Professional Documents
Culture Documents
BENDA TERAPUNG
Mata Kuliah Mekanika Fluida
Oleh:
2010
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkah
dan rahmat-Nya, kami kelompok 21, dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Mekanika
Fluida tentang Penerapan Kesetimbangan Benda Terapung.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat kami nantikan.
Kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat dan diharapkan dapat
mempermudah mahasiswa lain dalam memahami materi Kesetimbangan Benda Terapung.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................... 2
Daftar Isi.............................................................................................................. 3
BAB I. PENDAHULUAN
1.2 Tujuan................................................................................................ 4
Daftar Pustaka...................................................................................................... 18
3
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini untuk memberikan gambaran tentang
prinsip kesetimbangan benda terapung dan penerapannya sehingga dapat menambah
pemahaman terhadap materi tersebut.
5
BAB II
ISI
‘Gaya apung yang bekerja pada benda yang terbenam di dalam zat cair memiliki
kesesuaian dengan berat zat cair yang berpindah dari benda, dan bereaksi memberikan
tekanan keatas melewati pusat volumenya.’
"Gaya apung memiliki besar sama dengan berat fluida yang dipindahkan oleh benda
dan mengarah vertikal ke atas."
6
Pada prinsip kesetimbangan benda terapung kita juga mengenal adanya metacenter
M yang merupakan titik pertemuan garis-garis yang bekerja pada gaya apung sebelum dan
setelah rotasi benda tersebut atau titik perpotongan antara sumbu vertikal dengan garis
vertikal yang melalui centre of buoyancy* pada saat menempati kedudukan barunya (pada
saat miring).
(Kondisi stabilitas benda terendam maupun terapung dapat diketahui berdasarkan tinggi metasentrumnya
(M).)
7
Sehingga benda terapung akan dikatakan:
a. Stabil, apabila titik M (metacenter) berada diatas titik G (gravitasi) atau berat
benda yang terapung berada di bagian bawah dan pusat gravitasi G berada tepat
secara langsung dibawah pusat daya apung B (buoyancy).
* "Gaya apung yang melewati pusat massa dari volume yang dipindahkan" di sebut center of
bouyancy
8
2.2. Penerapan Kesetimbangan Benda Terapung
Ket:
Pada gambar (A). Kapal dalam keadaan setimbang ,dengan syarat/ketentuan centre
of gravity – nya berada diatas centre of buoyancy dan dalam satu garis lurus. Garis lurus
yang melalui kedua titik tersebut dinamakan : Sumbu vertikal (vertical axis) dari benda
tersebut/kapal.
9
Pada gambar (B). Jika kapal diputar sedikit maka centre of buoyancy-nya akan
berubah letaknya karena fluida yang dipindahkan volume akan berubah/baik bentuk
maupun besarnya. Akibatnya, gaya berat dan gaya buoyancy akan membentuk momen
kopel untuk mengembalikan kapal pada posisi seimbang.
Sebuah kapal dapat berada dalam posisi sudut kemiringan maksimal tanpa terbalik,
namun apabila melebihi sudut tersebut ia dapat tenggelam. Selain itu, suatu benda
terapung (kapal) akan kembali pada posisi titik kesetimbangannya setelah menerima
gangguan dalam suatu batas tertentu. Jika gelombang gangguan terlalu besar maka benda
tersebut tidak akan kembali pada posisi kesetimbangannya. Situasi ini dideskripsikan
sebagai kesetimbangan dapat terjadi pada batas level gangguan tertentu, namun akan
menjadi tidak stabil apabila melebihinya.
Menurut Archimedes, besar gaya apung pada suatu benda, sangat dipengaruhi oleh
volume benda yang tercelup ke dalam air. Semakin besar volume benda yang tercelup
semakin besar gaya apungnya. Suatu kapal besar dapat mengapung karena gaya apungnya
sangat besar (ini disebabkan karena ukuran kapal yang besar sehingga volume kapal yang
tercelup sangat besar). Disamping itu gaya apung juga dipengaruhi oleh kerapatan
(densitas atau massa jenis) dari cairan. Semakin besar massa jenis cairan semakin besar
gaya apungnya.
Kita mengetahui bahwa apabila massa jenis suatu benda lebih kecil dari massa
jenis fluida cair, maka benda akan terapung. Sebaliknya jika masa jenis suatu benda lebih
besar dari masa jenis fluida cair maka benda tersebut akan tenggelam. Jika kita meninjau
sebuah kapal laut yang sebagian besar terbuat dari logam,. Massa jenis besi dan baja =
7800 kg/m3 sedangkan masa jenis air = 1000 kg/m3. Tampak bahwa kerapatan besi dan
baja lebih besar dari kerapatan air.
10
apung yang lebih disamping ”ruangan” yang demikian luas beserta rongga berisi udara
yang menjadikan ”volume” kapal laut menjadi sedemikian besar dan mengakibatkan
massa jenisnya menjadi lebih kecil.
Titik-titik penting dalam stabilitas antara lain adalah titik berat (G), titik apung (B) dan
titik M.
M - Metacenter
G – Titik berat (Centre of Gravity)
B – Titik apung (Centre of Buoyancy)
K – Lunas/Keel
Titik berat (center of gravity) dikenal dengan titik G dari sebuah kapal, merupakan
titik tangkap dari semua gaya-gaya yang menekan ke bawah terhadap kapal. Letak titik G
ini di kapal dapat diketahui dengan meninjau semua pembagian bobot di kapal, makin
banyak bobot yang diletakkan di bagian atas maka makin tinggilah letak titik G-nya.
11
Secara definisi, titik berat (G) ialah titik tangkap dari semua gaya–gaya yang
bekerja ke bawah. Letak titik G pada kapal kosong ditentukan oleh hasil percobaan
stabilitas. Perlu diketahui bahwa, letak titik G tergantung daripada pembagian berat di
kapal. Jadi selama tidak ada berat yang di geser/ditambah/dikurangi, titik G tidak akan
berubah walaupun kapal oleng atau mengangguk/trim.
Titik apung (center of buoyance) dikenal dengan titik B dari sebuah kapal,
merupakan titik tangkap dari resultan gaya-gaya yang menekan tegak ke atas dari bagian
kapal yang terbenam dalam air.
Titik tangkap B bukanlah merupakan suatu titik yang tetap, akan tetapi akan
berpindah-pindah oleh adanya perubahan sarat dari kapal. Dalam stabilitas kapal, titik B
inilah yang menyebabkan kapal mampu untuk tegak kembali setelah mengalami senget
(kemiringan kapal). Letak titik B tergantung dari besarnya senget kapal (bila senget
berubah maka letak titik B akan berubah / berpindah. Bila kapal menyenget titik B akan
berpindah kesisi yang rendah.
3. Titik Metasentris
Titik metasentris atau dikenal dengan titik M dari sebuah kapal, merupakan sebuah
titik semu dari batas di mana titik G tidak boleh melewati di atasnya agar supaya kapal
12
tetap mempunyai stabilitas yang positif (stabil). Meta artinya berubah-ubah, jadi titik
metasentris dapat berubah letaknya dan tergantung dari besarnya sudut senget.
Apabila kapal senget pada sudut kecil (tidak lebih dari 150), maka titik apung B
bergerak di sepanjang busur di mana titik M merupakan titik pusatnya di bidang tengah
kapal (centre of line) dan pada sudut senget yang kecil ini perpindahan letak titik M masih
sangat kecil, sehingga masih dapat dikatakan tetap.
Nilai KB untuk kapal kosong diperoleh dari percobaan stabilitas (inclining experiment),
selanjutnya KG dapat dihitung dengan menggunakan dalil momen. Nilai KG dengan dalil
momen ini digunakan bila terjadi pemuatan atau pembongkaran di atas kapal dengan
mengetahui letak titik berat suatu bobot di atas lunas yang disebut dengan vertical centre
of gravity (VCG) lalu dikalikan dengan bobot muatan tersebut sehingga diperoleh momen
bobot tersebut. Selanjutnya jumlah momen-momen seluruh bobot di kapal dibagi dengan
jumlah bobot dan menghasilkan nilai KG pada saat itu.
Di mana,
13
KM ialah jarak tegak dari lunas kapal sampai ke titik M, atau jumlah jarak dari lunas ke
titik apung (KB) dan jarak titik apung ke metasentris (BM), sehingga KM dapat dicari
dengan rumus:
KM = KB + BM
Diperoleh dari diagram metasentris atau hydrostatical curve bagi setiap sarat (draft) saat
itu.
c) GM – Tinggi Metacentric:
Tinggi metasentris atau metacentris high (GM) yaitu jarak tegak antara titik G dan titik M.
Dari rumus disebutkan:
GM = KM – KG
GM = (KB + BM) – KG
Nilai GM inilah yang menunjukkan keadaan stabilitas awal kapal atau keadaan stabilitas
kapal selama pelayaran nanti
d) BM – Radius Metacentric:
BM dinamakan jari-jari metasentris atau metacentris radius karena bila kapal mengoleng
dengan sudut-sudut yang kecil, maka lintasan pergerakan titik B merupakan sebagian
busur lingkaran di mana M merupakan titik pusatnya dan BM sebagai jari-jarinya. Titik M
masih bisa dianggap tetap karena sudut olengnya kecil (100-150). Lebih lanjut dijelaskan
bahwa:
Di mana :
14
Letak titik B di atas lunas bukanlah suatu titik yang tetap, akan tetapi berpindah-pindah
oleh adanya perubahan sarat atau senget kapal. Menurut Rubianto (1996), nilai KB dapat
dicari:
Dari diagram metasentris atau lengkung hidrostatis, di mana nilai KB dapat dicari pada
setiap sarat kapal saat itu
Bila suatu kapal senget maka titik apung akan bergerak sedangankan titik berat
(gravitasi) tidak berubah. Karena gaya apung dan gravitasi sama besar dan searah, tetapi
kalau kapal miring akan membentuk dua gaya yang paralel dengan arah yang berlawanan,
mengakibatkan terjadi rotasi. Rotasi ini mengakibatkan kapal kembali ke posisi semula
karena gaya apung dan gravitasi sama besar berlawanan arah akan saling menutup. Hal ini
dikatakan sebagai pasangan (coupled) karena kedua gaya yang bekerja menghasilkan
rotasi. Rotasi inilah yang menyebabkan terjadi keseimbangan kapal.
15
Jarak antara gaya apung dan gravitasi disebut sebagai lengan penegak. Pada
gambar di atas lengan penegak merupakan garis yang ditarik dati titik gravitasi ke vektor
gaya apung kapal. Untuk kemiringan yang kecil (0o sampai 7o ke 10o, metacenter tidak
berubah), nilai lengan penegak (GZ) dapat diperoleh secara trigonometry.
Dengan stabilitas awal (0o sampai 7o-10o) metacenter tidak berubah, dan fungsi sinus
hampir linier (garis lurus) Oleh karena itu Lengan Penegak kapal < GZ proporsional
terhadap ukuran tinggi metacenter, GM. Sehingga GM adalah ukuran awal stabilitas kapal
Moment penegak adalah ukuran stabilitas kapal terbaik. Menjelaskan kenapa kapal bisa
mengatasi kemiringan dan kembali ke titik keseimbangan/stabilitas. Moment penegak
adalah sama dengan lengan penegak dikali displacement kapal.
Contoh:
Suatu kapal mempunyai displacement sebesar 6000 LT dan mempunyai lengan penegak
sebesar 2.4 FT bila dimiringkan 40 derajat. Berapa momen penegak kapal?
RM = 2.4 FT x 6000 LT
RM = 0,73 M x 6000LT
RM =4384 M-ton
Posisi Titik gravitasi dan Metacentre menunjukkan indikasi awal stabilitas kapal. Kalau
terjadi permasalahan yang mengganggu stabilitas kapal maka dikelompokkan dalam:
16
Stabilitas positif
Stabilitas netral
Stabilitas negatip
17
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
Pembuatan lambung perahu atau kapal hendaknya dengan perhitungan yang teliti
mengenai kesetimbangan sehingga kapal tersebut akan aman untuk digunakan saat
berlayar.
18
DAFTAR PUSTAKA
Streeter, Victor L dan E. Benjamin Wylie. Mekanika Fluida Jilid 1. Jakarta: Erlangga
19