Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
MAHER ALAYDRUS
1605010127
1
2
BAB I
Pendahuluan
bukanlah penemuan yang baru. Sejak abad ke-3, bangsa Mesopotamia dan
Mesir menandai batu bata mereka dengan cap untuk menunjukan bangunan
milik mereka. Bahkan bangsa Romawi menandai batu bata mereka dengan
Dan pada abad ke-19 logo menjadi hal yang sangat penting,
produk tersebut sebagai identitas mereka. Tiap nama didesain, dibentuk dan
muncul apa yang kita kenal dengan ”logo”, di mana untuk pertama kalinya
memiliki logo, tetapi lembaga, produk, agensi, asosiasi, institusi, dan acara
klien. Logo juga harus menggambarkan citra dan jenis usaha sesuai dengan
tujuan klien. Dikarenakan persaingan yang sudah sangat ketat, logo selain
pembentukan identitas.
lainnya. Di Jakarta ada acara pameran seni rupa dua tahunan yang sudah lebih
pamerannya yang ke-13 ini Jakarta Biennale mengangkat tema Zona Cair.
Dari tema tersebut dibuatlah logo yang mewakilinya, maka terbuatlah logo
area kosong di Jakarta agar dapat menjadi arena mereka dalam berkarya.
Tidak hanya seniman-seniman dari Jakarta yang turut serta dalam pameran
tersebut, tetapi juga para seniman dari manca negara yang berkualitas.
Salah satu aplikasi logo dalam pameran ini adalah pada katalog pameran.
Dalam pameran bersama ataupun tunggal, peran katalog tidak kalah penting
banyak menyita tenaga, pikiran dan biaya. Tetapi keberadaan pameran dan
Karena sangat pentingnya penerapan logo pada setiap media cetak, untuk
konsistensi penerapan logo menjadi aset terbesar suatu badan tertentu. Hal
tersebut membuat penulis ingin membahas penerapan logo pada salah satu
Logo.
atau pun tidak jauh melenceng dari hal yang sudah digariskan.
logo. Hanya isi standar manual logo yang berhubungan dengan aplikasi
pada katalog.
Adapun tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
Laporan Tugas Akhir ini terdiri dari lima bab dan tiap-tiap bab terdiri dari
Bab II, Pada bab ini diuraikan teori-teori yang mendukung dan terkait
pameran, standar manual logo dan aplikasi logo pada katalog pameran Jakarta
Biennale 2009.
seharusnya sesuai dengan standar manual logo dan diulas secara objektif
mengenai solusinya.
diangkat penulis.
9
BAB II
Landasan Teori
2.1 Logo
Setiap hari manusia melihat ratusan bahkan ribuan logo. Tetapi hanya
beberapa logo saja yang mereka kenali. Hal ini dikarenakan hanya sedikit logo
yang berhasil dan melekat pada benak manusia. Tidak hanya bentuk yang
dapat dikenali dari sebuah logo, tetapi juga citra atau identitas dari hal yang
tanda yang secara langsung tidak menjual, tapi memberi suatu identitas
membutuhkan hal yang singkat dan mudah diingat sebagai ganti dari
nama sebenarnya.
fungsi perusahaan.
imajinasi yang buruk, tak satu pun yang akan menghiraukan produk
h.3).
12
warna-warna tertentu.
A. Tipografi
yang kita anut melalui sistem Latin dengan berbagai bahan bahan,
menjadi lebih mudah dan dalam waktu yang lebih cepat dengan
1. San Serif
2. Serif
3. Egyptian
4. Script
adalah logo Goût du Jour, took kue dan roti Jepang. logo ini
B. Warna
oleh orang yang melihatnya, karena warna punya kaitan yang erat
yang luar biasa pada kesan desain dan cara orang meresponnya
Pengaruhnya :
Berkemauan keras, penuh
gairah,
semangat,dominasi,
kelakian.
Biru Kepercayaan, Banyak digunakan
Konservatif, Keamanan, sebagai warna pada logo
Teknologi, Kebersihan, Bank di Amerika Serikat
Keteraturan untuk memberikan kesan
'kepercayaan'.
Hijau Alami, Sehat, Warna Hijau tidak terlalu
Keberuntungan, 'sukses' untuk ukuran
Pembaharuan Global. Di Cina dan
Perancis, kemasan dengan
warna Hijau tidak begitu
mendapat sambutan.
Tetapi di Timur Tengah,
warna Hijau sangat
disukai.
Yellow Optimis, Harapan, Kuning adalah warna
Filosofi, Ketidak jujuran, keramat dalam agama
Pengecut (untuk budaya Hindu.
Barat), pengkhianatan.
Ungu Spiritual, Misteri, Warna Ungu sangat
Kebangsawanan, jarang ditemui di alam.
Transformasi, Kekasaran,
Keangkuhan
Oranye Energy, Keseimbangan, Menekankan sebuah
Kehangantan produk yang tidak mahal.
21
C. Ilustrasi
ide, proses, obyek atau orang, khayalan atau keadaan nyata yang
Ilustrasi yang dibuat untuk logo tidak harus berbentuk abstrak dan
Design Workbook :
1. Diagramatik
2. Metaphonik
3. Simbolik
24
D. Bentuk
rupa atau wujud sesuatu, seperti bundar elips, bulat segi empat dan
bentuk.
geometrinya :
berikut ini.
untuk :
26
tujuan tertentu.
digunakan untuk :
atau kedinamisan.
A. Wordmark
teater, music, dan seni tari. CalArts dibangun oleh Walt Disney
B. Lettermark
C. Symbol Mark
• Pictorial Visual
buah dan not balok dalam lingkaran yang simetris. Sonic Fruit
• Abstract visual
• Nonrepresentational Visual
identitas perusahaannya.
D. Combination Mark
Setelah logo dibuat, setelah sistem identitas didesain, dan semuanya telah
pembuatan logo.
untuk aplikasi logo yang konsisten melalui semua materi visual yang
sistematis dan konsisten dapat dibuat lagi dalam ragam yang sama.
Setiap saat logo sangat penting sekali untuk digunakan dengan baik
membuat antipati ini sangat tidak ternilai harganya untuk klien mereka.
Ini adalah alasan utama sebuah perusahaan besar bekerja secara terus
seragam.
Standar manual logo bisa tipis dan ringkas atau tebal dan besar,
tergantung pribadi dan kebutuhan klien. Maupun itu dicetak dan dijilid
atau hanya terdapat dalam intranet klien, standar manual logo adalah
A. Pendahuluan
- Arti logo
- Tinjauan brand
- Tipografi
34
- Palet warna
- Gambar
- Bentuk
- Kebutuhan panggung
- Ukuran/skala/pembesan pengecilan
- Grid
- Kartu nama
- Perlengkapan kantor
- Kop surat
- Lingkungan
- Kendaraan
- Seragam
- Periklanan
- Promosi
- Bahan pemasaran
- On line
- On air
35
D. Informasi Tambahan
2.3. Katalog
Katalog berasal dari bahasa Latin catalogus yang berarti barang atau
mendukung, saling mengisi dan ada anggapan bahwa jika suatu pameran
usai maka katalog itulah yang akan ''memindahkan pameran seni rupa itu
dan kolektor seni rupa. Dan katalog pun, dalam sisinya yang lain, bisa
BAB III
Biennale berasal dari bahasa Itali yang berarti “setiap tahun setelahnya”,
dan sering digunakan untuk mewakilkan acara yang diadakan dua tahun
sekali. Dalam bidang seni kata Biennale digunakan sebagai bahasa seni yang
Jakarta Biennale adalah ajang pameran seni rupa dua tahunan, yang
pertama kali diadakan dengan nama Pameran Besar Seni Lukis Indonesia
1982.
37
oleh Gubernur DKI Jakarta dan sebagai pemrakarsa adalah Dewan Kesenian
Jakarta.
Dalam Jakarta Biennale tahun 1987 dan 1989, Dewan Kesenian Jakarta
Supangkat, cakupan seni lukis diperluas menjadi seni rupa. Karya seni
Pada tahun 1996 dan 1998 Jakarta Biennale kembali mengangkat seni
lukis. Pada tahun 2006 digelar Jakarta Biennale XII di lima tempat terpisah:
Taman Ismail Marzuki, Galeri Nasional, Museum Seni Rupa dan Keramik,
Galeri Lontar, dan Galeri Cemara 6. Pameran menampilkan seni media baru,
seni rupa modern, dan sejumlah karya perupa asing yang tinggal di Indonesia.
sebagai kurator utama untuk ”Zona Cair” yang menggelar pameran berskala
Dengan tema utama ”Arena” yang dilengkapi ”Zona Pemahaman” dan ”Zona
Jakarta Biennale 2009 kali ini adalah biennale yang pertama kali bersifat
Jakarta, sebuah kota dengan area 661 km persegi dan 11,5 juta penduduk,
yang terus berkembang dengan pesat. Seperti sebuah kota besar urban
Keadaan yang terjadi oleh beragam hal yang saling berhubungan satu sama
Pembangunan ruang kota yang terfokus pada aspek ekonomi, dan fisik,
struktur kota lebih dipandang sebagai obyek dari sebuah sistem. Dalam sistem
kota yang seperti ini, individu dalam masyarakat seolah berada dalam
fisik.
dan budaya. Tidak mudah bagi seorang untuk mendapatkan ruang untuk
melibatkan subyek kota, dimana gagasan reflektif, kritis dan kreatif bersama
diharapkan dapat membuka ruang ruang baru yang lebih inspiratif, partisipatif
apa yang tengah terjadi. Karena bukan tidak jarang masyarakat justru
tidak sadar akan apa yang telah diambil dari hak mereka sendiri. Hak
pandang pribadi yang diusik papan iklan di jalan raya sampai pesan
menghadirkan karya kaya dinding yang relatif klasik, talk show, dan
ruang baru untuk publik. Tidak hanya ruang baru dalam arti fisik tetapi
memediasi gagasan baru dalam hal ruang fisik dan mental, terjadinya
dapat menjadi partisipan aktif dimana ia tidak lagi berjarak dan pasif.
titik awal.
impresif. Lebih lanjut ini juga menghasilkan kenyataan baru yang dapat
pada tema Zona Cair. Pameran ini terbagi menjadi dua bagian yaitu
Traffic (Perlintasan) dan On the Map (Pada Peta). Melalui section ‘Pada
Peta’, akan tampil para perupa muda Asia Tenggara yang reputasinya
kritis dan kreatif, dan lebih jauh lagi, sebagai suatu peringatan sekaligus
yang lebih jernih dari sifat spesifik dan karakter-karakter dari kawasan
Marco Kusumawijaya
Bambang Bujono
Widhi
Yasir
Kartika,
Standar manual logo Jakarta Biennale 2009 hanya berbentuk file PDF
standar manual logo Jakarta Biennale 2009 dibagi menjadi dua bagian,
identitas visual dan aplikasi logo. Standar manual logo ini menjelaskan
Dalam bagian identitas visual standar manual logo Jakarta Biennale 2009
di jelaskan mengenai anatomi logo, warna, tipografi, variasi logo dan aturan
47
logo. Sedangkan dalam bagian aplikasi logo dijelaskan aplikasi logo dalam
Berikut adalah identitas visual dan aplikasi logo yang ada dalam standar
manual logo Jakarta Biennale 2009 yang berhubungan dengan aplikasi logo
pada salah satu sisinya. Dengan warna ruang jingga yang memberi
AREA berwarna hitam dan huruf N untuk ARENA terbentuk dari salah
dimensi logo.
48
TC 0604
yaitu huruf yang digunakan untuk logo dan dan materi komunikasi. Huruf
yang dugunakan untuk logo adalah Verdana Bold pada diagramatik dan
Myriad Pro Bold pada brand name. Dan huruf yang digunakan untuk materi
kiri logo hingga sisi kanan huruf A pada kata ARENA yang berada
Gb. 3.4 Ukuran dan Penempatan Logo pada Standar Manual Logo
pada diagramatik dan brand name-nya, dan warna putih untuk huruf A,
Gb. 3.6 Variasi Logo Hitam Putih pada Standar Manual Logo
bergambar.
lainnya.
menyesuainkan dengan filosofi logo dan tema acara, yaitu Zona Cair.
Standar manual logo ini dibuat oleh PT. Ahmett Salina dalam kurun waktu
selama 2 bulan. Contoh-contoh aplikasi logo dalam standar manual logo ini
merupakan hanya keperluan pameran dan pengembangan dari ide desainer itu
Katalog pameran Jakarta Biennale 2009 dicetak menjadi buku setebal 172
Inggris. Katalog ini juga berisikan sambutan dari Gubernur DKI Jakarta saat
55
itu, yaitu bapak Fauzi Bowo. Karena pameran ini menggunakan Area Jakarta
Tidak semua karya pada pameran Jakarta Biennale 2009 ini terdapat pada
katalog ini, tetapi hanya karya-karya pilihan dari kurator yang cukup
tidak dibuat di PT. Ahmett Salina dikarenakan kebijakan dari panitia. Dalam
katalog ini terdapat 3 logo Jakarta Biennale 2009. Yaitu pada kover katalog,
Pada kover katalog pameran yang berlatar belakang jingga, logo Jakarta
Biennale 2009 dibuat menjadi logo warna invers. Dan juga logo pada kover
bawah.
belakang putih. Jadi logo Jakarta Biennale 2009 dibuat dengan berwarna
seperti biasa.
Logo pada halaman 167 di katalog pameran adalah logo yang digunakan
untuk keperluan iklan. Logo Jakarta Biennale 2009 dibuat berwarna. Karena
walaupun latar belakanya bergambar, pada area logo diberi ruang putih.
Selain aplikasi logo, katalog pameran ini memiliki 2 hal lagi yang
berhubungan standar manual logo yang telah dibuat. Yaitu penggunaan jenis
huruf pada teks isi dan ornamen yang digunakan pada katalog.
Dan ornamen yang digunakan adalah garis titik-titik yang membingkai setiap
BAB IV
mengenai Jakarta. Dalam katalog pameran Jakarta Biennale 2009 tidak hanya
berisikan karya-karya para seniman, tetapi juga konsep di balik karya mereka.
Salah satu persiapan dalam pameran ini adalah membuat standar manual
logo Jakarta Biennale 2009. Standar manual logo ini dibuat untuk
diterbitkan, aplikasi logo tidak ada yang sesuai dengan standar manual logo.
berwarna putih dan tulisan AREA berwarna hitam. Brand name berwarna hitam
logo berwarna jingga dan brand name berwarna putih. Brand name seharusnya
tetap berada di bawah diagramatik dan tidak ada pengecilan ukuran, karena
hal ini membuat logo menjadi tidak konsisten. Dan tidak adanya identitas
visual logo.
60
Logo Jakarta Biennale 2009 pada halaman pertama berwarna jingga pada
diagramatik dan brand name, tulisan AREA berwarna putih. Brand name
Sebenarnya apabila latar belakang berwarna putih, brand name dan tulisan
AREA berwarna hitam. Dan tidak brand name tidak mengalami pengecilan.
Parubahan warna dan ukuran membuat logo menjadi tidak konsisten dan tidak
Logo Jakarta Biennale 2009 pada halaman 167 tidak memiliki garis
penurunan warna. Tipografi pada brand name dan tulisan AREA berbeda
dengan logo aslinya. Logo ini tidak memiliki clear area. Pembesaran
brand name, dan menggunakan efek pada diagramatik logo berupa efek
Logo Jakarta Biennale 2009 pada halaman 167 seharusnya memiliki garis
Tipografi pada brand name seharusnya menggunakan Myriad Pro Bold dan
jelas pada angka di brand name, angka 9 pada huruf Myriad Pro Bold memiliki
lengkungan pada sisi bawahnya, sedangkan angka 9 pada logo diatas memiliki
sisi bawah yang lurus. Dan pada tulisa AREA terlihat jelas di huruf R, huruf R
Verdana Bold sisi tengahnya tebal, sedangkan pada logo di atas sisi tengah
huruf R lancip.
Ketidak jelasan clear area karena terjadi pembesaran brand name, membuat
logo menjadi tidak seimbang. Penggunaan efek pada diagramatik logo juga
terlihat pada sisi bawah diagramatik yang menjadi lebih gelap karena efek drop
shadow. Efek embos terlihat jelas pada sisi atas diagramatik logo, karena ada
sisi yang lebih terang membuat diagramatik logo terkesan timbul / embos. Pada
Myriad Pro Bold. Agar identitas logo yang menggunakan hurug Myriad
menggunakan standar manual logo yang telah dibuat agar terciptanya identitas
visual pameran.
3. Tempat yang berbeda dalam pengerjaan katalog pameran dan standar manual
4.3 Solusi Aplikasi Logo pada Katalog Pameran Jakarta Biennale 2009
baik, harus ada konsistensi dalam pengaplikasian logo. Hal ini tidak ada
tepat. Tidak melakukan pembesaran pada salah satu elemen logo. Ada garis
berbenrtuk seperti ruang. Dan menggunakan warna yang sesuai dengan warna
logo.
68
Rubalin Graph.
Patutlah kita sukuri bersama bahwa Jakarta Biennale
2009 akhirnya dapat digelar kembali di tengah maraknya
peristiwa serupa di belahan dunia dewasa ini. Pameran
ini, yang dulu kita kenal dengan nama Biennale Dewan
Kesenian Jakarta, memiliki sejarah yang panjang dan
karya-karya terbaik dengan segala keragaman konsep,
wacana dan visualisasi bentuknya. Penyelenggaraan
Jakarta Biennale 2009 yang kini memasuki periode ke-13
ini tetap dianggap penting, dan akan memberikan
kontribusi yang signigikan terhadap perkembangan seni
Indonesia maupun genomena seni rupa internasional,
mengingat di dalam pemeran ini selain karya dari
seniman Indonesia, juga ditampilkan karya-karya dari
luar negeri, khususnya di kawasan Asia Tenggara.
BAB V
Penutup
Pada bab terakhir ini, penulis mencoba mengambil beberapa kesimpulan dari
5.1 Simpulan
Salina dan pada katalog pameran Jakarta Biennale 2009, maka penyusun
2. Logo yang konsisten adalah logo yang mengikuti standar manual logo
elemen logo.
tersendiri.
4. Setelah konsep pameran dibuat, pembuatan logo dan standar manual logo
dibuat sebagai tahap lanjutan untuk menghemat waktu dan tenaga dalam
5. Aplikasi logo yang benar pada katalog pameran sangatlah penting. Karena
7. Standar manual logo tidak hanya digunakan oleh pemilik logo saja, tetapi
juga oleh pihak lain yang bersangkutan. Dalam tinjauan ini, pihak lain
periklanan.
71
5.2 Saran
pengaplikasian logo.
ditinjau perkembangannya.
72
standar manual logo memiliki bentuk fisik (tidak hanya dalam bentuk file