You are on page 1of 110

ffi

UNTYERSITAS INDONESIA

DAMPAK PAPARAN BISING BAJAJ PADA PNNGEMUDIIYYA

HASIL PENELITIAN

HARI PURNAMA KERTADIKARA


3191091106

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIYERSTTAS INDONESIA


PROGRAM PEI{I}IDIKAN DOKTER SPESIALIS
BIDA}IG STUDI ILMU PEITYAKIT THT

FAKI]LTAS KEDOKTERAN UNTYERSITAS INDONESIA


r997
HALAMAN PENGESAHAN

PENELITIAN INI DIKERJAKAIT DI BAGIAN ILMU PEIVYAKIT


TELINGA HIDT]NG TENGGOROK
FAKULTAS KEDOKTERAN UMYf,RSITAS INDOI\IESIA
JAKARTA

Jakartan26 Nopember 1997

ProfesorDr. H. Hendarto Hendamin


PembimbingI BagianTHT FKUI

Dokter H. Entjep Hadjar, SpesialisTHT


PembimbingII BagianTHT FKUI
DAX"TARISI Halaman
UCAPAN TERIMAKASIH I

DAFTAR TABEL DA}I GAMBAR vu


BAB I PENDAHULUAN I
Ll. Latar belakangmasalah I
L2. Masalahpenelitian 4
L3. Hipotesispenelitian 5
I.4. Tujuanpenelitian 5
L 4 .1 .U mu m..,.......... 5
L 4 .2 .K h u zu ...............
s 5
I. 5. Manfaatpenelitian 6
BAB tI. TINJAUAN PUSTAKA 7
BAB M. METODOLOGI PENELITIAN 45
l' KerangkaKonsep 45
2. BatasanOperasional 46
3, Disaindancarapenelitian 50
4. Pengumpulandata 53
5. Rancangan
dananalisis
data.......... 54
danpenyqiianlaporanpenelitian
6. Penyusunan 55
7. Etika penelitian 55
8. Organisasipenelitian 56
BAB IV, HASIL PENELITIAN 57
BAB V. PEMBAHASA}T 7l

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARA}.{ 79

DAFTAR PUSTAKA 82

LAMPIRA}.I

l, StatusPenelitian

2. TabelInduk percontoh
UCAPAN TDRIMA KASIH

Puji dan syukur sayapanjatkankehadiratAllah SubhanahuWa Taala atas segala

rahmat dan karunia-Nya ymg dilimpatrkan kepada sayq sehingga saya dapat

penelitianyangtertuang dalam karya tulis ilmiah akhir ini. Penelitianini


menyelesaikan

dilakukangunamemenuhipersyaratandalammenyelesaikan
ProgramPendidikanDokter

Spesialis-IBidang Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorok, Fakultas Kedokteran

UniversitasIndonesia.Denganbantuandan bimbingandari berbagaipihak dan dengan

keterbatasansertakekuranganyangadapadadiri sayamakaakhirnyapenelitianini dapat

diselesaikan.

Pada kesempatanyang baik ini saya mengucapkanterima kasih yang sebesar-

besarnya kepada Dr.H. Barnbang Hermani Sp.THT sebagai Kepala Bagian THT

FKUI/RSUPNCM yang telah mendidilq memberikan birnbrngan, dukungan serta

pengarahansehubungan
denganpendidikandanpenelitiansayaini.

Kepada Dr.H. Masrin Munir Sp.THT yang semasamenjabatKepalaBagran

THT FKUI/RSUPNCM telahbanyakmemberikanbimbingarLdorongandannasihatyang

amatberharg4 makapadakesempatankn dengantulus hati sayasampaikanterima kasih

yang sebesar-besarnya.

Kepada ProfesorDr. Hj. Nurbaiti IskandarSp.THT yang semasamenjabat

Kepala Bagian TI{T FKIIIIRSUPNCM telah mengizinkan saya untuk mengilarti

pendidikan spesialisasidi Bagian TIIT FKUIIRSUPNCM dan banyak memberikan

birnbingan,dorongan dan nasihatyang sangatbermanfaat,maka pada kesempatanini

denganrendahhati sayasampaikanterimakasihyang sebesar-besarnya.


tl

Kepada Profesor Dr. H. Hendarto HendarminSp.THT, Ketua Program Studi

Bagian THT FKIIIIRSUPNCM merangkapKoordinator PusatKesehatanTelinga dan

GangguanKomunikasi, Pembimbrngpada penelitian ini yang sejak awal telah begitu

banyak memberikanbimbingan,dorongan, dukungan,nasehatserta penguahm yang

pendidikaniai, maka
begitubesardansangatberhargasehinggasayadapatmenyelesaikan

pada kesempatanini dengan rendah hati saya sampaikanterima kasih yang tidak

terhingga.

Rasa terima kasih yang setulusnyasaya sampaikanpada Dr. H. Fachri Hadjat

Sp.TTIT, Sekretaris Program Studi Bagian TI{T FKUVRSUPNCM atas semua

bimbingan,arahandandoronganyangbegituberharga.

Rasa terima kasih yang dalam dan tak terhingga saya sampaikanpada Dr. H.

Syarifuddin Sp.THT, selaku mentor saya pada pendidikanspesialisasiini yang selalu

memberikanbimbingan,arahandan nasehatyang sangatberhargasehinggasaya dapat

pendidikanini.
menyelesaikan

Ucapanterima kasih yang dalamdan setulusnyasayasampaikankepadaDr. H.

Averdi Roezin Sp.THT, selakuKoordinator Pe,nelitianBagranTI{T FKUI/RSUPNCM

atas segala bimbingan, nasehat dan dukungan yang sangat berharga selama masa

pendidikandan dalam manyelesaikantugas akhir ini. Bimbingan, atahandan nasehat

beliaupadasaatsayamenjadimahasiswaSr menimbulkanminat sayauntuk mempelajari

bidang Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorok lebih dalam.Rasaterinnakasih yang

dalam saya sampaikanpula pada Dr. H. Helmi Sp.THT sebagaiSekretarisPenelitian

BagranTI{T FKUV RSUPNCM, atas semuabimbingan,arahanserta dukunganuntuk

mengembangkan
diri
tii

Ucapan terima kasih yang setulusnya saya sampaikankepada Dr. Aswapi

Hadiwikarta Sp.THT yang semasasaya memulai pendidikandi Bagran THT FKUV

RSUPNCM menjabatsebagaiKoordinator PenelitianBagian THT FKUV RSUPNCM

dan telah banyakmembimbing,memberipetunjuk, mengarahkanserta memberinasehat

yang sangatbermanfaatselamamasapendidikansaya.

Demikian pula kepadaKoordinator PelayananMasyarakatBagranTI{T FKUV

RSUPNCM Dr. H. Hartono AbdurrachmanPh.D. Koordinator Administrasi dan

Keuangan Bagran THT FKUV RSUPNCM Dr. Hj Darnila Fachrudin Sp.THT,

KoordiantorPendidikanSr Bagian THT FKUV RSIJPNCM Dr. H, Helmi Sp.THT saya

ucapkanterima kasih yang sebesar-besarnya


atas bimbingan dan nasehatyang sangat

pendidikanini.
berhargasehinggasayadapatmenyelesaikan

Kepada KepalaSubbagian
NeurootologrDr. H. EntjepHadjar Sp.THT,terima

kasihyangtulus dan luhur sayasampaikankepadabeliauatasbimbingan,nasehat,arahan

dan dukunganyang demikianbesar dan berhargasehinggasaya dapat menyelesaikan

penelitiandanpendidikan.Ijin dankesediaanbeliauuntuk memperbolehkan


penelitianini

dilakukan di SubbagianNeurootologi sekaligus menjadi pembimbing saya dalam

penelitianini sungguhhanyaAllah yang dapatmembalasnya.

Kepada Kepala SubbagianPlastik RekonstruksiDr. H. Masrin Munir, Kepala

SubbagianOtologi Dr. H. Helmi Sp.TTIT, Kepala SubbagianLaring Faring Dr.H.

BambangHermani Sp.THT, Kepala SubbagianRhinologi Dr,Hj. DamayantiSoetjipto

Sp.THT, Kepala SubbagianEndoskopi Dr. Hj. Mariana Yuniza{ Kepala Subbagian

Alergi Imunologi Dr. Elise KasakeyanSp.THT saya sampaikanterima kasih yang

sebesar-besamya
atassegalabimbingan,nasehatdanarahannnya
selamaini.
IV

Ucapat terima kasih yang sebesar-besamya


sayasampaikankepadaseluruhstaf

pengajarBagian THT FKUI/ RSUPNCM Dr. Aswapi Hadiwikarta Sp.THT, Dr.H.

Indro SoetirtoSp.THT,Dr. H. ThamrinMahmudSp.THT,Dr. H. RusmarjonoSp.THT,

Dr. Hj. Efaty SoepardiSp.THT, Dr. H. Zanul A. Djaafar Sp.THT , Dr. Hj. Nikmah

RoesmonoSp.THT,Dr.Hj. Anida SyafrilSp.TFIT,Dr. Hj. EndangCh. Mangunkusumo

Sp.TTIT, Dr. Hj. Nuty W. Nizar Sp.THT, Dr.Anggreini Wijono Sp.THT, Dr. H.

SosialismanSp.THT, Dr. Umar Said DharmabaktiSp.THT, Dr. Ronny Suwento

Sp.THT, Dr. Alfian FH Sp.THT, Dr. Armiyanto Sp.THT, Dr. Hj. JennyBashiruddin

Sp.THT,Dr. ZanlMusa Sp.THT,Dr. TrimartaniSp.THT,Dr. Nina lrawati Sp.THT,Dr.

Dini Widiarni Sp.THT atas segalabimbingan,bantuarqserta kebaikanyang diberikan

kepadasaya selamamengituti pendidikan.Ucapanterima kasih yang sedalamnya


juga

sayasampaikankepadaalmarhumDr. H. NusyirwanRifki Sp.THT dan almarhumDr. H.

SoeryadiKartosoediroSp.THT atasbimbingandannasehatyangtelah diberikan.Semoga

Allah Subhanahu
Wa Taalamemberikantempatyanglayak disisiNya.

Khusus dalam rangka penyelesaiankarya ilmiah akhir ini, saya mengucapkan

terimakasihsebesar-besarnya
kepadaProf Dr. H. HendartoHendarminSp.THTdanDr.

H. Entjep Hadjar Sp.THT atas bimbingan,dukunganserta jerih payahnyamembantu

penettianini. Iuga kepadaProf Dr. Hj. Nurbaiti IskandarSp.THTyang


menyelesaikan

telah membantumengoreksipenelitianini pada tahap awal, Ucapanterima kasih yang

sayasampaikanpadaDr. Ronny SuwentoSp.THT dan Dr. Jenny


sebesar-besarnyajuga

BashiruddinSp.THT yang telah banyaksekalimembantumengoreksi,membimbingdan

memberidukungandalampenyelesaian
penelitianini, sayasungguhberhutangbudi dan

hanyaAllah Subhanahu
Wa Taalayangdapatmembalasnya.
V

KepadaDR. Dr. H. Adang Bachtiar MPH dari FakultasKesehatanMasyarakat

Universitas Indonesia yang telah banyak memberikanbimbingan dan arahan dalam

penelitianini, sayasampaikanterimakasihyang sebesar-besarnya.

Pada kesempatanini saya menyampaikanterima kasih yang sebesar-besarnya

kepadaDr. Heru HendartoSp.THT,Dr. AchmadRofii Sp.TtIT, Dr. YasminaAlyq Dr.

JamalMuhammadSp.THT,Dr. Hazrul Lufti Sp.TFIT,Dr. SusyanaTamin Sp.THT,Dr.

SusilaningrumSp.THT atas segaladukunganserta budi baik yang diberikan sehingga

peneltianinr. KhuzuskepadaDr. Heru HendartoSp.THT yang


sayadapatmenyelesaikan

sedangmenuntutilmu di Amerika, bantuan,dukunganserta rujukan ilmiah yang anda

kirimkan sungguhmerupakanhutangbudi yangbesarbagi saya,semogaAllah Subhanahu

Wa Taalaselalumemberirahmatdanberkahbagi andasekeluarga.

KepadaseluruhternansejawatPesertaProgramStudi BagianBagianTI{T FKUV

RSIIPNCM atas segalakerja sama,bantuan,pengertiaq rasa persaudaraanserta rasa

yang selamaini kita bina bersamq sayaucapkanterima kasih


senasibsepenanggungan

yang sebesar-besarnya.

Kepada seluruh Paramedis,Karyawan dan Karyawati Bagian THT FKUV

RSIIPNCM, sayasampaikanterima kasih atassegalabantuandan kerja samayang baik

selamamasapendidikansaya.

Kepada Almarhum Ayahanda dan Mendiang Ibunda yang selalu memberi

semangat,menanamkandisiplin serta memberi dorongan untuk menimbailmu lebih

datarn,sayapersembahkan
hormatdanterimakasihyangtulus. SemogaAllah Subhanahu

Wa Taalamemberikantempatyanglayakdisisi-Nya.
vi

KepadaIsteri dan anandaPutut, Bagusdan Ayu tersayang,yang denganrela dan

penuhpengertianberbagisukadanduka sertaselalumemberisemangatdankegembkmn,

sayaucapkanterimakasihdenganpenuhrasasayang.

Jugakepadakakak dan adik yang selalumendoakandan banyakmembantudemi

berhasilnyapendidikanini, sayaucapkanterimakasih.

Akhir kata, perkenankan saya memohon maaf atas segala kesalahan dan

kekhilafan saya, baik yang disadari maupun yang tidak disadari selama mengikuti

pendidikanini. Semogasemuapihak yang telah memberikanamal danjasa baik ke'pada

sayamendapatbalasanyang setimpaldari Allah zubhanhuWa Taala.Amin.


vtl

DAFTAR TABEL I'AI\[ GAMBAR

A. Tabel

Tabel 1. Perbandingan
waktu dankesetaraanintensitaspaparan 2l

Tabel 2. Besarkapasitassilindersehubungan
denganNAB yangdiperkenankan. 37

Tabel 3. Proporsipercontoh
penelitian ..............57

Tabel 4. Distribusipercontohpenelitian
berdasarkan
suku.,....... ........ 57

Tabel 5. Distribusipercontohpenelitianternpattinggal ..... 58

Tabel 6. Distribusitinituspadapercontohpenelitian ......... 59

Tabel 7. Distribusipercontohpenelitiandengantinitus berdasarkanlamapaparan

p a p a rabni si n g ..........,......... 60

Tabel 8. Dstribusi percontohkasusdengantinitus dannon tinitus berdasarkan

lamapaparanbising ............61

Tabel 9. DistribusiBajajpercontohpenelitianberdasarkan
tahunpembuatan
.,.... 63

jenis kelainanaudiogram.. 64
Tabel 10.Distribusipercontohpenelitianberdasarkan

Tabel11.DistribusiTAB ADS tahapawaldanlanjutberdasarkan


lamapaparan...65

Tabel12.Reratausiapercontoh
kasusdankelola ................
66

bisingBajajpercontohpenelitian............
Tabel13.Rerataintensitas .... 67

Tabel14.Reratalamakerjapercontohkasusdankelola .......68

Tabel15.Reratalamapaparanbisingharianpercontohkasusdankelola 7A
viii

B. Gambar

Gambar 1. Peningkatanambangdengarsementara
padaberbagaifrekuensipasca

paparan
bisingfrekuensi70AHz ......27

Gambar 2. AudiogramTAB dikaitkandenganlamapaparandenganintensitas

l e b i hd a ri1 0 0d B ......,.....29

Gambar 3. Jangkauanaudibilitasmanusiadihubungkandenganrisiko

gangguan
pendangaran ........,..,........
30

Gambar4. Audiogram takikpada4k}lz


TAB menunjukkan ................41

Garnbar5. Distribusipercontohpenelitian
berdasarkan
suku......... ...... 58

Gambar6, Distribusipercontohpenelitian
berdasarkan
tempattinggal.................59

Garnbar7. Distribusitinituspadapercontohkasusdankelola 59
..............

Gambar8. Distribusipercontohpenelitian
berdasarkan
keluhantinitus...............,.
60

Gambar 9. Distribusipercontohpenelitiandengantinitus berdasarkanlama

p a p a ra n b i si n g ....,...........6 1

Gambar10.Distribusipercontohkasusdengantinitus dannon tinitus berdasarkan

lamapaparanbising .......62

Gambar11.DistribusiBajajpercontohpenelitianberdasarkan
tahunpembuatan
.. 63

jenis kelainanaudiogram..64
Gambar12. Distribusipercontohpenelitianberdasarkan

Gambar13.Rerataambangdengarkanan(a) dankiri (b) percontohkasus............65

Gambar14.DistribusipercontohkazusdenganTAB ADS tahaplar{ut danawal

lamapaparanbising
berdasarkan ..:. 66

Garnbar15.Rerataumurpercontohkasusdankelola ..........6'l
ix

bisingBajajpercontohkasusdankelola..................68
Gambar16.Rerataintensitas

Gambar17.Reratalamapaparankerjapercontohkasusdankelola ..... 69

Gambar18.Receiveroperatorcurvelamapaparankerja(taftun) ..........69

Gambar19.Reratalamapaparharianpercontohkasusdankelola .........70

Receiveroperatorcurvelamapaparharian( jam )
GambarZCI. .............71
BAB I

PENDAHULUA}I

L1. Latar belakangmasalah

Gangguanpendengaranakibat paparanbising (noise inducedhearing loss) atau

tuli akibatbising selanjutnyadisingkatTAB, merupakanjenis tuli sarafyangpaling sering

ditemukanpada pekerjaindustri di negaraberkembangdan negaramaju dengansistem

yang belum dilaksanakandenganbaikl. Kemajuandalambidang


konservasipendengaran

industri dan transportasimengakibatkanbertambahbanyaksumberpenyebabkebisingan

di kota besar.Kepustakaanmenyebutkandi Manchester(Inggris) 25% dari penduduk

kota terpaparbisingyangbersumberdari industrielektrik danmesin,sem€ntaradi daerah

pinggirankota paparanbising berasaldari industri tenun tradisional mau pun modern,

sehinggadi dapatkan8 Yo dari penderitatuli saraf penyebabnyaberasaldari paparan

bising lingkungankerjal. Di Amerika lebih dari 5,1 juta pekerjaterpaparoleh bising

denganintensitaslebih dari 85 dB dan masihbanyaklagi sumberbisingyang berasaldari

berbagaimacambidang '. Polandia negara denganprofil industri yang hampir sama

denganIndonesiaterdapat5 juta pekerjaindustri dengan600.000diantaranyaberisiko

terpaparbising,sehinggasejakperiodetahun1991s/d 1995diperkirakankekerapanTAB

sebesar25 % darrseluruhpenyakitakibatkerja3.

Di Indonesiakhususnyalaka*a diketahuisebagai kota dengantingkat produksi

bisingyangcukup tinggr. Jakartadan kota satelitdi sekelilingnyaterdapatratusanpabrik,

ribuanmesinindustri, ratusanribu alat angkutandan berbagaipusatkeramaianyang ikut

berperanatasterjadinyapeningkatanbisinglingkungan.
2

KekerapanTAB padaberapakota di Pulau Jawaberkisarantara0,2 - 6 Yo dari

populasi penderitagangguanpendengaranyang berobat ke rumah sakit. Bagian THT

selamaperiodeJanuari1995sampaiDesember1996
RSIJPNDr. Cipto Mangunkusumo

dikunjungi 884 penderita dengan gangguanpendengaran,sebanyak325 orang dai'

populasi di atas menderitatuli saraf berbagai derajat dan 56 (6,3 %) di antaranya

menderitaTAB. Di Jawa Timur Wiyadi dkk, mendapatkan5303 pederita gangguan

yangberobatke RSUD Dr. SoetomoSurabayaselamaperiode1981-1984,


pendengaran

danganangka kekerapanpenderitatrauma akustik sebesar247 (4,7o/o).Peneliti lain

Lukmantyamendapatkan traumaakustiksebesar50 (1,2%) dalamtahun 1984


kekerapan

yang berobat ke RS. Syaiful Anwar Malang. Di JemberHadipero melaporkanangka

kekerapanTAB sebesw5 (A,2To)penderitatraumaakustikberobatke RS. Dr. Soebandi

Jemberdatamtahun19844.

Angka kekerapan TAB pada pekerja secara khusus pernah dilaporkan oleh

Hendarmin5 sebesar30 (50%) di Marrufacturing Plant Pertamina.Sedangkanangka

kekerapan TAB pada pengemudi kendaraanbermotor belum pernah dilaporkan di

Indonesia.

Surveitingkat kebisinganyang dilakukanIndrasukhri6 di Thailandmendapatkan

hasil sebanyak 3.242 (30%) sepedamotor dan three cycle (kwdanar angkutan

penumpangsejenisbajaj) mempunyaitingkat produksi bising di atas nilai ambangbatas

tetapi tidak dilaporkan adakahpengaruhintensitasbising


(NAB) yang diperkenanankan,

di atasNAB tersebutpadapengemudinya,
3

Iskandardkk Tmendefinisikan
TAB pada tenagakerjasebagaisuatuketulianyang

menetappada pekerja akibat terpapar bising lingkungan kerja yang melebihi NAB

kebisinganyangdiperkenankan,dalmwaktu lamadanberjatanterusmenerus.

Tuli akibat bising ditandai dengangangguanpendengaran(tuli saraf koklea)

nadatinggi, tinitus, pemeriksaanaudiogrammenunjukkankelainan khas berupatakik

jelas
akustik (acousticnotch) atau C dip padafrekuensi4000 IIz dan pada anamnesis

terdapatriwayat papannbisingyangberlangsungcukuplama8'e'10.

Penurunanfungsi pendengarandicurigai terdapatpada pengemudiBajaj akibat

paparanbising yang bersumberdari mesinkendaraantersebut,dalamkurun waktu yang

cukup lama dapatmenimbulkankelainanyang bersifatmenetap,tidak dapatdiobati serta

dapat mengakibatkankerugianmateril, penurunankualitas sumber'dayamanusiaserta

bagi diri sendiri dan penggunajalan lainnya. Pada pemeriksaanawal,


membahayakan

sebanyak5 Bajaj diperiksatingkat kebisingan pada putaran mesin biasa dan putaran

mesin maksimal.Pada putaran mesin biasabesar intensitaskebisinganyang dihasilkan

rata-rata 86 - 98 dB (A), sedangkanpada putaran maksimal ( persneling4) besar

intensitasbisingmencapai105dB(A).

Beberapa faktor yang berpengaruh atau bekerja secara sinergis sehingga

mempercepattimbulnya TAB adalah,usia pada saat paparanterjadi, riwayat ketulian

secaraherediter, penyakit sistemik seperti diabetesmelitus, radang telinga tengah,

penggunaanobat-obatanyang bersifat ototoksik, ras, vibrasi, ttauma kepala, profil

psikologisdankelelahan2'8'e'rr,

SesuaidenganGarisBesarHaluanNegara(GBIil{) tahun 1993yangmeyebutkan

SumberDaya Manusia(SDM) merupakanprioritas utamaPembangunan


pangembangan
4

Jangka Panjang (PJP) II yang dikembangkansejalan dengan pembangunanbidang

ekonomi. Maka berdasarkanhal di atas kesehatanindera, khususnyapendengaran

merupakanhal yang pentingbagi pengembangan


mutu dan sumberdaya manusiadalam

manusiaIndonesiayang sehatsecarautuh.
rangkapembangunan

Denganmemperhatikanuraian masalahdi atas, maka penulis bermaksudunfuk

melakukanpenelitianmengenaipengaruhpaparanbising yang ditimbulkan oleh mesin

penggerakBajaj pada pendengaranpengemudinya,besar gangguanpendengaranyang

ditimbulkanakibat paparanbising tersebut,setelahberapalama terpaparbising seorang

pengernudiBajaj akan mangalamiTAB dan berapabesar rerata intensitasbising yang

dihasilkan oleh Bajaj. Dengan harapanhasil penelitian ini dapat disumbangkanpada

pemerintahdaerahsebagaipertimbanganuntuk tidak menggunakanBajaj sebagaisarana

angkutandi Jakartaatau di mana pun dan memperhatikansegi produksi bising dalam

menyediakansaranatransportasiyang baru baik di Jakarta mau pun kota lain di

Indonesia.

L2. Masalah penelitian

Berdasarkanuraian dalam latar belakang masalah tersebut di atas, dapat

dirumuskanpertanyaanpenelitiansebagaiberikut:

l. Apakah terdapat dampak bising mesin Bajaj terhadap timbulnya gangguan

berupaTAB padapengemudiBajaj ?
pendengaran

2. Setelahberapalamaterpaparbisingyangberasaldari Bajaj, seorangpengemudiBajaj

akanmenderitaTAB sertaberapajarnpaparanperhariyang akan menimbulkanTAB

padapengemudi
Bajaj?.
4

Jangka Panjang (PJP) II yang dikembangkansejalan dengan pembangunanbidang

ekonomi. Maka berdasarkanhal di atas kesehatanindera, khususnyapendengaran

merupakanhal yang p€ntingbagi pengembangan


mutu dan sumberdayamanusiadalam

rangkapembangunan
manusiaIndonesiayang sehatsecarautuh.

Denganmemperhatikanuraian masalahdi atas, maka penulis bermaksudunfuk

melakukanpenelitianmengenaipengaruhpaparanbising yang ditimbulkan oleh mesin

penggerakBajaj pada pendengaranpengemudiny4besar gangguanpendengaranyang

ditimbrrlkanakibat paparanbising tersebut,setelahberapalama terpaparbising seorang

pengernudiBajaj akan mengalamiTAB dan berapabesar rerata intensitasbising yang

dihasilkan oleh Bajaj. Dengan harapanhasil penelitian ini dapat disumbangkanpada

pemerintahdaerahsebagaipertimbanganuntuk tidak menggunakanBajaj sebagaisaf,ana

angkutandi Jakartaatau di mana pun dan memperhatikansegi produksi bising dalam

menyediakansaranatransportasiyang baru baik di Jakarta mau pun kota lain di

Indonesia.

L2. Masalah penelitian

Berdasarkanuraian dalam latar belakang masalah tersebut di atas, dapat

dirumuskanpertanyaanpenelitiansebagaiberikut:

l. Apakah terdapat dampak bising mesin Bajaj terhadap timbulnya gangguan

berupaTAB padapengemudiBajaj ?
pendengaran

2. Setelahberapalamaterpaparbisingyang berasaldari Bajaj, seorangpengemudiBajaj

akanmenderitaTAB sertaberapajannpaparunperhariyang akan menimbulkanTAB

padapengemudi
Bajaj?.
3. BerapabesarrerataintensitasbisingBajaj?

L3. Hipotesispenelitian

Bising yang dihasilkanoleh mesinBajaj mempunyaiintensitasdi atasnilai arnbang

bising (NAB) yang diperkenankandalam kurun waktu 6 tahun dapat menimbulkan

gangguanpendengaranpada pengemudinyaberupa tuli saraf, terutama pada frekuensi

4000H*r,8.

I.4. Tujuan penelitian

L4.1. Tujuan Umum

Mendapatkan suatu data yang dapat digunakan sebagai salah satu bahan

pertimbangankebijakandalamprosespenyediaansaranatransportasibaik di Jakartamau

pun di kota lainnya

L4.2. Tujuan Khusus

1. Mendapatkanbukti atau data terdapatnyagangguanpendengaranpada pengemudi

Bajaj berupapenunrnaofungsi pendengaran.

2. Mendapatkandata lama paparan kerja dan lama paparan perhari yang dapat

padapengemudiBajaj {cat of point).


menimbulkangangguanpendengaran

3. Mendapatkanrcrataintensitasbisins Bajaj
6

L5. Manfaat penelitian

Manfaat penelitiandalambidangpelayanandan kesehatanmasyarakat.Penelitian

ini nantinyaakandisumbangkankepadapenentukebijakanpenyediaansaranaangkutan

umum dalam hal ini PemerintahDaerah, Dinas Lalu Li$as Angkutan Jalan Raya

(DLLAJR), Sub Direktorat KesehatanIndera Ditjen BinkesmasDepartemenKesehatan

danorganisasiprofesiterkait (PERHATD.

Dalam bidang riset peningkatanzumber daya manusi4 penelitianini mungkin

memberisedikitmanfaatbag pengembangan
teknik konservasipendengaran.

Dalam bidang akademik pertelitian ini diharapkan akan menambahjumlah

penelitiandi bidangbisingdan dampaknyapadapekerj4 sepertiyangtelah dilakukanoleh

beberapapenelitipendahulu.
BAB II

TINJAUAIT PUSTAKA

Pendahuluan

Gangguanpendengaran
padatenagakerja akibatpapilan bising lingkungankerja

mempunyaikekerapanyang cukup tinggt, terutana di negaraberkembangdan negara

industri dengan sistem konservasiterhadap indera pendengaranyang masih burukt.

Kerusakanatau penuruoanfungsi pendengaranpada tenagakeqa akibat paparanbising

yangbersumberdari mesinproduksidan alat transportasidalamkurun waktu yang cukup

lama dapatmenimbulkankelainanyang bersifatmenetapr'2'7't'e.


Kelainanini tidak dapat

diobati dan dapatmengakibatkankerugianmaterialsertapenurunankualitassumberdaya

manusiayang cukup besar,sehingga diperlukantindakankhususdalammendeteksidan


8'e'r0,
mengatasimasalahbising sebagaiupayapenanggulangannya

Bising didefinisikansebagaibunyi yang tidak diinginkanrr4s.Bising mempunyai

satuanbesaranintensitasyang dinyatakandalamdesibel(dB) danjumlah getar perdetik

atau frekuensi yang dinyatakandalam Hertz / V,rlohertzQlzll<Ilz), serta memerlukan

waktu paparanyang cukup untuk menimbulkanpenurunanfungsi pendengaran.Bising

nadatinggi denganfrekuensiantara2000 Hz - 4000 Hz daninte,nsitas90 dB atau lebih"

denganwaktu paparanlebih dari 8 jam perhariataulebih dari 40 jam permingguselama6

tahunataulebih,berpotensildapatmenimbulkankerusakanpadaorganpeadengaran
pada
8'e.
r ata-ratamanusial'2'4

Beberapa faktor yang dapat mempercepat terjadinya penurunan fungsi

pendengaranakibat paparanbising dapatberupa,usia, riwayat ketulian dalamkeluarg4

penyakitsistemiksepertidiabetesmelitus,pengguftmnobat atau zat ototoksik, penyakit


8

telinga tengah,kelainankardiovaskulardan ras. Faktor lain yang didugamernpengaruhi

penurunan ialahkelelahandanqtres8'e'r0'11'1!13.
fungsipendengaran

Kebisingan di tempat kerja didefinisikan sebagai semua bunyi yang tidak

dikehendakiyangbersumberdari peralatandan aktifitas produksi di tempatkerja, satuan

intensitasdinyatakandalamdesibelskalaA (dBA)tu.

Fisika Bunyi

Bunyi dihasilkanoleh sesuatubentuk fisik yang bergetardan merambat melalui

mediaperantara(misal. gas, cair atau padat) sehinggadapatdidargar atau deteksi oleh

telingamanusia.Media dimanagelombangbunyi itu berjalanharusmempunyaimassadan

mempunyai elastistisitas,media peradrterapadat lebih cepat menghantarkanbunyi

dibandingdenganudarars.

Bunyi merarnbatmelaluiudaradengankecepatansekitar 344 mldetrk (padasuhu

perubahantekananstatik atmosfir I tekananstatik atmosfir sekitar


200C) menyebabkan

105pascal: 105Neurtons/m2atau 14.7 lbffiz di permukaanlaut pada O0C 1lz0 f;1.

Perubahantekananyang terjadi dapatmelalui pulsasialiran udara,pusaranaliran udara,

renjatangelombangatauvibrasipermukaan15'16.

Melalui media perantara bunyi disebarkanke berbagai arah secara radtal,

membentuk bidang gelombang dengan sumber bunyi sebagai titik pusat, tekanan

maksimumberadapadatitik yangtegaklurus denganzurnberbunyi.

Frekuensi dan intensitasmempunyaipengaruhterhadap sifat bunyi dan daya

destruksibunvi.
9

Frekuensi( f ) didefunsikansebagaijurnlah getaranperdetik, dinyatakandalam

satuanhefiz atavkilohertz W I kllz). Frekuensisecaramatematismempunyaihubungan

terbalik denganpanjanggelombangbunyi 1s't6.

Panjang gelombangbunyr merupakanjarak yang menghubungkandua awal

gelombangpada fase yang sama,dinyatakandalam simbol lanrbda ( '1,'). Hubungan

dinyatakandalamrumustt'tu.
antarafrekuensi,panjanggelombangdankecepatan

?"f= c

c: kecepatanbunyidalam m/det

Sehinggapadabunyi denganfrekuensi100 Hz akanmempunyaipanjanggelombang3,4

m. Cepatrarnbatbunyi di udaradihitungmelauirumustt'tu :

c:20.05 { Tom/det

Te: suhurmrtlakdalam5< (ZZ:o+oC)

Melalui rumus di ataskita dapatmenghitungkecepatanbuny di udara pada suhu 210C

sebesar344m/detik

Gelombangbunyi merupakangelombangsinus, secaramatematik dinyatakan

dalamfungsi sinus:A sin 2 nf t, denganA adalahamplitudo,/freluensi dan t waktu

dalamdetik. Tekanan yang dihasilkan oleh gelombang bunyi ( p ) membentuk

gelombangperiodik, dinyatakandalamrumustt'tu :

p : po sn (2trfit

p mempunyainilai konstandisebuttekananamplitudo

Sehinggasuatu gelombangbunyi mempunyaitotal tekanandinyatakandalam:

P+ p atau:
P + posn{2nf)t
l0

Kaitan tekananbunyi @) dengankecepatanmolekul udara(V) dinyatakandalam


tt
ruillrts :

P:R V

R merupakansuatubilangankonstan,dapat disebut sebagaiimpedansdari mediayang

dilewatigelombangbunyrtersebut12.

Kemampuanbunyi untuk meneruskanenergi bunyr disebut sebagaiintensitas,

kaitan anataraintensitasdangantekananb.tny, dan kecepatanmolekul bunyi dinyatakan

dalamrumus:

Intensitas= Tekananmaksimalx maksimal/2

Angka 2 merupakan pembagi berasal dari bentuk alamiah gelombang. Dengan

menggunakanfirngsi R sebagai , besar intensitas dapat dinyatakandalam

rumusberikut 12:

Intensitas: (Tekananmaksimal)'I 2R

: R x (Kecepatanmaksimal)2/ 2

-
Intensitasbunyi seringdinyatakandenganarnbangtekananbunyi (soundpreswre

level) dinyatakandalam I". Intensitasbunyi didefinisikansebagairasio logaritma dari

kuantitas bunyi yang dibag dengan kuantitas baku pada media yang sama, satuan

intensitasdinyatakandalamdesibel(dB). Hubunganantaraambangtekananbunyi atauLp


tt'tu
dengantekananbunyi (soundpressare)atau dalamrurnus

p = kuantitasbunyi yang diberikan


p= luantitas bunyi baku
11

Bising dan dimensi bising

Definisi bising menurut Canter bising adalah bunyi yang tidak diinginkan.

SedangkanmenurutChanletbising adalahbunyi yang terjadi pada saatdan tempat atau

keadaanyangtidak sesuai(dikutip dari Mukono 17).

Hadjar dan Hendarmin r8 mendefinisikanbising sebagai bunyr yang tidak

diinginkan, mengganggu,mempunyaisumber dan menjalar melalui media perantara.

Definisi bising ini mencakupaspekfisiologik, psikologik dan mencerminkanrisiko yang

dapatditimbulkanakibatbising.

Saat ini bising juga mencakupganggpanpadapenggunaanfrekuensiradio atau

terdapatnyatransmisi elektrik yang tidak diinginkan pada penggunaanalat elektronik.


8'17.
kecualipada intensitastinggi
Bisingtidak berbahaya

Bising mempunyaidimensifisik, fisiologik dan psikologik, yang masing-masing

salingberbeda.Secarafisik bising merupakangabunganberbagaimacambunyi dengan

berbagai&ekuensiserta sebagianbesarhampir tidak mempunyaiperiodisitas.Meskipun

demikiankomponenbising dapatdiukur serta dianalisasecarakhusus.Secarafisiologik,

akustik dan elektronikbising adalahsinyalyang tidak mempunyaiarti atautidak berguna

denganintensitasyang berubahsecaraacak setiapsaat. Secarapsikologik bising adalah

buny yang tidak diinginkan,menggangguserta hampir terpisahdari bentuk gelombang


8,9,10

Bising seperti juga bunyi lain mempunyaisatuanfrekuensi atau jumlah getar

perdetik dituliskan dalam Hefiz atau kilo Hertz W / H{z), satuan intensitasyang
t2

Bising pada lingkunganindustri tempat kerja dapat menetapterus menerusdan

luas (steadywide band noise), dapatjugatidak begitu luas (steadyrrcnrowband noise).

Bising oleh karena pukulan berlangsungkurang dari 0,1 detik (impact noise) atav

repeatedimpct noise. Bising dapatberasaldari suatu ledakantunggal atau beruntun

(eksplosifnoise) atavrepeatedexplosdnolse.Bising dapatterdengardatw (steadystate

noise)atauberfluktuasixrE.

Steadystate noise merupakanbising dengan batasfluktuasi intensitaslk. 5 dB,

sedangkanbising impulsif merupakansatu atau lebih energi bunyi singkat yang terjadi
2'8'e.
tiba-tiba,berlangsungkurangdari 0,5 detik

Anatomi dan fisiologi telinga

Secaraumum telinga terbagratastelinga luar, telinga tengahdan telinga dalam.

Telingaluar sendiriterdiri atasdauntelinga,liang telinga danbagianlateraldari membran

timpanire.

Daun telingadibentukolehtulangrawandanotot sertaditutup olehkulit. Ke arah

liang telinga lapisantulang rawan berbentukcorong menutupihampir sepertigalateraT,

dua pertiga lainnya fiang telinga dibentuk oleh tulang yang ditutupi oleh kulit yang
te. Bentuk daun telinga dengan
melekaterat dan berhubungandenganmembrantimpani

berbagaitonjolan dan cekunganserta bentuk liang telinga yang lurus denganpanjang


te
terdapatnya
sekitar2,5 a4 akanmenyebabkan bunyisebesar3500IIz :
resonansi

suara@ 350m / det


kecepatan
,Fo=
--
4X2.5cm
13

Dengandemikiandapat dimengertimengapapada TAB frekuensiyang terkena

terutamapada4000 Hz. Padabayi sampaiberumurkurang dan 2 tahun besarresonansi

telingaluar mendekati8000Hzre.

Dauntelingadan liangtelingajuga meningkatkangain sebesar10-15dB untuk


re.
mendeteksibunyi denganintensitasrendahpadafrekuensi3-5 kllz

Berdasarkankeadaandi atas para ahli merancangbentuk alat bantu dengar

sedemikianrupa sehinggaamandanefektif bagi pemakainya.

Telingatengahberbentuksepertikubahdenganenamsisi. Telingatengahterbagt

atas tiga baglandari atas ke bawah,yaitu epitimpanumterletak di atas dari batas atas

disebutjuga sebagaikawm timpaniterletakmedialdari


membrantimpani,mesotimpanum

membrantimpani dan hipotimpanumterletak kaudal dari membrantimpani "'to. Organ

konduksidi dalamtelinga tengahialatrmembrantimpani, rangkaiantulang pendengaran,


rz're2o.
ligamentumpenunjang,tingkap lonjongdantingkapbundar

Membrantimpani merupakanbataslateral telinga tengah,padamembrantimpani

melekat manubriummaleus.Pada bagian atas manubriummaleusterdapat insersi otot

tensortimpani yang dipersarafioleh nervustrigeminus,sedangorigo otot tensor timpani

berasaldari dindingdepankavumtimpani berjalanke arahdindingmedialkavumtimpani

kawm timpani untuk


di dalamsemikanaltulang, selanjutnyaotot ini akanmenyeberangi

berinsersidenganos maleus.Kontraksi otot tensor timpani akan menarik manubrium

maleuske arah anteromedial,mengakibatkanmernbrantimpani bergerakke arah dalam,


12'20.
sehinggabesarenergisuarayangmasukdibatasi
t4

Otot lain yang juga berfungsi melindungi koklea adalah otot stapediusyang

dipersarafioleh cabangstapedialdari nervus fasialis.Otot ini berorigo pada eminensia

piramidalis dan berinsersi pada leher tulang stapes. Kontraksi otot stapedius

foot plate stapesmenjauhitingkap lonjong, sehinggajumlah energi suara


menyebabkan

yangditeruskanke telingadalamdibatasir2're'20.

Batas depantelinga tengahberturut-turut dari atas ke bawah adalahorigo otot


20.
tensortimpani,tuba Eustachiusdan arteri karotis internayangterdapatdi dalamtulang

Batasmedialtelingatengahterdiri dari penonjolantulangyangberisi organsistem

vestibuler,tonjolan yang berisi saraf dan dua buah takik. Dari atas ke bawahberturut-

turut adalahkanatissemisirkularis,kanalisfasialispars horisontal,tingkap lonjong dan

tingkap bundar. Sebagaibatasbelakangdari telinga tengah adalahkanalisfasialis pars

vertikat danaditusad antrum20.

Batas atasadalahtegmentimpani yang merupakanatapdari kavum timpani dan


20.
antrummastoid.Sebagaibatasbawahdari kavumtimpaniadalahbulbusjugularis

Fungsi dari telinga tengah akan meneruskanenergi akustik yang berasal dari

telinga luar ke dalamkoHea yang berisi cairan. Sebelummemasukikoklea bunyi akan

diamplifikasi melalui perbedaanukuran membrantimpani dan tingkap lonjong, daya

ungkit tu1angpendengarandan bentuk spesifikdari membrantimpani. Besargain yang


le.
diterimaakibatmekanismedi atassekitar253a dB

Meskipun bunyi yang diteruskanke dalam koklea mengalamiamplifikasi yang

cukup besar, namun efisiensi energi dan kemurnian bunyi tidak mengalamidistorsi

walaupunjntensitasbuny yangditerimasampai130dB le.


l5

Altifitas dari otot stapediusdisebutrefleks stapedius,padamanusiabaru timbul

pada intensitasbunyi di atas 80 dB (SPf) dalam bentuk refleks bilateral dengansisi

homolaterallebih kuat t. Refleks otot ini berfungsi melindungi koHea, efektif pada

frekuensifturang dad.2 kIIz denganmasalatensi l0 mdet dengandaya redam 5-10 dB


12,19,20
.

Beberapafimgsi lain dari keduaotot telinga tengahadalahmenjagakekuatandan

kekakuan rantai tulang pendengararqikut menjaga suplai darah ke rantai tulang

pendengaran,mengurangibising fisiologis yang dihasilkan pada saat berbicua atav

menelaa,ikut memperbaikisinyalsuaf,ayang lemahdengancara mengurangibising latar

belakang, berfungsi meningkatkangain secara otomatis, meningkatkanjangkauan

dinamiktelingadanmenghaluskan
transferenergibunyire.

Fisiologi mendengar

merupakansalahsatuinderaterpenting,baik bagi manusiamau pun


Pendengaran

hewan. Soetirto 2r membagifungsi pendengaranpada manusiaatas 3 bagian: LFungsi

Proteksi, pentingbaik pada manusiamau pun hewan,dengankeistimewaanini manusia

dan beberapahewan dapat dirinya dari zuatu hal yang membahayakan


atau

mengancamjiwa. 2. Fungsi Komunikasi,pendengaran


merupakanhal yang pentinguntuk

seorang ar:urk agar dapat belajar berbicara dengan baik. Gangguan pada fungsi

pendengaranmenimbulkanketerlambatanberbisaraserta kesulitan berkomunikasi. 3.

Kenibnatan,padapenderitatuli sarafnadatrnggl dengan&ekuensidi atas2000 I{z tidak

akandapatmenikmatiorkestradengansempurna.
t6

Prosesmendengardiawali oleh ditangkapnyaenergibunyi oleh telinga luar yang

akan diteruskanke telinga tengah setelahmenggetarkanmembrantimpani. Di dalam

telinga tengah terdapat rangkaian tulang pendengaran 'ossicle' yang akan

mengamplifikasigetarantersebutmelalui daya ungkit tu1angpendengarandan perkalian

perbandinganluas membran timpani dan tingkap lonjong. Energi getar yang telah

diamplifikasiini akannemasukitelinga dalamyang selanjutnyaakan diproyeksikanpada

mernbranbasilaris,sehinggaakanmenimbulkangerakrelatif antaramembranbasilarisdan

membrantektoria. Prosesini merupakanrangsangmekanikyaag menyebabkan


terjadinya

defleksistereosiliasel-selrambut,sehinggaterjadi penglepasan
ion bermuatanlistrik dari

endokoHeapadabadansel. Akibat keadaantersebutterjadi depolarisasisel rambut dan

penglepasanneurotransmitorke dalam sinapsisyang akan meningkatkanpotensialaksi

neryus auditorius. Selanjutnya sinyal elektrik yang berisi informasi akustik akan

diteruskanmelalui sinapsistransmisike nervus auditorius,nukleusauditorius dan akan

sampaidi kortekspendengaran
untuk diterjemahkan2t.

Agar lebih memahamifisiologi pendengaranlebih dalarn,perlu diketahui lebih

dulu struktur dan fungsi koHea, membrantektoria, fisiologi stereosiliadan sensitifitas

auditoris.

Koklea. Koklea membentuktabung ulir dilapis lindungi oleh tulang dengan

panjangsekitar 35 mm dan terbagi atas skalavestibuli, skala media dan skalatimpani.

Skalavestibulidan skalatimpaniberisi cairanperilimf dengankonsentrasiK*4 mEq/l dan


*
Na 139 nrEq/l. Skala media beradadibagiantengah dibatasi oleh membranReisner,

membranbasilaris,laminaspiralisdan dinding lateral,berisi endolimfdengankonsentrasi

K. 144rnEq/ldanNa " l3 mEq/I.Skalamediamempunyai


potensialaksipositifpadasaat
17

istirahat sebesar(+ 80 mv) yang dihasilkanoleh pembuluhdarahpada stria vaskularis


rx22.
danpompaNa-/ K. ATP asedi striavaskularis

Organ Corti. Organ Corti terletak di atas membranbasilaris lamina spiralis

tulang. Pada organ Corti terdapat beberapakomponenpenting lain seperti sel rambut

dalam,sel rambutluar, sel penunjangDeiters,Hensens,Claudius,membrantektoria dan

laminaretikularis1e'22.

Sel rambutdalamyangberjumlahsekitar3500 dan sel rambutluar denganjumlah

12.000,berperandalammengubahhanlaransuaradalarnbentuk energi akustik menjadi

impuls listrik sehinggadapat diteruskanmelalui s€rat aferenyang berjurnlah31.000,


22.
untuk diteruskanketingkatyanglebihtinggr, sehinggadapatditerjemahkan

Serat saraf aferen tersusun membentukspiral di dalam nervus koklearis dan

berhubungansecarasistematikdengansel rambut di membranbasilaris,sehinggaserat

yang berasaldari bagian basal koklea berada di perifer, sedangkanyang berasaldari

bagianapekskoHea terletak di tengah.Satu seratsarafaferenmempunyaifrekuensidan

intensitasspesifik22.

Seratsarafeferenberjumlah1700- 1800berfungsimenghambatsel rambut yang

dipersarafinya22.

Potensiallistrik koklea disebutcochlear microphonlq beruparesponlistrik arus

bolak balik yang berfungsisebagaigeneratoramplifikasigelombangenergi akustik dan

sepenuhnyadiproduksi oleh sel rambut luar. Pada penggunaanobat ototoksik seperti

golonganstreptomisindan aminogtikosidakan terjadi penurunancochlear microphonic

secaradrastis1x22.
18

Proses hantaran bunyi di koklea dimulai dari adanya energi akustik yang

menimbulkangerakan tulang stapessepertipiston. Energi akustik ini diteruskanmelalui

sakan perilimf pada skala vestibuli yang berhubungandenganperilimf skala timpani

melalui helikotrema, sehingga menimbulkan pergeseran membran basilaris. Pola

pergeseran membran basilaris mernbentuk gelornbang berjalan dangan amplitudo

maksimumyang berbedasesuaidenganbesar frekuensi stimulusyang diterima. Gerak

gelombangmembranbasilarisyang dihasilkanoleh bunyi denganfrekuensi tinggi (10

ktlz) mempunyaipergeseranmaksimumpada bagianbasal koklea, sedangkanstimulus

bunyi frekuensirendah(125 Hz) mempunyaipergescranmaksimumlebih ke wah apil<arl.

Gelombangyang dihasilkanoleh bunyi frekuensi sangat tinggi tidak dapat mencapai

bagranapikal, sedangkangelombangyang dihasilkanoleh frekuensibunyi yang sangat


re.
rendahdapatmelewatibagranbasalmaupun bagianapikalmembranbasilaris

Membran tektoria Membran tektoria dibentuk oleh masa gelatin, aseluler

mengandungsejumlahbesar karbohidrat dalam bentuk glikoprotein. Gottstein (dikutip

dari Canlon 22)membagimembrantektoria menjadidaerahlimbal, medial dan marginal.

Daerah limbal berhubungandengansel interdentalterletak sebelahmedial dan inner

sulcus, bagranmedial merupakantempat berakhirnyasel ranrbut luar dan sel.rambut

dalam dan bagian marginalterletak sebelahlateral sel rambut luar. Membran tektoria

dilingkupi cairan, permukaan atas berhubunganlangsung dengan endolimf yang

mengandungbanyak ion kalium. Bagian marginal membrantekloria diduga berfungsi

sebagaipemisahantaracairansubtelctorialdenganendolimf,padakeadaantertutup rapat

konsentrasiion yang terdapat pada cairan subtektorialakan samadengancairan yang


t9

terdapat pada inner sulcus. Secaraumum membrantektoria berperanpentrng dalam

prosespendengaran.

Streosilia. Beberapaorgan yang berperan penting dalam proses pendengaran

adalahmembrantektoria, stereosiliadan membranbasilaris.Menurut Ter Kuile (1900)

interaksiketiga strukf,urpentingdi atasmerupakanprosespenting


(dikutip dari Canlon22),

apikal sel rambut sangatrigid dan terdapatpenahanyang


dalammendengar.Padabagran

kuat antarasatubundeldenganbundellain, sehinggabila mendapatstimulusakustik akan

terjadi gerakanyang kaku secarabersamaan.Bagian puncak stereosiliaterdapatrantai

pengikat yang menghubungkanstereosiliayang tinggi dengan stereosiliayang lebih

rendahsehinggapadasaatterjadi defleksibundelstereosiliaakanmendorongbundelyang

lain yang akan mengakibatkan terjadinya regangan pada pada rantai yang

terbukanyakanalion
stereosiliatersebut,keadaandi atasmengakibatkan
menghubungkan

pada membransel sehingggaakan terjadi depolarisasi.Gerakanyang berlawananarah

mengakibatkanreganganpada rantai tersebut menurundan kanal ion akan menutup(


12.Sumberenergiyang menunjangterjadinya
HudspethdanPicHes) dikutrp dari Pickles

prosesdi atasdihasilkanolehbiological batteriesyangtersusunsecaf,aseri di dalamskala

mediaberupapotensialendokokleasebesar(+ S0mv) danpotensialnegatifintra seluler(


22.
teori Davis) di*utip dari Canlon

Sensitifitas auditoris. Sensitifitasmutlak telinga ditentukanoleh besarnyaenergi

Keadaandi atassering
akustikyang diperlukanuntuk menimbulkanresponspendengaran.

disebutsebagaiambangdengardan dinyatakandalamdB (SPL) padafrekuensitertentu


22
20

Berbagai macamprosedur pengukurantelah dilakukan pada hewan percobaan

untuk mendapatkaabesarnyanilai sensitifitasauditoris. Termasukdalampengukurandi

atas adalahcochlear microphonic, refleks otot pendengaran,potensialaksi serat saraf,


re'm'2r.Pada
potensial aksi berkas serabut saraf dan brainstem attdiometry (BERA)

BERA parameter yang dianalisa adalah sensitifitas mutlak, latensi gelombang dan

pengukuranelektrofisiologisdi
amplitudogelombang", Beberapaahli membandingkan

atas dengan behavioral auditory threshold karena nilai ini merupakan indikator

sensitifitasauditoris yang dapat dipercaya.Beberapapengukuranyang mempunyainilai

ambang mendekati beluvioral auditory threshold adalah potensial aksi serat saral

potensialaksi berkasserabutsarafdan BERA. Dari hasil penelitianyang dilakukanoleh


n
Salvi.et al, Engstrom& Borg yang dikutip dari Canlon didapatkanbahwarefleksotot
re'20'2r.
telingatengahtimbul pada70-80 dB di atasarnbangdengar

Pengaruhbising terhadap organ pendengaran

Berbagaiusahatelah dilakukanuntuk mencarihubunganarrtarapaparanbising

Padaakhirnyasaatini telah dimengertibahwaterdapatsuatu


dan gangguanpendengaran.

a tara bising atau energibunyi yang anan (safe


jeda bermaknayang menghubungkan:

sound) sebagaibatasbawah denganbising atau urergi bunyi yang kuat (intensesound)

yang dapat menimbulkan gangguan pendengaranmendadak sebagai batas atas.

Berdasarkanpenjelasandi atas dapat dimengerti bahwa jurnlah paparan energi yang

diterima akan sebandingdengan kerusakanyang didapat. Dengan kata lain paparan

bising denganfrekuensi dan intensitastertentu yang berlangsungdalam 8 jam akan

yang dilakukandua kali 4 iarn


mempunyaiderajatkerusakanyang samadenganpaparratn
2l

ataumempunyainilai kerusakanseparuhdari paparanbising yang didapatselama16jam


8,9.

Perlu diketahui pula besaran intensitas bunyi (desibel) menggunakankaidah

logaritmasepertidikemukakanoleh Burns danRobinson dikutip dari Alberti 8,dijelaskan

peningkatanintensitasbising sebesar3 dB akanmenggandakan


kekuatanbising tersebtrt,

dengandemikianbisiag denganintensitas93 dB kekuatansetaradengan2

kali bising denganintensitas90 dB, bising 103 dB mempunyaikekuatanyang setara


8'e.
denganzkahbising denganintensitas100dB

Tabel 1. Perbandinganwaktu dan kesetaranintensitaspaprran


(dikutip dari Albefti E)

Lama Paparanyang LosraGB) Leq(dB)


di perbolehkan(iam)

t6 85 87
8 90 90
4 95 93
2 100 96
1 105 99
u2 110 142
u4 11s 105
Standard 8 jam 90 dB A sesuaiLosru dan L€q

Konsep kesetaraanenergl denganbasis 3 dB dipakai di negaraEropa dikenat

dengan'Leq', sedangkanDi Amerika memakaikonsepkesetaraanenergidenganbasis5

dB dikenaldengan'Losntr'n.

Pada koklea yang normal hanya diperlukan sejunrlahkecil energi bunyr untuk

merangsangreseptor pendengararqagu dapat dipersepsikandi korteks pendengaran.

Pada keadaandimanatelah terjadi kerusakansel ranrbut, kehilangansel rarnbut atau


22

degenerasiserat saraf pada wea tertentu, dibututrkanenergi yang lebih besar untuk

meneruskaninformasiakustik ke korteks pendengaran.


Mekanismedi atasterjadi dapat

melalui rangsanganpada sel rambut yang cidera, sehinggabisa menimbulkanrespons

yang memicuseratsarafyang masih 'baik', ataumelaluirangsangan


padaseratsaraflain

yang berdekatanlokasinya dengansel rambut yang cidera. Pada keadaandimana

terdapat perbedaanjunrlatr energi bunyi yang dibutuhkanuntuk mendengardibanding

sebelumnyayang terjadi akibat papararbising, disebuttuli akibat bising (noise induced

hearingloss) biasaditulisMHLs'e.

Patologidan loknsi kerusakanakibat bising

Haberman (dikutip dari Alberti) 8'e melakukanpenelitian pada pekerja yang

berumur75 tahundenganpaparanbising selama20 talun. Padapaneriksaanmayrt Qtort

mortem) tampak kerusakanorgan Corti berupa destruksise1rarnbut dengankerusakan

terberat berasaldari bagianbasal koklea. Selainitu ditemukanjuga atrofi dari nervus

auditoriusdan degenerasiganglionspiralis.Hal ini sesuaidenganpenelitianGuild seperti

dikutip oleh Hendarmint yung menyatakanbahwabagrankoklea yang terdekat dengan

tingkap lonjong menerima bunyi denganfrekuensi tinggi. Kenrsakankoklea akibat

frekuensidan intensitastinggi terpusatpadafrekuensi4000 Hz dimanakeadaanini sesuai

dengangetaranterbesarpadamembranbasilarisdanorganCorti.
10) menyatakan
SesuaidenganpendapatGuild, Sellick et al (dikutip dari Ward

bahwa di sekitar l0 mm dari tingkap lonjong terdapat sel ranrbut yang mernpunyai

amplitudo pating besar dan menerimaenergl terbesarpada paparanbising, sehingga

bagrantersebutakanmudahcidera padapaparanbising, yang disebutsebagai'4AA0Hz


23

denganserabutsarafseringjuga disebut '4000Hz nerve


receptors.'.Karenahubungannya

fibers ' . Tempatini merupakanlokus minorispadaorganCorti.

Beagley (dikutrp dari Alberti e) mengemukakanbahwa terdapat mekanisme

hidrodinamikapadakerusakansel rarnbutdalam,sel rambut luar dan membranbasilaris

akibat paparanbising Menurutnyagelombangbunyi yang datangakan tersebarsecara

merataberbentukndial. Gelombangbunyi tersebutmenimbulkanreganganpada partisi

koklea dan menyebabkanfleksi membranbasilaris sepanjangtepi ligamentumspiralis.

Akibat dari keadaandi atasbagrantengah membranbasilarisyang tidak ditopang oleh

penunjanglain akanbergetarlebih kuat dibandingkandenganstruktur lain. Padabagian

tengah ini pula tedetak bagtranbasal sel rambut luar yang mernpunyaihubunganerat

dengan pilar sel rambutdalam,sehinggamudahdimengertimengapasel penunjangpada

bagrantengahmembranbasilarisbersamasel rambut luar dan sel rarnbut dalam mudah

rusakakibat paparanbising.
8'e),mengemukakan
Saundersdan Schneider(dikutip dari Alberti terdapatnyafase

dinamikdan fase statik padatraumaakibat bising. Fasedinamikdimulai selamaterdapat

stimulasi akustik, dimanaterjadi perubahanfungsi dan struktur sel. Pada fase ini sel

mengalamikerusakanakibat paparanbisrng.Fasestatik terjadi setelahstimulasihilang,

jaringanparut,
dimanaterjadi prosesperbaikandapatmenyeluruh,sebaglan,pembentukan

bahkandestruksimenetap.

Jeniskerusakanpada struktur organ tertentu yang ditimbulkanbergantungpada

besarnyaintensitas,lama waktu paparandan frekuensibising. Peaelitianmenggunakan

intensitasbunyi 120 dB dan kualitas bunyi nada murni sampaibising denganwaktu


24

paparanl-4 jam menimbulkanbeberapatingkatankerusakansel rambut.Kerusakanjuga

dapatdijumpaipadaselpenyangga,pembuluhdarahdanserataferen8e.

Stimulasibising denganintensitassedangmengakibatkanperubahanringan pada

silia dan Hensen'sbody, sedangkanstimulasidenganintensitasyang lebih keras dengan

waktu paparanyang lebih lama akanmengakibatkankerusakanpada struttur sel rarnbut


e.
lain sepertimitokondria, granulalisosom, lisis sel dan robekan di membranReisner

Paparanbunyi denganefek destruksiyang tidak begitu besar menyebabkanterjadinya

floppy cilia'yang sebagianmasihreversibel.Kerusakansilia menetapditandai dengan

fraktur 'rootlet'silia padalaminaretikularise.

Penelitianyang dilakukan untuk mengetahuimekanismedestruksi sel rambut

akibatbising menghasilkankesimpulanbahwa,denganintensitasbising tinggt dan waktu

paparansingkat menyebabkankerusakanberupa gangguanmekanik sel rambut, tetapi

bising dengan intensitas yang tidak terlampau tinggi dan berlangzungcukup lama

menimbulkankerusakansel akibat terjadinyainsufisiensizat nutrisi sel, sehinggasuplai


e.
energidan sintesisproteinterganggu

Telah diketahuibahwabising denganintensitasyang cukup tinggt menyebabkan

perubahanpada pembuluh darah organ Corti yang akan merryebabkankerusakan


23
sekunderpadajaringan selulerkoklea. Penelitianterakhir yang dilakukanoleh Nakai

dorgan memberikanpaparanbising padamarmut denganintensitas125 dB SPL dengan

frekuensi1 kl{z modewarble atau musicrock 105-125dB selama3 jam mendapatkan

hasil terdapatayastenosisdan dilatasidinding lateral koHea, prominensiaspiralis,spiral

arteri. Pembuluhdarahdilimbusmenunjukkanvasokonstriksi.Penelitianini membuktikan


25

pengaruhbising menimbulkanvasokonstriksipembuluhdarahkoklea yang ikut berperan

menimbulkankerusakanorganCorti.

Penelitianpengaruhpapuanbisingterhadapnenus auditoriussepertiyang diteliti

oleh Spoendlim(dikutip dari Alberti e'1,pada hewan percobaanpasca paparanbising

terdapatkerusakandendritpadaakhir sinapsdenganselrambutluar dan selrambutdalam

yang sifatnyamasih reversibel.Penelitianlain yang dilakukan oleh Morest dan Bohne

(dikutip dari Alberti ) menemukanterdapatnyakerusakanpada nukleuspreauditorius,

kompleks auditorius superior serta nukleus kontralateral dari kolikulus inferior pasca

paparanbising

Perubahanbiokimia yang timbul pascapaparanbising, sepertiyang dikemukakan


e 10,menemukanadanyapenurunan
oleh Koide seperti dikutip dari Alberti dan Ward

kadaroksigenkoHea sertapeningkatankandunganglukosaperilimf.

Konsep terbaru timbulnya TAB seperti dikemukakanoleh Fuel & Pujol 2a

berkaitandengandilepasnyaglutamat(neurotransmitoryangterdapatpadasinapsisantara

sel rambut dalam dan nervus auditorius)yang berlebih pascapaparanbising. Keadaan

pada reseptor ion post sinapsis,


diatas akan menyebabkandepolarisasiberkepanjangan

sehinggamengakibatkanmasuknyasejunlahbesarkation Cl- dan HzO kedalamstruktur

post sinapsis.Hasil akhir dari mekanismepatologisdiatasmenyebabkan


timbulnyaudema

dan disrupsiseratsarafpost sinapsisyaflg selanjutnyaakan diikuti oleh kematiansel-sel

neuron. Penelitianinvivo denganmemasukkankintrrenat (agonis glutamat) kedalam

teknik pompamikro osmotilgberhasilmencegahkerusakan


koklea denganmeaggunakan

terminalnervusauditoriusdanmemperbaikistruktur post sinapsis.


*'n:
Secaraklinis paparanbisingpadaorganpendengarandapatmenimbulkan

1. Adaptasi

2. Peningkatanambangdengar sementara(temporarythresholdshtft), dapat berupa:

a.reaksilelah Qtfusiologtcalfatigue) dan b. peningkatanambangdengarsementara

berjalanlama(pathologtcalfati gue)

3. Peningkatanambangdengarmenetap(permanentthresholdshift)

Adaptasi atau respons kelelahan akibat rangsangan,ialah keadaan dimana

terdapatpeningkatanarnbangdengarsegeraakibat paparanbising,Paparanbising dengan

frekuensitertentu, intensitasdi atas 90 dB SPL menimbulkanresponsadaptasipada

frekuensiyangidentik.

Perluasan dampak adaptasi menunjukkan gambaran yang asimetri, dengan

pengaruhterbesarterjadi padafrekuensidi atasfotiguefrequency( gambar1). Pemulihan

timbul secila eksponensial,pada paparandenganintensitas70 dB SPL atau kurang

pemulihandapatterjadi dalam0,5 detik. Keadaanini merupakanfenomenafisiologisyang


e.
disebabkanoleh kelelahanpadasaraftelingayangterpapar
27

FREKUENSI
{Ha)
700 1500 2fi10 3000 6000
'000

s B

e {o / \

v
o
E:lta to
.J

F
>G
X A s \
o-
E
P /

Gambar L. Peningkatanambangdengar sementarapada berbagai


frekuensi t
setelah frelnrensi
pjsins 700IIz
-"ilf*il"ffi"Xffi
Peningkatan ambang dengar sementara merupakankeadaandimanaambang

dengarmeningkat akibat paparanbisingdenganintensitascukuptinggi. Pemulihanterjadi

dalan beberapamenit atau jam, ixwrg terjadi pemulihandalam satuandetik atau hari.

Sepertiadaptasikelainanini pun bergantungpada intensitasbunyi, frekuensibunyi dan

lama paparan.Beberapafaktor yang berhubungandenganpeningkatananrbangdengar

sementaraadalahprofil psikologis,suhutubuh, latihanfisik dan keadaantelinga tengah,

seperti radang telinga tengah, impedans dan refleks akustik. Keadaan ini masih

fenomenafisiologis8'e.
merupakan

Beberapa penulis membagi peningkatanambang dengar sementaraatas dua

bagtatUyaitu: l.Reaksi lelah atau physiolostcal fatigue atau short lasting temporory

threshold shift dan 2. Peningkatanambang dengar sementaraberjalan lama atau

pathologicalfatigue atanlong lasting temporarythresholdshift.


28

8'e),
Reaksi lelah atau kelelahanfisiologik menurut Larsen (dikutip dari Alberti

merupakanpenurunan aktivitas organ. Penyebabnyaadalah paparan bising dengan

intensitasyang lebih kuat dari adaptasidan waktu paparanlebih lama. Kelainan ini

rnerupakantransisi dart adaptasike peningkatanambangdengarsementaraberjalanlama,

perubahanbentuk dari prosesadaptasike arah reaksi lelah zulit dibedakandenganjelas,

keduanyadapatjuga timbul secarabersamaan.Responskelelahanyang terjadi akibat

stimulasibising mempunyaiperubahanmaksimumsekitar 0,5-1 oldaf di atas frekuensi

stimulusnadamurni yang diberikan.Secaramudahkelelahanfisiologik ialah terdapatnya

peningkatanambangdengaryang berlangsunglebih darr2 menit denganmasapemulihan

lengkapkuraag dari 16 jam. Padapekerjapemulihanpendengarantelah terjadi sebelum

hari kerja berikut dimulai.

Peningkatanarnbangdengar sementaraberjalanlama atau kelelahanpatologik.

Kelainandi atasdisebabkanoleh paparanbising denganintensitaslebih kuat dan waktu

yang lebih lama dari kelelahanfisiologik Perbedaankelainan ini dengan kelelahan

fisiologik adalah terdapatnya perpanjanganmasa pemulihan dan kadang kadang

pemulihan yang terjadi tidak sempurna. Batas antara kelelahan fisiologik dengan

kelelahanpatologik ialahpadaintensitas40 dB 8'e.

Peningkatan ambang dengar menetap. Paparan bising denganintensitas

sangattinsgr berlangsungsingkat(explostfl atauintensitascukup tinggr dan berlangsung

lama dapat menimbulkanpeningkatanambangdengar menetap.Peningkatanambang

dengarmenetapQtermanentthresholdshift) disehabkanoleh kerusakanatau perubahan

menetappadakoHea denganletak kelainandapatpadabanyakstruktur di koHea. Pada

tahap awal audiogramkelainanini menunjukkangambaranyang khas berupapenurunan


29

fungsi pendengaranpada frekuensi3 kJJz,4 kHz dan 6 K\lz, sedangkanfrekuensilain

masih normal sehiaggapada notasi audiogramakan terdapat suatu takik yang dikenal

dengantakik akustik(acousticnotch) atav 'C dip'.

-10
LAMA PAPARANIITIN}
0

\
@
g
fo20
10

a \
\
//

9 30 \N \
/,

I 7
ul
z \ \
4
\
/
50

80
0 ,2 5 0 ,5 0 123 4
FREKUENSI(kHz)

Gambar 2. Audiogram TAB dikaitkan dengan


lama paparan denganintensitas lebih dari f00 dB
2)
(dikutip Aari ooUie

Padakeadanlanjut atau bila paparanbising masihterus berlangsung,kerusakan

koklea makinmeluasmengenaisel rambutdan sarafyangberperanuntuk menghantarkan

impuls bunyr frekuensilebih rendah( frekuensikomunikasi) dan frekuensilebih tinggi,

maka akan terjadi penurunanambangdengarbeberapafrekuensilain yang lebih rendah


2'*'e.
ataulebihtinggi, sehinggapenderitamulai merasaadanyakendaladalammendengar

PenampilanHinis penderita akan sesuaigambaranpatologis yang terjadi pada

koklea. Padatahap awal penderitamengeluhmengalamikesulitanberkomunikasidalam

pertemuanatau suasanayang ramai, tetapi pada keadaanlanjut penderita sulit untuk

tenang2'8'e'a
berkomunikasiataumendengarwalaupundalamsuasana (gambar 2).
30

Stirnulasibising pada telinga menunjukkantolerabilitasterhadapintensitasyang

berbedapada frekuensiyang berbeda.Mills (dikutip dari Alberti 8'e),meneliti efek dari

stimulasibising terhadapperubahanambangdengar dan responspsikofisikal terteltu.

Menurutnya selarnapaparanbising terjadi perubahanambangdengar yang bervariasi

sestraide+ganfrekuensidanintensitasbising.Padafrekuensi4 kFIz makaintensitas74 dB

rnerupakaatitik awalperubahanambangdengarpadakebanyakanmanusia.

FRH(uENAT{rE}
0 125 2il 5|n 1000 2m0 8000 16000
'||l00

ReeikoTlnggl utk. TAB & cidera


GI

Reei o TAB cider menl{gltat t1


1. eraiat ising
2. xTtap taran
3. rmlahpapar /
\ ,,_ emnhhan inr tf_
E5
z
os
Flac H) < ,la h. / /
C{
o
OF
\ 9. an nx tA
f
lihan
t

? \o
= Tidalradai eaihoaitiliif TAE
o & ek$rdd lLatr*aadcngen
o
-6
Lrna.l'|rj lwnilihpap6rffi
EL II
tt lt ll t1
tt
5 s
0(a
ID
(9
rtr
,/

/
f;

lnaudlble
/

Gbr. 3. Jangkananaudibilitasmanusiadihubungkan
dengrnresikogxnggueapendelg*rrn
(dilcittlr(larlAlb€ni8'e)

Fadatitik ini peninskatanintensitas*fuesar 1 dB meny*abkan kenaikanambang

dengarsebesar1,7dB E'e.
3l

Frelnrensidi bawah 2 k}lz titik kritis untuk perubahanambangdengar didapat

padainte-nsitas
78 dB danpadafrekuensi0,5-l kHz titik kitis tercapaipadaintensitas82

dB &e(gambar3).

Faktor yaag berinteraksi dengan bising

Beberapafaltor yang berinterasidenganbising adalahusia"vibrasi, obat atavzat

ras,gangguantelingatengah2'8'e'22
ototoksik, paparul bisingsebelumnya, .

Perananfaktor usia menurut beberapapenulis merupakanfaktor yang dapat

at TAB, beberapakeadaanyang mungkinikut berperanadalahaterosklerosis,

hipertensidanprosespenu&rnz'EP'22.
Menurut Ward (dikutip dari Dobie 21,dalarnmenilai

faktor aditif pada TAB perlu dipertimbangkantiga hal yaitu : presbikusis(pengaruh

faktor usia), nosoakusis(pengaruhpenyakit) dan sosioakusis(pengaruhgaya hidup

sehari-hari).Mac Raesepertidikutip dari Dobie2& Alberti e,Novotny dan Corso (dikutip

dari Alberti ) menyimpulkanbahwa pada keadaan TAB sedemikianburuk perlu

pertimbangan pangaruh faktor usia. The Interrnsiornl Starfurd Organization

menganjurkanuntuk melakukankoreksi usia pada penilaian,bila rerata nilai ambang

dengar(NAD) lebih dari 40 dB 2.

Vibrasi adalah energi bunyr yang akan menyebabkanterjadinya perpindahan

molekul udara dari satu posisi statis pada posisi k"d"por, kenudian akan ke posisi

berlawanansambil melewati posisi statis 15'16.Secara fisika gerak linear vibrasi

mempunyaikesamaandeagangelombangbunyi. Vibrasi akan menarnbahbesartekanan

gelombangbunyr . Beberapapeneliti sepertiOkada, Osako & Yamamoto(dikutip dari

Alberti e) membultikan bahwa vibrasi berperan dalam memperberatterjadinya TAB.


32

Shida -26berhasilmembuktikanbahwa vibrasi dapat menurunkangeneratoramplifikasi

koHea.

Penggunaanzat atau obat ototoksik secara langsung dapat menyebabkan

tedadinya kerusakan pada sel rambut luar, keadaan ini akan menurunkanpotensi

amplifikasisel rambutluar secaradrastis12.

Riwayat papamnbising sebelumnyaseperti diteliti oleh Humes ( dikutip dari

Alberti ) pada6 pekerjabaru padasuatuindustri dargantingkat kebisinganyang cukup

tinggr Sebelumbekerja di perusahaantersebut, pekoja di atas mempunyairiwayat

papara bising. Padapemeriksaanlanjutanterdapatperburukanambangdengardengan

audiogram sesuaidanganpenjumlahanpaparanlamadanbaru.

Pigrnenkulit ternyatamerupakanfaktor proteksi untuk terjadinyaTAB. Pekerja

kulit berwarnatunyata lebih tahanterhadappapamnbising dibandingpekerjakulit putih

trnfeksitelingatengahpadafaseakut akanmeryebabkantidak bekerjanyarefleksi

koHea lebihproneterhadappaparanbising o"tz.


akustikyangmenyebabkan

Bising lingkungan kerja

Kemajuandalam bidang teknologi sqiak tiga dekadeterakhir ini menyebabkan

peningkatanbahayabising baik dalamjumlah, intensitas,kecepatandan jwr,rlahorang

yang terpapar bising terutama di negara industri dan negaramaju. Beberapasumber

bising yang menjadi penyebabpolusi adalah gemuruh mesin produksi pada beberapa

pabrik, desingmesinjet, gemuruhmesinturbin padabeberapakapal laut, letusansenjata

genggamdan seajatapanggul, bising dari alat bantu kerja seperti mesin pemotong
55

rumput, lirug alat pemecahbeton atau aspal,bising alat penghisapdebuelektrik sampai

padabising dari kendaraanalat angkutanatau transportasidengansistemgasbuangdan

yangburuk.
suspensi

Paparanbisingpadasaranatransportasiumumditambahbisingjalan raya mungkin

merupakansalahsatu penyebabcepat lelah, penurunankewaspadaandan dalam kurun

waktu tertentu dapatmenimbulkangangguanpendengaran


padapengemudinya.
Keadaan

ini bila dibiarkan, dapat menyebabkankerugian materil, membahayakan


bagt diri dan

penggunajalan lainnya.

Pinto dan Kryter melaporkanterdapatnyagangguanpendengaranpada awak

padapengemudikendaraan
pesawatterbangkomersil,sedangkangangguanpendengaran

umumdilaporkanolehNerbonnedanPicardipadatahun1975(dikutip dariWilliams?7).

Survai yang dilakukan oleh Indrasukhri et.al 6 pada sumberkebisingandi jalan

raya kota Bangkokmendapatkandari I l 153 sepedamotor dan kendaraat alat angkutan

umum'three cycle' sejenisBajaj ditemukansebanyak7.911 sepedamotor dan Bajaj

dicurigaimempunyaiderajatintensitasbisingyangtinggi sertaperlu diperiksalebih lanjut,

dari jumlah di atas ternyata terdapat 3.242 kendaraanyang benar mempunyaitingkat

produksi bising di atas 85 dBA dan diharuskanmembayardenda sebesar100 Baht

perkendaraanserta boleh digunakankembali bila intensitasproduksi bising dikurangi

sesuainilai ambangbatasyangdiperkenankan,

PenelitianyangdilakukanolehHendarmindanHadjar,1971rEmendapatkan
hasil

bisingjalan raya(Jl. MH.Thamrin, Jakarta)sebesar95 dB lebihpadajam sibuk .


34

Kombinasiantarabising alat transportasidengansistemsuspensidan gas buang

yangburuk sepertiBajaj danbising jalanrayamenyebabkan


risiko gangguanpendengaraa

pengemudikendaraantersebutmenjadilebihtinggi.

Weston dan Adam seperti dikutip oleh Hendarmiadan Waspodo ", mencatat

terjadinya pcnurunanprestasi kerja sebesarlTVo pada karyawan yang bekerja pada

lingkunganbising tanpa menggunakanalat pelindungtelinga. Atma life insuranceCo.

mendapatkanpenurunankesalahansebesar3A-5A%padajuru tik setelahdinding ruang

kerja dilapisilapisanpenycrapbunyi.

Survai yang dilakukan oleh Hendarminr padaManufacturing Plant Pertamina

dan dua pabrik es di Jakartamendapatkanhasil terdapat gangguanpendengaranpada

50% jumlah karyawandisertai peningkatanambangdengarsementarasebesar5-10 dB

padakaryawanyangtelahbekerjaterusmenerusselama5-10 tahun.

Dampak paparunbising padalingkungankerja di industri mobil di Amerika telah

diteliti oleh Lee dan Feldstein 2e, selamakurun waktu 5 tatrun pada pekerja yang

mendapat paparan bising dengan intensitas 104-110 dbA didapatkan gangguan

pendengaranpada frekuensi 2000-4000 Hz denganbesar penurunanambangde.ngar

sekitar3,4-6,2dB.

Sumberbising bukan hanya dari lingkungankerja saja akan tetapi dapat juga

berasaldari bidanghiburan,olah raga,rekreasi,bahkanlingkunganpemukimanpun dapat

terkontaminasioleh bising. Adenan 30melakukanpenelitianpada 43 orang penduduk

yang bertempattinggal disekitar lebih kurang 500 meter dari ujung landasanBandara

PoloniaMedan, denganlamahuniansekitar 5 tahun dan rentangusia 20-42 tahun. Dari


35

hasilpenelitiantersebutditemukansebanyak50% menderitatuli sarafakibatbising,pada

pendudukdengantatatata lamatinggal 17tahunwaktu paparrtturata?2 jam/ hali.

Shida?6menelitipengaruhstimulus vibrasi terhadappeningkatanambangdengar

dengancara mengulq,r cochlear microphonic atau ernisi otoakustik pada kelompok

marmut yang diberi paparanbising denganintensitasbunyi 115 dbA dan frekuensi

4O0Hz,dengankelompok lainnya mendapatpaparanbising yang sama dan frekuensi

vibrasi sebesar2A Hz. Dari hasil penelitiannyadisimpulkan vibrasi meningkatkan

afe*tifitas gangguanpendengaran.

Hutchinsonet. al 3r meneliti pengaruhaktifitas kerja ringan terhadappenurunan

fungsi pendengaranakibat paparan bising Pada penelitiannya disimpulkan bahwa

aktifitas ketja ringan saja tidak mcmpercepattimbulnya peningkatanambangdengar,

tetapi bagaimanahasilnya bila pekerja dengan aktifitas kerja yang lebih berat juga

mendapatpaparanbising.

Bising pada kendaraanumrm pengangkutpenumpang

Jutaanpendudukncgaramaju dan negaraindustri tinggal di rumahatau di dalam

apartemenyang didirikan 200 kaki dari tepi jalan yang sibuk atau tepi jalan bebas

hambatanberisiko terpaparbising lebih dari 100 dB, terutamapadajam sibuk. Bising

jalanraya yang dihasilkanoleh kendaraanlalu lintas tersebutumunnya bergantungpada

:1. jenis,junrlattdan kecepatankendaraanyang melintas,2. interferensispesifikantara

kendaraandan badanjalan dan 3. jenis lingkungan dimanajalan itu berad4 seperti

metropolitan,perkotaanbiasa,setengahkota ataupun desat'.


36

B:ritrg yangdihasilkanoleh kendaraanmerupakangabungandari berbagaisumber.

Bising tersebutberasaldari sistemgas buang (knalpot), mesin, sistemtransmisi,rem,

klakson"gesekanban, keteganganrantai, sekrupyang kendor dan muatanyang dibawa.

Pada umumnyamakin tua usia kendaraantersebut makin besar produksi bising yang

dihasilkan.Pemeriksaanyang dilakukan pada beberapamobil pribadi mendapatkan

intensitasbisingantara62-85dB padakecepatanwfiwa48-112krrr/jarnz'.

Penelitianyang dilakukanoleh Priede yang dikutip oleh Burns 32, pada 15 alat

kendaraanangkutanpenumpangdalam kondisi baik yang dijalankandengan putaran

mesinmaksimumdidapatka4sepertigadari jumlah kendaraandi ataspadaputaranmesin

maksimummernpunyaiNAB dalambatasyang dapat ditoleransi,sedangkandua pertiga

lain mempunyaiNAB yang dapat menimbulkangangguanpendengaran.Variasi antara

kendaranyang paling tenangdengankendaranyang paling bising sekitar 15 dB, bising

frekuensitinggi didapatpadapenggunaan
persnelingtiga ataulebih.

Penelltianyang dilakukanoleh Nerbonnedan Accardi (dikutip dari Williams ??)

melaporkan pada 113 pengemudi angkutan umum terdapat korelasi yang sangat

bermakna $rtara lama mengemudi dengan makin beratnya gangguan pe.ndengaran

terutamapadafrekuensi4 kFIz, ambangdengartelinga kiri lebih buruk dibandingtelinga

kanan dan penekananambangdengar pada frekuensi 0,25-0,5 kHz. Keadaandi atas

dimungkinkankarenapengaruhbisingdanvibrasi.

B6erapa negaradi Eropa berupayauntuk mengurangidampakbising dengan

jalan
mernbuatperaturanlaik operasidalamhal bisingbagi kendamanyang menggunakan

umum.Merekamembagijenis angkutanataukendaraanataslima kategori( tabel 2).


1V

Tabel L Besar kapasitassilinder sehubungan


denganN A B yang diperk€n*nkf,n
(dihtipdari Bun$31

1 Spdmotortidak lebih dari 50 cc 77 8A


2 Spdmotor> 50-125cc 86dBA
3 Spdmotorjads lain 82dBA
4 Kendaraanangkut> 3rl2tm,traktor, s9 dBA
danangkutaap€f,lumpang kurangdari
14 orang
5 Angkutanpcnumpanglain atautruk 84=85dBA
ringan

Semuabising yang ditimbulkanoleh alat atau mesin atau saranatransportasidi

atas berpotensilmenimbulkandampak pada pendengaranpekerja atau operator atau

pengemudimau pun masyarakatsccaraumum. Kenaikanambangdengaryang menetap

padapekerja seringterjadi bila bekerja dalam bising denganrentangwaktu

antua6-15 tahunsetelahmelaluipeningkatanambangdengarsementara8'e.

Menurut Iskandar 7 cacatpendengaranakibat kerja ialah suatu ketulian yang

menetappadapekerjaakibatterpaparbisingyangmelebihinilai ambangbataskebisingan,

dalam waktu lama dan berjalan terus menerus.Bertagai tingkatan kecacatanyang

mungkintimbul akibatpaparailbisingdapatmulai dari

1. Gangguanpandengaran
ringan,ambangdengar20-40dB,

2. Gangguanpendengaran
sedang,ambangdengar41-55 dB,

3. Gangguanpendengaran
berat,anrbangdengar56-7AdB.,

4. Gangguanpendengaran
$angatberat ambangdengar7l-90 dB dan,

5. Gangguanpendengaran
total denganarnbangdeagarl€bihdari 90 dB.
38

Beberapaistilah lain yang digunakan:tuli akibat kerja, cacatpendengaranakibat

kerja, tndustrial noise induced deafuessatau stimulation deafuessatau boilermakers

deafuessataunoiseinducedhearing loss (NIHL).

Penampilanklinis ganEguanpendengaranekibat bising

PenderitaTAB biasanyadatang dengangangguanpendengaranyang berjalan

cukup lamadan perlahanJahan.


Keluhanyang seringdisampaikanadalahkesulitandalam

menangkappercakapanterutama dalam suasanaramai, karenanya kelainanini sering

disebut cocfuailparty deafuess.Oleh karenapcnuunan ambangdengarpada frekuensi

tinggi, penderitamandapatkesulitanuntuk menangkapbunyrkonsonaadan lebih mudah

mendengarbutyr vokal. Pada penderita TAB sering disertai tinitus nada tinggi yang

hilangtimbul, bila terjadi paparanbisingulangtinitus akanmenetap.Tinitus menjadilebih

menggangggpada saat $uasanasunyi atau pada saat penderita akan tidur, sebagran

penderita mengeluh sukar tidur atau sulit berkonsentrasi.Sering tinitus merupakan

keluhanyang paling menonjolpada pendrritu 2'8rr'e21.


Penelitianyang dilakukanoleh

sekitar 42YskasusTAB disertaioleh gejalatinitus.Coles


Penner(1990),mendapatkan

mendapatkanfaktor risiko tinitus sebesar1,7 padapekerjayang terpaparbising, faktor

risiko akanmeningkatsebesar2,0 padapekerjaberusia40 tahunlebih33.

Diagnosis

TAB merupakan suatu penyakit atau gangguan pendengaranyang spesifik

disebabkanpapamnbising berulangdenganwaktu yang cukup lama, ditandai dengan

gejala dan penemuan obyektif tertentu. Beberapa penyakit atau kelainan yang
39

mefnberikangambaranmirip denganTAB adalahlabirintitis, ototoksik, infeksi virus,

traumaakustik,ciderakepal4 tuli herediter,presbikusis,danneuromaakustikz8'zr'22.

Diagnosis TAB dibuat berdasarkan anamnesislengkap, pemeriksaanfisik,

pemeriksaanaudiologikdanlaboratorik.

Anamnesisharus dilakukansecerrnatmungkin, riwayat paparanbising termasuk

intensitasbising, lama paparandalamseharidan lama paparandalamsatu minggu serta

lama kerja dalamlingkunganbising tersebut,harusdiperhatikandenganbaik. Perlu juga

diperhatikanmengenairiwayat ketulian dalamkeluarg4 penggunaanzat atauobat yang

bersifatototoksik sertatraumakepalaharusselaluditanyakan.

Pemeriksaanfisik sering kali tidak menunjukkankelainanyang berarti, kecuali

pada penderitagangguanpendengaranyang berkaitandenganpenyakit sistemikseperti

diabetesmellitus.

Pemeriksaan otoskopik telinga biasanyatidak menunjukkankelainan.Pada uji

Weber menunjukkanlateralisasike telinga yang lebih baik sedangkanuji Schwabah

memberihasilmemendek.

Pemeriksaanaudiometrinadamurni menunjukkantakik padafrelarensi4000 t{2.

Bila penderitaTAB masih terus menerusterpapar oleh bising akan terjadi penurunan

sensitifitastelingapadafrekuensi1-4 kFIz.Gambaranaudiogrammenunjukkanpenurunan

yangjelas dimulai padafrekuensiI kflz atau 2 kIIz dengantitik terendahpadafrekuensi

4 t&Iz, sering diikuti reaksi pemulihanpada frekuensiI kIIz. SecaraHasik TAB akan

grafik 'V-shapedsignature',atatJ'acousticnotch' atav 'C dip ' pada 4l<TIz


memberikan
2'E'e
lgambar 3). Kelainanini pada umumnyamengenaikedua telinga dengangambaran

audiogramyang hampir serupa,tetapi padabeberapakeadaansepertiposisi kerja yang


40

menetap dengan satu telinga yarLgterus menerus menerima paparar' dapat ditemui

perbedaanderajatgangguanpendengaran
yangcukupbesararfiLratelingakiri dankanan.

Penelitian yang dilakukan oleh Marvel pada 49 operator traktor pertanian

mendapatkanhasil gangguanpendengaran
padafrekuensitinggi dengantelinga kiri lebih

buruk dibandingtelinga kanan 34.Penelitianlain yang dilakukan Pidlia et al 35pada

beberapapekerja industri ditemukangambarangangguanpendengaranfrekuensitinsgr

denganbeberapakasusmenunjukkanaudiogramyang asimetri arrtaratelinga kanandan

kiri.

Komisi Konservasi Pendengarandan Bising dan The Americsn College of

OccupationalMedicine (ACOM) membuatdefinisi TAB sebagaiganggoanpendengaran

yang timbul secaraperlahanakibat paparanbising yang berlangsunglama (beberapa

terusmenerusataupun terpufus,dengangambarankarakteristik36:
tahun)secaf,a

l. Tuli sarafkoklea

2. Sebagianbesarkazusbilateraldengangambaranaudiogramyanghampirserupa,

3. Hampir sebagianbesartidak menunjukkangangguanpendengaran


yang berat ( pada

frekuensirendahsekitar40 dB danpadafrekuensitinggi 75 dB).

4. Bila paparanbistnghilangmakaprogresifitaskelainanterhentipula.

5. Riwayat paparan sebelumnyatidak menyebabkantelinga menjadi lebih sensitif

terhadappaparanyangdidapatkernudian.

6. Kerusakanawalterjadipadafrekuensi3000,4000dan6000FIz dengantakik terbesar

padafrekuensi4000 tlz.

7. Gangguanpendengaranmaksimaltimbul setelahpaparanberlangsungsekitar 10-15

tahun,setelahitu gambaranaudiogramrelatif menetap.


4I

8, Kerusakanakibatpaparanbisingyang terus meneruslebih berat dibandingkerusakan

akibatpaparanbisingyangterputus.

Frekuenelfizl '4000 FrekuensilHzl


5t,0 2000' 500 2000. '4000
0 0
t0 I 10
20 2A
30 30
409 40E
5 0s ar 8
80 '6 606
70E 70E
8{' E 809
90 90
t00 fl}0
110 110
Tellnga Hri Telinga kanan

Gambar4. AudiogramTAB menunjukkan takik pada4liillz,1'C dip'1


(dikutipdariAlbeftie)

Pemeriksaan
obyektifyangdapatdilakukanadalahaudiometriimpedansdanbrain

evolced respons audiometry @era), untuk menilai keadaan telinga tengah dan

dengantuli saraflain yangletaknyaretrokoHearT'36


membedakan . Polish EPIEST system

merupakanteknik pemeriksaanauditory brainstem responsesyang kadang digunakan

untuk mengetahuifrekuensi spesifik reseptor koHea yang terdepresi.Penelitian dan

kemajuanbidangteknologi kedokteranmembawadampakyang memudahkanparaklinisi

untuk menegakkandiagnosisTAB. Dalam beberapatahun terakhir telah dikembangkan

teknik pemeriksaanDPOAE ( distortion pro&tct otoacousticemissions) yang dapat

denganjelas mengetahuiinformasikelainanfungsi sel rambut luar sertareseptorkoHea

secaraobyektif37.
42

?d* keadaankhususuntuk menyingkirkankecurigaantuli akibat tumor sudut

diperlukanpemeriksaan
serebelopontin, radiologik sepertifoto kepalaataumastoiddalam

posisitertentuseftact scankepalaataumastoid.

Menurut Iskandartt dalammenentukangangguanpendengaran


akibatbisingpada

pekerjaperlu diperiksa:

l. Keadaan sebelumbekerja meliputi umur, riwayat penyakit telinga yang pernah

diderita,pemeriksaanTHT danpemeriksaanaudiometri,

2. Ambang bising di tempat kerja tidak boleh melebihi 85 dB, adanyaprogrrlm

penanggulangan
sumberbisingdi tempatkerja.

3. Evaluasi secaraberkala minimal tiap 6 bulan pada pekerja denganrisiko paparan

bising meliputi, lama kerja atau hari, penggunaan alat pelindung telinga dan

pemeriksaan
pendengaran.

4. Pemeriksaanpendengaranyang meliputi uji berbisik, audiogramnada murni serta

pemeriksaan lain sesuai indikasi. Pemeriksaan dilakukan setelah penderita

diistirahatkanminimal I 6 jam.

Beberapapakw dalambidang neurotologi yang mendalamimasalahbising dan

dampaknyapada pekerjaberusahamembuatbaku derajat kelainanTAB. Barrenasdan

Hellstrom 3e menganjurkanpengguruulnNoisescan data base, dengan penderajatan

sebagaiberikut :

Derajat I : NAD keduatelinga< 20 dB padaseluruhfrekuensi


DerajatZ : NAD keduatelingapadafrekuensibicara(0.5-l-Z H{z) < 20 dB,
pada3 H{z < 40 dB dan4 kIIz < 65 dB.
Derajat3 : Rerataambangdangarfrekuensibicara< 20 dB, frekuensilain
lebihburuk dan derajat2.
43

Derajat4 : Rerataambangdengarfrekuensibicara> 20 dB.

Kriteria lain yang diusulkanoleh Suter (1978) adalahdipertimbangkansebagai

suatukeadaanyangabnormalbila rerataNAD >20 dBze.

Diagnosisdiferensial

Berbagai kelainan yang menirnbulkantuli saraf jenis koklea dapat menjadi

diagnosisdiferensialTAB seperti tuli ototoksik, presbikusis,tuli saraf herediter, tuli

karenakelainanmetabolik,otosklerosiskokle4 tuli sarafmendadak,tuli akibat kelainan

atau lesi di susunansaraf pusat, sindrom Meniere dan tuli anorganik('malingering),

infeksivirus, labirintitis,traumaakustikdanneuromaakustik7'32'35'37.

Pengobatan

Tidak ada pengobatanmedikamentosaatau pun tindakan pembedahanuntuk

memperbaikiatau mengobatiTAB. Padakelainantahap awal dapatdilal$kan tindakan

untuk an pekerjaterhadappaparanbisingdenganmemberikanalat pelindung

telinga yang baik dan tepat. Bila mungkin dapat dilakukan rotasi kerja yaitu dengan

memindalrkanpekerja ketempat yang tidak terpapaxbising Dalam beberapapustaka

menganjurkanterapi oksigen hiperbarik atau penggunaankarbogen pada tahap awal,

terutamapadakelainanmendadak8'xro.Padakeadaanyang sudahlanjut dibutuhkanalat

bantudengar.

Meskipun tidak dapat diobati TAB dapat dicegahdenganmengurangipapararr

terhadapbising Beberapapendekatanyang dapat dilalarkanuntuk tindakanpencegahan

sepertimengurangiproduksi bising dari sumbernya,memberikanalat pelindungtelinga


44

padapekerjaya$gmempunyairisiko terhadappaparanbisingdan membatasidiri terhadap

paparanbising yang tidak perlu. Secaranyata tindakan tersebut berupa penggsnaan

sumbattelinga yang baik secarabenar, meredamsumberbising denganmenggunakan

ruangtersendiribaik bagi sumberbising sepertimesinataupun bagi pek€rja,mengurangi

getaransumberbising denganmenggunakansuspensiperedambising, memasangfilter

yangsesuaipadasistemgasbuangkendaraanbermotor,mengencangkan
sekrupataubaut

yang kendor dan melakukan pemeriksaandan perbaikan secara rutin pada mesin

penggerakkendaraanbermotor.
45

BAB In

METODOLOGI PENELITIAN

I.KERANGKA KONSEP

Lamapapar>6tahun
TAB (+)
Lamapapar<6tahun

Intensitas
Lama pnpar
Usia
I nfeksi telinga tengah.
Diabaes melins
Pemakaionobat/zat
ototoksih
Hipertensi
Tuli hereditq

L a m a p l p rr)6 ta h u n
TAB G)

Lamapapar<6tahun

:""""""""" - - ' ---" ' i


i keterangan: fafuor perancu didalam kotak dengangaris terputus(italics)tidak di analisai
46

2. BATASAN OPERASIONAL

Z.l.Tuli akibat bising(T A B).

Delinisi jenis sensorineuralakibat kelainanpadakokleq


: Gangguanpendengaran

terjadi akibat paparan bising denganintensitasdi atas NAB yang diperkenankandan

berlangsunglama. Pada pemeriksaanditemukan penurunan ambang dengar pada

frekuensitinggi, kebanyakankasusmenunjukkantakik akustikpada 40001422'7'8p.

AIat ukur : Anamnesis,pemeriksaanfisik, otoskopik, garpu tala dan audiometer

klinik merklnteraccousticAC 4L,bila diperlukandapatdilakukanpemeriksaan


BEM.

Cara uhur : Pada anamnesisjelas didapatkan riwayat paparan bising dengan

intensitasyang cukup tinggi dan berlangsunglama, pada tahap awal tidak terdapat

yangjelas. Pemeriksaanotoskopi denganmenggunakanotoskop


gangguanpendengaran

merk Keeler tidak menunjukkankelainan . Uji penalamenunjukkanterdapat tuli saraf

bilateral, jarang yang unilateral. Pemeriksaanaudiometri nada murni menggunakan

frekuensi250 - 8000Hz danintensitas-10 s/d 110dB, akandidapatkanpenurunan


fungsi

pendengaranterutama pada nada tinggi. Takik akustik pada frekuensi 4000 Hz

merupakangambarankhasyang sering didapatkan

Hasil ukur .'Hasil pengukuranakandidapatkangambaranaudiogramdenganberbagai

macam konfigurasi, pada percontoh dengan TAB akan didapatkan garrbaran takik

akustik padafrekuensi2000 - 6000 Hz dengantakik terbesarpada frekuensi 4000 Hz.

Reratanilai ambangdengar(NAD) didapatdenganmenjumlalrkanambangdengarpada

frekuensi500,100dan2000Hz kemudiandibagitiga
47

Kriteria penilaiangangguanpendengaran

ISO: 0 -25 dB : Pendengarannorrnal


26-40 dB : Gangguan pendengaran ringan
41- 60 dB : Ganguan pendengaran sedang
61- 90 dB : Gangguan pendengaranberat
>90 dB : Gangguanpendengaran sangatberat

Padapenelitianini denganmaksudmencarifaktor risiko berdasarkanlama paparandan

denganmemperhatikankriteria diagnosisyang sudahdikemukakanoleh para ahli, maka

peneliti membagiTAB menjadi2 yaifra: l. TAB tahap awal bila rerata ambangdengar

frekuensi0.25-0.5-l-2kJlz dibawah25 dB, denganfrekuensi4 ktlz lebihdari 25 dB. 2.

TAB tahaplanjut bila ambangdengarfrekuensi4W{z lebih dari 40 dB denganatautanpa

perluasantakik padafrekuensilain.

Hasil pengukurandinyatakandalam : I : pendengarannormal, 2 A= TAB tahap awal,

28: TAB tahaplanjut, 3 : tuli sarafringa4 4: tuli sarafsedang,5 : fiJi sarafberat, 6

: tulicampur,7:tuhkonduktifringandanS=tulikonduktifsedang,9:presbikusis

2.2. Intensitasbising

Deftnisi ..Kecepatanrata- rata aliranenergibisingmelauiareatertentupadasuatu

bidangbunyi ts'16.Kebisinganalat angkutanBajaj didefinisikansebagaisemuabunyi yartg

tidak dikehendakiyang bersumberdari mesin,sistemgasbuang,kabin penumpangserta

interferensiantaf,aroda danbadanjalan. Satuanintensitasdinyatakandalamdesibelskala

A (dBA).

Alot ukur : Soundlevel meter,tripod dan statuspenelitian.


48

Cara ukur : Pengukuranintensitasdilakukan pada saat kendaraandijalankanpada

kecepatansehari-haridenganmenggunakansound level meter pada skala A respon

lambat. Kendaraan atau alat angkutanumum penghasilbising yang yang dicurigai

menimbulkangangguanpendengaranadalahBajaj dengankapasitassilinder 150 cc, 4

tingkat kecepatan.
8
Hasil ukur .' Besarintensitasbisingdinyatakandalam : 1 : 85 - 90 dBA 2 : 9l -95

dBA 3 = 96 -100dBA 4 = l0l -105dBAb5 = 106-ll0 dBA dan 6 - > 110dBA

2,3. Lrma papar

Definisi .' Satuan wakfu yang menunjukkkanjurnlah lama terpapar karena

sebagaipengernudiBajaj, seringdinyatakandalamjam lhafl ,jam / rninggu


pekerjaannya

ataudalamtahun.Padapenelitianini lamapapardibagiatas:

1. Lama papr harianyang menyatakanlama paparanbising dalam satu hari kerja dan

dihitung dalam jam I hari dan 2, Lama paparankerja yang menyatakanlama paparan

sebagaipenegemudiBajaj dihitungdalamjumlah tahunkerja.


bisingdalampekerjaanaya

Alat uhur .'Anamnesisdanstatuspenelitian

Cara ukur .' lama papar harian : junrlah ja:n kerja perhari dikurangi denganlama

waktu istirahat, lama paparankerja = 1997- tahun mulai bekerja sebagaipengemudi

Bajaj

Hosil uknr .' lamawaktupapardinyatakandalam:I : < 6 iarn,2: 6 - 8 jam, 3 : > 8

- 10jam dan4 = > 10 janq lama paparankerja dinyatakandalam l:2-4 talun, 2= > 4'6

tahun,3: > 6-8 tahun,{-;.8-10 tahundan5: > l0 tahun


49

2.4.Usia.

DeJinisi : Adalahumur biologis dari percontoh

Alat ukur .' Anamnesisdan statuspenelitian

Cara akur .. Usia dihitung denganmengurangitahun saat diperiksa dengantahun

kelahiran.
:
Hasilukur .' Usia dinyatakandalam: 1: < 24 talwn,2: 24 -30 tahu4 3 3l - 37

tahuq 4 = 38 - 44 tahun dan4: > 44 tahun


50

3. DISAIN I}AII CARA PEI\IELITIAN

3.1. Bentuk penelitian

Penelitian ini berbentuk kasus kelola yaitu dengan membandingkankelompok

pengemudiBajaj yang menderitatuli akibatbising (TAB), dengankelompok pengemudi

Bajaj yangtidak menderitatuli akibatbisingCIVIAB)

3.2. Tempat dan waktu penelitian

dan Sub.BagTHT Sosial;Bag. THT


Penelitiandilakukandi Sub.Bag.Neurotologr

FKUI - RSUPN Dr.Cipto Mangunkusumo Jakarta / Pusat KesehatanTelinga dan

GangguanKomunikasi.Penelitiandilakukanmulai Juni 1997 s/d September1997 atau

jumlah percontohtercapu.

3.3. Populasidan percontoh

PopulasipenelitianadalahsemuapengemudiBajaj di Jakarta,sedangkanpercontoh

adalahanggotapopulasipenelitianyang dihubungioleh peneliti secaraacakdan bersedia

ikut dalampenelitiandenganmengisillernbarpersetujuan(Informed Consent)..

3.4. Alat-alat penetitian

- Statuspenelitian

- Alat diagnostik:sepertilampukepala,serumenhak, otoskop,audiometernada

murni merklnteraccousticAC 40, sound level meter merkRealisticcat. No 33-

merk Focal dan


2050denganjangkauan50 dB s/d126 dB, sfigmomanometer

Glukostik.
5l

3.5. Jumlah percontoh

Jundahpercontohmengikutirumus:

:'2 : (zr-on'{6: rg ^[m)


'r ( p t- pz) '

n : junrlatrpercontoh

ZralT: nilaiZ (bakr distribusinormal) padanilai crtertentu-+ cr:0,05

rnaka rnlatZ: 1,96.

Zr 9 : nilai Z (bafudistribusi normal) padanilai P tertentu-+ F : 0,2 maka

nrluz:0-842.

pr : proporsipengemudiBajaj yangmenderitaTAB denganlamakerja > 6

tahun(TAB)

pz : proporsipengemudiBajaj yangtidak menderitaTAB denganlama

kerja > 6 tahun(NTAB) MenurutpenelitianHendarmina:0,5

Qz :(1 -P z):1 -0 ,5

= 0r5

RasioOdd :5

Pr : ra si o Od dx Pz: 5 x0,5

(rasioOdd) P2+q, (5) 0,5 + 0,5

: 0183

gr :(1 -P r)=l -0 ,8 3

:0117
52

,
n : {(1 ,9 6 1 2 x0 ,5 x0,5 + 0,842{ ( 0,83x0, 17) + ( 0,5x0,5) ) } 2

( 0,83- 0,5) '


= 33 percontoh

3.6.Kriteria penerimaan

Kriteria penerimaanbaik padapercontohkasusdan kelola adalahsemuapengemudi

Bajaj di Jakartadan bersediamengikutipenelitiandenganmengisidan menandatangani

formulir informedconsent.

Pada percontohkazus( sebanyak33 percontoh) adalahpengemudiBajaj dengan

TAB.

Percontohkelola ( sebanyak33 percontoh) pengemudiBajaj yang tidak menderita

TAB.

3.7.Kriteria penolakan

Kriteria penolakanbaik padapercontohkasusmaupunkelola adalah:

l. Tidak termasukdalamkriteria penerimaan

2. Menderitakelainantelingatengah

3. Riwayat menggunakanobat-obatan atau zat yang bersifat ototoksik dalam waktu

lamadanberurutan.

padausiamudadalamkeluarga
4. Riwayatgangguanpendengaran

5. Menderitapenyakitdiabetesmelitusdanhipertensi.

6. Pernahdirawatdi rumahsakitkarena ciderakepala.


53

3.8. Pengumpulandata

3.8.l.Persiapan

3.8.1.1Tenaga

Hinis THT, penaladan pemeriksaanaudiometridilakukanoleh peneliti


Perneriksaan

dibantuoleh seorangperawatdi Sub.BagianNeurootologtBag. TI{T RSUPN.Dr. Cipto

Mangunkusumo,Jakarta,

3.8.1.2.Bahan

Sebelum penelitian ini dilakukan dilakukan penelusurankepustakaan,persiapan

administrasiberkaitan dengan surat menyurat dengan baglan atau organisasiterkait

denganpenelitianini danpembuatanstatuspenelitian,

3.8.2.Prosespengumprlan data

3.8.2.1.I}ata

Data diperolehdari :

l. Anamnesisyang dicatat oleh peneliti dalamstatuspenelitiandenganpertanyaanyang

sudahdibuatsecarabaku.

lanjut akandilakukanpadapercontohyangterpilih meliputi pemeriksaan


2. Pemeriksaan

fisik, pemeriksaanotoskopi menggunakanotoskop met*"Keeler yang dilakukanoleh

penelitisendiridanhasilnyaakandikonfirmasioleh seorangdokter ahti THT.

3. S€telahperneriksaandi atas selesaidilanjutkandenganpemeriksaanpenaladengan

frekuensi 512, 1CI24dan 2048 Hz dilanjutkandenganpemeriksaanaudiometrinada

murni denganmenggunakanaudiometerHinik merk InteraccousticAC 40 dengan

jangkauanfrekuensidali A)25 - 8 kt{z danintensitasdari -10 Vd 120dB,


54

4. Pengukurantekanandarah dilakukandenganmenggunakansfigmomanometermerk

Facol danperneriksaan
reduksiurin menggunakan
reagenmerkGlalastik.

3.8.3, Prosespenjaga*n mutu data

Pros€spenjagaanmutu daradilakukandengan:

l Pemeriksaaraudiometridilakukanpadapagi hari.

2. DaIa yangdiperolehdieafatdalamstatuskhususpenelitiansetelahdiyakini benardan

sesuaiinterpretasiyangdimaksudtujuanpenelitian.

3. Bila tedapat keraguan dalarn anarnnesisdan hasil pemeriksaanakan dilakukan

reanamnesisserta pemeriksaanulang daa bila tidak berhasil,maka data percontoh

akandikeluarkandari peneJitian.

4. Datayang didapatdan diyakinibenarakansegeradimasukkanke dalamkomputer.

3.8.4. Hsmbatan

Kendala yang mungkin terjadi adalah tidak bersedianyapercontoh ikut dalam

bersamaandenganjarn kerja percontoh.Hal ini


peoelitiandisebabkanwaktu perneriksaan

akandic.obadi atasidenganmelakukanpendekatandao memberikanpenjelasanmengenai

penelitianini dilalukan sertamemberikanuangpenggantikerugianwaktu.

3.9. RancEngenpengolahandan analisisdata

Langkahyangakandilakukandalampengolahandatayangdiperolehadalah:

l. Data mengenai kondisi pendengaranpercontoh akan langsung diperoleh dat',

pemeriksaanyang dilalnrkan, melalui peralatan penunjangyang akan digunakan


55

denganmetoda pemeriksaansebagaimana yang telah diuraikan dan akan dicatat

dalamstatuspenelitianmaupun statuskhususSub.BagNeurotologi.

2. Dari status penelitian,data dimasukkanke dalan komputer denganmenggunakan

program Database, dilaktrkan pembersihan data sebelum dilakukan analisis.

Pengolahandata akan dilalilkan secarastatistik. Analisis dimulai denganunivariat

yaitu denganstatistikdeskriptifberupanilai rerata,simpangbaku,jangkauandanlain-

lain. Selanjutnyauntuk menjawabhipotesis dilakukan uji X2 ( Chi square test).

Kemudiandilakukan analisismultivariat denganuji regresi logistik, sehinggadapat

dihitungrasio Odd danintervalkepercayaan

3.10. Penyusunrndan penyajian'laporanpenelitian

Laporanhasilpenelitianakandituangkanke dalambentuktulisandan disajikanpada

suatusidangifuniah.

4. Etika penelitian

Sebelumpelaksanaanpenelitian, lebih dulu akan dimintakan persetujuanPanitia

Tetap Etik Penelitian Kedokteran I KesehatarqFalarltas Kedokteran Universitas

Indonesia/ RSUPNDr. Cipto MangunkusumoJakarta,

5. Informcd conscnt

Walaupun penelitian ini tidak menyebabkanakibat samping pada percontolg

penjelasanyangbaik dan detil sertapernyataanpersetujuanbersediaikut dalampenelitian

tetap dibuatsebagaikelengkapandanpersyaratanpenelitiankedokteran/ kesehatan.


56
57

BAB W

HASIL PENtrLITIAN

Penelitianini dilakukanmulai bulan Jwu 1997 s/d September1997 di Sub,Bag

Neurotologi,BagianTHT FKUI - RSUPN Dr. Cipto MangunkusumoJakarta,

Penelitiandilakukanpada 32 pengemudiBajaj yang telah dipilih secaraacakdan

memenuhikriteria sebagaipercontohkasus serta pada 32 pengemudiBajaj lain yang

dipilih dengancaradiatasdanmemenuhikriteria sebagaipercontohkelola.

l. Jumlah percontoh

Tabel 3. Proporsi percontohpenelitian

Percontoh Jumlah Persentase(7o)


Kasus 32 50
Kelola 32 50
Total 100

2. Suku

Tabel 4. Distribusi percontoh penelitian berdasarkansuku

Suku Jumlah Perscntase(7o)


Jawa 43 67.2
Sunda 13 20.3
Betawi 7 10.9
Makassar 1 1.6
Total 100
58

Gbr. 5. Diagram distribusi percontohpenelitian


berdasarkansuku

3. Tempat tinggal

Tabel 5. Distribusi percontohpenelitianberdasarkrntempattinggal

No. Wilayah Jumlah Persentase(7o)


(kodewilayah)
dOmiSili
l. Jakarta pusat t2 18.8
z. Jakwta selatan 4 6.3
J, Jakarta barat 4 6.3
4. Jakarta timur 26 40.6
5. Jakartautara l8 28.1
Total 100.00
59

Gbr. 6. Diagram distribusi percontohpenelitian


berdasarkantempat tinggal

4. Tinitus

Tabel 6. Ilistribusi tinitus padapercontohpenelitian

Tinitus Non tinitus


Jumlah o/o Jumlah Vo Total o/"

Kasus 27 42.2 5 7.8 32 50


Kelola I 1.5 31 48.5 32 50
Total 28 43.7 36 56.3 64 100

Gbr. 7. Diagr:amdistribusitinitus pada


percontohkasus& kelola
60

56.30%

43-70o/o

Itrri'ft* I
lEll,tontinitus I

Gbr.8. Diagramdistribusitinitus
padflpercontohpenelitian

Padapercontohkasussebanyak27 (42.2%) percontohdisertaitinitus danhanya5

padapercontohkelolahanya| (1.5%)
percontoh(7,8yo)tidak terdapattinitus,sedangkan

percontohterdapattinitus dan yang lainnyasebanyak3l (48.5%) tidak terdapattinitus

(tabel6).

Dari data diatas terlihat jumlah percontoh yang terdapat tinitus dari seluruh

populasi penelitiansebesar28 (43.7%), dari hasil diatas dapat disimpulkanbahwa

tinituspadapopulasiyangterpaparbisingsebesar43.7o/o.
kekerapan

Tabel 7. Distribusi percontoh penelitian dengantinitus


berdasarkrn lama paparan bising

Tinitus Non tinitus


Lama Dapar Jumlah Jumlah o/o
> 10thn 17 26,4 I 12.5 25 38.9
< l0thn 1l t7.3 28 43.8 39 61.1
Total 43.7 36 56.3 100
61

43.80%

Leblh darl Kurang I


10thn dd 10frn

Gbr.9. Distribusipercontohpenelitiandengnntinitus
berdasarkanlam* paparanbising

Padapercontohpenelitiandenganlama paparanlebih dari 10 tahun sebanyak17

(26,4%) mengeluhtinitus dan sebanyak8 (12.5%, tidak mengeluhtinitus, sedangkan

padapercontohdenganlamapaparkurang dari atau sampaidenganl0 tahun, sebanyak

ll (17.3%)terdapattinitus dan28(43.8%)bebasdaritinitus(tabel7).

Dari datadiatasdisimpulkanbahwakekerapantinitus padapopulasiyangterpapar

bising, sebanyak26.4% berasaldari percontohyang te{paparbising lebih dari.10 tahun

dar,17.3Yaberasaldari percontohyang terpaparbising kurang dari atau sampaidengan

l0 tahun.

Tabel 8. Distribusi percontoh kasusdengentinitue berdasarkan

lama paparanbising
Tinitus Non tinitus
Lama papar Jumlah Vo Jumlah Vo Total Vo
>10 thn t7 53.2 2 6.2 t9 59.4
< l0 thn t0 31.3 3 9.3 13 44.6
Total 27 84.5 15.5 32 100
62

5:t20%

1(F20tahur < s/d 20 tahun

Gbr. 10.Distribusipercontohkasusdengantinifus
dan nontinitusberdasarkan lamapaparanbising

, Evaluasitinitus padapercontohkasusdibedakanatas : Percontohkasusdengan

lamapaparlebih dari 10 tahun dan percontohkazusdenganlamapaparlnrrangdari atau

sampaidenganl0 tahun. Padapercontohkasusdenganlamapaparlebihdari 10 tahun

sebanyak17 (53.2%)percontohmengeluhtinitus dan2 (6.2%)percontohtidak mengeluh

tinitus, sedangkanpada percontoh kasus denganlama papar kurang dari atau sampai

dengan10 tahunterdapatl0 (31.3%)percontohmengeluhtinitus dan sisanya3 (g.3%)

percontohbebasdaritinitus(tabel8).

Analisastatistikdidapatkanrasio Odd sebesar2.55, dengandemikianberarti pada

penderitaTAB denganlama paptr lebih dari l0 talun fal<torrisiko untuk

timbulnyatinitus sebesar2.5 kali dibandingkelompokpenderitaTAB denganlamapapar

kurang danxu sanrpaidenganl0 tahun.


63

5. Tahun pembuatanBajrj

Dibawah ini ditampilkantabel tahun pembuatanBajaj dari percontohkasusdan

kelola.

Tabel 9. Ilistribusi Bajaj percontohpenelitianberdasarknntahunpembuatan

Tahun pembuatan Jumlah Persentase( 7o)


r975 28 43,8
1976 l6 25.0
r977 l3 20.3
t978 6 9.4
l98l I 1.6
Total 64 100

Gbr. 11.DistribusiBajaj percontohpenelitian


berdssarkantrhun pembuatan

28 (43.8%) Bajaj dibuatpadatahun 1975,16 (25.U/o) Bajaj buatan


Sebanyak

tahun1976,13Q0.3%)Bajajdibuattahun1977,6 (9.4%)Bajajdibuattahun1978dan

sisanyaI Bajajbuatantatrun1981(tabel9).

6. Pemcriksaanaudiornetri nada murni

Pada saat dilakukan evaluasiterhadaphasil audiogramdilakukan pula koreksi

faktor usia terhadappercontohyang berusialebih dari 40 tahrn. Baik percontohkazus

maupunkeloladiperiksaarnbangdengarpadatiaptelingaterhadap6 frekuensi(250II2,
64

500 H2,.1000I{2, 2000H2,4000 dan 8000 I{z), Penentuanarrbangdengarpercontoh

dinilai danganmenghitung rerata 3 frekuensinada murni 500-1000-2000H4 evaluasi

dilakukanjuga padafekuensi4000-8000Hz.

Tabel 10.Distribusipercontohpenelitianberdasarharr
ienislclainan audogram

No. Audiogram Jumlah Persentase(%)


(KodeDA
I ADS normal (kelola) 32 50
z. TAB ADS tahapawal 14 21.9
J TAB ADS tahaplanjut 12 18.8
4 TAB AD tahapawalAS Normal 2 3.1
5 TAB AD thp. lanjut,AS thp.awal 3 4.7
6 TAB AS tahapawal,AD normal I 1.6
100

EADSnornal
EITABADSawal
@TABADSlarjut
tlTABdlawalASmrmal
ITABAD lanjut AS awal
ETABAS awalAI) nornal

Gbr. 12.Distribusi percontohpenelitianberdasarkan


jeniskelainanaudiogram

Padapercontohpenelitiandidapatkansebanyak26 (40.7%)percontohinenderita

TAB simetrispadakeduatelinga ( TAB ADS talnp awal & tahap lanjut ), sebanyak3

(4.7%) percontohmenderitaTAB padakeduatelinga dalam derajatberbedadan sisanya

sebanyak3 (4.7%) percontohmenderitaTAB pada satu sisi telinga dongantelinga sisi

lain normal(tabell0).
65

0 0

610
!E.
g to
a20
3'o
H30 Pso
Ito 3'$
tso E 5{r
c
&r o G
60
70 70
0 0 .2 5 0 .6 | 2 4 I 0 0.250.5 I 2 4 I
Frrloed(ksz) FteberdGtlz)

Gbr. 13 a. Rerata ambangdongar Gbr, 13 b. Rerata ambangdengar


telinga kanan percontohkasus telinga kiri percontohkasus

Audiogramyang dibuat dari rerataambangdengartiap frekuensipercontohkasus

menunjukkanterdapat penekananterutama pada Aekuensi rendah mulai 0.25-l k}rz,

frekuensi2 Wiz dalambatas normal, takik jelas terlihat pada frekuensi4 kllz dengan

telingakananlebihtertekandibandingtelingakiri (gambar13 a & b),

Evaluasilanjut hasil audiogramterhadaplama paparanterhadapbising tampak

sepertiterlihat padatabel dangambarberikut:

Tabel 1I. Distribusi TAB ADS tahap awol & lanjut berdasarkrn
lsmaprperrn

TAB ADS laniut TAB ADS awal


Lama Jumlah o/o Jumlah o/o Totel o/o

DADATAn
> 10thn ll 42,4 7 26.9 18 69.3
< 10thn 1 3,8 7 26.9 I 30.7
Total 12 46.2 l4 53,8 26 100
6

trTotal kasus
TAE AD$ lanfd
EITABAIIS awal

> 10 tahun
>10 tahun < sldl0 tahun

Gbr.14.DistribusipercontohkazusdenganTAB
ADStahaplanjut dan awolberdasarkflnlama
paparanbising

Kelompok dengan lama paparan lebih dari 10 tahun sebanyak l l (42 4%)

percontohmenderitaTAB ADS tahaplanjut dan 7 (26.9%) percontohmendEritaTAB

ADS tahapawal,kelompoklain denganlamapaparankurangdari atau sampaidengan10

tahunterdapatI (3.8%) menderita TAB ADS tahaplanjut dan 7 (26.9%) percontoh

menderitaTAB ADS tahap awal (tabel 1l). Dari tabel diatas dapat ditarik rasio Odd

sebesar
ll,

7. Usia

Tabel 12. Rerata usia percontoh kasusdan kelola

Umur Jumlah Rerata Simpanc baku


Kelola 32 35.00 7.25
Kasus 32 39.56 6.59
67

Usia ( tahnn )

Gbr. 15.Rerataumur percontohkasus


& kelola

Dari tabel 12 tampak rcrat^ usia percontohkasuslebih tua dibandingkandengan

rerata usia percontoh kelola. Pebedaanrerata usia antarakelompok kazus dan kelola

sebesar- 4.56, setelahdilakukanuji t didapatnilai t = -2.63 dan nilai p: 0.01 ( CF -

8.02,-1.09).Dengandemikianterdapatperbedaan
bermaknaantarreratausia,selanjutnya

denganmelakukanuji regresilogistik didapatdidapatrasio Odd sebesar1.10.

8. Intensitrs bising Bajaj

Tabel 13. Rerata intensitasbising Bajaj percontoh kasusdan kelola

Jumlah Rerata (dB) Simpangb*ku


Kasus 32 rct.42 2.60
Kelola 32 98.50 3.17
68

Intcnsitos (dB)

Gbr.16.RerataintensitasbisingBajaj
percontohkasus& kelola

Dari tabel 13 terlihat rcrata intensitasbising Bajaj percontoh kasuslebih besar

dibandingkandenganintensitasbisingBajaj percontohkelola, perbedaanrerataintensitas

s e b e sa
- 2r .9 4 .H a si l u j i td i d a p atkan ( CI:- 4.39,-
nilait:- 4.05 dengannilaip< 0.05

1.49 ) Dari perhitungan diatas disimpulkan terdapat perbedaanbermakna afrara

intensitasbisingBajaj yangdikendaraiolehpercontohkasusdertganpercontohkelola.

9. Lama peparan kerja

Lamapaparankerja adalah lamakerja percontohsebagaipengemudiBajaj

Tabel 14. Rerata lama kerja percontohkelola dan kasus

Jumlah Rerata (thn) Simpans baku


Kelola 32 8.00 4.76
Kasus 32 t2.37 4.86
69

L*m kerla {t$n}

Gbr.17.Reratalamapaparankerja
percontohkasus& kelola

Dari data diatasterlihat paparankerja percontohkasuslebih lama dibandingkan

denganpercontohkelolq perbedaanantarreratasebesar= - 4.37. Hasil uji t didapatnilai

t sebesar: - 3.86 dengannilai p < 0.05 ( CI : -6.64,-2.11).Dengandemikianterdapat

perbedaanbermaknalamapaparankerja antarakasusdan percontohkelola. Hasil analisis

multivariatdenganmenggunakan
regresilogistikdidapatrasioOdd: 1.40.

R
/ : /
o
t!
/
E ,/
o
g
o
o

/
I (t -sp€slfisitasl
Cfrr, lS. Recefu
er OperaorCune
lamapaparankeria (thn)
7A

fengan membuatdaftar sensitifitasdan spesifisitasserta nilai ( 1- spesifisitas)


dimulai denganlama papar 7 - 14 tahun, maka dapatdibuat gais Receiver Operator

Curve(ROC). Selanjutnyadenganmenarikgarisantaradiagonaldengantitik terjauhpada

rasiokennrngkinantertinggi (19.05),makadapat a$ of
$afrkROC sertamemperhatikan

point padalamapaparankerja 9 tahun ,

10.Lama papar harian

Lama papar harian merupakan hasil pengurarganjurnlah jam kerja perhari

dikurangidenganjurnlahjam istirahat.

Tabel 15.Reratelamapaparanbisingharirn percontohkasusdankelola

Jumlah Rerata Simpang baku


Kasus 32 8.12 t.79
Kelola 32 6.34 0.63

l-flia prparan harl (lirnl

Gbr.19.Reratalamapaparharian
percontohkasus& kelola

Dari data diatasterlihat paparanharianpercontohkazuslebih lama dibandingkan

denganpercontohkelola, perbedaanantarreratasebesar: -1.78. Hasil uji t didapatnilai

t sebesar:- 5.31dengannilai p < 0.05 (CI: Dengandemikianterdapat


-2.45,-1.11).
7l

perbedaanbermaknalamapaparankerja antarakasusdan percontohkelola. Hasil analisis

regresilogistik didapatrasio Odd : 4.47.


multivariatdenganmenggunakan

R
I
.D
t! I ^

o
tr
o
o
/
/

/
/
(r -speslf,dlssl

Gbr,2O.Receiver Operator Curve


lama papar harian (iam)

Denganmembuatdaftar sensitifitasdan spesifisitasserta nilai ( l- spesifisitas)

dimulaipadalamapapar 6 jam perharis/d l0 jam perharidapatdibuatgrafikROC untuk

mencarititik potong ( cut off point ) lama papar perhari yang menimbulkanTAB pada

sebagianbesarpopulasi,Denganmemperhatikan rasio kemungkinantertinggi, didapat

titik potongyangberterimapadalamapapar8 jam perhari.


#
72

BAB V

PEMBAHASAN

1. Jumlah percontoh

Pada penelitian ini didapatkankelompok kasus sebanyak32 percontoh dan

kelompok kelola sebanyak 32 percontoh dari masing-masing33 percontoh yang

direncanakan.Serelahdikonsultasikandan dilakukan evaluasisecarastatistik ternyata

jumlah percontohkasus dan kelola seperti diatas masih berterimauntuk dilalaftan uji

hipotesisdanperhitunganstatistik.

2. Suku

Berdasarkansuku secaraumum pada kelompok kasus dan kelola terlihat suku

Jawa sebesar43 {67.2%), suku zunda13 (20.3%), su*u Betawi 7 (10.9%) dan suku

Makasar hanya 1 (1.6%). Secarastatistik data ini hanya dapat ditampilkansecara

deskriptif dan tidak dapat mengganrbarkan faktor risiko apapun atau pengaruh

kerentananapaptJn,karenapenelitianini dilakukanpada ras yang samadenganderajat

melanisasikulit dan mata yang sama.Humes (1984) sep€rti dikufip dari.Alberti e

menyimpulkanderajat melanisasikulit dan mata menggambarkan


faktor yang proteksi

terhadap TAB. Pendapatdiatassebelumnya


telah diteliti oleh Karsai,Bergman

dan Choo padatahun 1972( dikutip dari Alberti n) y*g menyimpulkanras kulit putih

lebihrentanterhadappaparanbisingdibandingkandenganras kulit berwarna.

Suatufenomenasosialyangmungkindapatditarik dari gambarandeskriptif diatas

adalahkeberadaansektor informal ini banyakdiminati oleh sulil yang banyaktinggal di

Iakarta.
73

3.Tcmpat tinggal

Sebanyak26 (40.6 %) percontoh kasus maupun kelola bertempat tinggal di

wilayah Jakafiatimur, sejumlah18 (28.1 %) bertempattinggal di wilayah Jakartautara,

12 (18.8%)bertempattinggal di wilayahJakartapusat,4 (6,3%) bertempattinggal di

wilayah Jakarta selatandan sisa yang lain denganjumlah dan persentaseyang sama

bertempattinggal di Jakartabarat.

Gambarandeskriptif diatashanyamenjelaskanbahwajenis pekerjaanini banyak

diminati oleh pendatangyang berasaldari daerahpantai utara Jawa dan kota satelit

sekitarJakarta.

4. Tinitus

Kekerapantinitus pada seluruh populasi penelitian sekitar 43 %. Kekerapan

tinitus yang didapat padapenelitianini lebih rendahbila dibandingkandenganpenelitian

yangdidapatolehSandh(1935)danAlberti (19S6)ny*g mendapatkan


kekerapantinitus

padapekerjayaflg terpaparbising sekitar 5A-6Aoh,kekerapandiataslurang lebih sama

bila dibandingkandenganpenelitianPenner(1990) yang mendapatkankekerapantinhrs

padapekerjaya gterpaparbisingsekitar42% (n:96) t'.

Perbedaanangkakekerapantinitus penelitianini denganangka kekerapanyang

jenis bising.Alberti (1978) e pada


didapatoleh Sandhdan Alberti disebabkanperbedaan

terhadap2 kelompokpercontohdangangambaranaudiometriyang
penelitiansebelumnya

serupamendapatkankekerapantinitus sebesar63-70% padakelompokpercontoh yang

mendapatpaparanbising impulsif ( impulse noise ), pada kelompok percontoh yang


74

mendapatbising kontinyu ( continousnoise ) kekerapantinitus yang didapatkansebesar

47-57yo.Padapenelitianini bisingyangdihasilkanolehBajaj adalahjenis bisingkontinyu.

Kajian lanjut padapercontohkasus denganlama papar sampaidenganl0 tahun

didapatkankekerapantinitus sebesar313a , kekerapanmeningkatmenjadi 53.2o/opada

percontoh kasus dengan lama papar lebih dari 10 tahun. Keadaan diatas hampir

mendekatihasil penelitianMc Shane(1983) dikutip dari Ceranist' yang mendapatkan

kekerapantinitus sebesar34 Yopadapekerjadenganlamapaparsampaidengan10 tahun,

danmenjadi50%padapekerjadenganlamapaparl1- 30 tahun.

Padapenelitianini didapatkan faktor risiko menderitatinitus sebesar2.5 kahbila

percontohkasusmasihtetap terpaparbising lebih dari l0 tahun.Peningkatankekerapan

tinitus sejalan dengan lama paparan kerja disebabkanoleh efek kumulasi dari total

paparan,efek adisionallain danmungkinpengaruhprosesusia.

5. Tahun pembuatanBajaj

Sebanyak28 (43.8o/o)Bajaj dibuatpadatahun 1975, 16 (25.V/o) Bajaj buatan

tahun1976,13Q0.3%)Bajajdibuattahun1977,6 (9.4%)Bajajdibuattahun.1978dan

sisanya1 Bajajbuatantahun1981.

Sampaisaatini belum ada penelitiankhususpada mobil atau kendaraanangkut

terhadapproduksi bisrng berkaitan dengan masa pakainya.Pada umumnyabeberapa

penulis menyatakanmakin tua usia kendaraan,makin tinggi intensitas bising yang

dihasilkan,bising yang dihasilkanmerupakangabungandari sistemgas buang, mesin,

sistemtransmisi,rem, gesekanban, keteganganrantai yang tidak sesuai,sekrup yang

kendordanmuatanyangdibawa25.
75

G.ambarandeskriptif diatas hanya dapat disimpulkanusia pakai Bajaj berkisar

antara16 tahun sld 22 tahun. Dengankerangkayang sedemikian,penahangetar yang

minimal, sistemgas buang tanpa peredambunyi, sekrup yang kendor, rantai transmisi

yangkendordanpenutupmesinyangtidak sempumamenyebabkan jumlah


meningkatnya

dan intensitasbising. Keadaandiatas secaralangsungmeningkatkanrisiko TAB pada

pengemudinya.

6. Hnsil pemeriksaanaudiogram

Dari percontohkasusterlihat sebanyak14 (21.9%) percontohmenderitaTAB

ADS tahap uwal, 12 (18.8olo)percontohmenderitaTAB ADS tahap lanjut, 2 (3.1o/o)

percontohmenderitaTAB AD tahap awal AS normal, 3 (4 7%) percontoh menderita

TAB AD tahaplanjut AS tahapawal dan sisanya| (1.6%, percontohmenderitaTAB AS

tahap awal AD normal. Dari gambnan diatas terdapat kelompok dengan kelainan

asimetri,kelompok pertamaadalahkelainanhanyapada satu telinga telinga yang lain

masihnormaldankelompokkeduaadalahkelompokdengankelainan padakeduatelinga

denganderajatberbeda.

Telaahkelainanasimetripadakelompokpertama(kelainanpada I telinga, telinga

lain normal)mempunyaircratalatwpapw terhadapbising sekitar9.6 tahun,nilai tersebut

lebih tinggi dari rerata lama papar kelompok kelola tapi lebih rendahdibanding rerata

lama papar kelompok kasus. Kelompok kelainan asimetri yang kedua (kelainanpada

kedua telinga denganderajat berbeda)mempunyaircrata lann paparlebih tinggi dari

reratakelompokkazus,Walaupunkeadaandiatastidak dapat dievaluasisecarastatistik,

tetapi perlu diingat dan diperhatikandalarr penderitaTAB yang berkaitan


76

denganppek medikolegaldanjuga pentingdalammenentukanderajatkecacatantelinga

padapekerja.Beberapateori yang menerangkanterjadinyafenomenadiatasadalaharah

sumberbunyr,variasibiologis suseptibilitasterhadapbising antan telinga kanandan kiri

pada seseorangdan dominasikinan atau kidal pada seseorang( left or right honded)
8,9,10.

Garrbaran rtr.ata ambang dengar kedua telinga pada percontoh kasus

menunjukkanterdapat sedikit penekananpada frekuensirendatrdimulai pada frekuensi

250-500-1000IIz, sedangkanfrekuensi 2 l<IIz terlihat kurang tefiekan. Takik jelas

terdapatpadafrekuensi4 kllz yang merupakangarrrbarankarakteristikpadaTAB, takik

padatelinga kanantampaklebih tertekandibandingtelinga kiri. Keadaandiatasberbeda

dengan penelitian yang dilakukan oleh Manrel tn y*g melakukan penelitian pada

kelompok petani penggunatraktor di Amerika denganzumberbising ( mesin ) yang

terletak lebih dekat ke telinga kiri pengemudi,hasil penelitiannyadidapatkanpenekanan

padafrekuensirendahdimulai dari frekuensi2 kHz dan telinga kiri kelainantelinga kiri

lebih berat dibandingkan dengan telinga kanan. Kernungkinan adanya perbedaan

penelitian ini denganpenelitianMarvel disebabkanbising yang dihasilkan oleh Bajaj

mempunyaispektrumfrekuensiyang lebar denganbeberapafre*uensidominanbaik pada

frekuensi tinggr maupun frekuensi rendah, Untuk membuktikan hal tersebut dapat

dilakukanporelitianlanjut yangmenggunakan
beberapaskalapengukuranintensitasyang

berbeda,Beberapapenyebablain yang mungkin adalatrvariabilitas alat, ruang yang

kutangkedapsehinggamenyebabkan
bisingluar denganfrekuensirendahdapatditangkap

olehpercontoh.
77

Perbedaantelingaterburuk antuapenelitianini dan penelitianMarvel yang paling

mungkin adalahtelinga kanan pengemudiBajaj lebih dekat terhadapbising tanrbahan

yangberasaldari klaksonkendaraanyangakanmelewatinya,

Analisa khususterhadap derajatkelainanberdasarkanlama papar mendapatkan

nilai rasio Odd = ll, Dengandemikianpercontohkasusdenganlamapaparankerja antara

10 - 20 tahun akan sangatberisikomordapatTAB tahaplanjut, Penelitiankohort yang

dilakukanoleh Rosenhall* y*g membandingkan


2 kelompokpekerjadenganlamapapar

l-15 talun dan 15 tahun lebih, analisastatistikyang dilakukanmendapatkanrisiko relatif

padakelompokdenganlama papar 15 tahun lebih sebesar7.5. Perbedaan


besarrisiko

antarapenelitianini denganpenelitianyang dila*ukan oleh Roserrhall disebabkanoleh

karenaprogresifitasTAB berjalanmaksimalantara10-15tahun papmafisEtelahitu relatif

menetap.

7. Usia

Reratausiapercontohkasus lebihtua dibandingkandenganreratausia percontoh

kelola dengansimpangbalcrrpercontohkasus6.59 dan simpangba}u percontohkelola

antarreratapercontohkeloladanpercontohkazussebesar
7.25.Perbedaan - 4.56, setelah

dilakukanujit (t -test) didapatnilait:-2.63dannilaip:0.01 (CI: - 8.02,-L09).

Dengandemikianterdapatperbedaanyang bermaknarerata usia percontoh kelola dan

percontohkasus.Selanjutnyadilahrkart analisisdengan uji regresilogistik

didapatrasio Odd sebesarL l0, dengandemikianterbutsi bahwausia bukan merupakan

faktor risiko terjadinyaTAB padapenelitianini.


78

Beberapahal yang dapatmenerangkanterjadinyakeadaandiatas adalah : Pada

penelitianini baik percontohkelolamaupunkasusmenggunakan


cakupanusiayangrelatif

homogen.Beberapa{bktor lain yang sering berperansebagaiperancudalam penilaian

terhadappengaruhfrktor usia seperti diabetesmelitus, hipertensi,cidera kepala dan

riwayattuli hereditertelahdieliminir dari percontohpenelitian.

E.Intensitasbising

Hasil perhitunganstatistik didapatperbedaanantar rerata intensitasbising Bajaj

percorrtohkasusdan kelola sebesar- 2.94, setelahdilakukanuji t didapatnilai t : - 4.05

dengannila p < 0.05 ( CI : -4.39,- 1.49). Dari perhitungandiatasdisimpulkanterdapat

perbedaanbermaknaantaraintensitasbisingBajaj yang dikendaraioleh percontohkasus

denganpercontohkelola.

Pada penelitianini pengaruhintensitasbising Bajaj percontohkasusdan kelola

tidak dapat dianalisakarena seringnyapaf,apengemudibertukar kendaraan,walaupun

secara statistik perbedaanintensitasbising antara Bajaj percontoh kasus dan kelola

bermakna.

9. Lama paptrrankerja

Padapenelitianini reratalamapaparankerja padapercontohkelolaadalah8 tahun

dan rerata lama paparankerja pada percontohkasusadatah12 tahuq rasio Odd 1.4,

intensitasbising 98-100 dB didapat cut of point pada lama papar 9 tahun. Penelitian

yangdilakukanolehHendarmin5padakaryawanmanufacatringptant Pertaminadengan

lamapaparantara5-10tahundanintensitasbising75-110dB, didapatkan50% karyawan


79

menderitaTAB, Meskipun disain kedua penelitiandiatasberbed4 beberapahal seperti

lann paparandan besar intensitasbising relatif hampir salna. Kedua penelitiandiatas

sesuaidengan Ward r0 yang menyatakanbahwa, besar intensitasbising 100 dB(A)

denganlamapapar 10 tahun akanmenimbulkanTAB denganrerataambangdengarpada

frekuensi3-4-6 kllz sampaidengan40 dB danfrekuensirendahberkisarantara15 dB.

10.Lama paper harian

Lana papar harian merupakan hasil penguranganjumlah jam kerja perhari

dikurangiju.lah jam istirahat.Padapenelitianini lama papaparhariankelompok kelola

adalah6 jam dan lama papar kelompok kasus adalah8 janU secarastatistik terdapat

perbedaanbermaknaantwakedualarnapaparpercontohdiatasdenganrasioOdd sebesar

4.4 dancut off point lamapaparharian8 jam.

Secarateoritis bisingdenganintensitas98-100dB lama paparyangdiperbolehkan

dalam t haxi hanya2 jam, sedangkanpada penelitianini baik percontohkasusmaupun

kelola keduanyaterpaparbising denganlama papar perhari lebih dari bataslama papar

yang diperkenankan.Beberapahal yang dapatmenjelaskanketidak sesuaianar$arabesar

intensitasyang tercatat ,larna papar harian , lama paparankerja dan kelainan yang

ditemukandisebabkanintensitaspaparanyang dihasilkanoleh Bajaj relatif bervariasidan

pengaruhkabinBajaj yangterbukasehinggarelatiftidak menimbulkanreverberasi.


80

BAB \rI

KESIMPUI.,ANDAN SARAN

VI.l. Kesimpulan

l. Junrlahpercontohkasusdan kelola padapenelitianini sebanyak54 percontohdari 66

Hasil uji hipotesisdan analisastatistikjundahini masih


percontohyang direncanakan.

penelitianini padapopulasiluas.
berterima untuk menggeneralisasi

Kelompok pengemudisuku fawa merupakankelompok terbesaryang didapatkan

padapenelitianini, selanjutnyadiikutu oleh suku Sunda,Betawi danMakassar.

3 . SebagianbesarpengemudiBajaj yang menjadipercontohpada penelitianini tinggal

diwilayah lakana timur, selanjutnyaJakartautar4 Jakartapusat,Jakartaselatandan

Jakartabarat.

4 . Kekerapantinitus padapopulasiterpaparbising sebesar43%. Kekerapantinitus pada

populasiTAB denganlama paparkurang dari atau sampaidengan10 tahun sebesar

paparanlebihdari 10tahunkekerapantinitusmeningkatmenjadr53Yo.
3lo/o,bllalama

Risiko populasi penderitaTAB untuk mendapattinitus sebrsar2.5 kah . bila lama

papaxan
lebihdari l0 tahun.

5 . UsiapakaiBajajberkisaxantaf,a16 s/d 22talrnlm..

6. Sebagianbesar (81.2%) penderitaTAB pada penelitianini mempunyaigambaran

audiometriyang simetrisyang terbagi atas TAB tahap awal dan TAB tahap lanjut,

sebagiankecrl(9.4Yo)kelainanbersifatasimetridenganderajatberbedaantan telinga

kiri dan telinga kanan, sebagiankecil lain (9 4%) kelainananhanyamengenaisatu

telinga dengantelinga lain normal, PenderitaTAB tahap awal mempunyaifaktor


8l

risiko sebesar11 kali untuk menderitaTAB tahaplanjut bila lamapaparankerja lebih

dari 10tahun.

7. Padapenelitianini usiabukanmerupakanfaklor risiko terjadinyaTAB.

8. Terdapat perbedaanbermaknaintensitasbisrng Bajaj percontoh kasus dan kelola.

Perbedaanrerataintensitasbisingperntohkelola dan percontohkasusantar98-101

dB.

9. Padapenelitianini cat off point lama paparilnkerja yang dapat menimbulkanTAB

adalahpadapaparankerja tahunke sembilan.

10.Padapenelitianint cut off point lamapaparharianyang berrisiko menimbulkanTAB

adalahlamapaparjarn ke delapan.

11.Terdapathubunganyangjelas antarabisingyangdihasilkanolehBajaj danTAB pada

pengernudinya.

V I . 2 . S& ra n

t. Padapenelitianini terbukti bisingyangdihasilkanolehBajaj dapatmenyebabkan


TAB

pada pengemudinya,sehinggaperlu dipercepat upaya untuk tidak menggunakan

saranaini sebagaiangkutanumum.

2. Dalam prosespenyediaansaranaangkutanunum penggantiBajaj perlu diperhatikan

segiproduksibisingdari saranaangkutanumumpenggantitersebut.

3. Sebelum seluruh Bajaj dihentikan pengoperasiannya,saf,ana angtutan umum

penggantitersebutbila mungkin pengoperasiannya


lebih diutamakandiberikanpada

pergemudiBajaj denganlamakerja lebih dari 9 tahun.


82

4 . Bila belum dapat dilakukan penggantianBajaj dengan sarana angkutan umum

penggantiBajaj yang amandan sesuai,disarankanagar jamkerja pengemudiBajaj

diatur sehinggalamapaparhariankurangdari 8 jam.

5 . Perlu dilakukanpemeriksaanbesarintensitasbising padakendaraanangkutanumlrm

secarareguler, baik di luar kendaraanmaupun didalam kabin kendaraan.Pada

kendaraanyang mempunyaiintensitaskebisingandiatas NAB yang diperkenankan

dianjurkanuntuk memperbaikiatau mengurangisampaitercapaipada tingkat NAB

Pengukurantingkat kebisingandianjurkandalan berbagaiskala


yang diperkenankan.

( AB danC)

6 . Penelitianini masihbanyakkekurangannyasehinggamasihdiperlukanpenelitianlain

mengenairekayasamesin dan konstruksi serta penggunaanbahan kedap penutup

panas.
mesinyangmurahdanmenghambat
83

IIL Daftar Pustaka

1. PingCW.ForensicAudiology.
J LaryngolOtol, Suplement.
1986;11:1-5.

2. Dobie RA. Noise InducedHearingLoss. In: Bailey BJ, ed. Head and Neck Sugery

JB LippincotCo. 1993:l782-9L
Vol.2, Philadelphia.
Otolaryngology,

3. SulkowskiWJ, Kowalska S, KowalskaMS et al. Incidenceof OccupationalDeafrress

in Poland 1991-1995.Protection Against Noise. Procedingsof First European

. 1996;9l- 102.
Conference

4, Wiyadi MS, Hernomo SS, Iskandar A. Kumpulan Naskah Seminar Ketulian.

1985:l-17.
Surabaya

5. HendarminH. NoiseInducedHearimgLoss.KonasPERHATI IL Jakartal97l'.224

-9.

6. Indrazukhri T, flum KS, Leowsrisok K. EnforcementA NecessaryStep in The

Abatementof Air andNoiseNuisancesin Bangkok.BangkokConunity Development

ProjectKingdomof Thailand.1985.

7. IskandarN, Syarifuddin,Rifki N, AbdurrachmanH. Diagnosisdan PenilaianCacat

PenyakitAkibat Kerja Bidang Telinga,Hidung dan Tenggorok.Simposium'Nasional

CacatKarenaKecelakaandanPenyakitAkibat Kerja. Jakarta1989.

HearingLoss.In: BalengerJJ ed.Diseaseof TheEar Nose


8. Alberti PW. Occupational

and Throat.Ilead Neck Surgery,14 th Ed. Philadelphia.


WB Saunders.1991: 1053-

66.

9. Alberti PW, Noise and The Ear. In: Kerr AG, ed. Adult Audiology, Scott-Browns

Otolaryngology5th ed.London.Butterworths.1991:594-641.
84

10.Ward WD. Noise InducedHearingDamage.In: PaparellaMM, SchumrickDA eds.

3rd ed. Philadelphia.


Diseasesof The Ear.Otolaryngology WB. SaundersCo, 1991:

1639-52.

11.Irwin J. Causesof HearingLossin Adults.In: Kerr AG, ed. Adult Audiology.Scott-

BrownsOtolaryngology5th ed.London.Butterworths.199I : 12'l-56.

12.PicklesJO. Physiologyof The Ear. In: Kerr AG, ed, Basic Scienoes.Scott-Browns

Otolaryngology5th ed.London.Butterworths.1991:47- 77.

13.Still H. FreewayFrenzy.In: Still H ed. In Questand Quiet,Pennsylvania.


Stackpole

Books1970',58-64.

14,Surat Edaran Menteri Tenaga Keda, Transmigrasidan Koperasi. No: SE

01/I\{EN/1978. Tentang Nilai Ambang Batas Untuk Kebisingandi tempat Kerja.

KumpulanNaskahSeminarKetulian.Surabaya1985:ll0- 2.

15.HarrisCM. Soundand SoundLevels.In: HarrisCM.HandBook of NoiseControl,2

nd ed. New York, St. Louis, SanFransisco.Mc Graw- Hill Book Co. 1979:2-l -2-

14.

16.Magrab EB. Basic Propertiesof Waves. In: Magrab EB. EnvironmentalNoise

Control.New York, Sydney.JohnWiley & Sons.1975:l-27.

l7.Ivfukono J. Lingkungan Hidup Dalam KaitannyaDengan Pendengaran.Kumpulan

NaskahSeminarKetulian.Surabaya1985:83-93.

18.Hadjar E, HendarminH. Noise andNoise Polutionsdi Jakarta.KonasPERHATI II.

lakwta 1971'.230-43.
85

19,Mlls JH, Adkins WY. Anatomyand Physiologyof Hearing,In:BaileyBJ ed. Head

and Neck Surgery - Otolaryngology, Vol II. Philadelphia. JB Lippincot Co.

1993:1441-61.

20. Liston SL, Duval AJ. Embryologi,Anatomy, and Physiologyof The Ear, In: Adams

GL, Boies LR, Hilger PA. eds. Boies Fundamentalsof Otolaryngology.6 th ed.

Philadelphi41989:27-38.

21. Soetirto L AspekKlinik dan EvaluasiKecacatanPadaNoise InducedHearingLoss .

SeminarTrainingProgramKonservasiPendengaran.
lakafta 1994.

22. CanlonB. Noise InducedPermanentTrauma.In: The Effect of Acoustic Traumaon

The TectorialMembrane,Stereocilli,and HearingSensitivity.ScandAudiol. 1989:7-

17.

23. Nakai Y. Sensoineural


HearingImpairement:Mcrovasculatureand Vasoconstriction

in the Cochlea.HearingInternational1994;Vol.3 No.1: 8-9.

24.Puel JL, Pujol R, Noise InducedHering Loss: CurrentPhysiologicalInvestigation.

ProtectionAgainstNoise.Procedingsof First EuropeanConference.1996;l- 4.

In: KatzI, GabbayW. eds.HandBook


25. Melnick W. IndutrialHearingConservation.

of ClinicalAudiology3th ed.Baltimore.William& Wilkins 19857214.

26. Shida S. Vibration and Noise Deafrress.HearingInternational1993; Vol,Z No.4:

t 7 1 7 -8 .

ZT.WilliamsD. Noise in Transportation.In: TempestW. ed. The Noise Handbook.

London,New Yorlg Toronto,AcademicPress1985:216-24.

28. Hendarmin[I, Waspodo Dj. GanggrranPendengaranAkibat PencernaranBising.

KonasPERHATI IV, Semarang1977:l8l-8.


86

29.Lee d Feldstein.Five YearFollow-UpStudyof HearingLossat SeveralLocationsa

LargBAutomobileCompany,AmericanJournalof IndustrialMedicine.1993:24:41-

54.

30. Adenan Ae Shah B. PengaruhKebisingan Lapangan Terbang Polonia Terhadap

PendengaranPendudukSekitarnya.KumpulanNaskah SeminarKetulian. Surabaya

t985.29-39.

31. HutchinsonKIVI, Alessio HM, SpadaforeM, Effects of Low Intensity Exerciseand

NoiseExposureon TemporaryThresholdShift.Scand.Audiol 199l 20:121-7.

32. Burns W. Measure to Reduce InterferenceEffects. In: Burns. Noise and Man.

London.WilliamsClowes& Sons1968:116-25.

33. CeranicBJ, PrasherDK, Luxon LM. TinitusFollowingNoiseExpozure:A Review.

ProtectionAgainstNoise.Procedingsof First EuropeanConference.1996;45- 51.

34. Marvel IVI,Pratt DS, Marvel LH et al. OccupationalHearingLoss in New York Dairy

Farmers.AmericanJournalof IndustrialMedicine,1991;20 517-31.

35. Pirila T, Sorri IvI, Ervasti KJ et al. Hearing OccupationallyNoise-Exposed

Men andWomenUnder60 YearsOld. ScandAudiol 1991;20:217'32,

36. SataloffRT, SataloffJ.DiagnosingOccupationalHearingLoss. In: SataloffRT, ed.

OccupationalHearing Loss, 2nd ed, New York, Basel, Hongkong. Marcel Dekker

I n c .1 9 9 4 :3 7 1 -8 8 .

37. Kowalska S, Sulkowski W. Measurement of Distortion Product Otoacoustic

Emissionin IndustrialWorkerswith Noise InducedHearingLoss. ProtectionAgainst

Noise.Procedingsof First EuropeanConference.1996;30-37.


87

38. IskandarN. PedomanDalamMenegakkanDiagnosisPenyakitTHT Akibat Kerja dan

PenentuanTingkar Cacat.LokakaryaNasionalCapatKarenaPenyakitAkibat Kerja.

Iakarta1990.

39. BarrenasML, Hellstorm Pd Stark J. Hearing Conservation,Protection Against

Noise.Procedings
of First EuropeanConfErence.
1996;103- 105.

40. RosenhallU, PresbyacusisRelated to Exposureto OccupationalNoise and Other

Ototrrumatic Factors. Protection Against Noise. Procedingsof First European

. 1996:52- 56.
Conference
88

LAMPIRAN
RSUPN.Dr. CIPTO MANGIIIYKUSUMO
JAKARTA
Bagianllmu PenyakitTelingaHidungTenggorok

SURAT PERSETUJUAI\

Sayayangbertandatangandi bawahini :

Nama :

Umur : ..............tahun

Pekerjaan Bajaj
: Pengemudi

Alamat

ataspenjelasanDr. Hari Purnamadan denganini


Bahwa sayatelah mengertisepenuhnya

sayamenyatakanbersediauntuk menjadipeserta/ percontohdalampenelitian 'Dampak

PaparanBistng PadaPengemudiBajaj di Jakarta'.

Pernyataanini dibuatdengansesungguhnya.

Iakarta" 1997

Peneliti, Pesertapenelitian,

Dr. Hari Purnama


BAIASIA
NO,STATASPENELITIAN:

STATUS PENELITIAN
PENGARUH PAPARAN BISING PADA PENGEMUDI BAJAJ

I. IDENTITAS PENGEMUDI

NAMA

TEMPAT/TGL. LAHIR
IJMUR

SUKU
ATAMAT : Jl.
Kelurahan :
Kecamatan :
Kab/ Kodya:
PEKERIAAN

IL RIWAYAT PEKERJAAIY
l, Usiapercontoh: < 24 talun-I 3I-37 tahun -3 >44 thn -5 I

24-3A ulmn -2 38-44 talntn -4 ffi


.L. Mulai bekerjasejakberusiasebagaipengemudi:
I8-< 24 nlrun-I 3I-37 tahun-3 2

24-30 talwn-2 38-44 tahun-4 ffi


>44 talrun -5
IT

2. L*3 bekeqiasebagaipengemudi: 2-4 talwn -I >6-8 ntrrun -3 3

>4-6talrun -2 >8-IAbhun -4 ET
> 10 talwn -5

3. Lamakerjaperhari : < 6 jam -I >9-I0jarn -3 4

6-8 jam -2 >10 jam *4 ffi


4. Lamaistirahatkerjaperhari < I jam -I >2-3 jam -3
I-2jam -2 >3jam -4

5. Lamapaparanbisingperhari:
< 6 jam -I >8-I0jam -3
6-8 jam -2 >10 jam -4

rata*ataperhari: < Rp 25.000,-


7. Penghasilan -I >Rp 5A.000,- -3
Rpz5.00-50.000-2 ffi
8. Sebelumpekerjaansebelumnya
sebagai : aperatormesin -I I

Iain- Iain -2 ffi


III. RIWAYAT PEI\TYAKTT
l. Riwayatgangguanpendengaran : ada -I
tidak -2

2. Riwayatkeluarcairandari telinga : ada -I 10

tidak -2 ffi
3. Riwayatpenggunaan
obat ototoksik yangberlangsunglana:ada -I II

tidak -2 ffi
III

4. Riwayatpenyakitlain yangdiderita : ada -I I

( kencingmanis,tekanandarahtinggt, multiple sklerosis). tidak -2 ffi


5. Riwayatciderakepala : ada -I l3

tidolc -2 ffi
6. Riwayattelingaberdenging: ada -I l4

tidsk -2
ffi
IV. RIWAYATKNLUARGA
dalamkeluarga: ya
l. Riwayatgangguanpendengaran -I 15

tituk -2 ffi
2. Riwayatkencingmanisdalamkeluarga: y6 -I l6

tidak -2 ffi
V. SPESIFIKASI BAJAJ YANG DIKEMUDIKAI\
l . M e rk/ j e n i s :.................
2. Tahunpembuatan :
3. Kapasitas
silinder : ...,..,.....
cc
4. Jumlab
kepalasilinder buah
: .............
5. Intensitasbisingyangdihasilkanpadakecepatansedanglk. 40-60 km / jam :
85 -90 dBA -I ]U - 105dBA -4 17

9I -95 dBA
96- Iq0dBA
-2 r06-II0dBA
>II0 dBA
-5 Ef,
-i -6

VI. CATATAN MEDIK


A. Pemeriksarnumum
l. Pemeriksaanfisik: Baik -I sedang -2 IE

ffi
ItI

2. Tekanandarah < 140/ 90 mmHg .T l9

140/ 90 - 160/ 95 mmHg -)


> 160/ 95 mmHg -3
HT

B. Pemeriksaantelinga

l. Liangtelinga: knnan kiri


paten -t paten .T 20

oklusi sebagian -2
oklusi total -3
oklusi sebagian -2
oklusi total -3
ffi
2. Kondisimembrantimpani: kanan kiri
ufith, normal -I utah, normal -I 2l
,'
utuh, retraksi
utah, bulging -3
-z utuh, retralcsi -2
utuh, bulging -3
ffi
utuh, timpanosklerosis -4 utuh, timpanosklerosis-4
utuh, airfluid level -5 utuh, airfluid level -5

C. Pemeriksaanhidung

1. Kavumnasi: Itsnal, kiri


lapmg .I Iapng ,T 22

2. Konka:
sempit -2
ffi
konan
sempit a
-z
ffi
kiri
eutrofi .T eutrofi -I 23

hipertrofi
hiperemis
-2
-3
hipe*ofi
hiperemis
,,

-3
HH
tf

3, Sekret: Imnan kiri


da -I adfl -I 24

tidak ada -2 tidnk ads -2 ffi


4. Septumhidung '. lwrdn kiri
Iurus -I lurus -I
deviasi -2 deviasi -2 ffi
D. Pemerihsanntenggorok

1 . T o n si l (u ku ra n )'. konan kiri


Tr -I T] .I 26

12 -2
T3 -s
ffiv 12 -2
T3 -2
ffi
2. Dinding faring granuler: lwnan Hri
ya -I ya -1 27

tidnk -2 tidnk -2 ffi


E. Pemeriksaanaudiologik

Dl. Uji penala


l. Uji Rinne: lmnan kiri

+-I +-I
-2 --2
takdengar -3 takdengar -3
2. Uji Weber:
Iateralisasi lcelmnan -I 29
trI

lateralisasi kekiri -2
tidak ada lateralisasi -3

3. Uji Schwabach: karnn kiri


memanjang -I memanjang .I 30

memerdek
sesuaipemeriksa
1

-3
memendek
sesuaipemeriksa
t

-3
ffi
4 . Audiogram: lmnan kiri
pendengarut normal - l pendengarannormsl .T 3l

TAB tahapawal -2 TAB tahapawal t


ffi
TAB tahaplanjut -2b TAB tahq lanjut -2b
tuli saraf ringan -3 tuli saraf ringan -3
tuli soraf sedang -4 tuli saraf sedang -4
tuli saraf berat -J tuli saraf berat -J

tuli campur -6 tuli campur -6


.7 a
tuli korr&tktifringan tuli lronduhif ringan
tuli kondahif sedang -8 tuli konfuhif sedang .8
presbihtsis -9 presbiktrsis -9
5 . Timpanogram: konan kiri
WeA -I typeA -I 32

4pe As
typeB
-2 typeAs
typeB
-2 ffi
-3 -.3
We C -4 Wec -4

F. Pemeriksaanlaboratorik
Reduksiurin :
Negatif -I 33

ffi
v'tr

Borderline -2
Positif -3

G. Pemeriksaanlain ( bila perlu) :

You might also like