You are on page 1of 14

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat rahmat dan karunia-Nya lah tim penulis dapat menyelesaikan makalah
Patologi yang berjudul “Defisiensi Imun : Kekurangan Nutrisi Akibat Penyakit”.
Tujuan penulisan ini adalah sebagai salah satu tugas untuk mata kuliah Patologi.
Dalam makalah ini akan tim penulis paparkan tentang imun dan segala
penyakit defisiensi imun, disebabkan oleh apa saja, dan bagaimana
pengklasifikasiannya. Dan juga tentang kekurangan nutrisi akibat penyakit serta
macam-macam penyakitnya.
Dalam pembentukan makalah ini, kami ucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam pembentukan makalah ini hingga pada
akhirnya makalah inipun dapat terselesaikan dengan baik. Harap penulis semoga
makalah ini akan bermanfaat kelak sebagai salah satu referensi atau bahan materi
yang lain.

Bandung, Mei 2011

Tim Penulis

DAFTAR ISI

i
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................2
BAB II ISI...............................................................................................................3
2.1 Penyakit Defisiensi Imun..........................................................................3
2.2 Penyebab Defisiensi Imun.........................................................................3
2.3 Klasifikasi Penyakit Imun.........................................................................4
a. Defisiensi Imun Primer.............................................................................4
b. Defisiensi Imun Sekunder.........................................................................5
2.4 Kekurangan Nutrisi Akibat Penyakit........................................................6
a. Kwashiorkor..............................................................................................7
b. Luka Bakar Yang Luas..............................................................................8
c. Arterioskleriosis........................................................................................8
d. Gaucher’s dan Niemann Pick....................................................................8
e. Diabetes Melitus........................................................................................9
BAB III PENUTUP..............................................................................................11
3.1 Kesimpulan..............................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Imunitas atau kekebalan adalah sistem mekanisme pada organisme yang
melindungi tubuh terhadap pengaruh biologis luar dengan mengidentifikasi dan
membunuh patogen serta sel tumor. Sistem ini mendeteksi berbagai macam
pengaruh biologis luar yang luas, organisme akan melindungi tubuh dari infeksi,
bakteri, virus sampai cacing parasit, serta menghancurkan zat-zat asing lain dan
memusnahkan mereka dari sel organisme yang sehat dan jaringan agar tetap dapat
berfungsi seperti biasa. Deteksi sistem ini sulit karena adaptasi patogen dan
memiliki cara baru agar dapat menginfeksi organisme.
Untuk selamat dari tantangan ini, beberapa mekanisme telah berevolusi
yang menetralisir patogen. Bahkan organisme uniselular seperti bakteri
dimusnahkan oleh sistem enzim yang melindungi terhadap infeksi virus.
Mekanisme imun lainnya yang berevolusi pada eukariota kuno dan tetap pada
keturunan modern, seperti tanaman, ikan, reptil dan serangga. Mekanisme tersebut
termasuk peptida antimikrobial yang disebut defensin, fagositosis, dan sistem
komplemen. Mekanisme yang lebih berpengalaman berkembang secara relatif
baru-baru ini, dengan adanya evolusi vertebrata. Imunitas vertebrata seperti
manusia berisi banyak jenis protein, sel, organ tubuh dan jaringan yang
berinteraksi pada jaringan yang rumit dan dinamin. Sebagai bagian dari respon
imun yang lebih kompleks ini, sistem vertebrata mengadaptasi untuk mengakui
patogen khusus secara lebih efektif. Proses adaptasi membuat memori imunologis
dan membuat perlindungan yang lebih efektif selama pertemuan di masa depan
dengan patogen tersebut. Proses imunitas yang diterima adalah basis dari
vaksinasi.
Jika sistem kekebalan melemah, kemampuannya untuk melindungi tubuh
juga berkurang, membuat patogen, termasuk virus yang menyebabkan penyakit.
Penyakit defisiensi imun muncul ketika sistem imun kurang aktif daripada
biasanya, menyebabkan munculnya infeksi. Defisiensi imun merupakan penyebab
dari penyakit genetik, seperti severe combined immunodeficiency, atau diproduksi

1
oleh farmaseutikal atau infeksi, seperti sindrom defisiensi imun dapatan (AIDS)
yang disebabkan oleh retrovirus HIV. Penyakit autoimun menyebabkan sistem
imun yang hiperaktif menyerang jaringan normal seperti jaringan tersebut
merupakan benda asing. Penyakit autoimun yang umum termasuk rheumatoid
arthritis, diabetes melitus tipe 1 dan lupus erythematosus. Peran penting
imunologi tersebut pada kesehatan dan penyakit adalah bagian dari penelitian.
Oleh karena itu, pada makalah ini akan membahas tentang defisinsi imum
kekurangan nutrisi akibat penyakit.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diambil beberapa rumusan masalah
yaitu :

a. Apa yang dimaksud penyakit defisiensi imun?


b. Apa saja penyebab defisiensi imun?
c. Berdasarkan apa saja penyakit imun dapat di klasifikasikan?
d. Apa itu kekurangan nutrisi akibat penyakit?
e. Apa saja penyakit yang mengakibatkan kekurangan nutrisi akibat
penyakit?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan ini adalah untuk :

a. Mengetahui penyakit defisiensi imun.


b. Mengetahui penyebab dari defisiensi imun
c. Memahami klasifikasi penyakit imun
d. Memahami kekurangan nutrisi aakibat penyakit
e. Mengetahui macam-macam penyakit yang mengakibatkan kekurangan
nutrisi akibat penyakit?

2
BAB II
ISI

2.1 Penyakit Defisiensi Imun

Penyakit defisiensi imun  adalah sekumpulan aneka penyakit yang karena


memiliki satu atau lebih ketidaknormalan sistem imun, dimana kerentanan
terhadap infeksi meningkat. Defisiensi imun primer tidak berhubungan dengan
penyakit lain yang mengganggu sistem imun, dan banyak yang merupakan akibat
kelainan genetik dengan pola bawaan khusus.
Defisiensi imun sekunder terjadi sebagai akibat dari penyakit lain, umur,
trauma, atau pengobatan.Meskipun kemungkinan defisiensi imun harus dipikirkan
pada seseorang yang sering mengalami infeksi, tetapi sejatinya penyakit
imunodefiensi angka kejadiannya tidak tinggi. Karena itu selalu pertimbangkan
kondisi lain yang membuat seseorang lebih rentan terhadap infeksi, seperti
penyakit sickle cell, diabetes, kelainan jantung bawaan, malnutrisi, splenektomi,
enteropati, terapi imunosupresif dan keganansan.

2.2 Penyebab Defisiensi Imun


Penyebab defisiensi imun sangat beragam dan penelitian berbasis genetik
berhasil mengidentifikasi lebih dari 100 jenis defisiensi imun primer dan pola
menurunnya terkait  pada X-linked recessive, resesif autosomal, atau dominan
autosomal.

Defek genetic :
Defek gen-tunggal yang diekspresikan di banyak jaringan (misal ataksia-
teleangiektasia, defsiensi deaminase adenosin) Defek gen tunggal khusus pada
sistem imun ( misal defek tirosin kinase pada X-linked agammaglobulinemia;
abnormalitas rantai epsilon pada reseptor sel T)   Kelainan multifaktorial dengan
kerentanan genetik  (misal common variable immunodeficiency) 
Obat atau toksinI
munosupresan (kortikosteroid, siklosporin)Antikonvulsan (fenitoin)
Penyakit nutrisi dan metabolic
Malnutrisi ( misal kwashiorkor)Protein losing enteropathy (misal limfangiektasia

3
intestinal)Defisiensi vitamin (misal biotin, atau transkobalamin II)
Defisiensi mineral (misal Seng pada Enteropati Akrodermatitis)
Kelainan kromosom
Anomali DiGeorge (delesi 22q11)Defisiensi IgA selektif (trisomi 18)
Infeksi
Imunodefisiensi transien (pada campak dan varicella )Imunodefisiensi permanen
(infeksi HIV, infeksi rubella kongenital)

(Dikutip dengan modifikasi dari Stiehm dkk, 2005)

2.3 Klasifikasi Penyakit Imun


Pada awalnya penamaan imunodefisiensi melekat pada nama penemu,
tempat kasus ditemukan, pola imunoglobulin, atau dugaan patomekanisme.
Karenanya dapat terjadi ada dua penamaan pada penyakit defisiensi yang sama,
dan sering menimbulkan kerancuan. Karenanya International Union of
Immunological Societies (IUIS, dahulu  WHO Expert Committee) membuat
nomenklatur penyakit defisiensi imun primer dan sekunder seperti pada tabel
berikut.

a. Defisiensi Imun Primer


Defisiensi imun humoral (sel B)Hipogamaglobulinemia x-linked
(hipogamaglobulinemia kongenital) Hipogamaglobulinemia transien (pada
bayi) Defisiensi imun tak terklasifikasi, umum, bervariasi (hipogamaglobulinemia
didapat) 
Defisiensi imun dengan hiperIgM 
Defisiensi IgA selektif 
Defisiensi imun IgM selektif 
Defisiensi sub kelas IgG selektif 
Defisiensi sel B sekunder berhubungan dengan obat, kehilangan protein 
Penyakit limfoproliferatif x-linked 
 
Defisiensi imun selular (sel T)Aplasia timus kongenital (sindrom
DiGeorge)Kandidiasis mukokutaneus kronik (dengan atau tanpa
endokrinopati)Defisiensi sel T berhubungan dengan defisiensi purin nukleosid

4
fosforilase
Defisiensi sel T berhubungan dengan defek glikoprotein membran
Defisiensi sel T berhubungan dengan absen MHC kelas I dan atau kelas II
(sindrom limfosit telanjang)
Defisiensi imun gabungan humoral (sel B) dan selular (sel T)Defisiensi imun
berat gabungan (autosom resesif, x-linked, sporadik)Defisiensi imun selular
dengan gangguan sintesis imunoglobulin (sindrom Nezelof)Defisiensi imun
dengan ataksia teleangiektasis
Defisiensi imun dengan eksim dengan trombositopenia (sindrom Wiskott-
Aldrich)
Defisiensi imun dengan timoma
Defisiensi imun dengan short-limbed dwarfism
Defisiensi imun dengan defisiensi adenosin deaminase
Defisiensi imun dengan defisiensi nukleosid fosforilase
Defisiensi karboksilase multipel yang tergantung biotin
Penyakit graft-versus-host
Sindrom defisiensi imun didapat (AIDS)
Disfungsi fagositPenyakit granulomatosis kronikDefisiensi glukosa-6-fosfat
dehidrogenaseDefisiensi mieloperoksidase
Sindrom Chediak-Higashi
Sindrom Job
Defisiensi tuftsin
Sindrom leukosit malas
Peninggian IgE, defek kemotaksis dan infeksi rekuren

(Dikutip dari AJ Amman, 1991)

b. Defisiensi Imun Sekunder

Penyebab sekunder defisiensi imun lebih umum dibandingkan penyebab


primer. Kadar komponen imun yang rendah menunjukkan produksi yang menurun
atau katabolisme (“hilangnya” komponen imun) yang dipercepat.
Hilangnya protein yang sampai menyebabkan hipogamaglobulinemia dan
hipoproteinemia terjadi terutama melalui ginjal (sindrom nefrotik) atau melalui

5
saluran cerna (protein-losing enteropathy). Hilangnya imunoglobulin melalui
renal setidaknya bersifat selektif parsial, sehingga kadar IgM masih dapat normal
meskipun kadar IgG serum dan albumin menurun. Protein juga dapat hilang dari
saluran cerna melalui penyakit inflamatorius aktif seperti penyakit Crohn, kolitis
ulseratif dan penyakit seliak.
Kerusakan sintesis paling nampak pada malnutrisi. Defisiensi protein
menyebabkan perubahan yang mendalam pada banyak organ, termasuk sistem
imun. Kerusakan produksi antibodi spesifik setelah imunisasi, dan defek pada
imunitas seluler, fungsi fagosit dan aktivitas komplemen dihubungkan dengan
nutrisi yang buruk, dan membaik setelah suplementasi diet protein dan kalori yang
cukup.
Pasien dengan penyakit limfoproliferatif sangat rentan terhadap infeksi.
Leukemia limfositik kronik yang tidak diobati umumnya berhubungan dengan
hipogamaglobulinemia dan infeksi rekuren yang cenderung bertambah berat
dengan progresifitas penyakit. Limfoma Non-Hodgkin mungkin berhubungan
dengan defek pada imunitas humoral dan seluler. Penyakit Hodgkin biasanya
berhubungan dengan kerusakan yang nyata dari imunitas seluler, namun
imunoglobulin serum masih normal sampai fase akhir penyakit.
Risiko infeksi pasien dengan mieloma multipel 5-10 kali lebih tinggi
dibandingkan kelompok kontrol. Frekuensi infeksi oportunistik pada pasien
dengan keganasan diseminata menandakan adanya defek imun, meskipun sulit
membedakan efek imunosupresif dari penyakit ataupun efek pengobatan.
Obat imunosupresif mempengaruhi beberapa aspek fungsi sel, terutama
limfosit dan polimorf, namun hipogamaglobulinemia berat jarang terjadi. Pasien
dengan obat untuk mencegah penolakan organ transplan juga dapat timbul infeksi
oportunsistik meskipun tidak biasa. Bentuk iatrogenik lain dari defisiensi imun
sekunder adalah yang berhubungan dengan splenektomi.

2.4 Kekurangan Nutrisi Akibat Penyakit


Malnutrisi adalah suatu istilah umum yang merujuk pada kondisi medis
yang disebabkan oleh diet yang tak tepat atau tak cukup. Walaupun seringkali
disamakan dengan kurang gizi yang disebabkan oleh kurangnya konsumsi,
buruknya absorpsi, atau kehilangan besar nutrisi atau gizi, istilah ini sebenarnya

6
juga mencakup kelebihan gizi (overnutrition) yang disebabkan oleh makan
berlebihan atau masuknya nutrien spesifik secara berlebihan ke dalam tubuh.
Seorang akan mengalami malnutrisi jika tidak mengkonsumsi jumlah atau
kualitas nutrien yang mencukupi untuk diet sehat selama suatu jangka waktu yang
cukup lama. Malnutrisi yang berlangsung lama dapat mengakibatkan kelaparan,
penyakit, dan infeksi.
Berikut akan kami paparkan beberapa penyakit yang menyebabkan
kekurangan nutrisi :

a. Kwashiorkor

Definisi kwashiorkor adalah satu bentuk malnutrisi yang disebabkan oleh


defisiensi protein yang berat bisa dengan konsumsi energi dan kalori tubuh yang
tidak mencukupi kebutuhan. Kwashiorkor atau busung lapar adalah salah satu
bentuk sindroma dari gangguan yang dikenali sebagai Malnutrisi Energi Protein
(MEP) Dengan beberapa karakteristik berupa edema dan kegagalan
pertumbuhan,depigmentasi,hyperkeratosis.
Penyakit ini merupakan bentuk malnutrisi paling banyak didapatkan di
dunia ini, pada dewasa ini,terutama sekali pada wilayah-wilayah yang masih
terkebelakangan bidang industrinya.
Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Cicely D. Williams pada
rangkaian saintifik internasional melalui artikelnya Lancet 1935. Beliau pada
tahun 1933 melukiskan suatu sindrom tersebut berhubungan dengan defisiensi
dari nutrien apa. Akhirnya baru diketahui defisiensi protein menjadi penyebabnya.
Walaupun sebab utama penyakit ini ialah defisiensi protein, tetapi karena
biasanya bahan makanan yang dimakan itu juga kurang mengandung nutrien
lainnya, maka defisiensi protein disertai defisiensi kalori sehingga sering
penderita menunjukkan baik gejala kwashiorkor maupun marasmus.
Gejala-gejala kwasiorkor diantaranya :

 Kulit kering
 Rambut menjadi rontok
 Adanya edema

7
 Sirosis (hati mengeras)
 Hipoproteinemia (kadar protein rendah dalam darah)

b. Luka Bakar Yang Luas


Pada luka bakar yang luas terjadi hipoproteinemia. Hal ini bukan saja
disebabkan karena penghancuran protein dalam sel karena pembakaran, tetapi
juga pembuatan plasma pada lepuh-lepuh ini tinggi, oleh karena itu kebiasaan
untuk memecahkan lepuh-lepuh ini adalah salah satu cara yang salah yang dapat
menghilangkan plasma atau protein yang diperlukan. Pengambilan plasma atau
protein mempengaruhi tekanan osmotik, akibatnya dapat menimbulkan gangguan
dalam keseimbangan cairan intra atau ekstra vaskular. Turunnya kadar protein
bukan suatu sebab yang menimbulkan edema. Kekurangan protein ekstra dan
intravaskular dapat mendorong terjadinya edema, oleh karena itu dapat
mengganggu keseimbangan cairan.

c. Arterioskleriosis
Penyakit ini adalah merupakan penyakit yang umum pada orang – orang
kulit putih. Sering dikemukakakn bahwa sebab utama ialah karena tingginya
kadar zat lemak dalam badan. Di Indonesia Arterioskleriosis ini tidak banyak, bila
dibandingkan dengan negara barat. Pada orang eskimo di kutub utara, tidak sering
kelihatan meskipun makanan mereka terdiri dari daging dan lemak (rata-rata
dalam 1 hari ½ - 1 kg gajih). Tapi apakah memang betul zat lemak ini menjadi
penyebab utama dari Arterioskleriosis (pengapuran dinding pembuluh nadi),
masih menjadi pernyataan.

d. Gaucher’s dan Niemann Pick


Kedua penyakit ini jarang terjadi terdapar di Indonesia. Penyakit ini kerap
kali disebut dengan satu perkataan : “Lipid storage disease” (penimbunan zat
lemak).
Etiologi : belum diketahui dengan tepat, terdapat hubungan erta dengan
dengan metabolisme zat lemak. Terdapat pada anak-anak, biasanya dalam suatu
keluarga.
Gejala-gejala :

8
 Disertai dengan splenomegalia (limpa membesar)
 Hepatomegalia (hati membesar)
 Anemia
 Leukopenia
 Jika kita lihat hati atau limpa sel-selnya dengan mikroskop, penuh dengan
sel-sel yang membesar dan membengkak. Sel-sel ini dinamakan sel-sel
Gaucher.
 Sel-sel yang membengkak itu ternyata mengandung zat lemak

Zat lemak mempunyai susunan yang khusus diberi nama kerosen.


Niemann Pick Disease lebih jarang dari Gaucher. Terdapat pada anak-anak
dalam satu keluarga. Anehnya ditemukan pada keturunan Yahudi.
Gejala-gejalanya meliputi :

 Hepatomegalia
 Splenomegalia
 Anemia
 Leukopenia
 Berlainan dengan sel-sel Gaucher, sel-sel yang besar tidak mengandung
kerosen, melainkan mengandung sphimyomyelin (salah satu zat lemak)

e. Diabetes Melitus
Diabetes Melitus merupakan suatu penyakit dimana terdapat peningkatan
glukosa dalam darah (hiperglikemia) yang disertai pula dengan tingginya glukosa
dalam urine. Faktor-faktor yang mempengaruhinya belum diketahui seluruhnya,
hanya beberapa saja yang diketahui, diantaranya adalah karena defisiensi insulin.
Hipoglikemia bukan disebabkan oleh diabetes melitus saja, tetapi banyak
penyakit lain yang bersifat hormonal. Penyakit DM adalah kerap kali bersifat
herediter (turun-temurun). Disamping itu adalah sebagian dari penderita DM baru
menunjukan gejala-gejala apabila mereka menjadi gemuk. Keadaan glukosa
dalam darah normalnya adalah : 80 – 120% (mg/100cc). Apabila produksi insulin
mengalami kekurangan maka kadar glukosa dalam darah akan meningkat.
Gejala-gejala Diabetes Melitus meliputi :

9
a. Glikosuria (glukosa dalam darah)
b. Poliuria (banyak kencing)
c. Polidipsia (perasaan haus yang berkepanjangan)
d. Polifagia (perasaan lapar yang berkepanjangan)
e. Kurus
f. Asidosis
g. Koma

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Penyakit defisiensi imun  adalah sekumpulan aneka penyakit yang karena
memiliki satu atau lebih ketidaknormalan sistem imun, dimana kerentanan
terhadap infeksi meningkat. Defisiensi imun primer tidak berhubungan dengan
penyakit lain yang mengganggu sistem imun, dan banyak yang merupakan akibat
kelainan genetik dengan pola bawaan khusus.
Penyebab defisiensi imun sangat beragam dan penelitian berbasis genetik
berhasil mengidentifikasi lebih dari 100 jenis defisiensi imun primer dan pola
menurunnya terkait  pada X-linked recessive, resesif autosomal, atau dominan
autosomal.
Malnutrisi adalah suatu istilah umum yang merujuk pada kondisi medis
yang disebabkan oleh diet yang tak tepat atau tak cukup. Walaupun seringkali
disamakan dengan kurang gizi yang disebabkan oleh kurangnya konsumsi,
buruknya absorpsi, atau kehilangan besar nutrisi atau gizi, istilah ini sebenarnya
juga mencakup kelebihan gizi (overnutrition) yang disebabkan oleh makan
berlebihan atau masuknya nutrien spesifik secara berlebihan ke dalam tubuh.
Seorang akan mengalami malnutrisi jika tidak mengkonsumsi jumlah atau
kualitas nutrien yang mencukupi untuk diet sehat selama suatu jangka waktu yang
cukup lama. Malnutrisi yang berlangsung lama dapat mengakibatkan kelaparan,
penyakit, dan infeksi.

11
DAFTAR PUSTAKA

Adam, Syamsunir. 1995. Dasar-Dasar Patologi Seri Keperawatan. Penerbit Buku


Kedokteran EGC: Jakarta.
Anonim. Imunitas. http://id.wikipedia.com/imunitas/
Anonim. Malnutrisi. http://id.wikipedia.com/malnutrisi/
Anonim. 2009. Malnutrisi Energi Protein (MEP) – Kwashiorkor.
http://idmgarut.worpress.com/
Judarwanto .2009. Penyakit Defisiensi Imun.
http://www.childrenallergycenter.com/

12

You might also like