Professional Documents
Culture Documents
LANDASAN TEORI
3.1. Pendahuluan
Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan hak dari setiap
pekerja yang harus dipenuhi oleh setiap perusahaan karena pada dasarnya
manusia selalu menginginkan dalam keadaan sehat dan selamat dimanapun
berada bahkan juga tempat kerja, tempat dimana seorang menjalankan tugas
dan kewajibanya. Dan setiap tempat atau unit-unit kerja mempunyai sistem
dan cara yang berbeda-beda dalam penanganan tentang keselamatan kerja
yang disesuaikan dengan tingkat keamanan dan keselamatan yang menjadi
resiko kerja.
Pada dasernya sistem penanganan keselamatan kerja adalah sama
yaitu untuk melindungi pekerja dari kecelakaan kerja, namun banyak alasan
kenapa orang kurang memperhatikan akan pentingnya kesehatan dan
keselamatan kerja padahal kalau dilihat secara seksama hal tersebut sangat
berpengaruh pada sistem dan proses kerja, diantara banyak alasan itu salah
satunya karena faktor biaya yang menjadi tanggung jawab perusahaan, faktor
dari diri pekerja yang mempunyai mental tidak teratur, dan kurang
kenyamanan dalam pemakaian alat keselamatan kerja. Dari ketiga faktor
tersebut harus bisa ditangani secara singkron karena ketiga faktor tersebut
merupakan elemen-elemen dari sistem keselamatan kerja yang sangat
menentukan baik buruknya sistem keselamatan kerja dalam perusahaan.
Salah satu dari manfaat program kesehatan kerja adalah untuk
menumbuhkan motivasi kerja pada para pekerja karena dengan sistem
keselamatan kerja yang bagus maka para pekerja akan lebih merasa aman
dalam bekerja yang nantinya akan memotivasi diri untuk bekerja lebih giat
sesuai dangan keselamatan kerja, jadi sistem keselamatan kerja bisa menjadi
jembatan perantara antara perusahaan dengan pekerja dalam meningkatkan
motivasi kerja yang pada akhirnya sangatlah berpengaruh pada tingkat
produktivitas pekerja.
Pekerja merupakan individu yang bekerja dalam team untuk
mencapai tujuan bersama yaitu keuntungan, untuk itu perlu adanya kerjasama
yang baik antara para pekerja dengan atasan. Dalam team ini perlu adanya
persfektif atau cara pandang yang sama agar nantinya dalam pelaksanaan
proses kerja sesuai peraturan dan kesepakatan yang telah ditetapkan dan
menjadi target bersama.
Persepsi itu perlu ditumbuhkan oleh seorang pimpinan dan proses
penumbuhan persepsi itu melalui tahapan-tahapan yang berurutan antara lain :
1. Perhatian.
2. Pengamatan.
3. Tanggapan.
4. Imajinasi.
5. Ingatan/ Pemikiran.
6. Motivasi.
Timbulnya motivasi pada diri seseorang untuk melakukan suatu
tindakan dimulai karena adanya perhatian maka barulah seseorang akan
melakukan pengamatan secara seksama. Pengamatan akan tidak teliti apabila
tidak ada perhatian terlebih dahulu dan hasil pengamatan akan hilang begitu
saja tanpa membekas sedikitpun dari ingatan.
Setelah terjadi perhatian dan pengamatan maka akan timbul dalam
benak seseorang tanggapan atau kesan-kesan tersendiri yang seolah ada
rekaman atau gambar yang membekas dalam otak kita tentang sesuatu yang
telah kita amati, dan dari hasil rekaman itu akan muncul imajinasi untuk
menghubung-hubungkaan dengan pengalaman yang dimilikinya dan dari hasil
imajinasi tersebut akan terus dicoba dimasukan dalam otak untuk selalu
diingat. Disamping selalu berusaha untuk mengingat maka seseorang juga
akan selalu berfikir untuk menganalisa kejadian sebagai tindak lanjut maka
akan timbul darongan untuk melakukan suatu tindakan dari diri seseorang
yang sering disebut dengan motivasi.
Dalam kehidupan kita banyak ada banyak hal yang kita jadikan
sebagai panduan dalam melatih dan menumbuhkan motivasi kerja, dan dari
berbagai macam teori tersebut kita bisa mengelompokan kedalam 3 teori
utama dimana teori teori tersebut yang paling sering digunakan oleh
perusahaan yaitu teori hirarki kebutuhan, teori dua faktor, dan teori x dan y.
a. Teori Hirarki Kebutuhan
Diperkenalkan oleh Abraham Maslow yang menyebutkan
bahwa kebutuhan manusia mengandung unsur bertingkat atau
memiliki hirarki, dari kebutuhan yang memiliki hirarki rendah, bisa
sampai kebutuhan dengn hirarki paling tinggi. Kebutuhan yang belum
tercapai akan menjadi kebutuhan dengan hirarki tertinggi dan apabila
kebutuhan tersebut sudah tercapai maka akan menjadi kebutuhan
dengan hirarki terendah. Lima hirarki keperluan atau kebutuhan dapat
digambarkan sebagai berikut :
Kesehatan Keselamatan
Proses
Alat
Bahan
Lingkungan
Kesalahan Luka
manusia
Kesalahan
Acident Kerugian produksi
manejemen
Analisa Investiga
safety Kesalahan Cacat kualitas si
komponen kecelakaa
n
Kerugian
Kesalahan pihak lingkungan
luar
Proses kecelakaan
Akibat kecelakaan
Mudah
diperbaiki
- fisik
Permanen
- mental
Kematian