Professional Documents
Culture Documents
DOSEN PENGASUH :
DR. Johanes, SE, M.Si
Novita Sari, SE
Kelompok 3:
1) AZHAR MUNANDAR C1B006004
2) DIAS MARLIANDA C1B006024
3) RINI NOPRIYANTI C1B006022
4) THIRTA CEMPAKAPURI C1B006014
JURUSAN Manajemen
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS JAMBI
2008
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI .................................................................................................... 1
BAB I. PENDAHULUAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
Kedelai atau kacang kedelai adalah salah satu tanaman polong-polongan yang
menjadi bahan dasar banyak makanan Timur Jauh seperti kecap, tahu dan tempe. Kedelai
yang dibudidayakan sebenarnya terdiri dari paling tidak dua spesies: Glycine max
(disebut kedelai putih, yang bijinya bisa berwarna kuning, agak putih, atau hijau) dan
Glycine soja (kedelai hitam, berbiji hitam). G. max merupakan tanaman asli daerah Asia
subtropik seperti Tiongkok dan Jepang selatan, sementara G. soja merupakan tanaman
asli Asia tropis di Asia Tenggara.Kedelai merupakan sumber utama protein nabati dan
minyak nabati dunia. Penghasil kedelai utama dunia adalah Amerika Serikat meskipun
kedelai praktis baru dibudidayakan masyarakat di luar Asia setelah 1910.Di Indonesia,
kedelai menjadi sumber gizi protein nabati utama, meskipun Indonesia harus mengimpor
sebagian besar kebutuhn kedelai. Ini terjadi karena kebutuhan Indonesia yang tinggi akan
1.2. Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini agar pembaca mengetahui bahwa tanaman Kedelai
merupakan tanaman serba guna,dapat dimanfaatkan serta mengetahui nilai ekonomis
yang dihasilkan dari Kedelai. Selain itu, Kedelai yang berkualitas juga mempunyai
potensi dan prospek usaha yang cukup besar dalam peluang dan konsumsinya agar dapat
bersaing dengan komoditi lainnya sehingga dapat meningkatkan nilai ekspor kedelai
dipasar global.
1.2.2 Manfaat
Adapun Manfaat makalah ini adalah :
1. Sebagai salah satu syarat untuk mengikuti dan menyelesaikan Mata kuliah
Manajemen Agribisnis (MAG173)
2. Sebagai bahan masukan berupa informasi yang jelas bagi pihak – pihak
berkepentingan.
BAB II
PEMBAHASAN
1. KOMODITI “KEDELAI”
Orang Cina merupakan pengguna kacang kedelai sebagai makanan yang pertama.
pada sekitar tahun 1100 BC kacang kedelai telah ditanam di bagian selatan Cina dan
dalam waktu singkat menjadi makanan pokok diet Cina.Kacang kedelai telah
diperkenalkan di Jepang sekitar tahun 100 AD dan meluas ke seluruh negara-negara Asia
secara pesat. Kacang kedelai dikenal di Eropa sekitar tahun 1500 AD. Pada awal abad ke
18, kacang Kedelai telah ditanam secara komersial di Amerika Serikat
Kedelai merupakan sumber utama protein nabati dan minyak nabati dunia.
Penghasil kedelai utama dunia adalah Amerika Serikat meskipun kedelai praktis baru
dibudidayakan masyarakat di luar Asia setelah 1910.
Di Indonesia, kedelai menjadi sumber gizi protein nabati utama, meskipun
Indonesia harus mengimpor sebagian besar kebutuhn kedelai. Ini terjadi karena
kebutuhan Indonesia yang tinggi akan kedelai putih. Kedelai putih bukan asli tanaman
tropis sehingga hasilnya selalu lebih rendah daripada di Jepang dan Tiongkok. Pemuliaan
serta domestikasi belum berhasil sepenuhnya mengubah sifat fotosensitif kedelai putih.
Di sisi lain, kedelai hitam yang tidak fotosensitif kurang mendapat perhatian dalam
pemuliaan meskipun dari segi adaptasi lebih cocok bagi Indonesia.
MALAYSI
OTHERS ARGENTI
3% A 2%
NA10%
12%
BRAZIL
INDIA
UNITED
19%
STATES
54%
Kedelai, perkembangan produksinya dapat dibagi dalam dua periode besar, yaitu
pertumbuhan yang menurun dan stagnant. Pertumbuhan menurun terjadi selama 1990-
2000. Produksi rata-rata mencapai 1,4 juta ton dan menurun sebesar 3,6 %/Th. Produksi
stagnant terjadi pada 2001-2006, produksi menurun drastis dari periode sebelumnya dan
bergerak lambat pada angka 742 ton. Pertumbuhan produksi pun demikian rendah, hanya
0,4 %/Th. Pertumbuhan produksi tidak sejalan dengan gencarnya program bangkit
kedelai. Persentase produksi terhadap kedelai dunia mengecil .
Tabel . Perkembangan Produksi Kedelai Nasional dan Dunia Tahun 1990 – 2006
Tahun Produksi Kedelai (Ton)
c. Subsistem/ Pengolahan/Agroindustri/hilir
Impor kedelai murah meningkat.Kebijakan impor kedelai merupakan suatu hal
yang sangat menentukan gairah petani dalam melakukan budidaya kedelai.
Penyebabnya adalah karena harga kedelai impor lebih murah dari pada harga
kedelai dalam negeri. Hal tersebut antara lain disebabkan karena petani luar
negeri (Amerika, Brazil, Argentina, Cina dan lain-lain) bisa memproduksi kedelai
dengan biaya rendah.fluktuasi harga kedelai local dan impor sebagai berikut :
2.Penyiapan Benih
Pada tanah yang belum pernah ditanami kedelai, sebelum benih ditanam harus
dicampur dengan legin, (suatu inokulum buatan dari bakteri atau kapang yang
ditempatkan di media biakan, tanah, kompos untuk memulai aktifitas biologinya
Rhizobium japonicum). Pada tanah yang sudah sering ditanam dengan kedelai
atau kacang-kacangan lain, berarti sudah mengandung bakteri tersebut. Bakteri ini
akan hidup di dalam bintil akar dan bermanfaat sebagai pengikat unsur N dari
udara.
4. Pemindahan Bibit
Pemindahan bibit yang ceroboh dapat merusak perakaran tanaman,
Penanaman dengan benih yang mempunyai daya tumbuh agak rendah dapat
diatasi dengan cara menanamkan 3-4 biji tiap lubang, atau dengan memperpendek
jarak tanam. Jarak tanam pada penanaman benih berdasarkan tipe pertumbuhan
tegak dapat diperpendek, sebaliknya untuk tipe pertumbuhan agak condong
(batang bercabang banyak) diusahakan agak panjang, supaya pertumbuhan
tanaman yang satu dengan lainnya tidak terganggu
2. Pengolahan
1.Persiapan
Terdapat 2 cara mempersiapkan penanaman kedelai, yakni: persiapan tanpa
pengolahan tanah (ekstensif) di sawah bekas ditanami padi rendheng dan
persiapan dengan pengolahan tanah (intensif). Persiapan tanam pada tanah tegalan
atau sawah tadah hujan sebaiknya dilakukan 2 kali pencangkulan.
2.Pembentukan Bedengan
Pembuatan bedengan dapat dilakukan dengan pencangkulan ataupun dengan
bajak lebar 50-60 cm, tinggi 20 cm. Apabila akan dibuat drainase, maka jarak
antara drainase yang satu dengan lainnya sekitar 3-4 m.
3. Pengapuran
Tanah dengan keasaman kurang dari 5,5 harus dilakukan pengapuran untuk
mendapatkan hasil tanam yang baik. Pengapuran dilakukan 1 bulan sebelum
musim tanam, dengan dosis 2-3 ton/ha.
3.Teknik Penanaman
1. Penentuan Pola Tanam
Jarak tanam pada penanaman dengan membuat tugalan berkisar antara 20-
40 cm. Jarak tanam yang biasa dipakai adalah 30 x 20 cm, 25 x 25 cm, atau 20 x
20 cm.
4. Waktu Tanam
Karena umur kedelai menurut varietas yang dianjurkan berkisar antara 75-
120 hari, maka sebaiknya kedelai ditanam menjelang akhir musim penghujan,
yakni saat tanah agak kering tetapi masih mengandung cukup air.Waktu tanam
yang tepat pada masing-masing daerah sangat berbeda.
4.Pemeliharaan Tanaman
1. Penjarangan dan Penyulaman
Kedelai mulai tumbuh kira-kira umur 5-6 hari. Dalam kenyataannya tidak
semua biji yang ditanam dapat tumbuh dengan baik, sehingga akan terlihat tidak
seragam. Untuk menjaga agar produksi tetap baik, benih kedelai yang tidak
tumbuh sebaiknya segera diganti dengan biji-biji yang baru yang telah dicampur
Legin atau Nitrogen. Hal ini perlu dilakukan apabila jumlah benih yang tidak
tumbuh mencapai lebih dari 10 %. Waktu penyulaman yang terbaik adalah sore
hari.
2. Penyiangan
Penyiangan ke-1 pada tanaman kedelai dilakukan pada umur 2-3 minggu.
Penyiangan ke-2 dilakukan pada saat tanaman selesai berbunga, sekitar 6 minggu
setelah tanam. Penyiangan ke-2 ini dilakukan bersamaan dengan pemupukan ke-2
(pemupukan lanjutan). Penyiangan dapat dilakukan dengan cara mengikis gulma
yang tumbuh dengan tangan atau kuret.
3.Pembubunan
Pembubunan dilakukan dengan hati-hati dan tidak terlalu dalam agar tidak
merusak perakaran tanaman. Luka pada akar akan menjadi tempat penyakit yang
berbahaya.
4.Pemupukan
Dosis pupuk yang digunakan sangat tergantung pada jenis lahan dan
kondisi tanah. Pada tanah subur atau tanah bekas ditanami padi dengan dosis
pupuk tinggi, pemupukan tidak diperlukan. Pada tanah yang kurang subur,
pemupukan dapat menaikkan hasil. Dosis pupuk secara tepat adalah sebagai
berikut:
Processing :
Pengumpulan dan Pengeringan
Setelah pemungutan selesai, seluruh hasil panen hendaknya segera
dijemur. Kedelai dikumpulkan kemudian dijemur di atas tikar, anyaman bambu,
atau di lantai semen selama 3 hari.
Marketing :
Dari segi pemasaran, Indonesia belum mampu menerapkan prinsip bauran
pemasaran dengan baik untuk produk Agribisnis kedelai. Harga produk
Agribisnis kedelai Indonesia relatif lebih mahal dibandingkan dengan produk
competitor dari negara lain. Hal ini terkait dengan produktivitas dan efisiensi
produksi Sektor Agribisnis kedelai. Belum lagi harga yang tinggi tersebut tidak
diimnagani dengan kualitas produk yang memadai sesuai dengan nilai kompenasi
yang dibayarkan oleh konsumen.
Sistem distribusi produk Agribisnis yang cenderung menggunakan rantai
pemasaran yang panjang menyebabkan margin pemasaran relatif tinggi dan
kemungkinan kerusakan produk lebih besar. Promosi terhadap produk unggulan
Agribisnis yang dihasilkan Indonesia kurang dilakukan.
kedelai pada umumnya dikonsumsi dalam bentuk produk olahan. Oleh karena itu,
pemasarannya mulai dari daerah sentra produksi ke industri pengolahan melalui
pedagang, dan bermuara ke konsumen akhir. Selanjutnya dipasarkan ke
pengerajin tahu dan tempe. Dalam pemasaran kedelai, petani umumnya berada
dalam posisi tawar yang lemah, sehingga harga kedelai di tingkat petani lebih
banyak ditentukan oleh pedagang. Biasanya kedelai mereka jual kepada pedagang
yang dapat memberi harga yang baik. Kebanyakan perdagangan dilakukan di
pasar (50%) dan di desa (25-30%). Kira-kira 4-7% petani menjual ke toko di ibu
kota kabupaten jika kedelainya banyak; bila tidak, mereka menjual kepada
tengkulak di desanya.
Kendala :
Berdasarkan survei ini (1983), ada beberapa kesimpulan tentang kendala pemasaran:
1. Produksi kedelai terpusat dalam kantong-kantong kecil yang letaknya saling berjauhan.
2. Pengendalian mutu sulit diterapkan.
3. Musim dan kombinasi usaha menyulitkan penilaian ekonomi.
Solusi :
Peningkatan system produksi yang baik dan lancar dapat memperbaiki system
pemasaran yang ada saat ini. Semakin meningkatknya produksi kedelai maka akan
mengakibatkan lonjakan harga kedelai yang lebih stabil. Hal inilah yang memberikan
peluang usaha yang lebih baik akan komoditas kedelai.
Pendukung
Dukungan bagi Sektor Agribinis Indonesia perlu diberikan agar dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik dalam bentuk kelembagaan, lembaga pembiayaan yang berbasis
pada karakteristik Agribinis perlu dioptimalkan dan terus dikembangkan fungsinya,
seperti lembaga penjamin dan bank khusus. Paling tidak, memanfaatkan infrastruktur
perbankan yang ada sebagai wadah untuk membangun sistem pendanaan yang dapat
bermanfaat atau dimanfaatkan. Pengembangan lembaga dan program promosi Agribisnis
perlu terus dilakukan, terutama memanfaatkan yang sudah ada. Untuk lebih menduniakan
Agribinis kedelai Indonesia, pemerintah seyogianya mengalokasikan dana yang cukup
untuk membantu melakukan promosi yang luas.
ANALISIS SWOT
A.STRENGTH (Kekuatan)
Adanya program bangkit kedelai, pengapuran, supra insus, opsus kedelai dan
program gerakan mandiri kedelai yang diupayakan pemerintah untuk
meningkatkan hasil produksi. Departemen Pertanian melaksanakan Program
Bangkit Kedelai 2004 melalui pengembangan pusat pertumbuhan dengan
dukungan dana dekonsentrasi di 20 provinsi pada lahan seluas 14.500 ha.
Meningkatnya pertumbuhan penduduk serta meningkatkan penduduk untuk
mengkonsumsi kedelai sebagai kebutuhan sehingga kebutuhan akan kedelai
meningkat. Komoditas kedelai saat ini tidak hanya diposisikan sebagai bahan
pangan dan bahan baku industri pangan, namun juga ditempatkan sebagai bahan
makanan sehat dan baku industri non-pangan. Menurut Departemen Pertanian,
total konsumsi kedelai pada tahun 2007 mencapai 2,235 juta ton, pada tahun 2014
meningkat menjadi 2,646 juta ton, dan pada tahun 2021 meningkat lagi menjadi
sekitar 3 juta ton.
ada program pengembangan usaha kedelai di 30 provinsi dengan luas tanam
577.139 ha serta pengembangan kemitraan pada 12 provinsi dengan 10 mitra
usaha BUMN dan swasta pada areal seluas 250 ribu ha.
C.OPPURTUNITIES (Peluang)
Kemajuan teknologi yang tersedia saat ini ,apabila dimanfaatkan di Indonesia
membuka peluang meningkatkan produktivitas kedelai.
Pemanfaatan lahan yang tidak terpakai sebagai lahan pengembangan kedelai.
Adanya peluang dalam perbaikan mutu kedelai,dengan pendekatan genetika yang
dilakukan oleh Negara cina,dengan diperlukan program terintegrasi antar disiplin
ilmu dan kelembagaan.
Lima BUMN berkomitmen menggenjot peningkatan produksi komoditas kedelai.
Lima BUMN yang melakukan sinergi tersebut adalah Perum Perhutani, PT Sang
Hyang Sri (Persero), PT Pupuk Kujang, PT Petrokimia Gresik, dan PT Pertani
(Persero). Mereka telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk
meningkatkan produksi kedelai nasional di Jakarta, Kamis, 27 Maret 2008.
Dengan langkanya kedelai impor mulai akhir-akhir ini akibat lonjakan harga
kedelai dunia jelas saja mengakibatkan lonjakan harga kedelai yang sangat
tinggi.di Indonesia. Dengan kata lain, potensi pasar bagi komoditas kedelai di
dalam negeri cukup besar untuk masa mendatang.
Adanya kebijakan pemerintah, yaitu Departemen Pertanian melalui Program
Revitasisai Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (RPPK) telah menetapkan lima
komoditas pangan utama mendesak untuk diusahakan swa sembada. Kelima
komoditas tersebut adalah beras, jagung, kedelai, gula dan daging sapi.
D. THREATS ( Ancaman )
Ketersediaan sumber gen,belum tersedianya metode seleksi yang efisiensi dan
biaya untuk seleksi ( bahan kimia ) mahal.
Terjadinya kekeringan pada lahan pertanian kedelai.
Banyak nya impor yang dilakukan pemerintah atau swasta sehingga kedelai local
tidak laku dipasaran. Pada tahun 2001, produksi kedelai mencapai 826.932 ton
dan jumlah permintaan mencapai 1,96 juta ton sehingga volume impor
mencapai1,136 juta ton. Pada tahun 2002 diperkirakan terjadi peningkatan sekitar
12 persen.
Produk-produk ragian
Oncom juga merupakan hasil peragian yang dibuat dari bungkil kedelai atau kacang
tanah. Di Jawa Barat oncom populer sebagai pengganti daging atau sebagai kudapan.
Awal pembuatannya adalah penambahan pati pada bungkil kedelai. Pati akan
meningkatkan kegiatan jamur Neurospora. Bungkil itu dikukus, didinginkan, dan
kemudian diinokulasi dengan laru oncom (Neurospora sitophila) dan dibiarkan
selama satu hari.
Kecap adalah saus yang dibuat dari cairan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan
hewan dicampur dengan garam, gula, dan bumbu. Kecap kedelai dibuat dari cairan
kedelai yang diragikan, dicampur dengan garam dan gula. Kadang-kadang
ditambahkan pula bahan-bahan lain seperti bumbu-bumbu, sari ikan, dan kaldu.
Kecap dipakai sebagai penyedap masakan dan sangat populer di Indonesia..
Tahu adalah produk kedelai tradisional yang tidak diragikan, yang telah dikonsumsi
selama ribuan tahun di Asia.Tahu merupakan endapan protein yang diperoleh dari air
sari kedelai gilingan.Biasanya tahu dibuat dari kedelai kuning atau hijau.. Produk
lainya yang buka ragi adalah Tauge yang dibuat dengan merendam kedelai dalam air
dan membiarkan kedelai yang lembab itu dalam ruang gelap pada suhu 22°-23°C.
Kedelai mulai berkecambah dalam 24 jam, dan dapat dipanen setelah 5 hari.Hanya
satu pabrik di Indonesia (Sari Husada, di Yogyakarta) yang membuat susu
kedelai.Produk ini diperkaya dengan susu skim kering (yang kepala susunya diambil),
Sumber : Neraca Bahan Makanan berbagai tahun, yang disitir Ariani (2003).
8. BAURAN PEMASARAN (4 P)
Product
Kedelai merupakan tumbuhan serbaguna. Pemanfaatan utama kedelai adalah dari
biji. Biji kedelai kaya protein dan lemak serta beberapa bahan gizi penting lain,
misalnya vitamin (asam fitat) dan lesitin. Olahan biji dapat dibuat menjadi
tahu (tofu), bermacam-macam saus penyedap (salah satunya kecap, yang aslinya
dibuat dari kedelai hitam), tempe kedelai (baik bagi orang yang sensitif laktosa),
tepung kedelai, minyak (dari sini dapat dibuat sabun, plastik, kosmetik, resin, tinta,
krayon, pelarut, dan biodiesel.
Price
Harga kedelai local berfluktuasi.harga kedelai local yang tertinggi sebelum terjadi
kenaikan yaitu mencapai 4000/kg sedangkan harga kedelai dunia rata-rata US$
199/MT Dan pada saat ini harga kedelai di pasar dunia yang mencapai US$ 600 per
ton, diakibatkan oleh orientasi pembangunan yang salah. Isu biofuel yang
digembar-gemborkan selama ini telah menyebabkan harga bahan baku seperti
kedelai dan CPO meningkat karena permintaan industri pengolahan biofuel
terhadap bahan-bahan pangan meningkat.
Promotion
Pemasaran hasil panen Kedelai dapat melalui Cooperative atau ”Coop”, atau dapat
langsung kepada pedagang besar ,Kampanye,kerjasama berbagai event penjualan
produk olahan kepada anak sekolah dan kelompok sasaran lainnya.
Place
Di Indonesia, saat ini kedelai banyak dipasarkan seperti di pesisir Utara Jawa
Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sulawesi Utara (Gorontalo), Lampung, Sumatera
Selatan dan Bali sedangkan untuk ekspor kedelai dengan negara tujuan yaitu
malasyia,singpura,Australia.
9.POTENSI EKSPOR
Ditinjau dari sisi kontinuitas di negara tujuan ekspor, tampak Indonesia mampu
memelihara ekspor secara continue. Vietnam yang tadinya sebagai Negara utama tujuan
Ekspor pada tahun 2000 – 2001, sama sekali bukan lagi tujuan ekspor sejak tahun 2002.
ekspor olahan kedelai mencapai 1,2 ribu ton menurun secara drastic hingga tahun 2004.
Bedasarkan data-data tersebut jelaslah bahwa sebenarnya Indonesia mempunyai potensi
besar untuk menjadi Eksportir kedelai ataupun bahan makanan dari kedelai. Sekarang
tergantung dari berbagai pihak untuk lebih meningkatkan produktivitas kedelai, karn
unsur utama keterlambatan perkembangan ekspor kedelai adalah minimnya produksi
kedelai di tanah air. Salah satu peningkatan produksi dapat dilakukan dengan
Swasembada Kedelai. Pemerintah yang mulai menggalakkan Swasembada kedelai harus
lebih jeli melihat peluang ini.
11. Pembiayaan
Manfaat :
Jangka waktu KKP-E ditetapkan paling lama 5 tahun. dengan subsidi bunga dari
pemerintah sebesar 7-8 persen per tahun;
3.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapat dari pembahasan pada BAB II adalah sebagai
berikut :
1. Apabila kemampuan produksi kedelai nasional tidak dapat
mengikuti peningkatan kebutuhannya, maka Indonesia akan
semakin tergantung pada impor yang berdampak membahayakan
ketahanan nasional.
3.2. Saran
Saran yang dapat disampaikan dari hasil penulisan ini adalah sebaiknya
pemerintah dan aparat desa lebih memperhatikan masyarakat dan sering memberikan
pelatihan untuk menambah keahlian dan ketrampilan masyarakat sehingga masyarakat
memiliki modal dalam bentuk pengetahuan dan keahlian dalam penanaman kedelai agar
dapat tumbuh dan berkembang lebih.
Pembahasan dalam makalah ini hanyalah sebagian kecil saja. Masalah yang
dibahas di dalamnya harus terus dibahas secara lebih luas lagi agar didapatkan kebenaran
yang hakiki.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, Anjuran Pemupukan Tanaman Kedelai, Liptan, BIP Departemen Pertanian Jawa
Timur, No. 13, tahun 1988.
______, Kedelai, Seri Pembangunan Desa (Jakarta : Bhratara Karya Aksara, 1980).
______, Hama dan Penyakit Tanaman (Jakarta : Bhratara Karya Aksara, 1974).
_______, Kedelai (Jakarta : Pusat Penelitian Hortikultura Pasar Minggu, 1989).
DOSEN PEMBIMBING :
DR. Johanes, SE, M.Si 1:
OLEH KELOMPOK Hikcher
NovitaPasma
Sari,Franata
SE (C1B 006016) Khairul
Ardani (C1B 006032) Naarah
Natalia Lature (C1B 006031) Peki
Sasmar Putra (C1B 006015)
KESIMPULAN ................................................................................................. 14
UDANG
A. Produksi
Indonesia merupakan daerah terluas untuk pengelolaan tambak udang. Areal yang
cocok untuk usaha ini mencapai ±960.000 hektar, tetapi yang tergarap baru sekitar
380.000 hektar. Jika kekurangan tersebut dibenahi secara serius dan total, lalu areal
tambak yang dikelola mencapai sekitar 500.000 hektar, berarti volume produksi setiap
tahun minimal dua ton per hektar atau satu juta ton per tahun. Namun, saat ini produksi
udang hanya mencapai 300.000 ton/tahun
Sementara itu Produksi udang Indonesia sampai saat ini masih tetap
diorientasikan ke pasar internasional, dengan negara-negara tujuan eksport, dimana
dalam beberapa tahun terakhir ini udang indonesia telah menunjukkan laju pertumbuhan
yang sangat fantastis. Selain peningkatan volume produksi, industri udang dunia juga
diwarnai oleh pergeseran sistem produksi dari usaha penangkapan ke usaha budidaya
khususnya di tambak.
Iwan mengatakan, “udang di Indonesia merupakan salah satu komoditas budidaya
perikanan unggulan. Tahun lalu, produksi udang 300.000 ton. Produksi udang untuk
tahun 2009 ditargetkan sebanyak 450.000 ton”. Maka dari itu permintaan akan udang
dunia sangat tinggi, dan ini mendorong Indonesia untuk menjadi salah satu negara
produsen udang. Saat ini, Indonesia tercatat sebagai negara produsen udang kedua
terbesar di Asia setelah Cina.
B. Konsumsi
Dari 380.000 hektar tambak yang dikelola, menghasilkan udang sekitar 300.000
ton per tahun. Sekitar 15 persen dari total produksi itu dikonsumsi dalam negeri.
Selebihnya diekspor. Negara tujuan ekspor antara lain ke Jepang mencapai 60 persen, AS
sekitar 14,5 persen, dan Uni Eropa 10,5 persen.
Konsumsi udang dunia pun mencapai tiga juta ton per tahun. Sekitar 500.000 ton
dikonsumsi di AS. Konsumsi udang terbesar terjadi di Jepang. Di sana setiap orang
mengonsumsi tiga kilogram udang per tahun. Lalu, disusul AS sebanyak 1,8 kg per orang
per tahun dan Uni Eropa sekitar 1,5 kg per orang per tahun, tetapi konsumsi udang untuk
setiap orang di Indonesia umumnya masih jauh di bawah satu kilogram per tahun
Perhitungan konsumsi nasional udang dilakukan dengan metoda produksi
nasional ditambah impor dikurangi ekspor Dengan tingkat konsumsi yang terjadi di
indonesia, menunjukkan bahwa selain sebagai komoditas pasar internasional, udang
memiliki peluang untuk memenuhi permintaan pasar domestik. Apalagi, seiring dengan
perkembangan perekonomian Indonesia yang diperkirakan membaik pada tahun-tahun
yang akan datang, akan meningkatkan daya beli masyarakat dan konsumsi udang pun
akan meningkat.
5. SUB-SYSTEM AGRIBISNIS
Farming system.
Tahapan farming system pada agribisnis udang meliputi beberapa tahapan, antara
lain:
Penentuan tambak
Processing.
Konsep pengembangan budidaya udang dipengaruhi oleh 4 faktor utama, yaitu :
perairan, lahan, teknologi budidaya, dan sumberdaya manusia yang masing-masing
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Mengingat budidaya udang
merupakan suatu kegiatan yang ‘profit oriented”, maka pendekatan yang dilakukan
terhadap ke empat faktor tersebut haruslah dikondisikan pada pendekatan yang mengarah
pada ‘safety and comfortable financial” bagi para pelaku yang terlibat di dalam kegiatan
budidaya tersebut.
Pemasaran udang merupakan tahapan terakhir untuk dapat memulai budidaya
pada periode selanjutnya. Tidak seperti komoditas lainnya, udang merupakan komoditas
yang ‘high perishable’ sehingga penanganan saat sebelum dipasarkan memerlukan
konsep ‘fast and simple handling’ agar tidak terjadi penurunan kualitas udang, karena
degradasi mutu udang berpengaruh nyata terhadap harga jualnya.
Setelah melalui proses pemanenan maka udang ditangani oleh bagian cold storage untuk
dilakukan penyortiran udang berdasarkan size dan kualitasnya untuk menentukan standar
harga udang tersebut. Size merupakan ukuran besar kecilnya udang atau secara definisi
yaitu jumlah udang yang terdapat dalam 1 kilogram, sehingga semakin besar size udang
maka ukurannya akan semakin kecil.
Mengacu pada konsep size dan mutu udang maka harga jual udang keseluruhan
diperoleh melalui penghitungan presentase size dan mutu udang dari berat total hasil
panen dikalikan harga berdasarkan size dan mutunya.
R & D.
Cooperative Enterpreneur.
Dengan jumlah penduduk lebih dari 220 juta jiwa, Indonesia merupakan potensi
pasar domestik yang sangat besar, apalagi mengingat bahwa tingkat konsumsi ikan rata-
rata per kapita masih sangat rendah dibandingkan dengan negara lain. Disamping itu,
melalui berbagai saluran yang ada, promosi dan lobi pemasaran harus ditingkatkan
mengingat persaingan di pasar global terhadap produk sejenis semakin ketat.
Keikutsertaan pada pameran internasional dan promosi secara aktif ke negara-negara baru
yang potensial untuk meningkatkan akses pasar merupakan langkah konkrit yang perlu
Dari subsistem yang telah di jelaskan di atas peranan yang sangat penting pada
agribisnis yang terjadi saat ini di indonesia yaitu “ Government as Support Sub System ”
dimana pada tahapan ini peran aktif dari pemerintah dalam pengembangan agribisnis
udang, khususnya di indonesia sangat di pengaruhi oleh peran langsung dari pemerintah
guna membantu kelangsungan peningkatan mutu serta kualitas udang di indonesia agar
udang di indonesia dapat diakui oleh inernasional. Sehingga ini berdampak langsung
pada perolehan kas negara secara tidak langsungnya karna mampu mendongkrak devisa
negara khususnya disektor non migas yaitu pada agribisnis udang.
7. ANALISIS SWOT.
Strenght
Besarnya potensi perekonomian khususnya di sektor perikanan dan kelautan ini
mempunyai nilai yang cukup strategis bagi peningkatan devisa negara melaui kebijakan-
kebijakan pembangunan yang mengarah pada pemanfaatan sumberdaya yang ada secara
optimal, berwawasan lingkungan, berbasis pada prinsip ekonomi kerakyatan dan
berkelanjutan
Usaha tambak udang memberika dampak positf terutama bagi masyarakat di
sekitar tempat pembudidayaan. Dilihat dari sisi ekonomi usaha ini memberikan
keuntungan yang berlipat apabila dibandingkan dengan bercocok tanam padi dan bagi
pemilik lahan memberikan penghasilan dari usaha persewaan lahan non produktif. Akibat
dari perlunya penyediaan kebutuhan untuk usaha antara lain penyediaan
pakan,peralatan,obat-obatan dan pemasaran,muncul usaha lain yang mendukung usaha
budidaya udang tersebut,misalnya toko atau kios pakan dan saprokan serta pedagang
pengepul khusus untuk udang. Untuk memenuhi akan benih,di desa pertambakan telah
berdiri pula suatu hatchery.
Weakness
Kelemahan dalam peningkatan agribisnis udang secara spesifik di Indonesia
didominasi oleh munculnya isu-isu dan masalah secara musiman yang dapat melemahkan
kegiatan bisnis udang.. Meskipun mengalami peningkatan dalam produksinya, Indonesia
memiliki kendala dalam agribisnis udang diantaranya:
Opportunities
Peluang pengembangan udang diperkirakan akan terus membaik seiring dengan
meningkatnya permintaan udang dipasaran internasional, baik disebabkan karena laju
pertumbuhan penduduk, peningkatan pendapatan maupun pergeseran pola
konsumsi,kebutuhan manusia akan makanan sehat (healthy food) serta rasa ketidak
amanan manusia untuk mengkonsumsi daging ternak
Disisi lain peluang pasar udang masih terbuka luas baik di dalam maupun di luar
negeri. Untuk pasar lokal, permintaan datang terutama dari wilayah yang banyak
dikunjungi turis seperti Bali, Jakarta, Batam, dan Surabaya.
Sementara pasar udang di luar negeri telah terbentuk diJepang, Korea, Singapura,
Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Belanda, Australia dengan pasokan utama datang dari
Thailand,Cina, dan India, untuk itu akan sangat memungkinkan bagi Indonesia untuk
terjun kedalam pasar udang yang telah terbentuk di Negara-negara konsumsi udang
tersebut..
Threath
Perdagangan ekspor komoditi perikanan cenderung semakin kompetitif.
Disamping itu, ekspor komoditi perikanan juga dihadapkan pada berbagai hambatan
tarif, food safety, issu lingkungan dan lain-lain. Sedangkan hambatan lainnya berkaitan
dengan persyaratan mutu dan sanitasi dan gencarnya kampanye anti udang tambak oleh
GAA (Global Aquaculture Alliance) dengan anggapan merusak hutan bakau dan
kelestarian lingkungan. Untuk itu produksi perikanan budidaya perlu menerapkan
system jaminan mutu/food safety (HACCP) yang diwajibkan oleh CAC/FAO/WHO
(Codex Alimentarius Commission) dan negara-negara importir. Disamping itu setiap
pembuat tambak udang selalu mengikuti kaidah-kaidah AMDAL.
Selain itu Sedikitnya 300.000 ton udang ekspor asal Indonesia terancam ditolak
Negara tujuan yakni Amerika Serikat dan Uni Eropa,karena tidak memenuhi standar
kualitas internasional. Hal ini lah yang menjadi ancaman tersendiri pada agribisnis udang
yang terjadi di indonesia.
Segmentasi Pasar.
Proses melayani pasar secara lebih terarah diawali dengan melakukan segmentasi
pasar, menurut Handito, ada beberapa cara dalam menentukan segmentasi pasar dalam
pemasaran udang di Indonesia, faktor-faktor tersebut meliputi:
Berdasarkan faktor demografi atau kependudukan, seperti usia, jenis kelamin,
tingkat pendidikan, status perkawinan, dan jumlah anggota keluarga.
Berdasarkan faktor geografi atau tempat tinggal konsumen.
Berdasarkan faktor psikografi atau reaksi konsumen terhadap perubahan pasar,
seperti perubahan kualitas atau harga.
Berdasarkan perilaku konsumen.
8. Bauran Pemasaran
Potensi ekspor yang sangat besar menjadikan peluang yang besar dalam
pengembangan budidaya udang di Indonesia. Namun demikian, tantangan yang dihadapi
dalam pengembangan budidaya udang ini juga tidak kalah besarnya. Hal ini menuntut
upaya berbagai pihak, baik Pemerintah, Pembudidaya, Swasta maupun Stakeholder
lainnya untuk bersama-sama menanggulangi tantangan tersebut, agar potensi ekspor
udang yang sangat besar tersebut tidak hanya menjadi peluang, tetapi secara nyata dapat
dimanfaatkan dan dikelola secara baik untuk meningkatkan konstribusinya dalam
pembangunan nasional.
Ditetapkannya udang salah satu komoditas yang harus ditingkatkan produksinya
cukup beralasan,karena udang merupakan primadona ekspor hasil perikanan Indonesia
yang budi dayanya telah terbukti memiliki backward dan forward lingkage yang cukup
luas bagi aktivitas ekonomi masyarakat. Menurutnya aktivitas usaha budi daya udang di
beberapa sentra produksi beberapa tahun terakhir ini,telah membawa dampak yang cukup
signifikan bagi menurunnya pertumbuhan ekonomi masyarakat di beberap kawasan
budidaya tersebut. Sebagai komoditas ekspor,udang masih memperlihatkan penampilan
yang mengembirakan.
Sejak tahun 2004 lalu,Uni Eropa mulai menerapkan standarisasi kualitas udang
yang ketat. Diantaranya harus bebas dari antibiotic atau zat chlorampenicol,sehingga
udang yang diketahui mengandung antibiotic akan ditolak Negara tujuan ekspor. Selain
bebas dari antibiotic,masalah dampak kerusakan lingkungan dan kesinambungan
produksi juga harus memenuhi standar yang ditetapkan UE. Sayangnya,menurut Iwan,
meski peraturan UE itu sudah dikeluarkan sejak tahun 2004,namun hingga saat ini aturan
tersebut kurang disosialisasikan ke para pengusaha udang Indonesia, khususnya yang
tetgabung dalam SCI. Untuk menerapkan pembudidayaan udang seperti yang
dipersyaratkan UE tidaklah mudah. Butuh dukungan dan kerja sama dari semua pihak.
Dari semua persyaratan yang diminta, yang paling berat untuk dilakukan adalah
mengenai lingkungan dan HAM pekerja. Termasuk mengenai tempat tinggal pekerja dan
pembuangan limbahnya. Sedangkan untuk kandungan antibiotic dapat diatasi dengan
tidak menggunakan bahan antibiotic dalam pembudidayaan.
Sistem kerja diatas juga harus melalui kesepakatan bersama antara inti dan plasma
agar dalam kegiatan pengembangan tambak udang dengan pola kemitraan dapat berjalan
selaras/harmonis pada suasana yang kondusif yang sangat dibutuhkan dalam kelancaran
proses kegiatan budidaya.
KESIMPULAN
Udang indonesia merupakan penghasil devisa negara yang cukup besar dari sektor
non migas, maka dari itu pengembangan produktivitas udang seharusnya mengalami
peningkatan yang signifikan, apalagi ditinjau dari segi konsumsi dunia, tingkat konsumsi
udang selalu meningkat setiap tahunnya.
Hal ini seharusnya menjadi motivator untuk pemerintah agar mampu mensuport
kegiatan-kegiatan dalam produktivitas udang di indonesia, dimana peran aktif dari
pemerintah sangat dibutuhkan saat ini guna pencapaian mutu, saize, kualitas serta
kuantitas udang agar udang indonesia mampu bersaing dengan udang dari negara-negara
produsen lainnya.
Dilihat dari segi pembiayaan pemerintah dan pihak-pihak swasta telah
memberikan solusi bagi petambak udang yang terkendala dalam finansial untuk
DAFTAR PUSTAKA
Balai Pengembangan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan, 1999. Monitoring Sanitasi
Kekerangan. BPPMHP, Direktorat Jenderal Perikanan, Jakarta.
Direktorat Jenderal Perikanan, 1995. Promosi Peluang Usaha Di Bidang Perikanan.
Direktorat Jenderal Perikanan. Jakarta.
Direktorat Jenderal Perikanan, 2000. Statistik Produksi Perikanan Indonesia tahun 1998.
Direktorat Jenderal Perikanan. Jakarta.
Direktorat Jenderal Perikanan, 2000. Statistik Ekspor Perikanan Indonesia tahun 1998.
Direktorat Jenderal Perikanan. Jakarta.
Webside : http/:www.google.com
Laporan Dirjen. PK2P kepada Menteri Dep. KP, tgl 24 Des 2003
www.korantempo.com/news/2004/9/9/Ekonomi%20dan%20Bisnis/19.html - 22k -
www.tempointeraktif.com/hg/ekbis/2006/02/10/brk,20060210-73738,id.html - 29k
www.sinarharapan.co.id/berita/0608/23/ipt02.html - 25k
www2.kompas.com/kompas-cetak/0406/07/ekonomi/1062187.htm - 47k –
www.adln.lib.unair.ac.id/go.php?id=jiptunair-gdl-res-1999-irawan2c-324-
cytisine&PHPSESSID=dd2cc1da310... - 24k
DOSEN PENGASUH :
DR. Johanes, SE, M.Si
Novita Sari, SE
Kelompok III
1. Ahmad Taufik Ridho (C1B006017)
2. M. Afiq Susanto (C1B006019)
3. Villya Novariza (C1B006027)
4. Vutty Cindrageni (C1B006011)
JURUSAN Manajemen
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS JAMBI
2008
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI .................................................................................................... 1
BAB I. PENDAHULUAN
2.8 Potensi Ekspor Komoditi Pisang dan Saingannya Dipasar Ekspor ...... 17
DAFTAR PUSTAKA
1.2. Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini agar pembaca mengetahui bahwa tanaman pisang
merupakan tanaman serba guna, mulai dari bagian bawah (bonggol) sampai bagian atas
(bunga pisang) dapat dimanfaatkan serta mengetahui nilai ekonomis yang dihasilkan dari
buah pisang. Selain itu, pisang yang berkualitas juga mempunyai potensi dan prospek
usaha yang cukup besar dalam peluang dan konsumsinya agar dapat bersaing dengan
buah-buahan lainnya sehingga dapat meningkatkan nilai ekspor buah pisang dipasar
global.
Dan tujuan lain dari makalah ini adalah untuk mengajak dan menghimbau
masyarakat untuk memulai mananam pisang agar bisa membantu perekonomian
keluarga, untuk mengajarkan tahapan apa saja yang harus dilakukan masyarakat jika
ingin menanam pisang.
1.2.2 Manfaat
Adapun Manfaat makalah ini adalah :
1. Sebagai salah satu syarat untuk mengikuti dan menyelesaikan Mata kuliah
Manajemen Agribisnis (MAG173)
2. Sebagai bahan masukan berupa informasi yang jelas bagi pihak – pihak yang
berkepentingan.
BAB II
A. Pemilihan bibit/benih .
Kualitas benih berperan besar dalam keberhasilan budidaya pisang. Sifat unggul
benih pisang akan terekpresi pada penampilan buahnya. Keunggulan tersebut
menyangkut rasa manis, produkasi tinggi. Benih yang baik berasal dari perbanyakan
vegetatif : kultur jaringan, biasanya tumbuh seragam tetapi cukup mahal. Memilih
varietas seyogyanya berdasarkan pada varietas yang mempunyai nilai pasar dan
berpeluang dimasa depan yang baik. Varietas pisang yang banyak diminati antara lain
adalah Cavendish,ambon kuning dan pisang mas.
Untuk memperoleh benih yang baik dalam jumlah banyak dapat dilakukan secara
mandiri oleh petani atau memesan benih bersertifikat dan bila perlu mengetahui sejarah
2.4.2. Processing.
Pada dasarnya,pengolahan komoditi pisang tidak hanya mengolah daging
buahnya saja,tetapi segala unsure yang terdapat pada tanaman pisang dapat diolah dan
dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan.Seperti :
Kulit pisang.
Bisa diolah menjadi selai kulit pisang,anggur kulit pisang.Kulit pisang dari jenis
pisang raja dan ambon dapat diolah menjadi bahan baku minuman anggur.Lebih
dari itu kulit pisang juga dapat dimanfaatkan untuk pembuatan nata de
banana,yaitu produk makanan yang terbentuk dari kumpulan biomassa yang
terdiri dari selulosa dan memiliki penampilan seperti agar-agar warna putih
seperti nata de coco.
Daun Pisang.
Daun yang tua yang sudah robek bisa untuk pakan ternak karena banyak
mengandung unsure yang diperlukan oleh tubuh hewan.
Jantung Pisang.
-pengupasan
-pengirisan
-pengeringan
-penepungan,dan
-penyimpanan.
Caranya :
Buah Pisang mentah dikupas kulitnya ,kemudian diiris dengan pisau atau mesin
pengiris.Tebal pengirisan kira-kira 1 cm setelah diiris lalu rendam dalam larutan
bisulfit,langsung dikeringkan dalam alat pengeringan pada suhu kira-kira 80
derajat celcius.Buah pisang yang telah kering dengan kadar air kira-kira
10%,dibuatkan tepung dengan menggunakan alat penepungan.Tepung pisang agar
tahan lama,disimpan dalam tempat yang tertutup rapat seperti tutup plastic.
Mentah
Mentah Matang
Matang
Gaplek
Gaplek Tepung
Tepung Keripik
Keripik Anggur
Anggur Sale
Sale Jam
Jam Dodol
Dodol Nectar
Nectar Pure
Pure Saos
Saos
2.4.3. Marketing.
Dalam skala industri,aspek pemasaran tidak hanya dijuruskan dalam negeri
saja,tetapi sudah mengarah untuk ekspor.Pemasaran buah pisang sebenarnya cukup
mudah,karena buah pisang memiliki keistimewaan tertentu.Oleh karena itu,banyak orang
mencarinya.Selain itu,harga buah pisang juga tergolong murah sehingga buah pisang
dapat dikonsumsi oleh masyarakat berbagai golongan.Kenyataan demikian ini dapat
dilihat dari terus meningkatnya permintaan buah pisang dari tahun ke tahun.
Kegiatan pengumpulan dan pengangkutan dari sentra produksi ketempat
pemasarannya sebagian besar dilakukan oleh pedagang pengumpul yang sudah
mempunyai jaringan pemasarannya. Pedagang pengumpul pada umumnya merangkap
sebagai tengkulak. Buah pisang dikumpulkan dari petani dengan cara sistem ijon, yaitu
dengan membayar buah pisang yang masih muda dengan harga murah dan memanennya
setelah agak tua. Disamping itu, pengumpul juga membeli pisang dari petani yang
menjual langsung kepadanya. Setelah buah pisang yang terkumpul mencapai kapasitas 1
truk (4-5 ton), buah pisang diangkut ke tujuan pemasaran.
Untuk pemasaran lokal,petani lebih suka memetik pada stadia matang
penuh.Buah yang dipetik pada stadia ini dalam 3-4 hari akan menjadi matang penuh.
Pemasaran yang memerlukan waktu, misal keluar daerah, keluar pulau atau untuk
ekspor,maka buah dipanen pada tingkat ketuaan ¾ penuh. Hal ini dimaksudkan agar daya
simpan pisang menjadi lebih lama.Buah menjadi matang setelah 7-19 hari penyimpanan.
Berikut ini disajikan nilai gizi buah pisang dalam 100 gram:
Pisang (acuminata)
Nutrisi
Pisang Kering Pisang Basah
Air (%) 75.7 -
Karbohidrat (g) 22.2 91.4
Protein (g) 1.1 4.5
Lemak (g) 0.2 0.8
Abu (g) 0.8 3.3
Vitamin Gros Michel Cavendish
3. Peluang ( Opportunities )
Sebenarnya buah pisang mempunyai peluang yang cukup besar. Hal ini karena
buah pisang mudah didapat sehingga besarnya angka konsumsi buah pisang yang tak
berhenti akan membuat peluang ekspor menjadi lebih besar dimasa mendatang. Dan
banyaknya pengusaha - pengusaha menjadikan pisang sebagai lahan bisnis baru yang
juga akan memperbesar peluang produksi pisang. Keuntungan yang di peroleh dari
produksi pisang juga sangat besar, misalkan saja Usaha tani pisang yang sekarang
dilakukan oleh penduduk umumnya masih tergolong "low input”, sehingga secara
ekonomis memberikan keuntungan petani. Tabel 1 dan 2 menyajikan analisis finansial
usahatani pisang rakyat.
Sebagaimana dikemukakan di atas bahwa pisang adalah tanaman yang telah lazim
di jawa Timur. Oleh karean itu pisang dapat dipelihara oleh setiap anggota masyarakat,
tidak memerlukan teknologi tinggi dan dengan cara sederhana dapat berkembang biak
dengan baik. Dengan demikian untuk meningkatkan populasi, dan produksi buah pisang,
akan dilaksanakan Sentra Pengembangan Agibisnis Komoditas Unggulan (SPAKU)
Pisang. Selain itu di Kabupaten Cianjur mempunyai peluang - peluang lain antara lain :
1. Otonomi Daerah
Paradigma baru penyelenggaraan pemerintahan dengan lahirnya UU No. 22
Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, merubah pola sentralistik menjadi
desentralistik.
2. Pasar Terbuka
Hasil produksi Kabupaten Cianjur, khususnya dari sektor pertanian mudah untuk
dipasarkan.
3. Promotion
Salah satu kegiatan promosi dilakukan adalah dengan pemberian nama
merk/label pada buah pisang terutama pada buah pisang olahan. Misalnya pada pisang
Monkey ditemple 2 buah lebel kertas nama perusahaan pada kulit pisang. Sedangkan
label kertas nama pisang cavendish ditempel diatas plastik pembungkus. Sedangkan
pisang Cavendish yang baru di impor plastiknya sudah terdapat tulisan nama
perusahaannya. Selain label tersebut produk yang baru masuk juga diberikan label
keterangan mengenai 5 macam kelebihan pisang tersebut yaitu pertama ditanam di daerah
pegunungan yang ternama, kedua ditanam di daerah dengan ketinggian 500 m, ketiga
berasal dari pulau yang banyak terdapat guano sehingga tidak menggunakan pupuk
kimia, keempat pengairan menggunakan air yang bersih, kelima warna kulit bagus tanpa
treatment bahan kimia.Hal ini sangat mempengaruhi kegiatan promosi,karena dapat
menampilkan kualitas pisang sehingga konsumen akan tertarik.Selain itu, bentuk
pengemasan yang bagus merupakan faktor penarik produk apalagi saat dipromosikan
melalui media.Pengemasan bisa berupa peti kayu,keranjang bambu,dikemas dalam daun
kering maupun dengan plastik. Buah yang dikemas penampilannya lebih menarik
4. Place
Tempat penjualan yang dipilih adalah tempat yang berada dekat dengan pasar,
baik pasar nasional maupun pasar internasional. Biasanya buah pisang dijual dipasar buah
atau disupermarket. Buah pisang dapat dipasarkan secara langsung dari tangan produsen
maupun secara tidak langsung melalui perantara (pasar).
merupakan produsen buah-buahan tropis yang signifikan. Negara ini menempati urutan
keenam dari semua produsen, dengan rata rata pertumbuhan tahunan sebesar 4.76%.
Pada tahun 2005, total produksi buah Indonesia adalah 14,786,599 MT. Sebagian besar
buah adalah pisang, jeruk siam, mangga, salak, dan nanas. Pisang merupakan kontributor
terbesar dari output total (35.02%). Pada tahun yang sama, Jawa Barat merupakan
penghasil pisang terbesar dengan produksi sebesar 1,420,088 MT. Jawa Timur
merupakan terbesar kedua dengan 856,873 MT. Di antara negara anggota ASEAN,
Indonesia menempati urutan kedua dalam produksi pisang, setelah Filipina. Namun,
dalam hal produktivitas, negara ini menempati urutan keempat. Penting untuk dicatat
bahwa rantai supermarket di Indonesia hanya membeli 20% dari total produksi buah
Ekspor buah pisang tidak kalah saingannya dengan ekspor buah-buahan yang lain
karena budidaya pisang sudah merupakan suatu industri yang didukung oleh kultur
tekhnis yang prima dan stasiun pengepakan yang modern dan pengepakan yang
memenuhi standar internasional baik seperti Good Agriculture Practices (GAP),
Integrated Pest Management (IPM), dan Analysis Critical Point (HACCP). Peluang
eksport pisang Indonesia tidak kalah bersaing dengan produk buah pisang dari negara
lain. Hal ini dilihat dari sisi untuk pemasaran internasional, dan kedepannya untuk
mengembangkan produk pisang dipasar domestik dengan mencoba mengembangkan
peluang investasi yang merupakan prospek bisnis dan pengembangan agrobisnis buah
pisang.
Tabel dibawah ini menunjukkan bahwa sebetulnya Indonesia mempunyai peluang
yang cukup besar untuk meningkatkan ekspor buah pisang pada tahun mendatang.
Tahun
Komoditas 2002 2003 2004
Volume Nilai Volume Nilai Volume Nilai
(Kg) (US $) (Kg) (US $) (Kg) (US $)
Manggis 6.512.423 6.956.915 9.304.511 9.306.042 3.045.379 3.291.855
Pepaya 3.287 6.643 187.972 231.350 524.686 1.301.371
Pisang 512.596 979.729 10.615 7.899 992.505 722.772
Nenas 3.734.414 2.784.582 2.284.432 2.315.283 2.431.263 529.122
Duku 16.921 6.313 21.044 12.662 1.643 1.643
Durian 89.479 96.634 14.241 12.943 1.494 6.710
Jambu 32.052 28.859 47.871 49.843 106.274 102.074
Jeruk 156.437 75.320 85.920 22.026 632.996 517.554
Mangga 1.572.634 2.671.995 559.224 460.674 1.879.664 2.013.390
Rambutan 366.435 588.140 604.006 958.850 134.772 117.336
Buah tropis 1.591.329 1.451.391 984.820 523.031 1.341.923 794.924
lainnya
Departemen Pertanian
Pusat Data dan Informasi Pertanian
EKSPOR PISANG PERNEGARA TUJUAN
Periode : April s/d Mei 2007
April Mei Jumlah
Negara
Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$)
Japan 148,720.00 40,040.00 0.00 0.00 148,720.00 40,040.00
Hong Kong 19,767.00 5,835.00 39,204.00 11,544.00 58,971.00 17,379.00
Singapore 142.00 1,212.00 0.00 0.00 142.00 1,212.00
Malaysia 13,324.00 1,330.00 10,000.00 840.00 23,324.00 2,170.00
Iran,islamic
501,930.00 173,745.00 483,340.00 167,310.00 985,270.00 341,055.00
Rep. Of
Saudi
3,481.00 6,510.00 18,590.00 5,506.00 22,071.00 12,016.00
Arabia
Kuwait 37,180.00 12,441.00 37,180.00 12,442.00 74,360.00 24,883.00
United
Arab 37,180.00 12,441.00 130,130.00 43,545.00 167,310.00 55,986.00
Emirates
United
50.00 122.00 0.00 0.00 50.00 122.00
States
Total 761,774.00 253,676.00 718,444.00 241
Departemen Pertanian
Pusat Data dan Informasi Pertanian
NERACA PERDAGANGAN KOMODITI PERTANIAN
SUBSEKTOR HORTIKULTURA
Periode : Januari s/d Mei 2007 (US$ 000)
Bulan Pertumbuhan
No. Komoditi
Januari Pebruari Maret April Mei (%)
1 Pisang (segar) 17.76 2.68 12.81 253.68 241.19 542.10
TOTAL 17.76 2.68 12.81 253.68 241.19 542.10
http://www.hortikultura.deptan.go.id/index.php?
option=com_content&task=view&id=124&Itemid=160
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Tanaman pisang merupakan tanaman yang sangat sederhana. Walaupun demikian,
tanaman pisang mempunyai banyak manfaat, salah satunya adalah dapat diolah menjadi
macam-macam bentuk makanan olahan seperti keripik pisang, sale pisang, dan lain-lain.
Indonesia merupakan negara tropis, sangat subur untuk sebagian besar tanaman,
termasuk buah pisang. Buah pisang dapat tumbuh dimana-mana, baik sebagai tanaman
sela, batas/pagar disekitar rumah dan dipekarangan-pekarangan termasuk kebun. Oleh
sebab itu, tanaman pisang dalam pembangunan negara dapat merupakan suatu sumber
devisa negara yang sangat baik.
Buah pisang mempunyai peluang eksport menggairahkan yang tidak kalah saing
dengan buah-buah lainnya. Pisang mempunyai keunggulan antara lain:
a. mempunyai prospek pasar yang baik.
b. mempunyai potensi pengembangan yang luas.
c. memiliki nilai ekonomis/jual yang tinggi dan menguntungkan
3.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Di Susun oleh :
MANAJEMEN A’06
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS JAMBI
(UNJA)
2008
SEJARAH TEH
Kata “teh” atau “Tee” atau “Tea” berasal dari bahasa Cina Selatan tē dari bentukan
tschhā [lat. Camellia sinensis, dari familia Theaceae]. Tumbuhan ini berasal dari Provinsi
Assam India dan Provinsi Yunnan di Cina Selatan. Pohonnya berbentuk semak yang
hanya tumbuh di daerah tropis dan subtropis. Daunnya mengandung Alkaloid Koffein
yang membawa pengaruh menyegarkan dan menenangkan. Bukti tertulis tentang teh
Tumbuhan teh Assam berbentuk bulat dengan tinggi pohonnya yang bisa mencapai tinggi
15 meter. Tumbuhan ini tidak bisa tumbuh di daerah bertemperatur rendah dan
memerlukan kelembaban udara yang tinggi dan curah hujan yang banyak. Berlainan
dengan teh Cina yang tinggi semaknya hanya mencapai 4 meter dan memerlukan suhu
udara yang cukup dingin, periode musim kering yang cukup panjang serta kelembaban
udara yang rendah. Jenis-jenis teh yang dikenal saat ini merupakan hasil penyilangan dari
kedua jenis teh ini.
Ada yang menyebut nama Kaisar Shennong (Shen Nung) sebagai orang yang pertama
kali merasakan kenikmatan teh di tahun 2.737 SM, atau hampir 5.000 tahun yang lalu.
Kisahnya berawal dari selembar daun teh yang diterbangkan angin, dan mendarat tepat
dalam cangkir berisi air minum yang masih panas milik sang Kaisar. Air minum itu pun
berubah warnanya, dan menarik perhatian Kaisar Shennong. Berhubung ia juga adalah
seorang tabib, atau bisa jadi karena tertarik dengan aromanya, tanpa ragu Kaisar
Shennong meminum air di cangkirnya yang telah berubah menjadi cairan berwarna
kemerahan. Seketika ia jatuh hati pada minuman asing yang memberikan kenikmatan dan
kesegaran tersendiri itu.
PRODUKSI TEH
Untuk memudahkan proses produksi yang dimulai dengan proses pemetikan pucuk
daunnya, pohon teh ini dipotong rendah. Daun-daun teh ini berbentuk sedikit oval, selalu
berwarna hijau dan agak berkulit serta memiliki panjang antara 4 sampai 10 cm.
Bunganya berwarna putih sebesar 3 cm berasal dari pucuk daunnya dan berbentuk
lonjong seperti kapsul dan di dalamnya berisi sampai 3 bijih benih. Tanaman ini
memerlukan iklim sedang dengan temperatur antara 18 sampai 28 derajat celcius dengan
curah hujan yang teratur sekitar 2000 mm. Untuk hasil yang baik, sebaiknya tanaman ini
tumbuh di tanah berketinggian antara 500 sampai 2000 m di atas permukaan laut.
Tanaman ini dikembangbiakkan dengan cara penyetekan batang setinggi sekitar 1 m.
Pelayuan
Penggulungan
Fermentasi
Pengeringan
Sortasi
Pengepakan
Pengawasan Mutu
Pengiriman Teh Jadi
Meskipun prosesnya relatif mudah, diperlukan pengontrolan yang seksama pada setiap
tahap untuk memperoleh hasil dengan aroma dan rasa yang tepat.
KONSUMSI TEH
MINUMAN/MAKANAN FUNGSIONAL
Senyawa utama yang dikandung teh adalah katekin , yaitu suatu kerabat tanin
terkondensasi yang juga akrab disebut polifenol karena banyaknya gugus fungsi hidroksil
yang dimilikinya. Selain itu, teh juga mengandung alkaloid kafein yang bersama-sama
dengan polifenol teh akan membentuk rasa yang menyegarkan. Beberapa vitamin yang
dikandung teh di antaranya adalah vitamin P, vitamin C, vitamin B, dan vitamin A yang
walaupun diduga keras menurun aktivitasnya akibat pengolahan masih dapat
dimanfaatkan oleh peminumnya. Beberapa jenis mineral juga terkandung dalam teh,
terutama fluoride yang dapat memperkuat struktur gigi.
Potensi teh untuk kesehatan terutama terletak pada kandungan katekinnya. Hasil
penelitian menunjuk-kan bahwa teh hijau Indonesia ber-kadar katekin (10,81-11,60
persen) dan lebih tinggi dari pada teh Jepang dan teh Cina. Teh hitam Sri Lanka berkadar
katekin hampir sama dengan teh hitam Indonesia (7,028,24 persen) karena sama-sama
dibuat dari tanaman teh varietas assamica. Teh wangi Indonesia memiliki kadar katekin
cukup tinggi yaitu 9,28 persen. Hasil penelitian ini memberikan indikasi bahwa
berdasarkan kadar katekinnya teh Indonesia terutama teh hijau dan teh wangi memiliki
potensi menyehatkan yang lebih besar dari pada teh Cina maupun teh Jepang. Di samping
itu hasil penelitian kandungan katekin beberapa teh Indonesia ini juga dapat membuka
peluang pasar baru bagi teh Indonesia, yakni sebagai bahan baku industri katekin.
Prospek penggunaan katekin teh sebagai sarana penjaga ke-sehatan sangat bagus dengan
makin maraknya kebutuhan akan minuman penyegar penjaga stamina “functional food”
maupun “dietary food”.
Semakin tinggi kadar katekin pada teh semakin besar pengaruhnya terhadap kesehatan
manusia. Katekin dapat menurunkan kadar kolesterol darah dan mencegah kanker.
PERMASALAHAN TEH
Pengembangan agribisnis teh masih menghadapi berbagai kendala dan tantangan, yaitu :
Lambatnya Instansi terkait dalam menerbitkan perizinan khususnya perpanjangan
Hak Guna Usaha (HGU) menyebabkan adanya ketidakpastian hukum dan konflik sosial
yang berdampak pada tingginya resiko investasi pada industri teh.
SUBSISTEM AGRIBISNIS
Daun teh yang masih muda digunakan untuk komoditi utama dalam proses produksi
teh
Akar dari teh dapat digunakan untuk furniture dalam bentuk meja cousin, kursi,
gantungan topi, dan sebagainya
Ampas teh dari sisa pemakaian teh dapat dijadikan pupuk alami yang ramah
lingkungan dan mudah larut dalam tanah
2. Processing (Produksi) :
Fungsi Produksi :
Fungsi produksi dari teh yaitu :
BBM, saat ini dalam proses produksi telah digunakan bahan bakar alternativ yaitu
cangkang dari buah kelapa sawit dan batubara
Hama, pencegahan dilakukan secara dini dengan melakukan
pengasapan,membasmi dengan pestisida yang ramah terhadap lingkungan dan tidak
mengakibatkan efek samping terhadap teh
Keterampilan Tenaga Kerja, untuk mendapatkan hasil yang maksimal,tenaga
kerja diberikan perhatian dan pengarahan tentang pemetikan yang baik dan benar.Jika
dilakukan pemetikan yang salah maka hasil yang didapat tidak akan maksimal bahkan
jauh dari mutu yang diharapkan
Optimalisasi produktifitas kebun yang telah lama tidak mendapatkan perlakuan
yang seharusnya atau pengelolaannya di bawah standar yang seharusnya
Produsen teh harus memenuhi standar internasional (ISO 3720) yang merupakan
kewajibannya
Mesin-mesin pengolahan yang kurang mengarah kebutuhan dan permintaan pasar
yang berubah secara dinamis dan cepat harus digunakan guna meningkatkan
produktivitas produksi
Untuk menambah nilai guna suatu produk terutama teh.Dalam hal ini pengolahan
teh dimulai dari bahan baku hingga menghasilkan teh yang berkualitas baik akan
menambah nilai guna suatu produk.
Kendala Pengolahan :
Kendala pengolahan teh yaitu :
Mesin-mesin, dalam proses pengolahan teh kendala yang dihadapi yaitu mesin-
mesin yang digunakan.Jika, mesin yang digunakan mengalami kerusakan maka akan
berpengaruh terhadap produktivitas pengolahan dan tertanggunya proses produksi teh
Mutu daun, jika mutu daun yang diolah kurang baik maka proses pengeringannya
akan memakan
waktu yang lama
Solusi Pengolahan :
Solusi pengolahan teh yaitu :
Jika terjadi kerusakan, maka mesin-mesin tersebut harus diperbaiki guna
menghindari tertanggunya proses produksi
Memberikan pengarahan kepada tenaga kerja khususnya dibagian pemetikan daun
teh untuk memetik daun yang masih muda.Karena daun yang masih muda, mutunya lebih
baik jika dibandingkan dengan daun yang sudah tua
4.Marketing (Pemasaran) :
Fungsi Pemasaran :
Fungsi pemasaran teh yaitu :
Untuk memenuhi permintaan pasar akan produk yang dihasilkan, dalam hal ini
yaitu produk dari teh dan turunannya
Untuk mendapatkan maximum profit atau laba atau pendapatan maksimal
Kendala Pemasaran :
5. Supporting (Pendukung) :
Fungsi Pendukung :
Fungsi pendukung teh yaitu :
Solusi Pendukung :
Solusi pendukung teh yaitu :
Mesin-mesin pengolahan yang kurang mengarah kebutuhan dan permintaan pasar
yang berubah secara dinamis dan cepat harus digunakan guna meningkatkan
produktivitas produksi
Membangun infrastruktur yang memadai atau sesuai dengan standar internasional
sehingga akan membantu mempermudah produksi teh
Memperlancar perdagangan komoditi teh dengan membuat peraturan yang baru
dimana isi dari peraturan tersebut lebih memihak kepada produsen teh
PPN sudah akan berarti banyak bagi industri teh, setelah itu Penghapusan
pembenahan lain untuk revitalisasi industri ini bisa dilakukan
Efisiensi komoditi teh dilakukan untuk mengurangi atau meminimalisir proses produksi
teh. Efisiensi komoditi teh dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Dari sisi bahan bakar yang digunakan. Bahan bakar yang digunakan dalam proses
produksi komoditi teh yaitu solar. Saat ini harga bahan bakar solar sangat tinggi seiring
naiknya harga minyak dunia. Untuk itu digunakan energi alternatif untuk menggantikan
fungsi solar. Bahan bakar yang digunakan untuk saat ini yaitu batu bara dan cangkang
inti sawit, yang mampu mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar solar.
2. Untuk pengadaan bibit teh pada saat replanting atau penanaman teh kembali
haruslah diadakan sesuai dengan kebutuhan agar bibit yang diadakan tidak mengalami
over order yang akan meningkatkan biaya proses replanting.
3. Dalam penggunaan pupuk untuk membantu proses pertumbuhan tanaman teh saat
ini digunakan pupuk kimia. Pupuk kimia saat ini harganya melambung dan memiliki
dampak yang negatif terhadap lingkungan karena kita tahu bahwa pupuk kimia tidak
seluruhnya larut didalam tanah. Untuk itu, perusahaan harus menggunakan pupuk organik
yang ramah terhadap lingkungan. Selain itu, pupuk organik mampu larut habis didalam
tanah.
4. Mengelola tanaman sesuai kultur teknis dan dapat berproduksi secara
berkelanjutan.
5. Menghasilkan produk jadi yang berkualitas dan mempunyai daya saing tinggi.
6. Menekan harga pokok kebun.
7. Menerapkan prinsip back to basic dalam pengelolaan tanaman sesuai dengan
pedoman kultur teknis dan berorientasi tidak hanya jangka pendek tapi juga jangka
panjang, antara lain dalam bidang:
Manajemen pemupukan
Manajemen pangkasan
Manajemen pengolahan tanah
Manajemen proteksi tanaman
Manajemen pohon pelindung, dan
Manajemen pemetikan
ANALISIS WOT
2. Kelemahan (Weaknesses) :
Kelemahan dari komoditi teh yaitu :
Keterbatasan pengadaan input faktor termasuk tenaga kerja khususnya
tenaga pemetik, kurangnya pemerajaan tanaman teh yang tua, adanya perbedaan selera
konsumen internasional akan jenis teh yang di konsumsi.
Komoditi teh saat ini yang dihasilkan oleh negara kita Indonesia belum
mampu bersaing dengan negara produsen teh lainnya seperti China, Srilanka, India,
Jepang, dan Vietnam.
Teh yang dihasilkan oleh negara kita Indonesia dari segi mutu belum
cukup memuaskan, yang berdampak terhadap permintaan terhadap komoditi teh tersebut.
3. Peluang (Opportunities) :
Peluang dari komoditi teh yaitu :
Adanya tradisi turun menurun untuk mengkonsumsi teh, sehingga minat
untuk teh cukup tinggi untuk pasar domestik.
Kondisi iklim Indonesia yang mendukung pertumbuhan teh, sehingga
membuka peluang Indonesia cukup besar untuk menjadi produsen teh yang akan disegani
di perdagangan dunia internasional.
Komoditi teh mampu memiliki peluang di pasar internasional dan bersaing dengan
negara produsen teh asalkan pajak ekspor teh dihapuskan.
4. Ancaman (Threats) :
Ancaman dari komoditi teh yaitu :
Segmen pasar yang dituju pasar domestik atau lokal untuk memenuhi kebutuhan di dalam
negeri. Segmen pasar selanjutnya yang dituju yaitu pasar internasional, di mana untuk
memenuhi kebutuhan negara-negara konsumen terutama negara-negara barat. Pada saat
ini, teh Indonesia telah mampu memasuki pasar di negara India dan Russia dengan harga
mencapai 1,5 dollar AS per kg. Ini menjadi tanda bahwa teh Indonesia telah memiliki
harga yang pantas dan tentunya ini akan menjadi “cambuk” untuk meningkatkan mutu
teh Indonesia serta akan memperoleh harga yang lebih tinggi lagi, tentunya.
Untuk positioning, Indonesia sebagai negara produsen teh masih berada di posisi ke lima.
Ini dikarenakan mutu dan kualitas teh kita masih berada dibawah negara-negara pesaing
produsen teh seperti, Kenya, Srilanka, Cina dan India.
BAURAN PEMASARAN
Produk , pengetahuan konsumen tentang keberadaan produk teh
terbatas pada merek-merek tertentu, umumnya konsumen hanya dapat mengingat 3
- 5 jenis, tetapi hanya 1 - 2 merek diantaranya yang biasa dikonsumsi sehari- hari.
Keterbatasan pengetahuan tersebut berkaitan dengan keterbatasan informasi pasar
yang dilakukan oleh produsen.
Pricing, Rata-rata harga teh Indonesia saat ini sekitar 1,4 dolar AS per kg.
Namun masih rendah dibanding rata-rata harga teh Kenya yang mencapai 2 dolar AS per
kg atau di Srilanka sekitar 1,85 dolar AS. Ini dikarenakan kebijakan tarif yang diterapkan
negara pesaing produsen teh sangat tinggi terhadap komoditi the Indonesia jika
memasuki pangsa pasar negara pesaing tersebut sebaliknya Indonesia menerapkan
kebijakan tari yang rendah terhadap komoditi teh negara pesaing yang akan memasuki
pasar Indonesia sehingga ini sangat merugikan negara kita sendiri. Maka, kebijakan ini
perlu ditata ulang, sehingga kita mampu bersaing dengan negara-negara produsen lainnya
selain perbaikan performance produk teh kita terutama mutu dan kualitas ke arah yang
lebih baik lagi (baik mutu air seduhan maupun kemasannya).
Promotion, Ada lebih dari 100 merk teh yang beredar di Jateng dan DIY,
sedang secara keseluruhan merk teh yang terdaftar secara nasional ada sekitar 500-an
merk. Iklan atau promosi teh tidak signifikan dalam mengontrol angka penjualan apabila
tidak didukung oleh distribusi yang luas. Iklan atau promosi teh hanya dilakukan oleh
perusahaan dengan skala distribusi tingkat nasional. Saat ini sangat sedikit produsen teh
yang mengiklankan produknya di televisi secara nasional. Itupun pada kenyataannya
sangat jarang konsumen yang mengkonsumsi teh yang diiklankan tersebut.
Place , Ketersediaan produk teh di pasar, erat kaitannya dengan
strategi saluran distribusi yang digunakan oleh produsen. Di Indonesia dikenal dua
jenis saluran distribusi khususnya komoditi teh. Pertama, untuk kebutuhan ekspor,
teh curah yang dikemas dalam bal untuk konsumen antara/industri, menggunakan
saluran distribusi langsung (lelang) yang dilakukan oleh Kantor Pemasaran Bersama
(KPB) yang berkedudukan di Jakarta, sedangkan untuk kebutuhan lokal, lelang
dilaksanakan di Kantor Pemasaran Bersama (KPB) yang berkedudukan di Kota
Bandung.
No. Sektor 2002 2003 2004 2005 2006 Trend 2007 Perubahan Pangsa
02 – 06 Jan - Sep 07/06 07
1. Teh 98,0 91,8 64,8 47,9 51,1 -17,76 49,8 28,12 1,89
Tabel diatas merupakan ekspor teh Indonesia yang terjadi antara tahun 2002 – 2006 dan
2007 (antara bulan januari – september).
Sumber : BPS
Saingan Indonesia yaitu Kenya, Srilanka, India, dan Cina. Pada tahun 2005 volume
ekspor sempat merosot tajam. Hal yang paling disayangkan adalah penurunan volume
ekspor ke Rusia. Padahal "negeri beruang" ini justru merupakan negara tujuan ekspor teh
tertinggi bagi perkebunan besar negara. Hal itu disebabkan naiknya ekspor teh hitam
CTC dari Kenya ke pasar Rusia sebesar 105%. Sedangkan, konsumen besar lainnya,
Pakistan, lebih memilih teh asal Kenya dan India ketimbang Indonesia karena biaya
transport dan pengurusan biaya masuk yang lebih murah.
Jika dibandingkan dengan negara-negara pesaing, bea masuk yang dikenakan terhadap
komoditi teh yang akan memasuki pangsa pasar Indonesia cukup rendah. Sebaliknya, bea
masuk yang dikenakan negara-negara pesaing terhadap komoditi teh yang akan
memasuki pangsa pasar mereka dikenakan tarif yang sangat tinggi, sehingga ini semakin
menurunkan daya saing teh Indonesia terhadap teh negara-negara pesaingnya. Berikut ini
ditampilkan tabel mengenai tarif bea masuk komoditi teh :
Dari tabel di atas terlihat telah terjadinya “UNFAIR TRADE” dengan adanya pengenaan
tarif impor yang sangat berbeda jauh dan tidak adil. Akibatnya, teh asal Indonesia tidak
mampu bersaing di luar negeri sementara pasar dalam negeri rentan sekali diserbu produk
teh asing karena tarif bea masuk yang terlalu rendah.
Kompleksnya komposisi kimia dan sifat fisik teh, yang menyulitkan cara pengujiannya
menyebabkan atribut mutu inderawi teh menjadi hal yang amat penting dalam penetuan
posisi mutu teh. Mutu inderawi teh meliputi penampilan (fisik) teh kering, warna dan cita
rasa air seduhan serta penampilan ampas seduhan. Penampilan fisik teh kering ditentukan
oleh warna, ukuran dan bentuk partikel serta keseragamannya. Keberadaan partikel pucuk
muda (tip), tangkai, serat dan benda lain bukan teh juga merupakan parameter
penampilan fisik teh kering. Warna seduhan teh digambarkan sebagai jenis warna,
intensitas warna, kilat atau ”hidup” –nya warna. Selanjutnya cita rasa air seduhan
dinyatakan sebagai jenis, kekuatan, kesegaran, ketajaman, rasa asing dan cemaran.
Penampilan ampas seduhan menggambarkan kualitas pengolahan diantaranya warna
(kilat dan kecerahan warna), yang mencerminkan tingkat oksidasi ensimatik polifenol,
ukuran dan keseragaman ukuran menunjukkan hasil kerja sortasi.
Atribut mutu inderawi tersebut dinyatakan dengan istilah baku dalam bahasa Inggris
sehingga merupakan cara komunikasi mutu yang universal dalam industri dan
perdagangan teh. Beberapa atribut mutu inderawi telah dapat dijabarkan dalam besaran
fisik, kimia maupun biologi. Sebagai contoh misalnya, kekuatan rasa dinyatakan sebagai
kadar theaflavin, kenampakan tergulung dinyatakan dalam density, rasa asam ditentukan
melalui uji cemaran mikroba dan lain-lain.
Pada saat belum ditemukan cara pengujian mutu fisik maka atribut mutu fisik teh diukur
secara inderawi. Atribut tersebut misalnya kekeringan, kerapuhan, warna (teh kering, air
seduhan), bentuk, density, ukuran partikel dan lain-lain. Pada saat ini beberapa atribut
mutu fisik telah dapat ditentukan dengan prosedur dan instrumen analisis sifat fisik
tertentu sehingga cara mengkomunikasikannya lebih kuantitatif. Warna teh kering dapat
diukur memakai Chromameter, dan warna seduhan teh dinyatakan dalam besaran total
warna yang merupakan persen absorbansi sinar tampak pada panjang gelombang tertentu
atau secara kimia dinyatakan sebagai rasio theaflavin, thearubigin. Kekeringan atau
kerapuhan dinyatakan sebagai kandungan air. Ukuran partikel dapat dinyatakan sebagai
diameter hancuran berdasar Fineness Modulus dan Density terukur sebagai density curah
yang dinyatakan dalam volume per satuan berat.
Atribut mutu kimia merupakan atribut tersembunyi. Karena kompleksnya susunan kimia
teh atribut kimia ini sangat banyak ragamnya. Kandungan kimia dalam daun teh,
perubahannya selama pengolahan dan pasca pengolahan sangat menentukan kualitas
kimia teh.
Atribut mutu kimia dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Penentu rasa : polifenol dan hasil oksidasinya
Penentu kesegaran : alkaloid (Cafein, Theobromine, Theophylin)
Penentu aroma : linalool, geraniol, ester-ester, minyak essensial dan lain-
lain
Penentu warna : theaflavin, thearubigin, khlorofil
Penentu daya manfaat : polifenol dan hasil oksidasinya, mineral,vitamin
Cemaran : logam berbahaya, residu pestisida, radio aktif
Kemajuan yang pesat dalam analisis kimia flavor (cita rasa) menyebabkan telah
teridentifikasinya lebih dari 300 macam senyawa penentu flavor teh, salah satu atribut
mutu kimia yang penting pada teh.
5. BIAYA MODAL
Biaya modal atau sumber pendanaan perkebunan teh berasal dari pemerintah melalui
Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), lembaga perbankan, lembaga non –
perbankan, perorangan atau investor yang mempunyai hubungan dalam hal ini
pemenuhan kebutuhan modal, serta berasal dari perusahaan yang bersangkutan.
Sebagai contoh, suatu perusahaan yang bergerak di sektor perkebunan teh, membutuhkan
sekurang-kurangnya modal Rp. 12 juta per hektar untuk melakukan peremajaan dengan
jumlah tanaman yang harus ditanam mencapai 13 ribu pohon per hektar.
Untuk saat ini, sangant sulit mendapatkan bantuan modal dari lembaga bank maupun
lembaga non bank, khususnya, yang kurang tertarik untuk mendanai perkebunan teh
tersebut. Ini dikarenakan harga komoditi teh yang masih berkisar diantara US$ 1,2 – 1,4
per kg.
Ini menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan perkebunan teh untuk meningkatkan
daya saing dalam hal ini mutu, untuk meningkatkan harga yang masih bisa digenjot naik.
KESIMPULAN
Teh merupakan tanaman yang memiliki khasiat untuk kesehatan. Ini didasarkan atas
penelitian dan berdasarkan peninggalan sejarah, di mana teh telah dikenal sekitar 5000
tahun silam. Maka tanaman teh tersebut perlu dikembangkan lebih lanjut. Khususnya
Indonesia, yang merupakan salah satu produsen teh, perlu meningkatkan produksi dengan
tidak mengesampingkan mutu teh itu sendiri. Di mana Indonesia sangat potensial untuk
menjadi produsen teh di dunia. Maka dari itu, perlu dukungan dari setiap lapisan
masyarakat, khususnya pemerintah agar memperhatikan potensi teh Indonesia.
Sebagai penghasil produk teh berbahan baku pucuk teh varietas assamica, Indonesia
berpeluang menghasilkan bahan minuman fungsional teh kaya katekin. Rekayasa proses
produksi teh kaya katekin telah dan akan terus dilakukan untuk dapat merebut peluang
pasar minuman fungsional. Keberhasilan rekayasa produksi minuman fungsional teh kaya
katekin diharapkan dapat memacu perkembangan industri teh Indonesia pada umumnya
dan industri teh rakyat pada khususnya.
SARAN
Untuk mampu bersaing dengan produsen teh lainnya, kami dari kelompok komoditi teh
menyarankan agar pemerintah memperhatikan permasalahan yang sedang dihadapi oleh
perusahaan yang bergerak di perkebunan teh. Selain itu, pemerintah juga perlu
memberikan bantuan modal guna melakukan peremajaan tanaman teh, di mana tanaman
teh Indonesia pada saat ini sedang memasuki masa re-planting. Di sisi lain, lembaga bank
dan non-bank perlu juga memberikan bantuan modal. Saat ini, lembaga bank dan non-
bank kurang tertarik dengan pemberian modal pada perkebunan teh. Hilangkanlah
DAFTAR PUSTAKA
KELAS A
Kelompok V
Oleh :
1. Mia Mayesvi (C1B006001)
2. Astrinova (C1B006009)
3. Ely Hary Yansen (C1B006028)
4. Nana Paskanita (C1B006030)
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS JAMBI
2008
Karena karet merupakan salah satu komoditi perkebunan penting, baik sebagai
sumber pendapatan kesempatan kerja dan devisa, pendorong pertumbuhan ekonomi
sentra–sentra baru diwilayah sekitar perkebunan karet, maupun pelestarian lingkungan
dan sumberdaya hayati. Pengamatan produksi dilakukan pada seluruh aspek kegiatan
yang berkaitan dengan produksi, yang meliputi :
a. Kegiatan proses produksi
72
Tingkat konsumsi karet alam Indonesia belum sampai pada tingkat kejenuhan,
paling tidak sampai pada beberapa dasawarsa mendatang. Pada saat tingkat kejenuhan itu
tercapai, industri karet alam sangat diharapkan tetap menggunakan karet alam untuk
sebagian besar industri. Dengan demikian angka konsumsi karet menjadi berimbang.
Sekarang yang harus dipertahankan adalah harga karet alamnya.
Konsumsi karet alam dunia dalam dua dekade terakhir meningkat secara drastis,
walaupun terjadi resesi ekonomi dunia pada awal tahun 1980an dan krisis ekonomi asia
pada tahun 1997-1998. Penawaran karet alam dunia pun meningkat lebih dari 3 % per
tahun dalam dua dekade terakhir dimana mencapai 8.81 juta ton per tahun.
Untuk perkembangan harga karet sintetik sebagai produk hasil industri harganya
relatif stabil dibanding dengan karet alam. Selain itu, karet sintetik harganya cenderung
naik sejalan dengan harga bahan baku, kenaikan biaya produksi dan tingkat inflasi dari
negara produsen. Hal ini berbeda dengan harga karet alam yang berfluktuasi yang
dipengaruhi oleh kondisi alam (cuaca/iklim), nilai tukar dan perkembangan ekonomi
negara konsumen.
Seiring dengan terbentuknya kerja sama tripartite antara tiga negara produsen
karet alam dunia (Thailand, Indonesia, dan Malaysia), harga karet alam di pasaran dunia
memperlihatkan kecenderungan yang membaik. Pada akhir tahun 2001 harga karet alam
berkisar antara US $ 46 sen per kg – US $ 52 sen per kg. Setelah masing-masing negara
anggota melaksanakan AETS (Agreed Export Tonnage Scheme) dan SMS (Supply
Management Scheme). Harga merangkak naik. Pada bulan Januari 2002 mencapai US $
53,88 sen per kg dan pada bulan Agustus 2003 mencapai US $ 83, 06 sen per kg.
Berdasarkan proyeksi jangka panjang (2010-2020) harga karet alam diperkirakan
akan dapat mencapai sekitar US $ 2,5 per kg. Hal ini diharapkan akan merupakan daya
tarik bagi pelaku bisnis di bidang agribisnis karet di Indonesia.
b. Sumber Dana
Adanya keterbatasan modal yang dihadapi oleh petani dalam membeli bibit
unggul maupun sarana produksi lain seperti herbisida dan pupuk, selain itu bahan tanam
karet unggul hanya tersedia di Balai penelitian melalui sistem Waralaba si sentra-sentra
pembibitan yang juga madih sasngat terbatas jumlahnya.
c. Kurangnya dukungan dan penyuluhan pemerintah
Dalam hal ini pemerintah kurang memberikan penyuluhan mengenai pengelolaan
karet dengan benar sehingga bagi petani biasa yang memiliki areal perkebunan yang
hanya beberapa hektar kurang menghasilkan karet yang berkualitas jika dibandingkan
perkebunan besar milik pemerintah dan swasta dan pemerintah juga telah menghentikan
pengutan CESS (dana untuk pengembangan, promosi, dan peremajaan) ekspor komoditi
karet sejak tahun 1970.
73
d. Kurangnya IPTEK.
Kurangnya IPTEK para petani karet yang ada di pedesaan, membuat produktivitas
dan kualitas karet yang di hasilkan rendah dan kurang bersaing di pasaran dunia.
e. Adanya hukum dan perundang-undangan penebangan
Pemerintah mengeluarkan peraturan dimana dalam membuka lahan baru, petani
diwajibkan memiliki surat izin penebangan. Diman proses mendapatkan surat izin
tersebut sangat rumit apalagi pada petani rakyat.
f. Kurangnya pemanfaatan kayu karet
Masalah lain yang dihadapi dalam komoditas karet adalah pemanfaatan kayu
karet baru sebatas kayu olahan, papan artikel, dan papan serat. Hal ini terjadi karena
lokasi pengolah kayu jauh dari sumber bahan baku sehingga biaya transportasi menjadi
tinggi. Oleh karena itu, harga kayu karet di tingkat petani masih rendah dan tidak menarik
bagi petani.
B. Subsistem On Farm/Produksi Pertanian
Arah kebijakan pada sisten on-farm adalah terwujudnya suatu kondisi dimana
ketersediaan sarana produksi, spesialisasi subsistem on-farm terletak pada produktivitas
hasil lateks dan kayu.
Masalah utama yang dihadapi oleh petani dalam sistem ini ketersediaan bahan
baku yang tidak kontinue.
C. Subsistem/pengolahan/Agroindustri/hilir
a. Rendahnya daya saing produk-produk industri lateks Indonesia bila dibandingkan
dengan produsen lain terutama Malaysia.
b. Adanya penurunan areal hutan, eksploitasi kayu hutan yang berlebihan, tidak adanya
program reboisasi yang berkesinambungan sehingga membuat permintaan akan karet
tidak dapat terpenuhi karena bahan baku yang kurang.
7. Subsistem Agribisnis
a. Farming
Untuk menanam dan menghasilkan karet yang unggul dan berkualitas serta
mempunyai produktivitas yang tinggi tidaklah mudah, semuanya harus diperhatikan
secara seksama dimulai dari ;
Asal Bibit
Bibit yang bagus untuk karet unggul adalah bibit yang berasal dari penyerbukan
sendiri maupun silang yang dibantu serangga jenis (Nitudulidae, Phloeridae,
Eurculionidae) setelah sebulan terjadinya pembuahan sekitar 30-607 akan gugur
secara berangsur-angsur dan sisanya berkembang hingga masak, ini adalah bibit yang
bagus.
Seleksi Bibit
Setelah mendapatkan bibit, tidak langsung dapat disemai tetapi terlebih dahulu
diseleksi untuk memisahkan antara bibit yang bagus dengan bibit yang kualitasnya
jelek, hal ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu pemantulan dan perendaman,
apabila bijinya dipantulkan biji tersebut melenting maka biji tersebut berkualitas
bagus dan memiliki daya kecambah + 807. Sedangkan untuk perendaman apabila biji
tersebut direndam dan tidak mengapung/tenggelam maka biji tersebut bagus dan
mempunyai daya kecambah + 80-92%.
Penyemaian
Penyemaian ini tidak bisa dilakukan sembarangan, sebelum penyemaian harus
disediakan media seperti pasir sungai yang bersih dan halus barulah disemai bibit
yang telah disediakan dengan cara menekan biji kedalam media pasir.Penyiapan
lahan
Dewasa ini budidaya karet dikenal beberapa istilah teknis yang berhubungan
dengan penyiapan lahan. Yaitu :
74
- New Planting (bukaan baru), penanaman karet yang dilaksanakanpada lahan yang
sebelumnya tidak ada penanaman karet.
- Replanting (pembukaan ulang), yaitu penanaman karet pada lahan yang
sebelumnya telah ditanami tanaman karet.
- Konversi, yaitu penanaman karet pada lahan yang sebelumnya ditanami jenis
tanaman keras/perkebunan lain.
Jarak Tanam
Agar pertumbuhan dari karet yang ditanam bagus maka harus ditentu oleh jarak.
Jarak yang biasanya dipakai umum sempit yakni 3m x 3m atau 4m x 4m yaitu dengan
hubungan segitiga sama sisi sehingga jumlah tanaman tiap hektar cukup banyak.
Tetapi dewasa ini jarak yang digunakan 7m x 3m atau 7,14m x 3,33 m atau 8m x
2,5m.
b. Procesing
Setelah umur karet yang ditanam sudah mencapai 5-6 tahun maka karet tersebut
sudah bisa untuk disadap, penyadpan adalah mata rantai pertama dalam proses produksi.
Karet penyadapan dilaksanakan dikebun produksi dengan menyayat atau mengiris
(dewasa ini juga dengan cara menusuk) batang dengan cara tertentu dengan maksud
untuk memperoleh lateks atau getah.
Untuk memperoleh karet yang bermutu tinggi, pengumpulan lateks hasil
penyadapan dikebun harus bersih, proses pengolahan ini dimulai dari mengumpulkan
lateks dikebun penerimaan lateks. Pengangkutan lateks, pengumpulan gumpalan karet
mutu rendah menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas lateks serta bahan-
bahan kimia dan air sebagain bahan pengolahan.
c. Marketing
Setelah semua rangkaian dari proses telah dilaksanakan, kemudian sampai pada
proses/tahap pemasaran. Yang dipasarkan adalah lateks pekat hasil penguapan, yang
disebut Revertex Standar, memiliki kadar zat padat sekitar 73% dan kadar karet kering
68%. Untuk melakukan pemasaran harus memenuhi standar yaitu standar ISO dan dapat
juga menggunakan mutu standar menurut ASTN atau BS, meskipun demikian dalam
transaksi acapkali spesifikasi mutu lateks pekat ditentukan atas persetujuan antara penjual
dan pembeli.
75
d. Penelitian dan Pengembangan (R & D)
Dengan kondisi harga karet sekarang ini yang cukup tinggi, maka momen
tersebut perlu dimanfaatkan dengan melakukan peremajaan karet rakyat dengan
menggunakan klon klon unggul, mengembangkan industri hilir untuk meningkatkan
nilai tambah, dan meningkatkan pendapatan petani.
Strategi di tingkat on farm yang diperlukan adalah :
(a) penggunaan klon unggul penghasil lateks dan kayu yang mempunyai prosuktivitas
lateks potensial lebih dari 3000 kg/ha/th, dan menghasilkan produktivitas kayu
karet lebih dari 300 m3/ha/siklus
(b) percepatan peremajaan karet tua seluas 4000 ha sampai dengan tahun 2009 dan 1.2
juta ha sampai dengan 2025;
(c) Diversifikasi usaha tani karet dengan tanaman pangan sebagai tanaman sela dan
ternak untuk meningkatkan pendapatan petani;
(d) peningkatan efisiensi usaha tani.
76
7. Analisis SWOT
77
karet tersebut berupa lateks segar yang dijual ke tengkulak atau pabrik
pengolahan.selanjutnya lateks tersebut diencerkan dengan air sampai kadarnya
20% setelah lateks diencerkan jadilah crepe, setelah kering crepe di pak atau
dibuat bandela-bandela dengn berat 50 kg bandela untuk selanjutnya dipasarkan
ke konsumen dalam dan luar negeri. Budidaya karet dapat mendukung program
pemerintah dibidang sektor pertanian dan perkebunan dan juga menambah
devisa negara.karet merupakan penyumbang terbesar devisa bagi negara.
Penetapan Harga (pricing)
Dalam memproduksi karet ini para petani atau pengusaha berusaha untuk
meminimalkan biaya-biaya dengan cara melakukan perawatan tanaman secara
intensif untuk mengurangi resiko gagal panen. Sehingga produksi karet ini tidak
memakan banyak biaya. Pada akhirnya karet tersebut dapat dijual dengan harga
yang relatif terjangkau bagi konsumen. Selain itu penetapan harga karet juga
berfluktuasi atau berpengaruh terhadap harga dolar saat ini.bila mana dolar
mengalami kenaikan maka harga karet juga akan naik begitu juga sebaliknya
yang terjadi.
Promosi (promotion)
Untuk memperkenalkan karet hal ini dirasa tidak perlu akan tetapi kegiatan
promosi disini dilakukan untuk memberitahu kepada konsumen tentang kualitas
dari produk karet tersebut. Kegiatan promosi dan publikasi karet dilakukan
melalui media cetak elektronik yaitu internet. Promosi dilakukan secara teratur
bertujuan untuk memberitahu kepada konsumen tentang kualitas yang
dihasilkan.perusahaan karet menggunakan promosi dalam bentuk :
o Internet, perusahaan akan membuat web-site tentang produk karetnya dan
hal-hal lain mengenai perusahaan penghasil. Media internet dipilih
karena saat ini internet merupakan sarana periklanan yang sangat efektif
mengingat target pasar dari karet adalah kalangan menengah atas serta
perusahaan negara asing.
Lokasi (place)
Luas areal perkebunan karet di indonesia telah mencapai 3.262.291 hektar.areal
perkebunan karet di indonesia menyebar cukup merata karena terdapat 22
propinsi dari 30 propinsi. Propinsi yang memiliki areal perkebunan karet yang
terluas pada tahun 2004 adalah sumatera selatan yakni mencapai 671.920
hektar.dari total areal perkebunan karet di indonesia tersebut 84,5% diantaranya
merupakan kebun milik rakyat,8,4%milik swasta dan hanya 7,1% yang milik
negara.
78
negerinya mengalami hambatan perkembangan. Belum lagi saingan industri mobil dari
Jepang yang memiliki industri mobil negara paman sam tersebut.
Produsen atau eksportir karet alam umumnya adalah negara-negara yang sedang
berkembang seperti Malaysia, Indonesia, Birma ,Thailand, dll.Maka persaingan terjadi
antara sesama negara yang sedang berkembang tersebut.
Untuk memperkuat daya saing karet alam Indonesia di pasaran internasional,
perlu diambil langkah-langkah sebagai tindak lanjut yang konkret. Langkah-langkah ini
diantaranya adalah meningkatkan efektifitas dan efisiensi pengusahaan karet yang
meliputi berbagai bidang:
1. Bidang kultur teknis dan teknologi
Peningkatan produktivitas dan efisiensi dalam bidang ini meliputi
peningkatan produktivitas tanaman dan peningkatan mutu. Produktivitas
tanaman karet di Indonesia masih relatif rendah. Untuk memperbaiki
teknologi dan manajemen pengusahaan tanaman karet, fungsi dan partisipasi
balai penelitian karet hendaknya semakin di tingkatkan. Dalam hal ini perlu
digalakan peneliitan terutama dala hal budidaya karet. Cara lain untuk
memperkuat daya saing karet alam Indonesia dipasaran internasional adalah
dengan peningkatan mutu. Mutu karet harus ditingkatkan, baik mutu
produksi, mutu kemasan, maupun mutu pelayanannya.
2. Bidang pembiayaan dan keuangan
Peningkatan efektivitas dan efisiensi dibidang pembiayaan dan keuangan
merupakan upaya penggunaan dana seefektif dan seefisien mungkin agar
harga pokmok kaet yang dihasilkan cukup rendah. Dengan demikian,
poroduk karet itu mampu bersaing pada setiap tingkat harga jual yang terjadi
di pasaran internasional.
3. Bidang pemasaran sebagai ujung tombak.
Tujuan akhir setiap produk adalah penjualan. Oleh karena itu, suatu hal yang
harus dilaksanakan untuk menunjang keberhasilan yang sudah dibuat untuk
mencapai efektifitas dan efisiensi biaya dan mutu adalah pemasaran. Dengan
adanya pemasaran yang baik, maka semua aktivitas yang menyebabakan
tersedotnya dana dan daya perusahaan akan dikembalikan. Bahkan, akan
menaikan modal usaha dengan perolehan peruntungan yang tidak jauh
berbeda dengan yang direncanakan.
10. Atribut Kualitas Karet
Agar kualitas karet yang dihasilkan sesuai dengan standar internasional maka
diperlukan perlengkapan atau sarana yang berkualitas baik dalam memproses karet
menjadi berbagai macam produk. Perlengkapan yang digunakan antara lain adalah :
- Bahan baku yang dipakai memiliki kualitas yang baik
- Mesin dan peralatan yang canggih
- Keahlian karyawan atau tenaga kerja yang terampil
- Sistem perencanaan.
Kualitas karet alam :
- Memiliki daya elastis atau daya lenting yang sempurna
- Memiliki plastisitas yang baik sehingga pengolahannya mudah
- Mempunyai daya aus yang tinggi
- Tidak mudah panas
- Memiliki daya tahan yang tinggi terhadap keretakkan
Kualitas karet sintetis :
- Tahan terhadap berbagi zat kimia
- Harganya yang cenderung bisa dipertahankan supaya tetap stabil.
79
-
KESIMPULAN
Karet merupakan salah satu komoditi perkebunan penting, baik sebagai sumber
pendapatan, kesempatan kerja dan devisa, pendorong pertumbuhan ekonomi sentra-
sentra baru di wilayah sekitar perkebunan karet maupun pelestarian lingkungan dan
sumberdaya hayati. Namun sebagai negara dengan luas areal terbesar dan produksi
kedua terbesar dunia, Indonesia masih menghadapi beberapa kendala, yaitu rendahnya
produktivitas, terutama karet rakyat yang merupakan mayoritas (91%) areal karet
nasional dan ragam produk olahan yang masih terbatas, yang didominasi oleh karet
remah (crumb rubber). Rendahnya produktivitas kebun karet rakyat disebabkan oleh
banyaknya areal tua, rusak dan tidak produktif, penggunaan bibit bukan klon unggul
serta kondisi kebun yang menyerupai hutan. Oleh karena itu perlu upaya percepatan
peremajaan karet rakyat dan pengembangan industri hilir.
Melihat perkembangan baik dari segi konsumsi maupun produksi karet dunia,
dalam tahun-tahun mendatang dipastikan masih akan terus meningkat. Indonesia
merupakan penghasil karet sekaligus sebagai salah satu basis manufaktur karet dunia.
Tersedianya lahan yang luas memberikan peluang untuk menghasilkan karet alami yang
lebih besar lagi dengan menambah areal perkebunan karet. Tetapi lebih utama dari itu,
produksi karet alam bisa ditingkatkan dengan meningkatkan teknologi pengolhan karet
untuk meningkatkan efisiensi, dengan demikian output (latex) yang dihasilkan dari input
(getah) bisa lebih banyak dan menghasilkan material sisa yang semakin sedikit.
Kondisi agribisnis karet saat ini menunjukkan bahwa karet dikelola oleh rakyat,
perkebunan negara dan perkebunan swasta. Pertumbuhan karet rakyat masih positif
walaupun lambat yaitu 1,58%/tahun, sedangkan areal perkebunan negara dan swasta
sama-sama menurun 0,15%/th. Oleh karena itu, tumpuan pengembangan karet akan
lebih banyak pada perkebunan rakyat. Namun luas areal kebun rakyat yang tua, rusak
dan tidak produktif mencapai sekitar 400 ribu hektar yang memerlukan peremajaan.
Persoalannya adalah bahwa belum ada sumber dana yang tersedia untuk peremajaan. Di
tingkat hilir, jumlah pabrik pengolahan karet sudah cukup, namun selama lima tahun
mendatang diperkirakan akan diperlukan investasi baru dalam industri pengolahan, baik
untuk menghasilkan crumb rubber maupun produk-produk karet lainnya karena
produksi bahan baku karet akan meningkat dan ini dapat dilihat pada tahun 2005
perdagangan karet di Indonesia mengalami surplus sebesar US $ 2,9 juta dimana nilai
ekspor lebih besar dibanding nilai impor. Potensi surplus ini masih bisa naik lagi
mengingat kebutuhan karet dunia yang terus meningkat, ditambah lagi apabila didukung
pengurangan volume impor karet dengan tercukupinya kebutuhan karet dalam negeri.
80
DAFTAR PUSTAKA
1. www.google.com
2. Makalah Chairil Anwar (pusat penelitian karet), “Perkembangan Pasar dan Prospek
Agribisnis Karet di Indonesia” ; 2006.
3. Makalah Cut Fatimah Zuhra, “Karet” ; 2006.
4. Tim Penulis PS, “KARET : Budi Daya Dan Pengolahan , Strategi Pemasaran”,
PT Penebar Swadaya, anggota Ikapi, Jakarta ; 2006.
5. Setiawan Heru Didit dkk, “Petunjuk Lengkap Budidaya Karet” agromedia Pustaka,
Solo ; 2005.
81
Jalur pemasaran karet rakyat secara umum
KUD
Rumah-rumah asap
Atau pabrik yang mengolah
bokar
82
JALUR PEMASARAN EKSPOR KARET INDONESIA
Perkebunan besar
Pabrik pengolahan
PTP
Swasta
Kantor pemasaran
bersama
Lelang
Industri yang
menggunakan bahan
baku karet di dalam
negeri
Pembelian
langsung oleh
pihak luar
negeri/
perwakilannya
eksportir
dealer
Perusahaan
pengangkutan
importir
83
TABEL VOLUME DAN NILAI EKSPOR IMPOR KARET ALAM INDONESIA TAHUN 1969 – 1990
Ekspor Impor
Tahun
Volume Nilai Volume Nilai
( ton) ( 000 US$ ) ( ton ) ( 000 US$ )
1 2 3 4 5
1969 657314 171750 0 0
1970 581190 185164 0 0
1971 580232 166476 0 0
1972 755960 161601 0 0
1973 866638 391372 0 0
1974 7947541 476076 0 0
1975 788292 358240 0 0
1976 789892 535693 0 0
1977 781967 575555 0 0
1978 865960 718045 1031 197
1979 865321 940603 1209 245
1980 976131 1165321 1980 458
1981 812800 835849 2324 1155
1982 797608 602148 1847 570
1983 938032 843465 365 124
1984 1009558 948391 24 37
1985 987771 708498 44 49
1986 958692 711612 151 106
1987 1092525 958047 0 0
1988 1132132 1243422 0 0
1989 1151409 1007198 823 1089
1990 1077331 846876 792 708
Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan,1991. ( Tim Penulis PS, “Budidaya dan Pengolahan, Strategi
Pemasaran”, 2006 )
84
85
86
MANAJEMEN AGRIBISNIS
RUMPUT LAUT
Disusun oleh :
Nama kelompok :
1.Ayuliyetrisnalisa C1B005004
87
5.Bayu trisna Putra C1B005016
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS JAMBI
RUMPUT LAUT
Pendahuluan
Istilah “rumput laut” adalah terjemahan dari “seaweed” yang merupakan nama
dalam dunia perdagangan internasional untuk jenis-jenis alga (e) yang dipanen dari laut.
Sebenamya penamaan rumput laut tidak tepat karena algae secara botanis tidak termasuk
dalam golongan rumput-rumputan (Graminae). Nama agar-agar juga diberikan kepada
jenis-jenis algae ini berdasarkan kandungan kimianya..Rumput laut merupakan bagian
dari tanaman perairan (alge) yang diklasifikasikan ke dalam 2 kelas yaitu makro alge dan
88
mikro alge. Rumput laut termasuk pada kelas makro alge, yaitu penghasil bahan-bahan
hidrokoloid, selain mengandung bahan hidrokoloid sebagai komponen primernya,
rumput lautpun mengandung komponen sekunder yang kegunaannya cukup menarik
yaitu sebagai obat-obatan dan keperluan lain yang cukup penting seperti kosmetik dan
industri lainnya.
-produksi
Dari total produksi rumput laut di Indonesia sebagian besar dihasilkan di perairan
Maluku dan Nusa Tenggara Timur. Walaupun perairan pantai Indonesia mempunyai
potensi sebagai penghasil rumput laut, tetapi masih kalah jauh dengan produksi rumput
laut dari Filipina. Hal ini disebabkan karena produksi rumput laut Indonesia selama ini
masih tergantung dari hasil panen dari alam, sedangkan di Filipina sudah dibudayakan
secara intensif. Usaha budidaya rumput laut di Indonesia baru dilakukan di beberapa
daerah seperti Bali, Sulawesi Tenggara dan itupun masih terbatas pada jenis Eucheuma.
Potensi produksi rumput laut kering rata-rata 16 ton per hektar per tahun. Jika luas
areal itu dimanfaatkan secara optimal, total produksi mencapai 17.774.400 ton per tahun.
Harga di pasar dunia saat ini sekitar Rp 4,5 juta per ton. Ini berarti, nilai pendapatan yang
diperoleh Rp 79,984 triliun.
Total produksi rumput laut basah rata-rata 223.000 ton atau setara dengan 30.000
ton kering. Setiap 8 ton rumput laut basah bisa menghasilkan 1 ton rumput laut kering.
Hingga kini baru 20.572 perusahaan skala menengah yang berinvestasi di budidaya
rumput laut dengan total investasi Rp 5,143 triliun.
-Konsumsi
Olahan sederhana dari rumput laut yang telah berkembang di Indonesia berasal
dari jenis Eucheuma.jenis ini dikonsumsi masyarakat dalam bentuk makanan,seperti
dodol, permen jelly, puding dan manisan nata rumput laut. Dari jenis Gracilaria adalah
agar-agar kertas, agar-agar batangan, agar-agar powder, sedangkan dari jenis Sargassum
antara lain adalah minuman Alginat. Biasanya produk olahan tersebut diproses secara
skala rumah tangga, penampilan produknya kurang menarik dan daya simpan kurang
lama. Hanya sebagian kecil yang telah diproses seraca modern dan dikemas dengan
menarik dan telah dijajakan di pasar swalayan.
Manfaat
Manfaat penggunaan rumput laut di bidang kesehatan telah lama diterapkan oleh
masyarakat tradisional, diantaranya adalah: rebusan rumput laut atau serbuk yang dibuat
pil digunakan untuk mengatasi sakit gondok karena rumput laut mengandung iodium.
Larutan berwarna coklat dari rumput laut juga berguna bagi penyakit rheumatik dan
menurunkan berat badan. Serbuk rumput laut juga lazim dikonsumsi untuk meningkatkan
daya tahan tubuh dan mengatasi segala jenis penyakit. Penggunaan phycocolloid dari
alginat dapat menyembuhkan penyakit kanker terbukti kemanjurannya menghasilkan
pemulihan 68 % dari 162 pasein kanker. Senyawa ini juga dapat mengatasi penyakit
bronchitis kronis atau emphysema (penyakit paru-paru), scrofula, gangguan empedu,
atau kandung kemih, ginjal, syphilis, tukak lambung, atau saluran cerna, reduksi
kolesterol darah dan anti hipertensi (Chapman & Chapman, 1980) .
Produk rumput laut digunakan juga dalam industri pangan seperti pembuatan jelly,
minuman dan makanan ringan, sosis, selai anggur dan pakan binatang piaraan.
Sedangkan pada pada industri non pangan seperti industri suspensi, cairan pembersih,
pelapis keramik, industri kertas, pencetakan tekstil dan karpet serta farmasi dan
kosmetika .
prospek Rumput laut dari sisi permintaan
Prospek usaha rumput laut di masa mendatang cukup baik dan memberikan
harapan. Sebagai contoh, permintaan dunia terhadap Eucheuma dari tahun ke tahun
89
cenderung meningkat. Bahkan menurut Doty permintaan dunia untuk jenis Eucheuma
di- taksir dapat mencapai 10 kali produksi alami. Tiga perusahaan industri carrageenan
terbesar didunia (USA, Denmark dan Prancis) setiap tahunnya membutuhkan rumput laut
sebanyak 20.000 ton sedangkan yang tersedia di pasaran dunia hanya 18.000
ton/tahun.Kemudian Porse menunjukkan bahwa dewasa ini permintaan dunia untuk
Eucheuma adalah 50.000 ton per tahun, sedangkan suplai hanya mencapai 44.000 ton
per tahun, untuk memenuhi permintaan dunia masih diperlukan 6.000 ton per tahun. Dari
sejumlah suplai Eucheuma, Indonesia hanya mensuplai 9 % - nya.
e. Sulit mencari lokasi budidaya laut dipantai utara dan selatan Jawa Tengah yang
memenuhi syarat, baik ditinjau dari segi kondisi oceanografis maupun segi
kondisi daratan.
f. Pasar lokal masih lemah dan daya beli masyarakat masih rendah dan pasar luar
negeri masih terbatas.Karena itu perlu promosi di pasar lokal, domestik dan luar
negeri.
g. Analisa ekonomi budidaya laut belum ada di Sumatera Utara, karena belum ada
uji-coba yang telah memberi data mantap, karena itu masih perlu meneruskan dan
mengembangkan uji-coba kultur laut ini.
h. Vegetasi daerah pantai dan estuaria dibanyak tempat telah rusak, terganggu atau
habis, karena itu telah banyak daerah pengembangbiakan alami hewan laut
dibawah kondisi minimal. Karena itu sumber benih alami untuk budidaya laut
masa depan diharapkan dari pembenih-pembenihan (Hatcheries).
subsistem agribisnis yang terkait dengan komoditi tersebut tersebut mulai dari farming
system,processing,marketing,R&D dan supporing lain yang berkaian.
-Farming system
Pada prinsipnya ada tiga metoda budidaya menurut posisi tanaman yaitu:
90
Masing-masing metoda ini mempunyai keuntungan-keuntungan dan kerugian-
kerugian. Metoda penanaman dipilih berdasarkan keadaan perairan, tujuan budidaya dan
jenis rumput laut yang dibudidayakan.
Pada penanaman dengan metoda ini bibit tanaman diikatkan pada batu-batu
karang dan disusun berbaris di dasar perairan. Keuntungan dengan cara ini adalah
murahnya biaya budidaya dan tidak diperlukan banyak pekerjaan pemeliharaan. Kerugian
yaitu mudah diserang bulu babi (sea-urchin). Mungkin di suatu area sulit diperoleh batu-
batu karang lepas dengan ukuran cukup. Metoda ini baik digunakan untuk jenis Gelidium
yang tumbuhnya diperairan terbuka dan menerima pukulan ombak besar terus menerus.
Metoda lain sulit dilakukan untuk jenis Gelidium ini karena bangunan budidaya tidak
dapat bertahan. Bila metoda ini digunakan untuk jenis Gelidium maka tujuannya bukan
untuk suatu usaha karena pertumbuhannya yang lambat. Cara ini berguna untuk
memperluas daerah penyebaran dan mempertahankan kelestarian stok.
Jenis-jenis Eucheuma dan Gracilaria dapat ditanam dengan metoda ini. Mula-
mula bibit tertanam diikat tali plastic (rafia) masing-masing dengan berat kirakira 20 cm
dan direntangkan kira-kira 20–30 cm diatas dasar perairan dengan menggunakan kayu-
kayu pancang. Bebarapa diikatkan langsung pada kayu-kayu yang berjarak 5 m. Masing-
masing monoline jaraknya kira-kira ½ meter. Kedua pada kayu-kayu pancang
direntangkan 2 m nilon multifilamen (Æ 6 – 7 mm). Dalam barisan, jarak nilon
multifilamen kira-kira 2-½ m. Nilon monofilamen direntangkan dengan mengikatkannya
pada nilon multifilamen dengan jarak 20 cm. Modifikasi ketiga, dibuat jaring dari nilon
monofilamen dengan lebar mata 20 cm. Bibit tanaman diikatkan pada simpul-simpulnya.
Jaring ini direntangkan dengan kayu-kayu pancang.
Metoda ini memberikan nilai pertumbuhan yang baik bila di areanya terdapat arus
yang baik. Karena bila pergerakan air di area penanaman didominasi oleh ombak, maka
tanamen tidak atau sedikit manerima pergarakan air selama perioda pasong dalam,
sehingga pertumbuhannya kurang baik.
Dibuat rakit-rakit dari bambu dan kayu dengan ukuran 2 sampai 4 meter. Ada dua
modifikasi dangan metoda ini yaitu monoline den net seperti halnya dengan metoda lepas
daser. Ditempat-tempat yang pergerakan airnya terutama terdiri dari ombak, sebaiknya
digunakan metoda ini. Demikian juga bila dasar periran terdiri dari karang yang keras
dimana sulit menancapkan pancang, dapat dwgunakan metoda ini. Untuk
mempertahankan agar rakit-rakit tidak hanyut, digunakan jangkar. Untuk efisiensi area,
beberapa rakit dijadikan satu. Makin banyak jumlah rakit, makin tinggi efisiensi area.
Pengaruh penyatuan sejumlah rakit terhadap pertumbuhan adalah negatip di mana makin
banyak jumlah rakit yang disatukan makin banyak pula jumlah rakit yang berada di
tengah dengan pertumbuhan tanaman jelek. Jumlah yang sebaiknya ialah 10 rakit (2 × 5)
rakit dijadikan satu.
-processing
91
Dalam kegiatan-kegiatan rumput laut, instalasi bangunan budidaya dan
pananaman memerlukan banyak tenaga kerja. Selanjutnya kegiatan pemeliharaan mudah
sekali dilakukan, asal dikerjakan secara teratur setiap hari. Pekerjaan pemeliharaan terdiri
dari membersiihkan tanaman dari tumbuhan penempel atau benda-benda lainnya,
menggantikan tanaman yang rusak atau hilang dengan yang baru dan memperbaiki
bagian-bagian bangunan budidaya yang rusak seperti monoline yang putus, bambu atau
kayu yang patah, tiang-tiang pancang yang tercabut dan lain-lain. Apabila kegiatan ini
dilakukan setiap hari maka kerusakan kerusakan berat dapat dihindari sehigga kerugian
yang lebih besarpun tidak akan terjadi.
92
Dari gambar diatas menunjukkan bahwa tanaman yang ada di lapisan atas tumbuh lebih
baik dari tanaman yang ada dibawahnya ( Tabel 1 ). Hal yang sama dijumpai pada
tanaman rakit apung bersusun rupanya perbedaan intensitas sinar yang diterima dilapisan
bawah sama dengan tanaman kontrol (kedudukan yang sama tetapi tidak bersusun).
Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa pada areal budidaya yang memungkinkan
kedalamannya dapat dilakukan penanaman dengan cara berlapis, sehingga pada luas areal
tertentu jumlah tanaman dan panenan akan dapat ditingkatkan. Efisiensi lahan dengan
cara penanaman berlapis dapat dilaksanakan.
Rumput laut di ekspor dalam bentuk raw-material. Sesudah dipanen baik dari
alam maupun dari budidaya, rumput laut dikeringkan dengan penjemuran sinar matahari
yang dilakukan masyarakat nelayan satu atau dua hari penjemuran sesudah panen dari
laut kemudian dijemur lagi sampai kering. Dengan care denikian dihasilkan rumput laut
yang bersih dangan warna kekuningan. Akan tetapi cara demikian dimana dilakukan
pencucian sesudah penjemuran setengah kering menyebabkan berkurangnya kadan
karaginan.
93
- marketing
Rantai pemasaran rumput laut mulai dari pemetik sampai eksportir di beberapa
daerah pada umumnya sama. Nelayan atau petani rumput laut menjual rumput laut hasil
panen dari alam atau budidaya kepada pedagang lokal (pedagang di kecamatan).
Kemudian oleh pedagang lokal dijual kepada pedagang antar pulau yang kadang-kadang
merupakan perwakilan eksportir yang ditempatkan di sentra-sentra produksi rumput laut.
Pedagang antar pulau tersebut membawa rumput laut kering kepada eksportir di kota-
kota pelabuhan seperti eksportir-eksportir di Ujung Pandang, Ambon, Surabaya,
Denpasar, Jakarta dan di kota pelabuhan lainnya
Permitaan pasaran dunia terhadap rumput laut saat ini sedang dalam keadaan
krisis sehingga terjadi kegoncangan-kegoncangan harga yang meresahkan masyarakat
nelayan. Tampak juga spekulasi-spekulasi dari para pedagang yang ternyata tidak
menguntungkan. Hal ini perlu mendapat perhatian pemerintah di tingkat pusat.
Dari subsistem yang berperan penting dalam komoditi rumput laut adalah riset
and development.karena pengembangan rumput laut masih terdapat kendala.Selama
Indonesia masih tergantung pada hasil panen dari alam sehingga Indonesia belum dapat
bersaing dipasar internasional.
Analisis SWOT
Strengths
Weaknesses
Salah satu jenis rumput laut yang telah dibudidayakan secara intensif “eucheuma
cottonii” yang menghasilkan dodol, diolah dengan menggunakan bahan dasar rumput
laut.produk ini sangat spesifik dan telah memiliki pangsa pasar yang cukup luas, tapi
karena keterbatasan teknologi dan budidaya dodol yang belum memasyarakat sehingga
mutu dari dodol tesebut kurang baik,antara lain dari segi plastisitas,kepadatan, daya awet
dan pengemasan.
Opportunities
94
Sehingga bagaimana usaha untuk meningkatkan budidaya dan produksinya, sehingga
setiap tempat yang berpotensi dapat dimanfaatkan secara optimal. Indonesia harus yakin
bahwa mampu memproduksi berbagai produk primer dan sekunder dari rumput laut yang
cukup berlimpah di perairan kita sendiri, bahkan dengan mutu yang baik (Internasional)
yang mampu menyaingi produk impor.
threats
Dimasa yang akan datang persaingan rumput laut dunia semakin ketat sehingga
apabila tidak diantisifasi dengan baik maka Indonesia akan kalah bersaing dengan
Filipina yang pemerintahannya sangat serius dalam membantuproduksi rumput laut.
Segmen pasar
Segmen pasar yang dituju Indonesia yaitu pasar domestic dan internasional
Positioning
-produk
Produk rumput laut digunakan juga dalam industri pangan seperti pembuatan
jelly, minuman dan makanan ringan, sosis, selai anggur dan pakan binatang piaraan.
Sedangkan pada industri non pangan seperti industri suspensi,digunakan untuk : cairan
pembersih, pelapis keramik, industri kertas, pencetakan tekstil dan karpet serta farmasi
dan kosmetika
-pricing
Harga rumput laut masih ditentukan oleh eksportir karena rumput laut yang dibeli
eksportir belum memenuhi standar ekspor. Demikian juga harga rumput laut masih
dipengaruhi dan ditentukan para importir, karena sampai saat ini ada tiga importir besar
di dunia yang menguasai pasaran yaitu Marine Colloids INc. dari USA Pierrefitte Auby
dari Perancis dan The Copenhagen Pectin Factory dan Denmark. Ekspor rumput laut
pada umumnya lewat agen-agen mereka di Singapura, sehingga memperpanjang lagi
rantai pemasaran yang telah ada di Indonesia. Harga ekspor rumput laut dari Indonesia
berkisar US $ 425 - US $ 500/ton FOB atau sekitar Rp. 5000 - Rp. 10000, - per kg.
-place
Rumput laut di Indonesia sebagian besar dihasilkan di perairan Maluku dan Nusa
Tenggara Timur
-promotion
95
Nelayan atau petani rumput laut menjual rumput laut hasil panen dari alam atau
budidaya kepada pedagang lokal (pedagang di kecamatan). Kemudian oleh pedagang
lokal dijual kepada pedagang antar pulau yang kadang-kadang merupakan perwakilan
eksportir yang ditempatkan di sentra-sentra produksi rumput laut. Pedagang antar pulau
tersebut membawa rumput laut kering kepada eksportir di kota-kota pelabuhan seperti
eksportir-eksportir di Ujung Pandang, Ambon, Surabaya, Denpasar, Jakarta dan di kota
pelabuhan lainnya. Pemasaran rumput laut ke luar negeri melalui Surabaya yang
selanjutnya dikirim ke Jepang, Denmark dan Perancis. Disamping itu ada pula yang
langsung pemasarannya dari Bali ke Jepang.
potensi eksport
Prospek usaha rumput laut di masa mendatang cukup baik dan memberikan
harapan. Sebagai contoh, permintaan dunia terhadap Eucheuma dari tahun ke tahun
cenderung meningkat. Bahkan permintaan dunia untuk jenis Eucheuma di- taksir dapat
mencapai 10 kali produksi alami. Tiga perusahaan industri carrageenan terbesar didunia
(USA, Denmark dan Prancis) setiap tahunnya membutuhkan rumput laut sebanyak
20.000 ton sedangkan yang tersedia di pasaran dunia hanya 18.000 ton/tahun.
Ekspor rumput laut dari Indonesia pada tahun 1999 – 2004rata-rata 1950 ton per
tahun dengan nilai US $ 258.000. Volume ekspor tersebut dari tahun ke tahun selalu
berubah-ubah. Pada tahun 1997 dan 1998 ekspor rumput laut dari Indonesia mencapai
3.700 ton, setelah itu menurun dan pada tahun 2000 hanya 596 ton ; akan tetapi pada
tahun berikutnya meningkat lagi dan pada tahun 2003 mencapai 3.000 ton.
96
Salah satu saingan rumput laut dipasar eksort adalah filipina.produksi rumput laut
di filipina sudah dibudidayakan secara intensif sedangkan di Indonesia masih tergantung
dari hasil panen dari alam.
kualitas rumput laut dan rantai pemasaran mempengaruhi harga yang diterima
pemetik rumput laut. Harga rumput laut di sentra produksi dapat ditingkatkan dengan
meningkatkan kualitas dan atau memperpendek rantai pemasaran. Kualitas dapat
ditingkatakan dengan melakukan usaha budidaya atau kultivasi dan penanganan lepas
panen yang baik. Rantai pemasaran dapat diperpendek dengan mengikutsertakan atau
melibatkan KUD yang berperan sebagai pengumpul sekaligus penyalur ke eksportir. Dan
untuk mendorong usaha budidaya perlu adanya penyuluhan cara-cara budidaya rumput
laut dan penanganan lepas panennya oleh tenaga penyuluh yang terampil, dan juga
pemberian pinjaman modal oleh pemerintah kepada para petani rumput laut dengan
bunga modal yang rendah.
Karakteristik
Eucheuma Gelidium Gracilaria Hypnea
- Kadar air makas (%) 32 15 25 20
- Benda asing maks (%) 5 5 5 5
- Bau spesifik spesifik spesifik spesifik
rumput laut rumput laut rumput laut rumput laut
Keterangan : Benda asing: rumput laut lainnya, garam, pasir, karang dan kayu (ranting)
Lemak : 0,08
Abu : 1,5 %
97
Komoditi Kopi
DOSEN PENGASUH :
DR. Johanes, SE, M.Si
Novita Sari, SE
Kelompok 6:
1. Ricky Harrahap (C1B006035)
2. Monica tri O (C1B006021)
3. Emy Hayati (C1B006005)
4. Meryantina (C1B006010)
JURUSAN Manajemen
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS JAMBI
2008
BAB I
PENDAHULUAN
Sejarah kopi dapat ditelusuri jejaknya dari sekitar abad ke-9, di dataran tinggi
Ethiopia. Dari sana lalu menyebar ke Mesir dan Yaman, dan kemudian pada abad
limabelas menjangkau lebih luas ke Persia, Mesir, Turki dan Afrika utara.
Pada awalnya kopi kurang begitu diterima oleh sebagian orang. Pada tahun 1511,
karena efek rangsangan yang ditimbulkan, dilarang penggunaannya oleh para imam
konservatif dan othodoks di majelis keagamaan di Makkah. Akan tetapi karena
popularitas minuman ini, maka larangan tersebut pada tahun 1524 dihilangkan atas
perintah Sultan Selim I dari Kesultanan Utsmaniyah Turki. Di Kairo, Mesir, larangan
yang serupa juga disahkan pada tahun 1532, di mana kedai kopi dan gudang kopi ditutup.
98
Dari dunia Muslim, kopi menyebar ke Eropa, di mana minuman ini menjadi
populer selama abad ke-17. Orang Belanda adalah yang pertama kali mengimpor kopi
dalam skala besar ke Eropa, dan pada suatu waktu menyelundupkan bijinya pada tahun
1690, karena tanaman atau biji mentahnya tidak diijinkan keluar kawasan Arab. Ini
kemudian berlanjut pada penanaman kopi di Jawa oleh orang Belanda.
Ketika kopi mencapai kawasan koloni Amerika, pada awalnya tidak sesukses di
Eropa, karena dianggap kurang bisa menggantikan alkohol. Akan tetapi, selama Perang
Revolusi, permintaan terhadap kopi meningkat cukup tinggi, sampai para penyalur harus
membuka persediaan cadangan dan menaikkan harganya secara dramatis; sebagian hal ini
karena didasari oleh menurunnya pesediaan teh oleh para pedagang Inggris. Minat orang
Amerika terhadap kopi bertumbuh pada awal abad ke-19, menyusul terjadinya perang
pada tahun 1812, di mana akses impor teh terputus sementara, dan juga karena
meningkatnya teknologi pembuatan minuman, maka posisi kopi sebagai komoditas
sehari-hari di Amerika menguat.
Berikut beberapa point dan manfaat dari secangkir minuman yang bernama kopi,
yang berhasil kami rangkum dari berbagai sumber :
Kafein yang terkandung didalam kopi adalah zat kimia yang berasal dari tanaman
yang dapat menstimulasi otak dan sistem saraf. Kafein tergolong jenis alkaloid
yang juga dikenal sebagai trimetilsantin. Selain pada kopi, kafein juga banyak
ditemukan dalam minuman teh, cola, coklat, minuman berenergi (energy drink),
cokelat, maupun obat-obatan.
Kafein membantu Anda untuk bisa berpikir lebih cepat. Cobalah mengkonsumsi
kopi atau teh 15 menit atau 30 menit sebelum Anda melakukan wawancara
pekerjaan atau memberikan presentasi pada atasan. Hasilnya mungkin akan cukup
lumayan, karena kafein yang terdapat pada kopi atau teh terbukti mampu
memberikan ’sinyal’ pada otak untuk lebih cepat merespon dan dengan tangkas
mengolah memori pada otak.
Kafein mencegah gigi berlubang. Cobalah untuk meminum secangkir kopi hangat
atau teh hangat sesaat setelah Anda mengkonsumsi cookies, cake coklat yang
lezat, permen rasa buah atau sepotong roti manis. Joe Vinson, Ph.D., dari
University of Scranton menjelaskan bahwa kafein yang terdapat dalam minuman
ini ternyata sangat tangguh memberantas bakteri penyebab gigi berlubang.
Kafein mengurangi derita sakit kepala. Penelitian menemukan kafein yang
terdapat dalam kopi atau teh (dalam jumlah tertentu) sanggup menolong
mengobati sakit kepala. Menurut Seimur Diamond, M.D., dari Chicago’s
Diamond Headache Clinic. Penderita migrain dalam kategori ringan dapat
disembuhkan dengan secangkir kopi pekat atau secangkir black tea. Jadi, sebelum
mengkonsumsi obat cobalah dulu sembuhkan sakit kepala Anda dengan minuman
berkafein.
Kafein bisa melegakan napas penderita asma dengan cara melebarkan saluran
bronkial yang menghubungkan kerongkongan dengan paru.
Kafein dapat membuat badan tidak cepat lelah, bisa melakukan aktifitas fisik
lebih lama, di perkirakan karena kafein membuat “bahan bakar” yang dipakai otot
lebih lama.
Kafein bisa meningkatkan rasa riang, membuat kita merasa lebih segar dan
energik.
Perempuan yang minum dua cangkir kopi atau lebih per hari dapat mengurangi
risiko terkena pengeroposan tulang (osteoporosis).
Kopi dapat meningkatkan penampilan mental dan memori karena kopi dapat
merangsang banyak daerah dalam otak yang dapat mengatur tetap terjaga,
rangsangan, mood dan konsentrasi. Penelitian di Universitas Arizona ditemukan
bahwa orang dewasa yang minum kopi sebelum test memori menunjukkan
perkembangan yang signifikan dibanding mereka yang minum kopi tanpa kafein.
99
Kafein dapat menangkal radikal bebas dan menghancurkan molekul yang dapat
merusak sel DNA.
Kafein juga melindungi jantung dan kanker.
Untuk mengurangi risiko pengidapan diabetes mulailah meminum kopi.
Seseorang yang minum kopi lebih dari enam cangkir sehari berisiko rendah
terserang diabetes dibanding dengan orang yang tidak minum kopi sama sekali.
Demikian simpulan sebuah riset skala besar yang dilakukan pada 80 ribu orang
selama 18 tahun di AS.
Parkinson jarang ditemukan pada orang yang minum kopi secara teratur. Sebuah
riset menyimpulkan penyakit ini justru ditemukan pada pria yang tidak minum
kopi tiga kali lebih banyak daripada pria penikmat kopi.
Minum kopi membuat sperma “berenang” lebih cepat dan mampu
meningkatkan kesuburan pria. Hal ini diumumkan para ilmuwan Brasil dalam
pertemuan “American Society for Reproductive Medicine” di San Antonio,
dimana pembicaraan utama berkisar pada efek obat-obatan terhadap
kesuburankaum adam.
BAB II
PEMBAHASAN
Dengan luas tanaman sekitar 1,2 juta ha dengan kemungkinan perluasan tanaman
kopi rakyat yang masih bisa terjadi di tahun mendatang. Produk kopi dapat mencapai
sekitar 450.000-500.000 ton serahun sampai akhir dasawarsa 1990-2000 ini. Ekspor kopi
sekitar 400.000-425.000 ton serahun bisa diperhitungkan.
Masalah yang di perkirakan akan di hadapi oleh perkopian Indonesia untuk tahun
mendatang di antaranya :
Produksi kopi biji rakyat yang belum terlepas dari praktik yang kurang
pemeliharaan kebun, kebiasaan manipulasi mutu kopi biji yang merusak mutu
kopi Indonesia.
Belum meningkatnya kemampuan untuk lebih besar menyediakan kopi arabika
untuk ekspor maupun kepentingan untuk pabrik-pabrik kopi di dalam negri
Tidak jelasnya kebijaksanaan nasional di bidang perkopian, di bidang
pengembangan industri, mengenai pengolahan hasil dan penerapan standar mutu
di tingkat desa penghasil kopi biji
Ketrampilan profesional dan disiplin usaha yang masih belum dimiliki oleh
pelaku-pelaku di sepanjang mata rantai tataniaga kopi, terutama menampung hasil
kopi kebun rakyat.
100
kurang 15 hari. Penjemuran di tanah akan menybabkan rasa bau tanah yang akan
merusak mutu. Perlu di lakukan sortasi untuk membuang kotoran biji-biji cacat
dan biji pecah perlu di masyarakatkan untuk produksi biji kopi yang bermutu
baik.
Demand
Dari jenis kopi yang diproduksi, kopi Arabika merupakan bagian terbesar ( sekitar 70%)
dari total produksi dan 30% sisanya adalah kopi Robusta. Trend produksi kopi dunia
cenderung mengalami kenaikan. Produksi tertinggi terjadi pada tahun 1991/92, yaitu
lebih kurang 6 juta ton. Rata-rata produksi kopi dunia adalah 5,6 juta ton per tahun.
Negara produsen kopi terbesar adalah Brasil dengan produksi rata-rata 1,6 juta ton
per tahun, Colombia dengan produksi rata-rata 800 ribu ton per tahun dan Indonesia pada
urutan ketiga produsen kopi dunia, dengan produksi rata-rata 500 ribu ton per tahun.
Supplay
Suplai kopi dunia akan mengalami defisit 5,9 juta karung – satu karung ekuivalen
60 kg. Itulah hasil survei yang dilakukan Reuters terhadap analis kopi dunia yang
dilaporkan baru-baru ini. Defisit itu dipicu oleh tingginya konsumsi kopi dunia
sebesar 111,9 juta karung sedangkan produksi dunia rata-rata 106 juta karung
pada 2003.
Potensi Ekspor
Sejak tahun 1984 ekspor kopi Indonesia menduduki nomor tiga tertinggi setelah
Brasilia dan Kolombia. Bahkan, untuk ekspor kopi robusta, Indonesia menduduki
peringkat pertama dunia. Tahun 1997, posisi Indonesia bergeser menjadi
peringkat empat, tergeser Vietnam. “Pergeseran ini terjadi karena persaingan ketat
antar produsen kopi dan kelengahan Indonesia dalam mengamati posisinya di
pasar kopi internasional”.
Ekspor kopi yang dilakukan oleh negara-negara anggota pengekspor ICO selama
periode 1991/92 – 1996/97 hanya sedikit mengalami kenaikan, yaitu rata-rata
0,23% per tahun. Kenaikan inipun hanya terjadi pada masa 2 tahun terakhir
setelah pulihnya panen diberbagai negara produsen yang sebelumnya mengalami
kegagalan panen akibat kekeringan pada tahun 1994/95. Rata-rata ekspor selama
periode tersebut adalah lebih kurang 4,5 juta ton. Ekspor tertinggi tercatat pada
tahun 1996/97 sebesar 4,9 juta ton sedangkan terendah terjadi pada tahun 1994/95
yaitu sebesar 4 juta ton.
Peningkatan ekspor kopi olahan relatif lebih tinggi dari pada bentuk kopi lainnya.
Pada tahun 1991/92 total volume ekspor kopi olahan baru mencapai 1,62 juta ton,
dengan cepat meningkat menjadi 2,64 juta ton pada tahun1996/97, atau hampir
dua kali lipat dalan kurun waktu 5 tahun. Pasar kopi olahan ini lebih banyak
101
dikuasai Brasil dan Colombia masing-masing dengan pangsa pasar 58% dan 12%,
sedangkan Indonesia baru 1,3%. Dalam hal ekspor kopi olahan, pangsa pasar
Ecuador, India dan Ivory Coast masing-masing 8,6 %, 7,2 % dan 6,7 % jauh lebih
besar dari pada pangsa Indonesia.
Farming System
1) Penanaman
Penanamam bibit di lubang-lubang tanaman yang telah di siapkan perlu di lakukan
dengan hati-hati agar perakaran bibit tanaman tidak rusakm untuk mencegah agar tidak
terjadi genangan air di lubang tanaman, permukaan tanah tenpat penanaman kopi harus di
bikin cenbung. Di anjurkan untuk memberikan tanaman serasah di sekitar tanaman dan
untuk tanah yang keadaan nya miring di perlukan penanaman tunbuhan penutup tanah
untuk mencegah erosi.
2) Pemeliharaan
Guna memperoleh hasil yang baik perlu di lakukan pemeliharaan tanaman secara
intensif. Perakaran tanaman kopin relatif dangkal dan memerlukan struktur tanah yang
terjaga baik dengan bahan-bahan organik, tata air maupun tata udara tanahnya.
Pemupukan
Pemupukan tanaman perlu dilakukan agar persediaan hara dalan tanah tetap
terjamin, untuk kepentingan pertumbuhan vegetatif tanaman kopi maupun untuk
prmbentukan buah.
Untuk pemupukan secara tepat dan menghindarkan pemborosan penggunaan
pupuk di perlukan analisa tanah dan analisa daun dengan percobaan di lapangan.
Pemupukan yang intensif akan berpengaruh pada ukuran biji kopi yang lebih besar
Dan mendasari hasil kebun yang baik. Dosis pupuk harus di sesuaikan dengan keadaan
kebun, kesuburan tanah maupun umr tanaman. Di anjurkan pula menggunakan pupuk
majemuk dan di lakukan secara cermat sesuai dengan kebutuhan tanaman. Diawal musim
hujan misalnya tanaman lebih memerlukan unsur N untuk pertunbuhan vegetatif dan
unsur P untuk pembentukan akar. Pada akhir musim hujan tanaman memerlukan banyak
unsur K untuk memasakkan buah kopi. Pemupukan dianjurkan setelah pohon kopi di
pangkas dan di lakukkan pada lingkar piringan pohon kopi agar pupuk dapat di serap
secara maksimal oleh akar serabut tanaman kopi.
Pemangkasan
Pemangkasan tanaman di perlukan agar tanaman tidak tumbuh terlalu tinggi dan
supaya merangsang prtumbuhan cabang-cabang yang di perlukan untuk pembentukan
buah. Pemangkasan juga di tujukan untuk memperoleh cahaya matahari ke batang dan
cabang tanaman guna merangsang pembentukan bunga serta memperlancar peredaran
udara yang akan membantu penyerbukan bunga-bunga tanaman kopi. Pemangkasan
tanaman untuk membuang cabang buah yang kurang produktif dan cabang yang terserang
penyakit agar tidak terus menjadi sumber gangguan kebun. Pemangkasan ini dilakukkan
setelah 2-3 kali berbuah. Pada tanaman berbatang ganda pemangkasan pohon ditujukan
untuk pembentukan tanggul penyanggah yang kuat untuk menumbuhkan beberapa
batang. Ini dapat dilakukan dengan bebarapa cara yaitu :
Memelihara beberapa wiwilan pada pangkal batang pohon.
Mencondongkan batang pohon atau menanam batang pokok dengan arah miring
Merundukkan batang pokok atau dengan jalan menanggul batang
102
Panen
Buah kopi arabika umumnya akan matang setelah 8 bulan dari saat pembuahaan
dan kopi robusta matang stelah 10 bulan dari saat pembuahaan.Buah kopi yang matang
dipohon berwarna merah pada kulit buahnya dan matang tidak dalam waktu yang
serentak, walaupun berasal dari dongkolan buah ataupun dari cabang yang sama.
Buah kopi yang dipetik matang akan menghasilkan biji kopi yang lezat dan
beraroma khas minuman kopi.Biji-biji kopi dari buah yang terptik mudah dan belum
matang akan menghasilkan biji-biji kopi yang kriput selagi dikeringkan dan menjadi biji-
biji hitam. Biji-biji keriput dan biji-biji hitam trgolong biji-biji cacat dan sangat merusak
cita rasa kopi seduhannya. Maka sangat diperlukan cara pmetikan secara racutan karena
buah-buah yang blum matang dan masih berwarna hijau akan turut terpetik.
Processing
Biji kopi yang sudah siap diperdagangkan adalah berupa biji kopi kering yang sudah
terlepas dari daging buah, kulit tanduk dan kulit arinya, butiran biji kopi yang emikian ini
disebut kopi beras (coffca beans) atau market koffie. Kopi beras berasal dari buah kopi
basah yang telah mengalami beberapa tingkat proses pengolahan. Secara garis besar dan
berdasarkan cara kerjanya, maka terdapat dua cara pengolahan buah kopi basah men.iadi
kopi beras, yaitu yang disebut pengolahan buah kopi cara basah dan cara kering.
Pengolahan buah kopi sccara basah biasa disebut W.I..B. (West lndische Bereiding),
sedangkan pengolahan cara kering biasa disebut O.I.B (Ost Indische Bereiding).
Perbedaan pokok dari kedua cara tersebut diatas adalah pada cara kering pengupasan
daging buah, kulit tanduk dan kulit ari dilakukan setelah kering (kopi gelondong),
sedangkan cara basah pengupasan daging buah dilakukan sewaktu masih basah.
Marketing
Biasanya kopi diperdagangkan dalam bentuk kopi beras dengan kadar air 13 %
sebagian kopi ini akan dipasarkan dalam negeri dan sebagian besar lainnya
diekspor.Rantai pemasaan kopi dari petani atau perkebunan bisa melalui bermacam-
macam jalur. Petani dapat nenasarkan kopi secara bebas dalam bentuk kopi beras atau
bentuk basah ke asosiasi petani kopi atau langsung ke pedagang
pengumpul,selanjutnya pedagang pengumpul akan memasarkan kopi beras ke
pedagang besar atau langsung ke eksportir dan perusahaan kopi bubuk,syaratnya kopi
harus bermutu baik dan sudah disortasi sehingga memenuhi syarat mutu yang di
tentukan.Tujuan dari kopi Indonesia sendiri adalah negara AS,Jerman,dan Jepang.
2.4 Sub system yang paling berperan dari permasalahan komoditi.
Dari subsystem agribisnis yang paling berperan yaitu marketing atau
pemasarannya.Indonesia belum bisa memanfaatkan jenis produk dan negara
pengimpor yang sedang tumbuh permintaannya.Selain itu, Indonesia juga kalah
bersaing dengan negara pengekspor kopi lainnya.
BAB III
PENGEMBANGAN KOMODITI
Lima faktor yang menjadi KEKUATAN bagi pengembangan agribisnis Kopi adalah:
a. Ketersediaan lahan yang didukung oleh keunggulan komparatif kondisi agroekologi
b. Sifat unggul buah Kopi untuk pasar regional dan nasional
c. Ketersediaan SDM dan masyarakat untuk mendukung hutan-rakyat Kopi yang
unggul
103
d. Sarana /prasarana dan kelembagaan penunjang yang komitmennya tinggi terhadap
perhutanan Kopi dan industri pengolahannya
e. Potensi pasar yang sangat besar.
Weaknesses
Opportunities
Threats
Segmen Pasar
Segmen pasar yang dituju dari kopi Indonesia antara lain Jepang, Malaysia,
Kanada, Perancis, dan Inggris masih terbuka. Negara Jepang, Malaysia dan Rusia
merupakan pasar yang potensial untuk meningkatkan volume ekspor kopi terlarut
dari Indonesia.
Positionong
Postioning yag terjadi saat ini,Indonesia menempati penegexport kopi nomor 4
setelah Brazil, Kolumbia dan Vietnam. Indonesia memenuhi kebutuhan kopi baik
untuk dalam negeri maupun internasional.
3.2 Bauran Pemasaran
Produk
Produk utama yang dihasilkan kopi yaitu kopi bubuk, dari kopi bubuk ini dapat
dibuat macam-macam kopi olahan, seperti kopi instan yang telah banyak dibuat
oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia.
Price
Harga kopi diIndonesia sangat dipengaruhi oleh fluktuasi harga kopi internasional
dan nilai tukar rupiah terhadap AS.Saat Indonesia dilanda krisis ekonmi dimana
melalui tukar rupiah melemah terhadap dolar AS., menyebabkan harga kopi
domestik melambung tinggi walaupun harga kopi Internasional merosot tajam.
Place
Tempat yang menjadi tujuan ekspor kopi Indonesia adalah AS, Jerman dan
Jepang.Daerah penghasil kopi terbear di Indonesia adalah Lampung, Sumatra
Utara dan Bengkulu.
Promotion
104
Saat ini kopi produksi Indonesia menguasai 20% pasar Eropa, tetapi masyarakat
di Eropa selama ini belum banyak yang mengetahui kopi yang dikonsumsi adalah
produksi Indonesia karena kurangnya promosi. Mestinya pemerintah dan swasta
lebih giat melakukan promosi, sehingga penetrasi pasar lebih mudah, seperti yang
dilakukan pemerintah dan kalangan swasta produsen kopi dunia lainnya.
105