You are on page 1of 13

c cc

c
  c c 

|
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah infeksi yang terjadi sepanjang saluran kemih, terutama masuk ginjal itu sendiri
akibat proliferasi suatu organisme (Corwin, 2001 : 480).|
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah suatu tanda umum yang ditunjukkan pada manifestasi bakteri pada saluran
kemih (Engram, 1998 : 121).|
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah berkembangnya mikroorganisme di dalam saluran kemih yang dalam keadaan
normal tidak mengandung bakteri, virus/mikroorganisme lain.|
|
ºrganisme penyebab infeksi tractus urinarius yang paling sering ditemukan adalah Eschericia coli, (80% kasus).
E.Coli merupakan penghuni normal dari kolon. ºrganisme-organisme lain yang juda dapat menyebabkan infeksi
saluran perkemihan adalah : Golongan Proteus, Klebsiela, Pseudomonas, Enterokokus dan Staphylokokus.|
? 
 
 |
ISK yang sederhana yang terjadi pada penderita dengan saluran kencing baik anatomi maupun fungsionil normal.
ISK sederhana ini pada usia lanjut terutama mengenai penderita wanita dan infeksi hanya mengenai mukosa
superfisial kandung kemih. Penyebab kuman tersering (90%) adalah E.Coli|
? 
 |
Sering menimbulkan banyak masalah karena sering kuman penyebab sulit diberantas, kuman penyebab sering
resisten terhadap beberapa macam antibiotik, sering terjadi bakteriemia, sepsis, dan syok. Penyebab kuman pada
ISK complicated adalah Pseudomonas, Proteus dan Klebsiela. |
ISK complicated terjadi bila terdapat keadaan-keadaan sebagai berikut :|
Kelainan abnormal saluran kemih, misalnya batu (pada usia lanjut kemungkinan terjadinya batu, lebih besar dari
pada usia muda). Refleks vesiko urethral obstruksi paraplegi, atoni kandung kemih, kateter kandung kemih menetap,
serta prostatitis menahun.|
Kelainan faal ginjal, bail gagal ginjal akut (GGA) maunpun gagal ginjal kronis (GGK).|
Bermacam-macam mikroorganisme dapat menyebabkan ISK. Mikroorganisme yang paling sering adalah bakteri
aerob. Saluran kemih normal tidak dihuni oleh bakteri atau mikroba lain, karena itu urin dalam ginjal dan buli-buli
biasanya steril. Walaupun demikian uretra bagian bawah terutama pada wnaita dapat dihuni oleh bakteri yang
jumlahnya makin kurang pada organ yang mendekati kandung kemih. Selain bakteri aerob, ISK juga dapat
disebabkan oleg virus, ragi dan jamur.|
Penyebab terbanyak adalah Gram-negatif termasuk bakteri yang biasanya menghuni usus yang kemudian naik ke
sistem saluran kemih. Dari Gram negatif ternyata E.Coli menduduki tempat teratas, yang kemudian diikuti oleh
Proteus, Klebsiela, Enterobacter, dan Pseudomonas.|
Jenis kokus Gram-positif lebih jarang sebagai penyebab ISK sedangkan Enterococcus dan Staphylococcus aureus
sering ditemukan pada pasien dengan batu saluran kemih, lelaki usia lanjut dengan hipertrofi prostat atau pada
pasien yang menggunakan kateter. Bila ditemukan Staphylococcus aureus dalam urin harus dicurigai adanya infeksi
hematogen melalui ginjal. Demikian juga Pseudomonas aeroginosa dapat menginfeksi saluran kemih melalui jalur
hematogen dan pada kira-kira 25% pasien demam tifoid dapat diisolasi Salmonella pada urin. Bakteri lain yang
dapat menyebabkan ISK melalui jalur hematogen ialah Brusella, Nokardia, Actinomyces dan Mycobacterium
tuberculosae.|
Virus juga sering ditemukan pada urin tanpa ada gejala ISK akut. Adenovirus tipe 11 dan 12 diduga sebagai
penyebab sistitis hematpragik. Sistitis hemoragik dapat juga disebabkan oleh schistosoma hematobim yang termasuk
golongan cacing pipih. Candida merupakan jamur yang paling sering menyebabkan ISK terutama pada pasien
dengan kateter, pasien DM atau yang mendapat pengobatan dengan antibiotik spektrum luas. Candida yang paling
sering ialah Candida albicans dan Candida tropicalis. Semua jamur sistemik dapat menulari saluran kemih secara
hematogen.|
|
Infeksi bakteri ke gejala klinis ISK tidak khas dan bahkan pada sebagian pasien tanpa gejala. Gejala yang sering
ditemukan ialah disuria, polakisuria dan terdesak kencing yang biasanya terjadi bersamaan. Nyeri suprapubik dan
daerah pelvis juga ditemukan. Polakisuria terjadi akibat kandung kemih tidak dapat menampung urin lebih dari 500
ml karena mukosa yang meradang sehingga sering kencing. Stranguria, tenesmus, nokturia, sering juga ditemukan
enuresis nokturnal sekunder, prostatismus, nyeri uretra, kolik ureter dan ginjal. |
Gejala klinis ISK sesuai dengan bagian saluran kemih yang terinfeksi sebagai berikut:|
Pada ISK bagian bawah, keluhan pasien biasnaya berupa rasa sakit atau rasa panas di uretra sewaktu kencing dengan
air kemih sedikit-sedikit serta rasa tidak enak di daerah suprapubik.|
Pada ISK bagian atas dapat ditemukan gejala sakit kepala, malaise, mual, muntah, demam, menggigil, rasa tidak
enak, atau nyeri di pinggang|
ISK yang bergejala, gejala pada masing-masing orang tidak sama. Gejalanya antara lain:|
Sakit di perut bagian bawah, diatas tulang kemaluan|
Kencing sakit terutama pada akhir kencing|
Anyang-anyangan atau kencing tidak tuntas dan rasa masih ingin kencing lagi walaupun bila dicoba untuk berkemih
tidak ada air kemih yang keluar.|
Sering berkemih|
Jika infeksi sudah berlanjut, bisa demam|
ISK yang tak bergejala terhitung lebih berbahaya, karena tanpa disadari, penyakit tersebut akan menggerogoti terus-
menerus. Jadi, orang yang bersnagkutan terinfeksi tetapi dia tidak tahu dan biasanya malah menjadi kronis.|
|
|
Pasien dianjurkan banyak minum agar diuresis meningkat, diberikan obat yang menyebabkan suasan urin alkali jika
terdapat disuria berat dan diberikan antibiotik yang sesuai. Biasanya ditujukan untuk bakteri Gram-negatif dan obat
tersebut harus tinggi konsentrasinya dalam urin. Wanita dengan bakteriuria asimtomatik atau gelaja ISK bagian
bawah cukup diobati dengan dosis tunggal atau selama 5 hari. Kemudian dilakukan pemeriksaan urin porsi tengah
seminggu kemudian, jika masih positif harus dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. |
Pada pria, kemungkinan terdapat kelainan saluran kemih lebih besar, sehingga sebaiknya diberikan terapi antibiotik
selama 5 hari, bukan dosis tunggal dan diadakan pemeriksaan lebih lanjut. Terdapat 2 jenis ISK rekuren. Yang
paling sering adalah kuman baru pada setiap serangan, biasanya pada wanita dengan gejala sistitis akut rekuren atau
pasien dengan kelainan anatomi.|
Pasien diminta banyak minum agar sering berkemih dan dianjurkan untuk minum antibiotik segera setelah
berhubungan intim. Pada kasus sulit dapat diberikan profilaksis dosis rendah sebelum tidur setiap malam, misalnya
nitro furantoin, trimetroprim dan sulfametoksazol, biasanya 3-6 bulan.|
Jenis kedua adalah dimana infeksi terjadi persisten dengan kuman yang sama. Di luar kemungkinan resistensi
kuman ini biasanya merupakan tanda terdapat infeksi seperti batu atau kista. Biasanya dibutuhkan antibiotik jangka
panjang. |
|
›rinalisis|
Leukosuria|
Leukosuria atau piuria merupakan salah satu petunjuk penting terhadap dugaan adalah ISK dinyatakan positif bila
terdapat > 5 leukosit / lapang pandang besar (LPB) sedimen air kemih. Adanya leukosit silinder pada sediment air
kemih. Adanya leukosit silinder pada sedimen urin menunjukan ada keterlibatan ginjal. Namun adanya leukosuria
tidak selalu menyatakan adanya ISK karena dapat pula dijumpai pada inflamasi tanpa infeksi|
|
a  
|
Dipakai oleh beberapa peneliti sebagai petunjuk adanya ISK, yaitu bila dijumpai 5-10 eritrosit / LPB sediment urin.
Dapat juga disebabkan oleh berbagai keadaan patologis baik berupa kerusakan gromerulus ataupun oleh sebab lain
misalnya urolitiasis, tumor ginjal atau nekrosis papilaris.|
    

 |
Lempeng plastik bertangkai dimana kedua sisi permukaannya dilapisi pembenihan padat khusus dicelupkan ke
dalam urin pasien atau dengan di genangi urin. Setelah itu lempeng dimasukkan kembali kedalam tabung plastik
tempat penyimpanan semula, lalu dilakukan pengeraman semalaman pada suhu 37oC. Penentuan jumlah kuman/ml
dilakukan dengan membandingkan pola pertumbuhan pada lempeng perbenihan dengan serangkaian gambar yang
memperlihatkan keadaan kepadatan koloni yang sesuai dengan jumlah kuman anatar 1000 dan 10.000.000 dalam
tiap ml urin yang diperiksa. Cara ini mudah dilakukan, murah dan cukup akurat. Tetapi jenis kuman dna
kepekaannya tidak dapat diketahui.|
-  
 
|
Mikroskopis |
Dapat digunakan urin segar tanpa dipoutar atau tanpa pewarnaan gram. Dinyatakan positif apabila dijumpai
bakteri/lapang pandang minyak emersi.|
Biakan bakteri|
Tes kimiawi |
Yang paling sering dipakai ialah tes reduksi griess nitrate. Dasarnya adalah sebagian besar mikroba kecuali
enterokoki, mereduksi nitrat bila dijumpai lebih dari 100.000 ± 1000.000 bakteri. Konversi ini dapat dijumpai
dengan perubahan warna pada uji tarik. Sensitivitas 90,7 % dan spesifisitas 99,1 % untuk mendeteksi Gram-negatif.
Hasil palsu terjadi bila pasien sebelumnya diet rendah nitrat, diuresis banyak,infeksi oleh enterokoki dan
asinetobakter.|
Pemeriksaan radiologis dan pemeriksaan lainnya|
Pemeriksaan radiologis dimaksudkan untuk mengetahui adanya batu atau kelainan yang merupakan anatomis yang
merupakan faktor predisposisi ISK. Dapat berupa pielografi intravena (IVP), ultrasonografi dan CT-scanning. |
|
Pielonefritis akut|
Epttikemia|
Infeksi ginjal|
Pada umumnya faktor-faktor resiko yang berhubungan dengan perkembangan infeksi slauran kemih adalah :|
Wanita cenderung mudah tersrang dibandingkan dengan laki-laki|
Faktor-faktor postulasi dari tingkat yang tinggi terdiri dari urethra dekat kepada rektum dan kurang proteksi sekresi
prostat dibandingkan dengan pria|
Abnormalitas struktural dan fungsional|
Mekanisme yang berhubungan termasuk statis urine yang merupakan medai untuk kultur bakteri, refluks urine yang
infeksi lebih tinggi pada saluran kemih dan peningkatan tekanan hidrostatik|
Contoh : strikur, anomali ketidak sempurnaan hubungan uretero vesicalis|
ºbstruksi|
Contoh : tumor, hipertrofi prostat, calculus, sebab-sebab latrogenik|
Gangguan inervasi kandung kemih|
Contoh : Malformasi sum-sum tulang belakang kongenital, multiple sklerosis|
Penyakit kronis|
Contoh : Gout, DM, hipertensi, penyakit sickle cell|
Instrumesntasi|
Contoh : prosedur kateterisasi|
Penggunaan fenasetin secara terus menerus dan tidak pada tempatnya|
 |
Ada beberapa upaya yang dapat anda lakukan untuk mencegah infeksi saluran kemih ini, antara lain :|
Munumlah banyak cairan (dianjurkan untuk minum minimal 8 gelas air putih sehari).|
Segera buang air kecil sebelum dan sesudah melakukan hubungan seksual.|
|
|
Jika membersihkan kotoran, bersihkan dari arah depan ke belakang, agar kotoran dari dubur tidak masuk ke salam
saluran kemih.|
Periksa air seni secara rutin selama kehamilan. Dengan pemeriksaan tersebut akan dpaat segera diketahui apakah
anda terinfeksi atau tidak|
Jangan terlalu lama menahan keinginan buang air kecil|
Perempuan lebih rentan terinfeksi saluran kemih. Kenapa? Penyebabnya adalah saluran uretra (saluran yang
menghubungkan kantong kemih ke lingkungan luar tubuh) perempuan lebih pendek (sekitar 3-5 cm). Berbeda
dengan uretra pria yang panjang, sepanjang penisnya, sehingga kuman sulit masuk. |
|
Berikut faktor risiko yang membuat seseorang bisa terkena ISK:|
Salah cebok. Kurang menjaga kebersihan dan kesehatan daerah seputar saluran kencing, bisa memicu ISK. Apalagi
dengan cara cebok seperti iniu sama saja menarik kotoran ke daerah vagina atau saluran kencing.|
Kebiasaan menahan kencing. Pada perempuan, jika menahan kencing, uretra jadi semakin pendek dan
memungkinkan kuman masuk ke dalam saluarn kencing. Sedangkan pada pria , meski dia menahan kencing,
uretranya tetap panjang.|
Tidak kencing sebelum melakukan hubungan seks. ³Hal ini menyebabkan uretra penuh. Jika uretranya pendek,
terkena gesekan saat berhubungan seks, bisa menyebabkan kuman-kuman gampang terdorong masuk ke saluran
kencing dan mengakibatkan infeksi yang disebut sistitis, jelas Sugi. Hal ini banyak terjadi pada pasangan yang baru
menikah, karena itu disebut honeymooners cystitis. Keluhannya seperti kencing skait dan anyang-anyangan|
Penyakit kelamin. Yaitu berhubungan seksual dengan orang yang punya penyakit kelamin seperti penyakit kencing
nanah. Hal ini akan menyebabkan infeksi pada uretra dna menghasilkan nanah. Karena itu disebut kencing nanah.
Kadang-kadang pada perempuan tidak terlihat gejalanya, tidak seperti pada pria. Pada pria 3-4 hari setelah terkena
penyakit kelamin, gejalanya bisa terasa dan terlihat, seperti sakit dan mengeluarkan nanah. Karena itu pria yang
terkena penyakit kelamin bisa cepat berobat.|
Batu di daerah saluran kencing. Keberadaan batu di saluran kencing bisa menjadi fokus infeksi dan menyebabkan
infeksi berulang. ³Misalnya ada infeksi berulang pada slauran kencing, kemungkinan disebabkan adanya infeksi di
batu di saluran kencing. Batu tersebut dan bisa menjadi sumber infeksi dan sumber kuman.|
! |
"|
›rinalisa memperlihatkan bakteriuria, sel darah putih, dan endapan sel darah merah dnegan keterlibatan ginjal|
Kultur (biakan) urine mengidentifikasi organisme penyebab|
Tes bakteri bersalut antibodi terhadap bakteri bersalut antibodi diindikasikan pada pielonefritis|
Sinar X ginjal, ureter dan kandung kemih mengidentifikasi anomali struktur nyata|
Pielogram intravena (IVP) mengidentifikasi perubahan atau abnormalitas struktur|
Kaji perasaan-perasaan pasien terhadap hasil tindakan dan pengobatan. Terutama pada wanita sering berfokus pada
rasa takut akan kekambuhan, dimana menyebabkan penolakan terhadap aktivitas seksual. |
Nyeri dan kelelahan yang berkenaan dengan infeksi dapat berpengaruh terhadap penampilan kerja dan aktivitas
kehidupan sehari-hari|
!|
Perubahan pola eliminasi BAK : retensi urine berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang teknik pengosongan
kandung kemih akibat penyumbatan sfingter sekunder terhadap struktur|
Gangguan rasa nyaman : Nyeri berhubungan dengan peningkatan permeabilitas membran, peradangan saluran
kemih|
Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan gastrointestinal : uremia, anoreksia,
mual dan muntah|
Resti infeksi berhubungan dengan prosedur invasif pemasangan kateter, retensi urin.|
#!|
1.Perubahan pola eliminasi BAK : retensi urine berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang teknik
pengosongan kandung kemih akibat penyumbatan sfingter sekunder terhadap struktur Pola eliminasi kembali normal|


|
Pasien tidak BAK sesuai kebiasaannya|
Tidak ada keluhan sakit dan panas pada saat BAK |
BAK terkontrol Mandiri |
Awasi pemasukan dan pengeluaran karakteristik urine|
Tntukan pola berkemih normal pasien dan perhatikan variasi|
Selidiki keluhan kendung kemih penuh, palpasi untuk palpasi distensi suprapubik. Perhatikan penurunan keluaran
urin, adnaya edema periorbital|
ºbservasi perubahan status mental, perilaku atau tingkat kesadaran|
  
|
Ambil urine untuk kultur dan sensitivitas|
Berikan obat sesuai indikasi : antibiotik|
Memberikan informasi tentang fungsi ginjal dan adanya komplikasi contoh infeksi dan perdarahan. Perdarahan
dapat mengindikasikan peningkatan obstruksi atau iritasi ureter|
Catatan: perdarahan sehubungan dengan ulserasi ureter jarang|
Kalkulus dapat menyebabkan sensadi kebutuhan berkemih segera. Biasanya frekuensi dan urgensi meningkat bila
kalkulus mendekati pertemuan uretrovesikal|
Retensi urin dapat terjadi menyebabkan distensi jaringan kandung kemih dan potensial risiko infeksi, gagal ginjal|
Akumulasi sisa uremik dan ketidakseimbangan elektrolit dapat menjadi toksik pada SSP|
Menentukan adanya ISK, yang penyebab/komplikasi|
Adanya ISK/alkalin urine potensial pembentukan batu2Gangguan rasa nyaman : Nyeri berhubungan dengan
peningkatan permeabilitas membran, peradangan saluran kemihTujuan : Melaporkan nyeri hilang dengan spasme
terkontrol|
Kriteria hasil : tidak nyeri waktu berkemih, tidak nyeri pada perkusi daerah panggulMandiri |
Catat lokasi, lamanya intensitas (skala 0-10) dan penyebaran. Perhatikan tanda non-verbal, contoh peninggian TD
dan nadi, gelisah, merintih, dan mengelepar|
Pantau haluaran urine terhadap perubahan warna, bau dan pola berkelmih|
Jika frekuensi menjadi masalah, jamin akses ke kamar mandi, pispot tempat tidur. Anjurkan pasien untuk berkemih
kapan saja ada keinginan|
Berikan tindakan nyaman, contoh pijatan punggung, lingkungan istirahat|
  
|
Berikan analgetik sesuai kebutuhan dan evaluasi keberhasilannya|
Berikan antibiotik, buat bervariasi sediaan minum, termasuk air segar di samping tempat tidur dan pemberian air
sampai 2400 ml/hari|
Berikan narkotik sesuai indikasi, contoh: meperidin (Demerol), morfin|
Berikan kompres hangat pada punggung|
Membantu mengevaluasi tempat obstruksi dan kemajuan gerakan kalkulus. |
Nyeri panggul sering menyebar ke punggung, lipat paha, genetalia sehubungan dengan proksimitas saraf pleksus
dan pembuluh darah yang menyuplai area lain. |
Nyeri tiba-tiba dan hebat dapat mencetuskan ketakutan, gelisah, ansietas berat.|
›ntuk mengidentifikasi indikasi kemajuan atau penyimpangan dari hasil yang diharapkan|
Berkemih yang sering pada kandung kemih dan mengindari pertumbuhan bakteri|
Meningkatkan relaksasi, menurnkan tegangan otot, dan meningkatkan koping|
Analgetik memblok lintasan nyeri, sehingga mengurangi nyeri|
Akibat dari peningkatan haluaran urine memudahkan berkemih seirng dan membantu membilas saluran perkemihan|
Biasanya diberikan selama periode akut untuk menurunkan kolik uretal dan meningkatkan relaksasi otot/mental|
Menghilangkan tegangan otot dan dapat menurunkan reflek spasme3|
Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan gastrointestinal : uremia, anoreksia,
mual dan muntah|
|
intervensi
|
Kaji status nutrisi secara kontinu, selama perawatan setiap hari, perhatikan tingkat energi, kondisi kulit, kuku,
rambut, rongga mulut, keinginan untuk makan/anoreksia|
Timbang BB setiap hari dan bandingkan dengan BB saat penerimaan|
Dokumentasikan masukan oral selama 24 jam, riwayat makanan, jumlah kalori dengan tepat.|
Perhatikan adanya mual/muntah|
Dorong pasien untuk berpartisipasi dalam perencanaan menu|
Berikan makan sedikit dan frekuensi sering|
Tingkatkan kunjungan oleh orang terdekat selama makan |
Berikan perawatam mulut sering|
$%|
Rujuk ke ahli gizi|
Berikan diet tinggi karbohidrat yang meliputi protein kualitas tinggi dan asam amino esensial dengan pembatasan
natrium/kalium sesuai indikasi|
Berikan antiemetik, contoh: proklopenzin (Compazine)|
Masukkan/pertahankan selang masogastrik sesuai indikasi|
Memberikan kesempatan untuk mengobservasi penyimpangan dari normal/dasar pasien dan mempengaruhi pilihan
intervensi|
Membuat data dasar, membantu dalam memantau keefktifan aturan terapeutik, dan menyadarkan perawat terhadap
ketidaktepatan kecenderungan dalam penurunan/penambahan BB|
Mengidentifikasi ketidakseimbangan antara perkiraan kebutuhan nutrisi dan masukan aktual|
Gejala yang menyertai akumulasi toksin endogen yang dapat mengubah/menurunkan pemasukan dan memerlukan
intervensi|
Dapat meningkatkan pemasukan oral dan meningkatkan perasan kontrol/tanggung jawab|
Porsi lebih kecil dapat meningkatkan masukan|
Memberikan pengalihan dan meningkatkan aspek sosial makan|
Menurunkan ketidaknyamanan stomastitis oral dan rasa tak disukai dalam mulut yang dapat mempengaruhi
masukan makanan|
Berguna untuk program diet individu untuk memenuhi kebutuhan budaya/pola hidup meningkatkan kerjasama
pasien|
Memberikan nutrien cukup untuk memperbaiki energi, mencegah penggunaan otot, meningkatkan regenerasi
jaringan/penyembuhan, dan keseimbangan elektrolit|
Menurunkan stimulasi pada pusat muntah|
Perlu bila terjadi muntah menetap atau bila makan enteral diinginkan4Resti infeksi berhubungan dengan prosedur
invasif pemasangan kateter, retensi urinTujuan : tidak mengalami tanda/gejala infeksi.|
|
|
  : berkemih dengan urin jernih tanpa ketidaknyaman, urinalisis dalam batas normal, kultur urin
menunjukkan tak ada bakteriMandiri :|
Berikan perawtaan perineal dengan air sabun setiap shift. Jika pasien inkontinensia, cuci daerah perineal sesegera
mungkin|
Jika dipasang kateter berikan perawatan kateter 2 kali/hari (merupakan bagian dari waktu akan tidur dan setelah
buang air besar)|
Ikuti kewaspadaan umum : cuci tangan sebelum dan sesudah kontak langsung, pemakaian sarung tangan/kontal
dengan cairan tubuh atau darah|
Kecuali dikonraindikasikan ubah posisi pasien setiap dua jam dan anjurkan masukan cairan sekurang-kurangnya
2400 ml/hari. Bantu melakukan ambulasi sesuai dengan kebutuhan|
$|
Lakukan tindakan untuk memelihara asam urine :|
Tingkatkan masukan sari buah berri|
Berikan obat-obat untuk meningkatkan asam urine|
›ntuk mencegah kontaminasi uretra|
kteter memberikan jalan pada bakteri untuk memasuki kandung kemih dan naik ke saluran perkemihan|
›ntuk mencegah kontaminasi silang|
›ntuk mencegah statis urine|
Asam urine menghalangi tumbuhnya kuman. Karena jumlah sari buah berri diperlukan untuk mencapai dan
memelihara keasaman urine. Peningkatan masukan cairan sari buah dapat berpengaruh dalam pengobatan|
c
&c  &cc|
Doengoes, E, Marylin. 2000. ³Rencana Asuhan Keperawatan´, edisi 3 : Jakarta : EGC|
|
|
Price, Wilson. 1994. ³Patofisiologi´, Edisi 4: Jakarta : EGC|

|
'( 
Infeksi saluran kemih adalah suatu istilah umum yang dipakai untuk mengatakan adanya invasi
mikroorganisme pada saluran kemih. (Agus Tessy, Ardaya, Suwanto, 2001)
Infeksi saluran kemih dapat mengenai baik laki-laki maupun perempuan dari semua umur baik
pada anak-anak remaja, dewasa maupun pada umur lanjut. Akan tetapi, dari dua jenis kelamin
ternyata wanita lebih sering dari pria dengan angka populasi umu, kurang lebih 5 ± 15 %.
Infeksi saluran kemih pada bagian tertentu dari saluran perkemihan yang disebabkan oleh bakteri
terutama scherichia coli ; resiko dan beratnya meningkat dengan kondisi seperti refluks
vesikouretral, obstruksi saluran perkemihan, statis perkemiha, pemakaian instrumen uretral baru,
septikemia. (Susan Martin Tucker, dkk, 1998)
Infeksi traktus urinarius pada pria merupakan akibat dari menyebarnya infeksi yang berasal dari
uretra seperti juga pada wanita. Namun demikian, panjang uretra dan jauhnya jarak antara uretra
dari rektum pada pria dan adanya bakterisidal dalam cairan prostatik melindungi pria dari infeksi
traktus urinarius. Akibatnya ›TI paa pria jarang terjadi, namun ketika gangguan ini terjadi kali
ini menunjukkan adanya abnormalitas fungsi dan struktur dari traktus urinarius.


Bakteri (Eschericia coli)
Jamur dan virus
Infeksi ginjal
Prostat hipertropi (urine sisa)

c


Sistem perkemihan atau sistem urinaria terdiri atas, dua ginjal yang fungsinya membuang limbah
dan substansi berlebihan dari darah, dan membentuk kemih dan dua ureter, yang mengangkut
kemih dari ginjal ke kandung kemih (vesika urinaria) yang berfungsi sebagai reservoir bagi
kemih dan urethra. Saluran yang menghantar kemih dari kandung kemih keluar tubuh sewaktu
berkemih.
Setiap hari ginjal menyaring 1700 L darah, setiap ginjal mengandung lebih dari 1 juta nefron,
yaitu suatu fungsional ginjal. Ini lebih dari cukup untuk tubuh, bahkan satu ginjal pun sudah
mencukupi. Darah yang mengalir ke kedua ginjal normalnya 21 % dari curah jantung atau sekitar
1200 ml/menit.
Masing-masing ginjal mempunyai panjang kira-kira 12 cm dan lebar 2,5 cm pada bagian paling
tebal. Berat satu ginjal pada orang dewasa kira-kira 150 gram dan kira-kira sebesar kepalang
tangan. Ginjal terletak retroperitoneal dibagian belakang abdomen. Ginjal kanan terletak lebih
rendah dari ginjal kiri karena ada hepar disisi kanan. Ginjal berbentuk kacang, dan permukaan
medialnya yang cekung disebut hilus renalis, yaitu tempat masuk dan keluarnya sejumlah
saluran, seperti pembuluh darah, pembuluh getah bening, saraf dan ureter.
Panjang ureter sekitar 25 cm yang menghantar kemih. Ia turun ke bawah pada dinding posterior
abdomen di belakang peritoneum. Di pelvis menurun ke arah luar dan dalam dan menembus
dinding posterior kandung kemih secara serong (oblik). Cara masuk ke dalam kandung kemih ini
penting karena bila kandung kemih sedang terisi kemih akan menekan dan menutup ujung distal
ureter itu dan mencegah kembalinya kemih ke dalam ureter.
Kandung kemih bila sedang kosong atau terisi sebagian, kandung kemih ini terletak di dalam
pelvis, bila terisi lebih dari setengahnya maka kandung kemih ini mungkin teraba di atas pubis.
Peritenium menutupi permukaan atas kandung kemih. Periteneum ini membentuk beberapa
kantong antara kandung kemih dengan organ-organ di dekatnya, seperti kantong rektovesikal
pada pria, atau kantong vesiko-uterina pada wanita. Diantara uterus dan rektum terdapat kavum
douglasi.
›retra pria panjang 18-20 cm dan bertindak sebagai saluran untuk sistem reproduksi maupun
perkemihan. Pada wanita panjang uretra kira-kira 4 cm dan bertindak hanya sebagai system
Perkemihan. ›retra mulai pada orifisium uretra internal dari kandung kemih dan berjalan turun
dibelakang simpisis pubis melekat ke dinding anterior vagina. Terdapat sfinter internal dan
external pada uretra, sfingter internal adalah involunter dan external dibawah kontrol volunter
kecuali pada bayi dan pada cedera atau penyakit saraf.



Masuknya mikroorganisme ke dalam saluran kemih dapat melalui :


a.Penyebaran endogen yaitu kontak langsung daro tempat terdekat.
b.Hematogen.
c.Limfogen.
d.Eksogen sebagai akibat pemakaian alat berupa kateter atau sistoskopi.

Faktor-faktor yang mempermudah terjadinya infeksi saluran kemih yaitu :

Bendungan aliran urine.


1)Anatomi konginetal.
2)Batu saluran kemih.
3)ºklusi ureter (sebagian atau total).
Refluks vesi ke ureter.
›rine sisa dalam buli-buli karena :
4)Neurogenik bladder.
5)Striktur uretra.
6)Hipertropi prostat.
Gangguan metabolik.
7)Hiperkalsemia.
8)Hipokalemia
9)Agamaglobulinemia.
Instrumentasi
10)Dilatasi uretra sistoskopi.
Kehamilan
11)Faktor statis dan bendungan.
12)PH urine yang tinggi sehingga mempermudah pertumbuhan kuman.

Infeksi tractus urinarius terutama berasal dari mikroorganisme pada faeces yang naik dari
perineum ke uretra dan kandung kemih serta menempel pada permukaan mukosa. Agar infeksi
dapat terjadi, bakteri harus mencapai kandung kemih, melekat pada dan mengkolonisasi
epitelium traktus urinarius untuk menghindari pembilasan melalui berkemih, mekanisme
pertahan penjamu dan cetusan inflamasi.

Inflamasi, abrasi mukosa uretral, pengosongan kandung kemih yang tidak lengkap, gangguan
status metabolisme (diabetes, kehamilan, gout) dan imunosupresi meningkatkan resiko infeksi
saluran kemih dengan cara mengganggu mekanisme normal.
Infeksi saluran kemih dapat dibagi menjadi sistisis dan pielonefritis.
Pielonefritis akut biasanya terjadi akibat infeksi kandung kemih asendens. Pielonefritis akut juga
dapat terjadi melalui infeksi hematogen. Infeksi dapat terjadi di satu atau di kedua ginjal.
Pielonefritis kronik dapat terjadi akibat infeksi berulang, dan biasanya dijumpai pada individu
yang mengidap batu, obstruksi lain, atau refluks vesikoureter.
Sistitis (inflamasi kandung kemih) yang paling sering disebabkan oleh menyebarnya infeksi dari
uretra. Hal ini dapat disebabkan oleh aliran balik urine dari uretra ke dalam kandung kemih
(refluks urtrovesikal), kontaminasi fekal, pemakaian kateter atau sistoskop.
›retritis suatu inflamasi biasanya adalah suatu infeksi yang menyebar naik yang digolongkan
sebagai general atau mongonoreal. ›retritis gnoreal disebabkan oleh niesseria gonorhoeae dan
ditularkan melalui kontak seksual. ›retritis nongonoreal ; uretritis yang tidak berhubungan
dengan niesseria gonorhoeae biasanya disebabkan oleh klamidia frakomatik atau urea plasma
urelytikum.
Pielonefritis (infeksi traktus urinarius atas) merupakan infeksi bakteri piala ginjal, tobulus dan
jaringan intertisial dari salah satu atau kedua ginjal. Bakteri mencapai kandung kmih melalui
uretra dan naik ke ginjal meskipun ginjal 20 % sampai 25 % curah jantung; bakteri jarang
mencapai ginjal melalui aliran darah ; kasus penyebaran secara hematogen kurang dari 3 %.

) %
1)›retritis (uretra)
2)Sistisis (kandung kemih)
3)Pielonefritis (ginjal)

$%

›retritis biasanya memperlihatkan gejala :


1)Mukosa memerah dan oedema
2)Terdapat cairan eksudat yang purulent
3)Ada ulserasi pada urethra
4)Adanya rasa gatal yang menggelitik
5)Good morning sign
6)Adanya nanah awal miksi
7)Nyeri pada saat miksi
8)Kesulitan untuk memulai miksi
9)Nyeri pada abdomen bagian bawah.

Sistitis biasanya memperlihatkan gejala :


10)Disuria (nyeri waktu berkemih)
11)Peningkatan frekuensi berkemih
12)Perasaan ingin berkemih
13)Adanya sel-sel darah putih dalam urin
14)Nyeri punggung bawah atau suprapubic
15)Demam yang disertai adanya darah dalam urine pada kasus yang parah.

Pielonefritis akut biasanya memperihatkan gejala :


16)Demam
17)Menggigil
18)Nyeri pinggang
19)Disuria

Pielonefritis kronik mungkin memperlihatkan gambaran mirip dengan pielonefritis akut, tetapi
dapat juga menimbulkan hipertensi dan akhirnya dapat menyebabkan gagal ginjal.

%
4)Pembentukan Abses ginjal atau perirenal
5)Gagal ginjal

"

1)Leukosuria atau piuria terdapat > 5 /lpb sedimen air kemih
2)Hematuria 5 ± 10 eritrosit/lpb sedimen air kemih.
*
1)Mikroskopis ; satu bakteri lapangan pandang minyak emersi.
102 ± 103 organisme koliform/mL urin plus piuria.ù2)Biakan bakteri
3)Tes kimiawi; tes reduksi griess nitrate berupa perubahan warna pada uji carik.

$+ 

a.Terapi antibiotik untuk membunuh bakteri gram positif maupun gram negatif.
b.Apabila pielonefritis kroniknya disebabkan oleh obstruksi atau refluks, maka diperlukan
penatalaksanaan spesifik untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.
c.Dianjurkan untuk sering minum dan BAK sesuai kebutuhan untuk membilas microorganisme
yang mungkin naik ke uretra, untuk wanita harus membilas dari depan ke belakang untuk
menghindari kontaminasi lubang urethra oleh bakteri faeces.

c !


Dalam melakukan pengkajian pada klien ISK menggunakan pendekatan bersifat menyeluruh
yaitu :
Data biologis meliputi :
1)Identitas klien
2)Identitas penanggung
Riwayat kesehatan :
1)Riwayat infeksi saluran kemih
2)Riwayat pernah menderita batu ginjal
3)Riwayat penyakit DM, jantung.
Pengkajian fisik :
1)Palpasi kandung kemih
2)Inspeksi daerah meatus
a)Pengkajian warna, jumlah, bau dan kejernihan urine
b)Pengkajian pada costovertebralis
Riwayat psikososial
›sia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan
Persepsi terhadap kondisi penyakit
Mekanisme kopin dan system pendukung
Pengkajian pengetahuan klien dan keluarga
1)Pemahaman tentang penyebab/perjalanan penyakit
2)Pemahaman tentang pencegahan, perawatan dan terapi medis

!

a.Infeksi yang berhubungan dengan adanya bakteri pada saluran kemih.


b.Perubahan pola eliminasi urine (disuria, dorongan, frekuensi, dan atau nokturia) yang
berhubungan dengan ISK.
c.Nyeri yang berhubungan dengan ISK.
d.Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses penyakit,
metode pencegahan, dan instruksi perawatan di rumah.



Infeksi yang berhubungan dengan adanya bakteri pada saluran kemih


Tujuan : Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam pasien memperlihatkan
tidak adanya tanda-tanda infeksi.
Kriteria Hasil :
1)Tanda vital dalam batas normal
2)Nilai kultur urine negatif
3)›rine berwarna bening dan tidak bau
Intervensi :
1)Kaji suhu tubuh pasien setiap 4 jam dan lapor jika suhu diatas 38,50 C
Rasional :
Tanda vital menandakan adanya perubahan di dalam tubuh
2)Catat karakteristik urine
Rasional :
›ntuk mengetahui/mengidentifikasi indikasi kemajuan atau penyimpangan dari hasil yang
diharapkan.
3)Anjurkan pasien untuk minum 2 ± 3 liter jika tidak ada kontra indikasi
Rasional :
›ntuk mencegah stasis urine
4)Monitor pemeriksaan ulang urine kultur dan sensivitas untuk menentukan respon terapi.
Rasional :
Mengetahui seberapa jauh efek pengobatan terhadap keadaan penderita.
5)Anjurkan pasien untuk mengosongkan kandung kemih secara komplit setiap kali kemih.
Rasional :
›ntuk mencegah adanya distensi kandung kemih
6)Berikan perawatan perineal, pertahankan agar tetap bersih dan kering.
Rasional :
›ntuk menjaga kebersihan dan menghindari bakteri yang membuat infeksi uretra
Perubahan pola eliminasi urine (disuria, dorongan frekuensi dan atau nokturia) yang
berhubunganm dengan ISK.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam klien dapat
mempertahankan pola eliminasi secara adekuat.
Kriteria :
1)Klien dapat berkemih setiap 3 jam
2)Klien tidak kesulitan pada saat berkemih
3)Klien dapat bak dengan berkemih
Intervensi :
1)›kur dan catat urine setiap kali berkemih
Rasional :
›ntuk mengetahui adanya perubahan warna dan untuk mengetahui input/out put
2)Anjurkan untuk berkemih setiap 2 ± 3 jam
Rasional :
›ntuk mencegah terjadinya penumpukan urine dalam vesika urinaria.
3)Palpasi kandung kemih tiap 4 jam
Rasional :
›ntuk mengetahui adanya distensi kandung kemih.
4)Bantu klien ke kamar kecil, memakai pispot/urinal
Rasional :
›ntuk memudahkan klien di dalam berkemih.
5)Bantu klien mendapatkan posisi berkemih yang nyaman
Rasional :
Supaya klien tidak sukar untuk berkemih.

Nyeri yang berhubungan dengan ISK


Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 jam pasien merasa nyaman dan
nyerinya berkurang.
Kriteria Hasil :
1)Pasien mengatakan / tidak ada keluhan nyeri pada saat berkemih.
2)Kandung kemih tidak tegang
3)Pasien nampak tenang
4)Ekspresi wajah tenang
Intervensi :
1)Kaji intensitas, lokasi, dan factor yang memperberat atau meringankan nyeri.
Rasional :
Rasa sakit yang hebat menandakan adanya infeksi
2)Berikan waktu istirahat yang cukup dan tingkat aktivitas yang dapat di toleran.
Rasional :
Klien dapat istirahat dengan tenang dan dapat merilekskan otot-otot
3)Anjurkan minum banyak 2-3 liter jika tidak ada kontra indikasi
Rasional :
›ntuk membantu klien dalam berkemih
4)Berikan obat analgetik sesuai dengan program terapi.
Rasional :
Analgetik memblok lintasan nyeri

Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses penyakit,
metode pencegahan, dan instruksi perawatan di rumah.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien tidak memperlihatkan tanda-tanda
gelisah.
Kriteria hasil :
1)Klien tidak gelisah
2)Klien tenang
Intervensi :
1)Kaji tingkat kecemasan
Rasional :
›ntuk mengetahui berat ringannya kecemasan klien
2)Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya
Rasional :
Agar klien mempunyai semangat dan mau empati terhadap perawatan dan pengobatan
3)Beri support pada klien
Rasional :
4)Beri dorongan spiritual
Rasional :
Agar klien kembali menyerahkan sepenuhnya kepada Tuhan YME.Beri support pada klien
5)Beri penjelasan tentang penyakitnya
Rasional :
Agar klien mengerti sepenuhnya tentang penyakit yang dialaminya.



Pada tahap ini untuk melaksanakan intervensi dan aktivitas-aktivitas yang telah dicatat dalam
rencana perawatan pasien. Agar implementasi/ pelaksanaan perencanaan ini dapat tepat waktu
dan efektif maka perlu mengidentifikasi prioritas perawatan, memantau dan mencatat respon
pasien terhadap setiap intervensi yang dilaksanakan serta mendokumentasikan pelaksanaan
perawatan (Doenges E Marilyn, dkk, 2000)

#

Pada tahap yang perlu dievaluasi pada klien dengan ISK adalah, mengacu pada tujuan yang
hendak dicapai yakni apakah terdapat :
1.Nyeri yang menetap atau bertambah
2.Perubahan warna urine
3.Pola berkemih berubah, berkemih sering dan sedikit-sedikit, perasaan ingin kencing, menetes
setelah berkemih.

You might also like