moment
1 0,000 0,607 Valid
2 0,000 0,598 Valid
3 0,000 0,547 Valid
Sumber : Data Primer yang Diolah, Tahun 2011

Tabel Nilai Validitas Variabel E-Registrations (X2)


Nomor Nilai Nilai Korelasi
Keterangan
Pertanyaan Signifikansi Pearson Product Moment
1 0,000 0,533 Valid
2 0,000 0,429 Valid
3 0,000 0,668 Valid
Sumber : Data Primer yang Diolah, Tahun 2011

Tabel Nilai Validitas Variabel E-Filling (X3)


Nomor Nilai Nilai Korelasi
Keterangan
Pertanyaan Signifikansi Pearson Product Moment
1 0,000 0,631 Valid
2 0,000 0,524 Valid
3 0,000 0,585 Valid
Sumber : Data Primer yang Diolah, Tahun 2011

Tabel Nilai Validitas Variabel E-Taxpayer’s Account (X4)


Nomor Nilai Nilai Korelasi
Keterangan
Pertanyaan Signifikansi Pearson Product Moment
1 0,000 0,578 Valid
2 0,000 0,565 Valid
3 0,000 0,544 Valid
Sumber : Data Primer yang Diolah, Tahun 2011

Tabel Nilai Validitas Variabel E-Payment (X5)


Nomor Nilai Nilai Korelasi
Keterangan
Pertanyaan Signifikansi Pearson Product Moment
1 0,000 0,572 Valid
2 0,000 0,627 Valid
3 0,000 0,542 Valid
Sumber : Data Primer yang Diolah, Tahun 2011

Tabel Nilai Validitas Variabel Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Y)


Nomor Nilai Nilai Korelasi
Keterangan
Pertanyaan Signifikansi Pearson Product Moment
1 0,000 0,507 Valid
2 0,000 0,438 Valid
3 0,000 0,391 Valid
4 0,000 0,489 Valid
5 0,000 0,444 Valid
Sumber : Data Primer yang Diolah, Tahun 2011

2. Uji Reliabilitas Data

Tabel Hasil Uji Reliabilitas


Nilai Alha
Variabel Keterangan
Alpha Cronbach
E-SPT (X1) 0,7493 0,60 Handal
E-Registrations (X2) 0,8279 0,60 Handal
E-Filling (X3) 0,7354 0,60 Handal
E-Taxpayer’s Account (X4) 0,6492 0,60 Handal
E-Payment (X5) 0,7232 0,60 Handal
Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Y) 0,8569 0,60 Handal

I. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi ini bertujuan untuk mengetahui besarnya tingkat


kontribusi yang diberikan oleh variabel bebas, yaitu E-SPT (X1), E-
Registrations ( X2 ), E-Filling (X3), E-Taxpayer’s Account ( X4 ) dan E-
Payment (X5) terhadap variabel terikat, Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Wajib
Pajak (Y). Berdasarkan analisis yang telah dilakukan diperoleh nilai regresi
sebagai berikut:
Tabel Hasil Penghitungan Analisis Regresi Linier Berganda
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Std. t Sig.
Model B Error Beta
1 (Constant) 12.672 2.896 4.376 .000
E-SPT .618 .119 .611 5.210 .000
E-Registrations .249 .072 .287 3.474 .001
E-Filling .426 .108 .396 3.929 .000
E-Taxpayer’s
.269 .072 .256 3.722 .000
Account
E-Payment .247 .071 .253 3.469 .004
Sumber : Data Primer yang Diolah, Tahun 2011

Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + ei

= 12,672 + 0,618X1 + 0,249X2 + 0,426X3 + 0,269X4 + 0,247X5


Error Term = (0,119) (0,072) (0,108) (0,072) (0,071)
Sig. = (0,000) (0,001) (0,000) (0,000) (0,004)

Hasil analisis regresi tersebut selanjutnya dapat diinterpretasikan sebagaimana


berikut ini:
1. Nilai konstanta sebesar 12,372 merupakan besarnya tingkat Tingkat
Kepatuhan Wajib Pajak apabila variabel lain yang diteliti bernilai nol.
Artinya adalah, bila tidak ada variabel bebas yang diteliti, maka Wajib
Pajak akan tetap secara konstan memiliki Kepuasan. Hal ini dikarenakan
Wajib Pajak akan tetap melakukan keputusan penggunaan produk yang
ditawarkan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.
2. Nilai koefisien regresi variabel E-SPT (X1) sebesar 0,618 merupakan
perubahan nilai yang terjadi pada variabel Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak
apabila variabel lain yang diteliti bernilai nol. Kondisi ini memiliki arti
bahwa, Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak akan meningkat bila variabel E-
SPT yang dilakukan untuk meningkatkan Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak
juga meningkat. Peningkatan yang terjadi pada variabel E-SPT ini
dikarenakan beberapa hal berupa kecepatan E-SPT, ketepatan E-SPT, dan
kemudahan E-SPT lain yang dapat dirasakan langsung oleh Wajib Pajak
yang bersangkutan.
3. Nilai koefisien regresi variabel E-Registrations (X2) sebesar 0,249
merupakan perubahan nilai yang terjadi pada variabel Tingkat Kepatuhan
Wajib Pajak yang disebabkan oleh bertambahnya nilai variabel E-
Registrations bila variabel lain bernilai nol. Kondisi ini memiliki arti
bahwa, Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak akan meningkat bila E-
Registrations yang dilakukan Wajib Pajak atas jasa yang ditawarkan juga
meningkat. Peningkatan yang dimaksudkan disebabkan oleh beberapa hal
berupa kemudahan, syarat administrasi, teknik survey, dan lainnya.
4. Nilai koefisien regresi variabel E-Filling (X3) sebesar 0,426 merupakan
perubahan nilai yang terjadi pada variabel Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak
apabila variabel lain yang diteliti bernilai nol. Kondisi ini memiliki arti
bahwa, Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak akan meningkat bila E-Filling
yang diberikan oleh kantor pelayanan pajak yang diterima Wajib Pajak
untuk meningkatkan Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak juga meningkat.
Peningkatan yang terjadi pada variabel E-Filling ini dikarenakan beberapa
hal berupa informasi dan jenis layanan.
5. Nilai koefisien regresi variabel E-Taxpayer’s Account (X4) sebesar 0,269
merupakan perubahan nilai yang terjadi pada variabel Tingkat Kepatuhan
Wajib Pajak yang disebabkan oleh bertambahnya nilai variabel E-
Taxpayer’s Account bila variabel lain bernilai nol. Kondisi ini memiliki
arti bahwa, Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak akan meningkat bila E-
Taxpayer’s Account atau jaminan yang diterapkan pada Wajib Pajak juga
meningkat. Peningkatan yang dimaksudkan disebabkan oleh beberapa hal
berupa E-Taxpayer’s Account, jaminan kemanan.
6. Nilai koefisien regresi variabel E-Payment (X5) sebesar 0,247 merupakan
perubahan nilai yang terjadi pada variabel Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak
apabila variabel lain yang diteliti bernilai nol. Kondisi ini memiliki arti
bahwa, Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak akan meningkat bila E-Payment
yang diberikan oleh penyedia jasa pada Wajib Pajak juga memiliki
peningkatan. Peningkatan yang terjadi pada variabel E-Payment ini dapat
berupa kemudahan dan kenyamanan pembayaran pajak.

J. Pengujian Hipotesis

1. Pengujian Secara Simultan (Uji F)

Tabel Hasil Analisis Uji F (Simultan)


Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
1 Regression 23.540 5 4.708 29.731 .000(a)
Residual 273.646 85 3.219
Total 297.187 90
Sumber : Data Primer yang Diolah, Tahun 2011

Didasarkan pada hasil analisis yang telah dilakukan diperoleh nilai


Fhitung sebesar 29,731 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Nilai Ftabel
dengan N=100 untuk df1 = k (df1= 5) dan df2 = N – k – 1 (df2= 91 – 5 – 1
= 85) diperoleh nilai 2,3218 sehingga Fhitung > Ftabel (29,731 > 2,3218)
sehingga Ha diterima. Atas dasar hasil ini dapat dikatakan bahwa, terdapat
pengaruh yang signifikan dari variabel bebas yang terdiri dari variabel E-
SPT (X1), E-Registrations ( X2 ), E-Filling (X3), E-Taxpayer’s Account (
X4 ) dan E-Payment (X5) terhadap variabel terikat, Tingkat Kepatuhan
Wajib Pajak (Y) secara simultan atau secara bersama-sama. Adanya
pengaruh ini disebabkan oleh indikator yang ada pada variabel bebas yaitu
: E-SPT, E-Registrations, E-Filling, E-Taxpayer’s Account dan E-Payment
yang diterima Wajib Pajak mampu mempengaruhi Tingkat Kepatuhan
Wajib Pajak yang ada selama ini.
2. Koefisien Determinasi

Tabel Hasil Analisis Uji R2 (Koefisien Determinasi)


Adjusted R Std. Error of
Model R R Square
Square the Estimate
1 .783(a) .613 .592 .775
Sumber : Data Primer yang Diolah, Tahun 2011

Dari hasil analisis diperoleh nilai adjusted R square sebesar 0,592.


Nilai ini memiliki arti bahwa, variabel bebas yang terdiri dari variabel E-
SPT (X1), E-Registrations ( X2 ), E-Filling (X3), E-Taxpayer’s Account (
X4 ) dan E-Payment (X5) mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat,
yaitu Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Y) sebesar 59,2 % sedangkan
sisanya sebesar 40,8 % dipengaruhi variabel lain yang tidak diteliti atau
tidak masuk dalam model penelitian yang dilakukan.

3. Pengujian Variabel Bebas Terhadap Variabel Terikat Secara Parsial

Tabel Hasil Penghitungan Analisis Uji t (Parsial)


Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
t Sig.
Model B Std. Error Beta
1 (Constant) 12.672 2.896 4.376 .000
E-SPT .618 .119 .611 5.210 .000
E-
.249 .072 .287 3.474 .001
Registrations
E-Filling .426 .108 .396 3.929 .000
E-Taxpayer’s
.269 .072 .256 3.722 .000
Account
E-Payment .247 .071 .253 3.469 .004
Sumber : Data Primer yang Diolah, Tahun 2011

a. Pengaruh Variabel E-SPT (X1) Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib


Pajak (Y)

Didasarkan pada hasil penghitungan, diperoleh nilai thitung untuk


variabel E-SPT sebesar 5,210 dengan tingkat signifikansi 0,000 dan
nilai ttabel untuk jumlah N = 100, uji dua sisi (two tiled test) dengan
tingkat signifikansi 5 % menjadi 0,025 diperoleh nilai ttabel sebesar
1,9864 sehingga thitung > ttabel (5,210 > 1,9864) , maka Ha diterima.
Atas dasar hasil penghitungan ini dapat dikatakan bahwa terdapat
pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel E-SPT terhadap
variabel Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak secara parsial.

b. Pengaruh Variabel E-Registrations (X2) Terhadap Tingkat Kepatuhan


Wajib Pajak (Y)

Didasarkan pada hasil penghitungan, diperoleh nilai thitung untuk


variabel E-Registrations sebesar 3,474 dengan tingkat signifikansi
0,000 dan nilai ttabel untuk N = 100, uji dua sisi (two tiled test) dengan
tingkat signifikansi 5 % menjadi 0,025 diperoleh nilai t tabel secesar
1,9864 sehingga thitung > ttabel (3,474 > 1,9864), maka Ha diterima.
Atas dasar hasil perbandingan ini dapat dikatakan bahwa terdapat
pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel E-Registrations
terhadap variabel Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak secara parsial.
Wajib Pajak akan merasa diperlakukan istimewa jika langkah-langkah
dalam mendapatkan apa yang menjadi keinginan dan kebutuhan
mereka tidak berbelit-belit dan E-Registrationsal. Hal ini akan
menyebabkan Wajib Pajak merasakan rasa puas dalam ketentuan yang
diberikan kantor pelayanan pajak dan Wajib Pajak akan kembali lagi
untuk mendapatkan jasa tersebut secara berulang-ulang.

c. Pengaruh Variabel E-Filling (X3) Terhadap Variabel Tingkat


Kepatuhan Wajib Pajak (Y)

Didasarkan pada hasil penghitungan, diperoleh nilai thitung untuk


variabel E-Filling sebesar 3,929 dengan tingkat signifikansi 0,001 dan
nilai ttabel untuk jumlah N = 100, uji dua sisi (two tiled test) dengan
tingkat signifikansi 5 % menjadi 0,025 diperoleh nilai ttabel sebesar
1,9864 sehingga thitung > ttabel (3,929 > 1,9864). Atas dasar hasil
perbandingan ini dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang
positif dan signifikan dari variabel E-Filling terhadap variabel Tingkat
Kepatuhan Wajib Pajak secara parsial.

d. Pengaruh Variabel E-Taxpayer’s Account (X4) Terhadap Tingkat


Kepatuhan Wajib Pajak (Y)

Didasarkan pada hasil penghitungan, diperoleh nilai thitung untuk


variabel E-Taxpayer’s Account sebesar 3,772 dengan tingkat
signifikansi 0,000 dan nilai ttabel untuk N = 100, uji dua sisi (two tiled
test) dengan tingkat signifikansi 5 % menjadi 0,025 diperoleh nilai t
tabel secesar 1,9864 sehingga thitung > ttabel (3,722 > 1,9864). Atas dasar
hasil perbandingan ini dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang
positif dan signifikan dari variabel E-Taxpayer’s Account terhadap
variabel Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak secara parsial. Sesuatu
masalah yang diantisipasi dengan baik dan cepat oleh kantor pelayanan
pajak dapat memberikan kesan yang baik kepada Wajib Pajak dan
mereka tidak akan menjadi terlalu kecewa dan terus mengingat
kejadian itu dan Wajib Pajak akan merasa puas dengan E-Taxpayer’s
Account yang diberikan sehingga Wajib Pajak akan kembali untuk
mendapatkan jasa terhadap kantor pelayanan pajak.

4. Pengaruh Variabel E-Payment (X5) Terhadap Tingkat Kepatuhan


Wajib Pajak (Y)

Didasarkan pada hasil penghitungan, diperoleh nilai thitung untuk


variabel E-Payment sebesar 3,469 dengan tingkat signifikansi 0,000
dan nilai ttabel untuk jumlah N = 100, uji dua sisi (two tiled test) dengan
tingkat signifikansi 5 % menjadi 0,025 diperoleh nilai ttabel sebesar
1,9864 sehingga thitung > ttabel (3,469 > 1,9864). Atas dasar hasil
perbandingan ini dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang
positif dan signifikan dari variabel E-Payment terhadap variabel
Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak secara parsial.
K. Pembahasan
1. Persepsi Wajib Pajak terhadap penerapan penggunaan e-SPT terhadap
tingkat kepatuhan
Hasil analisis diperoleh nilai thitung untuk variabel E-SPT sebesar
5,210 dengan tingkat signifikansi 0,000, maka Ha diterima. Atas dasar
hasil penghitungan ini dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang
positif dan signifikan dari variabel E-SPT terhadap variabel Tingkat
Kepatuhan Wajib Pajak secara parsial. Elektronik SPT atau disebut e-SPT
adalah aplikasi (software) yang dibuat oleh Direktorat Jenderal Pajak
untuk digunakan oleh Wajib Pajak untuk kemudahan dalam
menyampaikan SPT. E-SPT, merupakan pelaporan pajak tahunan bagi
wajib pajak secara online melalui media piranti lunak (sofware) yang
dikeluarkan oleh Kantor Pelayanan Pajak. Hal ini memberikan persepsi
prilaku yang positif pada pengguna (wajib pajak) dalam melaporkan
kewajiban pajaknya. Maka hipotesis yang menyatakan “terdapat pengaruh
Persepsi Wajib Pajak terhadap penerapan penggunaan e-SPT terhadap
tingkat kepatuhan”, dapat terbukti.

2. Persepsi Wajib Pajak terhadap penerapan penggunaan e-Registration


terhadap tingkat kepatuhan
Hasil analisis diperoleh nilai thitung untuk variabel E-Registrations
sebesar 3,474 dengan tingkat signifikansi 0,000, maka Ha diterima. Atas
dasar hasil perbandingan ini dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh
yang positif dan signifikan dari variabel E-Registrations terhadap variabel
Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak secara parsial. Wajib Pajak akan merasa
diperlakukan istimewa jika langkah-langkah dalam mendapatkan apa
yang menjadi keinginan dan kebutuhan mereka tidak berbelit-belit dan E-
Registrationsal. Hal ini akan menyebabkan Wajib Pajak merasakan rasa
puas dalam ketentuan yang diberikan kantor pelayanan pajak dan Wajib
Pajak akan kembali lagi untuk mendapatkan jasa tersebut secara berulang-
ulang. Maka hipotesis yang menyatakan “terdapat pengaruh Persepsi
Wajib Pajak terhadap penerapan penggunaan e-Registration terhadap
tingkat kepatuhan”, dapat terbukti.

3. Persepsi Wajib Pajak terhadap penerapan penggunaan e-Filling terhadap


tingkat kepatuhan
Hasil analisis diperoleh nilai thitung untuk variabel e-Filling sebesar
3,929 dengan tingkat signifikansi 0,001. Atas dasar hasil perbandingan ini
dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari
variabel E-Filling terhadap variabel Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak
secara parsial. E-Filling merupakan pengisian data wajib pajak maupun
perhitungan pajak yang terhutang oleh wajib pajak dengan menggunakan
media piranti lunak (sofware). E-Filling adalah suatu cara penyampaian
Surat Pemberitahuan yang dilakukan melalui sistem on-line dan real time.
Aplikasi ini pelaporan secara elektronis mempermudah WP dalam
pelaporan SPT PPh dan PPN/PPn BM. Aplikasi e-SPT disediakan secara
gratis melalui para Account Representative termasuk Buku Petunjuk dan
pelatihan pengoperasiannya. Maka hipotesis yang menyatakan “Terdapat
pengaruh Persepsi Wajib Pajak terhadap penerapan penggunaan e-Filling
terhadap tingkat kepatuhan”, dapat terbukti.

4. Persepsi Wajib Pajak terhadap penerapan penggunaan Taxpayer’s account


terhadap tingkat kepatuhan
Hasil analisis diperoleh nilai thitung untuk variabel E-Taxpayer’s
Account sebesar 3,772 dengan tingkat signifikansi 0,000. Atas dasar hasil
perbandingan ini dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang positif
dan signifikan dari variabel E-Taxpayer’s Account terhadap variabel
Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak secara parsial. Sesuatu masalah yang
diantisipasi dengan baik dan cepat oleh kantor pelayanan pajak dapat
memberikan kesan yang baik kepada Wajib Pajak dan mereka tidak akan
menjadi terlalu kecewa dan terus mengingat kejadian itu dan Wajib Pajak
akan merasa puas dengan E-Taxpayer’s Account yang diberikan sehingga
Wajib Pajak akan kembali untuk mendapatkan jasa terhadap kantor
pelayanan pajak. Maka hipotesis yang menyatakan “Terdapat pengaruh
Persepsi Wajib Pajak terhadap penerapan penggunaan Taxpayer’s account
terhadap tingkat kepatuhan”, dapat terbukti.

5. Persepsi Wajib Pajak terhadap penerapan penggunaan e-payment terhadap


tingkat kepatuhan

Hasil analisis diperoleh nilai thitung untuk variabel E-Payment


sebesar 3,469 dengan tingkat signifikansi 0,000 Atas dasar hasil
perbandingan ini dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang positif
dan signifikan dari variabel E-Payment terhadap variabel Tingkat
Kepatuhan Wajib Pajak secara parsial. E-Payment merupakan pembayaran
secara online pada lembaga keuangan yang menjadi rekanan Kantor
Pelayanan Pajak untuk menerima pembayaran wajib pajak. Melalui sistem
ini pembayaran pajak yang dilakukan melalui bank pesepsi terhubung
langsung (online) dengan database DJP dan secara sistem akan diteruskan
ke database KP yang secara otomatis akan dibukukan pada rekening WP.
sebagai bukti validasi WP mendapatkan Tanda Pembayaran Pajak (NTPP).
Maka hipotesis yang menyatakan “Terdapat pengaruh Persepsi Wajib
Pajak terhadap penerapan penggunaan e-payment terhadap tingkat
kepatuhan”, dapat terbukti.

6. Persepsi Wajib Pajak terhadap penerapan penggunaan e-SPT, e-filling, e-


Registration, Taxpayer’s account dan e-payment terhadap tingkat
kepatuhan

Hasil analisis yang telah dilakukan diperoleh nilai Fhitung sebesar


29,731 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. sehingga Ha diterima.
Hasil ini didukung oleh nilai adjusted R square sebesar 0,592. Nilai ini
memiliki arti bahwa, variabel bebas yang terdiri dari variabel E-SPT (X1),
E-Registrations ( X2 ), E-Filling (X3), E-Taxpayer’s Account ( X4 ) dan E-
Payment (X5) mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat, yaitu
Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Y) sebesar 59,2 % sedangkan sisanya
sebesar 40,8 % dipengaruhi variabel lain yang tidak diteliti atau tidak
masuk dalam model penelitian yang dilakukan.
Atas dasar hasil ini dapat dikatakan bahwa, terdapat pengaruh yang
signifikan dari variabel bebas yang terdiri dari variabel E-SPT (X1), E-
Registrations ( X2 ), E-Filling (X3), E-Taxpayer’s Account ( X4 ) dan E-
Payment (X5) terhadap variabel terikat, Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak
(Y) secara simultan atau secara bersama-sama. Adanya pengaruh ini
disebabkan oleh indikator yang ada pada variabel bebas yaitu : E-SPT, E-
Registrations, E-Filling, E-Taxpayer’s Account dan E-Payment yang
diterima Wajib Pajak mampu mempengaruhi Tingkat Kepatuhan Wajib
Pajak yang ada selama ini. Maka hipotesis yang menyatakan “Terdapat
pengaruh Persepsi Wajib Pajak terhadap penerapan penggunaan e-SPT, e-
filling, e-Registration, Taxpayer’s account dan e-payment terhadap tingkat
kepatuhan”, dapat terbukti.

L. Kesimpulan

1. Kuisioner yang disebar adalah 100 eksemplar. Kuisioner yang layak


digunakan sebagai data dalam penelitian yang akan dilakukan adalah
sebanya 91 ekseplar kuisioner atau sebanyak 91 % kuisioner yang telah
disebar.
2. Didasarkan pada hasil analisis yang telah dilakukan diperoleh nilai Fhitung
sebesar 29,731 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Atas dasar hasil
ini dapat dikatakan bahwa, terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel
bebas yang terdiri dari variabel E-System (X1), E-Registrations ( X2 ), E-
Filling (X3), E-Taxpayer’s Account ( X4 ) dan E-Payment (X5) terhadap
variabel terikat, Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Y) secara simultan atau
secara bersama-sama. Hasil tersebut didukung nilai adjusted R square
sebesar 0,592.
3. Berdasarkan analisis uji t (uji parsial), diperoleh bahwa variabel bebas
yang terdiri dari variabel E-System (X1), E-Registrations ( X2 ), E-Filling
(X3), E-Taxpayer’s Account ( X4 ) dan E-Payment (X5) memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap variabel Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Y)
secara parsial atau secara individu, yang dibuktikan dengan nilai
signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 pada derajat kepercayaan 95 %.

M. Keterbatasan

1. Penelitian hanya mengacu pada layanan yang bersifat E-System secara


umum. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat mencakup semua layanan
yang diberikan oleh Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dan semua wajib
pajak, baik badan maupun perorangan.
2. Sampel penelitian yang masih sedikit dibandingkan prosentase wajib pajak
yang terdaftar. Wajib pajak yang ada selama ini lebih banyak melaporkan
secara manual, sehingga untuk memilih WP yang melaporkan kewajiban
pajaknya menggunakan e-system masih mengalami kesulitan.

N. Saran

1. Memberikan suatu layanan yang secara langsung dapat dinikmati oleh


wajib pajak. Misalnya, memberikan suatu bukti yang nyata serta jaminan
terhadap pelayanan yang diberikan. Tujuan yang dicapai dalam penelitian
ini, yaitu untuk membuktikan secara empiris mengenai persepsi Wajib
Pajak terhadap penerapan e-system terhadap kepatuhan Wajib Pajak dalam
melakukan pelaporan dengan menggunakan sistem yang lebih baik.
2. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber informasi untuk
mengetahui faktor-faktor yang menimbulkan persepsi wajib pajak pada
penerapan e-system terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak. Maka, untuk
penelitian selanjutnya dapat memberikan wacana permasalahan yang
aktuak mengenai pelayanan kantor pelayanan pajak dan disesuaikan
dengan sistem perpajakan yang terbaru.
3. Penerapan E system diperlukan sosialisasi yang baik pada wajib pajak,
sehingga dapat menggunakan dan melaporkan dengan kewajiban pajaknya
dengan E-System tersebut.
4. Wajib pajak pribadi diharapkan dapat menggunakan E-system, sehingga
dapat menambahkan jenis penelitian dalam pengambilan sampel yang
digunakan.
DAFTAR PUSTAKA

Andrianto. 2008. Persepsi Wajib Pajak Pada Penggunaan E-Filling Dalam


Pelaporan Pajak. Journal of Economic Literature , 36, 818-860.
Gunadi, 2003. ”Keberhasilan Pajak Tergantung Partisipasi Masyarakat” Dalam
Perspektif Baru, http://www.perspektif.net/articles.
Gunadi, 2004. “Rasionalitas Reformasi Administrasi Perpajakan” disarikan dari
naskah pidato pengukuhan sebagai guru besar pada Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia tanggal 13 Maret 2004 berjudul
Reformasi Administrasi Perpajakan dalam rangka kontribusi menuju
Good Governance, Bisnis Indonesia, http://www.infopajak.com
Jogiyanto H.M., (2007) Sistem Informasi Keperilakuan, Penerbit Andi,
Yogyakarta.
Juwana, Hikmahanto, 2008. Problematika Hukum di Indonesia, Bahan Kuliah
Aspek Hukum dalam Kebijakan Ekonomi, Magister Perencanaan
dan Kebijakan Publik Universitas Indonesia.
Liberty Pandiangan, 2004. Pelayanan : Wajah Kantor Pajak , (Desember) Bisnis
Indonesia.
Lumbantoruan. Sophar, 1997. Ensiklopedi Perpajakan, Jakarta : Penerbit Erlangga
Mazhar, Nida, Technology Acceptance Model, http://www.ezinearticles.com.
Mustikasari, Elia, 2007. Kajian Empiris tentang Kepatuhan Wajib Pajak Badan di
Perusahaan Industri pengolahan di Surabaya, Simposium Nasional
Akuntansi X, Universitas Hasanudin, Makassar.
Nasution, Darmin, 2008. Pajak Tak Tertagih : Pemeriksaan Pajak perlu
Proporsional,, Jakarta : Kompas.Jogiyanto H.M, 2007, Model
Kesuksesan Sistem Teknologi Informasi, Penerbit Andi, Yogyakarta.
Nasucha, Chaizi, 2004. Pengaruh Administrasi Perpajakan terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak. Jurnal Keuangan Publik Vol. I No. 2, April
Nasucha, Chaizi. 2004. Reformasi Administrasi Publik: Teori dan Aplikasi. PT
Gramedia Widiasarana. Jakarta Indonesia, Hal.9.
Nurmantu, Safri, 2003. Pengantar Perpajakan, Jakarta: Kelompok Yayasan Obor,
Riska Wijayanti, Hernik Dwi Kurniawati, Dianty Febri, 2005, Menuju Good
Governance Melalui Modernisasi Pajak (e-SPT), Articles of
Business Information System, STIE Malangkucecwara, Malang.
Santoso Brotodihardjo. 2002. Pengantar Ilmu Hukum Pajak. Edisi Ketiga,
Bandung: PT. Refika Aditama, Cetakan IV.
Sekaran, Uma., 2006, Metode Penelitian untuk Bisnis, Salemba Empat, Jakarta.

Sri Utami Ningsih, Nanik, 2004, Jurnal Bisnis dan Ekonomi, Vol II, No. 1, Hal 59
– 79.

Suandy, 2001. Peran Sistem Administrasi Perpajakan Modern dalam upaya


meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak pada KPP Wajib Pajak Besar,
Universitas Indonesia : Tesis. Tidak dipublikasikan

Subagyo, P. dan Djarwanto PS., 2000. Statistik Induktif, Edisi 4; BPFE,


Yogyakarta.

Sugiono, 2000, Statistik Untuk Penelitian, Cetakan 1, Alfa Beta, Bandung.

Undang-undang tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan No.16


Tahun 2000.Edisi Pertama,Jakarta: Salemba Empat, 2001.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007. Perubahan Ketiga


Atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum
Dan Tata Cara Perpajakan

Waluyo, Wirawan. 2000. Perpajakan Indonesia. Salemba Empat, Jakarta.

Wirawan B. Ilyas dan Richard Burton, 2004. Hukum Pajak. Jakarta, Penerbit
Salemba Empat, Jakarta..
Regression
Variables Entered/Removedb

Variables Variables
Model Entered Removed Method
1 E-Payment,
E-Registrations,
E-Filling, . Enter
E-Taxpayer's a
Account, E-SPT
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak

Model Summary

Adjusted Std. Error of


Model R R Square R Square the Estimate
1 .783a .613 .592 .775
a. Predictors: (Constant), E-Payment, E-Registrations,
E-Filling, E-Taxpayer's Account, E-SPT

ANOVAb

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 23.540 5 4.708 29.731 .000a
Residual 273.646 85 3.219
Total 297.187 90
a. Predictors: (Constant), E-Payment, E-Registrations, E-Filling, E-Taxpayer's Account,
E-SPT
b. Dependent Variable: Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 12.672 2.896 4.376 .000
E-SPT .618 .119 .611 5.210 .000
E-Registrations .249 .072 .287 3.474 .001
E-Filling .426 .108 .396 3.929 .000
E-Taxpayer's Account .269 .072 .256 3.722 .000
E-Payment .247 .071 .253 3.469 .004
a. Dependent Variable: Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak

You might also like