Professional Documents
Culture Documents
NYERI
Disusun oleh :
Ghariza Puspa Dinia
G1A208023
Dokter Penguji :
dr. Johny H. P. Silalahi, Sp.B, FinaCS
2010
LEMBAR PENGESAHAN
PAPER
NYERI
Disusun sebagai tugas dalam ujian mayor stase Bedah di Bagian Bedah
RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto Fakultas Kedokteran dan
Ilmu-Ilmu Kesehatan
Universitas Jenderal Soedirman
Purwokerto
Disusun oleh :
Ghariza Puspa Dinia
G1A208023
Dokter Penguji,
Menurut International Association for Study of Pain (IASP), nyeri adalah sensori
subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan
terjadinya kerusakan.
rangsang nyeri. Organ tubuh yang berperan sebagai reseptor nyeri adalah ujung
syaraf bebas dalam kulit yang berespon hanya terhadap stimulus kuat yang secara
reseptor nyeri (nosireceptor) ada yang bermielien dan ada juga yang tidak
bagaian tubuh yaitu pada kulit (Kutaneus), somatik dalam (deep somatic), dan
pada daerah viseral, karena letaknya yang berbeda-beda inilah, nyeri yang timbul
a. Nosireceptor kutaneus berasal dari kulit dan sub kutan, nyeri yang berasal
dari daerah ini biasanya mudah untuk dialokasi dan didefinisikan. Reseptor
m/det) yang terdapat pada daerah yang lebih dalam, nyeri biasanya
b. Struktur reseptor nyeri somatik dalam meliputi reseptor nyeri yang terdapat
pada tulang, pembuluh darah, syaraf, otot, dan jaringan penyangga lainnya.
c. Reseptor nyeri jenis ketiga adalah reseptor viseral, reseptor ini meliputi
organ-organ viseral seperti jantung, hati, usus, ginjal dan sebagainya. Nyeri
yang timbul pada reseptor ini biasanya tidak sensitif terhadap pemotongan
meskipun tidak ada satu teori yang menjelaskan secara sempurna bagaimana nyeri
Fisiologi Nyeri :
rendah yang terjadi pada jaringan yang meradang , stimulus panas diatas
sehingga nyeri ini, atau proses ini, tidak dipengaruhi oleh penghambat
enzim COX-2.
2. Transmisi, dalam proses ini terlibat tiga komponen saraf yaitu saraf
hubungan timbal balik antara thalamus dan cortex. Ada dua jenis transmisi
saraf :
sel. Ciri jenis transmisi itu adalah (i) proses berlangsung cepat dan (ii)
membrane post-sinaps. Ciri transmisi cara ini adalah (i) lambat dan (ii)
3. Modulasi yaitu aktivitas saraf utk mengontrol transmisi nyeri. Suatu jaras
berupa suatu analgesic endogen. Konsep dari system ini yaitu berdasarkan
dari suatu sifat, fisiologik, dan morfologi dari sirkuit yang termasuk
koneksi antara periaqueductal gray matter dan nucleus raphe magnus dan
- Opiat endogen
- Serotonergik
- Noradrenergik (Norepinephric)
kultur seseorang.
perasaan subyektif dari nyeri sama sekali belum jelas. bahkan struktur otak
menjadi sadar akan adanya suatu nyeri, maka akan terjadi suatu reaksi
Fase ini dimulai pada saat dimana nosiseptor telah mengirimkan sinyal
kesadaran dan afek. Sinyal ini kemudian dilanjutkan ke area limbik. Area
ini mengandung sel sel yang bisa mengatur emosi. Area ini yang akan
emosi.
nosireseptor dapat menghasilkan rangsang nyeri. Sampai saat ini dikenal berbagai
teori yang mencoba menjelaskan bagaimana nyeri dapat timbul, namun teori
Teori gate control dari Melzack dan Wall (1965) mengusulkan bahwa
impuls nyeri dapat diatur atau dihambat oleh mekanisme pertahanan di sepanjang
sistem saraf pusat. Teori ini mengatakan bahwa impuls nyeri dihantarkan saat
sebuah pertahanan dibuka dan impuls dihambat saat sebuah pertahanan tertutup.
Suatu keseimbangan aktivitas dari neuron sensori dan serabut kontrol desenden
Apabila masukan yang dominan berasal dari serabut beta-A, maka akan menutup
mekanisme pertahanan. Diyakini mekanisme penutupan ini dapat terlihat saat
berasal dari serabut delta A dan serabut C, maka akan membuka pertahanan
tersebut dan klien mempersepsikan sensasi nyeri. Bahkan jika impuls nyeri
dihantarkan ke otak, terdapat pusat kortek yang lebih tinggi di otak yang
endorfin dan dinorfin, suatu pembunuh nyeri alami yang berasal dari tubuh.
sangat berbeda terhadap nyeri yang berlangsung selama beberapa menit atau
menjadi kronis. Nyeri dapat menyebabkan keletihan dan membuat individu terlalu
letih untuk merintih atau menangis. Pasien dapat tidur, bahkan dengan nyeri
hebat. Pasien dapat tampak rileks dan terlibat dalam aktivitas karena menjadi
Fase ini mungkin bukan merupakan fase yg paling penting, karena fase
ini bisa mempengaruhi dua fase lain. Pada fase ini memungkinkan seseorang
belajar tentang nyeri dan upaya untuk menghilangkan nyeri tersebut. Peran
perawat dalam fase ini sangat penting, terutama dalam memberikan informasi
pada klien.
Fase ini terjadi ketika klien merasakan nyeri. karena nyeri itu bersifat
Toleraransi terhadap nyeri juga akan berbeda antara satu orang dengan orang
lain. orang yang mempunyai tingkat toleransi tinggi terhadap nyeri tidak akan
terhadap nyerinya rendah akan mudah merasa nyeri dengan stimulus nyeri
kecil. Klien dengan tingkat toleransi tinggi terhadap nyeri mampu menahan
orang yang berbeda merasakan tingkat nyeri dari stimulus yang sama. Kadar
merasakan nyeri dan individu dengan sedikit endorfin merasakan nyeri lebih
besar.
ekspresi wajah, vokalisasi dan gerakan tubuh. Ekspresi yang ditunjukan klien
klien sedikit mengekspresikan nyerinya, karena belum tentu orang yang tidak
Fase ini terjadi saat nyeri sudah berkurang atau hilang. Pada fase ini
klien masih membutuhkan kontrol dari perawat, karena nyeri bersifat krisis,
A. Respon Psikologis
nyeri yang terjadi atau arti nyeri bagi klien. Pemahaman dan pemberian arti
lalu dan juga faktor sosial budaya. Arti nyeri bagi setiap individu berbeda-
4) Penyakit baru
6) Peningkatan ketidakmampuan
7) Kehilangan mobilitas
8) Menjadi tua
9) Sembuh
12) Tantangan
e) Diaphoresis
g) Dilatasi pupil
h) Penurunan motilitas GI
b) Otot mengeras
1) Usia
respon nyeri pada anak. Pada orang dewasa kadang melaporkan nyeri jika
adalah hal alamiah yang harus dijalani dan mereka takut kalau mengalami
2) Jenis kelamin
Gill (1990) mengungkapkan laki-laki dan wnita tidak berbeda secara
(ex: tidak pantas kalo laki-laki mengeluh nyeri, wanita boleh mengeluh
nyeri).
3) Kultur
4) Makna nyeri
5) Perhatian
6) Ansietas
seseorang cemas.
Seseorang yang pernah berhasil mengatasi nyeri dimasa lampau, dan saat
ini nyeri yang sama timbul, maka ia akan lebih mudah mengatasi nyerinya.
Mudah tidaknya seseorang mengatasi nyeri tergantung pengalaman di
8) Pola koping
mengatasi nyeri.
V. INTENSITAS NYERI
oleh individu, pengukuran intensitas nyeri sangat subjektif dan individual dan
kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan sangat berbeda oleh dua
orang yang berbeda oleh dua orang yang berbeda. Pengukuran nyeri dengan
tubuh terhadap nyeri itu sendiri. Namun, pengukuran dengan tehnik ini juga tidak
dapat memberikan gambaran pasti tentang nyeri itu sendiri (Tamsuri, 2007).
0 :Tidak nyeri
dengan baik.
lokasi nyeri, tidak dapat mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih
berkomunikasi, memukul.
sebagai yang ringan, sedang atau parah. Namun, makna istilah-istilah ini berbeda
bagi perawat dan klien. Dari waktu ke waktu informasi jenis ini juga sulit untuk
dipastikan.
Skala deskritif merupakan alat pengukuran tingkat keparahan nyeri yang
merupakan sebuah garis yang terdiri dari tiga sampai lima kata pendeskripsi yang
tersusun dengan jarak yang sama di sepanjang garis. Pendeskripsi ini diranking
dari “tidak terasa nyeri” sampai “nyeri yang tidak tertahankan”. Perawat
menunjukkan klien skala tersebut dan meminta klien untuk memilih intensitas
nyeri trbaru yang ia rasakan. Perawat juga menanyakan seberapa jauh nyeri terasa
paling menyakitkan dan seberapa jauh nyeri terasa paling tidak menyakitkan. Alat
nyeri. Skala penilaian numerik (Numerical rating scales, NRS) lebih digunakan
sebagai pengganti alat pendeskripsi kata. Dalam hal ini, klien menilai nyeri
dengan menggunakan skala 0-10. Skala paling efektif digunakan saat mengkaji
1992).
Skala analog visual (Visual analog scale, VAS) tidak melebel subdivisi.
VAS adalah suatu garis lurus, yang mewakili intensitas nyeri yang terus menerus
dan pendeskripsi verbal pada setiap ujungnya. Skala ini memberi klien kebebasan
mengidentifikasi setiap titik pada rangkaian dari pada dipaksa memilih satu kata
Skala nyeri harus dirancang sehingga skala tersebut mudah digunakan dan
Skala deskritif bermanfaat bukan saja dalam upaya mengkaji tingkat keparahan
menggunakan setelah terapi atau saat gejala menjadi lebih memburuk atau menilai
Ada dua cara impuls diteruskan ke CNS. Sinyal yang berasal dari
dengan kecepatan 30 m/s (jaras nyeri cepat). Impuls dari plimodal akan
melalui serat C yang tidak bermielin, dengan kecepatan 12m/s (jaras pelan).
Saat terisis atau terbakar, akan terasa nyeri yang berdenyut awalnya yang
kemudian akan muncul rasa tidak sakit yang tidak enak. Nyeri yang dirasakan
pendek, tajam, menusuk, dan mudah dilokalisasi, itulah nyeri jaras cepat dari
nocireseptor mekanik dan thermal. Perasaan ini akan diikuti dengan sakit
yang tumpul, sukar dilokalisasi dan bertahan untuk waktu yang relatif lama
dan lebih tidak enak. Itulah jaras nyeri lambat, yang diaktivasi oleh
bradikinin. Kimia yang berperan dalam proses peradangan ini juga bisa
dan fascia menyebabkan nyeri somatik dalam. Nyeri visceral dihasilkan dari
stimulasi nocireseptor di organ visceral. Jika nyeri visceral tersebut diffuse,
ada kemungkinan itu tanda bahaya karena mungkin disebabkan oleh ischemia
organ dalam. Misalnya batu ginjal yang mungkin menyebabkan nyeri berat
C. Referred Pain
Pada beberapa contoh nyeri visceral, nyeri yang dirasakan di kulit atau
di kulit bagian dalam yang ada di atas organ yang distimulasi, atau bahkan di
daerah permukaan yang jauh dari organ tersebut. Itulah yang dinamakan
referred pain. Misalnya, serat sensorik dari jantung, kulit di atas jantung, dan
di sepanjang aspek medial lengan kiri akan masuk spinal cord segmen T1
sampai T5. Oleh karena itu, nyeri pada serangan jantung dirasakan di kulit di
1. Nyeri Akut
Nyeri akut tidak berlangsung lama dan biasanya hilang saat perbaikan
tubuh. Traktus spinotalamikus untuk rasa nyeri cepat. Serabut rasa nyeri
cepat tipe Aδ terutama dilalui oleh rasa nyeri mekanik dan rasa nyeri suhu
akut. Serabut ini berakhir pada lamina I (lamina marginalis) pada kornu
panjang yang terletak di dekat sisi lain medula spinalis dalam komisura
anterolateralis.
Beberapa serabut neospinotalamikus berakhir di daerah retikularis
batang otak, tetapi sebagian besar melewati semua jalur ke talamus tanpa
ini, sinyal akan dijalarkan ke daerah lain pada basal otak seperti juga ke
tipe Aδ. Biasanya memiliki masa kerja yang berlangsung hanya beberapa
milidetik.
2. Nyeri kronik
Sakit kronis merupakan nyeri yang masih muncul bahkan lama setelah
kronis tidak tahu apa penyebabnya. Namun, nyeri ini sering muncul pada
kondisi seperti radang sendi, fibromyalgia dan kanker. Seiring dengan rasa
tidak nyaman, sakit kronis dapat menyebabkan rendah diri, depresi dan
menjalarkan beberapa sinyal dari serabut tipe Aδ juga. Dalam jaras ini,
saraf pusat, dan substansi P berhubungan dengan rasa nyeri lambat kronik.
kebanyakan berakhir di satu dari tiga derah berikut: (1) nukleus retikularis
medula, pons, dan mesensefalon (2) area tektal dari mesensefalon dalam
rendah dari batang otak ini tampatknya penting untuk merasakan rasa nyeri
dari rasa nyeri batang otak, banyak neuron berserabut pendek yang
memancarkan sinyal nyeri naik ke intralaminar dan nukleus ventrolateral
dari talamus dan ke dalam bagian tertentu hipotalamus dan daerah basal
E. Nyeri Neuropati
perifer. Saraf tersebut adalah semua saraf selain yang ada di otak dan urat
saraf tulang belakang (perifer berarti jauh dari pusat). 8 Nyeri neuropatik
rusak, disfungsional, atau cedera. Serat saraf yang rusak ini mengirim sinyal
yang salah ke pusat-pusat rasa sakit lain. Dampak dari cedera serabut saraf
meliputi perubahan dalam fungsi syaraf baik, di tempat cedera dan daerah
sekitar cedera.
sebagai kesemutan atau seperti ditusuk paku dan jarum atau gejala nyeri lebih
seperti membakar. Nyeri saraf dapat dikaitkan dengan sejumlah kondisi medis
seperti diabetes, herpes zoster, kanker dan perawatan nya, sindrom carpal
Rasa geli dan sensasi terbakar nyeri saraf sangat berbeda dari rasa sakit
dan nyeri yang dirasakan dari nyeri otot. Nyeri otot disebabkan oleh cedera
fisik, seperti terjatuh, akan menghilang setelah cedera telah sembuh. Di sisi
lain, nyeri saraf yang mungkin tidak disebabkan oleh trauma, sering
seringkali tidak cukup kuat untuk membuat nyeri saraf pergi. Sejalan dengan
waktu, nyeri saraf dapat menyebar dari kaki bawah ke atas atau naik ke
Tidak ada obat untuk saraf rusak yang menyebabkan rasa sakit saraf.
Ada masalah psikologis yang disebabkan oleh masalah fisik. Ini adalah alasan
mengapa memilih salah satu perawatan ini tidak dianjurkan. Perlu dicoba
banyak metode.
F. Nyeri Muskuloskeletal
Otot merupakan jaringan yang peka nyeri terhadap tekanan, sayatan dan
zat kimia. Fascia, tendon dan periosteum merupakan jaringan peka yeri
terhadap tusukan, tekanan dan zat kimia iritatif sedangkan tulang- tulang
kompakta adalah kurang peka nyeri. Nyeri pada fraktur merupakan hasil dari
dipastikan apakah nyerinya karena inflamasi atau bukan. Nyeri akut karena
rangsang nosisepsi akut yang lebih jelas. Misal trauma atau karena tindakan.
- bengkak
- nyeri
- kemerahan
- panas, dan
- kekakuan
tingkah laku. Sulit dibedakan karena inflamasi atau bukan. Kadang disebut
Tamsuri, A. (2007). Konsep dan penatalaksanaan nyeri. Jakarta : EGC. Hlm 1-63
Potter. (2005). Fundamental Keperawatan Konsep, Proses dan Praktik. Jakarta:
EGC. Hlm 1502-1533.