You are on page 1of 11

KESEHATAN MENTAL PADA ANAK USIA

SEKOLAH DASAR

Dosen:

...............

Oleh:

..............

JURUSAN .......

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS UHAMKA

JAKARTA

2011

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah merupakan salah satu lembaga sekunder yang mempunyai peranan


penting terhadap perkembangan jiwa anak. Hal ini karena interaksi anak dengan
guru di sekolah cukup ontensif dan berlangsung lama dalam setiap harinya.
Karena itu sekolah tidak hanya berfungsi untuk mencerdasakan, melainkan juga
membentuk watak dan kepribadian anak.

Berbagai riset mengungkapkan bahwa berkisar 7-15% anak-anak mengalami


gangguan mental yang membutuhkan penanganan secara khusus (Hoare &
Mclntosch, 1993). Jika dijumlahkan dengan mereka yang mengalamai gangguan
yang tidak terlalu berat angka prevalensinya dapat mencapai 60%. Hal ini
menunjukan bahwa anak-anak sangat banyak yang terganggu mentalnya, namun
kurang memperoleh perhatian dari banyak kalangan. Jika para anak yang
terganggu ini tidak mendapatkan perhatian secara khusus dapat berakibat buruk
bagi perkembangan anak selanjutnya. Diperkiran sebayak 50% dari anak-anak
yang terganggu ini tetap berlangsung hingga masa remaja dan bahkan hingga
dewasa.

Berdasarkan fenomena diatas dapat disimpulkan bahwa gangguan mental pada


anak-anak ini kurang memperoleh perhatian pada masyarakat kita, sekalipun
banyak yang menyadari bahwa gangguan mental itu tidak kalah gawatnya dengan
gangguan fisik.

B. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan karya tulis ini(makalah) ini adalah untuk
mengetahui bagaimanakah kesehatan mental pada anak di sekolah dan bagaimana
peranan sekolah dalam menyikapi siswa-siswa yang mengalami gangguan mental.

1
C. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang tertuang dalam makalah ini adalah,

1. Apakah Kesehatan Mental itu?

2. Apakah anak usia sekolah dasar?

3. Bagaimana kesehatan mental pada anak usia sekolah dasar?

1
BAB II

KESEHATAN MENTAL PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR

A. PENGERTIAN KESEHATAN MENTAL

Menurut Prof. Syamsu Yusuf (2009: 9) mengatakan bahwa mental hygiene


merujuk pada pengembangan dan aplikasi seperangkat prinsip-prinsip praktis
yang diarahkan kepada pencapaian dan pemeliharaan unsur psikologis dan
pencegahan kemungkinan timbulnya kerusakan mental atau maladjustment.
Kesehatan mental terkait dengan (1) bagaimana kita memikirkan, merasakan,
menjalani kehidupan sehari-hari;(2) bagaimana kita memandang diri sendiri dan
orang lain;(3) bagaimana kita mengevaluasi berbagai alternatif dan mengambil
keputusan. Seperti halnya kesehatan fisik, kesehatan mental sangat penting bagi
setiap fase kehidupan. Kesehatan mental meliputi upaya-upaya mengatasi stres,
berhubungan dengan orang lain, dan mengfambil keputusan.

Zakiyah Darajat (1975) mengemukakan, bahwa kesehatan mental merupakan


terwujudnya keharmonisan antara fungsi-fungsi jiwa, serta mempunyai
kesanggupan untuk menghadapi problem-problem yang terjadi dan merasakan
secara positif kebahagiaan dan kemampuan di dirnya. Selain itu kesehatan mental
juga merupakan pengetahuan dan perbuatan yang bertujuan untuk
mengembangkan dan memanfaatkan potensi, bakat dan pembawaan yang ada
semaksimal mungkin, sehingga membawa kepada kebahagiaan diri dan orang
lain, serta terhindar dari gangguan dan penyakit jiwa.

Menurut M.Buchori, kesehatan mental (mental hygiene) adalah ilmu yang


meliputi sistem tentang prinsip-prinsip, peraturan-peraturan serta prosedur-
prosedur untuk mempertinggi kesehatan ruhani. Orang yang sehat mentalnya ialah
orang yang dalam ruhani atau dalam hatinya selalu merasa tenang, aman, dan
tenteram. Jalaluddin dengan mengutip H.C. Witherington menambahkan,
permasalahan kesehatan mental menyangkut pengetahuan serta prinsip-prinsip

1
yang terdapat lapangan psikologi, kedokteran, psikiatri, biologi, sosiologi, dan
agama.

B. KONSEP ANAK USIA SEKOLAH DASAR

1. Pengertian Anak Usia Sekolah Dasar

Anak usia sekola adalah sekolah dasar (Disingkat SD) adalah jenjang paling dasar
pada pendidikan formal di Indonesia. Sekolah dasar ditempuh dalam waktu 6
tahun, mulai dari kelas 1 sampai kelas 6. Saat ini murid kelas 6 diwajibkan
mengikuti Ujian Nasional (Dahulu Ebtanas) yang mempengaruhi kelulusan siswa.
Lulusan sekolah dasar dapat melanjutkan pendidikan ke sekolah menengah
pertama (Atau sederajat). Pelajar sekolah dasar umumnya berusia 7-12 tahun. Di
Indonesia, setiap warga negara berusia 7-15 tahun tahun wajib mengikuti
pendidikan dasar, yakni sekolah dasar (atau sederajat) 6 tahun dan sekolah
menengah pertama (Atau sederajat) 3 tahun. Sekolah dasar diselenggarakan oleh
pemerintah maupun swasta. Sejak diberlakukannya otonomi daerah pada tahun
2001, pengelolaan sekolah dasar negeri (SDN) di Indonesia yang sebelumnya
berada di bawah Departemen Pendidikan Nasional, kini menjadi tanggung jawab
pemerintah daerah kabupaten/kota. Sedangkan Departemen Pendidikan Nasional
hanya berperan sebagai regulator dalam bidang standar nasional pendidikan.
Secara struktural, sekolah dasar negeri merupakan unit pelaksana teknis Dinas
Pendidikan Kabupaten/Kota. (http://www.DEPDIKNAS , 2005)

2. Pertumbuhan dan Perkembangan Pada Anak Usia Sekolah

Pertumbuhan dan perkembangan pada masa sekolah akan mengalami proses


percepatan pada umur 10-12 tahun, dimana penambahan berat badan 2,5 kg dan
ukuran tinggi berat badan sampai 5cm per tahunnya. Pada usia sekolah ini secara
umum aktivitas fisik pada anak semakin tinggi dan memperkuat kemampuan
motoriknya. Pertumbuhan jaringan limpatik pada usia ini akan semakin besar
bahkan melebihi jumlahnya orang dewasa. Kemampuan kemandiriaan anak akan

1
semakin dirasakan dimana lingkungan di luar rumah dalam hal ini adalah sekolah
cukup besar, sehingga beberapa masalah sudah mampu diatasi dengan sendirinya
dan anak sudah mampu menunjukan penyesuaian diri dengan lingkungan yang
ada, rasa tanggung jawab dan percaya diri dalam tugas sudah mulai terwujud
sehingga dalam menghadapi kegagalan maka anak sering kali dijumpai reaksi
kemarahan atau kegelisahaan, perkembangan kognitif, psikososial, interpersonal,
psikoseksual, moral, dan spiritual sudah mulai menunjukan kematangan pada
masa ini. Secara khusus perkembangan pada masa ini anak banyak
mengembangkan kemampuan interaksi sosial, belajar tentang nilai normal dan
budaya dan lingkungan keluarganya dari mulai mencoba mengambil bagian dari
kelompok untuk berperan, terjadi perkembangan seacara lebih khusus lagi, terjadi
perkembangan konsep diri, keterampilan membaca, menulis serta berhitung,
belajar mengahargai di sekolah. (Aziz Alimun, Jakarta : 2001)

C. KESEHATAN MENTAL ANAK USIA SEKOLAH DASAR

1. Kesehatan Mental Anak

Tahun pertama bagi anak adalah masa yang sangat penting bagi perkembangan
mental anak selanjutnya. Pada masa ini, awal kontak sosial, dan dia mulai belajar
tentang lingkungan sosialnya. Dua kemampuan dasar yang diperlukan bagia anak
dan menjadi dasar bagi perkembangan selanjutnya adalah, kemampuan
membedakan (discriminating power) dan hubungan anak dengan orang tuanya
(attachment-bonding). Kemampuan membedakan berkaitan dengan kemmapuan
dalam perkembangan kognisi, sedangkan hubungan anak dengan orang tua
menjadi dasar pada perkembangan sosial dan afeksi anak.

2. Gangguan Mental pada Anak

Masalah yang sering ditemukan pada anak kelompok usia (6-12 tahun) adalah
sebagai berikut :

a. Prestasi belajar rendah

1
Seorang anak akan mengalami prestasi belajar rendah, apabila prestasinya
dibawah sebaya karena mengalami kesulitan belajar yang membutuhkan perhatian
khusus.

b. Gangguan hiperkinetik

Sekumpulan gejala (sindrom) yang terdiri dari aktivitas fisik yang berlebihan,
kurang mampu memusatkan perhatian dan impulsive.

c. Gangguan tingkah laku

Suatu pola tingkah laku anti sosial, agresif atau menentang dan menantang
berulang dan menetap dalam bentuk ekstrim.

d. Menolak pergi sekolah/ fobia sekolah

Suatu keadaan dimana anak merasa takut yang tidak masuk akal (irasional) untuk
pergi ke sekolah.

e. Gangguan cemas

Gangguan emosional yang paling ditemukan yang bermanifestasi dalam bentuk


gejala fisik dan psikologis.

f. Gangguan bicara (gagap)

Bicara tidak lancar, terpatah-patah yang sering terdapat anak dalam keadaan
cemas.

g. Gangguan depresaif

Sekumpulan gejala yang menyebabkan penderita tidak mampu menikmati


kehidupan sehari-hari.

h. Anak dengan penyakit fisik kronis, keterbatasan fisik atau cacat

Kelumpuhan tungkai/lengan atau serangan asma berulang kali.

i. Epilepsi

1
Serangan mendadak hilangnya kesadaran yang dapat disertai kejang.

j. Gangguan psikotik

Gangguan jiwa dengan gejala ketidak mampuan menilai realitas yang dapat di liat
dari penampilan, perilaku, proses pikir atau perasaan.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan mental pada anak usia


sekolah

a. Pengaruh guru

Perilaku guru menunjukan suatu pengaruh yang besar dan kuat terhadap iklim
atau suasana sekolah, baik sosial maupun emosional. Kebersihan guru dalam
mengajar dan mendidik, khusunya dalam membantu perkembangan kepribadian
anak.

b. Pengaruh teman sebaya

Sehari-hari anak bergaul dengan teman sekolah atau teman di luar sekolah. Orang
tua dan guru harus mengetahui kelompok teman bermain anak baik di sekolah
maupun diluar sekolah. Di rumah anak berada dalam “dunia dewasa”, yang penuh
dengan norma dan nilai yang harus dipatuhi, sedangkan di luar rumah anak dalam
“dunia usia sebaya”, yang penuh dengan kebebasan.

c. Pengaruh kondisi fisik sekolah

Anak tidak akan tenang belajar, apabila sekolah terletak di dekat pasar,
perkampungan yang padat, dekat pabrik, atau disekitar tempat hiburan. Keadaan
semacam ini sangat berpengaruh terhadap perilaku anak.

d. Pengaruh kurikulum

Kurikulum sekolah merupakan pedoman proses pembelajaran yang sangat


penting. Undang-undang No. 2 Tahun 1989 dan Peraturan Pemerintah No. 28

1
Tahun 1990 sudah menggariskan jenis dan muatan kurikulum, khususnya
kurikulum nasional yang cukup fleksibel menampung keperluan khusus setempat
dalam bentuk muatan lokal

e. Pengaruh proses pembelajaran

Suasana sekolah yang menantang dan merangsang belajar, akan menentukan iklim
sekolah. Hal ini tergantung pada kemampuan guru mengajar, serta tata tertib yang
berlaku disekolah. Sekolah terasa nyaman dan menarik, sehingga anak senang
berada di sekolah dan guru pun bergairah dalam mengajar.

f. Pengaruh keluarga

Keluarga merupakan faktor pembentuk kepribadian anak secara dini yang pertama
dan utama. Orang tua yang bersifat otoriter, tidak sabar, mudah marah, selalu
mengatakan “tidak”, selalu melarang, sering memukul, akan sangat berpengaruh
buruk terhadap perkembangan kepribadian anak. (Depkes RI, Jakarta 2001)

D. PENGEMBANGAN KESEHATAN MENTAL DI SEKOLAH

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematik


melaksanakan program bimbingan, pengajaran, dan pelatihan untuk membantu
siswa mengembangkan potensinya, baik menyangkut aspek moral-spiritual,
intelektual, emosional, maupun sosial. Mengenai peranan sekolah dalam
mengembangkan kepribadian anak, Hurlock (1986:322) mengemukakan bahwa
sekolah merupakan faktor penentu bagi perkembangan kepribadian siswa, baik
dalam cara berpikir, bersikap, maupun cara berperilaku. Sekolah berperan sebagai
subtitusi keluarga, dan guru subtitusi orang tua.

Menurut Havighurst (1961:5) sekolah bertanggung jawab dalam membantu para


siswa mencapai tugas perkembangannya. Sehubungan dengan hal ini, sekolah
seyogyanya berupaya menciptakan iklim yang kondusif, atau kondisi yang dapat
memfasilitasi siswa untuk mencapai tugas perkembangannya.

1
KESIMPULAN

 Kesehatan mental merupakan pengetahuan dan perbuatan yang bertujuan


untuk mengembangkan dan memanfaatkan potensi, bakat dan pembawaan
yang ada semaksimal mungkin, sehingga membawa kepada kebahagiaan
diri dan orang lain, serta terhindar dari gangguan dan penyakit jiwa.

 Anak usia sekola adalah sekolah dasar (Disingkat SD) adalah jenjang
paling dasar pada pendidikan formal di Indonesia. Sekolah dasar ditempuh
dalam waktu 6 tahun, mulai dari kelas 1 sampai kelas 6.

 Tahun pertama bagi anak adalah masa yang sangat penting bagi
perkembangan mental anak selanjutnya. Pada masa ini, awal kontak sosial,
dan dia mulai belajar tentang lingkungan sosialnya.

 Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematik


melaksanakan program bimbingan, pengajaran, dan pelatihan untuk
membantu siswa mengembangkan potensinya, baik menyangkut aspek
moral-spiritual, intelektual, emosional, maupun sosial.

1
DAFTAR PUSTAKA

Hurlock, B., Elizabeth. (1986). Psikologi Perkembangan: suatu pendekatan


sepanjang rentang kehidupan. Jakarta: Erlangga

Latipun & Notosoedirdjo, Moeljono. (1999). Kesehatan Mental: konsep dan


penerapan. Malang: UMM Press.

Yusuf, Syamsu. (2009). Mental Hygiene: terapi psikospiritual untuk hidup sehat
berkualitas. Bandung: Maestro.

www.depdiknas.com

You might also like