You are on page 1of 16

Kuesioner

Kuesioner adalah pertanyaan tertulis yang diberikan kepada responden untuk


menjawab. Sebelumnya harus dipastikan kebenaran atas responden yang
diteliti berdasarkan kriteria respondennya. Tujuan kuesioner adalah untuk
memberikan tinjauan tentang ekspresi metafora dalam berbagai macam
bahasa di dunia.

Dua macam responden

1. Kuesioner yang disebutformulir, yaitu kuesioner yang berisi pertanyaan2


untuk memperoleh data tentang variabel yang langsung bisa diidentifikasi.
Misalnya : Jenis kelamin, usia, pendidikan dll

2. Kuesioner yang disebut yaitu kuesioner yang berisi pertanyaan2 untuk


mendapatkan informasi tentang variabel yang tidak langsung menjelaskan.
Misal variabel Kualitas Pelayanan, Variabel ini tidak dapat langsung diketahui
hanya dengan satu pertanyaan tetapi dapat diketahui dengan beberapa
pertanyaan berdasarkan indikatornya, contohnya ditanyakan tentang
tangibles, reability, responsiveness, assurance dan empathy

Semua metode mensyaratkan pencatatan yang detail, lengkap, teliti dan


jelas

Untuk mencapai kelengkapan, ketelitian dan kejelasan data, pencatatan data


harus dilengkapi dengan:

• Nama pengumpul data

• Tanggal dan waktu pengumpulan data

• Lokasi pengumpulan data

• Keterangan-keterangan tambahan data/istilah/responden

Responden: orang yang menjadi sumber data

Semua butir (item) yang ditanyakan dalam semua metode pengumpulan data
haruslah sejalan dengan rumusan masalah dan/atau hipotesis penelitian
Karenanya diperlukan proses Dekomposisi variabel penelitian menjadi sub-
variabel, dimensi dan butir penelitian merupakan pekerjaan yang harus
dilakukan dengan hati-hati

Proses dekomposisi ini juga memudahkan proses pengukuran dan


pengumpulan data

Proses dekomposisi ini dikenal sebagai proses operasionalisasi variabel


penelitian

Jenis Pertanyaan dalam Kuesioner

1. Pertanyaan Terbuka: pertanyaan yang memungkinkan responden


memberikan jawaban sesuai dengan cara atau pendapatnya

Misal:

Sebutkan lima sifat pemimpin yang Anda sukai:

1. ……………………………

2. ……………………………

3. ……………………………

4. ……………………………

5. ……………………………

Bagaimana pendapat Anda tentang kepemimpinan supervisor Anda?

______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
__________________
Jawaban responden terhadap pertanyaan-pertanyaan terbuka akan sangat
bervariasi.

Pengelompokkan jawaban-jawaban serupa akan menjadi suatu pekerjaan


yang tidak mudah

2. Pertanyaan Tertutup: responden tinggal memilih jawaban di antara pilihan


yang sudah disediakan

Misal:

Atasan Anda mendelegasikan tugas dengan jelas:

1. Sangat Setuju Sekali

2. Sangat Setuju

3. Setuju

4. Tidak Setuju

5. Sangat Tidak Setuju

Kadangkala pertanyaan disajikan secara terbuka sekaligus tertutup

Misal:

Pekerjaan Anda:

1. Pegawai Negeri Sipil

2. TNI

3. Professional:

a. Dokter

b. Guru
c. Pengacara

d. lainnya (Sebutkan): ______________________

4. Pengusaha

5. Lainnya (Sebutkan): ___________________________

Pertanyaan-pertanyaan tertutup dapat dengan mudah dikodekan dan diolah


untuk tahap penelitian selanjutnya

Bentuk Pertanyaan:

a. Pernyataan Positif

b. Pernyataan Negatif

Pertanyaan dalam kuesioner ditulis dalam bentuk PERNYATAAN bukan


pertanyaan

Pernyataan Positif : pernyataan yang jawabannya SESUAI dengan harapan


peneliti

Pernyataan Negatif : pernyataan yang jawabannya TIDAK SESUAI dengan


harapan peneliti

Misal: Jika ingin diketahui kinerja kasir sebuah toko swalayan

* Pernyataan Positif (Contoh LSR)

Kasir di toko swalayan ini ramah:

1. Tidak Setuju 2. Setuju 3. Sangat Setuju

* Pernyataan Negatif (Contoh LSR)

Kasir tidak sopan:

1. Sangat Setuju 2. Setuju 3. Tidak Setuju


Pengkodean atau pembobotan nilai jawaban:

Pada pernyataan Positif: nilai paling positif diberi bobot paling besar (karena
paling positif berarti paling sesuai harapan)

Pada pernyataan Negatif: nilai paling negatif diberi bobot paling besar
(karena paling negatif berarti paling sesuai harapan)

Idealnya dalam suatu kuesioner penelitian, komposisi bentuk pernyataan


positif dan negatif berimbang, misalnya dari 30 pernyataan dirancang terdiri
dari 15 pernyataan positif dan 15 pernyataan negatif.

Pernyataan positif dan negatif harus diletakkan secara bergantian

Dengan meletakkan pernyataan positif dan negatif bergantian, responden


benar-benar membaca pernyataan-pernyataan dengan teliti dan menjawab
dengan benar

Teknik Pengukuran (Teknik Penskalaan)

Dua teknik pengukuran dengan kuesioner yang paling populer adalah:

a. Likert’s Summated Rating (LSR)

b. Semantic Differential (SD)

Likert’s Summated Rating (LSR)

LSR adalah skala atau pengukuran sikap responden

Jawaban pernyataan dinyatakan dalam pilihan yang mengakomodasi


jawaban antara Sangat Setuju Sekali sampai Sangat Tidak Setuju

Banyak pilihan biasanya 3, 5, 7, 9 dan 11

Dalam prakteknya yang paling sering digunakan adalah 5

Terlalu sedikit pilihan jawaban menyebabkan pengukuran menjadi sanagt


kasar

Terlalu banyak pilihan jawaban menyebabkan responden sulit


membedakan pilihan

Banyak pilihan ganjil juga menimbulkan masalah, responden yang


malas/enggan akan menjawab pilihan yang di tengah ( = jawaban netral)

Semantic Differential (SD)

Responden menyatakan pilihan di antara dua kutub kata sifat atau frasa

Dapat dibentuk dalam suatu garis nilai yang kontinyu, dan dapat diukur
dalam satuan jarak atau dalam bentuk pilihan seperti LSR

Validitas dan Reliabilitas Kuesioner

Kesalahan operasionalisasi variabel mungkin terjadi karena dimensi yang


penting luput direalisasikan menjadi butir pertanyaan dalam kuesioner

Kesalahan dapat diminimalkan dengan melakukan pengujian validitas dan


reliabilitas kuesioner

* Validitas

Validitas mengacu pada apakah kuesioner benar-benar dapat mengukur apa


yang ingin diukur

Sebagian besar validitas diukur secara logika (subyekif), hanya validitas


konstruk yang dapat diukur secar matematika/statistika.

Jenis Validitas:

1. Validitas Konstruk (Construct Validity) Konstruk adalah penyusun atau


elemen suatu konsep/variabel

Misal: Jika suatu konsep disusun berdasarkan 5 elemen tetapi dalam


kuesioner hanya diukur 3 elemen maka validitas konstruk kuesioner ini
rendah

Ukuran validitas konstruk dinyatakan dalam koefisien korelasi (R) setiap butir
pernyataan dengan nilai total seluruh butir.
Valid tidaknya setiap butir kemudian dibandingkan dengan nilai kritik pada
Tabel Kolstoe, 1977

2. Validitas Isi (Content Validity)

Bertujuan memeriksa apakah butir-butir pertanyaan sesuai dengan


pengetahuan aau kemampuan responden.

3. Validitas Eksternal (External Validity)

Membandingkan kuesioner yang dibuat dengan kuesioner yang sudah


dibakukan

4. Validitas Prediktif (Predictive Validity)

Mengukur apakah kuesioner dapat digunakan meramalkan perilaku di masa


depan

Validitas prediktif diberi nilai tinggi jika apa yang diramalkan terbukti

5. Validitas Rupa (Face Validity)

Validitas tampilan kuesioner, sesuai dengan format

6. Validitas Budaya (Culture Validity)

Apakah butir-butir pernyataan dalam kuesioner sudah sesuai budaya atau


kondisi responden

Reliabilitas

Reliabilitas menyatakan derajat keandalan dan konsistensi kuesioner

Beberapa metode penghitungan reliabilitas, misalnnya:

a. Metode Test − Retest

b. Metode Test − Retest Paralel

c. Teknik Belah Dua (Split Half)


d. Analisis Diskriminan

Pada prinsipnya, semua metode perhitungan itu mengukur reliabilitas melalui


koefisien korelasi setiap butir pernyataan dengan total seluruh butir (sama
dengan Validitas Konstruk)

Uji Coba Kuesioner

Sebelum kuesioner benar-benar digunakan untuk mengumpulkan data,


dilakukan uji coba dengan menyebarkan kuesioner kepada kira-kira 30
responden

Hasil uji coba kemudian dignakan untuk menguji validitas dan reliabilitas

Butir-butir yang tidak valid atau tidak reliabel kemudian diperbaiki, diubah,
atau jika tidak memungkinkan dihilangkan dan selanjutnya kuesioner diuji
kembali

Alat Bantu Pembuat Kuesioner

Metode perhitungan validitas dan reliabilitas ini dapat diaplikasikan dengan


bantuan program komputer (Misalnya EXCEL atau SPSS)

Kuesioner apat dibuat dengan pengolah kata atau dengan program-program


komputer lainnya yang memang dibuat untuk membuat kuesioner (Misalnya:
EPI-INFO atau Lotus Notes)

Pembuatan kuesioner dengan program komputer memungkinkan publikasi


kuesioner secara on-line di internet

Beberapa web di internet juga menyediakan fasilitas membuat kuesioner


atau pooling) on-line, misalnya web votepedia yang dibangun di atas
teknologi Wikipedia

Diposkan oleh Admin di 01:35 0 komentar

Skala Likert

Skala Likert adalah suatu skala psikometrik yang umum digunakan dalam
kuesioner, dan merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam riset
berupa survei. Nama skala ini diambil dari nama Rensis Likert, yang
menerbitkan suatu laporan yang menjelaskan penggunaannya [1]. Sewaktu
menanggapi pertanyaan dalam skala Likert, responden menentukan tingkat
persetujuan mereka terhadap suatu pernyataan dengan memilih salah satu
dari pilihan yang tersedia. Biasanya disediakan lima pilihan skala dengan
format seperti:

1. Sangat tidak setuju

2. Tidak setuju

3. Netral

4. Setuju

5. Sangat setuju

Selain pilihan dengan lima skala seperti contoh di atas, kadang digunakan
juga skala dengan tujuh atau sembilan tingkat. Suatu studi empiris
menemukan bahwa beberapa karakteristik statistik hasil kuesioner dengan
berbagai jumlah pilihan tersebut ternyata sangat mirip [2].

Skala Likert merupakan metode skala bipolar yang mengukur baik tanggapan
positif ataupun negatif terhadap suatu pernyataan. Empat skala pilihan juga
kadang digunakan untuk kuesioner skala Likert yang memaksa orang
memilih salah satu kutub karena pilihan "netral" tak tersedia.

Diposkan oleh Admin di 01:35 0 komentar

SERVQUAL

SERVQUAL adalah suatu kuesioner yang digunakan untuk mengukur kualitas


jasa. Cara ini mulai dikembangkan pada tahun 1980-an oleh Zeithaml,
Parasuraman & Berry, dan telah digunakan dalam mengukur berbagai
kualitas jasa. Dengan kuesioner ini, kita bisa mengetahui seberapa besar
celah (gap) yang ada di antara persepsi pelanggan dan ekspektasi pelanggan
terhadap suatu perusahaan jasa. Kuesioner SERVQUAL dapat diubah-ubah
(disesuaikan) agar cocok dengan industri jasa yang berbeda-beda pula
(misalnya bank, restoran, atau perusahaan telekomunikasi). Skala SERVQUAL
meliputi lima dimensi kualitas jasa yaitu: 1. Tangibles 2. Reliability 3.
Responsiveness 4. Assurance 5. Empathy Setiap dimensi memiliki beberapa
pertanyaan dan dijawab dalam rentang nilai 1 sampai 7, di mana angka 1
mewakili perasaan sangat tidak setuju (strongly disagree) dan angka 7
mewakili perasaan sangat setuju (strongly agree), dengan total pertanyaan
sebanyak 22

Membuat Kuesioner
Salah satu instrumen pengumpul data dalam penelitian adalah kuesioner,
atau disebut juga daftar pertanyaan (terstruktur). Kuesioner ini biasanya
berkaitan erat dengan masalah penelitian, atau juga hipotesis penelitian
yang dirumuskan. Disebut juga dengan istilah pedoman wawancara
(interview schedule), namun kita akan menggunakan istilah generiknya yaitu
kuesioner.

Sebelum mebuat kuesioner, ada baiknya peneliti mengantisipasi


kemungkinan adanya kesalahan yang sering terjadi berkaitan dengan
pelaksanaan pengumpulan data dari responden. Beberapa permasalahan
yang mungkin dan bahkan sering terjadi dan bagaimana cara
memperbaikinya adalah sebagaimana disarankan oleh Bailey (1987), sebagai
berikut:

(a) Responden sering menganggap wawancara tidak masuk akal dan bahkan
sering menganggapnya sebagai dalih (subterfuge) untuk tujuan-tujuan
tertentu misalnya komersial. Alternatif pemecahannya antara lain adalah
menyampaikannya dalam pengantar bahwa penelitian yang akan dilakukan
benar-benar untuk tujuan nonkomersial. Tentu saja dengan kata-kata yang
baik dan sopan.

(b) Responden merasa terganggu dengan adanya informasi yang dirasa


menyerang dirinya atau kepentingannya, misalnya takut dirilis di media
massa. Pemecahannya adalah menghindari pertanyaan yang sensitif, serta
diyakinkan bahwa tidak akan ada nama responden di dalamnya.

(c) Responden menolak bekerja sama atas dasar pengalaman masa lalu.
Upayakan untuk meyakinkan responden bahwa ini beda, beri pengertian
bahwa responden dalam hal ini turut berjasa dalam membantu penelitian ini.

(d) Responden yang tergolong dirinya kelompok minoritas sehingga merasa


lelah karena sering dijadikan kelinci percobaan (guinea pig). Ini jarang terjadi
di negeri kita. Namun jika hal seperti ii terjadi, peneliti bisa menggunakan
instrumen lain., atau bahkan mencari sumber data yang lain.

(e) Responden orang ‘penting’ dan sering merasa tahu akan apa yang akan
ditelitinya. Cara pemecahannya adalah dengan metode menyanjung orang
penting tadi, misalnya dengan mengatakan bahwa hanya dialah orang satu-
satunya yang bisa memberikan informasi tentang masalah ini.

(f) Responden menjawab dengan pertimbangan normatif, berpikir baik atau


jelek. Katakan kepadanya bahwa penelitian ini semata-mata untuk
pengembangan ilmu, dan bukan untuk kepentingan lain. Selain itu nama
responden juta tidak perlu dicantumkan.

(g) Responden merasa takut akan ‘kebodohannya’ dalam menjawab


pertanyaan ini. Katakan kepadanya bahwa jawaban apapun dari responden
itu penting, dan tidak ada yang salah dalam menjawab.

(h) Responden mengatakan tidak ada waktu untuk menjawabnya, atau


merasa itu bukan bidang minatnya. Pemecahannya adalah mengatakan
bahwa dialah satu-satunya orang yang bisa memberikan informasi yang
diperlukan dalam penelitian ini.

Persyaratan lain dalam membuat kuesioner

(a) Relevansi kuesioner: Relevansi pertanyaan dengan tujuan studi, relevan


pertanyaan dengan responden secara perorangan.

(b) Relevansi pertanyaan dengan studi: betul

(c) Relevansi pertanyaan dengan responden: betul.

Kegagalan-kegagalan dalam membuat kuesioner:


(a) Luncuran pertanyaan ganda: Jangan menanyakan satu masalah dalam
satu pertanyaan. Contoh, apakah anda sering menyobek buku di
perpustakaan selagi tidak ada pengawas yang melihatnya; dan apakah anda
juga sering mencoreti buku milik perpustakaan untuk kepentingan penjelasan
secara khusus?.

(b) Pertanyaan yang mengaahkan: Hindari bentuk pertanyaan seperti ini.


Contoh, menurut presiden, kita harus mengencangkan ikat pinggang dalam
menghadapi krisis ekonomi yang berkepanjangan ini. Anda setuju, bukan?.
Pertanyaan seperti ini biasanya dijawab secara langsung dengan kata
‘setuju’. Bisa dibayangkan bahwa jika semua pertanyaan dijawab dengan
setuju.

(c) Pertanyaan sensitif: Hati-hati dengan pertanyaan sensitif seperti contoh


berikut: Anda pernah melakukan onani?; Anda pernah melakukan hubungan
seks sebelum nikah?. Pertanyaan jenis ini termasuk kategori sensitif, bahkan
kurang ajar.

(d) Pertanyaan yang menakut-nakuti: Contoh. Di daerah ini sering terjadi


perampokan dan penodongan di malam hari. Bisa Anda sebutkan orangnya?;
atau, Anda tentu mengetahui peristiwa pembunuhan yang terjadi beberapa
waktu lalu di daerah ini, karena andalah yang paling dekat dengan tempat
kejadian perkara (TKP). Kami datang untuk menyelidikinya, oleh karena itu
tolong jawab dengan sejujurnya pertanyaan-pertanyaan kami.

Kuesioner tertutup dan terbuka

Ada dua jenis pertanyaan dalam kuesioner, yakni pertanyaan terbuka,


terbuka, dan gabungan tertutup dan terbuka. Pertanyaan dengan jawaban
terbuka adalah pertanyaan yang memberikan kebebasan penuh kepada
responden untuk menjawabnya. Di sini peneliti tidak memberikan satupun
alternatif jawaban. Sedangkan pertanyaan dengan jawaban tertutup adalah
sebaliknya, yaitu semua alternatif jawaban responden sudah disediakan oleh
peneliti. Responden tinggal memilih alternatif jawaban yang dianggapnya
sesuai.
(a) Kuesioner dengan jawaban tertutup: Salah satu keuntungannya untuk
kuesioner ini adalah sebagai berikut: (1) jawaban-jawaban bersifat standar
dan bisa dibandingkan dengan jawaban orang lain; (2) jawaban-jawabannya
jauh lebih mudah dikoding dan dianalisis, bahkan sering secara langsung
dapat dikoding dari pertanyaan yang ada, sehingga hal ini dapat menghemat
tenaga dan waktu; (3) responden lebih merasa yakin akan jawaban-
jawabannya, terutama bagi mereka yang sebelumnya tidak yakin; (4)
jawaban-jawaban relatif lebih lengkap karena sudah dipersiapkan
sebelumnya oleh peneliti; dan (5) analisis dan formulasinya lebih mudah jika
dibandingkan dengan model kuesioner dengan jawaban terbuka. Meskipun
demikian, ada juga kelemahannya, yakni: (1) sangat mudah bagi responden
untuk menebak setiap jawaban, meskipun sebetulnya mereka tidak
memahami masalahnya; (2) responden merasa frustrasi dengan sediaan
jawaban yang tidak satu pun yang sesuai dengan keinginannya; (3) sering
terjadi jawaban-jawaban yang terlalu banyak sehingga membingungkan
responden untuk memilihnya; (4) tidak bisa mendeteksi adanya perbedaan
pendapat antara responden dengan peneliti karena responden hanya disuruh
memilih alternatif jawaban yang tersedia.

(b) Kuesioner dengan jawaban terbuka: Keuntungannya antara lain adalah:


(1) dapat digunakan manakala semua alternatif jawaban tidak diketahui oleh
peneliti, atau manakala peneliti ingin melihat bagaimana dan mengapa

jawaban responden serta alasan-alasannya. Hal ini sangat baik untuk


menambah pengetahuan peneliti akan masalah yang diutarakannya; (2)
membolehkan responden untuk menjawab sedetil atau serinci mungkin atas
apa yang ditanyakan peneliti. Dalam hal ini pendapat responden dapat
diketahui dengan baik oleh peneliti.

(c) Kuesioner dengan jawaban tertutup dan terbuka (gabungan): Untuk


menjembatani kekurangan-kekurangan seperti tadi, maka sering digunakan
pertanyaan model gabungan antara keduanya. Dengan model tertutup dan
tebuka, semua kekurangan seperti tadi bisa diatasi. Misalnya dalam satu
pertanyaan, disamping disediakan alternatif jawaban oleh peneliti, juga perlu
disediakan alternatif terbuka (c. …………… ) untuk diisi sendiri oleh
responden sesuai dengan pendapatnya secara bebas. Dalam mengolah data
untuk model terakhir ini, bisa dilakukan pengelompokan ulang atas semua
jawaban responden pada alternatif terbuka tadi. Atau bisa juga peneliti
melihat ulang apakah jawaban responden yang terakhir itu sebenarnya
sudah termasuk ke dalam salah satu alternatif jawaban yang tersedia. Dan
jika ternyata jawabannya sama dengan salah satu alternatif jawaban yang
tersedia namun dalam bahasa yang berbeda, peneliti bisa menganggapnya
sebagai jawaban seperti pada alternatif yang tersedia tadi. Contoh sebuah
pertanyaan sederhana dengan alternatif jawabannya: Tujuan Anda
berkunjung ke perpustakaan adalah: (1) mengerjakan tugas-tugas akademik;
(2) mencari informasi akademik untuk kepentingan tugas dari dosen; (3)
menambah wawasan; (4) ………… menambah pengetahuan. (Responden
menjawab dengan tulisan sendiri pada alternatif yang terbuka ini). Kita bisa
melihat bahwa sebenarnya jawaban responden tersebut sama atau hampir
sama dengan alternatif nomor (3) menambah wawasan.

Susunan pertanyaan

Ada aturan umum dalam menyusun urutan pertanyaan yang dibuat,


meskipun tidak mutlak, yakni sebagai berikut:

(a) Pertanyaan sensitif dan pertanyaan model jawaban terbuka sebaiknya


ditempatkan di bagian akhir kuesioner.

(b) Pertanyaan-pertanyaan yang mudah sebaiknya ditempatkan pada bagian


awal kuesioner.

(c) Susunlah pertanyaan dengan pola susunan yang saling berkaitan satu
sama lain secara logis.

(d) Susunlah pertanyaan sesuai dengan susunan yang logis, runtut, dan tidak
meloncat-loncat dari tema satu ke tema yang lain.

(e) Jangan gunakan pasangan pertanyaan yang mengecek reliabilitas.


Misalnya, setujukah Anda terhadap aborsi? Sementara itu di tempat lain, ada
pertanyaan, tidak setujukan Anda terhadap aborsi?.

(f) Gunakan pertanyaan secara singkat dan jelas, tidak bertele-tele.

Pertanyaan kontingensi

Maksudnya adalah bentuk pertanyaan yang masih ada kelanjutannya.


Misalnya, Anda pernah mabuk?. Jika pernah, bagaimana rasanya?. Jenis
pertanyaan seperti ini dimungkinkan adanya, namun harus berpatokan
kepada kemungkinan adanya hubungan tertentu antara tema yang satu
dengan tema yang lain. Selain itu, jawaban-jawaban dari responden atas
pertanyaan lanjutan ini akan sangat membantu memperdalam wawasan
peneliti.

Kata pengantar kuesioner

Kata pengantar dalam kuesioner banyak pengaruhnya terhadap keberhasilan


kuesioner tersebut. Kata-kata yang digunakan juga sangat mempengaruhi
responden dalam menjawabnya. Misalnya, kata pengantar yang kasar tentu
tidak akan mendapat simpati responden, bahkan mungkin ditolak.

Untuk itu, disarankan, gunakan kata-kata yang sopan, wajar, menghormat,


dan jangan terlalu panjang. Cukuplah misalnya, beberapa kalimat pengantar,
tujuan, dan ucapan terima kasih atas kesediaan responden untuk
menjawabnya.

Uji coba instrumen (kuesioner)


Sebelum kuesioner disebarkan kepada responden, ujicobakanlah lebih dahulu
kepada sejumlah kecil responden. Ini gunanya untuk mengetahui validitas
dan reliabilitas alat ukur dimaksud. Selain itu, ini juga bisa digunakan untuk
mengetahui kemungkinan diterima atau ditolaknya hipotesis yang telah
dirumuskan. Selain itu, jika ternyata dalam uji coba ini terdapat banyak
kesalahan, maka peneliti bisa mengubah atau menyempurkannya

You might also like