You are on page 1of 36

Sejak tahun 1990, isu pertanian organik mulai berhembus keras di dunia.

Sejak saat itu


mulai bermunculan berbagai organisasi dan perusahaan yang memproduksi produk
organik. Di Indonesia dideklarasikan Masyarakat Pertanian Organik Indonesia
(MAPORINA) pada tgl 1 Februari 2000 di Malang. Di Indonesia telah beredar produk
pertanian organik dari produksi lokal seperti beras organik, kopi organik, teh organik
dan beberapa produk lainnya. Demikian juga ada produk sayuran bebas pestisida seperti
yang diproduksi oleh Kebun Percobaan Cangar FP Unibraw Malang. Walaupun
demikian, produk organik yang beredar di pasar Indonesia sangat terbatas baik jumlah
maupun ragamnya.

Pertanian organik dapat didefinisikan sebagai suatu sistem produksi pertanian yang
menghindarkan atau mengesampingkan penggunaan senyawa sintetik baik untuk
pupuk, zat tumbuh, maupun pestisida. Dilarangnya penggunaan bahan kimia sintetik
dalam pertanian organik merupakan salah satu kendala yang cukup berat bagi petani,
selain mengubah budaya yang sudah berkembang 35 tahun terakhir ini pertanian
organik membuat produksi menurun jika perlakuannya kurang tepat.

Di sisi lain, petani telah terbiasa mengandalkan pupuk anorganik (Urea, TSP, KCl dll)
dan pestisida sintetik sebagai budaya bertani sejak 35 tahun terakhir ini. Apalagi
penggunaan pestisida, fungisida pada petani sudah merupakan hal yang sangat akrab
dengan petani kita. Itulah yang digunakan untuk mengendalikan serangan sekitar
10.000 spesies serangga yang berpotensi sebagai hama tanaman dan sekitar 14.000
spesies jamur yang berpotensi sebagai penyebab penyakit dari berbagai tanaman
budidaya.

Alasan petani memilih pestisida sintetik untuk mengendaliakan OPT di lahannya a.l.
karena aplikasinya mudah, efektif dalam mengendalikan OPT, dan banyak tersedia di
pasar. Bahkan selama enam dekade ini, pestisida telah dianggap sebagai penyelamat
produksi tanaman selain kemajuan dalam bidang pemuliaan tanaman. Pestisida yang
beredar di pasaran Indonesia umumnya adalah pestisida sintetik.

Sistem Pertanian Organik adalah sistem produksi holistic dan terpadu, mengoptimalkan
kesehatan dan produktivitas agro ekosistem secara alami serta mampu menghasilkan
pangan dan serat yang cukup, berkualitas dan berkelanjutan (Deptan 2002).

Sebenarnya, petani kita di masa lampau sudah menerapkan sistem pertanian organik
dengan cara melakukan daur ulang limbah organik sisa hasil panen sebagai pupuk.
Namun dengan diterapkannya kebijakan sistem pertanian kimiawa yang berkembang
pesat sejak dicanangkannya kebijakan sistem pertanian kimiawi yang berkembang yang
berkembang pesat sejak dicanangkannya Gerakan Revolusi Hijau pada tahu 1970-an,
yang lebih mengutamakan penggunaan pestisida dan pupuk kimiawi, walaupun untuk
sementara waktu dapat meningkatkan produksi pertanian, pada kenyataannya dalam
jangka panjang menyebabkan kerusakan pada sifat fisik, kimia, dan biologi tanah, yang
akhirnya bermuara kepada semakin luasnya lahan kritis dan marginal di Indonesia.

Sistem pertanian organik sebenarnya sudah sejak lama diterap kan di beberapa negara
seperti Jepang, Taiwan, Korea Selatan dan Amerika Serikat (Koshino, 1993).
Pengembangan pertanian organik di beberapa negara tersebut mengalami kemajuan
yang pesat disebabkan oleh kenyataan bahwa hasil pertanian terutama sayur dan buah
segar yang ditanam dengan pertanian sistem organik (organic farming system)
mempunyai rasa, warna, aroma dan tekstur yang lebih baik daripada yang menggunakan
pertanian anorganik (Park 1993 dalam Prihandarini, 1997).

Selama ini limbah organik yang berupa sisa tanaman (jerami, tebon, dan sisa hasil panen
lainnya) tidak dikembalikan lagi ke lahan tetapi dianjurkan untuk dibakar (agar praktis)
sehingga terjadi pemangkasan siklus hara dalam ekosistem pertanian. Bahan sisa hasil
panen ataupun limbah organik lainnya harus dimanfaatkan atau dikembalikan lagi ke
lahan pertanian agar lahan pertanian kita dapat lestari berproduksi sehingga sistem
pertanian berkelanjutan dapat terwujud.

TEKNIK BUDIDAYA ORGANIK

Teknik Budidaya merupakan bagian dari kegiatan agribisnis harus berorientasi pada
permintaan pasar. Paradigma agribisnis : bukan Bagaimana memasarkan produk yang
dihasilkan, tapi Bagaimana menghasilkan produk yang dapat dipasarkan. Terkait
dengan itu, teknik budidaya harus mempunyai daya saing dan teknologi yang unggul.
Usaha budidaya organik tidak bisa dikelola asal - asalan, tetapi harus secara profesional.
Ini berarti pengelola usaha ini harus mengenal betul apa yang dikerjakannya, mampu
membaca situasi dan kondisi serta inovatif dan kreatif. Berkaitan dengan pasar
(market), tentunya usaha agribisnis harus dilakukan dengan perencanaan yang baik dan
berlanjut, agar produk yang telah dikenal pasar dapat menguasai dan mengatur
pedagang perantara bahkan konsumen dan bukan sebaliknya.

Teknik budidaya organik merupakan teknik budidaya yang aman, lestari dan
mensejahterakan petani dan konsumen. Berbagai sayuran khususnya untuk dataran
tinggi, yang sudah biasa dibudidayakan dengan sistem pertanian organik, diantaranya :
Kubis (Brassica oleraceae var. capitata L.), Brokoli (Brassica oleraceae var. italica
Plenk.), Bunga kol (Brassica oleraceae var. brotritys.), Andewi (Chicorium endive),
Lettuce (Lactuca sativa), Kentang (Solanum tuberosum L.), Wortel. (Daucus carota).

Sayuran ini, mengandung vitamin dan serat yang cukup tinggi disamping juga
mengandung antioksidan yang dipercaya dapat menghambat sel kanker. Semua jenis
tanaman ini ditanam secara terus menerus setiap minggu, namun ada juga beberapa
jenis tanaman seperti kacang merah (Vigna sp.), kacang babi (Ficia faba), Sawi (Brassica
sp) yang ditanam pada saat tertentu saja sekaligus dimanfaatkan sebagai pupuk hijau
dan pengalih hama. Ada juga tanaman lain yang ditanam untuk tanaman reppelent
(penolak) karena aromanya misalnya Adas.
http://cerianet-agricultur.blogspot.com/2009/01/teknologi-budidaya-organik.html

1.1. Sejarah Singkat


Bayam merupakan tanaman sayuran yang dikenal dengan nama ilmiah Amaranthus spp.
Kata "amaranth" dalam bahasa Yunani berarti "everlasting" (abadi). Tanaman bayam
berasal dari daerah Amerika tropik. Tanaman bayam semula dikenal sebagai tumbuhan
hias. Dalam perkembangan selanjutnya. Tanaman bayam dipromosikan sebagai bahan
pangan sumber protein, terutama untuk negara-negara berkembang. Diduga tanaman
bayam masuk ke Indonesia pada abad XIX ketika lalu lintas perdagangan orang luar
negeri masuk ke wilayah Indonesia.
1.2. Sentra Penanaman
Pusat penanaman bayam di Indonesia adalah Jawa Barat (4.273 hektar), Jawa Tengah
(3.479 hektar), dan Jawa Timur (3.022 hektar). Propinsi lainnya berada pada kisaran
luas panen antara 13.0 - 2.376 hektar. Di Indonesia total luas panen bayam mencapai
31.981 hektar atau menempati urutan ke-11 dari 18 jenis sayuran komersial yang
dibudidayakan dan dihasilkan oleh Indonesia. Produk bayam nasional sebesar 72.369
ton atau rata-rata 22,63 kuintal per hektar.

1.3. Jenis Tanaman


Keluarga Amaranthaceae memiliki sekitar 60 genera, terbagi dalam sekitar 800 spesies
bayam (Grubben, 1976). Dalam kenyataan di lapangan, penggolongan jenis bayam
dibedakan atas 2 macam, yaitu bayam liar dan bayam budidaya. Bayam liar dikenal 2
jenis, yaitu bayam tanah (A. blitum L.) dan bayam berduri (A. spinosus L.). Ciri utama
bayam liar adalah batangnya berwarna merah dan daunnya kaku (kasap).

Jenis bayam budidaya dibedakan 2 macam, yaitu:

1. Bayam cabut atau bayam sekul alias bayam putih (A. tricolor L.). Ciri - ciri bayam
cabut adalah memiliki batang berwarna kemerah-merahan atau hijau keputih - putihan,
dan memilki bunga yang keluar dari ketiak cabang. Bayam cabut yang batangnya merah
disebut bayam merah, sedangkan yang batangnya putih disebut bayam putih.
2. Bayam tahun, bayam skop atau bayam kakap (A. hybridus L.). Ciri - ciri bayam ini
adalah memiliki daun lebar - lebar, yang dibedakan atas 2 spesies yaitu:
1. A. hybridus caudatus L., memiliki daun agak panjang dengan ujung runcing, berwarna
hijau kemerah - merahan atau merah tua, dan bunganya tersusun dalam rangkaian
panjang terkumpul pada ujung batang.
2. A. hibridus paniculatus L., mempunyai dasar daun yang lebar sekali, berwarna hijau,
rangkaian bunga panjang tersusun secara teratur dan besar - besar pada ketiak daun.

Varietas bayam unggul ada 7 macam yaitu; varietas Giri Hijau, Giti Merah, Maksi, Raja,
Betawi, Skop, dan Hijau. Sedangkan beberapa varietas bayam cabut unggul adalah
Cempaka 10 dan Cempaka 20.
1.4. Manfaat Tanaman

Bayam merupakan bahan sayuran daun yang bergizi tinggi dan digemari oleh semua
lapisan masyarakat. Daun bayam dapat dibuat berbagai sayur mayur, bahkan disajikan
sebagai hidangan mewah (elit). Di beberapa negara berkembang bayam dipromosikan
sebagai sumber protein nabati, karena berfungsi ganda bagi pemenuhan kebutuhan gizi
maupun pelayanan kesehatan masyarakat.

Manfaat lainnya adalah sebagai bahan obat tradisional, dan juga untuk kecantikan. Akar
bayam merah dapat digunakan sebagai obat penyembuh sakit disentr. Daun dan bunga
bayam duri berkhasiat untuk mengobati penyakit asma dan eksim. Bahkan sampai batas
tertentu, bayam dapat mengatasi berbagai jenis penyakit dalam. Untuk tujuan
pengobatan luar, bayam dapat dijadikan bahan kosmetik (kecantikan). Biji bayam
digunakan untuk bahan makanan dan obat - obatan. Biji bayam dapat dimanfaatkan
sebagai pencampur penyeling terigu dalam pembuatan roti atau dibuat bubur biji
bayam. Ekstrak biji bayam berkhasiat sebagai obat keputihan dan pendarahan yang
berlebihan pada wanita yang sedang haid.

II. SYARAT PERTUMBUHAN

2.1. Iklim

1. Keadaan angin yang terlalu kencang dapat merusak tanaman bayam khususnya untuk
bayam yang sudah tinggi. Kencangnya angin dapat merobohkan tanaman.
2. Karena tanaman bayam cocok ditanam di dataran tinggi maka curah hujannya juga
termasuk tinggi sebagai syarat pertumbuhannya. Curah hujannya bisa mencapai lebih
dari 1.500 mm / tahun.
3. Tanaman bayam memerlukan cahaya matahari penuh. Kebutuhan akan sinar
matahari untuk tanaman bayam cukup besar. Pada tempat yang terlindungi (ternaungi),
pertumbuhan bayam menjadi kurus dan meninggi akibat kurang mendapat sinar
matahari penuh.
4. Suhu udara yang sesuai untuk tanaman bayam berkisar antara 16 - 20 derajat C.
5. Kelembaban udara yang cocok untuk tanaman bayam antara 40 - 60%.

2.2. Media Tanam

1. Tanaman bayam menghendaki tanah yang gembur dan subur. Jenis tanah yang sesuai
untuk tanaman bayam adalah yang penting kandungan haranya terpenuhi.
2. Tanaman bayam termasuk peka terhadap pH tanah. Bila pH tanah di atas 7 (alkalis),
pertumbuhan daun-daun muda (pucuk) akan memucat putih kekuning - kuningan
(klorosis). Sebaliknya pada pH di bawah 6 (asam), pertumbuhan bayam akan merana
akibat kekurangan beberapa unsur. Sehingga pH tanah yang cocok adalah antara 6 - 7.
3. Tanaman bayam sangat reaktif dengan ketersediaan air di dalam tanah. Bayam
termasuk tanaman yang membutuhkan air yang cukup untuk pertumbuhannnya. Bayam
yang kekurangan air akan terlihat layu dan terganggu pertumbuhannya. Penanaman
bayam dianjurkan pada awal musim hujan atau akhir musim kemarau.
4. Kelerengan lahan untuk budidaya tanaman bayam adalah sekitar 15 - 45 derajat.

2.3. Ketinggian Tempat


Dataran tinggi merupakan tempat yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman bayam.
Ketinggian tempat yang baik yaitu ±2000 m dpl.

III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA

3.1. Pembibitan

3.1.1. Persyaratan Benih


Benih / biji yang baik untuk bertanam bayam adalah dapat memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
a) berasal dari induk yang sehat,
b) bebas dari hama / penyakit,
c) daya kecambah 80 prosen, dan
d) memiliki kemurnian benih yang tinggi.

Disamping persyaratan seperti yang disebutkan diatas, benih / bibit yang digunakan
kalau bisa merupakan benih unggul agar nantinya tahan terhadap hama dan penyakit.

3.1.2. Penyiapan Benih


Benih Bayam sayur yang ditanam petani kebanyakan swadaya dari tanaman terdahulu
yang sengaja dibiarkan tumbuh terus untuk produksi biji. Keperluan benih untuk lahan 1
hektar berkisar antara 5 - 10 kg, atau 0,5 - 1,0 gram per m2 luas lahan. Biji dipanen pada
waktu musim kemarau dan hanya dipilih tandan yang sudah tua (masak). Tandan harus
dijemur beberapa hari, kemudian biji dirontokkan dari tandan dan dipisahkan dari sisa -
sisa tanaman. Untuk memproduksi bibit bagi satu hektar kebun yang berisi 25000 -
40000 tanaman, kemungkinan dibutuhkan sekitar 1 - 2 kg benih.

3.1.3. Teknik Penyemaian Benih


Lahan untuk pembibitan dipilih yang lebih tinggi dari sekitarnya dan bebas dari hama
dan penyakit tanaman maupun gulma. Pembibitan diberi atap plastik atau atap jerami
padi. Benih bayam disebar merata atau berbaris - baris pada tanah persemaian dan
ditutup dengan selapis tanah tipis.

3.1.4. Pemeliharaan Pembibitan / Penyemaian


Dalam pemeliharaan benih / bibit perlu dilakukan penyiraman dengan teratur dan hati-
hati. Tanah yang digunakan juga perlu dipupuk agar kesuburannya tetap terjaga. Pupuk
yang digunakan sebaiknya pupuk kandang. Setelah bibit tumbuh dan ada benih yang
terserang hama / penyakit maka perlu disemprot dengan pestisida dengan dosis rendah.

3.1.5. Pemindahan Bibit


Setelah bibit tumbuh berumur sekitar 7 - 14 hari, bibit dipindah-tanam ke dalam pot-pot
yang terbuat daun pisang atau kantong plastik es mambo yang sebelumnya telah diisi
dengan medium tumbuh campuran tanah dan pupuk organik yang halus (1:1). Bibit
dalam pot disiram teratur dan setelah berumur sekitar 7 - 14 hari setelah dipotkan, bibit
tersebut telah siap untuk dipindah-tanam ke lapangan.

3.2. Pengolahan Media Tanam

3.2.1. Persiapan
Sebelum pengolahan lahan dilakukan perlu diketahui terlebih dahulu pH tanah yang
sesuai yaitu antara 6 - 7 sehingga perlu dilakukan pengukuran dengan menggunakan
pH-meter. Selanjutnya menganalisis tanah yang cocok untuk tanaman bayam, apakah
perlu dilakukan pemupukan atau tidak. Kapan tanaman akan ditanam dan sebaiknya
pada awal musim hujan atau akhir musim kemarau. Berapa luas lahan yang akan
ditanami dan akan melakukan sistem polikultur atau monokultur. Dan berapa banyak
kebutuhan benih untuk dapat memenuhi produk bayam yang diinginkan.

3.2.2. Pembukaan Lahan


Lahan yang akan ditanami dicangkul / dibajak sedalam 30 - 40 cm, bongkah tanah
dipecah gulma dan seluruh sisa tanaman diangkat dan disingkirkan lalu diratakan.
Lahan kemudian dibiarkan selama beberapa waktu agar tanah matang benar.

3.2.3. Pembentukan Bedengan


Setelah tahap pencangkulan kemudian dibuat bedengan dengan lebar sekitar 120 cm
atau 160 cm, tergantung jumlah populasi tanaman yang akan ditanam nanti. Dibuat
parit antar bedengan selebar 20 - 30 cm, kedalaman 30 cm untuk drainase. Pada
bedengan dibuat lubang - lubang tanam, jarak antar barisan 60-80 cm, jarak antar
lubang (dalam barisan) 40-50 cm.

3.2.4. Pengapuran
Apabila pH tanah terlalu rendah maka diperlukan pengapuran untuk menaikkannya.
Pengapuran dapat menggunakan kapur pertanian atau Calcit maupun Dolomit. Pada
tipe tanah pasir sampai pasir berlempung yang pH-nya 5,5 diperlukan ± 988 kg kapur
pertanian / ha untuk menaikkan pH menjadi 6,5. Kisaran kebutuhan kapur pertanian
pada tanah lempung berpasir hingga liat berlempung ialah antara 1.730 - 4.493 kg /
hektar. Sebaliknya, untuk menurunkan pH tanah, dapat digunakan tepung Belerang (S)
atau Gipsum, biasa sekitar 6 ton / hektar. Cara pemberiannya, bahan - bahan tersebut
disebar merata dan dicampur dengan tanah minimal sebulan sebelum tanam.

3.2.5. Pemupukan
Pemupukan awal menggunakan pupuk kandang yang telah masak. Waktu pemupukan
dilakukan satu minggu atau dua minggu sebelum tanam. Cara pemupukan adalah
dengan disebarkan merata diatas bedengan kemudian diaduk dengan tanah lapisan atas.
Untuk pemupukan yang diberikan per lubanng tanam, cara pemberiannya dilakukan
dengan memasukkan pupuk ke dalam lubang tanam. Dosis pemberian pupuk dasar
disesuaikan dengan jenis tanaman dan keadaan lahan. Akan tetapi dosis untuk pupuk
kandang sekitar 10 ton per hektar. Pemupukan per lubang tanam biasanya diperlukan
sekitar 1 - 2 kg per lubang tanam.

3.2.6. Pemberian Mulsa


Untuk memperoleh hasil produksi yang berkualitas baik maka di dalam penanaman
perlu dipasang palstik perak-hitam sebagai mulsa. Dengan penggunaan plastik ini dapat
mengurangi serangan hama dan penyakit termasuk gangguan gulma dan lainnya.

3.3. Teknik Penanaman

3.3.1. Penentuan Pola Tanam


Jarak tanam untuk tanaman bayam adalah antara 60 cm x 50 cm atau 80 cm x 40 cm.
Jarak tanam tersebut dapat divariasikan sesuai dengan tingkat kesuburan tanah dan
jenis bayam sehingga populasi tanaman per hektar berkisar antara 30.000 - 60.000
tanaman. Pola tanam untuk bayam cabut adalah monokultur. Dalam satu hamparan
lahan biasanya ditanam berbagai jenis tanaman dengan pola mosaik (perca), yaitu
berbagai tanaman ditanam monokultur pada petak - petak tersendiri. Tanaman lainnya
tadi antara lain seperti kakngkung (darat), selada, lobak, paria, kemangi dan sayuran
lalapan lainnya.

3.3.2. Pembuatan Lubang Tanam


Lubang tanam dapat dibuat dengan menggunakan alat kayu dengan cara di pukul-pukul
sehingga membentuk lubang. Jarak antara barisan adalah 60 - 80 cm dan jarak antar
lubang (antar barisan) 40 - 50 cm.

3.3.3. Cara Penanaman


Penanaman dapat langsung di lapangan tanpa penyemaian atau dengan penyemaian
terlebih dahulu. Apabila tanpa penyemaian maka biji bayam dicampur abu disebarkan
langsung di atas bedengan menurut barisan pada jarak antar barisan 20 cm dan arahnya
membujur dari Barat ke Timur. Setelah disebarkan benih segera ditutup dengan tanah
halus dan disiram hingga cukup basah. Waktu penanaman paling baik adalah pada awal
musim hujan. Dengan penyemaian maka tanaman dapat tumbuh dengan lebih baik
karena benih diperoleh dengan cara seleksi untuk ditanam.

3.4. Pemeliharaan Tanaman

3.4.1. Penjarangan dan Penyulaman


Apabila sewaktu menyebar benih secara langsung di lapangan tidak merata maka akan
terjadi pertumbuhan yang mengelompok (rapat) sehingga pertumbuhannya terhambat
karena saling bersaing satu sama lain. Oleh karena itu perlu dilakukan penjarangan
sekaligus sebagai panen pertama. Apabila tanaman bayam dihasilkan dari benih yang
disemai maka setelah penanaman di lapangan ada yang mati / terserang penyakit, maka
perlu dilakukan penyulaman dengan mengganti tanaman dengan yang baru. Caranya
dengan mencabut dan apabila terserang penyakit segera dimusnahkan agar tidak
menular ke tanaman lainnya. Penyulaman dapat dilakukan seminggu setelah tanam.

3.4.2. Penyiangan
Penyiangan dilakukan apabila muncul gulma tanaman Gelang (Portulaca oleracea) dan
rumput liar lainnya. Kehadiran gulma gelang dapat menurunkan produksi bayam antara
30 - 65%. Penyiangan dilakukan bersamaan dengan penggemburan tanah. Alat yang
digunakan dalam penyiangan dapat berupa cangkul kecil atau sabit. Caranya dengan
dicangkul untuk mencabut gulma atau langsung dicabut dengan tangan. Disamping itu
pencangkulan dilakukan untuk menggemburkan tanah.

3.4.3. Pembubunan
Proses pembubunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan.

3.4.4. Perempalan
Apabila perawakan tanaman terlalu subur, mungkin perlu dilakukan perempalan tunas -
tunas liar dan pemasangan ajir / turus untuk memperkuat tegaknya tanaman agar tidak
rebah.
3.4.5. Pemupukan
Pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk organik, untuk tiap lubang calon
tanaman sekitar 0,4 - 0,8 kg. Dengan demikian kuantum pupuk organik akan berkisar 15
- 30 ton. Untuk pertanaman di dataran rendah bekas sawah, pupuk organik tidak
diberikan, tinggi bedengan perlu ditambah dan dalamnya parit antar bedengan perlu
diperdalam. Pupuk organik yang diberikan adalah pupuk N (Urea sekitar 250 kg / ha
atau ZA 500 kg / ha) cara dilarutkan dalam air ± 25 gram / 10 liter air, TSP 300 kg / ha
dan KCl 200 kg/ha. N diberikan dua kali, setengah takaran pada waktu tanam dan yang
setengahnya lagi pada umur 30 hari setelah tanam. Apabila ternyata nanti pertumbuhan
tanaman kurang subur, dapat dipertimbangkan untuk memberi pupuk N susulan
dengan takaran sekitar 125 kg / ha, interval sekitar 30 hari dan dihentikan 30 hari
sebelum panen. Pupuk P diberikan sekali pada waktu tanam, sedangkan pupuk K
diberikan dua kali, setengah takaran pada waktu tanam dan setengah lagi pada umur 30
hari setelah tanam.

3.4.6. Pengairan dan Penyiraman


Pada fase awal pertumbuhan, sebaiknya penyiraman dilakukan rutin dan intensif 1 - 2
kali sehari, terutama di musim kemarau. Waktu yang paling baik untuk menyiram
tanaman bayam adalah pagi atau sore hari, dengan menggunakan alat bantu gembor
(emrat) agar air siramannya merata.

3.4.7. Waktu Penyemprotan Pestisida


Jenis pestisida yang digunakan untuk tanaman bayam adalah Dithane M - 45 dengan
dosis 1,5 - 2 gram / liter air, Ambush 2 EC atau Lannate 2 EC dengan konsentrasi 2 gram
per liter air. Penyemprotan dilakukan dengan menggunakan alat penyemprot berupa
tangki sprayer. Cara penyemprotan yaitu jangan dilakukan ketika angin bertiup kencang
dan jangan menentang arah datangnya angin. Jangan melakukan penyemprotan pada
saat akan hujan dan sebaiknya dicampurkan bahan perekat. Waktu penyemprotan
dilakukan pada pagi hari benar atau sore hari ketika udara masih tenang. Hal tersebut
untuk menghindari matinya lebah atau serangga lainnya yang menguntungkan.

3.5. Hama dan Penyakit


3.5.1. Hama

1. Serangga ulat daun (Spodoptera Plusia Hymenia)


Gejala: daun berlubang - lubang. Pengendalian: pestisida / cukup dengan
menggoyangkan tanaman.

2. Serangga kutu daun (Myzus persicae Thrips sp.)


Gejala: daun rusak, berlubang dan layu. Pengendalian: pestisida / cukup dengan
menggoyangkan tanaman.

3. Serangga tungau (Polyphagotarsonemus latus)


Gejala: daun rusak, berlubang dan layu. Pengendalian: pestisida / cukup dengan
menggoyangkan tanaman.

4. Serangga lalat (Liriomyza sp.)


Gejala: daun rusak, berlubang dan layu. Pengendalian: pestisida / cukup dengan
menggoyangkan tanaman.

3.5.2. Penyakit

1. Rebah kecambah
Penyebab: cendawan Phytium sp. Gejala: menginfeksi batang daun maupun batang
daun. Pengendalian: Fungisida

2. Busuk basah
Penyebab: cendawan Rhizoctonia sp. Gejala: adanya bercak - bercak putih.
Pengendalian: sama dengan pengendalian penyakit rebah kecambah.

3. Karat putih
Penyebab: cendawan Choanephora sp. Gejala: menginfeksi batang daun dan daunnya.
Pengendalian: sama dengan pengendalian penyakit rebah kecambah.

3.5.3. Gulma
Jenis gulma: rumput - rumputan, alang-alang. Ciri - ciri: tumbuh mengganggu tanaman
budidaya. Gejala: lahan banyak ditumbuhi pemila liar. Pencegahan: herbisida

3.6. Panen

3.6.1. Ciri dan Umur Panen


Ciri-ciri bayam cabut siap panen adalah umur tanaman antara 25 - 35 hari setelah
tanam. Tinggi tanaman antara 15 - 20 cm dan belum berbunga. Waktu panen yang
paling baik adalah pagi atau sore hari, saat suhu udara tidak terlalu tinggi.

3.6.2. Cara Panen


Cara panennya adalah dengan mencabut seluruh bagian tanaman dengan memilih
tanaman yang sudah optimal. Tanaman yang masih kecil diberi kesempatan untuk
tumbuh membesar, sehingga panen bayam identik dengan penjarangan.

3.6.3. Periode Panen


Panen pertama dilakukan mulai umur 25 - 30 hari setelah tanam, kemudian panen
berikutnya adalah 3-5 hari sekali. Tanaman yang sudah berumur 35 hari harus dipanen
seluruhnya, karena bila melampaui umur tersebut kualitasnya menurun atau rendah;
daun - daunnya menjadi kasar dan tanaman telah berbunga.

3.6.4. Prakiraan Produksi


Produksi bayam per hektar dapat mencapai sekitar 22.630 kg.

3.7. Pascapanen

3.7.1. Pengumpulan
Pengumpulan dilakukan setelah panen dengan cara meletakkan di suatu tempat yang
teduh agar tidak terkena sinar matahari langsung, karena dapat membuat daun layu.

3.7.2. Penyortiran dan Penggolongan


Penyortiran dilakukan dengan memisahkan bayam yang busuk dan rusak dengan bayam
yang baik dan segar. Disamping itu juga penggolongan terhadap bayam yang daunnya
besar dan yang daunnya kecil. Setelah itu diikat besar - besar maupun langsung degan
ukuran ibu jari.

3.7.3. Penyimpanan
Penyimpanan untuk menjaga kesegaran bayam dapat diperpanjang dari 12 jam tempat
terbuka (suhu kamar) menjadi 12 - 14 hari dengan perlakuan suhu dingin mendekati 0
derajat C, misalnya dengan remukan es.

3.7.4. Pengemasan dan Pengangkutan


Pengemasan (pewadahan) dalam telombong atau dedaunan yang digulungkan
menyelimuti seluruh bagian bayam, sehingga terhindar dari pengaruh langsung sinar
matahari. Pengangkutan ke pasar dengan cara dipikul maupun angkutan lainnya, seperti
mobil atau gerobak.

3.7.5. Pencucian
Pencucian hasil panen pada air yang mengalir dan bersih, atau air yang disemprotkan
melalui selang maupun pancuran.

3.7.6. Penanganan Lain


Bayam dapat diolah menjadi berbagai jenis masakan. Sewaktu memasak bayam ialah
tidak boleh terlalu lama. Bayam cukup hanya direbus selama ± 5 menit. Memasak bayam
terlalu lama akan menyebabkan daun-daunnya menjadi hancur (lonyoh), rasanya tidak
enak, dan kandungan vitamin C-nya menguap (menghilang).
http://cerianet-agricultur.blogspot.com/2008/12/budidaya-bayam.html

Permasalahan pertanian organik di Indonesia sejalan dengan perkembangan pertanian organik


itu sendiri. Pertanian organik mutlak memerlukan pupuk organik sebagai sumber hara utama.
Dalam sistem pertanian organik, ketersediaan hara bagi tanaman harus berasal dari pupuk
organik. Padahal dalam pupuk organik tersebut kandungan hara per satuan berat kering bahan
jauh dibawah realis hara yang dihasilkan oleh pupuk anorganik, seperti Urea, TSP dan KCl.

b. Teknologi pendukung

Setelah masalah penyediaan pupuk organik, masalah utama yang lain adalah teknologi budidaya
pertanian organik itu sendiri. Teknik bercocok tanam yang benar seperti pemilihan rotasi tanaman
dengan mempertimbangkan efek allelopati dan pemutusan siklus hidup hama perlu diketahui.
Pengetahuan akan tanaman yang dapat menyumbangkan hara tanaman seperti legum sebagai
tanaman penyumbang Nitrogen dan unsur hara lainnya sangatlah membantu untuk kelestarian
lahan pertanian organik. Selain itu teknologi pencegahan hama dan penyakit juga sangat
diperlukan, terutama pada pembudidayaa pertanian organik di musim hujan.

c. Pemasaran

Pemasaran produk organik didalam negeri sampai saat ini hanyalah berdasarkan kepercayaan
kedua belah pihak, konsumen dan produsen. Sedangkan untuk pemasaran keluar negeri, produk
organik Indonesia masih sulit menembus pasar internasional meskipun sudah ada beberapa
pengusaha yang pernah menembus pasar international tersebut. Kendala utama adalah
sertifikasi produk oleh suatu badan sertifikasi yang sesuai standar suatu negara yang akan di
tuju. Akibat keterbatasan sarana dan prasarana terutama terkait dengan standar mutu produk,
sebagian besar produk pertanian organik tersebut berbalik memenuhi pasar dalam negeri yang
masih memiliki pangsa pasar cukup luas. Yang banyak terjadi adalah masing-masing melabel
produknya sebagai produk organik, namun kenyatannya banyak yang masih mencampur pupuk
organik dengan pupuk kimia serta menggunakan sedikit pestisida. Petani yang benar-benar
melaksanakan pertanian organik tentu saja akan merugi dalam hal ini.
http://io.ppijepang.org/v2/index.php?option=com_k2&view=item&id=113:mungkinkah-
pertanian-organik-di-indonesia?-peluang-dan-tantangan

Selama beberapa dasawarsa ini telah terjadi pergeseran pola dan sistem tanam pada
masyarakat petani kita, sehingga terjadi perubahan dan kerusakan lingkungan yang bersifat
global, tidak hanya pada tanah tetapi juga pada air dan udara.• Akibat perubahan lingkungan ,
berdampak pula pada kesehatan manusia dimana daya tahan manusia terhadap penyakit
semakin menurun, dan timbul jenis – jenis bakteri dan virus yang baru dan daya tahan bakteri
dan virus baru tersebut relative meningkat terhadap obat.

Sumber: http://id.shvoong.com/humanities/philosophy/1892925-petanicenter-blogspot-
com/#ixzz12S3YS7Bx

·Kesehatan
Akibat perubahan lingkungan , berdampak pula pada kesehatan manusia
dimana daya tahan manusia terhadap penyakit semakin menurun, dan
timbul jenis – jenis bakteri dan virus yang baru dan daya tahan bakteri
dan virus baru tersebut relative meningkat terhadap obat.
·Keadilan dan Perlindungan
Kalau dibandingkan dengan zaman dahulu , zaman sekarang terjadi
penurunan terhadap kwalitas maupun kwantitas terhadap hasil dari
tanaman, sehingga menimbulkan dampak terhadap pendapatan dari para
petani, dimana terjadi peningkatan modal tapi tidak disertai dengan hasil
yang memadai. Munculnya strain baru hama dan penyakit dari tanaman.
·Finansial
Selama ini kita melihat keuntungan dari hasil panen petani tidak
seluruhnya diterima oleh petani, hanya sekitar 20% - 30% hasil dari
panen, yang lain menghilang begitu saja, hal ini diakibatkan oleh
kurangnya modal para petani . Kurangnya bantuan berupa modal dan
tehnologi dari pemerintah maupun LSM.
Dari hasil pengamatan terhadap ketiga hal diatas, kita dapat
menyimpulkan apa penyebab perubahan semua itu, yaitu pengolahan
lahan yang tidak sesuai dengan ketentuan, pemakaian pupuk dan
pestisida kimia yang tidak sesuai prosedur, kurang pengetahuan tentang
kesehatan lingkungan.
Akibat terjadinya perubahan lingkungan yang extrim terjadi pula
perubahan pada kehidupan sosial pada masyarakat, dengan ini maka
kami dari Lembaga Masyarakat Tani Organik(LMTO) mengajak element
masyarakat yang mempunyai visi , misi dan inovasi atas kepedulian
terhadap lingkungan bergabung dan bekerja bersama untuk
mengembangkan sebuah rencana jangka panjang bagi perbaikan
lingkungan dan masyarakat Indonesia.
http://lembagamitrataniorganik.blogspot.com/

Lahan terbatas bukan berarti niat bertanam sayuran jadi kandas.


Ditanam di pot pun bisa, kok. Selain praktis, juga tampak lebih asri.

Bertanam sayuran dalam pot? Bisa-bisa saja, apalagi jika Anda punya
lahan terbatas. Yang penting sedikit kreatif. Sekurang-kurangnya ada
2 keuntungan bertanam sayuran dalam pot. Yang pertama tentu kita
jadi lebih sehat. Konsumsi sayuran berarti memperbanyak kandungan
gizi alami yang terserap dalam tubuh. Yang kedua, suasana rumah
jadi lebih asri. Jika sayuran dalam pot tersebut ditata dengan baik,
misalnya di teras depan, suasana akan jadi sejuk. Apalagi sehabis
disiram/disemprot, pasti akan terlihat daun-daun sayuran yang hijau
asri. Hati pun jadi ayem dan tenteram.

Ada bermacam jenis sayuran, yang dapat dipilah berdasarkan bagian


tanaman yang dimanfaatkan, yakni:
1. Sayuran daun: kubis, sawi, bayam, kangkung, selada, seledri,
bawang daun, dan petsai.
2. Sayuran buah: mentimun, tomat, terong, kecipir, dan stroberi.
3. Sayuran biji: kacang panjang, kacang merah, kacang bogor, dan
buncis.
4. Sayuran bunga antara lain: brokoli, dan kembang kol.
5. Sayuran tunas (muda) antara lain: rebung bambu, dan asparagus.
6. Sayuran umbi antara lain: kentang, lobak, wortel, bawang putih,
dan bawang merah.

SEMAIKAN BENIH
Langkah pertama untuk menanam sayuran dalam pot memilih jenis
sayuran yang cocok ditanam dalam pot di rumah kita. Bila kondisi
lingkungan cukup panas, sebaiknya pilih jenis sayuran untuk daerah
panas, seperti selada, seledri, bawang daun, bayam, kangkung,
terong, kacang panjang, mentimun, dan buncis.
Setelah itu, saatnya memperoleh benih. Anda bisa memperoleh benih
sayuran di toko-toko pertanian. Biasanya, benih-benih tersebut
dibungkus dalam sachet. Yang penting teliti sebelum membeli. Simak
betul tanggal kedaluwarsa benih. Ini berkaitan dengan daya
kecambahnya, apakah masih memungkinkan ditanam atau sudah
tertinggal.

Benih sayuran tersebut sebaiknya disemaikan lebih dahulu. Untuk itu,


buat kotak pesemaian dari kayu dengan ukuran panjang 50 - 60 cm,
lebar 30 - 40 cm, dan tinggi 15 - 20 cm. Dasar kotak dibuat
berlubang-lubang agar air yang berlebih dapat cepat terbuang. Lalu,
isi kotak tersebut dengan campuran tanah subur, pasir, dan pupuk
organik (1:1:1), hingga ketinggian 15 cm.

Sehari sebelum penebaran benih, kotak tempat persemaian disiram


hingga cukup basah. Buat alur-alur dangkal dengan telunjuk.
Kedalaman alur 1 cm dan jarak antar-alur 5 cm. Setelah itu, benih pun
siap ditebarkan merata dalam setiap alur. Tutup dengan tanah tipis
dan siram lagi agar kelembapan tanah dapat dipertahankan. Nah, tak
sampai seminggu, benih-benih sayuran pun akan berkecambah, lalu
menjadi bibit.

SIRAM DAN BERI PUPUK


Pemeliharaan sayuran dalam pot boleh dibilang lebih gampang, karena
lingkungan sekitar tanaman mudah dikendalikan. Misalnya jika ada
sayuran yang nyaris layu, segera siram, dan sayuran pun akan
kembali segar. Penyiraman cukup dilakukan sekali sehari, bisa pagi
atau sore.

Namun, seandainya kondisi sayuran dalam pot amat kering, misalnya


saat musim kemarau, bolehlah disiram pagi dan sore.

Jangan lupa, lakukan pemupukan. Sediakan pupuk NPK sebanyak 30


gram, lalu larutkan dalam 10 liter air. Siramkan di sekeliling sayuran.
Pemupukan pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 3 minggu,
dan diulang sekali lagi pada umur 6 minggu.

Bagaimana dengan hama sayuran? Lazimnya, tanaman sayuran


memang cukup sensitif terhadap hama. Untuk mengatasinya,
sebaiknya hama itu dikendalikan secara manual, misalnya diambil, lalu
dimatikan. Usahakan tidak memakai pestisida, toh lingkungannya
terbatas, yakni hanya dalam pot. Ini akan membuat sayuran lebih
segar dan sehat.
http://nostalgia.tabloidnova.com/articles.asp?id=9277

A. Media
Media hidroponik yang baik memiliki pH yang netral atau antara 5.5 -6.5. Selain itu media
harusporous dan dapat mempertahankan kelembaban. Media yang digunakan dapatdibedakan
menjadi dua berdasarkan tahap pertumbuhan tanaman :

Media untuk persemaian atau pembibitan


Untuk persemaian dapat digunkan media berupa pasir halus, arang sekam ataurockwool. Pasir
halus sering digunakan karena mudah diperoleh dan harganyamurah, namun kurang dapat
menahan air dan tidak terdapat nutrisi di dalamnya. Mediayang biasa digunakan adalah
campuran arang sekam dan serbuk gergaji atau serbuksabut kelapa.

Media untuk tanaman dewasa


Media untuk tanaman dewasa hampir sama dengan media semai, yaitu pasir agakkasar, arang
sekam, rockwool dan lain-lain. Media yang ideal adalah arangsekam. Keuntungannya adalah
kebersihan dan sterilitas media lebih terjaminbebas dari kotoran maupun organisme yang dapat
mengganggu seperti cacing, kutudan sebagainya yang dapt hidup dalam pasir. Media arang
sekam bersifat lebihringan namun lebih mudah hancur, penggunaannya hanya dapat untuk dua
kalipemakaian. Arang sekam dapat dibeli di toko-toko pertanian atau membuatsendiri.

B. Benih
Pemilihan benih sangat penting karena produktivitas tanaman teranganutngdari keunggulan
benih yang dipilih. Periksa label kemasan benih, yaitu tanggalkadaluarsa, persentase tumbuh
dan kemurnian benih. Pemilihan komoditas yangakan ditanam diperhitungkan masak-masak
mengenai harga dan pemasarannya. Contohsayuran eksklusif yang mempunyai nilai jual di atas
rat-rata adalah tomatRecento, ketimun Jepang, Melon, parika, selada, kailan, melon dan lain-lain.

C. Peralatan Budidaya Hidroponik

• Peralatan yang diperlukan adalah:


• Wadah semai, bisa menggunakan pot plastik, polybag kecil, bak plastik, nampansemai,
atau kotak kayu.
• Wadah tanaman dewasa, umumnya digunakan polybag berukuran 30-40 cm
denganlobang secukupnya untuk mengalirkan kelebihan air saat penyiraman.
• Kertas tissu/koran basah untuk menjaga kelembaban
• Ayakan pasir untuk mengayak media semai
• Handsprayer untuk penyiraman
• Centong pengaduk media
• Pinset untuk mengambil bibit dari wadah semai
• Polybag ukuran 5 kg untuk penanaman transplant
• Benang rami (seperti yang sering digunakan tukang bangunan) untuk mengikattanaman
• Ember penyiram

D. Pelaksanaan
Persiapan media semai
Sebelum melakukan persemaian, sempuran media semai diaduk dahulu secara merata.

Persemaian tanaman
Persemaian benih besar
Untuk benih yang berukuranbesar seperti benih melon dan ketimun, sebaiknya dilakukan
perendaman di dalaair hangat kuku selama 2-3 jam dan langsung ditanamkan dalam wadah
semai yangberisi media dan telah disiram dengan air. Benih diletakkan dengan pinsetsecara
horisontal 4-5 mm dibawah permukaan media.
Transplanting bibit dari wadah semai ke wadah yang lebih besar dapat dilakukanketika tinggi bibit
sekitar 12-15 cm (28-30 hari setelah semai).

Persemaian benih kecil


Untuk benih berukuran kecil seperti tomat, cabai, terong dan sebagainyacara persemaiannya
berbeda dengan benih besar. Pertama siapkan wadah semaidengan media setebal 5-7 cm. Di
tempat terpisah tuangkan benih yang dicampurkandengan pasir kering steril secukupnya dan
diaduk merata. Benih yang telah tercampurdengan pasir ditebarkan di atas permukaan media
semai secara merata, kemudianditutup dengan media semai tipis-tipis (3-5 mm). Setelah itu
permukaan wadahsemai ditutup dengan kertas tisu yang telah dibasahi dengan
handsprayerkemudian simpan di tempat gelap dan aman.Wadah semai sebaiknya dikenakan
sinarmatahari tip pagi selama 1-2 jam agar perkecambahan tumbuh dengan baik dansehat.
Setelah benih mulai berkecambah, kertas tisu dibuang.

Setelah bibit mencapai tinggi 2-3 cm dipindahkan ke dalam pot/polybagpembibitan.

Perlakuan semai
Bibit kecil yang telah berkecambah di dalam wadah semai perlu disiramidengan air biasa.
Penyiraman jangan berlebih, karena dapat menyebabkan seranganpenyakit busuk.

Pembibitan
Setalah bibit berumur 15-17 hari (bibit yang berasal dari benih kecil)perlu dipindahkan dari wadah
semai ke pot/polybag pembibitan agar dapat tumbuhdengan baik. Caranya adalah dengan
mencabut kecambah di wadah semai (umur 3-4minggu setelah semai) secara hati-hati dengan
tangan agar akar tidak rusakkemudian tanam pada lubang tanam yang telah dibuat pada
pot/polybag pembibitan.

Transplanting/pindah tanam
Sebelum dilakukan pindah tanam, perlu dilakukan persiapan media tanam,yaitu dengan
mengisikan media tanam ke polybag. Sebaiknya pengisian dilakukandi dekat lokasi penanaman
di dalam green house agar sterilitas media tetapterjaga.

Setelah wadah tanam siap dan dibuatkan lubang tanam, maka transplanting siapdilakukan.
Transplanting dilakukan dengan membalikkan pot pembibitan secaraperlahan-lahan dan
menahan permukaannya dengan jemari tangan (bibit dijepitdiantara jari telunjuk dan jari tengah).
Jika pada pembibitan digunakanpolybag, maka cara transplanting bisa dilakukan dengan
memotong/mengguntingdasar polybag secara horisontal.

Penyiraman
Penyiraman dilakukan secara kontinu, dengan indikator apabila media tumbuhdipegang dengan
tangan terasa kering. Meida tanam hidroponik bersifat keringsehingga penyiraman tanaman
jangan sampai terlambat. Jenis dan cara penyiramanadalah sebagai berikut:
Penyiraman manual
Penyiraman dilakukan dengan handsprayer, gembor/emprat atau gayung. Carapenyiramannya
adalah sebagai berikut :
Pada masa persemaian
Cara penyiraman untuk benih berukuran kecil cukup dengan handsprayer 4-5 kalisehari untuk
menjaga kelembaban media. Untuk benih berukuran besar digunakangembor/emprat berlubang
halus atau tree sprayer.
Pada masa pembibitan
Penyiraman dilakukan dengan gembor dilakukan sebanyak 5-6 kali sehari danditambahkan
larutan encer hara.
Pada masa pertumbuhan dan produksi
Penyiraman dilakukan dengan memeberikan 1.5-2.5 l larutan encer hara setiapharinya.

Penyiraman otomatis
Penyiraman dapat dilakukan dengan Sprinkle Irrigation System dan DripIrrigation System, yaitu
sistem penyiraman semprot dan tetes . Sumber tenagaberasal dari pompa.

Perawatan Tanaman. Perawatan tanaman yang perlu dilakukan antara lain adalah:
Pemangkasan
Pemangkasan dilakukan untuk membuang cabang yang tidak dikehendaki, tunasair, atau cabang
yang terkena serangan penyakit. Pemangkasan dilakukan untukmeningkatkan pertumbuhan dan
produksi tanaman. Misal pada tomat recento hanyadipelihara satu batang utama untuk produksi.

Pengikatan
Tanaman yang telah berada di wadah tanam selama 7 hari memerlukan penopangagar dapat
berdiri tegak sehingga tanaman dapat tumbuh rapi dan teratur. Penopangtersebut diberikan
dengan cara mengikat tanaman dengan tali (benang rami).

Penjarangan bunga (pada sayuran buah)


Penjarangan bunga perlu dilakukan agar pertumbuhan buah sama besar. Namun hasilpenelitian
penjarangan bunga pada ketimun Gherkin tidak menunjukkan hasil yangberbeda dengan
perlakuan tanpa penjarangan bunga.

Pengendalian hama dan penyakit


Pengendalian dapat dilakukan baik secara manual maupun dengan pestisida.

Panen dan Pasca panen


Pemanenan
Dalam pemanenan perlu diperhatikan cara pengambilan buah/ hasil panen agardiperoleh mutu
yang baik, misalnya dengan menggunakan alat bantu pisau ataugunting panen. Cara panen yang
benar dan hati-hati akan mencegah kerusakantanaman yang dapat mengganggu produksi
berikutnya.

Kriteria panen masing-masing jenis sayuran berlainan satu sama lainnya dantergantung dari
pasar. Makin besar buah belum tentu makin mahal/laku, malahtermasuk kriteria buah afkir
sehingga waktu panen yang tepat dan pengawasanpada proses produksi perlu diperhatikan.

Penanganan pasca panen


Pemasaran produk hasil budidaya hidroponik sangat dipengaruhi olehperlakuan pasca panen.
Standar harga penjualan produksi tergantung dari menarikatau tidaknya produk yang dihasilkan,
terutama dilihat dari penampilan produk(bentuk, warna, dan ukuran). Perlakuan pasca panen
sangat penting karenakualitas produk tidak semata-mata dari hasil produksi saja, melainkan
sangattegantung dan ditentukan oleh penanganan pasca panen, kemasan, sistempenyusunan,
metode pengangkutam maupun selektivitas produk. Kerusakan produkdapat dikurangai dengan
penanganan pasca panen yang tepat sehingga diharapkandapat meningkatkan nilai tambah
pada produk yang dijual.

http://www.g-excess.com/id/teknik-budidaya-sayuran-secara-hidroponik.html

BERKEBUN SAYUR DI PEKARANGAN RUMAH


Apakah anda memiliki pekarangan kecil di rumah,namun bingung hendak
menanam apa ? Bagaimana kalau anda mencoba untuk bertanam sayur mayur di
perkarangan terbatas? Selain ikut berpartisipasi dalam gerakan GO GREEN, terdapat
keuntungan-keuntungan lainnya , yaitu ;

1. Selain untuk penghijauan, tanaman sayuran dapat menjadi sumber kebutuhan


sayur

2. Salah satu bentuk penyaluran hobi,

3. Timbulnya rasa bangga jika mampu memanen dan mengkonsumsi sayuran


yang

ditanam sendiri .

4. Diperolehnya sayuran yang lebih terjamin kebersihan dan mutunya, karena

penggunaan pestisida yang dapat ditekan semaksimal mungkin

5. Bertanam sayuran berarti melatih seluruh anggota keluarga untuk lebih


mencintai.

Alam .

6 Bahkan di tengah kondisi harga bahan kebutuhan pokok naik,menanam sayur


mayur

di kebun dapat turut membantu perekonomian dalam rumah tangga , bahkan kalau

hasilnya lebih, bisa dijual ke pasar

Ada beberapa jenis sayuran yang dapat ditanam dipekarangan , antara lain ;

1. Sayuran buah seperti cabai besar, cabai rawit, kapri, kecipir, tomat,
buncis,kacang panjang, terong , mentimun , pare dan paprika .

2. Sayuran daun seperti kangkung, caisim, bawang daun, bayam, kubis,


kemangi, seledri, selada, sawi, dan talas daun.

3. Sayuran bunga seperti kol, brokoli dan bunga papaya

4. Sayuran umbi seperti wortel, kentang, bawang merah dan bawang putih,
bawang bombay, dan lobak serta tanaman bumbu dan empon-emponan
seperti temu kunci, kencur, serai, lengkuas dan kunyit yang masih
termasuk tanaman sayuran umbi .
Dan ada beberapa model penanaman yang dapat kita lakukan ;

Penanaman Konvensional

Pada model ini hal yang perlu diperhatikan adalah pemilahan areal tanam, persiapan dan
pengolahan lahan tanam dan penyediaan bahan tanaman. Pengolahan lahan tanam
meliputi pembersihan, pengolahan, pemupukan dan pembuatan bedengan sesuai dengan
kebutuhan. Pencangkulan juga perlu dilakukan untuk menggemburkan lahan. Kemudian
dilakukan pemupukan dasar dengan tujuan untuk menambah unsur hara pada tanah
dengan cara mencampurkan dan mengaduk pupuk secara merata diseluruh bagian lahan.
Pupuk yang sebaiknya digunakan adalah pupuk kandang atau kompos.

Selanjutnya adalah penyediaan bibit , dan tanaman yg dapat diperbanyak dengan bibit
adalah ; bayam cabut, sawi, selada, seledri, kemangi, kecipir, bayam dan tanaman sayur
kacang-kacangan. Biji atau benih tanaman sayuran tersebut dapat dibeli di toko penyalur
benih yang ada. Sedangkan jenis sayuran tradisional seperti daun mangkokan, talas, katuk
dan beluntas yang bijinya sulit diperoleh dapat diatasi dengan penanaman secara stek atau
umbi.

Dalam praktiknya penanganan biji atau benih tanaman sayuran ini ada dua
cara :

1. Disemaikan yaitu sayuran yang sulit berkecambah seperti sawi, seledri, kol,
tomat dan cabai

2. Tidak harus disemaikan (bisa langsung disebar atau ditanam di areal


tanamnya melalui penugalan dan setiap lubang bisa dimasuki tiga biji).
Pada tanaman sayuran stek dan umbi, sebaiknya tidak langsung ditanam,
tetapi terlebih dahulu disemaikan di wadah baki atau polibag yang
dipindahkan setelah tunas dan akarnya terbentuk cukup banyak

Ada beberapa tipe pot yang dikenal yaitu pot tunggal, pot horisontal dan pot vertikal.

Pot tunggal umumnya digunakan untuk jenis tanaman sayuran buah dan umbi seperti
cabai, mentimun, tomat, buncis, pare, terong, paprika, kacang panjang, wortel, kentang,
bawang merah, bawang putih, bawang bombay dan lobak. Pot tunggal dapat dibuat dari
tanah liat, semen, kayu, ember, kaleng atau polibag. Yang pada bagian dasarnya telah
dilubangi sebagai pengatur drainase air.

Pot horisontal dibagi dua, horisontal tunggal dan horisontal bertingkat yang harus dibuat
sendiri dengan menggunakan pipa PVC, bambu, papan, talang atau balok kayu. Dan
digunakan untuk jenis tanaman sayuran bunga dan daun yang mempunyai perakaran
dangkal dan sempit seperti kangkung, selada, talas daun, kailan, baby kapri, caisim,
bawang daun, kubis, kol dan brokoli. Pot vertikal sama uraiannya dengan pot horisontal
di atas.
Juga untuk media tanam haruslah menyediakan unsur hara yang cukup bagi tanaman.
Persyaratannya adalah : campuran abu sampah dan pupuk kandang, gambut dan pupuk
kandang, kompos sampah rumah tangga dan tanah atau pasir, abu sekam dan pupuk
kandang, tanah dan sekam serta pupuk kandang, pasir dan pupuk kandang, tanah dan
pupuk kandang yang perbandingan campuran media tanam adalah 1:1 atau 2:1, yang
terakhir disarankan 3:1.

Beberapa keuntungan yang diperoleh dari bertanam sayuran di pot antara lain :

• Dapat dikerjakan pada pekarangan yang sempit

• Sebagai alternatif untuk tanah pekarangan yang tidak subur

• Lebih gampang untuk dipindah tempatkan

• Lebih mudah untuk menyesuaikan dengan faktor agroklimat (kondisi tanah dan

Iklim yang diperlukan tanaman .

• Sekaligus berfungsi sebagai tanaman hias.

Beberapa faktok agroklimat dapat diubah agar sesuai dengan keperluan sayuran
yang kita tanam terutama sayuran dalam pot, misalnya jenis tanah, pH tanah, curah hujan
dan banyaknya sinar matahari, sedangkan suhu dan kelembaban udara sangat sulit untuk
diubah. sebagai contoh media tanam yang terdiri dari campuran tanah subur, pupuk
kandang dan pasir dapat diatur perbandingannya sesuai dengan keperluan masing-masing
jenis sayuran yang ditanam,

pH tanah dapat diturunkan dengan menambah kapur pada media tanamnya, atau
curah hujan dan sinar matahari dapat diatur banyaknya dengan mengontrol penyiraman
dan memberi naungan. Suhu dan kelembaban udara hanya dapat diubah dengan
menggunakan rumah kaca, sehingga untuk penanaman sayuran di pekarangan, jenis
sayuranlah yang disesuaikan dengan kedua faktor tersebut, dimana kedua faktor tersebut
sangat terkait dengan ketinggian tempat dari permukaan laut. Karena itu pilihlah jenis-
jenis sayur yang dapat tumbuh dengan ketinggian tempat yang sama dengan daerah kita.

Pot yang digunakan harus mampu mendukung pertumbuhan tanaman dengan baik
terutama perakaran.. Beberapa jenis pot ini tidak memiliki sifat pot yang baik sehingga
pada siang hari yang panas, suhu pot cepat naik dan tanaman menjadi layu. Karena itu,
beberapa jenis pot perlu dilubangi didindingnya.

Ciri-ciri kriteria pot yang baik adalah ;

• Mampu mendukung perkembangan perakaran

• Bagian bawah pot harus berlubang untuk merembeskan air berlebih


• Dasar pot yang dipilih, berkaki untuk membantu aerasi dan drainase

• Tidak terlalu berat agar mudah dipindahkan

• Tidak mudah lapuk dan pecah

• D inding pot harus mampu merembeskan air dan udara keluar agar suhu tanah tetap

stabil

Jenis pot yang dapat dipakai dapat berupa pot tanah liat , pot plastik , pot porselin, pot
semen,pot ban bekas ,pot kaleng bekas ,dan pot dari anyaman bambu

Penanaman Vertikultura ,

Penanaman jenis ini sangat bermanfaat dan hemat jikalau kita hidup di daerah yang
berpenduduk padat Vertikultur diambil dari istilah verticulture dalam bahasa
Inggris. Istilah ini berasal dari dua kata, yaitu vertical dan culture. Di bidang pertanian,
pengertian verticulture adalah sistem budidaya pertanian yang dilakukan secara vertikal
atau beringkat. Suatu teknik atau cara budidaya tanaman semusim (khusunya sayuran)
pada lahan terbatas yang diatur secara bersusun menggunakan bangunan/tempat khusus
atau model wadah tertentu dengan menerapkan paket teknologi maju, serta komoditas
yang diusahakan bernilai ekonomi tinggi.Mengenai model dan ukuranterserah kreativitas
pemesan. Dan dibuat sedemikian rupa, sehingga muat untuk dijejalkan banyak tanaman.

Kelebihannya adalah ;

Lahan yang minimalis dapat menghasilkan hasil yang maksimal Caranya yaitu dengan
membuat sebuah rak untuk menaruh tanaman. Tanpa harus menanamnya langsung pada
lahan yang ada. Rak tersebut dapat terbuat dari kayu, papan atau bumbu. Bila ingin lebih
kuat dapat menggunakan kerangka besi atau stainless steel.Tapi itu lebih mahal ongkos
pembuatannya.

Keuntungan yang kedua adalah anti banjir , karena mudah dipindahkan,kalau kerangka
bangunannya dibuat tinggi dapat mencegah banjir.

Keuntungan yang ketiga adalah,Penanaman jenis verticultura dapat dipakai untuk


menyalurkan kreatifitas dengan mengecat pot dan rak.Boleh juga jika ditambahkan
pernak pernik pot, seperti wadah air dibawahnya atau pot-pot gantung.

Vertikultur sangat cocok dipakai untuk budi daya tanaman semusim, misalnya sayur-
sayuran.

Selain menanamnya mudah, hasilnya langsung dinikmati. Aneka sayuran yang dapat
ditanam antara lain seledri, selada, kangkung, bayam atau kemangi. Pohon cabai, tomat,
atau terong, juga mudah sekali tumbuh di dalam pot. Jenis poly bag atau kantung plastik
tebal berwarna hitam, dapat menggantikan fungsi pot tanaman.

Sawi dan selada air akan dipanen ketika berumur 40 hari, bayam di usia 28 hari, dan
cabai umumnya berbuah saat berumur 3 bulan dan hasil panen yang diperoleh tidak jauh
berbeda dengan cara pertanian yang diolah budi daya bercocok tanam ini, para anggota
keluarga tidak perlu lagi mengeluarkan dana untuk membeli pupuk. Pupuk alami mampu
dibuat sendiri dari sisa-sisa sampah dapur. Potongan-potongan sayuran, kulit buah atau
sisa-sisa makanan merupakan bahan organik yang bermanfaat. Yaitu bahan yang mudah
terurai oleh tanah dan diperlukan oleh tanaman.Pembuatannya cukup menimbun di dalam
tanah. Dibiarkan terurai selama kurang lebih satu bulan lamanya. Setelah itu dapat
dipakai sebagai media tanam. Dengan ditambah oleh campuran pasir, tanah gembur, serta
pupuk kompos tadi. Takarannya

yang seimbang, yaitu 1:1:1.

Selain kompos, pupuk yang baik adalah pupuk kandang. Biasanya diperoleh dari kotoran
sapi, kambing, atau kerbau. Bagi penduduk di sekitar Jakarta, lebih mudah
mendapatkannya di toko pertanian terdekat. Kotoran hewan peliharaan seperti ayam,
burung, serta kelinci mampu digunakan untuk pembuatan pupuk kandang tersebut.
Prosesnya sama seperti pupuk kompos tadi. Dikubur dahulu agar tidak berbau, dan
biarkan mikro organisme yang mengurainya.

Kotoran anjing dan kucing kurang cocok dipakai untuk membuat pupuk kandang, Sisa-
sisa makanan yang dikeluarkan oleh binatang pemakan rumput jauh lebih baik
hasilnya.Terasa lebih asyik dengan menggunakan pupuk buatan sendiri. masalah limbah
rumah tangga dan ternak sedikit teratasi. Hasil yang dipetik jauh lebih sehat, karena
pupuk yang dipakai adalah alami, tanpa bahan kimia buatan.

Di sisi lain, air yang dipakai untuk menyiram adalah air yang bersih. Berbeda dengan
para petani sayuran di perkotaan atau daerah lainnya. Mungkin air yang digunakan adalah
air sungai yang kotor dan tercemar. Atau mengandung pestisida hama yang larut dalam
air. Tentunya seluruh anggota keluarga tidak mau tercemarkan? Selamat mencoba.

Gambar Vertikultur
http://green.kompasiana.com/penghijauan/2011/02/05/berkebun-sayur-di-pekarangan-
rumah/

Sayuran Dalam Pot

Pekarangan bagi sebagian orang berfungsi


sebagai tempat bermain dan bersantai anggota keluarga, dan bagi
sebagian yang lain pekarangan berfungsi sebagai lahan untuk tanaman
hias (taman), tanaman buah, tanaman obat atau sayuran.
Bertanam sayur di pekarangan sering dilakukan masyarakat pedesaan
karena umumnya mereka memiliki pekarangan yang luas. Di perkotaan,
dimana pekarangan yang luas jarang dimiliki orang, bukanlah halangan
untuk bertanam sayuran, bahkan rumah tanpa pekarangan pun masih
bisa bertanam sayuran dalam pot di teras rumah atau dengan pot
gantung.

Beberapa keuntungan yang diperoleh dari bertanam sayuran di pot antara


lain :
Dapat dikerjakan pada pekarangan yang sempit.
Sebagai alternatif untuk tanah pekarangan yang tidak subur.
Lebih gampang untuk dipindahtempatkan.
Lebih mudah untuk menyesuaikan dengan faktor agroklimat (kondisi
tanah dan iklim) yang diperlukan tanaman.
Sekaligus berfungsi sebagai tanaman hias.

Memilih Jenis Sayuran


Seperti tanaman lain pada umumnya sayuran memerlukan kondsi tanah
dan iklim tertentu untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan baik,
antara lain jenis tanah, derajat keasaman (pH) tanah, curah hujan,
banyaknya sinar matahari, suhu udara, kelembaban udara dan ketinggian
tempat dari permukaan laut.

Beberapa faktor agroklimat dapat diubah agar sesuai dengan keperluan


sayuran yang kita tanam terutama sayuran dalam pot, misalnya jenis
tanah, pH tanah, curah hujan dan banyaknya sinar matahari, sedangkan
suhu dan kelembaban udara sangat sulit untuk diubah. sebagai contoh
media tanam yang terdiri dari campuran tanah subur, pupuk kandang dan
pasir dapat diatur perbandingannya sesuai dengan keperluan masing-
masing jenis sayuran yang ditanam, pH tanah dapat diturunkan dengan
menambah kapur pada media tanamnya, atau curah hujan dan sinar
matahari dapat diatur banyaknya dengan mengontrol penyiraman dan
memberi naungan. Suhu dan kelembaban udara hanya dapat diubah
dengan menggunakan rumah kaca, sehingga untuk penanaman sayuran
di pekarangan, jenis sayuranlah yang disesuaikan dengan kedua faktor
tersebut, dimana kedua faktor tersebut sangat terkait dengan ketinggian
tempat dari permukaan laut.

Pada daftar di bawah ini dapat dilihat beberap jenis sayuran dengan
kondisi tanah dan iklim yang diperlukannya. Pilihlah sayuran yang dapat
tumbuh dengan baik pada ketinggian tempat yang sama dengan daerah
kita, sedangkan syarat agroklimat lainnya dapat diatur kemudian. Untuk
penanaman dengan skala besar, gunakanlah benih/biji, untuk skala kecil
dapat digunakan stek atau anakan.

Sayuran Tempat Tanah Perbanyakan Panen


Kubis 1000-3000 m dpl umum biji, anakan 3-4 bln
Bubis bunga > 1500 m dpl umum biji 3-4 bln
Wortel 400-1200 m dpl umum biji 2,5-4 bln
Petsai > 1000 m dpl umum biji 2 bln
Kentang 500-3000 m dpl umum umbi 3-4 bln
Bwg Bakung 0-1700 m dpl umum biji, anakan 2,5 bln
Bwg Merah 0-800 m dpl berpasir umbi 60-80 hr
Bwg Putih > 600 m dpl berpasir umbi 85-125 hr
Bayam 0-2000 m dpl umum biji 21-25 hr
Kcg Panjang rendah-tinggi gembur biji 2 bln
Tomat rendah-tinggi berpasir biji 2,5-3 bln
Cabe rendah-tinggi berpasir biji 3 bln
Kecipir 0-800 m dpl umum biji 2-2,5 bln
Buncis 200-300 m dpl umum biji 2,5 bln
Caisim 1000-2000 m dpl umum biji 2 bln
Jagung 0-3000 m dpl umum biji 3-4 bln
Kailan > 1000 m dpl umum biji 2,5 bln
Kapri 500-800 m dpl umum biji 3-4 bln
Labu Siam 0-1000 m dpl umum biji 4 bln
Timun 0-1000 m dpl umum biji 1,5 bln
Turnip tinggi umum biji 1 bln
Seledri rendah-tinggi moss biji, anakan 3 bln
Terong rendah-tinggi umum biji 3 bln
Sawi rendah-tinggi umum biji 1 bln

Penanaman di Pot
Setelah menentukan sayuran apa yang akan ditenam, selanjutnya adalah
persiapan penanaman. Penanaman denga biji diperlukan persemaian
dahulu, sampai bibit memiliki 3-4 lembar daun baru dipindah ke pot.
Penanaman dengan anakan dapat langsung ditanam di pot. Untuk
menghemat biaya, pot bisa diganti dengan polybag (kantong plastik
hitam).

Media tanam atau semai yang umum adalah campuran tanah subur,
pupuk kandang dan pasir dengan perbandingan volume 1:1:1. Untukjenis
sayuran yang memerlukan tanah berpasir, perbanyaklah campuran
pasirnya, untuk sayuran yang memerlukan moss seperti seledri (daun
sop) pakailah media tanam akar eceng gondok, media tanam ini tidak
cepat kering.

Sayuran yang baru ditanam ditempatkan di tempat teduh selama


beberapa hari, untuk sayuran yang memerlukan sinar matahari penuh
pindahkan ke tempat yang tidak ternaungi, dan sayuran yang
memerlukan naungan tempatkan pada tempat yang naung seperti teras
rumah atau di bawah pohon besar. Penyiraman dilakukan 1-2 kali sehari
tergantung tingkat kekeringan media tanamnya. Media tanam yang
banyak mengandung pasir cepat mengering sehingga penyiraman perlu
diperbanyak. Untuk sayuran yang tidak tahan banyak air, selama musim
hujan sebaiknya diberi naungan.

Pemupukan diperlukan apabila media tanam tidak mencukupi kandungan


unsur hara. Untuk lebih praktis pakailah pupuk tablet seperti Dekaform
atau Suburin yang sekali pakai disa untuk berbulan-bulan lamanya. Untuk
tambahan bis agunakan pupuk daun seperti Gandasil D (untuk
pertumbuhan vegetatif) dan gandasil B (untuk pertumbuhan
generatif/pembungaan) dengan dicampur air lalu disemprotkan ke daun
sayurannya, dosis pemakaian tertera pada bungkusnya.

Apabila sayuran terserang hama, penyakit atau gulma, pengendalian


yang paling baik adalah cara fisik, seperti mematikan langsung hama
yang menyerangnya atau memotong sebagian tanaman yang terkena
penyakit kemudian dibuang/bakar agar tidak menular ke tanaman yang
lain, atau mencabut gulma yang tumbuh. Hindarilah penggunaan racun
pestisida, agar sayuran terbebas dari residu racun.

Dengan perawatan dan perhatian yang baik terhadap sayuran yang kita
tanam insya Allah akan memeberikan hasil yang kita inginkan. Akhirnya
pengalaman kita jualah yang banyak menuntun kita bagaimana caranya
menanam dan merawat sayuran dengan baik, karena pada dasarnya teori
adalah kumpulan pengalaman orang lain.
http://ficusbenyamina.blogspot.com/2009/11/sayuran-dalam-pot.html

BUDIDAYA CABE KERITING


par Pasar Tani, vendredi 1 avril 2011, 04:39

Budidaya cabe keriting selama ini banyak dilakukan di wilayah perkebunan. Hal ini

menjadikan adanya anggapan bahwa cabe merupakan jenis tanaman yang hanya bisa

dikembangkan di perkebunan saja. Hal ini mengakibatkan adanya ketergantungan kawasan

yang menjadi konsumen cabe keriting, pada daerah yang menjadi penghasil cabe keriting ini.

Tidak meratanya budidaya cabe keriting inilah yang menyebabkan adanya ketidakstabilan

harga cabe keriting.

Khususnya, masalah harga ini muncul ketika cuaca berada dalam kondisi yang kurang

kondusif untuk berkembangnya tanaman cabe keriting ini. Hal ini karena cabe keriting ini

tergolong jenis tanaman yang sangat rentan terhadap cuaca.


Dan ketika daerah yang menjadi sentra budidaya cabe keriting ini sedang mengalami

gangguan musim, bisa dipastikan muncul masalah pada harga jual cabe keriting ini. Sebab,

cuaca yang kurang kondusif akan berdampak rusaknya tanaman cabe keriting yang

mempengaruhi jumlah persediaan cabe keriting di pasar. Jika stock tidak sebanding dengan

jumlah permintaan, bisa dipastikan akan menyebabkan melambungnya harga jual cabe

keriting di pasar.

Budidaya Cabe Keriting Di Pot

Untuk mengatasi gejolak harga cabe keriting, salah satu yang bisa dikembangkan adalah

dengan menggalakkan budidaya cabe keriting di pot. Dengan melakukan kampanya menanam

di pot ini, semua orang bisa melakukannya, termasuk mereka yang tidak memiliki lahan luas.
Sebab, untuk menanam cabe keriting di pot ini, bisa dilakukan termasuk di sudut halaman

rumah yang sempit sekali pun.

Yang harus dipersiapkan untuk melakukan budidaya cabe keriting di pot di antaranya adalah :

 Pot ukuran sedang. Ukuran ini dikarenakan ukuran pohon cabe keriting tidak terlalu

besar. Sehingga tidak diperlukan media tanam yang besar. Selain itu, dengan ukuran

pot yang tidak terlalu besar, tidak akan membutuhkan tempat yang luas.

 Media tanam. Untuk media tanam ini, kita bisa membelinya di toko penjual tanaman.

Bila tidak mendapatkannya, kita bisa menggunakan tanah yang sudah dicampur

dengan serbuk kompos sebagai penyubur tanah.

 Benih tanaman cabe keriting. Untuk benihnya, kita bisa mendapatkan melalui biji cabe

keriting yang ada di dalam cabe keriting. Bisa pula dengan cara mengeringkan sebuah

cabe dan kita masukkan ke media tanam tanpa perlu mengupas cabe tersebut.

 Letakkan pot di tempat yang memiliki cukup sinar matahari. Jangan letakkan pot di

tempat yang sama sekali tidak terkena sinar matahari karena akan berpengaruh pada

pertumbuhan tanaman.

 Siramlah secara rutin secukupnya, dan berikan pupuk. Ada baiknya, gunakan pupuk

kandang. Apabila ada daun atau buah yang terlihat cacat, sebaiknya langsung

dipotong atau dibuang. Hal ini untuk menghindari menjalarnya penyakit pada seluruh

bagian pohon cabe keriting tersebut

http://www.facebook.com/note.php?note_id=10150195217076043

Idealnya memiliki rumah tinggal adalah yang memiliki lahan yang masih tersisa
yang tidak dipenuhi bangunan. Namun kondisi saat ini banyaknya pengembang
perumahan yang ternyata banyak yang mendesain rumah tinggal dengan
menyisakan sedikit yang belum terbangun dengan alasan mahalnya harga
rumah atau tanah jika mengalokasikan halaman yang luas. Akibatnya kita tidak
dapat melakukan kegiatan budidaya tanah, khususnya untuk budidaya sayuran.

Banyak mereka yang tinggal di perumahan yang lahannya terbatas kemudian


tidak dapat berkebun padahal keinginan hati sebenarnya bisa selalu berkebun di
rumah untuk sekadar mengisi waktu luang atau sedikit melupakan kepenatan
setelah seharian beraktivitas dengan pekerjaan. Namun saat ini bukan menjadi
suatu alasan kita tidak bisa berkebun karena terbatasnya lahan.
Bertanam Sayuran Organik di Lahan Sempit

Berkebun di lahan sempit dapat disiasati dengan cara yang mudah dan aman
serta menghasilkan tanaman yang dapat menghasilkan buah,sayur yang sehat
tidak kalah kualitasnya dengan yang biasa kita beli dan konsumsi setiap hari.
Saat ini orang lagi berusaha untuk selalu mengkonsumsi buah dan sayur organik
dengan alasan kesehatan. Oleh karena itulah, maka budidaya sayuran di lahan
sempit sangat digemari untuk saat ini.

Memulai bertanam sayuran organik atau budidaya sayuran di lahan sempit


tidaklah susah, kita tinggal menyiapkan tempat bertanam yang terdiri dari pot,
polibag, atau paralo diameter 20 cm yang telah dipotong selebar kira-kira 5
sampai 7 cm dengan dibuatkan beberapa lubang kecil beberapa buah dibagian
bawahnya yang berfungsi sebagai resapan agar air tidak menggenang.

Berikutnya adalah menyiapkan media tanam berupa tanah kompos yang dapat
langsung kita beli jadi di kios penjual bunga, ataupun kita dapat membuat sendiri
dari sisa sampah dapur dengan menyisihkan sampah basah dan kering yang
diproses dalam bak khusus selama 1 sampai 2 bulan sudah dapat dimanfaatkan.

Menyiapkan bibit sayur yang akan kita tanam yang ideal kita tanam di lahan
sempit adalah tomat, cabe, terung, sawi, selada, kemangi, timun dan sayur
lainnya yang pada intinya perkembangan tanaman tersebut tidak terlalu
memerlukan tempat yang banyak atau luas. Budidaya sayuran memang tidak
membutuhkan lahan yang luas.

Setelah semua kebutuhan untuk menanam sayur tersedia dan siap tanam kita
upayakan menanam adalah sore hari agar bibit yang kita tanam tidak terkena
sinar matahari secara langsung karena perputaran waktu berikutnya matahari
tenggelam (malam) ada waktu bagi sayur yang kita tanam memulihkan kembali
kesegarannya setelah dicabut (stress).

Mempersiapkan Lokasi Budidaya Sayuran

Mempersiapkan lokasi dimana tanaman yang baru kita tanam adalah penting
yaitu ditempat yang terbuka namun tidak terkena matahari secara
langsung. Tanaman sayur yang ditanam diparalon yang tepat adalah jenis
selada (selada burger) karena tidak mengalami pertumbuhan yang panjang da
besar sehingga paralon bisa diletakkan menggantung di tembok dan dapat
berfungsi sebagai tanaman hias karena bentuknya yang indah dan warna
hijaunyapun segar.

Penataan pot dan polibag juga dapat kita atur sedemikian rupa mengikuti lahan
yang tersisa sehingga rumah kita tampak asri dengan bertanam
sayuran organik di lahan sempit. Selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah
perawatannya yang harus tepat yaitu tidak banyak menyiram dengan air secara
manual namun kita harus memakai alat semprot sehingga air tidak menggenang
untuk menghindari busuk tanaman budidaya sayuran kita.

Pemupukan rutin dan teratur kita lakukan dengan memakai larutan tepung agr-
agar tanpa rasa yang terbuat dari rumput laut sesuai kebutuhan pada pagi atau
sore hari. Penanggulangan hama ulat, belalang dan sejenisnya kita
menggunakan cabe matang kita haluskan dan airnya kita semprotkan di daun
atau tanaman yang diserang hama. Jika memungkinkan kita berupaya
membersihkannya secara teratur agar tanaman sayur organik bebas hama.

Ketelatenan dan kesabaran akan menghasilkan tanaman sayur yang sehat dan
segar serta dapat memenuhi kebutuhan kita mengkonsumsi sayur dari kebun
kita sendiri serta berdampak nyaman dan segarnya halaman rumah kita yang
sempit serta menemukan sarana rekreatif yang efektif setiap hari dengan
merawat tanaman. Menurut para ahlistres dan sakit bisa sembuh dengan
berkebun. Jadi mengapa kita tidak bertanam sayur organik di lahan sempit.

http://www.anneahira.com/budidaya-sayuran.htm

Percantik Rumah dengan Sayur


Organik
Menanam sayuran organik cukup mudah dilakukan sendiri di
rumah.
KAMIS, 13 JANUARI 2011, 13:51 WIB
Pipiet Tri Noorastuti

Sayuran organik (corbis.com)


BERITA TERKAIT
• Kreasi Unik Tato Ubin
• Nomor Rumah Paling Sial: 243
• 5 Trik Menata Rumah Mungil
• Serunya Pesta di Taman
VIVAnews - Menanam sayuran organik di rumah merupakan satu pilihan cerdas.
Keluarga sehat bisa mengonsumsi makanan organik setiap hari. Rumah pun hijau
dan cantik.

Menanam sayuran organik cukup mudah dilakukan sendiri di rumah. Perawatannya


tak jauh berbeda dengan tanaman hias atau bunga. Cukup rawat dengan pupuk
alami seperti kompos. Hindari pupuk kimia atau pestisida.

Tak perlu pula pekarangan atau kebun luas untuk menanamnya. Sayuran organik
bisa tumbuh di dalam pot. Dengan pilihan pot yang menarik dan unik, Anda bisa
menempatkannya di sudut-sudut ruang sebagai hiasan.

Sayuran organik memang banyak dilirik seiring meningkatkan kesadaran masyarakat


untuk hidup sehat. Tapi banyak dari mereka kemudian mengurungkan niat
mengonsumsi makanan organik lantaran harganya mahal. Harga sayur organik bisa
75 persen lebih mahal dibanding sayur biasa.

Untuk bisa menikmati sayuran organik setiap hari, buatlah siklus tanam yang efektif.
Dengan demikian, ketika ada satu sayuran yang selesai dipanen, masih ada sayuran
di pot lain yang siap dipanen. Beberapa sayuran organik yang bisa coba Anda tanam
antara lain sawi, kangkung, cabe, wortel, dan pandan.
http://us.kosmo.vivanews.com/news/read/199113-percantik-rumah-dengan-sayur-organik

Taman yang indah mampu membangkitkan semangat dan inspirasi bagi yang
memandangnya. Tanaman sayur merupakan contoh tanaman yang mempunyai
fungsi ganda yakni penampilan yang cukup memberikan impresi dan dapat
dimanfaatkan sebagai bahan pangan.
Semua jenis sayur pada umumnya memiliki kadar air tinggi, nutrisi, pembentuk sifat
basa, kaya akan vitamin dan mineral, rendah kalori, serta kaya akan serat, terutama
bila dikonsumsi dalam keadaan segar. Berdasarkan bagian yang dapat dikonsumsi,
sayur dikelompokkan menjadi 3 macam, yaitu :
1. Sayur buah adalah kelompok sayur yang dikonsumsi
pada bagian buahnya. Umumnya, masa berbuah relatif
lama karena mengalami pertumbuhan vegetatif (daun)
sebelum berbuah. Contoh : tomat. terung, leunca, cabai
merah, pare, cabai rawit, paprika, labu siam, kacang
panjang
2. Sayur daun adalah jenis sayur yang bagian daunnya
bisa dikonsumsi, bahkan juga tangkai daun, batang dan
pucuk tanaman. Contoh : kemangi, katuk, bayam,
kangkung, sawi hijau, selada, bawang daun, seledri
3. Sayur umbi adalah kelompok sayur dengan bagian umbi
yang bisa dikonsumsi. Contoh : wortel, lobak
Setelah mengenal sayur, selanjutnya adalah persiapan menanam yang antara lain
membutuhkan : benih, media tanam, pot , pupuk, pestisida dan peralatan pendukung
lainnya. Ada 3 macam cara bertanam yakni : menanam sayuran dalam pot,
menanam sayuran dengan teknik vertikultur dan menanam sayuran dikebun atau
pekarangan. Perencanaan taman sayur yang cermat akan menghasilkan
pemandangan yang indah. Terdapat empat komponen desain yang perlu
diperhatikan yaitu tema. gradasi, kontras dan kontrol. Untuk memperoleh hasil yang
optimal, membuat desain taman sayur memerlukan tahapan yang cermat sebagai
berikut :
4. buat daftar sayuran yang akan ditanam
5. ruang petak yang cukup sinar matahari dan sumber air
6. ukur ruang yang terpilih dan buat sketsa desain taman
dalam skala kecil
7. buat desain formal dan informal
8. untuk desain informal dengan pemandangan satu arah,
tanaman tinggi ditempatkan dibelakang
9. tempatkan tanaman penghasil nitrogen seperti kacang
tanah
10. sisipkan tanaman yang bersifat sebagai perangkap
serangga, contoh marigold
Pemeliharaan tanaman sayur adalah suatu keharusan. Ada beberapa aspek penting
dalam merawat tanaman yaitu pencahayaan, penyiraman, pemupukan serta
pengendalian hama dan penyakit. Tanaman sayur sudah dapat dipanen pada umur
2-4 bulan. Dalam melaksanakan panen ada 2 hal penting yang harus diperhatikan
yaitu :
1. menentukan saat panen
 berdasarkan umur tanaman
 berdasarkan keadaan fisik tanaman
2. menentukan cara panen
o petik
o potong
o cabut
• Sayur yang telah dipanen sebaiknya dibersihkan terlebih dahulu sebelum
dikonsumsi atau dipasarkan. Jika produksi melimpah dan ingin dipasarkan
sebaiknya sayur dikemas untuk memudahkan pengangkutan dan penyajian
di toko atau supermarket.
http://id.shvoong.com/lifestyle/home-and-garden/2125460-taman-sayur/
emilihan jenis tanaman yang akan dibudidayakan harus disesuaikan dengan
kondisi halaman rumah dan iklim di sekitar lingkungan keluarga berada.
Apabila lahan pekarangan yang tersedia cukup luas, maka sayuran dapat
langsung ditanam di tanah, sedangkan pada lahan yang terbatas sayuran
yang dapat ditanam di pot, memanfaatkan kaleng bekas, bambu, paralon,
polybag, dan lain-lain.

Menanam Sayuran Langsung di Pekarangan


Sebelum menanam sayuran sebaiknya diteliti dahulu bagian pekarangan
yang subur, gembur, cukup disinari matahari, maupun yang tidak subur dan
kurang mendapat sinar matahari.

Hal ini perlu dilakukan karena adanya perbedaan perlakuan masing-masing


sayuran. Misalnya sawi memerlukan tanah yang subur dan sinar matahari
yang cukup, katuk memerlukan tempat yang teduh, sedangkan kangkung
dapat tumbuh di tanah berair.

Selain memperhatikan kondisi tanah pekarangan, tipe tanaman juga perlu


diperhatikan dalam menentukan tata letak penanamannya. Untuk tanaman
merambat seperti mentimun, kecipir, labu siam, dapat ditanam dengan cara
dirambatkan pada pagar, pinggiran dinding, ataupun pada awning sebagai
peneduh. Sedangkan untuk herba tegak bercabang banyak atau yang
berpohon tinggi dan bertajuk lebar, cocok ditanam di sudut halaman atau di
dekat pagar.

Menanam Sayuran Pada Wadah


Pada lahan pekarangan yang sempit, untuk mengefisienkan pemakaian
halaman, sayuran dapat ditanam di wadah yang bentuk, jenis, dan bahannya
sangat bervariasi, tergantung dari kebutuhan dan kreativitas. Wadah yang
dimaksud dapat berupa pot, pot gantung, kaleng bekas, ember, pipa, botol
air minum, balok berongga, dan bambu.

Namun tidak semua jenis sayuran dapat ditanami di dalam pot. Selain
memperhatikan unsur estetikanya, kondisi iklim setempat juga harus
dipertimbangkan. Sayuran buah dan polong yang dapat ditanam dalam pot
adalah cabai merah, cabai rawit, terung, tomat, kacang panjang, buncis,
kapri, paprika, dan kecipir.
http://www.indonesiaberkebun.org/2011/04/budidaya-tanaman-sayuran-di-lahan.html

You might also like