Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
PRAMITA
BD.0802079
TAHUN 2010
DAFTAR ISI
BAB I.PENDAHULUAN
BAB.IV PEMBAHASAN
BAB. V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................
B. Saran .........................................................................................
PENDAHULUAN
A.Latar belakang
Dalam visi dan misi Indonesia sehat 2010 yang dituangkan dalam konteks
pembangunan nasional, dijelaskan bahwa kesehatan seharusnya menjdi landasan dan
pertimbangan PKK. Selain wawasan kesehatan belum menjadikanazas pemvangunan
nasional dan belum menjadi salah satu kriteria kumci penentu layak tidaknya suatu upaya
pembangunan masalah kesehatan, akan tetapi menjdi isu nasional yang serius.
Pembangunan kesehatan tanpa disertai upaya kesehatan itu sendiri sebagai azas
pembangunan akan tergilas oleh laju pembangunan yang semakin cepat dan sering kali
tanpa pertimbangan ddampak hidup trhadap masyareakat (Depkes Indonesia Sehat 2010).
Secara global, world Health Organisation (WHO) memperkirakan kurang lebih 8 juta
kematian perinatal terjadi setiap tahunnya. Dari jumlah tersebut sekitar 85% kematian bayi
baru lahir terjadi akibat infeksi, asfiksia saat lahir dan cacat saat lahir(Varney, 2007 hal 57)
Menurut Retayasa pada tahun 2006 jumlah kematian bayi baru lahir masih tinggi di
tingkat ASEAN antara lain Malaysia 175 per 1000 kelahiran hidup, thailad 70 per 1000
kelahiran hidup, sedangkan di Indonesia sendiri menempati posisi tertinggi berkisar 356 per
1000 kelahiran hidup, yang mana disebabkan oleh asfiksia 44%, BBLR 17%,tetanus
10%,sisanya infeksi dan masalah gizi (http//www/depkes.go.id.online.diakes 26 juni 2009).
Berdasarkan data diperoleh dari dinas kesehatan kabupaten Gowa tahun 2008 angka
kematian bayi 35 kasus dari 1035 kelahiran hidup yang disebabkan oleh BBLR 15 (42,86%),
asfiksia 11 (31,43%) kelainan kongenital 4 (11,43%), diare 1 (2,86%). (profil dinas Kabupaten
Gowa).
Berdasarkan data yang diperoleh dari paencatatan dan pelaporan Medikal Record
RSU Haji Makassar, jumlah kelahiran periode juni 2009- juni 2010 adalah 1520 kelahiran
bayi, dan dari jumlah tersebut terdapat 4 kasus (0,32%) mengalami kelainan kongenital.
Cacat bawaan adalah merupakan suatu keasaan cacat lahir pada neonatus yang tidak
diinginkan kehadirannya oleh orang tua maupun petugas medis. Perhatian kita terhadap
cacat bawaan masih kurang, sedangkan negara kita saat ini telah berhasil dalam
penyelenggaraan KB serta telah berhasil memasyarakatkan NKKBS, maka pada zaman
sekarang ini maslah kualitas hidup anak merupakan prioritas utama bagi program kesehatan
nasional. Salah faktor yang mempengaruhi kualitas hidup anak adalah cacat bawaan.
(http//www.anggel.akses 28 juni 2009).
A. Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup pembahasan dalam karya tulis ilmiah ini adalah pelaksanaan
proses manajemen kebidanan pada bayi “N” dengan Labio Palatoskizis di RSU. Haji
Makassar tanggal 1 september 2010.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Dapat melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi “N” dengan Labio Palatoskizis di
RSU. Haji Makassar tanggal 1 September 2010
2. Tujuan khusus
a. Dapat melaksanakan pengkajian pada bayi “N” dengan Labio Palatoskizis di RSU.
Haji Makassar 1 september 2010.
b. Dapat menganalisis dan menganalisis dan menginterpritasikan data untuk
menegakkan diagnosa/ masalah aktual pada bayi “N” dengan Labio Palroskkizis
di RSU. Haji tanggal 1 september 2010.
c. Dapat mengantisipasi diagnosa/masalah potensial pada bayi “N” dengan Labio
Palatoskizis di RSU. Haji 1 september 2010.
d. Dapat melaksanakan tindakan segera dan kolaborasi guna pemecahah masalah
pada bayi “N” dengan Labio Palatoskizis di RSU.haji tanggal 1 september 2010
e. Dapat merencanakan tindakan asuhan kebidanan pada bayi “N” dengan labio
Palatosskizis di RSU. Haji Makassar tanggal 1 september 2010.
f. Dapat melakanakan tindakan asuhan kebidanan pada bayi “N” dengan Labio
Palatoskizis tanggal 1 september 2010.
g. Dapat mengevaluasi asuhan kebidanan pada bayi “N” dengan Labio Palatoskizis
tanggal 1 september 2010.
h. Dapat mendokumentasikan semua temuan dan tindakan dalam asuhan
kebidanan yang telah dilaksanakan padda bayi “N” dengan Labio Palatoskizis
tanggal 1 september 2010.
C. Mamfaat Penulisan
1. Mamfaat Praktis
Sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan pada program
DIII Kebidanan syekh Yusuf Gowa.
2. Mamfaat Akademik
Sebagai bahan acuan /pedoman bagi institusi Program DIII kebidanan untuk
penulisan karya tulis selanjutnya.
3. Mamfaat institusi
Sebagai bahan masukan/pertimbangan bagi rekan-rekan mahasiswa program DIII
Kebidanan Khususnya pada kasus Labio Palatoskizis pada bayi.
4. Mamfaat bagi penulis
Merupakan pengalaman berharga yang dapat menambah kemampuan dalam
penerapan Asuhan Kebidanan khususnya pada kasus Labio Palatoskizis pada
bayi.
D. Metode penulisan
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah digunakan dasar teori yang dipadukan dengan
praktek, metode yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Studi kepustakaan
Penulis mempelajari berbagai literatur yang aa relefansinya dengan Labio
Palatoskizis pada bayi termasuk karya tulis ilmiah yang ada.
2. Studi kasus
Melaksanakan studi kasus dengan menggunakan pendekatan pemecahan
masalah melalui asuhan kebihanan meliputi: pengkajian, merumuskan
diagnosa/masalah aktual maupun potensial, melaksanakan tindakan segera atau
kolaborasi, perencanaan, implementasi serta melaksanakan evaluasi terhadap
asuhan kebidanan pada bayi dengan labio palatoskizis untuk memperoleh data
yang akurat, penulis menggunakan tekhnik:
i. Anamnesa
Penulis melakukan tanya jawab dengan keluarga klien, dokter dan atau
bidan yang dapat membantu memberikan keterangan informasi yang
dibutuhkan.
ii. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis untuk menjamin
diperolehnya data yang lengkap dari kepala sampai kaki meliputi inspeksi,
palpasi, perkusi, auskultasi dan pemeriksaan laboratorium serta
pemeriksaan diagnotik lainnya dengan menggunakan format pengkajian
yang telah disusun sebelumnya.
iii. Pengkajian psikososial
Pengkajian psikososiala dilakukan meliputi pengkajian status emosional,
respon terhadap kondisi yang dialami serta pola interaksi klien terhadap
keluarga, petugas, dan lingkungannya.
3. Studi dokumentasi
Studi dokumentasi dilakukan dengan mempelajari status kesehatan klien yang
bersumber dari catatan dokter, bidan, perawat, petugas loboratorium dan
atauhasil pemeriksaan penunjang lainnya yang dapat memberi kontribusi
penyelesaian tulisan ini.
4. Diskusi
Pemulis melakukan tanya jawab dengan dokter dan atau bidan yang menangani
langsung klien serta mengadakan diskusi dengan dosien pengasuh/pembimbing
karya tulis ilmiah ini.
Adapun sistematika penulisan yang digunakan untuk menulis karya tulis ilmiah ini terdiri
dari:
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Ruang lingkup
C. Tujuan penulian
D. Mamfaat penulisan
E. Metode penulisan
F. Sistematis penulisan
Pada bab ini diuraikan tentang kesenjangan antara teori dan pelaksanaan asuhan kebidanan
pada bayi dengan labio palatoskizis.
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kelainan kongenital adalah kelainan dalam pertumbuhan janin yang terjadi sejak
konsepsi dan selama dalam kandungan. Diperkirakan 10-20% dari kematian janin
dalam kandungan dan kematian neonatal disebabkan oleh kelainan kongenital.
Malformasi kongenital merupakan kausa penting terjadinya keguguran, lahir mati
dan kematian neonatal. (Lutan,D 1998 Hal 437).
Perlu dibedakan antara istilah “kongenital” dan “genetik. Kongenital berarti sudah
ada sejak lahir yang dapat disebabkan oleh faktor genetik maupun non genetik.
Sedangkan kelainan genetik kadang tidak muncul saat lahir tapi dapat mencul
beberapa saat kemudian. (Buletin kelainan kengenital/ bawaan, RS Aanak dan Bunda
Harapan Kita, jakarta 2008).
Secara umum kelainan kongenital dapat disebabkan oleh berbagai faktor antara lain
genetik, lingkungan, atau keduanya:
1. Faktor kromosom
Kelainan genetik ibu dan ayah dapat menyebabkan kelainan kongenital pada
bayinya. Contoh kelainan ini adalah : Palatoskizis (sumbing),
labioskizis,mongolisme,anensefalus, dan meningomiokel.
2. Faktor mekanis
Oleh tekanan mekanis dlam kandungan, misalnya olygohidramnion, janin akan
mendapat tekanan karena kurangnya jumlah air ketuban.
3. Faktor infeksi
Infeksi yang terjadi pada ibu terutama dalam proses organogenesis (triwulan I)
dapa menimbulkan kelainan kongenital. Infeksi virus lain juga dapat
menimbulkan kelainan bawaan.virus situmegalio dapat menimbulkan
hydrosefalus,mikrosefalus,dan mikroftalmia.
4. Faktor umur
Telah banyak dilaporkan bahwa mongolisme frekwensinya lebih sering pada
bayi-bayi yang dilahirkan oleh ibu yang umurnya mendekati masa menopausi.
Kejadian mongolisme akan meningkat pada ibu di usia di atas 30 tahun dan akan
lebih tinggi lagi pada usia 40 tahun keatas.
5. Faktor obat
Telah banyak dilaporkan para peneliti bahwa beberapa obat yang diminum ibu
hamil terutama dlam proses organinogenesis (triwulan I) dapat menyebabkan
kelainan pada janin. Hindarilah pemberian obat pada wanita triwulan pertama
bila tidak ada indikasi yang mendesak.
6. Faktor hormonal
Misalnya bayi yang dilahirkadn oleh ibu diabetes melitus sering lebih besar dari
ukuran normal dengan angka kematian perinatal yang lebih tingi.
7. Faktor radiasi
Raddiasi baik uintuk pemeriksaan diagostik maupun sebagai terapi, terjadi pada
triwulan pertama kehamilan dapat menimbulkan efek teratogenik padda janin.
Juga riwayat radiasi pada kedua orang tua yang dapat menimbulkan mutasi pada
gen karena hal ini dapat menghasilkan janin dengan kelainan kongenital.
8. Faktor gizi
Kekurangan beberapa zat-zat penting selama kehamilan dapat menimbulkan
kelainan pada janin. Frkwensinya lebih tinggi pada ibu-ibu dengan gizi yang
kurang selama kehamilan.
9. Faktor lain-lain
Hypoksia. Hipotermia, hipertermia, dan faktor sosial lainnya dapat
mempengaruhi terjadinya kelainan kongenital
10. Faktor yang tidak diketahui penyebabnya.
B. LABIO PALATOSKIZIS
1. Pengertian
Labio palatoskizis yaitu kelainan kotak palatine ( bagian depan serta samping
muka serta langit-langit mulut) tidak menutup dengan sempurna yang terjadi
pada trimester pertama kehamilan yang prosesnya terjadi karena tidak
terbentuknya mesoderm pada daerah tersebut sehingga bagian yang telah
menyatu (processus nasalis dan maksillaris) pecah kembali. Bila cacat terbentuk
lengkap sampai langit-langit maka bayi tak dapat menghisap karena sfiter paa
muara tuba eustchii kurang normal, lebih mudah terjdi infeksi ruang telinga
tengah, kemungkinan ini harus diingat supaya tidak terjadi otitis media
perforata.celah bibir atau celah palatum adalah suatu fisura atau muara garis
tengah kongenital yang secara umum terjadi pada bibir atau palatum salah satu
atau dua deformitas dapat terjadi. (http://www.angelfire.com/ga/rachmat
dsog/congenital/html)
2. Etiologi
Penyebab sebenarnya malformasi kongenital tidak diketahui. Secara umum
pertumbuhan embrional dan janin dalam kandungan dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain:
a. Insufisiensi zat untuk tumbuh kembang organ selama masa embrional dalam
hal kuantitas (defesiensi asam folat, Vitamin C, dan Zn)
b. Pengaruh obat teratologik, termasuk jamu dan kontrasepsi hormonal
c. Infeksi khususnya viral (toksoplasma) dan klamidial.
d. Faktor genetik (Arif mansujoer, suorohaita, Wahyu Ika wardani.S 2000, hal :
373)
3. Klasifikasi
Klasifikasi Labio Palatoskizis terbagi 2, yaitu:
a. Berdasarkan organ yang terlibat:
1. Celah bibir (Labioskizis)
2. Celah digusi ( gnatoskizis)
3. Celah di langit-langit ( Palatoskizis)
4. Celah dapat terjadi lebih dari 1 orga, misalnya: terjadi di bibir dan di
langit-langit.
b. Berdasarkan lengkap tidaknya organ terbentuk:
1. Unilateral incomplete
Jika celah sumbing terjadi hanya di slah satu sisi bibir dan tidak
memanjang hingga ke he hidung.
2. Unilateral complete
Jika celah sumbing yang terjadi hanya di salah satu sisi bibir dan
memanjang hingga kehidung.
3. Bilateral complete
Jika celah sumbing terjdi di kedua sisi bibir dan memanjang hingga ke
hidung.
4. Patofisiologi
Cacat terbentuk pada trimester pertama kehamilan, prosesnya karena tidak
terbentuknya mesoderm pada daerah tersebut sehingga bagian yang telah
menyatu ( processus nasalis dan maksillaris) pecah kembali.
Terjadinya efek pada janin ada 4 cara, yaitu:
a) Deformasi
Adalah suatu anomali yang disebabkan oleh tekanan mekanik yang luar
biasa pada janin yang sedang berkembang. Keadaan ini biasanya terjai 20
minggu kehamilan sampai trimester akhir kehamilan, contoh dari proses
decormasi adalah kembar, posisi bayi yang tidak normal,
oligohidromnion,dll.
b) Disrupsi
Terjadi bila kerusakan yang mempengaruhi atau menghentikan
morfogmirsis suatu bagian tubuh yang sedang berlangsung. Disrubsi ini
terjadi oleh berbagai faktor yang bersifat teratogen, seperti infeksi firus
intraurerine, penyakit ibu, obat-obatan, dan zat kimia.
c) Malformasi
Merupakan kelainan perkembangan instrinsik dalam struktur tubuh selama
kehidupan prenatal, mekanisme terjadinya malformasi belum banyak
diketahui, tetapi kemungkinan menyangkut berbagai kesalahan proferasi
sel, embrional, diferensiasi, migrasi dan kematian organ.
5. Diagnosis
Untuk mendiagnosa celah Labio Palatoskizis pada bayi setelah lahir mudah karena
pada celah sumbing mempunyai ciri fisik yang spesifik. Sebenarnya ada
pemeriksaan yang dapat digunakan untuk mengetahui keadaan janin apakah janin
ada kelainan atau tidak. Walaupun pemeriksaan ini tidak sepenuhnya spesifik, ibu
hamil dapat memeriksakan kandungannya dengan menggunakan USG.banyak
kelainan kongenital perlu sefra diintervensi setrelah bayi lahir. Pemantauan cermat
di kamar bersalin dan ruang bayi akan mengidentifikasi lebih banyak kasus ini
(Bobak,Lodermilk, dan jensen 2002 hal 910).
6. Pencegahan
Beberapa kelainan bawaan tidak dapat dicegak, tetapi ada beberapa hal yang dapat
mengurangi resiko terjadinya kelainan bawaan.
a. Tidak merokok dan menghindari asap rokok
b. Menghindari alkkohol
c. Menghindari obat terlarang
d. Mengkonsumsi makanan yang bergizi dan vitamin prenatal
e. Melakukan olah raga dan istirahat yang cukup
f. Mengkonsumsi suplemen asam folat
g. Melakukan pemeriksaan prenatal secara rutin
h. Menghindari zat-zat yang berbahaya
i. Menjalani vaksinasi sebagai perlindungan terhadap infeksi
Vaksinasi membantu mencegah penyakit akibat infeksi, meskipun semua vaksin
aman diberikan semasa hamil, tetapi akan lebih baik jika semua vaksin yang
dibutuhkan telah dilaksanakan sebelum hamil. Seorang wanita sebaiknya
menjalani vaksinasi berikut:
Minimal 3 bulan sebelum hamil :MMR
Minimal 1 bulan sebelum hamil :varcella
Aman diberikan selama hamil;
o Booster tetanus-difteri (setiiap 10 tahun)
o Vaksin Hepatitis A
o Vaksin influenza (jika afa musim flu, pada kehamilan akan memasuki
trimester ke dua atau ke tiga)
o Vaksin Pneumokokkus. (http//www.angelfire,com/ga/rachmat
dsog/congenital/
html).
7. Penatalaksanaan
Penangan untuk bibir sumbing adlah dengan cara operasi. Operasi ini dilakukan
setelah bayi berumur 2 bulan, dengan berat badan meningkat, dan bebas dari
infeksi oral pada saluran nafas dan sistemik. Atau untuk melakukan operasi bibir
sumbing dilakukan hukum sepuluh (rules of ten), yaitu berat badan bayi minimal 10
pon, HB 10 gr %, usianya minimal 10 minggu dan kadar leukosit minimal 10.000/iu.
a. Perawatan
1. Menyusui ibu
Menyusui adalah metode pemberian makan terbaik untuk seorang bayi
dengan bibir sumbing tidak menghambat penghisapan susu ibu . ibu dapat
mencoba sedikit menekan menggunakan pompa payudara untuk
mengeluarkan air susu dan memberikannya pada bayi dengan
menggunakan botol setelah dioperasi.
2. Menggunakan alat khusus
o Dot domba
Karena udara bocor di sekitar sumbing dan makanan dimuntahkan
melalui hidung, bayi tersebut lebih baik diberi makan dengan dot yang
diberi pegangan yang menutupi sumbing, suatu dot dompa ( dot yang
besar,ujung halus dengan lubang yang besar ), atau hanya dot biasa
dengan lubang yang besar.
o Botol peras
Dengan memeras botol, maka susu dapat didorong jatuh dibagian
belakang mulut hingga diisap oleh bayi.
o Ortodonsi
Pemberian plat/dibuat okulator untuk menutup sementara celah
palatum agar memudahkan pemberian minum dan sekaligus
mengurangi deformitas palatum sebelum dapat dilakukan tindakan
bedah.
3. Posisi mendekati duduk dengan aliran yang lengsung menuju bagian sisi
atau belakang lidah bayi
4. Tepuk-tepuk punggung bayi berkali-kali karena cenderung utuk menelan
banyak udara
5. Periksalah bagian bawah hidung dengan teratur, kadang-kadang luka
terbentuk pada bagian pemisah lubang hidung.
6. Suatu kondisi yang sangat sakit akan membuat bayi menolak untuk
menyusui. Jika hal ini terjadi arahkan dot pada bagian sisi mulut untuk
sembuh.
7. Setelah siap menyusui, perlahan-lahan bersihkan daerah sumbing dengan
alat berujung kapas yang dicelupkan kedalam air.
BAB III
STUDI KASUS
b. perinatal
5. Pemeriksaan Fisik
a. BBL : 2600 gr (N:2500-4000gr)
b. PBL : 47 cm (N: 45-52cm)
c. Tanda-tanda Vital
Frekwensi jantung : 128x/menit (N:120-140xx/menit)
Pernapasan : 44x/menit (N:30-60x/menit)
Suhu : 36,60c (N:36,5-37,50c)
d. Kulit warna kemerah-merahan
e. Kepala
Rambut : tipis, hitam dan lurus
Sutura : teraba jelas
LK : 33 cm
Tidak ada caput
f. Mata
Kesimetrisan : simertis kiri dan kanan
Sklera : tidak ikterus
Konjungtiva : merah muda
Tampak berdih
g. Hidung
Simetris kiri dan kanan
Tidak ada sekret
h. Mulut dan bibir
Bibir tidak cianosis
Refleks menghisap kurang baik
Tampak adanya Labio Palato skizis
i. Telinga
Simetris kiri dan kanan
Tidak ada cerumen
Bila dilipat daun telingan mudah kembali
j. Leher
Tonus otot leher baik
Tidak adda pembesaran kelenjar thyroid, kelenjar lymfe, dan vena jufularis
k. Dada
Gerakan dada :sesuai dengan pola nafas
Tonjolan tulang : tidak ada
Lingkar dada :32 cm
l. Perut
Tidak ada pembesaran massa/tonjolan
Tali pusat tampak masih basah, dibungkus dengan kain kasa, tidak ada tanda
infeksi tali pusat
Lingkar Perut: 30 cm
m. Punggu/bokong
Tidak terdapat pembesaran massa/tonjolan
n. Genetalia/anus
Tampak labia mayora menutupi labia minora
Anus (+)
o. Ekskremitas
1. Tangan
Pergerakan : aktif
Jari : lengkap dan baik
Refleks menggenggam : baik
Lingkar lengan : 11
2. Kaki
Pergerakan : baik
Jari kaki : lengkap dan baik
Refleks moro : baik
6. AFGAR SCORE
a. Identitas bayi
Nama : bayi “N”
Tanggal/jam lahir : 1 september 2010 jam 10.00
Anak ke :I
Jenis kelamin : laki-laki
Alamat : jl. Bonto Duri
b. Identitas orang tua
Nama ibu/ayah : NY”N”/TN”R”
Umur : 35 thn/34 thn
Nikah/ lamanya : 1x/3 thn
Suku : Makassar/Bugis
Agama : islam /islam
Pendidikan : SMA /SMA
Pekerjaan : IRT /wiraswasta
Alamat : jl. Bonto Duri Makassar
7. AFGAR SCORE
C. ASSESMENT (A)
Diagnosa : bayi baru lalhir dengan Labio Palato Skizis
Masalah aktual : gangguan pemenuhan nutrisi
Masalah potensial :potensial terjadinya resiko aspirasi per nasal sehubungan
dengan pemenuhan dengan pemenuhan nutrisi yang kurang
efektif.
D. PLANNING (P)
1.Pengertian
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai
metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori
ilmiah,temuan,keterampilan dalam rangkaian tahapan logis untuk pengambilan keputusan
yang berfokus pada klien.
Pada langkah pertama ini semua informasi yang akurat danlengkap dikumpulkan dari
semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.untuk memperoleh data dapat
dilakukan melalui anamnesis.pemeriksaan fisik sesuai kebutuhan,pemeriksaan tanda-tanda
vital ,pemeriksaan khusus ,dan pemeriksaan penunjang .
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosis potensial
berdasarkan diagnosis / masalah yang sudah diidentifikasi.langkah ini membutuhkan
antisipasi ,bila memungkinkan dilakukan pencegahan.bidan diharapkan waspada dan
bersiap mencegah diagnosis /masalah potensial bila terjadi.dalam langkah ini penting sekali
melakukan asuhan yang aman.
Pada langkah ini derencanakan asuhan yang menyeluruh dan ditentukan oleh langkah-
langkah sebelumnya.langkah ini merupakan kelanjutan penatalaksanaan terhadap masalah
atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau diantisipasi.pada langkah ini.informasi data yang
tidak lengkap dapat dapat dilengkapi.
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah teridentifikasi dari
kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan ,tetapi juga dari kerangka pedoman
antisipasi/perkiraan yang mungkin terhadap wanita tersebut.apakah dibutuhkan
penyuluhan/konseling ,dan apakah perlu merujuk klien bila ada maslah yang berkaitan
dengan sosial-ekonomi-kultural atau masalah psikologis.asuhan terhadap wanita sudah
mencangkup setiap hal yang berkaitan dengan semua aspek asuhan kesehatan.setiap
rencana asuhan harus disetujui oleh kedua belah pihak ,yaitu oleh bidan dan klien agar
dapat dilaksanakan secara efektif karena klien juga akan melaksanakan rencana
tersebut.oleh karena itu,tugas bidan dalam langkah ini adalah merumuskan rencana asuhan
sesuai dengan hasil pembahasan klien yang kemudian membuat kesepakatan sebelum
melaksanakanya .
Pada langkah keenam ini,rencana asuhan menyeluruh yang telah diuraikan pada langkah
V.dilaksanakan secara efesien dan aman.perencanaan ini dilakukan seluruhnya oleh bidan
atau sebagian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lain.walaupun bidan tidak
melakukanya sendiri.ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan
pelaksanaannya .(mis.untuk memastikan langkah pelaksanaan tepat)
Dalam situasi ketika bidan berkolaborasi dengan dokter untuk menangani klien yang
mengalami komplikasi,bidan tetap bertanggung jawab dalam penatalaksanaan asuhan klien
sesuai rencana asuhan bersama yang menyeluruh.penatalaksanaan yang efesien akan
menyangkut waktu dan biaya serta meningkatkan mutu dan asuhan klien.kaji ulang apakah
semua rencana asuhan telah dilaksanakan.
Pada langkkah ketujuh ini.dilakukan evaluasi keefektifan asuhan yang sudah diberikan
,meliputi apakah pemenuhan kebutuhan telah terpenuhi sesuai dengan diagnosis dan
masalah .rencana dianggap efektif jika memanng benar efektif pelaksanaanya (simatupang
E.J 2008)
PEMBAHASAN
Dalam bab ini penulis akan menguraikan tentang antara kesenjangan antara tinjauan
pustaka dan studi kasus pada bayi”N” dengan suntikan depoprogestin dengan masalah
spotting di RSU lasindrang pindrang ,tanggal 2 agustus 2010
Pembahasn ini dibuat berdasarkan teori dan asuhan yang nyata dengan pendekatan
proses manajemen,yang dibagi dalam 7 langkah yaitu:identifikasi data dasar,identifikasi
diagnosa/masalah aktual ,identifikasi diagnosa / masalah potensial,rencana asuhan
kebidanan,implementasi asuhan kebidanan,dan evaluasi asuhan kebidanan.
Dalam pengkajian ini diwali dengan pengumpulan data melalui anamneses ,melipiti
identifikasi dat bilolgis /psikologis serta data spiritual ibu yang berpedoman pada format
pengkajian yang telah tersedia ,namun tidak tettutip kemingkinan untuk di kembangkan
dengan dat lain yang ditemikan pada ibu.selanjutnya pemeriksaan fisik yang dimulai dengan
kepala sampai kaki yang meluputi inspeksi,palpasi,dan pemeriksaan labilatorium
Dalam tahap ini tidak ditemukan hambatan yang berarti karena pada saat pengumpulan
data baik ibu maupun keluarganya selalu terbuka memberikan informasi atau data yang
diperlukan yang berhubungan dengan keadaan ibu. Pada tinjauan pustaka defenisi dari
kelaianankongenital.
Berdasrkan teori bahwa Labio Palato Skizis adalah kelainan kotak palatine( bagian
depan serta smaping muka serta langit-langit mulut) yang tidak menutup dengan
sempurna, sehingga bayi dalam keadaan ini bayi tidak mampu secara spontan membuat
ruang hampa sat menghisap sehingga bayi tidak dapat mengalami refleks hisap yang efektif,
dengan demikian tidak aa kesenjangan antara teori dan studi kasus pada bayi “N”.
Dalam menegakkan suatu diagnosa / masalah kebidanan yang harus berdasarkan
pendekatan asuhan kebidanan yang didukung dan ditunjang oleh beberapa data baik dat
subjektif maupun data objektif yang diperoleh dari hasil pengkajian yang didapatkan pada
pengkajian pada bayi”N” dengan Labio Palato Skizis .
Masalah / diagnosa ditegagkan dengan terlebih dahulu menganalisa data yang telah
diperoleh dengan mengacu pada teori yang ada,sehingga pada tahap ini penulis
menemukan adanya kesenjangan antara teori dan kenyataan yang ada yaitu tentang
diagnosa masalah kecemasan .
Pada kasus Labio Palato skizis mengalami gangguan padda pemenuhan nutrisi.
Pemberian makan dan minum yang lebih lama dapat melelahkan bayi sehingga
menyebabkan pencapaian berat badan yang sangat kurang. Potensial kebutuhan nutrisi
tidak terpenuhi, infeksi tali pusat dan ketidakmampuan keluarga untuk menerima keadaan
bayi tetap mengacu pada konsep dasar dan data yang ada dalam menegakkan maslah yang
kemungkinan muncul pada klien bila keadaan itu tidak segera ditangani sehingga pada
tahap ini tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan masalah potensial yang
diangkat.
Bayi dengan masalah Labio Palato Skiztis adalah merupakan cacat bawaan yang
potensial bisa mengakibatkan orang tua maupun keluarga tidak siap untuk menerima
selayaknya anggota keluarga yang sempurna.
Pada pelaksanaan perawaan tetap sesuai dengan rencana dan tidak dilakukan
tindakan segera/kolaborasi karena kondisi bayi yang tidak memerlukan tindakan tersebut
sehingga dapat kita lihat kesesuaian antara teori dan pelaksanaan tindakan yang ada.
E .langkah V rencana asuhan kebidanan
Dalam membuat rencana tindakan dibuat berdasarkan tujuan dan kriteria yang akan
dicapai sesuai dengan konsep bahwa bayi dengan labio palatoskizis rencana tindakan
sisusun berdasarkan penatalaksanaan untuk masing-masing diagnosa masalah akatual dan
masalah potensial.
Penatalaksanaan asuahan kebidanan pada bayi dengan labio palato skizis dengan
gangguan pemenuhan nutrisi yaitu Mencuci tangan sebelum dan sesudah bekerja,
Mengobservasi tanda-tamda vital,Timbang berat badan bayi,Menganjurkan ibu
menyusui bayinya secara on demand, Memberikan dukungan kepada orang tua untuk
menerima dan memperlakukan bayinya layaknya anggota keluarga yang normal,
Memberi posisi tegak/semi fowler, namun tetap rileks selama pemberian ASI / susu
formula pada bayi.Menempatkan dot botol dalam mulut bayi, sisi berlawanan dari
celah, kearah belakang lidah.
Dalam tinjauan pustaka dan asuhan kebidanan pada bayi”N” berdasarkan dengan
intervensi yang dilakukan tidak ditemukan adanya kesenjanan antara teori dengan
praktek pelaksanaan asuhan kebidanan.
Evaluasi merupakan langkah ahir dari proses manajemen asuhan kebidanan yaitu
,penilaian tehadap tingkat keberhasilan asuhan yang diberikan kepada klien dengan
pedoman dan tujuan dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya .
BAB V
Setelah penulis melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi “N” dengan labi palato skiztis di
RSU. Haji Makassar maka pada bab ini penulis menarik kesimpulan dan saran.
A. Kesimpulan
1. Labio Palto skzis yang terjadi paa bayi “N” menyebabkan gangguang pemenuhan
nutrisi sehubungan dengan kelainan pada bibir dan langit-langit sehingga bayi
tidak dapat membuat suatu ruang hampa saat menghisap sehingga daya hisap
bayi tidak efektif
2. Labio Palato skizis pada bayi “N” kemungkinan terjadi karna faktor umur yang
berusia 35 tahun dan faktor gizi sehubungan dengan penghasilan kepala keluarga
sebagai wiraswasta yang kurang dibandingkan dengan jumlah anggota keluarga
3. Dengan dukungan yang dibeikan kepada ny “N” dan keluarga membuat keluarga
optimis menerima kehadiran bayi sebagai mana keluarga yang normal.
B .Saran
1. Untuk masyarakat
a. Diharapkan paa setiap pasangan usia subur agar bisa mengatur kehamilan untuk
mencegah kehamilan beresiko bisa mengatur jarak kehamilan beresiko dan
kelahiran bayi dengan kelaian kengenital.
b. Perlunya dukungan dan ketelibatan suami/keluarga dalam keperawatan demi
meningkatkan hubungan yang lebih erat dengan keluarga agar keluarga dapat
diberri bimbingan untuk memiliki pengetahuan cara perawatan bayinya saat
berada di rumah.
2. Untuk bidan
a. Bidan sebagai tenaga kesehatan sangat berperan dalam menurunkan angka
kematian bayi karena itu bidan perlu meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan
kebutuhan.
b. Bidan dalam memberikan perawatan dan asuhan harus sesuai dengan
kewenangan, untuk itu manajemen asuhan kebidanan perlu dikembangkan
karena merupakan sarana yang membantu seoreang bidan dalam
memecahakan masala klien dalam berbagai situasi.
c. Didalam penerapan asuhan kebidanan hendaknya didokumentasikan secara
sistematis
3. Untuk institusi
Perlu peningkatan pembelajaran di Laboratorium k hususnya penangan paa bayi
baru lahir dengan kelainan kongenital sehingga dapat lebih dimengerti dan
dipahami setiap tindakan yang harus dilakukan mengingat praktek laboratorim
sangat bermamfaat dalam membina tenaga bidan guna menciptakan sumberr
daya manusia yang berpotensi dan profesional.
DAFTAR PUSTAKA
(http//wwww.depkes.co.id)