You are on page 1of 7

Keselamatan Kerja Laboratorium

Pendahuluan
Laboratorium merupakan tempat dimana mahasiswa, dosen, peneliti melakukan
percoban. Percobaan yang dilakukan menggunakan berbagai mahan kimia, perlatan gelas dan
instrumentasi khusus yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan bila dilakukan dengan
cara yang tidak teapat. Kecelakan terjadi karena kelalaian atau kecerobohan kerja, dapat
membuat praktikan cidera atau orang-orang yang disekitarnya cidera. Keselamatan kerja
dilaboratorium merupakan dambaan bagi setiap peneliti/praktikan yang sadar akan
kepentingan akan kepentingan kesehatan, keamanan dan kenyamanan kerja. Bekerja dengan
selamat dan aman berarti menurunkan resiko kecelakaan. Keselamatan kerja adalah
keselamatan yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses
pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan
pekerjaan
Tujuan keselamatan kerja adalah elindungi laboran/analis atau tenaga kerja lainnya
atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan
meningkatkan produksi serta produktivitas, menjamin keselamatan setiap orang lain yang
berada di tempat kerja (laboratorium), sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara
aman dan efisien.
Setiap kegiatan kerja selalu diikuti dengan resiko bahaya yang dapat berakibat
terjadinya kecelakaan, kecelakaan yang terjadi pada suatu kegiatan dalam laburatorium
merupakan hasil akhir dari suatu aturan yang ada dan kondisi kerja yang tidak aman. Walau
pun demikian terjadinya kecelakaan seharusnya dapat dicegah dan diminimalisasikan, karena
kecelakaan tidak dapat terjadi dengan sendirinya. Terjadinya kecelakaan dapat dicegah
dengan menentukan usaha-usaha pembinaan dan pengawasan keselamatan kerja yang tepat
secara efektif dan efisien sehingga terjadinya kecelakaan dapat dicegah.
Faktor utama penyebab terjadinya kecelakaan adalah bersumber pada lingkungan
kerja dan praktikan. Namun sebagian besar (85%) kecelakaan tersebut disebabkan oleh faktor
manusia. Perilaku praktikan yang tidak aman dapat membahayakan, kondisi yang berbahaya,
kondisi hampir celaka dan penyakit akibat kerja adalah gejala dari kurang berfungsinya
manajemen.
Dalam melakukan kegiatan di dalam laboratorium, praktikan harus menyadari bahwa
dalam setiap kegiatan tersebut berpotensi menimbulkan dampak lingkungan dan kebakaran.
Oleh karena itu setiap pengguna laboratorium harus mempunyai rasa taggung jawab penuh
akan keselamatan dan kesehatan kerja di dalam laboratorium, untuk itu perlu dibuat
peraturan-peratran dan prosedur yang ditetapkan dan harus ditaati selalu pada setiap kegiatan
di dalam laboratorium (Triaini: Tanpa Tahun).
Adapun peraturan-peraturan yang dapat diterapkan dalam mewujudkan keselamatan,
keamanan dan kenyamanan kerja dilaboratorium secara umum adalah sebagai berikut
(Muchtaridi: tanpa tahun).
1. Dilarang bekerja sendirian di laboratorium, minimal ada asisten yang menangani.
2. Dilarang bermain-main dengan peralatan laboratorium.
3. Persiapkanlah hal yang perlu sebelum masuk laboratorium seperti buku kerja, jenis
percobaan, jenis bahan, jenis peralatan, dan cara membuang limbah sisa percobaan.
4. Dilarang makan, minum, dan merokok di laboratorium.
5. Jagalah kebersihan meja praktikum, apabila meja praktikum basah segera keringkan
dengan lap basah.
6. Jangan membuat keteledoran sesama teman.
7. Pencatatan data dalam setiap percobaan selengkap-lengkapnya. Jawablah pertanyaan pada
penuntun praktikum untuk menilai kesiapan anda dalam memahami percobaan.
8. Berdiskusi adalah hal yang baik dilakukan untuk memahami lebih lanjut percobaan yang
dilakukan.
9. Gunakan peralatan kerja seperti jas lab. dan sepatu
10. Dilarang memakai sepatu dan sandal terbuka
11. Wanita atau pria yang berambut panjang harus diikat
12. Biasakanlah mencuci tangan dengan sabun dan air bersih setelah melakukan praktikum
13. Jika terjadi kecelakaan segera pergi ke dokter untuk mendapatkan pertolongan
Keselamatan kerja di laboratorium IPA menyangkut keselamatan terhadap pengguna
dan juga keselamatan terhadap alat-alat dan bahan-bahan yang digunakan. Dalam hal
keselamatan pengguna maka perlu dibuatkan aturan atau tata tertib di laboratorium serta
peringatan-peringatan terhadap bahan-bahan yang berbahaya, sedang keselamatan terhadap
alat-alat perlu diperkenalkan bentuk-bentuk dan nama-nama alat serta bagaimana
menggunakan dan cara menyimpannya.
A. JENIS-JENIS KECELAKAAN
Menurut Tarmizi (2011) jenis-jenis kecalakaan yang dapat terjadi dalam pelaksanaan
kegiatan laboratorium adalah :
1. Kebakaran, yang bisa terjadi akibat kesalahan pada penanganan bahan mudah terbakar,
peledakan bahan eksplosif dan reakstif atau sambungan pendek listrik serta kelalaian
personal.
2. Keracunan, yang dapat terjadi bila tersiram bahan toksik/ beracun atau terserap melalui
mulut, kulit atau pernapasan yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan dan kematian.
3. Iritasi dapat terjadi bila tersiram oleh bahan iritan dan krosif, yang dapat menimbulkan
luka atau peradangan pada kulit, mata dan saluran pernapasan.
4. Luka dapat terjadi akibat terbakar, tersentuh bahan yang sangat panas, terkena bahan
kimia atau tertusuk benda tajam (misalnya potongan seng, besi, pecahan gelas) pada badan
terutama kaki dan tangan serta mata.
5. Bahaya lain seperti kena sengatan arus listrik bertegangan tinggi atau terkena radiasi dan
pencemaran lingkungan
Sedangkan menurut Masdukizen (2008) kecelakaan yang mungkin dapat terjadi
dalam kegiatan laboratorium adalah :
1. Luka bakar
2. Mata kemasukan benda asing
3. Luka tergores/teriris
4. Bahan kimia masuk dalam mulut
5. Keracunan
6. Kejutan listrik
7. Membalut luka
8. Pingsan
9. Radiasi dan zat radioaktif
Penyebab Terjadinya Kecelakaan Di Laboratorium antara lain :
1. Kekurangan dalam Alat Pelindung Diri
2. Kekurangan dalam Ventilasi
3. Masalah Kebersihan
4. Bahaya Listrik
5. Kurangnya Pengetahuan Tentang Bahan Berbahaya
6. Masalah Penggudangan Bahan Kimia
7. Informasi dan Komunikasi
8. Prosedur dan Peralatan Keadaan Darurat
9. Tanggung Jawab Pekerja yang Rendah
10. Tanggung Jawab Manajemen yang Rendah

B. Metoda Pencegahan Kecelakaan


Beberapa prosedur pencegahan kecelakaan adalah sebagai berikut :
1. Peraturan perundangan
2. Standarisasi
3. Pengawasan
4. Penelitian bersifat teknik yang meliputi sifat dan ciri bahan yang berbahaya,
penyelidikan tentang pagar pengaman, Riset medis
5. Penelitian psikologis
6. Penelitian syarat statistik
7. Pendidikan yang menyangkut pendidikan keselamatan dalam kurikulum teknik
8. Latihan-latihan
9. Penggairahan
10. Asuransi
11. Usaha keselamatan pada tingkat perusahaan

Selain itu dapat diberikan tanda peringatan bahaya maka sudah dapat mendukung
dalam pemaksimalan prosedur keselamatan kerja terutama mengurangi statistik kecelakaan
dalam laboratorium . contohnya :
C. Penanggulangan Keadaan Darurat
1. Terkena bahan kimia
- Jangan panik
- Mintalah bantuan rekan anda yang berada didekat anda
- Bersihkan bagian yang mengalami kontak langsung tersebut (cuci bagian yang
mengalami kontak langsung tersebut dengan air apabila memungkinkan)
- Bila kulit terkena bahan kimia, janglan digaruk agar tidak tersebat
- Bawa ketempat yang cukup oksigen
- Hubungi paramedik secepatnya (dokter atau rumah sakit)
2. Kebakaran
- Jangan panik
- Ambil tabung gas Co2 apabila api masih mungkin dipadamkan
- Beritahu teman anda
- Hindari menggunakan Lift
- Hindari menghirup asap secara langsung
- Tutup pintu untuk menghambat api membesar dengan cepat (jangan dikunci)
- Pada gedung tinggi gunakan tangga darurat
3. Gempa Bumi
- Jangan panik
- Sebaliknya berlindung dibagian yang kuat seperti bawah meja, kolong kasur, lemari
- Jauih bangunan yang tinggi, tempat penyimpanan zat kimia, kaca.
- Perhatikan bahaya lain seperti
Meskipun penerapan prosedur keselamatan kerja telah diberlakukan, bukan tidak
mungkin terjadi kecelakaan yang tidak diinginkan. Untuk itu perlu ada peralatan sebagai I
penanggulangan kecelakaan. Penanganan terhadap kecelakaan di laboratorium dapat
dilakukan menggunakan peralatan P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) :
1. Plester
2. Pembalut berperekat
3. Pembalut steril (besar, sedang, dan kecil)
4. Perban gulung
5. Perban segitiga
6. Kain kasa.
7. Pinset
8. Gunting
9. Peniti,
Santosa (2010) menyebutkan kecelakaan yang terjadi di laboratorium Fisika dapat
diakibatkan beberapa faktor dan penanggulangannya seperti berikut ini :
Jenis Kecelaakan Cara Pencegahannya Pertolongan yang Diberikan
Syok Listrik Tempelkan gambar orang Matikan sumber listrik, cabut
menggunakan sandal atau sambungan sumber, jangan
sepatu saat memegang korban kesetrum,
menghubungkan listrik tenangkan korban, dan bawa
ke sumbernya di dinding- ke dokter
dinding laboratorium
Kebakaran Jauhkan zat yang mudah Basahi handuk dan kurungkan
terbakar dari api ke atas api yang menyala,
siapkan tabung pemadam
kebakaran. Dan jauhkan
bahan-bahan lain yang mudah
terbakar dari api
Terhirup gas beracun - Jangan menghirup gas Usahakan pasien untuk
sembarangan muntah, bawa ke tempat yang
- Gunakan masker jika tenang dan udara bersih,
hendak praktikum berikan minum air hangat
kimia
Tersiram zat kimia - Jangan letakkan zat Jangan langsung dilap bagian
kimia di tepi meja kulit yang terkena cairan.
- Gunakan pakaian Alirkan air ke atas bagian kulit
khusus ketika akan yang terkena tumpahan.
bekerja dengan bahan-
bahan kimia
- Bacalah dengan teliti
label zat yang ada di
botol

• Pencegahan dan penanggulangan Keadaan Darurat di Laboratorium


1. Menggunakan Akal Sehat
2. Kacamata Pengaman
3. Bahan Kimia di Mata
4. Asam dan Basa
5. Luka karena Bahan Kimia
6. Luka Bakar
7. Tergores atau Teriris
8. Menghirup Bahan Beracun
9. Menghindari Kebakaran
10. Memadamkan Api
11. Memadamkan Api yang Membakar Pakaian
12. Menangani Pelarut

Daftar Pustaka
Tarmizi. (2011). Keamanan dan Keselamatan di Laboraorium. http://kimia.unp.ac.id/?p=
1477
Masdukizen (2008) Peranan & Fungsi Laboratorium IPA SMP dapat diakses pada
http://tamandewasakudus.files.wordpress.com/2010/03/peran-fungsi-laboratorium-
ipa.ppt
Muslim, A. 2010. Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3) Di Laboratorium http://pengujian
kadarpengendalian.blogspot.com/2010/11/kesehatan-dan-keselamatan-kerja-k3-
di.html

You might also like