Professional Documents
Culture Documents
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat rahmat dan karunia-Nya lah tim penulis dapat menyelesaikan makalah
Patologi yang berjudul “Defisiensi Imun : Kekurangan Nutrisi Akibat Penyakit”.
Tujuan penulisan ini adalah sebagai salah satu tugas untuk mata kuliah Patologi.
Dalam makalah ini akan tim penulis paparkan tentang imun dan segala
penyakit defisiensi imun, disebabkan oleh apa saja, dan bagaimana
pengklasifikasiannya. Dan juga tentang kekurangan nutrisi akibat penyakit serta
macam-macam penyakitnya.
Dalam pembentukan makalah ini, kami ucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam pembentukan makalah ini hingga pada
akhirnya makalah inipun dapat terselesaikan dengan baik. Harap penulis semoga
makalah ini akan bermanfaat kelak sebagai salah satu referensi atau bahan materi
yang lain.
Tim Penulis
DAFTAR ISI
i
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................2
BAB II ISI...............................................................................................................3
2.1 Penyakit Defisiensi Imun..........................................................................3
2.2 Penyebab Defisiensi Imun.........................................................................3
2.3 Klasifikasi Penyakit Imun.........................................................................4
a. Defisiensi Imun Primer.............................................................................4
b. Defisiensi Imun Sekunder.........................................................................5
2.4 Kekurangan Nutrisi Akibat Penyakit........................................................6
a. Kwashiorkor..............................................................................................7
b. Luka Bakar Yang Luas..............................................................................8
c. Arterioskleriosis........................................................................................8
d. Gaucher’s dan Niemann Pick....................................................................8
e. Diabetes Melitus........................................................................................9
BAB III PENUTUP..............................................................................................11
3.1 Kesimpulan..............................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
oleh farmaseutikal atau infeksi, seperti sindrom defisiensi imun dapatan (AIDS)
yang disebabkan oleh retrovirus HIV. Penyakit autoimun menyebabkan sistem
imun yang hiperaktif menyerang jaringan normal seperti jaringan tersebut
merupakan benda asing. Penyakit autoimun yang umum termasuk rheumatoid
arthritis, diabetes melitus tipe 1 dan lupus erythematosus. Peran penting
imunologi tersebut pada kesehatan dan penyakit adalah bagian dari penelitian.
Oleh karena itu, pada makalah ini akan membahas tentang defisinsi imum
kekurangan nutrisi akibat penyakit.
2
BAB II
ISI
Defek genetic :
Defek gen-tunggal yang diekspresikan di banyak jaringan (misal ataksia-
teleangiektasia, defsiensi deaminase adenosin) Defek gen tunggal khusus pada
sistem imun ( misal defek tirosin kinase pada X-linked agammaglobulinemia;
abnormalitas rantai epsilon pada reseptor sel T) Kelainan multifaktorial dengan
kerentanan genetik (misal common variable immunodeficiency)
Obat atau toksinI
munosupresan (kortikosteroid, siklosporin)Antikonvulsan (fenitoin)
Penyakit nutrisi dan metabolic
Malnutrisi ( misal kwashiorkor)Protein losing enteropathy (misal limfangiektasia
3
intestinal)Defisiensi vitamin (misal biotin, atau transkobalamin II)
Defisiensi mineral (misal Seng pada Enteropati Akrodermatitis)
Kelainan kromosom
Anomali DiGeorge (delesi 22q11)Defisiensi IgA selektif (trisomi 18)
Infeksi
Imunodefisiensi transien (pada campak dan varicella )Imunodefisiensi permanen
(infeksi HIV, infeksi rubella kongenital)
4
fosforilase
Defisiensi sel T berhubungan dengan defek glikoprotein membran
Defisiensi sel T berhubungan dengan absen MHC kelas I dan atau kelas II
(sindrom limfosit telanjang)
Defisiensi imun gabungan humoral (sel B) dan selular (sel T)Defisiensi imun
berat gabungan (autosom resesif, x-linked, sporadik)Defisiensi imun selular
dengan gangguan sintesis imunoglobulin (sindrom Nezelof)Defisiensi imun
dengan ataksia teleangiektasis
Defisiensi imun dengan eksim dengan trombositopenia (sindrom Wiskott-
Aldrich)
Defisiensi imun dengan timoma
Defisiensi imun dengan short-limbed dwarfism
Defisiensi imun dengan defisiensi adenosin deaminase
Defisiensi imun dengan defisiensi nukleosid fosforilase
Defisiensi karboksilase multipel yang tergantung biotin
Penyakit graft-versus-host
Sindrom defisiensi imun didapat (AIDS)
Disfungsi fagositPenyakit granulomatosis kronikDefisiensi glukosa-6-fosfat
dehidrogenaseDefisiensi mieloperoksidase
Sindrom Chediak-Higashi
Sindrom Job
Defisiensi tuftsin
Sindrom leukosit malas
Peninggian IgE, defek kemotaksis dan infeksi rekuren
5
saluran cerna (protein-losing enteropathy). Hilangnya imunoglobulin melalui
renal setidaknya bersifat selektif parsial, sehingga kadar IgM masih dapat normal
meskipun kadar IgG serum dan albumin menurun. Protein juga dapat hilang dari
saluran cerna melalui penyakit inflamatorius aktif seperti penyakit Crohn, kolitis
ulseratif dan penyakit seliak.
Kerusakan sintesis paling nampak pada malnutrisi. Defisiensi protein
menyebabkan perubahan yang mendalam pada banyak organ, termasuk sistem
imun. Kerusakan produksi antibodi spesifik setelah imunisasi, dan defek pada
imunitas seluler, fungsi fagosit dan aktivitas komplemen dihubungkan dengan
nutrisi yang buruk, dan membaik setelah suplementasi diet protein dan kalori yang
cukup.
Pasien dengan penyakit limfoproliferatif sangat rentan terhadap infeksi.
Leukemia limfositik kronik yang tidak diobati umumnya berhubungan dengan
hipogamaglobulinemia dan infeksi rekuren yang cenderung bertambah berat
dengan progresifitas penyakit. Limfoma Non-Hodgkin mungkin berhubungan
dengan defek pada imunitas humoral dan seluler. Penyakit Hodgkin biasanya
berhubungan dengan kerusakan yang nyata dari imunitas seluler, namun
imunoglobulin serum masih normal sampai fase akhir penyakit.
Risiko infeksi pasien dengan mieloma multipel 5-10 kali lebih tinggi
dibandingkan kelompok kontrol. Frekuensi infeksi oportunistik pada pasien
dengan keganasan diseminata menandakan adanya defek imun, meskipun sulit
membedakan efek imunosupresif dari penyakit ataupun efek pengobatan.
Obat imunosupresif mempengaruhi beberapa aspek fungsi sel, terutama
limfosit dan polimorf, namun hipogamaglobulinemia berat jarang terjadi. Pasien
dengan obat untuk mencegah penolakan organ transplan juga dapat timbul infeksi
oportunsistik meskipun tidak biasa. Bentuk iatrogenik lain dari defisiensi imun
sekunder adalah yang berhubungan dengan splenektomi.
6
juga mencakup kelebihan gizi (overnutrition) yang disebabkan oleh makan
berlebihan atau masuknya nutrien spesifik secara berlebihan ke dalam tubuh.
Seorang akan mengalami malnutrisi jika tidak mengkonsumsi jumlah atau
kualitas nutrien yang mencukupi untuk diet sehat selama suatu jangka waktu yang
cukup lama. Malnutrisi yang berlangsung lama dapat mengakibatkan kelaparan,
penyakit, dan infeksi.
Berikut akan kami paparkan beberapa penyakit yang menyebabkan
kekurangan nutrisi :
a. Kwashiorkor
Kulit kering
Rambut menjadi rontok
Adanya edema
7
Sirosis (hati mengeras)
Hipoproteinemia (kadar protein rendah dalam darah)
c. Arterioskleriosis
Penyakit ini adalah merupakan penyakit yang umum pada orang – orang
kulit putih. Sering dikemukakakn bahwa sebab utama ialah karena tingginya
kadar zat lemak dalam badan. Di Indonesia Arterioskleriosis ini tidak banyak, bila
dibandingkan dengan negara barat. Pada orang eskimo di kutub utara, tidak sering
kelihatan meskipun makanan mereka terdiri dari daging dan lemak (rata-rata
dalam 1 hari ½ - 1 kg gajih). Tapi apakah memang betul zat lemak ini menjadi
penyebab utama dari Arterioskleriosis (pengapuran dinding pembuluh nadi),
masih menjadi pernyataan.
8
Disertai dengan splenomegalia (limpa membesar)
Hepatomegalia (hati membesar)
Anemia
Leukopenia
Jika kita lihat hati atau limpa sel-selnya dengan mikroskop, penuh dengan
sel-sel yang membesar dan membengkak. Sel-sel ini dinamakan sel-sel
Gaucher.
Sel-sel yang membengkak itu ternyata mengandung zat lemak
Hepatomegalia
Splenomegalia
Anemia
Leukopenia
Berlainan dengan sel-sel Gaucher, sel-sel yang besar tidak mengandung
kerosen, melainkan mengandung sphimyomyelin (salah satu zat lemak)
e. Diabetes Melitus
Diabetes Melitus merupakan suatu penyakit dimana terdapat peningkatan
glukosa dalam darah (hiperglikemia) yang disertai pula dengan tingginya glukosa
dalam urine. Faktor-faktor yang mempengaruhinya belum diketahui seluruhnya,
hanya beberapa saja yang diketahui, diantaranya adalah karena defisiensi insulin.
Hipoglikemia bukan disebabkan oleh diabetes melitus saja, tetapi banyak
penyakit lain yang bersifat hormonal. Penyakit DM adalah kerap kali bersifat
herediter (turun-temurun). Disamping itu adalah sebagian dari penderita DM baru
menunjukan gejala-gejala apabila mereka menjadi gemuk. Keadaan glukosa
dalam darah normalnya adalah : 80 – 120% (mg/100cc). Apabila produksi insulin
mengalami kekurangan maka kadar glukosa dalam darah akan meningkat.
Gejala-gejala Diabetes Melitus meliputi :
9
a. Glikosuria (glukosa dalam darah)
b. Poliuria (banyak kencing)
c. Polidipsia (perasaan haus yang berkepanjangan)
d. Polifagia (perasaan lapar yang berkepanjangan)
e. Kurus
f. Asidosis
g. Koma
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penyakit defisiensi imun adalah sekumpulan aneka penyakit yang karena
memiliki satu atau lebih ketidaknormalan sistem imun, dimana kerentanan
terhadap infeksi meningkat. Defisiensi imun primer tidak berhubungan dengan
penyakit lain yang mengganggu sistem imun, dan banyak yang merupakan akibat
kelainan genetik dengan pola bawaan khusus.
Penyebab defisiensi imun sangat beragam dan penelitian berbasis genetik
berhasil mengidentifikasi lebih dari 100 jenis defisiensi imun primer dan pola
menurunnya terkait pada X-linked recessive, resesif autosomal, atau dominan
autosomal.
Malnutrisi adalah suatu istilah umum yang merujuk pada kondisi medis
yang disebabkan oleh diet yang tak tepat atau tak cukup. Walaupun seringkali
disamakan dengan kurang gizi yang disebabkan oleh kurangnya konsumsi,
buruknya absorpsi, atau kehilangan besar nutrisi atau gizi, istilah ini sebenarnya
juga mencakup kelebihan gizi (overnutrition) yang disebabkan oleh makan
berlebihan atau masuknya nutrien spesifik secara berlebihan ke dalam tubuh.
Seorang akan mengalami malnutrisi jika tidak mengkonsumsi jumlah atau
kualitas nutrien yang mencukupi untuk diet sehat selama suatu jangka waktu yang
cukup lama. Malnutrisi yang berlangsung lama dapat mengakibatkan kelaparan,
penyakit, dan infeksi.
11
DAFTAR PUSTAKA
12