You are on page 1of 9

boraks..??!

http://sevichchemical.wordpress.com/2008/01/15/boraks-2/
Posted on January 15, 2008 by sevich

Tahukah antum?
Makanan berupa mie instant yang sering kita makan mengandung bahan boraks.
Saya jelaskan sedikit tentang zat yang dinamakan boraks ini.
Boraks ( natrium tetraborat ) merupakan senyawa berhidrat dengan rumus kimia
Na2B4O7.10H2O, merupakan padatan kristal berwarna putih, dan kadang2 agak abu-abu atau
kebiruan, dia alam kita dapat temukan pada danau asin dari tanah yang bersifat basa. Zat ini
hanya di gunakan biasanya untuk industri glas dan enamel, dan juga biasa dipakai untuk larutan
baku. Bisa kita bayangkan zat seperti ini di jadikan bahan pengawet bagi makanan yang biasa
suka kita makan. Namanya juga bahan pengawet, gak seharusnya kita konsumsi, coz emang gak
di butuhin di dalam tubuh kita, yang ada malah mengundang penyakit, memang gak langsung
instant keserang penyakitnya gt, tapi ya jangka panjang gt, kerasanya nanti kita di hari kelak,
antara 20-30th’an dr sekarang.
Bila kita masak, kita rebus, tetap saja bahan boraks ini masih tetap ada melekat di dalam
makanan tersebut, kenapa coba?hehehe, kalo antum2 mau tau, titik lebur daripada zat ini sekitar
741delajat C, sedangkan kita merebusnya cuma dengan air biasa yang batas titik didihnya hanya
sekitar 100derajat C, kalo mau makan mie instant tanpa memakan boraks’nya, ya mesti di rebus
pada suhu di atas 741derajat C, pake kompor apaan ya?ada yang tau gak?hehehe. Yah gak
mungkin, paling2 nanti mie’nya keburu gosong, hehehe, ya mulai dari sekarang yang doyan
makan mie, tolong dikurangin aja, ya demi kesehatan antum antum juga.^-^. ( Cuma sekedar
saran, selebihnya, kumaha antum antum aja deh, lajeungkeun, hehehe )

sahabat bumi

http://sejukbumi.blogspot.com/2010/01/boraks.html
1.13.2010
boraks.
[catatan Mbak Dan] Ini adalah abstraksi Tugas Akhir mbak dan, siapa
tahu bermanfaat. Ternyata boraks tidak hanya berada dalam bakso saja,
seperti yang kita ketahui selama ini, tapi juga berada pada makanan
lain. Mudah-mudahan tulisan seperti ini bisa meningkatkan kesadaran
atas apa yang kita konsumsi, dan membuat kita lebih waspada terhadap
jajanan-jajanan yang ada di sekitar kita. Aku percaya, kesadaran dan
kewaspadaan konsumen bisa meningkatkan kesadaran para produsen makanan
untuk berhati-hati menggunakan bahan tambahan makanan dan memberikan
yang terbaik untuk para konsumennya.
* * *

Boraks adalah senyawa kimia yang mempunyai sifat dapat mengembangkan, memberi efek kenyal, serta
membunuh mikroba. Boraks sering digunakan oleh produsen untuk dijadikan zat tambahan makanan
(ZTM) pada bakso, tahu, mie, bihun, kerupuk, maupun lontong.

Keberadaan boraks pada makanan tidak ditoleransi (tidak boleh ada dalam kadar berapapun, red.)
karena sangat berbahaya bagi kesehatan, oleh sebab itu penggunaan boraks dilarang (tidak ada standar
kadar boraks dalam makanan) oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Pada penelitian ini dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif kolometri kadar senyawa boron pada mie
basah dan baso dilihat dari pembentukan kompleks boron-kurkumin berupa senyawa kompleks
resosianin bewarna merah (Curcurmin Method) dan dilihat penurunan kadar boron pada makanan
setelah diolah sampai makanan tersebut siap saji (direbus).

Hasil menunjukkan bahwa senyawa boron sebagai ZTM masih digunakan, dan ditemukan boron pada
sampel mie sebesar 0,052 - 0,367 mg B/g berat kering dan pada baso sebesar 0,0075 – 0,139 mg B/g
berat, kering. Penurunan kadar setelah direbus sekitar 18 - 20% (larut dalam air perebus).

Selain itu dilakukan juga perhitungan asupan (intake) boron yang mungkin didapat oleh konsumen yang
berasal dari mie baso dengan responden mahasiswa sebesar 0,047 mg B/kg-hari.

* * *

Boraks bisa terkandung dalam mie lebih banyak dari bakso karena selain
mengenyalkan, boraks ini menjadi bahan pengawet. Dan mie basah
cenderung lebih cepat membusuk dari pada bakso.

Sebagai info, senyawa yang mengandung boron adalah zat yang digunakan pada tetes mata, salah satu
bahan pembuat gelas dan keramik, juga banyak digunakan di industri sebagai bahan semikonduktor.

Uji Nyala sampel boraks


http://yellashakti.wordpress.com/2008/12/17/uji-nyala-sampel-boraks/

Posted on 1 AMpWed, 17 Dec 2008 00:57:36 +000057Rabu 2008 by yellashakti| 57 Komentar


Uji nyala adalah salah satu metode pengujian untuk mengetahui apakah dalam makanan terdapat
boraks atau tidak. Disebut uji nyala karena sampel yang digunakan dibakar uapnya, kemudian
warna nyala dibandingkan dengan warna nyala boraks asli. Tentu sebelumnya telah diketahui
bahwa serbuk boraks murni dibakar menghasilkan nyala api berwarna hijau. Jika sampel yang
dibakan menghsilkan warna nyala hijau maka sampel dinyatakan positif mengandung boraks.

Alat :

Cawan porselen

Bahan :

H2SO4 pekat

Metanol absolut

sampel : mie basah, bakso, siomay, bleng, dll

Prosedur :

1. Menimbang sejumlah sampel sebanyak 5 gram sampel dalam cawan penguap

2. Panaskan sampai terbentuk arang

3. Menambahkan 10 tetes H2SO4 pekat dan 2 ml metanol absolut

4. Uao yang terjadi dibakar

5. nyala api yang timbuk akan berwarna hijau jika mengandung boraks

PROGRAM DIPLOMA III KIMIA TERAPAN


KIMIA INDUSTRI DAN ANALISIS KIMIA
UNIVERSITAS JAMBI
2010
http://abdisilabanedison.blogspot.com/2010/01/uji-sederhana-boraks.html

PERCOBAAN II

HARI / TANGGAL : Kamis, 14 Januari 2010


JUDUL : Uji Sederhana Keberadaan Boraks
TUJUAN : Mengidentifikasi Boraks yang terdapat dalam bahan makanan
LANDASAN TEORI
Bahan tambahan makanan (aditif makanan) digunakan agar makanan tampak lebih menarik dan
tahan lama; bahan tersebut dapat sebagai pengawet, pewarna, penyedap rasa dan aroma, anti
oksidan, dan lain-lain. Jadi bahan tersebut tidak bernilai gizi, tetapi ditambahkan ke dalam
makanan pada pembuatan atau pengangkutan untuk mempengaruhi atau mempertahankan sifat
khas makanan tersebut

Beberapa bahan tambahan makanan mempunyai pengaruh yang kurang baik terhadap kesehatan
manusia; karena itu pe- merintah (Departemen Kesehatan) telah mengatur/menetapkan jenis-
jenis bahan tambahan makanan yang boleh dan tidak boleh digunakan dalam pengolahan
makanan .Salah satu bahan tambahan yang dilarang digunakan dalam makanan adalah asam
borat dan garamnya natrium tetraborat (boraks).
Boraks berasal dari bahasa Arab yaitu Bouraq. Merupakan kristal lunak yang mengandung unsur
boron, berwarna putih, tidak berbau serta stabil pada suhu dan tekanan normal. Boraks bersifat
mudah larut dalam air, tidak larut dalam alkohol, pH : 9,5. Dalam air, boraks berubah menjadi
natrium hidroksida dan asam borat.
Boraks adalah senyawa berbentuk kristal putih, tidak berbau serta stabil pada suhu dan tekanan
normal. Boraks bersifat sedikit larut dalam air. Dalam air, boraks berubah menjadi natrium
hidroksida dan asam borat.
Boraks merupakan garam Natrium Na2B4O7.10H2O yang banyak digunakan dalam berbagai
industri non pangan khususnya industri kertas, gelas, bahan solder, bahan pembersih, pengawet
kayu, antiseptik, pengontrol kecoak dan keramik. Gelas pyrex yang terkenal dibuat dengan
campuran boraks.
Boraks digunakan sebagai bahan solder, bahan pembersih, pengawet kayu, antiseptik dan
pengontrol kecoak. Boraks merupakan bahan beracun dan bahan berbahaya bagi manusia, karena
bisa menimbulkan efek racun, tetapi mekanisme toksisitasnya berbeda dengan formalin.
Boraks merupakan bahan beracun dan bahan berbahaya bagi manusia, karena bisa menimbulkan
efek racun, tetapi mekanisme toksisitasnya berbeda dengan formalin.

Yang membahayakan, boraks bisa diserap oleh tubuh dan disimpan secara kumulatif dalam hati,
otak, usus atau testis sehingga dosisnya dalam tubuh menjadi tinggi. Bila dikonsumsi menahun
bisa menyebabkan kanker.

Boraks juga sering disalahgunakan dalam pangan. Biasanya ditambahkan pada kerupuk, bakso,
lontong dan lain-lain. Masyarakat awam mengenal boraks dengan nama Bleng atau Cetitet

Efek farmakologi dan toksisitas senyawa boron dalam boraks merupakan bakterisida lemah.
Larutan jenuhnya tidak membunuh Staphylococcus aureus. Oleh karena toksisitas lemah
sehingga dapat digunakan sebagai bahan pengawet pangan. Walaupun demikian, pemakaian
berulang atau absorpsi berlebihan dapat mengakibatkan toksik (keracunan). Gejala dapat berupa
mual, muntah, diare, suhu tubuh menurun, lemah, sakit kepala, rash erythermatous, bahkan dapat
menimbulkan shock. Kematian pada orang dewasa dapat terjadi dalam dosis 15 – 25 gram,
sedangkan pada anak dosisi 5 – 6 gram.
Bahaya Boraks terhadap kesehatan diserap melalui usus, kulit yang rusak dan selaput lendir.
Efek toksik :
Kumulatif selama penggunaan berulang & dash; ulang. Pengaruh terhadap kesehatan :
a. Tanda dan gejala akut :
Muntah, diare, merah dilendir, konvulsi dan depresi SSP(Susunan Syaraf Pusat)
b. Tanda dan gejala kronis
- Nafsu makan menurun
- Gangguan pencernaan
- Gangguan SSP : bingung dan bodoh
- Anemia, rambut rontok dan kanker.
Boraks merupakan senyawa yang bisa memperbaiki tekstur makanan sehingga menghasilkan
rupa yang bagus, misalnya bakso dan kerupuk.

Boraks juga sering disalahgunakan dalam pangan. Biasanya ditambahkan pada kerupuk, bakso,
lontong, dan lain-lain. Bila boraks sering masuk ke dalam tubuh akan menimbulkan gangguan
otak, hati, lemak, dan ginjal, bahkan pingsan serta kematian.

Berikut ini terdapat beberapa ciri pangan yang mengandung boraks. Walaupun tidak terlampau
khas namun dapat membantu membedakannya dari pangan tanpa boraks.
Mie Basah yang mengandung boraks :
Teksturnya sangat kenyal
Biasanya lebih mengkilat, tidak lengket dan tidak cepat putus.
Bakso mengandung boraks:
Teksturnya sangat kenyal
Warnanya tidak kecokelatan seperti penggunaan daging namun lebih cenderung keputihan
Ciri-ciri jajanan (seperti lontong) mengandung boraks :
Teksturnya sangat kenyal
Berasa “tajam” semisal sangat gurih dan membuat lidah bergetar dan memberikan rasa getir
Ciri-ciri kerupuk mengandung boraks :
Teksturnya sangat renyah
Dapat memberikan rasa getir
Sikap dan tindakan konsumen
Supaya tidak salah memilih produk pangan yang mengandung boraks, konsumen harus lebih
selektif. Berhati-hatilah memilih produk pangan yang akan dikonsumsi dengan cara tidak segan-
segan menanyakan kepada penjual pangan, apakah produknya menggunakan boraks atau tidak.
Waspadai produk tertentu yang sering menggunakan boraks dengan memperhatikan ciri-cirinya.
Dalam percobaan ini akan dilakukan bagaimana cara menentukan kadar dan mengidentifikasi
boraks yang terdapat dalam makanan.

ALAT DAN BAHAN


ALAT
1. Bunsen
2. Kaki tiga
3. Kawat kasa
4. Cawan Penguap
5. Kawat
6. Pipet tetes
7. Neraca analitik
BAHAN
8. Bakwan yang tidak mengandung boraks
9. Bakwan yang mengandung boraks
10. Boraks murni
11. H2SO4 pekat
12. Metanol

PROSEDUR KERJA
Uji Nyala
Boraks murni
1. Timbang 5 g boraks murni
2. Letakkan ke dalam cawan penguap
3. Larutkan dalam air
4. Panaskan di atas Bunsen
5. Uji nyala dengan menggunakan kawat yang diletakkan di atas uap larutan boraks.

5 gr boraks murni
Letakkan dalam cawan penguap
Larutkan dalam air
Panaskan diatas bunsen
(menimbulkan warna nyala hijau)
DATA

Sampel
6. Timbang 5 g sample (bakwan)
7. Letakkan ke dalam cawan penguap
8. tambahkan 10 tetes H2SO4 pekan dan 2 ml methanol (alcohol)
9. Biarkan sebentar
10. Bakarlah di atas nyala api

5 gr Sampel (bakwan)
Letakkan dalam cawan penguap
+ 10 tetes H2SO4 pekat
+ 2 ml alkohol atau metanol
dibakar (menimbulkan warna nyala hijau)
DATA

DATA HASIL PENGAMATAN

NO. PERCOBAAN PENGAMATAN REAKSI


Ø

1.
2.

Ø Kualitatif
Borak murni
Ø
ü 5 gr boraks murni

ü Larutkan dalam air

ü Kemudian dibakar

Sampel
Bakwan mengandung boraks
ü1 5 gr larutan sampel (timbang)
ü2 + 10 tetes H2SO4 pekat dan 2 ml metanol, kemudian dipanaskan

bakwan tidak mengandung boraks


ü3 5 gr larutan sampel (timbang)
ü4 + 10 tetes H2SO4 pekat dan 2 ml metanol, kemudian dipanaskan

Wujud padat, berbentuk kristal putih dan tidak berbau


Larutan menjadi bening

Uapnya berwarna hijau kekuningan

Bau menyengat dan uapnya berwarna hijau kekuningan sama seperti pada uji boraks murni.

Bau menyengat tetapi uji nyala seperti warna api biasa, tidak terbentuk warna nyala hijau
kekuningan seperti pada uji sebelumnya.
PEMBAHASAN
Pada percobaan ini kami melakukan uji sederhana keberadaan boraks pada bahan makanan.
Sampel yang kami gunakan adalah bakwa yang telah dibuat pada percobaan sebelumnya dan
telah diberi bahan pengawet boraks dan bakwan tanpa diberi bahan pengawet. Uji ini merupakan
uji secara kualitatif karena hanya menggunakan uji nyala.

Sebagai pembanding kami juga melakukan uji nyala pada boraks murni. Pada boraks murni yang
dilarutkan dalam air kemudian di panaskan, terbentuk uap yang berwarna hijau kekuningan.
Sedangkan untuk uji pada sampel yang mengadung boraks dilakukan dengan penambahan 10
tetes H2SO4 pekat dan 2 ml metanol. Diamkan sebentar dan kemudian dibakar. Uji ini
menghasilkan warna nyala hijau kekuningan sama seperti pada uji boraks murni. Hal ini
membuktikan bahwa sampel memang benar mengandung boraks.
Untuk uji sampel yang tidak mengandung borask prosedur dilakukan sama seperti pada uji
sampel yang mengandung boraks. Namun hasil yang didapat tidak menimbulkan nyala berwarna
hijau kekuningan.
Uji terhadaap keberadaan boraks pada produk makanan tidak hanya dapat dilakukan dengan cara
diatas, namun dapat dilakukan dengan beberapa uji lain seperti : uji dengan penambahan AgNO3
yang kemudian dipanaskan, atau dengan penambahan BaCl2 jenuh. Sedangakan untuk uji
kuantitatif dapat dilakukan dengan penambahan 50 ml air, kemudian ditambahkan 2 tetes
indikator merah metil dan dititrasi dengan HCl 0,1 N. Perhitungan kadar boraks dapat dilakukan
dengan menggunakan rumus berikut :
N boraks = Gram e- x 1000
Mr Na2B4O V

PERTANYAAN
Tuliskan rumus boraks !
Tuliskan 2 cara lain dalam menguji keberadaan zat-zat pengawet secara kimia !
Jawab
1. Boraks merupakan garam Natrium Na2B4O7.10H2O sedangkan dalam bentuk asam dengan
rumus molekul H3BO3.
2. Dua cara lain menguji keberadaan zat-zat pengawet khususnya boraks yaitu :
Uji Kualitatif
Pada 0,5 ml larutan sample ditambahkan:
§ Perak nitrat, akan terjadi endapan putih dari perak metaborak. Pada memanasan akan terjadi
endapan Ag2O yang berwarna hitam
§ Barium klorida jenuh, akan terjadi endapan putih barium metaborat
Uji Kuantitatif
Timbang seksama lebih kurang 500 mg sample, larutan dalam 50 ml air tambahkan indicator
merah metil, titrasi dengan HCl 0.1 N

KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa :
Boraks merupakan salah satu aditif makanan yang berbentuk kristal lunak mengandung unsur
boron, berwarna putih, tidak berbau serta stabil pada suhu dan tekanan normal, bersifat mudah
larut dalam air, tidak larut dalam alkohol, pH : 9,5. Dalam air, boraks berubah menjadi natrium
hidroksida dan asam borat.
Uji kualitatif terhadap sampel bakwan terindikasi mengandung boraks yang ditandai oleh nyala
api berwarna hijau kekuningan.

DAFTAR PUSTAKA
http://klubpompi.multiply.com/journal/item/17/Boraks_Bisa_Merusak_Otak
http://www2.kompas.com/kesehatan/news/0601/12/173411.htm
http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/08DeteksidanEvaluasiKeberadaanBroaks120.pdf/08Deteks
idanEvaluasiKeberadaanBroaks120.html
http://wowsalman.blogspot.com/2006/01/bahaya-formalin-dan-boraks.html
Cahyadi, Wisnu. 2006. Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan. Jakarta : PT
Bumi Aksara

You might also like