Professional Documents
Culture Documents
MAHKAMAH AGUNG
REPUBLIK INDONESIA
VISI MAHKAMAH AGUNG
Berdasarkan UU No. 4 Tahun 2004 sebagai perubahan atas UU No. 14 Tahun 1970,
maka kewenangan Mahkamah Agung adalah:
1. Mengadili pada tingkat kasasi terhadap putusan yang diberikan
pada tingkat terakhir oleh pengadilan di semua lingkungan peradilan
yang berada di bawah Mahkamah Agung;
2. Menguji peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang
terhadap undang-undang; dan Pernyataan tidak berlaku peraturan
perundang-undangan sebagai hasil pengujian sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf b, dapat diambil baik dalam pemeriksaan
tingkat kasasi maupun berdasarkan permohonan langsung
kepada Mahkamah Agung.
3. Mahkamah Agung melakukan pengawasan tertinggi atas perbuatan
pengadilan dalam lingkungan peradilan yang berada di bawahnya
berdasarkan ketentuan undang-undang.
KATA PENGANTAR
Sejak Tahun 2004, Mahkamah Agung telah
memulai tradisi Penyampaian Laporan Tahunan
yang dibacakan di hadapan publik. Sebelumnya,
Laporan Tahunan Mahkamah Agung serta jajaran
peradilan di bawahnya hanya disampaikan
dalam sidang MPR/DPR. Penyampaian Laporan
Tahunan dalam sidang terbuka untuk publik
ini dimaksudkan sebagai salah satu wujud
transparansi dan akuntabilitas publik.
Merupakan suatu cerita lama namun fakta yang sebenar-benarnya apabila kondisi
sarana dan prasarana seluruh pengadilan di Indonesia sangat tidak memadai.
Sebagian besar Kantor Pengadilan tidak memuaskan, bahkan diperlukan bangunan
baru. Perumahan tidak mencukupi, dan yang telah ada tidak memenuhi kelayakan.
Demikian alat perlengkapan kantor seperti komputer, mesin fax, dan lain sebagainya
serba kurang.
Meskipun demikian, kerja harus tetap terlaksana. Untuk itulah saya hendak
menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua jajaran
Mahkamah Agung dan pengadilan dibawahnya mulai dari tingkat pimpinan hingga
tingkat pelaksana atas kerja kerasnya dalam penyusunan Laporan Tahunan ini.
Manusia tiada yang sempurna, untuk itu angin kencang kritikan atas kinerja Mahkamah
Agung serta jajaran Pengadilan di bawahnya akan selalu dianggap sebagai pemacu
semangat untuk terus berkarya.
DAFTAR ISI
2 Visi dan Misi
9 - 11 Bagian Pertama
Kebijakan Reformasi Peradilan
13 - 19 Bagian Kedua
Keadaan Perkara
21 - 26 Bagian Ketiga
Pengawasan Internal
29 - 34 Bagian Keempat
Pendidikan, Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan
37 - 43 Bagian Kelima
Pembinaan Karir
45 - 47 Bagian Keenam
Sistem Teknologi Informasi
49 - 53 Bagian Ketujuh
Alokasi Anggaran dan Pertanggungjawaban Keuangan 2006
serta Rencana Program 2007
Lampiran
1. Pengembangan Hukum mengenai ”Kewenangan Baru Peradilan Agama
Pasca Undang-undang No. 3 Tahun 2006” oleh Drs. H. Andi Syamsu Alam,
SH.,MH. (Ketua Muda Urusan Lingkungan Peradilan Agama).
2. Program Kelompok Kerja Pembaruan Peradilan.
3. Pemetaan Program Donor.
4. Statistika Keadaan Perkara.
5. Daftar Peraturan MA, Surat Edaran MA, SK Ka MA, dan Surat-surat lainnya
pada kurun waktu 2006.
6. Realisasi Program dan Anggaran 2006.
7. Pembentukan Pengadilan Baru dan Peningkatan Kelas Pengadilan selama
tahun 2006.
8. Rencana Program Mahkamah Agung periode 2007.
ISBN 01-23-45-67
Penerbit: Sumber Jaya
Tahun Cetakan: 2007
Editor: Lorem Ipsum Dolor Sit Amet
Kontributor: Lorem Ipsum
Bagian Pertama
KEBIJAKAN UMUM
REFORMASI PERADILAN
Pada Tahun 2003, Mahkamah Agung
telah menyelesaikan penyusunan
beberapa Cetak Biru (BluePrint)
untuk mengawali program
Pembaruan Mahkamah Agung
dan Pengadilan pada umumnya.
Cetak Biru ini merupakan sebuah
pedoman/arah dan pendekatan
yang akan ditempuh untuk
mengembalikan citra Mahkamah
Agung serta Pengadilan di
bawahnya sebagai lembaga
yang terhormat dan dihormati.
Penyusunan Cetak Biru dilakukan
melalui suatu studi yang mendalam
Pengelolaan dana yang berasal dari
selama beberapa waktu yang berisikan
donor dilakukan melalui suatu institusi
diagnostik atas suatu lingkup permasalahan
yang ditunjuk melalui proses tender
dan sumber permasalahan tertentu yang
yang diadakan oleh lembaga donor yang
dihadapi selama ini, rekomendasi teknis
bersangkutan. Institusi biasanya berupa
untuk memperbaikinya, kerangka waktu
perusahaan konsultan yang berkantor
pelaksanaan serta indikator-indikator yang
pusat di negara lembaga donor berasal.
dapat dipergunakan untuk mengukur
Dengan demikian, Mahkamah Agung
keberhasilan pelaksanaan rekomendasi
selalu mempunyai kebijakan untuk tidak
tersebut.
melakukan pengelolaan dana donor.
1. Tim Pembaruan Peradilan
Selama perjalanannya, sejumlah rencana
dan program dalam Cetak Biru telah
Salah satu rekomendasi yang tertuang
diselesaikan dan sedang dikerjakan.
dalam Cetak Biru adalah Pembentukan
Beberapa hal yang menjadi prioritas
Tim Pembaruan Peradilan. Tim Pembaruan
antara lain adalah penyelesaian tunggakan
Peradilan dibentuk dengan tujuan untuk
perkara di Mahkamah Agung yang diikuti
mengoptimalkan seluruh pelaksanaan
dengan sistem manajemen perkara yang
Cetak Biru Pembaruan Peradilan yang
efisien, penyusunan aturan akses publik
telah disusun oleh Mahkamah Agung.
pada putusan pengadilan, penataan sistem
Tim Pembaruan Peradilan beranggotakan
pendidikan dan pelatihan yang dapat
seluruh pimpinan MA dan pihak di luar
menunjang peningkatan kinerja, serta
Mahkamah Agung yang telah turut sejak
penataan sistem pengawasan yang kuat
penyusunan Cetak Biru dan memiliki tugas
dan efektif.
mendorong percepatan pelaksanaan
rencana Cetak Biru melalui upaya koordinasi
Untuk lebih mengoptimalkan program-
antar instansi dan donor, monitoring,
program yang telah diprioritaskan di atas,
publikasi perkembangan kerja pembaruan
maka dibentuklah kelompok kerja yang
yang dilakukan melalui Newsletter dan
berasal dari anggota Tim Pembaruan
Website. Pelaksanaan rencana yang
Peradilan dan pejabat struktural di
tertuang dalam Cetak Biru dilakukan melalui
Mahkamah Agung RI. Kelompok Kerja
dua sumber pendanaan, yaitu melalui APBN
kemudian menyusun program masing-
dan melalui bantuan donor.
mesing dengan mengembangkan program RI serta Empat Lingkungan Peradilan
prioritas sesuai dengan kebutuhan saat ini. pada 20 Desember 2005, yang dihadiri
kementrian terkait, seperti Kementrian
Kelompok Kerja bertugas untuk Pemberdayaan Aparatur Negara (PAN),
mengembangkan strategi, mengkoordinir Kementrian Keuangan, Badan Perencanaan
berbagai kegiatan terkait, mengawasi serta dan Pembangunan Nasioanal (Bappenas),
mengevaluasi program-program terkait. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Komisi
Sampai saat ini sesuai dengan kebutuhan Pemberantasan Korupsi (KPK), Jaksa Agung,
Pembaruan Peradilan, Mahkamah Agung perwakilan kedutaan negara sahabat,
menetapkan 6 kelompok kerja, yaitu (1) komunitas donor, komunitas Lembaga
Kelompok Kerja Manajemen Perkara, (2) Swadaya Masyarakat (LSM), serta tentunya
Kelompok Kerja Informasi dan Teknologi, warga peradilan. Acara Tatap Muka tersebut
(3) Kelompok Kerja Pendidikan dan kemudian
Pelatihan (4) Kelompok Kerja sumber Daya ditindaklanjuti
Manusia (5) Kelompok Kerja Perencanaan
dan Anggaran serta (6) Kelompok Kerja
Pengawasan. Program-program kelompok
kerja dan capaian-capaiannya dapat dilihat
pada lampiran 2.
10
Mahkamah Agung RI Nomor: KMA/018/SK/ jabatan dan beban kerja hasil dari sistem
III/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja penilaian personil (Personnel Assessment
Kepaniteraan Mahkamah Agung RI dan System) dengan melakukan penyusunan
Keputusan Sekretaris Mahkamah Agung pedoman pola mutasi.
RI Nomor: MA/SEK/07/SK/III/2006 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Dengan telah tertatanya struktur
Mahkamah Agung RI. organisasi, tatakerja, dan pengembangan
SDM dengan baik dan memadai, maka
Struktur Organisasi ditindaklanjuti dengan diperlukan remunerasi yang memadai
mulai melakukan perbaikan pedoman pula. Untuk itu diperlukan kompilasi hasil
SOP (standar operation procedure) dan evaluasi/assessment system atas jabatan
analisa jabatan, yang dilakukan dengan (peringkat jabatan, tanggung jawab dan
cara inventarisasi jenis pekerjaan, pejabat beban kerja, masa kerja) sebagai masukkan
fungsionil (hakim dan panitera) maupun dalam penysusunan remunerasi yang
pejabat struktural untuk dipergunakan sesuai, penetapan remunerasi yang sesuai
sebagai input dalam menyusun Sistem dengan tupoksi Organisasi, Tatakerja,
Analisis Beban Kerja. Untuk meningkatkan pengembangan SDM yang adil/fair sesuai
efektifitas dan efisiensi, dan persiapan dengan variabel jabatan, pangkat, masa
usulan perbaikan renumerasi kerja. kerja, tanggung jawab dan beban kerja, dan
DP3.
Pengembangan SDM meliputi suatu proses
rekruitmen, proses seleksi, penempatan, Pada saat ini pertemuan Tim Kerja tersebut
pelatihan dan pengembangan, di atas terus berlangsung secara intensif
pemeliharaan, kompensasi (remunerasi), dalam mengidentifikasi kendala-kendala,
dan pengakhiran hubungan kerja serta mempersiapkan kebijakan ataupun
(misal:pensiun). Sejauh ini telah banyak aturan-aturan yang harus direvisi ataupun
pengembangan SDM yang berupa disusun dalam mendukung Program
pendidikan dan pelatihan serta sistem Reformasi Birokrasi tersebut.
pengawasan dan penindakan. Program-
program yang lebih rinci dapat dilihat
pada masing – masing bagian yaitu Bagian
Pendidikan dan Pelatihan serta Bagian
Pengawasan.
11
Bagian Kedua
KEADAAN PERKARA
12
Proses penyelesaian perkara di pengadilan melaksanakan kebijakan serta standarisasi
pada prinsipnya melewati tiga tingkatan, teknis di bidang pembinaan tenaga teknis,
yaitu tingkat pertama (Pengadilan Negeri/ pembinaan administrasi peradilan, pranata
Pengadilan Agama/Pengadilan Tata dan tata laksana perkara di lingkungan
Usaha Negara/Pengadilan Militer) tingkat peradilan terkait. Direktorat Jenderal Badan
banding (Pengadilan Tinggi/Pengadilan Peradilan pada prinsipnya berada di bawah
Tinggi Agama/Pengadilan Tinggi Tata koordinasi Sekretariat Mahkamah Agung.
Usaha Negara/Pengadilan Militer Tinggi
dan Pengadilan Militer Utama) dan Pasal 10 Undang-undang No. 4 tahun
tingkat kasasi serta peninjauan kembali 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman telah
di Mahkamah Agung. Dalam penyelesaian menegaskan bahwa Kekuasaan kehakiman
perkara tersebut secara garis besar terdapat dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung
dua proses penting yang dilakukan, yang dan badan peradilan yang berada di
pertama proses administrasi perkara dan bawahnya, dan oleh sebuah Mahkamah
yang kedua proses pemeriksaan perkara itu Konstitusi. Badan peradilan yang berada di
sendiri. Kedua proses tersebut hakekatnya bawah Mahkamah Agung meliputi badan
saling melengkapi satu sama lain. Tanpa peradilan dalam lingkungan peradilan
administrasi perkara yang baik, para umum, peradilan agama, peradilan militer,
hakim di pengadilan tentunya sulit untuk dan peradilan tata usaha negara.
memeriksa perkara dengan maksimal.
Proses pemberkasan perkara mulai dari Sebagai pengadilan negara tertinggi
penerimaan, pencatatan, penyusunan dari keempat lingkungan peradilan
jadwal persidangan, penyerahan berkas sebagaimana dimaksud di atas, Mahkamah
perkara kepada para hakim, panitera Agung juga melakukan pengawasan
pengganti termasuk juga para pihak tertinggi atas perbuatan pengadilan dalam
merupakan proses penting dalam lingkungan peradilan yang berada di
penyelesaian perkara di pengadilan. bawahnya berdasarkan ketentuan undang-
undang. Hal ini tentunya sejauh tidak
Berdasarkan Peraturan Presiden No. mengurangi independensi dari pengadilan
14 Tahun 2005 tentang Kepaniteraan itu sendiri.
Mahkamah Agung jo SK Ketua MA No.
KMA/018/SK/III/2006 tentang Organisasi Mengingat kedudukan dan kewenangannya
dan Tata Kerja Kepaniteraan MA secara tersebut, dalam laporan tahunan kali
umum saat ini struktur Kepaniteraan ini Mahkamah Agung mencoba untuk
bertugas untuk melaksanakan administrasi menyajikan tidak hanya keadaan perkara
perkara yaitu pemberian dukungan di di lingkup Mahkamah Agung namun juga
bidang teknis dan administrasi yustisial keadaan perkara pada lingkungan peradilan
kepada Majelis Hakim Agung dalam di bawahnya.
memeriksa, mengadili dan memutus
perkara, serta melaksanakan administrasi Berikut ini data penyelesaian perkara baik
penyelesaian putusan Mahkamah Agung. di tingkat Mahkamah Agung RI maupun
Pengadilan tingkat pertama dan banding di
Sedangkan berdasarkan Peraturan Presiden Empat Lingkungan Peradilan yang berhasil
No. 13 Tahun 2005 tentang Sekretariat dikumpulkan oleh Kepaniteraan Mahkamah
Mahkamah Agung jo Keputusan Sekretaris Agung RI dan Direktorat Jenderal Badan
Mahkamah Agung RI No. MA/SEK/07/SK/ Peradilan Umum, Direktorat Jenderal Badan
III/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Peradilan Agama, Direktorat Jenderal
Sekretariat Mahkamah Agung RI maka Badan Peradilan Militer dan Peradilan Tata
tugas dari Direktorat Jenderal Badan Usaha Negara untuk periode 2006 (Januari
Peradilan Umum, Agama, Tata Usaha – Desember 2006):
Negara dan Militer adalah merumuskan dan
13
I. Keadaan Perkara
Jumlah perkara yang saat ini ditangani oleh Mahkamah Agung baik perkara kasasi maupun
perkara peninjauan kembali sampai dengan bulan Maret 2007 adalah sebagai berikut:
Melihat tabel di atas maka terlihat bahwa sisa perkara yang masih harus ditangani oleh
Mahkamah Agung adalah sebanyak 9.681 perkara. Hal ini tentunya sejalan dengan
keinginan besar Mahkamah Agung dalam mengikis tunggakan perkara. Selain itu, dari tabel
di atas terlihat juga bahwa Mahkamah Agung dapat menyelesaikan perkara melebihi dari
perkara yang masuk. Penyelesaian perkara di Mahkamah Agung di atas tentunya merupakan
pencapaian yang luar biasa mengingat jumlah perkara yang masuk ke Mahkamah Agung RI
rata-rata sebanyak 7000 perkara tiap tahunnya. Hal ini terkait dengan kedudukan Mahkamah
Agung sebagai puncak dari kekuasaan kehakiman dimana peradilan tertinggi berada
sehingga menyebabkan sebagian besar upaya hukum yang dilakukan oleh para pihak
bermuara pada Mahkamah Agung.
Upaya penyelesaian tunggakan perkara di atas pada hakekatnya merupakan upaya yang
terus menerus dan sistematis. Hal ini terlihat dari berkurangnya jumlah tunggakan perkara
secara signifikan dalam tiga tahun terakhir yang dapat kita lihat pada tabel berikut ini:
Upaya lain yang sejalan dengan peningkatan efektifitas pengikisan tunggakan perkara
adalah kegiatan audit perkara yang dilaksanakan pada tahun 2006. Kegiatan audit tersebut
dapat memberikan data yang akurat mengenai keadaan perkara di Mahkamah Agung dan
kecenderungan kinerja administrasi perkara, Hasil dari audit diharapkan dapat membantu
14
Mahkamah Agung menyusun dan menerapkan strategi yang terstruktur serta efektif dalam
mengikis tunggakan perkara.
Serupa dengan pengadilan tingkat pertama, dalam periode 2006 ini sebagian besar perkara
yang banding adalah perkara yang berasal dari peradilan umum yaitu sebesar 73,23%
disusul Peradilan agama sebesar 17, 43%, perkara pada peradilan tata usaha negara sebesar
5,54%. Sedangkan perkara pada peradilan militer di tahun 2006 adalah sebesar 3,81% dari
keseluruhan perkara pada tingkat banding.
Tingkat penyelesaian perkara yang dicapai oleh pengadilan di tingkat banding rata-rata
mencapai 70% dari total perkara yang ada (baik perkara masuk maupun sisa perkara dari
tahun 2005.
Dalam periode 2006 ini jumlah perkara terbesar adalah perkara yang ada di peradilan
umum yaitu sebesar 92,54 % dari total perkara pada tingkat pertama di empat lingkungan
peradilan. Jumlah ini disusul oleh perkara yang ada di Peradilan agama yaitu sebesar 7,20%,
perkara pada peradilan militer sebesar 0,16% peradilan dan jumlah perkara pada peradilan
tata usaha negara sebanyak sebesar 0,10 % dari total perkara yang ada pada pengadilan
tingkat pertama.
15
Dari jumlah perkara di atas ternyata tingkat penyelesaian perkara yang dicapai oleh
pengadilan tingkat pertama pada empat lingkungan peradilan sangat membanggakan. Hal
ini mengingat rata-rata tingkat penyelesaian keseluruhan perkara pada tingkat pertama
kurang lebih 75% dari total perkara yang ada (baik perkara masuk maupun sisa perkara dari
tahun 2005.
Untuk melihat secara jelas mengenai beban kerja Pengadilan, maka dalam Laporan Tahun
2006 kali ini Mahkamah Agung berupaya untuk menyajikan rata-rata perbandingan perkara
yang ada dengan tenaga hakim yang tersedia. Berikut ini adalah data beban kerja hakim
selama tahun 2006 baik hakim di tingkat Mahkamah Agung, tingkat pengadilan banding
dan pengadilan tingkat pertama:
16
A. Beban Kerja Hakim Mahkamah Agung RI
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa hakim agung menangani jumlah perkara yang
terbesar dengan rata-rata 540 perkara per orang nya, Tingkat beban perkara per hakim yang
sangat mencengangkan mengingat saat ini jumlah hakim agung yang ada hanya 46 orang
17
dari jumlah maksimal 60 orang yang ditentukan oleh Undang-undang No. 4 tahun 2004.
Beban Perkara Hakim Agung dalam penanganan perkara kasasi dan peninjauan kembali
mulai bulan Januari 2006 hingga bulan Maret 2007 adalah:
Jumlah Perkara Jumlah Hakim Agung Rata-rata Beban Kerja Hakim per Bulan
Rata-rata beban perkara yang dicapai oleh hakim tingkat banding dalam tahun 2006 ini
adalah 946 perkara per hakim untuk lingkup peradilan umum. Hakim pada peradilan agama
menangani sebanyak 93 perkara. Sedangkan untuk hakim pada peradilan tata usaha negara
menangani sebanyak 6 perkara dan Pengadilan Militer sebanayk 61 perkara. Beban Perkara
para Hakim tingkat banding pada empat lingkungan peradilan antara bulan Januari 2006
hingga bulan Maret 2007 adalah:
Rata-rata beban kerja terbanyak kedua setelah beban perkara di Mahkamah Agung adalah
beban kerja para hakim pada pengadilan tingkat pertama. Khusus untuk pengadilan tingkat
pertama dapat dilihat pada tabel berikut ini:
18
Laporan Tahunan kali ini juga menampilkan keadaan perkara pidana khusus serta keadaan
perkara pajak di tingkat Mahkamah Agung. Lebih lanjut Mahkamah Agung selama tahun
2006 telah memutus perkara korupsi di tingkat kasasi sebanyak 307 perkara dengan 239
perkara dinyatakan bersalah dan 68 perkara dinyatakan bebas. Selain itu pengadilan pada
tingkat pertama memutus sebanyak 428 perkara korupsi sedangkan pengadilan tingkat
banding memutus perkara sebanyak 376 perkara. (Untuk penjelasan lebih rinci lihat
lampiran 4).
D. Rekomendasi
Berdasarkan hal tersebut di atas, terdapat beberapa hal yang direkomendasikan untuk
dilakukan, yaitu:
1) Perlu peningkatan sarana dan prasarana serta keterampilan sumberdaya manusia
untuk peningkatan penyelesaian perkara pada seluruh tingkat pengadilan di
empat lingkungan peradilan.
2) Perlu pembatasan pelimpahan kewenangan penyelesaian perkara-perkara khusus
ke Mahkamah Agung.
3) Menetapkan tenggat waktu penyelesaian perkara (dan pendefinisian tumpukan
perkara) pada tingkat Mahkamah Agung.
4) Pembuatan standar putusan (template putusan) untuk seluruh jenis perkara.
19
Bagian Ketiga
PENGAWASAN INTERNAL
20
1. Pelaksanaan Fungsi Pengawasan pengendalian menjadi satu bagian yang
Mahkamah Agung RI tidak terlepas dari aspek pengawasan.
21
Penyeimbang Kekuasaan Kehakiman Yang Sesuai dengan ketentuan yang berlaku
Merdeka Dalam Rangka Peningkatan Laporan Keuangan Kementerian Negara /
Kinerja Peradilan”. Lembaga harus di-review oleh Satuan Kerja
Di dalam Rapat Kerja Nasional ini, di Pengawasan Internal Kementerian Negara
samping dilakukannya sosialisasi / Lembaga yang bersangkutan sebelum
Keputusan Ketua Mahkamah Agung disampaikan kepada Menteri Keuangan .
Republik Indonesia Nomor : KMA/080/
SK/VIII/2006 tersebut, juga telah Pada triwulan pertama Tahun Anggaran
dibahas berbagai permasalahan yang 2006, Badan Pengawasan telah melakukan
berkaitan dengan pengawasan, serta review atas Laporan Keuangan dan Neraca
dilakukannya pembahasan mengenai Mahkamah Agung RI Tahun Anggaran 2005.
Pedoman Perilaku Hakim ( Code of Laporan Keuangan Mahkamah Agung
Conduct ). meliputi realisasi anggaran dari seluruh
4. Sebagai tindak lanjut dari Rapat Kerja satuan kerja pengadilan se-Indonesia
Nasional tersebut, diterbitkanlah sebanyak 724 ( tujuh ratus dua puluh empat
Keputusan Ketua Mahkamah Agung ) satuan kerja yang meliputi Pengadilan
Republik Indonesia Nomor: KMA/096/ Tingkat Pertama dan Pengadilan Tingkat
SK/X/2006 tanggal 19 Oktober 2006 Banding dari keempat lingkungan peradilan
Tentang Tanggung Jawab Ketua yaitu Umum, Agama, Militer, dan Tata Usaha
Pengadilan Tingkat Banding dan Ketua Negara.
Pengadilan Tingkat Pertama Dalam
Melaksanakan Tugas Pengawasan. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Badan
Surat Keputusan ini di samping Pengawasan telah melakukan pula review
menekankan tugas dan wewenang Ketua di daerah dengan mengambil sample di
Pengadilan Tingkat Pertama dan Ketua tiga Propinsi yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat,
Pengadilan Tingkat Banding untuk dan Banten sebanyak 71 (tujuh puluh satu)
menjalankan pengawasan terhadap satuan kerja Pengadilan Tingkat Pertama
jalannya peradilan dan tingkah dan Pengadilan Tingkat Banding.
laku hakim di wilayah hukumnya
masing-masing, juga memberikan b. Pelaksanaan Pengawasan Reguler
kewenangan-kewenangan untuk
melakukan tindakan sementara apabila Selama Tahun Anggaran 2006 Badan
terjadi penyimpangan. Pengawasan telah melaksanakan
5. Berdasarkan pembahasan, masukan, dan pengawasan reguler terhadap 113 ( seratus
kesepakatan pada Rapat Kerja Nasional tiga belas ) Pengadilan Tingkat Pertama
tersebut di atas, maka diterbitkanlah pada 17 ( tujuh belas ) daerah hukum
Keputusan Ketua Mahkamah Agung Pengadilan Tingkat Banding Peradilan
Republik Indonesia Nomor: KMA/104A/ Umum, Agama, dan Militer. Dengan
SK/XII/2006 tanggal 22 Desember 2006 dapat dilaksanakannya pengawasan
Tentang Pedoman Perilaku Hakim, yang reguler terhadap 113 (seratus tiga belas)
merupakan hasil dari Kelopok Kerja satuan kerja pengadilan di daerah, hal
Penyempurnaan Pedoman Perilaku ini merupakan kenaikan yang luar biasa
Hakim. apabila dibandingkan dengan pencapaian
pada tahun 2005 yang hanya dapat
Demikianlah lima langkah strategis yang dilaksanakan pada 42 (empat puluh dua)
telah diambil oleh Mahkamah Agung satuan kerja, sehingga terjadi kenaikan
selama kurun waktu tahun 2006, yang sebesar 269,04% ( dua ratus enam puluh
juga menjadi landasan operasional bagi sembilan koma nol empat persen ).
Badan Pengawasan dalam melaksanakan
pengawasan fungsional sebagaimana akan Pelaksanaan pengawasan reguler ini
dipaparkan dalam bab berikutnya. dilakukan dengan teknik pemeriksaan,
monitoring, dan pembinaan yang
3. Kegiatan Pelaksanaan Tugas Badan mencakup keseluruhan aspek administrasi
Pengawasan Mahkamah Agung RI dan manajemen peradilan.
tahun 2006
1) Penyusunan Pedoman Pelaksanaan
a. Review Atas Laporan Keuangan dan Pengawasan di Lingkungan Lembaga
Neraca Mahkamah Agung RI Tahun Peradilan
Anggaran 2005
22
Pada bulan Juni 2006 di lingkungan 4) Pembinaan / Koordinasi dan
Badan Pengawasan telah dibentuk Konsultasi Pengawasan
empat Kelompok Kerja yang bertugas
untuk menyusun Pedoman Pelaksanaan Program ini diikuti oleh seluruh Wakil Ketua
Pengawasan di Lingkungan Lembaga Pengadilan Tingkat Banding dari keempat
Peradilan. Penyusunan ini merupakan lingkungan peradilan yang diselenggarakan
penyempurnaan dan pengembangan di Bogor pada bulan Desember 2006.
dari Pedoman Umum Pelaksanaan Tugas Kegiatan ini meliputi :
Pengawasan Oleh Mahkamah Agung RI 1. Sosialisasikan Keputusan Ketua
yang sudah disusun pada bulan Juli tahun Mahkamah Agung Republik Indonesia
2004 dan telah pula disosialisasikan pada Nomor : KMA / 080 / SK / VIII / 2006
Rapat Kerja Nasional pada bulan September tanggal 24 Agustus 2006 Tentang
2004 di Semarang. Pedoman Pelaksanaan Pengawasan di
Lingkungan Lembaga Peradilan;
Hasil penyempurnaan dan pengembangan 2. Sosialisasikan Keputusan Ketua
inilah yang kemudian dikukuhkan dengan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Keputusan Ketua Mahkamah Agung Nomor : KMA / 096 / SK / X / 2006 tanggal
Republik Indonesia Nomor : KMA / 080 / SK / 19 Oktober 2006 Tentang Tanggung
VIII / 2006 tanggal 24 Agustus 2006 Tentang Jawab Ketua Pengadilan Tingkat
Pedoman Pelaksanaan Pengawasan di Banding dan Ketua Pengadilan Tingkat
Lingkungan Lembaga Peradilan, yang telah Pertama Dalam Melaksanakan Tugas
disosialisasikan pada Rapat Kerja Nasional Pengawasan ;
pada bulan September 2006 di Batam. 3. Penyampaian materi mengenai sistem
pengawasan dan teknik pemeriksaan ;
4. Penyampaian ceramah-ceramah
2) Pembekalan terhadap para Hakim mengenai pemberantasan tindak
Tinggi Pengawas baru pada Badan pidana korupsi, teknik-teknik auditing,
Pengawasan pelaksanaan pengawasan dan pelaporan
oleh :
Pembekalan ini dilaksanakan pada bulan Ketua Muda Pengawasan
Juli 2006 yang diikuti oleh sebanyak 15 ( Mahkamah Agung RI ;
lima belas ) orang Hakim Tinggi Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi
yang baru disumpah dan dilantik. Para Republik Indonesia ( KPK ) ;
Hakim Tinggi Pengawas yang baru ini, Badan Pemeriksa Keuangan ( BPK ) ;
diberikan pemaparan tugas Hakim Tinggi Badan Pengawasan Keuangan dan
Pengawas, norma-norma yang harus Pembangunan ( BPKP ) ;
ditaati, serta pengetahuan tentang sistem Kantor Kementerian Pendayagunaan
pengawasan dan teknik pemeriksaan. Aparatur Negara ;
Para pensiunan Hakim Agung dan Hakim
Pada acara ini turut serta pula narasumber Tinggi.
dari Badan Pemeriksa Keuangan ( BPK )
dan Badan Pengawasan Keuangan dan 5) Lanjutan Pembinaan / Koordinasi dan
Pembangunan ( BPKP ) untuk memberikan Konsultasi Pengawasan di Daerah
pengetahuan mengenai dasar dan teknik
audit keuangan. Hasil dari pelaksanaan Pembinaan /
Koordinasi dan Konsultasi Pengawasan di
3) Pendidikan dan Pelatihan Bogor tersebut telah disosialisasikan ke
berbagai daerah di 18 ( delapan belas ) Ibu
Pada bulan Desember 2006, Pusat Kota Propinsi, yang diikuti oleh para Hakim
Pendidikan dan Pelatihan Mahkamah Tingkat Banding, Panitera / Sekretaris, Wakil
Agung telah menyelenggarakan Pendidikan Panitera, Wakil Sekretaris, Bendahara, dan
dan Pelatihan Dasar-Dasar Auditing para Hakim Pengadilan Tingkat Pertama di
bekerjasama dengan Badan Pengawasan Ibu Kota Propinsi.
Keuangan dan Pembangunan ( BPKP ) yang
diikuti oleh para Hakim Tinggi Pengawas Para Wakil Pengadilan Tingkat Banding
baru, para Pejabat Struktural, dan Staff di yang mengikuti pembinaan di Bogor
lingkungan Badan Pengawasan Mahkamah menyampaikan hasil-hasil pembinaan
Agung RI. tersebut kepada para peserta, dan para
Hakim Tinggi Pengawas Badan Pengawasan
23
bertindak selaku narasumber. 7) Penanganan Pengaduan Masyarakat
Metode ini digunakan untuk mengukur Selama tahun 2006 telah diterima
sejauh mana daya serap dan tingkat pengaduan masyarakat, baik mengenai
pemahaman peserta, di samping untuk tingkah laku aparat pengadilan, maupun
mengembangkan budaya pengawasan di mengenai jalannya peradilan sebanyak 505
semua lini dari pusat sampai ke daerah. ( lima ratus lima ) pengaduan.
24
No Posisi Jenis Hukuman Jumlah
Diberhentikan sementara dari jabatan PNS
(sedang dalam proses perkara pidana di
13. Panitera/Sekretaris PN 1
Pengadilan, apabila terbukti bersalah maka
hukuman lebih lanjut akan dikenakan)
pembatalan promosi dan dimutasikan sebagai
14. Panitera/Sekretaris PN 1
Panitera Pengganti di Pengadilan Tinggi
Dibebaskan sementara dari jabatannya (sedang
dalam proses perkara pidana di Pengadilan,
15. Panitera/Sekretaris PN 1
apabila terbukti bersalah maka hukuman lebih
lanjut akan dikenakan)
16. Wakil PN Pembebasan dari jabatan 1
17. Wakil Sekretaris PN Pemberhentian tidak hormat sebagai PNS 1
hukuman disiplin berupa penahanan ringan
Pejabat Struktural Pengadilan
18. selama 14 hari (perkara dilimpahkan ke 1
Militer ( Kataud
Detasemen Polisi Militer)
Panitera Pengganti Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai
19. 2
Pengadilan Negeri Pegawai Negeri Sipil.
Panitera Pengganti Pemberhentian sementara dari jabatan negeri
20. 3 orang
Pengadilan Negeri Pegawai Negeri Sipil.
Panitera Pengganti penundaan kenaikan pangkat selama 1 ( satu )
21. 1 orang
Pengadilan Negeri tahun.
Panitera Muda Perdata dimutasikan sebagai Panitera Pengganti pada
22. 1 orang
Pengadilan Negeri Pengadilan Negeri lain.
Kepala Sub Bagian Keuangan Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai
23. 1 orang
Pengadilan Negeri Pegawai Negeri Sipil.
Pembebasan dari jabatan dan penurunan
Kepala Urusan Umum
24. pangkat setingkat lebih rendah selama 1 ( satu 1 orang
Pengadilan Agama
) tahun.
Tenaga Peneliti pada Pemberhentian dengan hormat tidak atas
25. 1 orang
Mahkamah Agung permintaan sendiri.
Pemberhentian dengan hormat tidak atas
26. Staff Pengadilan Negeri 1 orang
permintaan sendiri.
Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai
27. Staff Pengadilan Negeri 1 orang
Pegawai Negeri Sipil.
Pemberhentian dengan hormat tidak atas
28. Staff pada Mahkamah Agung 7 orang
permintaan sendiri
29. Staff pada Mahkamah Agung Penundaan kenaikan pangkatselama 1 tahun 1 orang
Staff pada Pengadilan Tinggi Pemberhentian dengan hormat tidak atas
30. 1 orang
Agama permintaan sendiri.
Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai
31. Staff pada Pengadilan Negeri 2 orang
Pegawai Negeri Sipil.
Pemberhentian dengan hormat tidak atas
32. Staff pada Pengadilan Negeri 1 orang
permintaan sendiri.
Bintara Urusan Dalam pada penahanan 20 ( dua puluh ) hari dan dalam
33. 1 orang
Pengadilan Militer proses penyidikan Detasemen Polisi Militer.
Bintara Urusan Dalam pada
34. Pengenaan hukuman teguran. 1 orang
Pengadilan Militer
Tamtama Provost pada
35. Pelimpahan berkas ke oditur militer 1 orang
Pengadilan Militer
25
tersebut. Berdasarkan pengamatan selama 5. Rekomendasi
pelaksanaan tugas tiga tahun ini terlihat
bahwa pada aparat peradilan secara Berkenaan dengan beberapa hal yang
perlahan telah mulai tumbuh rasa bahwa telah disampaikan di atas, maka untuk
adanya pengawasan pada setiap gerak perbaikan terhadap pengawasan internal,
dan langkah pelaksanaan tugas, dan rekomendasi-rekomendasi di bawah ini
sebaliknyapun telah berkembang pula rasa dapat dijadikan sebagai acuan:
terlindungi dalam pengertian yang positif. a. Perlu dirumuskan pola pembinaan
terhadap aparat peradilan secara terarah
Sehubungan dengan pelaksanaan dan berkesinambungan, baik dibidang
pengawasan reguler ke daerah, terasa teknis maupun administrasi.
sekali bahwa aparat peradilan di daerah b. Perlu dilakukan revitalisasi peranan
sangat membutuhkan dialog, komunikasi, Pengadilan Tingkat Banding dalam
dan pembinaan dari pusat. Pengawasan mengawasi dan membina Pengadilan-
terhadap lembaga peradilan haruslah Pengadilan Tingkat Pertama di
dilakukan secara bijaksana, yaitu dengan bawahnya.
cara sedemikian rupa sehingga tidak c. Perlu dirumuskan payung hukum untuk
mengurangi kebebasan hakim dan penjatuhan hukuman dan tindakan
menurunkan kewibawaan hakim. Oleh (treatment) terhadap para hakim di luar
karena itu seyogianyalah pemeriksaan hukuman disiplin yang diatur dalam
terhadap hakim dapat dilakukan apabila Peraturan Pemerintan Nomor 30 Tahun
benar-benar telah ada bukti-bukti 1980, begitu pula aturan mengenai
permulaan. bentuk-bentuk reward terhadap mereka
yang berprestasi.
Banyak sekali pengaduan-pengaduan yang
masuk hanya didasari dugaan-dugaan,
kecurigaan-kecurigaan, dan asumsi semata-
mata. Apabila pengaduan yang semacam ini
langsung ditindaklanjuti dengan memeriksa
para hakim, dan kemudian memang
ternyata tidak bisa dibuktikan, hal ini sangat
mengganggu kewibawaan hakim.
Diharapkan dengan optimalnya
pelaksanaan pengawasan melekat, dan
intensifnya pengawasan fungsional, para
hakim akan melaksanakan tugasnya dengan
penuh kehati-hatian, cermat dan seksama.
26
27
Bagian Keempat
PENDIDIKAN,
PELATIHAN, PENELITIAN,
DAN PENGEMBANGAN
28
Setelah berlakunya Undang-Undang integral dari sistem Pembinaan Karier
No, 5 Tahun 2004 Tentang Perubahan Pegawai Negeri Sipil yang mempunyai
Atas Undang-Undang No. 14 Tahun 1985 tugas melaksanakan, membina,
Tentang Mahkamah Agung RI, keberadaan mengkoordinasikan membina pendidikan
Pusdiklat dan Puslitbang sekarang menjadi dan pelatihan teknis peradilann kepada
Badan Litbang Diklat Kumdil Mahkamah tenaga teknis yudisial dan administrasi
Agung RI, menjadi ujung tombak dalam peradilan
mewujudkan aparat penegak hukum
yang berkualitas dan Profesional. Badan Pendidikan dan Pelatihan mencakup dua
Litbang Diklat Kumdil sebagai unit kerja fungsi sekaligus, yaitu fungsi pendidikan
yang baru mengemban tugas baik dibidang dan fungsi pelatihan yang merupakan
Penelitian dan Pengembangan Hukum dan satu kesatuan pengertian yang tidak
Peradilan, juga sebagai Pusat Pendidikan dapat dipisahkan. Untuk itu fungsi Pusat
dan Pelatihan bagi para Penegak Hukum, Pendidikan dan Pelatihan Teknis Peradilan
khususnya para Hakim, Panitera dan Jurusita mengelenggarakan fungsi:
dari semua Lingkungan Peradilan. a. pelaksanaan pembinaan, penyusunan
29
bidang teknis peradilan kepada tenaga teknis yudisial, tenaga administrasi pengadilan, dan
tenaga pengajar. Adapun Subbidang Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas melakukan
penyusunan evaluasi dan laporan pendididikan dan pelatihan tenaga teknis peradilan.
Sementara itu Kelompok Jabatan Fungsional disebut juga sebagai Kelompok Jabatan
Widyaiswara yang mempunyai tugas melaksanakan pengajaran dan pelatihan serta
pengkajian yang berkaitan dengan pengembangan sistem pendidikan dan pelatihan serta
materi bahan ajar. Untuk jumlah Widyaiswara ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban
kerja. Penempatan jenis dan jenjang jabatan tenaga Widyaiswara ini diatur sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dalam penyelenggaraan diklat selama ini, Pusdiklat Mahkamah Agung RI selalu melibatkan
tenaga-tenaga pengajar baik dari dalam (intern Mahkamah Agung) maupun dari luar
yang memiliki keahlian dibidangnya masing-masing. Tenaga pengajar yang berasal dari
dalam terdiri dari para Hakim Agung dan Hakim Tinggi dari empat lingkungan peradilan
yang dinilai mempunyai kualifikasi untuk memberikan materi pelatihan. Beberapa mantan
Hakim Agung yang masih memiliki komitmen terhadap pengembangan SDM di lingkungan
peradilan juga diminta menyampaikan materi berdasarkan pengalaman-pengalamannya
selama menjalani karir sebagai hakim, khususnya dalam menangani berbagai perkara di
pengadilan.
Sementara itu tenaga pengajar dari luar MA terdiri dari para pakar hukum, akademisi dan
praktisi hukum yang mempunyai kecakapan dibidangnya.
Pada Tahun Anggaran 2006 melalui DIPA Pendidikan dan Pelatihan Teknis Fungsional adalah
Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan bagi tenaga teknis dan non Teknis Peradilan
sebanyak 1084 (seribu delapan puluh empat) orang.
Calon
Lingkungan Hakim Tempat Panitera Muda
Hakim
Peradilan Umum 500 33 (PHI) 126
Peradilan Agama 277 - 99
Peradilan Militer 30 - -
Peradilan TUN 50 - 20
Total 867 33 245
Sesuai dengan alokasi DIPA yang ada dihubungkan dengan lama waktu pelatihan,
tingkat kebutuhan prioritas yang diperlukan oleh peserta pelatihan maka metode dalam
Pelatihan diberikan dalam bentuk Ceramah, Tanya Jawab, Presentasi Makalah, Membangun
Pengawasan Dalam Diri Sendiri, Diskusi, Physikotest dan Ujian Materi. Dalam setiap pelatihan
para peserta diharuskan untuk menyusun makalah mengenai permasalahan-permasalahan
didaerah masing-masing untuk kemudian didiskusikan. Permasalahannya adalah adanya
kesenjangan antara Teori dan Praktek dilapangan mengingat para peserta berasal dari
daerah-daerah yang berbeda dimana sering terjadi penerapan teori sering tidak sesuai
dilapangan.
30
Selain itu Diklat MA juga melakukan kerjasama dengan lembaga pendidikan lain dalam
melakukan Rintisan Pendidikan Gelar dan Non Gelar.
Disamping kegiatan Pendidikan dan Pelatihan yang diselenggarakan dengan beban biaya
DIPA, terdapat pula Program dan Kerjasama Pusdiklat Teknis Peradilan pada Badan Litbang
Diklat Kumdil Mahkamah Agung-RI, dengan beberapa Instansi yang telah dilaksanakan
selama tahun 2006 sebagai berikut :
31
Pendidikan dan Pelatihan yang dilakukan diluar dana Mahkamaha Agung yang dilakukan
dalam rangka kerjasama MA dengan donor:
32
administrasi peradilan kepada tenaga c. Pelaksanaan kerjasama dan publikasi di
teknis yudisial dan administrasi peradilan bidang penelitian dan pengembangan.
yang berhubungan dengan penjengjangan
pangkat dan jabatan. Puslitbang Hukum dan Peradilan MA-RI
terdiri dari Bidang Program dan Evaluasi,
Pusdiklatmenpim menyelenggarakan Bidang Publikasi dan Kerjasama, Subbagian
fungsi: Tata Usaha, dan Kelompok Jabatan
a. pelaksanaan pembinaan, penyusunan Fungsional Peneliti.
pedoman pendidikan, dan pelatihan
teknis dan administrasi peradilan kepada Bidang Program dan Evaluasi didukung
tenaga teknsi yudisial dan administrasi oleh Subbidang Program dan Subbidang
peradilan. Evaluasi yang bertugas melakukan
b. Pelaksanaan penyusunan program, penyusunan program penelitian dan
kurikulum, silabus serta metode pengembangan di bidang hukum dan
dan standarisasi diklat teknsi dan peradilan serta melakukan pemantauan
administrasi peradilan. evaluasi serta dokumentasi dan
c. Pelaksanaan urusan tata usaha. penyusunan laporan kegiatan hasil
penelitian dan pengembangan di bidang
Pusdiklatmenpim terdiri dari Bidang hukum dan peradilan.
Program dan Evaluasi, Bidang
Penyelenggaran Pendidikan dan Pelatihan, Bidang Publikasi dan Kerjasama mempunyai
Subbagian Tata Usaha, dan Kelompok tugas melaksanakan publikasi kegiatan
Jabatan Fungsional. Bidang-bidang tersebut penelitian dan pengembangan dan
menyelenggarakan fungsi yang sama kerjasama antar lembaga, baik di dalam
dengan Pusdiklatnis. maupupun luar negeri di bidang hukum
dan peradilan.
Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Manajemen dan Kepemimpinan telah Adapun Kelompok Jabatan Peneliti terdiri
menyelenggarakan: dari asisten peneliti hingga dengan
1. Pelatihan Komputer Tingkat Pemula di peneliti di lingkungan Puslitbang Hukum
selenggarakan di kota Jakarta. dan Peradilan yang bertugas melakukan
2. Pelatihan Komputer Tingkat Lanjutan di pengkajian, uji kelayakan rencana kebijakan,
selenggarakan di kota Jakarta. dan pengembangan model di bidang
3. Pelatihan Analisis Jabatan di hukum dan peradilan.
selenggarakan di kota Bogor.
4. Pelatihan Kearsipan selenggarakan Pada kurun waktu 2006, Pusat Penelitian
di kota Bogor. dan Pengembangan melakukan beberapa
5. Pelatihan Auditing Tingkat Dasar kegiatan sebagai berikut:
di selenggarakan di kota Bogor.
Penelitian/Pengkajian tentang: Hukum
Lingkungan dan Perlindungan Konsumen
Penelitian dan Pengembangan dengan keterlibatan Puslitbang sebagai
peneliti
Puslitbang Hukum dan Peradilan MA-RI
mempunyai tugas melaksanakan penelitian 1. Penelitian/Pengkajian tentang Hukum
dan pengembangan hukum dan peradilan, Lingkungan.
kerjasama antar lembaga di dalam dan luar Untuk mengetahui bagaimana
negeri. Ketika melaksanakan tugas Pusat pemeriksaan dan penyelesaian perkara
Penelitian dan Pengembangan Hukum dan yang menyangkut lingkungan hidup
Peradilan menyelenggarakan fungsi: yang menjadi perhatian masyarakat
a. Pelaksanaan penyusunan program ditingkat pertama (Pengadilan Negeri)
penelitian dan pengembangan. dan Tingkat Banding, sehingga muncul
b. Pelaksanaan evaluasi dan penyusunan putusan yang baik dan dapat
laporan kegiatan penelitian dan dipertanggungjawabkan bagi upaya-
pengembangan. upaya pembenahan penegakan hukum
lingkungan di Indonesia.
33
2. Penelitian/Pengkajian tentang Hukum wawasan bagi pembacanya.
Lingkungan.
Untuk mengetahu bagaimana B. Kendala-Kendala dalam Pelaksanaan
pengetahuan Hakim didalam memahami Kegiatan :
dan menerapkan hokum sebagaimana
yang tertuangkan dalam Undang- Mahkamah Agung sampai saat ini
undang tentang Perlindungan belum mempunyai gedung Pusdiklat
Konsumen dan PERMA No. 1 Tahun 2006 tersendiri. Namun pembangunan tersebut
tentang Tata Cara Pengajuan Keberatan sudah dimulai sejak tahun 2006 dan
Terhadap Putusan BPSK. direncaknakan akan diselesaikan pada
tahun 2009. Hal ini menyebabkan adanya
3. Pelaksanaan kegiatan penelitian dengan amat terpaksa pelatihan-pelatihan
dilaksanakan oleh Puslitbang Hukum tersebut diselengarakan di Hotel atau Diklat
dan Peradilan Mahkamah Agung-RI Daerah, hal mana menambah kesulitan
(Pejabat Struktural, Hakim Tinggi, Para dalam pengaturan anggaran yang memang
Asisten Peneliti dan Staff ) dengan sangat terbatas.
mengadakan pengumpulan data melalui
Sampai saat ini belum semua
jabatan dalam BalitbangDiklat
Kumdil terisi, terutama pada
Puslitbang. Hal ini tentunya perlu
untuk segera dilengkapi untuk
menunjang efisiensi dan efektifitas
kerja.
C. Rekomendasi
34
35
Bagian Kelima
PEMBINAAN KARIR
36
A. Pelaksanaan Prosedur untuk melakukan mutasi ataupun
promosi dilakukan dengan cara adanya
Undang-undang Nomor 35 Tahun 1999 pengusulan mutasi dan promosi yang
tentang Perubahan atas Undang-undang disampaikan oleh Ketua Pengadilan
Nomor 14 Tahun 1970 tentang ketentuan- Tingkat Banding kepada Direktorat
ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman Jenderal terkait setelah melalui proses
memberikan dasar hukum atas perluasan penyaringan untuk selanjutnya dibahas
dari tanggung jawab Mahkamah Agung. dan diputuskan dalam forum rapat TPM.
Berdasarkan mandat tersebut maka Namun untuk kepentingan dinas, forum
Mahkamah Agung bertanggung jawab rapat TPM dapat memutuskan mutasi hakim
terhadap empat lingkungan peradilan tanpa usul dari Ketua Pengadilan Tingkat
termasuk di dalamnya pengaturan Banding. Surat Keputusan Mutasi kemudian
organisatoris, administratif, dan finansial. ditandatangani oleh pejabat yang
Proses pengalihan kekuasaan dari hanya berwenang di Mahkamah Agung. Mutasi
mengatur tubuh Mahkamah Agung menjadi dan promosi harus sudah dilaksanakan oleh
mengatur juga empat lingkungan peradilan yang bersangkutan selambat-lambatnya
untuk disatukan di bawah kekuasaan 3 (tiga) bulan setelah terbitnya surat
Mahkamah Agung dikenal dengan sebutan keputusan mutasi promosi.
proses ”Satu Atap”. Untuk itu Mahkamah
Agung bertanggung jawab melakukan Standar untuk melakukan mutasi dan
pembinaan personalia, organisasi, promosi selain mengikuti ketentuan-
administrasi dan finansial ke 4 (empat) ketentuan tentang pengangkatan/promosi
lingkungan peradilan di seluruh Indonesia. yang tercantum dalam UU No. 8 Tahun 2004
Mahkamah Agung juga melakukan tentang Peradilan Umum juga mengikuti
pengembangan dan re-strukturisasi peraturan internal, sebagai berikut:
organisasi Mahkamah Agung sendiri mulai 1. Penempatan pertama bagi calon
dan Pimpinan Mahkamah Agung, Hakim hakim yang diangkat sebagai hakim,
Agung, Panitera dan Sekretaris serta Unit ditugaskan pada pengadilan tingkat
Penunjang (Supporting Unit) yang ada pertama kelas II di luar Pulau Jawa dan
dibawahnya. Madura;
2. Mutasi hakim anggota pada tingkat
1. Pembinaan Karir Hakim pertama paling lama 5 (lima) tahun dan
untuk daerah terpencil paling lama 3
Pembinaan Karir Hakim dilakukan melalui tahun;
sistem mutasi dan promosi. Pada prinsipnya 3. Untuk menduduki jabatan Wakil Ketua
mutasi dan promosi dimaksudkan untuk Pengadilan tingkat pertama minimal
pengembangan karir hakim sekaligus masa kerja hakim telah 10 (sepuluh)
untuk memenuhi kebutuhan organisasi tahun;
pengadilan agar pengadilan tersebut 4. Untuk menjadi hakim pengadilan negeri
mampu melaksanakan tugasnya dengan kelas I.A (khusus) di wilayah hukum PT
baik. Mutasi dan promosi disamping Jakarta pada prinsipnya sudah pernah
mempertimbangan persyaratan- menjabat KPN/WKPN dan berpangkat/
persyaratan kepangkatan dan pengalaman, golongan ruang minimal Pembina (IV/a
juga harus mempertimbangkan faktor- senior);
faktor kemampuan teknis, kepemimpinan, 5. Untuk menduduki jabatan Ketua
dan integritas pribadi. Mutasi dan promosi Pengadilan tingkat pertama kelas I.A
juga harus memperhatikan formasi hakim (khusus) akan diadakan fit and proper test
atau beban kerja (jumlah perkara) pada oleh Mahkamah Agung.
pengadilan yang bersangkutan.
37
6. Pengangkatan hakim tinggi tahun atau 2 (dua) tahun bagi hakim
dimungkinkan sebelum berumur 60 pengadilan tingkat banding yang pernah
tahun (terhitung sejak forum Pra TPM) menjabat Ketua Pengadilan Tingkat
dan disetujui oleh forum Pra TPM/TPM; Pertama.
7. Untuk menjadi hakim tinggi pada 11. Untuk menduduki jabatan Ketua
pengadilan tinggi dalam lingkungan Pengadilan tingkat Banding seorang
peradilan umum minimal berpangkat/ hakim harus
golongan ruang Pembina Tk. I (IV/b) berpengalaman sebagai hakim
senior yang pernah menduduki jabatan pengadilan tingkat banding sekurang-
pimpinan atau yang berpengalaman kurangnya selama 5 (lima) tahun atau
sebagai hakim di Pengadilan Negeri 3 (tiga) tahun bagi hakim pengadilan
Kelas I.A (khusus) minimal 2 (dua) tahun. tingkat banding yang pernah menjabat
8. Penempatan pertama hakim tinggi Ketua Pengadilan Tingkat Pertama;
harus di luar pulau Jawa dengan 12. Untuk menduduki jabatan Ketua
memperhatikan jabatan yang dijabat Pengadilan tingkat Banding harus
sebelumnya; melalui Wakil Ketua pengadilan Tingkat
9. Mutasi hakim tinggi dilakukan secara banding atau jabatan- jabatan tertentu
berjenjang ke pengadilan tingkat di Mahkamah Agung yang
banding yang kelas (type)nya lebih tinggi memungkinkan untuk itu.
apabila telah bertugas selama 2 s/d 3
tahun. Peraturan Internal tersebut diatas dapat
10. Untuk menduduki jabatan Wakil Ketua dikesampingkan apabila terdapat
Pengadilan Tingkat Banding seorang penghargaan atau penjatuhan hukuman
hakim harus berpengalaman sebagai disiplin serta adanya alasan-alasan tertentu
hakim pengadilan tingkat banding yang dapat dipertanggungjawabkan
sekurang-kurangnya selama 4 (empat) (misalnya sakit, dsb)
38
Pembinaan Karir Jumlah
Promosi menjadi Ketua Pengadilan TUN 12 orang
Promosi menjadi Wakil Ketua Pengadilan TUN 9 orang
Peradilan Promosi menjadi Hakim Tinggi TUN 6 orang
3.
Tata Usaha Pengangkatan Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara 7 orang
Pengangkatan Wakil Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara 6 orang
Mutasi Hakim Tinggi 3 orang
Mutasi Hakim PTUN 30 orang
Pengangkatan Hakim Yustisial 1 orang
Pengangkatan calon hakim menjadi Hakim 19 orang
Promosi menjadi Kepala Pengadilan Militer (Kadilmil) 1 orang
Promosi menjadi Wakil Kepala Pengadilan Militer (Wakadilmil) 1 orang
Promosi menjadi Hakim Militer Golongan IV 1 orang
Peradilan
4. Promosi menjadi Hakim Militer Golongan VI 5 orang
Militer
Promosi Panitera dari Letnan Satu ke Kapten 3 orang
Mutasi Hakim 32 orang
Mutasi Panitera 12 orang
Pada Bulan Februari 2007 telah diselesaikan Nasional Indonesia (TNI). Draft aturan ini
pula draft Aturan Promosi dan Mutasi berisikan hal-hal yang baru, yaitu:
yang disusun bersama oleh Tim yang
beranggotakan personil MA dan Pengadilan 1. Perubahan nomenklatur kepangkatan
di bawahnya serta perwakilan LSM yaitu hakim Kepangkatan hakim saat ini diatur
LeIP (Lembaga Independesi Peradilan). oleh PP No. 41 tahun 2002 tentang
Untuk sementara draft aturan ini mengenai Kenaikan Jabatan dan Pangkat Hakim.
aturan promosi dan mutasi bagi Peradilan Dalam PP tersebut kepangkatan hakim,
Umum, Peradilan TUN, dan Peradilan khususnya pada Bagian Pangkat dan
Agama. Untuk Peradilan Militer masih harus Golongan/Ruang masih menggunakan
menyesuaikan dengan kebijakan Tentara nomenklatur dan sistem dasar yang
39
sama dengan yang berlaku bagi PNS 3. Uji Kelayakan sebagai metode pengisian
pada umumnya. jabatan pengadilan tertentu yang
dilaksanakan oleh Mahkamah Agung.
Mengingat telah disepakati bahwa
setidaknya status hakim kedepan tidak 4. Pemberlakuan sistem regional/wilayah
lagi sebagai PNS, maka dalam draft dalam pemutasian hakim. Dalam draft
aturan diusulkan agar nomenklatur aturan diusulkan agar sampai jenjang
kepangkatan hakim diubah. Dalam draft kepangkatan tertentu
ini kepangkatan hakim dibagi menjadi mutasi hakim dilakukan secara regional.
dua, yaitu pangkat dan golongan. Pembagian region atau wilayah tersebut
Nomenkaltur pangkat pada dasarnya dibagi menjadi tiga, yaitu:
mengadopsi nomenklatur jabatan hakim a. Region atau Wilayah Sumatera dan
yang terdapat dalam PP No. 41/2002 Kalimantan
namun dengan sedikit modifikasi yaitu b. Region atau Wilayah Sulawesi, Kepulauan
Maluku, dan
Papua
c. Region atau
Wilayah Jawa,
Bali dan
Kepulauan
Nusa Tenggara
Namun
khusus untuk
pengadilan-
pengadilan yang
terdapat dalam
Provinsi
DKI Jakarta tidak
termasuk dalam
salah
satu region yang
ada. Tujuannya
menggunakan nomenklatur Hakim adalah
Pratama, Hakim Madya dan Hakim untuk menjadikan pengadilan-pengadilan
Utama. Dalam draft aturan diusulkan yang ada di DKI Jakarta sebagai tempat bagi
adanya pembedaan pangkat yang hakim-hakim terbaik yang berasal dari
berlaku bagi hakim tingkat pertama dan ketiga region yang ada. Dengan sistem
hakim tingkat banding (tinggi). Dengan region ini maka hakim yang ditempatkan
adanya pembedaan tersebut maka tidak dalam Pengadilan yang termasuk dalam
dimungkinkan lagi adanya hakim tingkat salah satu region, hingga pangkat tertentu
pertama yang berpangkat sama dengan hanya dapat dimutasikan ke pengadilan
hakim tingkat banding (tinggi). lainnya yang berada dalam region tersebut.
Untuk mengefektifkan sistem region ini
2. Pengedepanan sistem prestasi kerja maka sistem region harus juga berlaku
dibandingkan dengan sistem karir. semenjak tahap pendaftaran calon hakim,
Pikiran pokok ini diturunkan menjadi dalam artian jika calon hakim mendaftar
beberapa isu, yaitu penerapan kembali di tempat pendaftaran yang termasuk
ujian kenaikan golongan, perubahan dalam salah satu region, maka penempatan
jangka waktu kenaikan pangkat reguler, calon hakim tersebut pertama kali juga
dan pembatasan-pembatasan usia harus mengikuti aturan region ini.
maksimum untuk jabatan atau posisi-
posisi tertentu.
40
1. Pembinaan Karir Pegawai Lainnya Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang
Pokok-pokok Kepegawaian, Peraturan
Prosedur Rekruitmen Pegawai di Mahkamah Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang
Agung RI mengikuti Peraturan Pemerintah Wewenang Pengangkatan, Pemindahan dan
Nomor 54 Tahun 2003 tentang Formasi Pemberhentian PNS.
Pegawai Negeri Sipil, Peraturan Pemerintah
Nomor 11 Tahun 2002 tentang Pengadaan Pelaksanaan Mutasi dan Promosi Tahun
Pegawai Negeri Sipil, Keputusan Menteri 2006 di Empat Lingkungan Peradilan
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: adalah sebagai berikut:
Kep/235/M.Pan/12/2006 tahun anggaran - Promosi dan Mutasi untuk menjadi wakil
2006. Sekretaris sebanyak 57 Orang
- Promosi dan Mutasi untuk menjadi
Prosedur rekruitmen pegawai dilakukan Kasubbag sebanyak 72 Orang
melalui Penyusunan Formasi. Penyusunan - Promosi dan Mutasi untuk menjadi
Formasi didasarkan atas data-data Kepala Urusan sebanyak 87 Orang
pegawai atau formasi pegawai yang ada - Mutasi PNS antar wilayah Pengadilan
di 4 lingkungan Peradilan dan Mahkamah Tingkat Banding sebanyak 102 Orang
Agung RI. Hasil penyusunan
tersebut kemudian dianalisa
berdasarkan kebutuhan dan beban
kerja yang ada di 4 lingkungan
Peradilan dan Mahkamah Agung
yang terdiri dari formasi Hakim,
Panitera, Juru sita, Pegawai Negeri
Sipil
41
S3 S2 S1 D3 SLA SLP SD
No. Unit Kerja
L P L P L P L P L P L P L P
Mahkamah
1 9 2 109 21 397 177 16 17 412 213 34 7 58 -
Agung
2 Peradilan Umum - - 12 - 1235 655 82 80 2917 1152 26 8 296 8
450
400
350
300
250 Lk
200
Pr
15 0
10 0
50
0
S3 S1 S LA SD
3000
2500
2000
1500 Lk
1000 Pr
500
0
S3 S2 S1 D3 SLA SLP SD
42
Jumlah hakim dan pegawai Peradilan Agama lainnya
berdasarkan Gender dan Latar Belakang Pendidikan
900
800
700
600
500
Lk
400
Pr
300
200
100
0
S3 S1 SLA SD
180
160
140
120
100
Lk
80
Pr
60
40
20
0
S3 S2 S1 D3 SLA SLP SD
12 0
10 0
80
60 Lk
Pr
40
20
0
S3 S1 SL A SD
43
Bagian Keenam
SISTEM TEKNOLOGI
DAN INFORMASI
44
Teknologi umumnya digunakan untuk penerimaan berkas oleh Tata Usaha (TU), Biro
memberikan kemudahan bagi kehidupan Umum, lalu ke direktorat terkait dan Tim yang
manusia. Arus perpindahan informasi yang ditunjuk sampai pengiriman kembali berkas
pada masa lalu terbatas ruang dan waktu saat perkara ke pengadilan asal oleh TU direktorat
ini perlahan lenyap dengan berkembangnya terkait. Beberapa fitur yang ada dalam SIAP
teknologi informasi. Media komunikasi seperti yang menunjang kinerja internal Mahkamah
internet misalnya mampu mempersingkat proses Agung antara lain adalah pencari nomor
pengiriman data dari satu tempat ke tempat yang kirim pengadilan asal, nomer agenda, nomer
lain, selain itu juga memberikan berbagai jenis register dan pencarian alur berkas, informasi
informasi pada publik secara luas. mengenai nama majelis hakim, Buku register,
putusan MA, dsb. Selain untuk kepentingan
Dukungan Teknologi Informasi di lingkungan internal Mahkamah Agung, informasi SIAP juga
peradilan saat ini juga telah menjadi kebutuhan dapat diakses masyarakat diantaranya melalui
yang bersifat strategis dan berpengaruh layar sentuh (Touch Screen), Penjawab Telepon
terhadap kinerja organisasi. Sudah sepatutnya Interaktif/IVR (Interactive Voice Response), pesan
manajemen organisasi peradilan termasuk teks/sms, dan web portal dengan memasukan
Manajemen sumber daya Manusia, Manajemen nomor kirim pengadilan asal dan nomer register.
Logistik, Manajemen Keuangan serta Manajemen
Perencanaan memanfaatkan teknologi Sistem Informasi Administrasi Hukum (SIAH)
informasi yang ada. Pelaksanaan berbagai fungsi merupakan manajemen pustaka yang bersifat
manajemen tersebut yang dahulu bersifat elektronik untuk membantu penyajian dokumen
manual perlu dikembangkan dengan berbasis dan literatur hukum bagi para Hakim Agung.
pada teknologi informasi. Selain bertujuan Melalui sistem ini, para Hakim dapat mencari,
meningkatkan kualitas kinerja peradilan, melihat dan mendownload dokumen berbagai
teknologi informasi juga digunakan untuk peraturan seperti Undang-undang, Peraturan MA,
meningkatkan transparansi sistem peradilan itu Surat Edaran MA, dan juga yurisprudensi putusan.
sendiri. Sistem ini juga memungkinkan adanya integrasi
dengan Modul Perpustakaan sehingga dapat
1. Pelaksanaan Pengembangan Teknonogi melihat ketersediaan dokumen secara fisik.
Informasi
Sistem Informasi Kepegawaian MA (SIKMA)
Pengembangan teknologi informasi di Sistem Informasi Logistik (SILog), Sistem Informasi
pengadilan merupakan salah satu program Perencanaan (SIRen), Sistem Informasi Keuangan
prioritas dalam upaya pembaruan peradilan. Sejak (SIKeu), Sistem Informasi Pengawasan dan
tahun 1998 Mahkamah Agung telah berusaha Pembinaan (SIWasbin) merupakan sistem aplikasi
mengembangkan sistem informasi bagi publik pendukung atas kedua sistem aplikasi teknis
yang dinamakan Akses 121 untuk pelayanan yang telah diuraikan di atas. SIKMA misalnya
publik via telepon dan pada tahun 2003 telah merupakan suatu sistem pengelolaan data
dikembangkan sistem informasi Mahkamah personal kepegawaian dari tingkat Mahkamah
Agung RI disingkat SIMARI. Tahun demi tahun Agung hingga instansi peradilan daerah.
dikembangkan terus akhirnya sampai tahun SIWasbin dirancang untuk membantu unit
2006 ini SIMARI telah dapat berjalan dengan pengawasan dan pembinaan dalam melakukan
memiliki 8 sistem aplikasi untuk Mahkamah tugas pemeriksaan mulai perencanaan hingga
Agung Pusat yakni Sistem Informasi Administrasi pembuatan laporan kerja. SILog diharapkan
Perkara (SIAP), Sistem Informasi Administrasi dapat membantu Biro Umum dalam mengatur
Hukum (SIAH), Sistem Informasi Kepegawaian MA dan menginventarisasi semua aset yang dimiliki
(SIKMA), Sistem Informasi Logistik (SILog), Sistem Mahkamah Agung, sedangkan SIRen dapat
Informasi Perencanaan (SIRen), Sistem Informasi membantu Biro Perencanaan dalam menyusun
Keuangan (SIKeu), Sistem Informasi Pengawasan perencanaan anggaran kebutuhan seluruh unit
dan Pembinaan (SIWasbin), dan Portal Internet yang ada di Mahkamah Agung, sedangkan SIKeu
Mahkamah Agung dengan nama domain www. membantu Biro Keuangan dalam menyusun
mahkamahagung.go.id. anggaran dan melaksanakan anggaran
Mahkamah Agung.
Sistem Informasi Administrasi Perkara (SIAP)
pada prinsipnya dikembangkan untuk Seperti yang telah diuraikan sebelumnya,
merekam perjalanan berkas perkara mulai dari masyarakat juga dapat mengakses beberapa
45
informasi penting melalui portal Internet audit aset (hard & softwares) teknologi,
Mahkamah Agung www.mahkamahagung. memetakan kebutuhan informasi masing-
go.id. Beberapa menu utama dalam website ini masing unit organisasi MA dan antara
misalnya info aktual seputar berita hukum, uraian unit-unit tsb, mengetahui kemampuan
singkat mengenai empat lingkungan peradilan, SDM untuk manajemen informasi
profil organisasi dan pimpinan, direktori terkomputerisasi serta memperbaiki
pengadilan, menu peraturan internal MA, perencanaan sistim manajemen informasi
informasi perkara, pengaduan masyarakat, dan terkomputerisasi yang komprehensif dan
lain sebagainya. Di samping itu untuk Pengadilan terintegrasi. Melalui program ini diharapkan
di bawah MA yang berlokasi di tingkat daerah dukungan teknologi informasi yang saat ini
telah dikembangkan SIMARI dengan 4 sistem sudah dikembangkan di MA dan pengadilan
aplikasi yakni SIAP, SIKMA, SIKeu dan SILog untuk di bawanya dapat berjalan lebih maksimal
peningkatan kinerja Pengadilan tingkat daerah. mengingat data yang dihasilkan oleh
audit sangat berpengaruh pada proses
Upaya untuk menyelenggarakan kegiatan dan pengembangan teknologi informasi
layanan Teknologi Informasi yang baik telah pengadilan ke depannya.
dilakukan melalui berbagai kegiatan selama
Tahun Anggaran 2006 antara lain: b) Di Daerah
• Memperluas Instalasi jaringan dan sistem
a) Di lingkungan Mahkamah Agung aplikasi SIMARI di 25 Pengadilan Tingkat
• Peningkatan infrastruktur SIMARI yakni I dan Pengadilan Tingkat II di 5 daerah
peningkatan jaringan, dan peningkatan yakni : Jakarta, Banten, Bandung, Semarang,
teknologi komunikasi maupun kemampuan dan Surabaya, sehingga ke 25 Pengadilan
server dan menginstalasi jaringan SIMARI di tersebut dengan menggunakan SIMARI
beberapa satuan kerja (satker), memberikan diharapkan dapat meningkatkan kinerjanya
bimbingan teknis dan training operator sesuai tuntutan masyarakat dan terkoneksi
untuk menjamin keberlanjutan dan ke server pusat MA Jakarta untuk mengirim
kemandirian jalannya SIMARI khususnya di dan menerima data/informasi.
setiap satker. • Dalam hal peningkatan pelayanan
• Peresmian (launching) SIMARI dan sosialisasi masyarakat, untuk mengetahui informasi
aplikasi Sistem Informasi Eksekutif (SIE) di perkara di 25 pengadilan tersebut
depan anggota rapat pleno Mahkamah disediakan juga sebuah media Touch Screen
Agung dimana dengan aplikasi SIE para yang ditempatkan di lobi utama gedung
Hakim Agung dapat melihat kinerja MA pengadilan tersebut.
khususnya dalam menyelesaikan masalah
perkara. SIMARI bukanlah merupakan satu-satunya
• Dalam hal peningkatan pelayanan proyek pengembangan sistem informasi yang
masyarakat, untuk mengetahui informasi ada di Mahkamah Agung. Beberapa unit kerja
perkara di tingkat Mahkamah Agung lain juga berusaha mengembangkan sistem
disediakan 4 media pelayanan informasi informasi sesuai dengan kebutuhannya baik
yakni: via telepon, via SMS, via Internet, dan dengan swadaya maupun dengan bantuan
Touch Screen yang berada di lobi utama dari negara donor seperti Sistem Informasi
gedung Mahkamah Agung pusat sebanyak Administrasi Perkara dengan sistem pemindaian
4 unit. menggunakan kode bar (bar code) yang dibiayai
• Diangkatnya pejabat setingkat eselon III oleh ADB, proyek ini telah selesai dan hingga
yang berada dibawah Biro Hukum dan saat ini pengumpulan database yang berhasil
Humas yang bertanggung jawab dalam dilakukan pada proyek ini adalah sebanyak 6000
masalah penerapan sistem IT dalam hal perkara termasuk putusan perkara dengan format
pengembangan dan pemeliharaan system pdf melalui proses pemindaian. Demikian pula
informasi Mahkamah Agung RI. halnya dengan Direktorat Jendral Badan Peradilan
• Untuk mengetahui secara jelas kondisi Agama (Ditjen Badilag) yang telah meresmikan
terkini kapasitas teknologi yang dimiliki oleh portal internetnya dengan nama www.
Mahkamah Agung RI pada tahun 2006 juga badilag.net. Website Badilag ini telah berhasil
dilakukan tahapan awal dari program audit dimanfaatkan oleh jajaran peradilan agama yang
sistem komputerisasi di MA dan lingkungan berada dibawahnya untuk pertukaran data dan
pengadilan di bawahnya. Kegiatan ini informasi seperti laporan-laporan perencanaan,
dirancang untuk menginventarisasi/ keuangan, forum diskusi, kelompok milis, dan lain-
46
lain. Badilag juga mengembangkan
Sistem Aplikasi Kepaniteraan
Peradilan Agama (SIAPDA) yang
sampai saat ini telah digunakan oleh
98 Pengadilan Agama di seluruh
Indonesia.
2. Kendala Pelaksanaan
Pengembangan
Sistem Teknologi Informasi
3. Rekomendasi
47
Bagian Ketujuh
ALOKASI ANGGARAN DAN
PERTANGGUNGJAWABAN
KEUANGAN 2006 SERTA RENCANA
PROGRAM 2007
48
Saat ini dengan adanya kebijakan sistem pedoman pelaksanaan penghitungan
peradilan satu atap atau ”one roof system”, anggaran, pembiayaan dan
tanggung jawab pengelolaan anggaran dan pertanggungjawaban keuangan,
keuangan pengadilan beralih dari tangan pedoman pelaksanaan penghitungan
Departemen Hukum dan HAM ke Mahkamah anggaran, dan tuntutan ganti rugi,
Agung RI. Tanggung jawab Mahkamah pengelolaan pembendaharaan dan
Agung tidak lagi terbatas pada pengelolaan pengelolaan urusan pembayaran gaji
anggaran di lingkup Mahkamah Agung serta penyusunan perencanaan,
sendiri namun juga atas seluruh pengadilan pemantauan, dan perkembangan
di semua tingkatan pada empat lingkungan penerimaan negara bukan pajak di
peradilan di Indonesia. Mahkamah Agung dan Pengadilan di
semua lingkungan Badan Peradilan;
Dua struktur pada organisasi Mahkamah 2. pelaksanaan pembinaan pembukuan
Agung yang memegang peranan penting dan penghitungan anggaran;
dalam pengelolaan keuangan pengadilan di 3. pelaksanaan pembinaan pembiayaan
tingkat pusat adalah Biro Perencanaan dan dan pertanggungjawaban keuangan;
Organisasi serta Biro Keuangan pada Badan 4. pelaksanaan pembinaan penghitungan
Urusan Administrasi Mahkamah Agung. Hal anggaran dan tuntutan ganti rugi;
ini telah diatur dalam pasal 368 dan Pasal 414 5. pelaksanaan pengelolaan
Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2005 perbendaharaan dan pembayaran gaji
Tentang Sekretaris Mahkamah Agung. Kesekretariatan dan Kepaniteraan MA RI;
6. pelaksanaan penyusunan perencanaan,
Biro perencanaan pada prinsipnya memiliki pemantauan, dan perkembangan
tugas melaksanakan koordinasi dan penerimaan negara bukan pajak;
pembinaan penyusunan rencana dan 7. pelaksanaan urusan tata usaha Biro
program, anggaran, penataan organisasi dan
tata laksana serta evaluasi dan pelaporan Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan
di lingkungan Mahkamah Agung dan bahwa Biro Perencanaan dan Organisasi
pengadilan di semua lingkungan. Sesuai mengambil peranan dalam proses
pasal 369, Biro Perencanaan dan Organisasi penganggaran dan alokasi anggaran
menyelenggarakan fungsi: organisasi, sedangkan Biro Keuangan
a. Pelaksanaan koordinasi dan penyusunan bertanggung jawab dalam realisasi anggaran
rencana dan program. dan pertanggungjawaban keuangan
b. Pelaksanaan koordinasi dan pembinaan organisasi.
di bidang penyusunan rencana dan
anggaran. Anggaran Mahkamah tahun 2006 merupakan
c. Pelaksanaan koordinasi dan pembinaan bagian dari Anggaran Dan Pendapatan
di bidang bimbingan dan monitoring. Belanja Negara (APBN) 2006 yang telah
d. Pelaksanaan dan pembinaan di bidang disahkan melalui persetujuan DPR dalam
organisasi dan tata laksana. Undang-undang No.13 Tahun 2005 Tentang
e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan. Anggaran Dan Pendapatan Belanja Negara
tahun 2006. Mahkamah Agung mendapat
Sedangkan Biro Keuangan bertanggung anggaran dalam DIPA sebesar Rp.
jawab melaksanakan pengelolaan keuangan 2.182.196.000.000,- (Dua triliun seratus
di lingkungan Mahkamah Agung dan delapan puluh dua milyar seratus
Pengadilan di semua lingkungan Peradilan. sembilan puluh enam juta rupiah) untuk
Beberapa fungsi yang diselenggarakan oleh tahun anggaran 2006. Pada pertengahan
Biro ini: tahun 2006 Mahkamah Agung memperoleh
1. pelaksanaan pembukuan dan tambahan alokasi anggaran dalam Anggaran
penghitungan anggaran, pembiayaan Belanja Tambahan (ABT) untuk mendukung
dan pertanggungjawaban keuangan, beberapa kegiatan yang perlu segera
49
dilaksanakan sebesar Rp. 20.000.000.000,00 delapan juta tujuh ratus empat puluh empat
(Dua puluh milyar rupiah). ribu rupiah) atau sebesar 80,00 persen yang
dialokasikan ke satuan–satuan kerja di
Mengingat pengalaman tahun lalu dimana daerah.
pengesahan DIPA perubahan (APBN/P)
baru diterima MA pada menjelang akhir Alokasi anggaran tersebut adalah dalam
tahun anggaran, sehingga sangat sulit bentuk belanja pegawai dan belanja barang
untuk merealisasikan/menyerap anggaran untuk membiayai kelancaran operasional
tambahan tersebut, khususnya untuk satuan pengadilan, dan belanja modal serta untuk
kerja di daerah. Oleh karena itu pada tahun keperluan pembangunan sarana dan
2006 MA hanya mengalokasikan ABT ini prasarana pengadilan baik pengadilan umum,
untuk kebutuhan berdasarkan skala prioritas pengadilan agama, pengadilan tata usaha
yaitu penyelesaian pembangunan gedung negara (TUN) maupun pengadilan militer.
dan perlengkapan sarana serta prasarana DIPA daerah tersebut terbagi atas:
Pengadilan Tinggi Agama Bandung sebesar - Lingkungan Peradilan Umum
Rp. Rp. 4.790.900.000,00 (Empat milyar tujuh Rp. 1.068.553.401.000,- (60,80 %)
ratus sembilan puluh sembilan ratus ribu - Lingkungan Peradilan Agama
rupiah). Penyelesaian gedung Pengadilan Rp. 568.847.073.000,- (32,37 %)
Tinggi dilaksanakan dengan cara penunjukan - Lingkungan Peradilan TUN
langsung karena kegiatan pembangunan Rp. 57.717.269.000,- ( 3,28 %)
merupakan lanjutan dari tahun sebelumnya. - Lingkungan Peradilan Militer
Rp. 62.411.001.000,- ( 3,55 %)
Selain itu tambahan anggaran juga
dialokasikan untuk pengadaan kendaraan Sedangkan untuk DIPA pusat sebesar Rp.
bermotor roda empat untuk keperluan dinas 424.667.265.000,- (Empat ratus dua puluh
operasional para Ketua Pengadilan Negeri empat milyar enam ratus enam puluh tujuh
Kelas IA. Ketua Pengadilan Agama Kelas IA juta dua ratus enam puluh lima ribu rupiah)
dan Pengadilan Tata Usaha Negara (TUN) atau 19 % yang terbagi atas:
Kelas I yang belum memiliki kendaraan dinas - Satker Kepaniteraan
operasional yaitu sebanyak 86 unit x Rp. Rp. 77.042.393.000,- (18,14 %).
176.850.000,00 = Rp. 15.209.100.000 (Lima - Satker Badan Urusan Administrasi
belas milyar dua ratus sembilan seratus ribu Rp. 247.398.503.000,- (58,25 %)
rupiah). Pengadaannya dilakukan melalui - Satker Diklat Litbang
DIPA Pusat (Badan Urusan Administrasi MA) Rp. 10.465.347.000,- ( 2,46 %)
dengan cara government sales operation - Satker Pengawasan
(GSO)/Pelayanan Penjualan Kendaraan Rp. 6.395.666.000,- ( 1,51 %)
Khusus untuk instansi pemerintah. - Satker Ditjen Badan Peradilan Umum
Rp. 52.654.282.000,- (12,40 %)
A. Alokasi Anggaran Mahkamah Agung - Satker Ditjen Badan Peradilan Agama
RI Tahun Anggaran 2006 Rp. 26.230.827.000,- ( 6,18 %)
- Satker Ditjen
Mengingat bahwa titik tolak dan Badan Peradilan Militer &TUN
sebagian besar pelayanan peradilan bagi Rp. 4.480.238.000,- ( 1,05 %)
masyarakat adalah pelayanan peradilan
oleh pengadilan-pengadilan di daerah, Anggaran Mahkamah Agung tersebut
maka Mahkamah Agung berupaya untuk dalam DIPA tahun 2006 sebesar Rp.
semakin memperlancar dan mempercepat 2.182.196.000.000,- (Dua triliun seratus
proses peradilan di seluruh tanah air, baik delapan puluh dua milyar seratus sembilan
di pengadilan tingkat pertama maupun puluh enam juta rupiah), terbagi dalam 10
pengadilan tingkat banding. Untuk itu, dari (sepuluh) program *(lihat juga perinciannya
total keseluruhan anggaran Mahkamah dalam lampiran 6 ) , yaitu:
Agung sebesar 2.182.196.000.000,- (Dua Dari 10 (sepuluh) program tersebut, untuk
triliun seratus delapan puluh dua milyar alokasi daerah terdapat 2 (dua) program
seratus sembilan puluh enam juta rupiah) yaitu Program Penyelenggaraan Pimpinan
maka anggaran daerah adalah sebesar Rp. Kenegaraan dan Kepemerintahan dan
1.757.528.744.000,- (Satu triliun tujuh ratus Program Peningkatan Kinerja Lembaga
lima puluh tujuh milyar lima ratus dua puluh Peradilan dan Lembaga Penegakan Hukum
50
lainnya yang kegiatannya dilaksanakan pada Laporan Keuangan Mahkamah Agung RI
pokoknya antara lain: Tahun Anggaran 2006 terdiri dari Laporan
Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan
1. Belanja barang untuk pelaksanaan Tupoksi. atas Laporan Keuangan yang disusun secara
2. Peningkatan sarana dan prasarana, seperti: desentralisasi dengan menggunakan Sistem
- Pengadaan tanah untuk gedung kantor, Akuntansi Instansi (SAI) yang terdiri dari
rumah dinas pengadilan. Sistem Akuntansi Keuangan (SAK) dan Sistem
- Pengadaan kendaraan operasional bagi Akuntansi Barang Milik Negara (SABMN).
Mahakamah Agung dan pengadilan. Laporan keuangan tahun anggaran 2006
- Pengadaan alat pengolah data, seperti: ini telah dikaji ulang (review) oleh Badan
komputer, lap top, dll. Pengawasan Mahkamah Agung RI selaku
- Perawatan gedung kantor dan rumah badan pengawasan internal. Namun saat ini
dinas. masih dilakukan rekonsiliasi dengan Ditjen
- Pengadaan meubelair. Perbendaharaan c.q. Direktorat Informasi
- Perawatan sarana gedung, dll. Akuntansi dan dalam proses pemeriksaan
3. Pembinaan dan konsultasi, seperti oleh badan pengawas eksternal Badan
pengawasan, hakim terbang/detasiring. Pemeriksa Keuangan RI (BPK RI).
4. Bantuan hukum, seperti bantuan biaya
saksi, pengacara dan penyelesaian Realisasi pendapatan negara dan hibah
perkara lainnya. selama Tahun Anggaran 2006 adalah sebesar
5. Operasi pelayanan hukum, seperti biaya Rp 5.935.921.593,- (lima milyar sembilan
pengamanan perkara. ratus tiga puluh lima juta sembilan ratus dua
puluh satu lima ratus sembilan puluh tiga
B. Realisasi Anggaran Mahkamah Agung rupiah) atau mencapai 7.650,70% dari pagu
RI Tahun Anggaran 2006 anggarannya.
51
terdiri dari kewajiban jangka pendek sebesar kerja di wilayah/propinsi yang bersangkutan
Rp 7.934.409.602,-; dan kewajiban jangka dengan Kantor Pelayanan Perbendaharaan
panjang sebesar Rp. 746.950,-. Negara (KPPN) setempat. Selain itu dengan
adanya Koordinator Wilayah ini maka tindak
Jumlah ekuitas dana per 31 Desember 2006 lanjut dan proses penyempurnaan data
adalah sebesar Rp 445.262.209.543,- yang akuntansi dapat dilakukan di tingkat daerah
terdiri dari ekuitas dana lancar sebesar Rp sebelum dikirim ke Mahkamah Agung dan
7.850.343.500,-; ekuitas dana investasi sebesar Kanwil Ditjen Perbendaharaan Departemen
Rp 437.411.866.043,-. Keuangan RI.
Dengan ditunjuknya
satuan kerja unit pelaksana
teknis sebagai Koordinator
Wilayah yang bertindak
sebagai Unit Akuntansi
Pembantu Pengguna
Anggaran Wilayah
(UAPPA-W) melalui SK Sekretaris MA RI No. dalam pelaksanaan belanja barang berkaitan
MA/SEK/210A/SK/VI/2006, penyusunan dengan jumlah anggaran yang ditetapkan
Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca oleh Departemen Keuangan. Jumlah
tahun ke depannya diharapkan dapat anggaran untuk belanja barang yang
berjalan secara desentralisasi. Kendala yang ditetapkan oleh Departemen Keuangan
dihadapi tahun-tahun sebelumnya dalam lebih kecil dari kebutuhan Mahkamah Agung
penyusunan laporan keuangan di Mahkamah yang sesungguhnya, sehingga tidak semua
Agung termasuk laporan keuangan seluruh kebutuhan dapat dipenuhi dengan jumlah
pengadilan tingkat pertama dan banding anggaran tersebut.
pada empat lingkungan peradilan di
Indonesia sedikit banyak dapat teratasi. Kendala lain dalam pelaksanaan anggaran
Namun pelaksanaan sistem yang baru ini antara lain adalah faktor tingkat inflasi. Hal ini
belum berjalan dengam maksimal karena tampak dari perbedaan standar harga yang
tentunya memerlukan waktu. ditetapkan pada saat perencanaan dengan
harga sesungguhnya atau harga riil pada saat
Berdasarkan sistem yang baru, proses pelaksanaan anggaran. Selain itu Aplikasi
pelaporan realisasi anggaran dan neraca RKA-KL dari Departemen Keuangan RI tiap
dikoordinasikan oleh Koordinator Wilayah tahun selalu ada perubahan sehingga perlu
yang berperan dalam melakukan rekonsiliasi penyesuaian dalam hal pemahaman untuk
data akuntansi yang diterima dari satuan para operator.
52
C. Peningkatan Sarana dan Prasarana peraturan-peraturan yang berkaitan
Pengadilan dengan pengelolaan keuangan pada
seluruh jajaran peradilan untuk
Salah satu prioritas dalam program meningkatkan efektifitas dan efisiensi
Mahkamah Agung bagi seluruh wilayah pengelolaan keuangan
Pengadilan adalah penyediaan sarana dan 2. Penambahan tenaga atau staf yang
prasarana pengadilan yang layak dalam berlatar belakang keuangan, khususnya
rangka mendukung pelaksanaan tugas di bidang akuntansi.
pokok dan fungsi lembaga peradilan dari 3. Peningkatan kemampuan pengelolaan
semua lingkungan peradilan di Indonesia. keuangan khususnya bagi pimpinan
Selama ini dukungan sarana dan prasarana pengadilan di daerah mulai dari
yang ada masih belum memadai sehingga penetapan sasaran anggaran hingga
Mahkamah Agung berupaya terus menerus realisasi anggaran,
untuk meningkatkan sarana dan prasarana 4. Peningkatan kemampuan unit pengelola
agar seimbang dengan beban tugas yang keuangan di bidang penyusunan RAB,
diemban, tuntutan masyarakat terhadap TOR dan kelengkapan lainnya.
kinerja pengadilan, dan penegakan 5. Masih perlunya dilaksanakan sosialisasi
supremasi hukum. tentang aplikasi Rencana Kerja
Anggaran-Kementerian Lembaga
Sejalan dengan upaya peningkatan sarana (RKA-KL).Peningkatan monitoring
dan prasarana yang telah dilaksanakan pada pelaksanaan anggaran oleh pusat ke
tahun 2005 dan tahun-tahun sebelumnya, daerah-daerah
maka di tahun 2006 ini upaya peningkatan 6. Diharapkan ke depannya melalui SIMARI
sarana dan prasarana tersebut diantaranya yang terhubung antara pusat dan daerah,
terdiri dari peningkatan sarana dan prasarana usulan RKA-KL dari setiap satker dapat
gedung kantor pengadilan, pembangunan diakses secara online.
perumahan dinas, pengadaan kendaraan 7. Peningkatan kemampuan penyusunan
operasional, pengadaan perlengkapan kantor usulan rencana dan anggaran
dan pengadaan fungsional peradilan. berdasarkan teknis penyusunan RKA-KL
menurut aplikasi RKA-KL
Berikut ini bagan peningkatan sarana dan
prasarana pengadilan yang telah dilakukan
selama tahun 2006:
53
Bagian Kedelapan
PENUTUP
54
Transparansi dan Akuntabilitas merupakan Kebijakan reformasi peradilan lainnya
salah satu prinsip-prinsip untuk mendukung adalah dengan mendukung Program
Kepemerintahan yang Baik (Good Reformasi Birokrasi yang dicanangkan
Governance). Untuk itu Mahkamah Agung pemerintah pada akhir tahun 2005.
telah memulai tradisi penyusunan Buku Khusus untuk pengadilan, maka Program
Laporan Tahunan yang dapat diperoleh Reformasi Birokrasi berkenaan dengan
publik sejak tahun 2005. Harapannya adalah upaya perbaikan dukungan bagi personil
institusi lain dan masyarakat pada umumnya pengadilan dalam meningkatkan
dapat lebih mengetahui kinerja dan kendala kinerjanya. Program Reformasi Birokrasi
yang dihadapi oleh Mahkamah Agung pada pokoknya terdiri dari Reformasi
beserta seluruh tingkatan Pengadilan di Manajemen SDM, Reformasi Manajemen
bawahnya. Keuangan, Penelusuran Aset, dan Reformasi
Manajemen Dukungan Teknologi Informasi.
Sistematika Laporan Tahunan selalu Diawali dengan kunjungan Presiden RI ke
diperbaiki setiap tahun untuk lebih Mahkamah Agung RI dalam menghadiri
menyesuaikan dengan harapan masyarakat. Acara Tatap Muka dengan Ketua Mahkamah
Pada edisi ini, Perkembangan Hukum Agung RI serta Empat Lingkungan Peradilan
menjadi annex tersendiri, dan adanya pada 20 Desember 2005 yang lalu dalam hal
Bab khusus yang membahas mengenai Program Reformasi Birokrasi, maka dilakukan
Pengembangan Sistem Informasi di pertemuan-pertemuan Tim Kerja yang
Mahkamah Agung serta seluruh tingkatan terdiri perwakilan dari MA, Departemen
Pengadilan di bawahnya. PAN, Departemen Keuangan, BPK, KPK, dan
Bappenas yang diadakan secara intensif
Sebagai tindak lanjut Cetak Biru Pembaruan untuk mengidentifikasi kendala-kendala,
Peradilan, maka Mahkamah Agung serta mempersiapkan kebijakan ataupun
sejak Tahun 2004 telah membentuk Tim aturan-aturan yang harus direvisi ataupun
Pembaruan Peradilan. Tim Pembaruan disusun dalam mendukung Program
Peradilan kemudian menyusun program Reformasi Birokrasi tersebut.
prioritas pembaruan peradilan. Untuk
lebih mengoptimalkan program-program Salah satu yang menjadi fokus perhatian
prioritas, maka dibentuklah kelompok masyarakat adalah upaya pengikisan
kerja yang berasal dari anggota Tim tumpukan perkara yang ada di Mahkamah
Pembaruan Peradilan dan pejabat struktural Agung. Sejak Tahun 2005, Mahkamah Agung
di Mahkamah Agung RI. Kelompok Kerja telah berusaha untuk dapat mengikis
kemudian menyusun program masing- tunggakan perkara. Terdapat dua tahap
mesing dengan mengembangkan program yang menjadi titik perhatian dalam mengikis
prioritas sesuai dengan kebutuhan saat tumpukan perkara di Mahkamah Agung.
ini. Kelompok Kerja bertugas untuk Pertama adalah proses memutus perkara
mengembangkan strategi, mengkoordinir dan proses minutasi. Pada kurun waktu
berbagai kegiatan terkait, mengawasi serta hingga bulan Maret 2007 Mahkamah Agung
mengevaluasi program-program terkait. telah memutus perkara sebanyak 10.460
Sampai saat ini sesuai dengan kebutuhan perkara dan menyisakan 9.681 perkara.
Pembaruan Peradilan, Mahkamah Agung Dengan Hakim Agung yang berjumlah 46
menetapkan 6 kelompok kerja, yaitu (1) orang kecepatan memutus perkara rata-rata
Kelompok Kerja Manajemen Perkara, (2) perbulan adalah 2069 perkara per bulan.
Kelompok Kerja Informasi dan Teknologi, (3) Kecepatan memutus perkara ini tentunya
Kelompok Kerja Pendidikan dan Pelatihan harus juga diimbangi dengan kecepatan
(4) Kelompok Kerja sumber Daya Manusia (5) minutasi. Untuk menunjang percepatan
Kelompok Kerja Perencanaan dan Anggaran minutasi Mahkamah Agung mengadakan
serta (6) Kelompok Kerja Pengawasan. program pelatihan-pelatihan bagi operator
55
minutasi dalam mendorong peningkatan kepada Menteri Keuangan. Pada triwulan
kinerja. pertama Tahun Anggaran 2006, Badan
Pengawasan telah melakukan review atas
Adapun pada pengadilan tingkat pertama, Laporan Keuangan dan Neraca Mahkamah
dalam periode 2006 ini jumlah perkara Agung RI Tahun Anggaran 2005. Laporan
terbesar adalah perkara yang ada di Keuangan Mahkamah Agung meliputi
peradilan umum yaitu sebesar 92,54 % realisasi anggaran dari seluruh satuan kerja
dari total perkara pada tingkat pertama di pengadilan se-Indonesia sebanyak 724 (
empat lingkungan peradilan. Jumlah ini tujuh ratus dua puluh empat ) satuan kerja
disusul oleh perkara yang ada di Peradilan yang meliputi Pengadilan Tingkat Pertama
agama yaitu sebesar 7,20%, perkara pada dan Pengadilan Tingkat Banding dari
peradilan militer sebesar 0,16% peradilan keempat lingkungan peradilan yaitu Umum,
dan jumlah perkara pada peradilan tata Agama, Militer, dan Tata Usaha Negara.
usaha negara sebanyak sebesar 0,10 % dari Dalam melaksanakan tugas tersebut, Badan
total perkara yang ada pada pengadilan Pengawasan telah melakukan pula review
tingkat pertama. Dari jumlah perkara di atas di daerah dengan mengambil sample di
ternyata tingkat penyelesaian perkara yang tiga Propinsi yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat,
dicapai oleh pengadilan tingkat pertama dan Banten sebanyak 71 ( tujuh puluh satu
pada empat lingkungan peradilan sangat ) satuan kerja Pengadilan Tingkat Pertama
membanggakan. Hal ini mengingat rata-rata dan Pengadilan Tingkat Banding. Selama
tingkat penyelesaian keseluruhan perkara Tahun Anggaran 2006 Badan Pengawasan
pada tingkat pertama kurang lebih 75% dari telah melaksanakan pengawasan reguler
total perkara yang ada. terhadap 113 ( seratus tiga belas ) Pengadilan
Tingkat Pertama pada 17 ( tujuh belas )
Serupa dengan pengadilan tingkat pertama, daerah hukum Pengadilan Tingkat Banding
dalam periode 2006 ini sebagian besar Peradilan Umum, Agama, dan Militer. Dengan
perkara yang banding adalah perkara yang dapat dilaksanakannya pengawasan
berasal dari peradilan umum yaitu sebesar reguler terhadap 113 ( seratus tiga belas )
73,23% disusul Peradilan agama sebesar satuan kerja pengadilan di daerah, hal ini
17, 43%, perkara pada peradilan tata usaha merupakan kenaikan yang luar biasa apabila
negara sebesar 5,54%. Sedangkan perkara dibandingkan dengan pencapaian pada
pada peradilan militer di tahun 2006 adalah tahun 2005 yang hanya dapat dilaksanakan
sebesar 3,81% dari keseluruhan perkara pada 42 ( empat puluh dua ) satuan kerja,
pada tingkat banding. Tingkat penyelesaian sehingga terjadi kenaikan sebesar 269,04%
perkara yang dicapai oleh pengadilan di ( dua ratus enam puluh sembilan koma nol
tingkat banding rata-rata mencapai 70% dari empat persen ).
total perkara yang ada (baik perkara masuk
maupun sisa perkara dari tahun 2005. Sumber daya manusia yang dapat bekerja
secara efektif dan efisien merupakan
Tahun 2006 merupakan tahun yang aset berharga bagi institusi. Untuk itu
dicanangkan sebagai Tahun Pengawasan mekanisme pendidikan dan pelatihan
dan Pembinaan. Badan Pengawasan pada personil pengadilan tentunya harus
yang berada pada level Eselon Satu, terus ditingkatkan dalam mendorong
mulai aktif bekerja setelah disahkannya perbaikan kinerja. Sepanjang Tahun 2006
Struktur Organisasi MA yang baru. Untuk Badan Pendidikan, Pelatihan, Penelitian dan
itu peletakan sistem serta pembenahan Pengembangan telah menyelenggarakan
terus dilakukan Badan Pengawasan pelatihan bukan hanya bagi hakim, namun
untuk menyempurnakan serta lebih juga bagi panitera, juru sita, pegawai
mengefektifkan mekanisme pengawasan administrasi, operator, dan personil
internal institusi. Sesuai dengan ketentuan pengadilan lainnya.
yang berlaku Laporan Keuangan
Kementerian Negara/Lembaga harus Pembinaan Karir bagi personil pengadilan
di-review oleh Satuan Kerja Pengawasan dilakukan oleh masing-masing Direktorat
Internal Kementerian Negara/Lembaga Jenderal. Sebagai salah satu pendukung
yang bersangkutan sebelum disampaikan manajemen SDM yang lebih baik,
56
mekanisme pembinaan karir disempurnakan Mahkamah Agung yang memegang
dengan menjadikan penilaian berbasis peranan penting dalam pengelolaan
kinerja sebagai komponen utama keuangan pengadilan di tingkat pusat
dibandingkan dengan masa kerja. Hal adalah Biro Perencanaan dan Organisasi
ini untuk memacu setiap SDM dalam serta Biro Keuangan pada Badan Urusan
menunjukan kinerja terbaiknya bagi institusi. Administrasi Mahkamah Agung. Biro
Perencanaan dan Organisasi mengambil
Dukungan Teknologi Informasi di peranan dalam proses penganggaran dan
lingkungan peradilan saat ini juga telah alokasi anggaran organisasi, sedangkan
menjadi kebutuhan yang bersifat strategis Biro Keuangan bertanggung jawab dalam
dan berpengaruh terhadap kinerja realisasi anggaran dan pertanggungjawaban
organisasi. Sudah sepatutnya manajemen keuangan organisasi. Dengan ditunjuknya
organisasi peradilan termasuk Manajemen satuan kerja unit pelaksana teknis sebagai
sumber daya Manusia, Manajemen Logistik, Koordinator Wilayah yang bertindak
Manajemen Keuangan serta Manajemen sebagai Unit Akuntansi Pembantu
Perencanaan memanfaatkan teknologi Pengguna Anggaran Wilayah (UAPPA-
informasi yang ada. Pelaksanaan berbagai W) melalui SK Sekretaris MA RI No.
fungsi manajemen tersebut yang dahulu MA/SEK/210A/SK/VI/2006, penyusunan
bersifat manual perlu dikembangkan Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca
dengan berbasis pada teknologi informasi. tahun ke depannya diharapkan dapat
Selain bertujuan meningkatkan kualitas berjalan secara desentralisasi. Kendala yang
kinerja peradilan, teknologi informasi dihadapi tahun-tahun sebelumnya dengan
juga digunakan untuk meningkatkan tersentralisirnya penyusunan laporan
transparansi sistem peradilan itu sendiri. keuangan di Mahkamah Agung sedikit
banyak dapat teratasi. Namun pelaksanaan
Pengembangan teknologi informasi di sistem yang baru ini belum berjalan dengam
pengadilan merupakan salah satu program maksimal karena tentunya memerlukan
prioritas dalam upaya pembaruan peradilan. waktu. Berdasarkan sistem yang baru, proses
Sejak tahun 1998 Mahkamah Agung telah pelaporan realisasi anggaran dan neraca
berusaha mengembangkan sistem informasi dikoordinasikan oleh Koordinator Wilayah
bagi publik yang dinamakan Akses 121 yang berperan dalam melakukan rekonsiliasi
untuk pelayanan publik via telepon dan data akuntansi yang diterima dari satuan
pada tahun 2003 telah dikembangkan kerja di wilayah/propinsi yang bersangkutan
sistem informasi Mahkamah Agung dengan Kantor Pelayanan Perbendaharaan
RI disingkat Simari. Tahun demi tahun Negara (KPPN) setempat. Selain itu dengan
dikembangkan terus akhirnya sampai adanya Koordinator Wilayah ini maka tindak
tahun 2006 ini Simari telah dapat berjalan lanjut dan proses penyempurnaan data
dengan memiliki 8 sistem aplikasi untuk akuntansi dapat dilakukan di tingkat daerah
Mahkamah Agung Pusat yakni Sistem sebelum dikirim ke Mahkamah Agung dan
Informasi Administrasi Perkara (SIAP), Sistem Kanwil Ditjen Perbendaharaan Departemen
Informasi Administrasi Hukum (SIAH), Sistem Keuangan RI.
Informasi Kepegawaian MA (SIKMA), Sistem
Informasi Logistik (SILog), Sistem Informasi Pepatah lama mengatakan bahwa sesuatu
Perencanaan (SIRen), Sistem Informasi tidak ada yang sempurna. Saran dan
Keuangan (SIKeu), Sistem Informasi kritik atas Laporan Tahunan ini tentunya
Pengawasan dan Pembinaan (SIWasbin), dan akan diterima, karena dengan demikian
Portal Internet Mahkamah Agung dengan mekanisme akuntabilitas telah bekerja.
nama domain www.mahkamahagung.go.id. Namun kerja belum usai, untuk itu
penyempurnaan-penyempuraan harus terus
Tanggung jawab Mahkamah Agung tidak dilakukan. Semoga informasi-informasi
lagi terbatas pada pengelolaan anggaran di yang disajikan dalam Laporan Tahunan ini
lingkup Mahkamah Agung sendiri namun dapat dijadikan sebagai media informasi
juga atas seluruh pengadilan di semua sebagai jembatan antara institusi dengan
tingkatan pada empat lingkungan peradilan masyarakat pada umumnya.
di Indonesia. Dua struktur pada organisasi
57
LAMPIRAN I
PENGEMBANGAN HUKUM
”Kewenangan baru Peradilan Agama Pasca Undang-Undang No. 3 Tahun 2006”
Naskah ini disiapkan oleh Drs. H. Andi di Indonesia yang selama ini tidak ada
Syamsu Alam, SH.,MH., (Ketua Muda Urusan dilingkungan Peradilan Umum, sedangkan
Lingkungan Peradilan Agama). hal itu merupakan tuntutan umat Islam
akibat lahirnya Kompilasi Hukum Islam yang
Perubahan Undang-Undang Dasar 1945 melembagakan pengangkatan anak atau
telah mencantumkan nama Peradilan anak angkat.
Agama pada pasal 24, bahkan setelah
diundangkannya Undang-Undang No. Masalah anak angkat kriterianya sangat
3 Tahun 2006 tentang Perubahan atas spesifik menurut ketentuan Hukum Islam,
Undang-Undang Nomor 7 tahun 1989 misalnya saja :
tentang Peradilan Agama pada tanggal - anak angkat bukan ahli waris dari
20 Maret 2006, Undang-Undang ini telah bapak angkatnya, ia hanya berhak
memberikan kewenangan baru yaitu : memperoleh bahagian wasiat wajibah
- Mengadili sengketa tentang zakat. dan tidak boleh melebihi sepertiga dari
- Mengadili sengketa tentang infaq. harta warisan.
- Mengadili sengketa dibidang ekonomi - anak angkat perempuan boleh dinikahi
syariah. oleh ayah angkatnya.
- ayah angkat tidak boleh menjadi wali
Adapun yang dimaksud dengan “ekonomi nikah dari anak angkat perempuan.
syariah” menurut penjelasan pasal 49 - anak angkat tidak boleh dinasabkan
Undang-Undang No. 3 tahun 2006, adalah kepada ayah angkatnya.
perbuatan atau kegiatan usaha yang - anak angkat tidak boleh diputuskan
dilaksanakan menurut prinsip syariah, nasabnya dengan orang tua aslinya.
antara lain meliputi : - panggilan (bin/binti) harus kepada ayah
a. bank syariah; kandungnya.
b. lembaga keuangan mikro syariah;
c. asuransi syariah; Demikian pula persoalan ekonomi syariah,
d. reasuransi syariah; adalah merupakan masalah baru di
e. reksa dana syariah; Indonesia, yang penyelesaian sengketanya
f. obligasi syariah dan surat berharga diserahkan oleh Undang-Undang No. 3
berjangka menengah syariah; Tahun 2006 kepada Peradilan Agama (pasal
g. sekuritas syariah; 49).
h. pembiayaan syariah;
i. pegadaian syariah; Pilihan hukum (opsi) pada sengketa
j. dana pensiun lembaga keuangan syariah; ekonomi syariah tidak dikenal, termasuk
dan pada sengketa kewarisan. Pilihan hukum
k. bisnis syariah; yang dikenal pada Undang-Undang No. 7
tahun 1989 telah dihapus oleh Undang-
Selain itu Peradilan Agama diberi Undang No. 3 Tahun 2006.
wewenang Pengangkatan anak berdasarkan
hukum Islam melalui penetapan (Penjelasan Adapun sengketa hak milik atau
Undang-Undang No. 3 Tahun 2006 pasal 49 keperdataan lain pada perkara-perkara yang
huruf a no. 20). menjadi kewenangan Peradilan Agama,
seperti waris, harta bersama, wakaf dan
Soal pengangkatan anak berdasarkan lain-lain pada Undang-Undang No. 7 Tahun
hukum Islam adalah persoalan baru 1989 pasal 50 harus menunggu putusan
58
Peradilan Umum. Akan tetapi setelah Agama diperluas, hal ini sesuai dengan
lahirnya Undang-Undang No. 3 Tahun 2006 perkembangan hukum dan kebutuhan
harus diselesaikan oleh Peradilan Agama hukum masyarakat, khususnya masyarakat
sendiri, sepanjang yang berperkara itu muslim.
adalah orang Islam.
Demikian pula mengenai produk penetapan
Pasal 52 A Undang-Undang No. 3 Tahun ahli waris yang bersifat voluntair yang
2006 juga memberi kewenangan baru selama ini dilarang oleh Mahkamah Agung
berupa itsbat kesaksian rukyat hilal melalui SURAT EDARAN, setelah lahirnya
pemantauan awal bulan pada tahun Undang-Undang No. 3 Tahun 2006 hal itu
Hijriyah untuk membantu umat Islam sudah dibolehkan berdasarkan penjelasan
menetapkan hari raya. Undang-Undang No. 3 Tahun 2006 pasal 49
Pasal 2 juga mengalami perubahan, yakni huruf b.
pada Undang-Undang No. 7 Tahun 1989
bunyinya adalah sebagai berikut : Adapun diwilayah hukum Provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam, tidak dipakai
Peradilan Agama adalah salah satu pelaku nama Pengadilan Agama, akan tetapi
kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari Mahkamah Syar’iyah untuk pengadilan
keadilan yang beragama Islam mengenai tingkat pertama, sedangkan untuk tingkat
perkara perdata tertentu yang diatur dalam banding dipakai nama Mahkamah Syar’iyah
Undang-Undang ini. Sedangkan pada Provinsi (pasal 130 Undang-Undang No. 11
Undang-Undang No. 3 Tahun 2006 bunyinya Tahun 2006 Tentang Pemerintahan Aceh).
menjadi:
”Peradilan Agama adalah salah satu pelaku Sedangkan kewenangannya, meliputi
kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari bidang-bidang :
keadilan yang beragama Islam mengenai - ahwal al-syakhsiyah (hukum keluarga);
perkara tertentu sebagaimana dimaksud - muamalah (hukum perdata);
dalam Undang-Undang ini.” - jinayah (hukum pidana) yang didasarkan
atas syariat Islam. (Pasal 128 ayat 4
Dengan demikian kewenangan tidak lagi Undang-Undang No. 11
dibatasi pada perkara perdata tertentu, Tahun 2006 Tentang Pemerintahan Aceh).
akan tetapi sudah diperluas dan apa yang
mendasarinya dijelaskan pada Penjelasan Mengenai hukum acara Mahkamah
Umum Undang-Undang No. 3 Tahun 2006 Syar’iyah, adalah hukum acara yang diatur
sebagai berikut : dalam Qanun Aceh.
Sebelum Qanun Aceh terbentuk, maka yang
”Dengan penegasan kewenangan berlaku adalah :
Peradilan Agama tersebut dimaksudkan - Sepanjang mengenai ahwal al syakhsiyah
untuk memberikan dasar hukum kepada dan muamalah (hukum keluarga dan
Pengadilan Agama dalam menyelesaikan hukum perdata) berlaku Hukum Acara
perkara tertentu tersebut, termasuk yang berlaku pada pengadilan dalam
pelanggaran atas Undang-Undang tentang lingkungan peradilan agama, kecuali
Perkawinan dan peraturan pelaksanaannya yang sudah diatur khusus oleh Undang-
serta memperkuat landasan hukum Undang Pemerintahan Aceh.
Mahkamah Syar’iyah dalam melaksanakan - sepanjang mengenai jinayah (hukum
kewenangannya dibidang jinayah pidana) berlaku Hukum Acara
berdasarkan qanun.” sebagaimana yang berlaku pada
pengadilan dalam lingkupnya peradilan
Dalam Undang-Undang ini kewenangan umum, kecuali yang diatur secara
pengadilan dilingkungan Peradilan khusus dalam Undang-Undang
59
Pemerintahan Aceh.
(Pasal 132 ayat 1 dan 2 Undang-Undang No. 11 Tahun 2006 Tentang Pemerintahan Aceh).
Tentang tugas penyelidikan dan penyidikan sepanjang mengenai jinayah (hukum pidana)
dilakukan oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Penyidik Pegawai Negeri Sipil
(Pasal 133 Undang-Undang No. 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh).
60
LAMPIRAN 2
Ketua: Panitera MA
Anggota: Sekretaris Kepaniteraan MA, Panitera Muda Pidana MA, Panitera Muda TUN MA, Panitera Muda Perdata Niaga MA, Panitera Muda Perdata MA, Panitera
Muda Pidana Militer MA, Panitera Muda Perdata Agama, Rifqi S. Assegaf, Aria Sujudi, Wiiwek Awiati.
61
62
Output dan Dana &
No Program Kegiatan Status Pelaksanaan Waktu
Indikator Keberhasilan Pelaksana
Perbaikan
Sistem
• Buku I dan II telah direvisi
Manajemen
• Riset sistem JICA (program bench book) namun
Perkara
2 manajemen perkara - Riset penyempurnaan Buku 1, 2 dan 3 karena ada kelemahan harus
Pengadilan
direvisi lagi;
Tingkat
Pertama dan
banding
• Mengembangkan
suatu Sistem
Manajemen Perkara • Adanya uji coba tentang alternatif sistem
di Enam Pengadilan manajemen perkara pada Pengadilan-
Percontohan pengadilan Percontohan tersebut. • Tahap uji coba pada
EU
(Mahkamah Agung, PT • Instalasi infrastruktur TI pada pengadilan Pengadilan Laboratorium, PT
Jakarta, PN Padang, PN percontohan DKI dan PN Bekasi
Makassar, PN Mataram, • Akses internet pada pengadilan-pengadilan
PN Bekasi dan PN tersebut
Pontianak)
• Mengembangkan
suatu sistem baru
EU • Persiapan s/d 2008
untuk mengevaluasi
kinerja hakim
Output dan Dana &
No Program Kegiatan Status Pelaksanaan Waktu
Indikator Keberhasilan Pelaksana
• Penghitungan jumlah
perkara di MA (Audit)
• Mencari perkara yang
’hilang’
• Memasang sistem
komputer sederhana
• Audit perkara di Mahkamah
di kepaniteraan • Data Hasil Audit
Agung telah selesai
(untuk meningkatkan • Analisis statistik untuk menemukan trend
dilaksanakan;
efektivitas pelaporan, kinerja administrasi perkara.
pemantauan, serta • List perkara yang diregister dibawah tahun 2003
• Presentasi temuan audit
penelusuran perkara telah dihasilkan. Juli 2006-
dan rekomendasi di muka
Pengikisan dll) dan pelatihan • List perkara hilang IALDF dan MA September
pimpinan Mahkamah Agung;
Tumpukan pengunaannya; • Sistem komputer untuk kepaniteraan 2007
3.
Perkara (& • Mempekerjakan • Standar minimum pengetik
• Penyusunan template
Audit) pengetik profesional • Sistem kontrol pengikisan perkara
putusan untuk perdata telah
untuk mempercepat • Peningkatan jumlah putusan yang diketik
dilakukan;
pengetikan-1.
• Penyusunan standar
produktifitas pengetik
• Penyusunan sistem
kontrol pengikisan
perkara (ad hoc)
63
64
Output dan Dana &
No Program Kegiatan Status Pelaksanaan Waktu
Indikator Keberhasilan Pelaksana
IALDF Februari –Juli
• Penyusunan draft
1. SK Pokja Akses Informasi pada 2007
hak publik untuk • SK KMA tentang keterbukaan akses informasi
Publik telah ditanda tangani
mengakses informasi pengadilan;
. Rapat awal telah dilaksanakan
tertentu di pengadilan; • SK Panitera tentang prosedur publikasi putusan
• Penyusunan prosedur MA (dan PN, PT)
publikasi putusan
pengadilan di internet
• Menerbitkan Putusan-
• Publikasi putusan-putusan penting Mahkamah
putusan hukum Dalam proses pembentukan
Agung s/d April
Meningkatkan Mahkamah Agung EU tim seleksi yurisprudensi.
• Distribusi putusan tersebut ke Pengadilan- 2008
Akses dalam versi cetak
4. pengadilan di daerah
Informasi pada
Publik 2004 (hingga
saat ini
Telah ada lebih dari 5000 masih
• Adanya dokumen putusan MA dalam format
• Digitalisasi putusan MA TAF putusan MA dalam format dijalankan
elektronik
elektonik. MA dengan
dana
sendiri)
65
66
Dana & Status Pelaksanaan
No Program Kegiatan Output Waktu
Pelaksana
Adanya Touch Screen terdapat 4
Pengembangan Modul SIAP untuk
unit di lobby.
pelayanan masyarakat yang terdiri Dalam rangka menuju Pelayanan Satu
Adanya Hot Line terdapat 4
dari: Atap nantinya semua informasi yang
saluran telpon. (kapasitas riil 12 saluran)
- Layanan Layar Sentuh/ dapat diakses dari semua layanan tidak
SIAP- Pelayanan Adanya Internet dapat diakses di
Touch Screen hanya memuat informasi perkara yang
b. Publik Satu Atap www.mahkamahagung.go.id. Di menu Info APBN MA 2007
- Layanan via Telpon/ Hot di MA saja tetapi juga informasi perkara
perkara
Line dari keempat lingkungan peradilan di
Adanya SMS yang dapat
- Layanan via Internet bawah MA.
diakses melalui 0856-9111-9999 (dalam
- Layanan via SMS/HP
pengurusan untuk mendapatkan 4 digit
nomor panggil yang mudah diingat)
Data/informasi sedang dalam proses
pengumpulan dan pemasukan/
digitalisasi.
Proses pemasangan, sosialisasi, SIAH memuat informasi-informasi
Terpasangnya SIAH, adanya sosialisasi,
evaluasi dan pelatihan segera yang berguna bagi para hakim agung
SIAH evaluasi dan pelatihan dalam APBN MA 2007
dimulai. seperti yurisprudensi, kaidah hukum,
Sistem Informasi menggunakan SIAH
c. dan sumber-sumber informasi yang lain
Administrasi
yang berkaitan dengan hukum yang
Hukum
tersedia di perpustakaan MA.
67
68
Dana & Status Pelaksanaan
No Program Kegiatan Output Waktu
Pelaksana
Diharapkan bulan Juni 2007 sudah
Untuk program tahun 2005,
operasional secara online ke MA pusat.
prototype sistem aplikasi daerah
Penambahan 10 lokasi pengadilan yang
SISTEM APLIKASI akan diujicobakan untuk :
akan dionline-kan lagi di luar jawa
Peradilan di - lingkungan peradilan
Sistem aplikasi peradilan atau daerah
daerah (SIAP umum DKI (5 PN dan 1 PT)
mengacu pada azas pembinaan MA
Peradilan, SIKMA - lingkungan peradilan
yaitu Integrasi, Singkronisasi dan
Peradilan, SIKeu Agama DKI (5 PA dan 1 PTA)
III. APBN MA Koordinasi dalam keempat unsur (4 M) 2008
Peradilan, SILog - masih ada kekurangan
yaitu:
Peradilan) jumlah komputer sehingga
- Man/ SDM (Sistem
belum bisa dijalankan dengan
Kepegawaian)
semestinya (karena hanya disertai
- Material (Sistem Logistik)
pendistribusian 1 server dan 2 pc
- Money (Sistem Keuangan)
saja)
- Methode (Sistem
Administrasi Perkara)
Untuk program tahun 2006, telah
dipasang di 25 pengadilan di
keempat lingkungan peradilan APBN MA 2008
di Surabaya, Semarang, Bandung,
Banten dan Jakarta :
Untuk program tahun 2007, akan
diupayakan penambahan pc
sebanyak masing-masing pengadilan
APBN MA 2008
5 unit di 12 lokasi prototype di
jakarta sehingga diharapkan dapat
berjalan secara operasional
SIAP Reload adalah pengembangan
dari SIAP yang ada beserta
SIAP Peradilan yang semakin
IV SIAP Reload diintegrasikan, jadi database Perkara APBN MA Dalam pengembangan 2008
mulai dari Pengadilan Tingkat I,
Pengadilan Tingkat Banding dan MA
akan semakin menyatu.
Dana & Status Pelaksanaan
No Program Kegiatan Output Waktu
Pelaksana
SIPustaka sudah dimulai untuk
mengakomodir Perpustakaan di MA
dan rencananya akan diintegrasikan
dengan SIAH (Sistem Informasi
V. SIPustaka APBN MA Dalam pengembangan 2008
Administrasi Hukum)
Untuk optimalisasi komunikasi dan
perawatan jaringan ‘online’ secara
jarak jauh.
Modul-modul
Komunikasi dan
VI. APBN MA Dalam pengembangan 2007
Perawatan Jarak
Jauh.
Peremajaan Desain Tampilan
Penambahan Fitur Halaman dan
Ruang bagi seluruh pengadilan yang
bisa diupdate dari masing-masing
Peremajaan
VII. pengadilan APBN MA Dalam pengembangan 2007
Portal Internet:
Penambahan Halaman dan Ruang
bagi Tim Pembaharuan MA
Penambahan Fitur Pelaporan DIPA
dan realisasinya
Pembangunan
IX. Rack Server APBN MA Dalam pengembangan 2007
untuk BACKUP
Lisensi
Dalam perencanaan
X. Operating APBN MA 2007
System
69
70
III. PROGRAM KEGIATAN KELOMPOK KERJA SDM (REKRUITMEN, MUTASI, DAN PROMOSI, DATABASE HAKIM, STANDAR PENILAIAN KINERJA)
71
72
IV. PROGRAM KEGIATAN KELOMPOK KERJA DIKLAT DAN LIBANG
Ketua : Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan, Hukum dan Peradilan MA (BalitbangDiklatKumdil)
Anggota: Sekretaris Balitbang Diklat Kumdil MA, Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Teknis Peradilan MA, Kepala Pusdiklat Manajemen dan
Kepemimpinan MA, Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan, Nisa Istiani, Wiwiek Awiati.
73
Dana & Waktu
No Program Kegiatan Output/Indikator Keberhasilan Status Pelaksanaan
74
Pelaksana
Tersusunnya kurikulum pelatihan penyegaran bagi
Hakim Agung (Refreshement) yang memperhatikan:
- Orientasi dilakukan minimal 1 kali dalam setahun
bagi setiap hakim agung yang dilaksanakan secara
bergantian.
masih mengikuti pola
- Materi dikhususkan pada perkembangan hukum
orientasi yang lama
baru dan pendalaman materi-materi hukum
Penyusunan kurikulum Belum masuk (hakim agung diundang
dengan intensitas kesalahan pemeriksaan perkara
dan silabus orientasi APBN 2007 untuk mendengarkan 2008
di Mahkamah Agung yang cukup tinggi (misal
Hakim Agung paparan)
eksekusi)
- pemberian contoh dan analisa kasus-kasus
kompleks.
- materi dipadatkan agar waktu pelatihan dapat
singkat (max. 1 minggu).
- modul kuliah simpel yang berorientasi pada praktik
penanganan kasus.
- APBN 2007
- GGIJ-EU
(khusus
untuk hakim
peradilan
Tersusunnya kurikulum pendidikan berkelanjutan umum) , In-
(continuing legal education) bagi Hakim Tingkat Acce (khusus
Banding pada Peradilan Umum, Peradilan hakim niaga
Penyusunan kurikulum Agama, Peradilan TUN, dan Peradilan Militer yang dan Hakim
dan silabus diklat Teknis memperhatikan: Tipikor), LDF
Hakim Tingkat Banding - materi pendalaman mengenai penanganan (khusus untuk
Agustus
pada Peradilan Umum, perkara dan teori hukum sesuai dengan lingkungan manajemen Akan dibentuk Tim
2007
Peradilan Agama, peradilan masing-masing perkara,
Peradilan TUN, dan - pemberian contoh dan analisa kasus-kasus IT, hakim
Peradilan Militer kompleks baik pada tingkat kasasi, PK, atau banding. agama, dan
- materi dipadatkan (max. 2 minggu). manjemen
- modul kuliah simpel yang berorientasi pada praktik perubahan),
penanganan kasus. GTZ (untuk
perkara
persaingan
usaha),
JAICA (untuk
mediasi)
Dana & Waktu
No Program Kegiatan Output/Indikator Keberhasilan Status Pelaksanaan
Pelaksana
- APBN 2007
- GGIJ-EU
(khusus
untuk hakim
Tersusunnya kurikulum pendidikan berkelanjutan
peradilan
(continuing legal education) bagi Hakim Tingkat
umum) , In-
Pertama pada Peradilan Umum, Peradilan
Acce (khusus
Agama, Peradilan TUN, dan Peradilan Militer yang
hakim niaga
memperhatikan:
dan Hakim
Penyusunan kurikulum - materi pendalaman mengenai penanganan
Tipikor), LDF
dan silabus diklat Teknis perkara dan teori hukum sesuai dengan lingkungan
(khusus untuk
Hakim Tingkat Pertama peradilan masing-masing
manajemen Akan dibentuk Tim April 2007
pada Peradilan Umum, - pemberian contoh dan analisa kasus-kasus
perkara,
Peradilan TUN, Peradilan kompleks baik pada tingkat pertama, banding,
IT, hakim
Agama, Peradilan Militer kasasi, dan PK.
agama, dan
- materi dipadatkan (max. 2 minggu).
manjemen
- modul kuliah simpel yang berorientasi pada praktik
perubahan),
penanganan kasus.
GTZ (untuk
perkara
persaingan
usaha),
JAICA (untuk
mediasi)
75
Dana & Waktu
No Program Kegiatan Output/Indikator Keberhasilan Status Pelaksanaan
76
Pelaksana
- APBN 2007
- GGIJ-EU
(khusus
Peradilan
Umum
mengenai
Tersusunnya kurikulum pendidikan berkelanjutan bagi
untuk
Panitera yang memperhatikan:
manajemen
Penyusunan kurikulum - prosedur beracara pada masing-masing lingkungan
perkara dan Akan dibentuk Tim
dan silabus diklat Teknis peradilan Juli 2007
IT), In-Acce Kurikulum
Panitera - contoh-contoh kasus kompleks dalam kaitannya
(khusus
dengan tugas kepaniteraan untuk peningkatan
Pengadilan
keterampilan dan profesional
Tipikor dan
Pengadilan
Niaga untuk
manajemen
perkara dan
IT)
Tersusunnya kurikulum pendidikan berkelanjutan bagi
Juru Sita yang memperhatikan:
- prosedur beracara pada masing-masing lingkungan
Penyusunan kurikulum
peradilan Akan dibentuk Tim
dan silabus diklat Teknis APBN 2007 Juli 2007
contoh-contoh kasus kompleks dalam kaitannya Kurikulum
JuruSita
dengan tugas kejurusitaan untuk peningkatan
keterampilam dan professional
77
78
Dana & Waktu
No Program Kegiatan Output/Indikator Keberhasilan Status Pelaksanaan
Pelaksana
Penyusunan
mekanisme monev Tersusunnya mekanisme monev untuk kontrol kualitas
Penyusunan November
bagi penyelenggaraan agar penyelenggaraan diklat betul-betul menjawab APBN 2007 Masih pada
mekanisme sistem 2007
diklat (kurikulum, sarana kebutuhan peningkatan kapasitasn SDM proses pemilihan
8. monitoring dan
prasarana, dll) kontraktor yang akan
evaluasi (monev)
Penyusunan mekanisme Tersusunnya mekanisme monev untuk melihat melaksanakan proyek
Diklat November
monev bagi pemanfaatan efektifitas pemanfaatan hasil diklat dalam APBN 2007
2007
hasil diklat meningkatkan kinerja
Tersusunnya pedoman penelitian dan pengembangan
yang memperhatikan:
1. kriteria penelitian dan pengembangan
yang sesuai dengan kebutuhan MA dan
Penyusuan pedoman
Penyempurnaan sesuai dengan isu-isu hukum yang sedang
penelitian dan
pelaksanaan berkembang di Indonesia, penelitian tentang Pada proses November
9. pengembangan disertai APBN 2007
penelitian dan hal-hal yang pengaturannya harus ada perencanaan 2007
dengan sistem pelaporan
pengembangan namun kita belum memiliki instrumennya
hasil penelitian
sehingga perlu studi banding ke luar negeri.
2. kriteria peneliti
3. sistem pelaporan hasil penelitian dan
pengembangan
Status Pelaksanaan
No Program Kegiatan Output/Indikator Keberhasilan Dana & Pelaksana Waktu
Penyusunan Penelitian yang komprehensif Partnership for Sudah dilaksanakan
Penelitian dan Pengkajian Pedoman
1. Pedoman tentang sistem pengawasan Governance Reform -
Pengawasan
Pengawasan yang efektif dan dana APBN MA
Status Pelaksanaan
No Program Kegiatan Output/Indikator Keberhasilan Dana & Pelaksana Waktu
• Adanya sistem pengawasan
(melekat, struktural dll)
• Adanya kriteria pengawasan
yang jelas (teknis yustisial,
perilaku di dalam dan di
luar dinas) dan acuan bagi
pengawas
• Adanya metode pengawasan
yang komprehensif
pengamatan dari
pemberitaan media atau Sudah ada buku
penindaklanjutan laporan); Pengawasan yang telah
• Ada kriteria yang jelas pula didistribusikan di
tentang laporan yang Rakernas September
ditindaklanjuti/tidak; 2006.
• Pelapor dan masyarakat Bulan Maret/
Penyusunan Pedoman Pengawasan APBN
(khusus pelanggaran berat) Sedang dibahas dan April 2007
dapat mengetahui tindak akan dikeluarkan Buku
lanjut laporan disertai Pedoman Pengawasan
publikasi periodik; yang cukup detil.
• Adanya mekanisme
pelaporan yang mudah .
(birokrasi sederhana,
penilaian laporan yang
berimbang);
• Adanya aturan pelimpahan
wewenang dan koordinasi
pengawasan
• Adanya aturan mengenai
optimalisasi pengawasan
di Daerah (oleh Pengadilan
Tinggi)
Menyiapkan SOP Pengawasan APBN Sedang dilaksanakan 2007
Pembentukan Koordinasi, Monitoring
dan Evaluasi untuk pemberantasan APBN Sedang dilaksanakan 2007
79
tindak pidana korupsi di peradilan
80
Status Pelaksanaan
No Program Kegiatan Output/Indikator Keberhasilan Dana & Pelaksana Waktu
Mempersiapkan suatu bentuk sistem
APBN Sedang dilaksanakan 2007
pengendalian internal di MA
Telah dilaksanakan.
Penyusunan
Penelitian yang komprehensif Telah ada draft Code of
Aturan tentang
Penelitian dan kajian mengenai Code mengenai Code of Conduct Conduct (dilakukan oleh
2. Code of APBN 2006
of Conduct bagi Hakim bagi Hakim yang efektif untuk LeIP/Partnership dan Tim
Conduct bagi
diterapkan Peneliti beranggotakan
Hakim
Hakim Agung MA) dan
sudah rampung.
Draft Code of Conduct
telah disosialisasikan
kepada masyarakat. MA
selanjutnya memutuskan
untuk mengkaji kembali
Hakim tahu dengan jelas, tegas
sebelum benar-benar
tindakan apa yang boleh dan
Penyusunan Aturan tentang Code of disahkan. 2006- Awal
tidak boleh dilakukan berikut APBN
Conduct bagi Hakim. 2007
sanksinya
TIM Penyusun telah
meminta masukan dari
semua Hakim Agung dan
saat ini draft SK Code of
Conduct telah dibakukan
menjadi suatu aturan
APBN
Saat ini tengah
Penyusunan database hakim di 4 Tersedianya database yang
dilaksanakan namun 2008
Sistem lingkungan peradilan akurat dan terkini mengenai
belum rampung.
3. Informasi hakim di 4 lingkungan peradilan
Pengawasan Saat ini tengah
Menyiapkan operasional modul
APBN dilaksanakan namun 2007
pengawasan
belum rampung.
Status Pelaksanaan
No Program Kegiatan Output/Indikator Keberhasilan Dana & Pelaksana Waktu
Telah ada penyampaian
statistik hakim atau
Penjatuhan sanksi yang tegas pegawai yang telah
dan terbuka bagi hakim, pejabat melakukan pelanggaran
• Hakim dan pegawai yang
teknis peradilan dan tenaga dan telah ditindak dalam
Penjatuhan melakukan pelanggaran
adminitrasi lainnya yang melakukan Buku Laporan Tahunan
Saksi Bagi ditindak sesuai dengan berat
pelanggaran dan penyalahgunaan MA ke Publik sejak
Hakim yang ringannya pelanggaran
4. wewenang (terutama terhadap APBN Laporan Tahunan 2005. 2006
Melakukan • Setiap tahun/6 bulan MA
hakim yang telah diusulkan untuk
Pelanggaran publikasikan statistik (sebagai
dijatuhkan sanksi ke departemen Penjatuhan sanksi
bagian dari laporan tahunan).
kehakiman dan ham sebelum sepenuhnya merupakan
penyatuan atap). kebijakan Pimpinan
MA, Badan pengawasan
hanya mengeluarkan
rekomendasi saja
Adanya aturan mengenai bentuk Ada kebutuhan suatu
hukuman yang layak yang kajian akan bentuk-
diantaranya memuat bentuk tindakan
Penyusunan kajian mengenai bentuk
- penghentian gaji dan hukuman lain selain jenis
hukuman yang layak, apakah bentuk
tunjangan, disertai batasan hukuman yang diatur
hukuman yustisial masih cocok atau APBN Akhir tahun
waktu yang jelas bilamana oleh PP No. 30/1980.
tidak. Perlu juga diperjelas mana 2007
hukuman itu berlaku dan
yang merupakan hukuman dan
bilamana hukuman itu Namun masih perlu
mana yang merupakan tugas.
dicabut. dibahas dengan pihak-
- Pembedaan antara hukuman pihak terkait, co: Biro
dan tugas. Kepegawaian, BKN, dll.
81
82
Status Pelaksanaan
No Program Kegiatan Output/Indikator Keberhasilan Dana & Pelaksana Waktu
Pelatihan telah dilakukan
beberapa kali kepada
para personil. .
Terlatihnya SDM Badan
Telah dilaksanakan
Pelatihan bagi para hakim yang Pengawasan baik dalam
APBN pelatihan auditor. Saat
menjabat struktural dan para melakukan pengawasan 2007
ini tengah dipersiapkan
pengawas. maupun dalam administrasi dan
pelatihan investigasi,
pengelolaan anggaran.
pelatihan pengadaan
dan inventaris, pelatihan
investigasi keuangan
intelijen, dll.
Eselon I hingga III telah
diangkat dan telah mulai
bekerja sejak Januari
Peningkatan
Struktur organisasi yang lengkap APBN 2007.
5. Badan Melengkapi struktur organisasi Maret 2007
sesuai dengan Struktur Baru MA
Pengawasan
Saat ini sedang
menunggu
pengangkatan Eselon IV. .
Telah dilaksanakan.
83
LAMPIRAN 3
84
PEMETAAN PROGRAM DONOR PADA TAHUN 2006
Lembaga
No Donor & Nama Proyek Program dan Kegiatan Status Pelaksanaan Catatan
Kontraktor
Dana Hibah dikelola
langsung oleh Kontraktor
untuk disalurkan dalam
bentuk alat maupun
Tiga hari pelatihan bagi hakim Pengadilan Hak Asasi
Sudah dilaksanakan, program berakhir pada kegiatan. MA tidak
Manusia yang bertugas di Jakarta, Makassar, Medan,
Maret 2006 melakukan pengelolaan
and Mataram.
dana donor.
Waktu Pelaksanaan:
September 2000- Maret
Pembangunan 2006
Institusi dan
Audit institusi Mahkamah Agung bekerjasama baik
Advokasi Reformasi
USAID dengan Hakim Agung maupun pejabat structural
Hukum di Indonesia,
lainnya, termasuk didalamnya memfasilitasi diskusi-
Institutional
1. Kontraktor: diskusi yang mengarah pada penyusunan Buku
Development and
The Asia Cetak Biru bagi Mahkamah Agung RI
Advocacy for Legal
Foundation
Reform in Indonesia
Membantu 6 workshop Mahkamah Agung,
(IdeAL)
bekerjasama dengan Ikatan Hakim Indonesia
(IKAHI), yang focus pada topik pembahasan: (i)
struktur dan organisasi MA; (ii) isu-isu prosedur,
seperti pembatasan perkara yang ditangani di
Mahkamah Agung, mediasi di pengadilan, hak uji
materil, dan peran dari dissenting opinion, dan; (iii)
mandate dan kewenangan Mahkamah Agung RI
85
identifikasi publikasi putusan MA oleh pihak ketiga.
Lembaga
86
No Donor & Nama Proyek Program dan Kegiatan Status Pelaksanaan Catatan
Kontraktor
Mensponsori kunjungan Hakim Agung Clifford
Wallace ke Mahkamah Agung RI untuk menunjukan
bagaimana melakukan manajemen bagi pegawai
baru dan langkah-langkah yang harus dilakukan
untuk mempersiapkan dan mengimplementasikan
anggaran MA, dalam rangka persiapan pengalihan
tugas administrasi dan kewenangan keuangan
dari Departemen Hukum dan HAM ke Mahkamah
Agung (sistem satu atap)
Awal tahun 2006, proyek ini melaksanakan Dana Hibah sebesar kurang
Penilaian Awal bekerjasama dengan LeIP untuk lebih $ 18 juta dollar, yang
mengetahui kondisi terkini dari imoplementasi dikelola langsung oleh
Cetak Biru Pengadilan Tindak Pidana Kontraktor untuk disalurkan
Korupsi dan Pengadilan Niaga. Penilaian ini dalam bentuk alat maupun
selanjutnya menjadi dasari penyusunan strategi kegiatan. MA tidak
Tahap Awal
implementasi yang disebut BISI (Blueprint melakukan pengelolaan
Peningkatan
Implementation Strategy) yang telah disepakati dana donor.
Pengadilan Niaga
dalam Board Meeting yang selanjutnya
USAID dan Pengadilan
dielaborasikan dalam Rencana Kerja 1 Tahun Waktu Pelaksanaan:
Tindak Pidana
Proyek In-ACCE (Annual Workplan) berikut ini: Desember 2005
2. Kontraktor: Korupsi, Indonesian
– September 2009
Booz Allen Anticorruption and
Hamilton Commercial Court
Rekomendasi ini akan diserahkan oleh
Enhancement (In-
Kelompok Kerja Bidang Pembaruan Hukum
ACCE) A. Bidang Pembaruan Hukum
kepada Tim Khusus Implementasi Cetak Biru
Menyusun Sistem Perekaman Persidangan
menjelang berakhirnya Tahun Pertama dan
Menyusun kajian dan rekomendasi atas peraturan
diuraikan dalam sebuah laporan, bersamaan
perundang-undangan yang mengatur proses
dengan diserahkannya rekomendasi dari
perekaman persidangan
Kelompok Kerja Teknologi Informasi.
87
rekomendasi Pembaruan Hukum pada akhir
perundang-undangan yang mengatur akses
Tahun Pertama.
publik atas informasi.
Lembaga
88
No Donor & Nama Proyek Program dan Kegiatan Status Pelaksanaan Catatan
Kontraktor
Yurisdiksi Pengadilan Niaga dan Pengadilan
Tindak Pidana Korupsi
3.1. Melaksanakan Pelatihan tentang Studi
Pengadilan
3.2. Melaksanakan Penelitian tentang Beban
Saat ini tengah dilaksanakan penelitian
Perkara di Pengadilan Umum dan Pengadilan
bekerjasama dengan MaPPI FHUI mengenai
Niaga
yurisdiksi pengadilan niaga.
3.3. Melaksanakan Penelitian tentang
Ketumpangtindihan Yurisdiksi di Pengadilan Niaga
3.4. Melaksanakan Kajian dan Menyusun
Rekomendasi Peraturan Perundangan tentang
Penambahan Pengadilan Khusus Tindak Pidana
Korupsi
Permasalahan ini akan dibahas melalui proses
untuk mengidentifikasi peningkatan proses
Melakukan Kajian dan menyusun rekomendasi pengadilan dan juga selama Lokakarya
atas Peraturan mengenai Sumber Daya Sumber Daya Manusia di bawah Bidang Kerja
Manusia Administrasi Pengadilan. Rekomendasi akhir
(final) kemungkinan akan dikembangkan di
Tahun Kedua.
Melakukan Kajian dan Menyusun Rekomendasi
Akan dikembangkan pada Tahun Kedua dan
tentang Anggaran dan Pengelolaan Keuangan
masih harus dikaji kembali.
Melakukan Kajian dan Menyusun Rekomendasi
tentang Hakim Adhoc
Meninjau kembali peraturan perundang- Masih dalam proses pengembangan
undangan dan mengembangkan rekomendasi
mengenai hakim ad hoc
Kepailitan
Melaksanakan Kajian dan menyusun rekomendasi Kajian dilaksanakan bekerjasama dengan Pusat
mengenai Pemulihan Aset Kepailitan dan Lelang Pengkajian Hukum (PPH) dan hasil sementara
Publik telah dipresentasikan dalam Workshop pada
bulan Maret 2006.
Hasil akhir kajian dan rekomendasi belum
dilaporkan.
Melaksanakan Kajian dan Menyusun Rekomendasi
tentang Koordinasi Antar Sektor Masih dalam proses pengembangan
Lembaga
No Donor & Nama Proyek Program dan Kegiatan Status Pelaksanaan Catatan
Kontraktor
Pembentukan Kelompok Kerja Pembaruan
Kelompok Kerja ini belum terbentuk.
Hukum
B. Bidang Administrasi Pengadilan
89
90
Lembaga
No Donor & Nama Proyek Program dan Kegiatan Status Pelaksanaan Catatan
Kontraktor
Studi Banding Kepailitan ditunda dari rencana
sebelumnya yaitu bulan Februari 2007
91
Lembaga
92
No Donor & Nama Proyek Program dan Kegiatan Status Pelaksanaan Catatan
Kontraktor
Telah dilakukan analisis kebutuhan awal oleh
Otomatisasi Berkas Perkara (Administrasi Berkas
seorang ahli bidang perekaman di pengadilan
Pengadilan)
dan dilanjutkan dengan analisis mendalam
Menyusun Rekomendasi mengenai solusi teknologi
untuk mendapatkan rekomendasi sebelum
untuk otomatisasi berkas perkara
dilakukan pengadaan alat perekaman
pengadilan,
Melengkapi Laporan
Pengembangan sistem manajemen perkara
akan dimulai di Tahun Kedua melalui upaya
Kelompok Kerja untuk menciptakan spesifikasi
Sistem Manajemen Perkara
fungsional, misalnya mendefinisikan secara
Survey mengenai sistem manajemen perkara yang
spesifik setiap fungsi yang dapat diberikan oleh
ada
sistem manajemen perkara yang baru (CMS),
diikuti dengan pengembangannya di awal
Tahun Ketiga.
D. Bidang Komunikasi Masih dalam proses pengembangan
Meningkatkan Akses Informasi Hakim dan
Pegawai Pengadilan
Melakukan penilaian atas database yang ada dan
proses penerbitan laporan hukum
93
Lembaga
94
No Donor & Nama Proyek Program dan Kegiatan Status Pelaksanaan Catatan
Kontraktor
95
Lembaga
96
No Donor & Nama Proyek Program dan Kegiatan Status Pelaksanaan Catatan
Kontraktor
Dana Hibah sebesar
kurang lebih 10,000,000
€, yang dikelola langsung
oleh Kontraktor untuk
disalurkan dalam bentuk
Melakukan persiapan dan penyesuaian alat maupun kegiatan.
akan sistem keuangan yang telah disepakati MA hanya mengelola
Tahap Awal
bersama yaitu adanya dana pendamping yang dana pendamping yang
harus dikeluarkan MA setiap tahunnya untuk berasal dari APBN MA
membiayai beberapa komponen. untuk keseluruhan proyek
kurang lebih sebesar
1,000,000 €.
Waktu Pelaksanaan:
Maret 2005 – Mei 2008
Tata Kepemerintahan
EUROPEAN yang Baik dalam Untuk meningkatkan pelatihan dasar dan
UNION Sistem Peradilan pelatihan yudisial lanjutan untuk hakim dan staf
6. Indonesia, Good pengadilan
Kontraktor: Governance in Bantuan Teknis untuk pelatihan yudisial praktis bagi
Masih dalam pengembangan
British Council Judiciary Project calon hakim
(GGIJ) Pembentukan dua pusdiklat daerah tambahan
Terlaksana pada tahun 2006
untuk pendidikan berkelanjutan
Program pendidikan berkelanjutan yang Telah dikembangkan, yang diawali dengan
dikembangkan untuk 1200 hakim dan 400 staf Pelatihan bagi Pelatih (Training of Trainer) pada
pengadilan akhir tahun 2006
Pelaksanaan Pelatihan untuk 1200 hakim dan 400
Akan dilaksanakan tahun 2007-2008
staf pengadilan
Perbaikan Kapasitas Pusdiklat Mahkamah Agung
Masih dalam proses pengembangan
dalam Pelatihan Awal untuk para calon hakim
Untuk meningkatkan transparansi pengadilan
dan akuntabilitas hakim
Peningkatan manajemen perkara di 6 pengadilan
Masih dalam proses pengembangan
percontohan
Peningkatan pengadilan dan akses hakim pada
Masih dalam proses pengembangan
materi hukum
Lembaga
No Donor & Nama Proyek Program dan Kegiatan Status Pelaksanaan Catatan
Kontraktor
Penerbitan dan diseminasi hard copy putusan-
Masih dalam proses pengembangan
putusan pengadilan
Pengembangan sistem evaluasi baru untuk kinerja
Masih dalam proses pengembangan
hakim
Pengembangan panduan dan pelatihan untuk
Masih dalam proses pengembangan
Komisi Yudisial
Pengembangan program Pelatihan untuk Pelatih
Masih dalam proses pengembangan
bagi staf Ombudsman Nasional
Meningkatkan pemahaman publik atas
sistem peradilan dan hak-hak sipil dasar serta
meningkatkan akses pada keadilan.
Peningkatan kesadaran public mengenai sistem
Masih dalam proses pengembangan
peradilan dan hak-hak dasar warga negara
Peningkatan akses pada keadilan untuk kaum
miskin, perempuan dan kelompok-kelompok Masih dalam proses pengembangan
terpinggirkan lainnya
Peningkatan akses, ketersediaan dan penggunaan
Masih dalam proses pengembangan
teknik-teknik mediasi
Dana Hibah sebesar
4,400.000 €, yang dikelola
langsung oleh Institusi
Untuk meningkatkan kerangka normatif hukum, Pelaksana untuk disalurkan
prosedur, dan institusi pemerintak untuk dalam bentuk alat maupun
Masih dalam proses pengembangan
EUROPEAN meningkatkan akses pada dan administrasi kegiatan. MA tidak
UNION Bantuan Hukum peradilan mengelola dana donor.
pada Perdamaian
7. Waktu Pelaksanaan:
Institusi dan Pengembangan
Pelaksana: di Aceh Agustus 2006- Agustus 2009
UNDP Deskripsi yang jelas atas kewenangan dan prosedur
hukum adat
Dasar-dasar diletakan untuk pembentukan
Pengadilan HAM dan Komis Kebenaran dan
97
Rekonsiliasi (dilaksanakan oleh Partnership for
Governance Reform)
Lembaga
98
No Donor & Nama Proyek Program dan Kegiatan Status Pelaksanaan Catatan
Kontraktor
Memperkuat kapasitas pemberantasan korupsi
di Aceh (dilaksanakan oleh Partnership for
Governance Reform)
Untuk meningkatkan kesadaran hukum dan
akses hukum di antara daerah konflik dan Masih dalam proses pengembangan
daerah yang terkena dampak tsunami
Kesadaran Hukum dan Hak pada masyarakat dan
prosedur untuk mengakses peradilan meningkat
dengan adanya penyebaran informasi hukum dan
pelatihan peningkatan kesadaran hukum dan hak
Akses masyarakat pada bantuan hukum dan
perwakilannya dengan memberikan fasilitas pada
petugas bantuan hukum.
Untuk meningkatkan kapasitas institusi
(keahlian, system, dan infrastruktur) atas hukum
informal dan formal untuk memberikan akses
pada keadilan, menjunjung tinggi pelaksanaan Masih dalam proses pengembangan
rule of law, melindungi hak asasi manusia dan
mendorong dilaksanakannya system peradilan
yang terintegrasi
Penilaian kebutuhan pengembangan kapasitas
pada petugas pelaksana hukum secara formal dan
informal
Perencanaan pengembangan kapasitasCapacity
development action plan dibangun dan
diimplementasikan
Untuk meningkatkan kapasitas masyarakat
dalam melakukan monitoring dan
advokasi haknya yang terlanggar, untuk
menyebarluaskan informasi untuk
Masih dalam proses pengembangan
mempromosikan hak masyarakat dan untuk
melaksanakan fungsi pengawasan dari system
peradilan dan berperan sebagai akuntabilita
publik
Sebuah Pusat Pengembangan Keadilan dibentuk
dan berjalan
Fasilitas Small Grants untuk Organisasi Sipil
terbentuk dan berjalan
Lembaga
No Donor & Nama Proyek Program dan Kegiatan Status Pelaksanaan Catatan
Kontraktor
Perma Perlindungan Konsumen mengenai Tata
Cara Keberatan dalam perkara konsumen telah
Penyusunan Perma Perlindungan Konsumen
selesai disusun dan disahkan melalui SK Ketua
MA.
Telah dilaksanakan pelatihan mediasi
Pelatihan Alternatif Penyelesaian Sengketa bekerjasama dengan IICT (yang dilaksanakan
(ADR) di Padang, Semarang, dan Bengkalis) dan PMN
(dilaksanakan di Semarang dan Bandung).
1. Telah dilakukan kunjungan ke
Australia untuk melihat langsung dan
membandingkan sistem manajemen
perkara.
2. Pada bulan November akan dilakukan juga
kunjungan KMA ke Australia dalam hal
pembahasan MoU.
3. Telah dilaksanakan program Audit Perkara
yang telah selesai pada bulan Oktober
AUSAID 2006 mengaudit keseluruhan perkara yang
Mou dengan Federal ada termasuk perkara di kamar-kamar
Court of Australia Hakim Agung. Hasil dan rekomendasi audit
8. Kontraktor:
(FCA) telah dipresentasikan di muka Ketua dan
IALDF
Pimpinan MA RI pada bulan April 2007,
juga pembahasan dengan para hakim dan
panitera di Mahkamah Agung.
Program Pengikisan Tumpukan Perkara
4. Penempatan sistem pendaftaran perkara
yang sederhana (aplikasi TI) untuk
manajemen perkara.
5. Kunjungan ke AustLII (AsianLII – Asian Legal
Information Institute www.asianlii.org ),
Federal Court of Australia, Family Court of
Australia, dan Judicial Commission of New
South Wales untuk mengkaji praktek-praktik
terbaik dalam transparansi peradilan dan
informasi pengadilan.
6. Melaksanakan pertemuan Empat
Bulanan dengan anggota Kelompok Kerja
Manajemen Perkara MA dalam membahas
tindak lanjut dari rekomendasi pengikisan
99
tunggakan perkara dan meningkatkan
transparansi peradilan.
Lembaga
100
No Donor & Nama Proyek Program dan Kegiatan Status Pelaksanaan Catatan
Kontraktor
1. Telah dilakukan interview calon Konsultan
Keuangan dan konsultan tersebut
telah bekerja membantu Badan Urusan
Administrasi MA RI khususnya Biro
Keuangan dan Biro Perencanaan dalam
merancang dan mengimplementasikan
Anggaran Mahkamah Agung RI serta
manajemen keuangan.
Program Bantuan Tenaga Teknis Pengelolaan 2. Dukungan dalam perencanaan anggaran
Keuangan dan pelatihannya pada para Hakim
Pengadilan TInggi (Pengadilan Agama dan
Pengadilan Umum)
3. Pada bulan April 2007 dilaksanakan
Kunjungan Dinas ke Pengadilan Federal
Australia dalam bidang Anggaran
dan Manajemen Keuangan yang
memberangkatkan 10 personil dari Biro
Perencanaan dan Biro Keuangan MA RI.
Rincian rencana program ini sedang dibahas
Program Pelatihan Kepemimpinan dan
dengan pimpinan MA dan pihak Federal Court
Manajemen Perubahan (Leadership and Change
of Australia. Pelatihan akan dilaksanakan pada
Management Programme)
pertengahan 2007.
101
Lembaga
102
No Donor & Nama Proyek Program dan Kegiatan Status Pelaksanaan Catatan
Kontraktor
Program pelatihan mediasi sebelumnya
1. Asistensi dan Pelatihan dalam Peningkatan dilakukan pada tahun 2005. Pelatihan ini
Akuntabilitas Yudisial dilakukan melalui studi banding mengenai
Prosedur Mediasi pada bulan Juli 2006. Melalui
Program Peningkatan Program ini JICA juga memberikan dukungan
Akuntabilitas Yudisial dalam pengembangan sistem Court Annex
Mediation pada Pengadilan Syariah di Aceh.
2. Program Revisi Perma Mediasi dan Pelatihan
Mediasi selama jangka waktu 2 tahun (2005 Telah dibentuk Tim berdasarkan SK KMA.
– 2008)
103
LAMPIRAN 4
STATISTIKA KEADAAN PERKARA
104
Lampiran 4.c. Jumlah Perkara Tindak Pidana Khusus pada Pengadilan Tingkat Banding
Lampiran 4. d.
Penyelesaian Permohonan Peninjauan Kembali (PK) yang diterima Pengadilan Pajak dan
Diteruskan kembali ke Mahkamah Agung berdasarkan Undang-undang No. 14 Tahun 2002
selama Tahun 2006
Permohonan PK dari
Pemohon PK dari
No Uraian Pemohon Banding
Terbanding *)
AC AB Jml Jumlah
1. Permohonan yang diterima 54 115 169 36 205
Dikirim ke Mahkamah
2. 37 101 138 28 166
Agung
Belum dikirim ke MA
3. 17 14 31 8 39
(menunggu kelengkapan)
Putusan yang diterima dari
4. - - - - -
MA
Belum diterima
5. 37 101 138 28 166
putusannya dari MA
105
LAMPIRAN 5
106
PERATURAN MA, KEPUTUSAN KETUA MA DAN SURAT EDARAN MA ANTARA LAIN ADALAH:
KMA/038/SK/IV/2006 Pengangkatan Hakim Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Tinggi DKI Jakarta.
17. 19 April 2006 – Muhammad Saleh, SH
– Basocki, SH
KMA/041/SK/IV/2006 Administrasi Keuangan Penegakan dan HAM Pelaksanaan Hukum Bidang Keperdataan dalam Penyelesaian perkara
18.
20 April 2006 hukum Kasasi dan PK untuk Minutasi berkas perkara.
KMA/042/SK/IV/2006 Petunjuk Pelaksanaan Administrasi Keuangan Penegakan dan HAM dalam pelaksanaan hukum Bidang Keperdataan
19.
20 April 2006 dalam penyelesaian perkara Hukum Kasasi dan PK Tahun 2005.
KMA/043/SK/IV/2006 Administrasi Keuangan Penegakan dan HAM dalam pelaksanaan Hukum Bidang Keperdataan dalam penyelesaian
20.
20 April 2006 perkara hukum kasasi dan PK untuk minutasi berkas perkara
KMA/044/SK/IV/2006 Petunjuk pelaksanaan Administrasi Keuangan Penegakan dan HAM dalam pelaksanaan hukum Bidang Keperda-
21.
20 April 2006 taan dalam penyelesaian perkara Hukum Kasasi dan PK untuk minutasi berkas perkara.
KMA/045/SK/IV/2006 Perubahan susunan dan keanggotaan kelompok Kerja Bidang Tata Usaha Negara Mahkamah Agung RI POKJA
22.
20 April 2006 Bidang TUN.
KMA/046/SK/IV/2006
23. Penunjukan Hakim Agung yang memeriksa Permohonan Kasasi dan PK perkara perselisihan Hubungan Industrial.
20 April 2006
KMA/047/SK/IV/2006
24. Peraturan Tata Tertib pemilihan Calon Ketua Mahkamah Agung RI
20 April 2006
KMA/048/SK/IV/2006
25. Penunjukan Hakim Yustisial untuk tugas di Majelis Tim sebagai Panitera Pengganti
28 April 2006
Penetapan Hakim Anak pada Pengadilan Bengkalis.
KMA/050/SK/V/2006
– Romuel F. Tampubolon, SH
8 Mei 2006
26. KMA/051/SK/V/2006
Pembentukan Panitia Seleksi Calon Hakim Ad Hoc Pengadilan Perikanan.
19 Mei 2006
– Ketua : Djoko Sarwoko, SH
– Sekretaris : Suparno, SH
KMA/052A/SK/V/2006 Penunjukan Tim Peneliti Pembentukan Hukum melalui Yurisprudensi.
27.
29 Mei 2006
KMA/053/SK/VI/2006 Penyelenggaraan Rapat Kerja Nasional MARI dengan Jajaran Pengadilan dari Empat Lingkungan Peradilan Seluruh
107
28.
2 Juni 2006 Indonesia Tahun 2006 di Batam. Tanggal 10 September 2006 s.d. 14 September 2006.
No Nomer Peraturan Tentang
KMA/054/SK/VI/2006 Penunjukan penanggung jawab Rapat Kerja Nasional MA dengan Jajaran Pengadilan dari Empat Lingkungan
108
29. 2 Juni 2006 Peradilan Seluruh Indonesia Tahun 2006.
Atas nama : Drs. H. Ahmad Kamil, SH.M.Hum.
KMA/055/SK/VI/2006 Penunjukan Ketua Panitia Pengarah (Steering Committee) dan Ketua Penyelenggara (Organizing Committe) Rapat
30.
2 Juni 2006 Kerja Nasional Mahkamah Agung.
KMA/056/SK/VI/2006 Pembentukan Tim Penyusun Rancangan Peraturan Mahkamah Agung mengenai Rekrutmen, Promosi dan Mutasi
31.
6 Juni 2006 Hakim serta Need Assessment Pengadilan Hak Asasi Manusia.
KMA/057/SK/VI/2006
32. Pembentukan Susunan dan Tata Kerja Majelis Kehormatan Mahkamah Agung.
6 Juni 2006
KMA/058/SK/VI/2006
33. Pembentukan Susunan dan Tata Kerja Majelis Kehormatan Hakim serta Tata Cara pembelaan diri Hakim.
6 Juni 2006
KMA/059/SK/VI/2006 Pembentukan Kelompok Kerja Pengadilan Hubungan Industrial POKJA PHI.
34. 13 Juni 2006 – Ketua Harifin A. Tumpa, SH
– Wk/Sek. Prof. Dr. H. Muchsin, SH
KMA/060/SK/VI/2006 Penunjukan Majelis Hakim Agung pemeriksa dan Tata Cara Penyelesaian Perkara Perdata Kasasi dan Peninjauan
35.
29 Juni 2006 Kembali Tahun 2003 ke bawah.
KMA/060A/SK/VI/2006
36. Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Asuransi Kesehatan bagi Pimpinan Hakim dan para pejabat Eselon I dan II.
29 Juni 2006
Pembentukan Tim Evaluasi Undang-Undang No. 5 Tahun 2004.
1. Dr. H. Abdurrahman, SH Ketua
2. Harifin A. Tumpa, SH Anggota
KMA/078/SK/VII/2006 3. Djoko Sarwoko, SH
37.
25 Juli 2006 4. Drs. H. Abdul Manan, SH
5. Ida Bagus Ngurah Adnyana, SH
6. H. Imam Soebechi, SH
7. Hirman Purmanasuma, SH
Pembentukan Tim Perumus Tugas-tugas dan Pembinaan Calon Hakim (CAKIM)
1. H. Atja Sondjaja, SH Ketua
2. M. Bahaudin Qaudry, SH Anggota
KMA/079/SK/VII/2006 3. Prof. Dr. HM. Ahmad Sukardja, SH
38.
25 Juli 2006 4. Timor P. Manurung, SH
5. Drs. H. Babiburahman, M.Hum
6. Prof. Dr. H. Kaimuddin Salle
7. Edy Pramono, SH.MH.
KMA/080/SK/VIII/2006 Pedoman Pelaksanaan Pengawasan di Lingkungan Lembaga Peradilan.
39.
24 Agustus 2006
KMA/081/SK/VIII/2006 Pembentukan Tim Pembaruan Peradilan pada Mahkamah Agung.
40.
31 Agustus 2006
KMA/082/SK/IX/2006 Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Stempel, Logo, Papan Nama, Pakaian Dinas, dan Bendera Pengadilan, Tata Ruang
41. 05 September 2006 serta Tata Tertib Sidang Pengadilan di Lingkungan Peradilan Militer dalam Rangka Peradilan satu atap di bawah
Mahkamah Agung RI.
No Nomer Peraturan Tentang
KMA/083/SK/VIII/2006 Pembagian kendaraan dinas roda empat untuk Operasional kepada Pengadilan Tingkat Banding dan Pengadilan
42.
07 September 2006 Tingkat Pertama pada Empat Lingkungan Peradilan Seluruh Indonesia.
Pembentukan Tim Evaluasi Undang-undang No. 5 Tahun 2005 Tahun 2004
KMA/086/SK/IX/2006 1. Dr. H. Abdurrahman, SH Ketua
43.
08 September 2006 2. Harifin A. Tumpa, SH Anggota
3. Hirman Purwanasuma, SH Sekretaris
KMA/090/SK/IX/2006
44. Pembentuan Tim kerja Perubahan Peraturan Mahkamah Agung RI No. 2 Tahun 2003 dan Pelatihan Mediator.
28 September 2006
KMA/091/SK/X/2006 Pengangkatan Hakim Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri.
45. 04 Oktober 2006 1. Dwi Djanuwanto, SH
2. Yakub Ginting, SH.CH.MKn.
Pembentukan kelompok Kerja Penyempurnaan Pedoman Perilaku Hakim.
– Narasumber : Para Wakil
– Ketua : Iskandar Kamil, SH
– Wkl. Ketua : Drs. H. Ahmad Kamil, SH.M.Hum
– Anggota : Gunanto Suryono, SH
KMA/094/SK/X/2006
46. 16 Oktober 2006
Harifin A. Tumpa, SH.MH.
Prof. DR. Mieke Komar, SH.MCL
Artidjo Alkostar, SH
– Sekretaris : Min Trisnawaty, SH
KMA/095/SK/X/2006
47. Penetapan Izin Sidang Itsbat Kesaksiak Rukhiyat Hilal dengan Hakim Tunggal kepada Mahkamah Syariah
17 Oktober 2006
KMA/096/SK/X/2006 Tanggung Jawab Ketua Pengadilan Tingkat Banding dan Ketua Pengadilan Tingkat Pertama dalam Malaksanakan
48.
Tugas Pengawasan.
KMA/097/SK/X/2006
49. Penunjukan Tim Penyusun Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah
17 Oktober 2006
KMA/101/SK/XI/2006 Penugasan Hakim Agung dan para Pejabat Pendamping pada Rapat Kerja Dalam Rangka Kegiatan Pembinaan dan
50.
20 November 2006 Konsultasi Mahkamah Agung RI.
KMA/102/SK/XII/2006
51. Pengangkatan Ketua Pengadilan Hubungan Industrial
11 Desember 2006
KMA/104A/SK/XII/2006
52. Pedoman Perilaku Hakim
22 Desember 2006
109
53. SEMA No. 01 Tahun 2006 Penegasan Tidak Berlakunya Peraturan Pemerintah No.110 Tahun 2000 tentang Kedudukan Keuangan DPRD
LAMPIRAN 6
110
REALISASI PROGRAM DAN ANGGARAN TAHUN 2006
No Program Rincian
1. Program Beberapa sub kegiatan yang dilakukan dalam program ini adalah monitoring dan evaluasi di 30 provinsi di seluruh Indonesia pada semua
Penyelenggaraan lingkungan peradilan, dengan peserta para Panitera/Sekretaris pengadilan tingkat pertama dan tingkat banding dan petugas dari pusat terdiri
Pimpinan Kenegaraan dari Biro Perencanaan dan Organisasi, Biro Keuangan, Biro Umum, Biro Kepegawaian dan Biro Perlengkapan.
Dalam monitoring dan evaluasi dilakukan pengumpulan data tentang SDM, keuangan dan sarana prasarana antara lain tanah dan bangunan.
Selain itu kegiatan ini diharapkan bisa menjadi media komunikasi (two way traffic) antar pusat dan daerah dalam mendukung perencanaan di
masa datang, dalam hal pemetaan/standarisasi tentang SDM, sarana prasarana, kebutuhan dan penyusunan anggaran/ RKA-K/L Mahkamah
Agung dan badan peradilan serta struktur Mahkamah Agung dan melakukan klarifikasi data hasil kegiatan tersebut.
- Pembentukan tim perumus jabatan fungsional pranata peradilan Mahkamah Agung dimana telah dihasilkan quesioner untuk 4
lingkungan peradilan dan hasil quesioner tersebut akan dipakai untuk pembuatan naskah akademis.
111
d. Kegiatan sosialisasi AKIP dan LAKIP.
112
Karena pentingnya pembuatan AKIP dan LAKIP oleh Mahkamah Agung maka perlu disosialisasikan mengenai AKIP dan LAKIP kejajaran
badan peradilan.Hal ini dilakukan karena penyusunan AKIP dan LAKIP Mahkamah Agung harus didukung oleh data-data dari badan
peradilan antara lain mengenai kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan, hasil yang telah dicapai (kinerja badan peradilan), dll.
Pelaksanaan kegiatan sosialisasi AKIP dan LAKIP telah dilaksanakan dengan peserta para Wakil Sekretaris tingkat pertama di ibukota
propinsi dan para Wakil Sekretaris pengadilan tingkat banding di semua lingkungan peradilan, di selenggarakan di Surabaya.
Diperlukan suatu keterampilan aparat masing-masing pengadilan untuk dapat menyusun RKA-K/L dengan baik dan
benar. Padahal selama ini kinerja aparat badan peradilan tidak pernah menyusun anggarannya sendiri (dilaksanakan
oleh departemen terkait), untuk itu agar kendala tersebut dapat dikurangi, maka perlu dilakukan bimbingan
teknis penyusunan RKA-K/L pada aparat pengadilan pada semua lingkungan peradilan khususnya pejabat jajaran/
kesekretariatan pengadilan pada 30 propinsi termasuk pula tentang pembuatan RAB, pengusulan anggaran.
d) Pengintegrasian Teknis Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi Kerja.
- Pemantapan pengadaan tanah di lingkungan peradilan militer.
Dalam melakukan pembinaan terkait hal ini Mahkamah Agung mengadakan kegiatan:
• Pemantapan pengadaan tanah bagi gedung kantor pengadilan, khususnya pengadilan militer dan
pengadilan agama.
Dengan pertimbangan sejak pengalihan ke 2 (dua) pengadilan tersebut, pengalihan pengadilan militer
tidak disertai pengalihan aset-asetnya, sehingga menjadi kewajiban Mahkamah Agung menjadikan sarana-
sarana dan prasarananya, untuk itu langkah prioritas adalah pengadaan tanah bagi semua pengadilan
militer. Pengadaan tanah tersebut bagi 23 (dua puluh tiga) pengadilan militer telah ditetapkan/ Pemantapan
pengadaan tanah di pengadilan agama. Sedangkan pengadaan tanah bagi kantor pengadilan tersebut
secara bertahap dan terus menerus, antara lain sesuai Surat Keputusan Sekretaris Mahkamah Agung Nomor
MA/SEK/229/SK/XI/2006 Tanggal 30 Nopember 2006, telah ditetapkan lokasi tanah bagi Pengadilan Agama
Jombang dan Pengadilan Tinggi Agama Banten.
5. Program Peningkatan Dengan berlakunya sistem peradilan satu atap di bawah Mahkamah Agung, maka Mahkamah Agung selain melakukan pembinaan teknis
Kinerja Lembaga yudisial, juga melakukan pembinaan finansial, administrasi dan organisasi terhadap 4 (empat) lingkungan peradilan. Memperhatikan kondisi
Peradilan dan sarana dan prasarana pengadilan yang memprihatinkan, maka Mahkamah Agung dalam mendukung kelancaran pelaksanaan tugas pokoknya
Lembaga Penegakan memprioritaskan peningkatan sarana dan prasarana badan peradilan secara bertahap dan berkesinambungan, maka kegiatan yang dilakukan
Hukum lainnya antara lain: pengadaan tanah, pembangunan gedung kantor, pembangunan rumah dinas, rehab. gedung kantor, rehab. rumah dinas. (Rincian
dapat dilihat pada Bagian Kedelapan tentang Alokasi Anggaran MA RI dan Pertanggungjawaban Keuangan serta Program Kerja
Mahkamah Agung 2007)
113
6. Program Peningkatan Mahkamah Agung dalam mendukung kelancaran pelaksanaan tugas pelaksanaan kekuasaan kehakiman, maka diperlukan tenaga aparatur
Kualitas Profesi pengadilan (khususnya tenaga teknis dan non teknis) yang profesional dalam menjalankan tugasnya. Untuk itu diperlukan peningkatan
114
Hukum kualitasnya antara lain melalui pendidikan dan pelatihan secara sistematis dan berkesinambungan.
Kegiatan yang dilakukan pada tahun 2006, antara lain:
b. Pendidikan dan pelatihan teknis, yang telah dilakukan adalah:
1. Pelatihan pemandu : 40 orang.
2. Pelatihan untuk hakim : 90 orang.
3. Pelatihan untuk juru sita : 50 orang.
4. Pelatihan calon hakim : 500 orang.
a. Pembinaan administrasi kepegawaian yaitu ujian dinas Tk. I dan II serta penyesuaian ijasah.
b. Pelayanan dan bantuan hukum, dalam hal ini pembinaan pelayanan minimal (SPM).
7. Program Peningkatan Mahkamah Agung sebagai lembaga pelaksana kekuasaan kehakiman, disamping dituntut untuk dapat melaksankan tugas pokoknya
Kesadaran Hukum dengan baik dalam menegakkan keadilan, diharapkan pula dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat pencari keadilan, sesuai
dan HAM dengan azas peradilan yang cepat, sederhana dan murah, khususnya terhadap masyarakat yang kurang mampu.
Kegiatan yang dilakukan antara lain adalah memberikan bantuan pelayanan masyarakat, yang terdiri dari:
2. Biaya pelaksanaan bantuan hukum/ saksi/ penterjemah/ pengacara:
1. Biaya peradilan Tk. Banding 50 kasus.
2. Biaya peradilan Tk. Pertama 150 kasus.
3. Penyelenggaraan pendidikan masyarakat, dalam hal ini penyuluhan dan penyebaran informasi terhadap 50 orang dalam 5
kegiatan dan dengar pendapat dengan organisasi/ lembaga/ tokoh masyarakat terhadap 40 orang dalam 5 kegiatan.
8. Program Pelayanan Kegiatan yang dilakukan adalah memberikan penyelenggaraan pembinaan hukum dan peradilan yang dilakukan oleh Pimpinan Mahkamah
dan Bantuan Hukum Agung, Hakim Agung, pejabat Eselon I, II Mahkamah Agung ke pengadilan di daerah, dan pembinaan bantuan sosial dalam hal ini bantuan
pelayanan masyarakat yaitu:
a. Biaya pelaksanaan bantuan hukum/saksi/penterjemah/pengacara:
2. Biaya peradilan Tk. Banding 50 kasus.
3. Biaya peradilan Tk. Pertama 150 kasus.
a. Penyelenggaraan pembinaan hukum dan peradilan yang dilakukan oleh Pimpinan, Hakim Agung, pejabat Eselon I dan II
Mahkamah Agung kepada pengadilan di daerah.
9. Program Penegakan Mahkamah Agung dan badan peradilan di bawahnya mempunyai tugas pokok menerima, memeriksa dan memutus perkara yang
Hukum dan HAM diajukan kepadanya, dengan waktu yang relatif cepat serta memberikan rasa keadilan. Mahkamah Agung sebagai badan peradilan
tertinggi berkewajiban menyelesaikan perkara kasasi dan peninjauan kembali yang berasal dari seluruh Indonesia/badan peradilan di
bawahnya.
Dalam mendukung penyelesaian perkara-perkara yang berada di Mahkamah Agung yang terus bertambah, diperlukan kerja keras dan
dukungan finansial yang memadai. Kegiatan yang dilakukan adalah pelaksanaan hukum dalam bidang keperdataan, dalam hal ini biaya
pelaksanaan penyelesaian tunggakan putusan perkara sejumlah 10.000 perkara, dan penyelesaian perkara KKN dan HAM sejumlah 150
perkara.
10. Program Penguatan Sosialisasi Perlindungan terhadap Perempuan dan Anak.
Kelembagaan Sesuai amanat UUD 1945 pasal 28 (1) UUD 1945 yaitu setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian hukum yang
Pengarusutamaan adil serta pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian hukum yangadil serta perlakuan yang sama dihadapan hukum, maka dalam rangka
Gender dan Anak mendukung keadilan dan kepastian hukum serta dalam mendukung program pemerintah dalam memasyarakatkan program pengarusutamaan
gender, maka kegiatan yang dilakukan tahun 2006 adalah dengan sosialisasi perlindungan terhadap perempuan dan anak. Kepada para pejabat/
aparatur pengadilan sejumlah 350 orang yang terbagi penyelenggaraannya di 10 kota yaitu Medan, Pekanbaru, Bandung, Surabaya, Makassar,
Padang, Denpasar, Banjarmasin, Kendari dan Ambon.
Hal ini terkait dengan program pemerintah untuk menghapuskan segala bentuk kekerasan, diskriminatif dan perdagangan terhadap
perempuan dan anak (trafficking) karena merupakan pelanggaran HAM.
Dengan tersosialisasinya hal tersebut, diharapkan aparatur pengadilan dalam menjalankan tugasnya dan fungsinya tidak melakukan
pelanggaran terhadap Undang-undang Nomor 22 Tahun 2004 dan Undang-undang nomor 23 Tahun 2004.
115
LAMPIRAN 7
116
PEMBENTUKAN PENGADILAN BARU DAN PENINGKATAN KELAS PENGADILAN
SELAMA TAHUN 2006
Peningkatan kelas Pengadilan Agama Sampit, Pengadilan Agama Pangkalan Bun, Pengadilan Agama
Cibinong, Pengadilan Agama Tiga Raksa, Pengadilan Agama Cikarang, Pengadilan Agama Lubuk Pakam,
Usulan Peningkatan kelas pengadilan negeri dan
Pengadilan Agama Padang Sidempuan, Pengadilan Agama Tanjung Pinang, Pengadilan Agama Batam,
7. pengadilan agama (masih dalam proses), yaitu :
Pengadilan Agama Bangko, Pengadilan Agama Batu Raja, Pengadilan Agama Kab. Malang, Pengadilan Agama
Slawi, Pengadilan Agama Kajen, Pengadilan Agama Tenggarong, Pengadilan Agama Balik Papan, Pengadilan
Agama Tanah Grogot, Pengadilan Agama Sumbawa Besar, Pengadilan Agama Palangkaraya, Pengadilan
Agama Gorontalo, Pengadilan Agama Kisaran, Pengadilan Agama Ternate, Pengadilan Agama Lubuk Linggau,
Pengadilan Agama Bukit Tinggi, Pengadilan Agama Batu Sangkar, Pengadilan Agama Pariaman, Pengadilan
Agama Pangkal Pinang.
LAMPIRAN 8
RENCANA PROGRAM MAHKAMAH AGUNG RI
TAHUN 2007
117
No. Jenis Program Kegiatan Rincian Kegiatan
118
4. PROGRAM PENINGKATAN KINERJA
LEMBAGA PERADILAN DAN
LEMBAGA PENEGAK HUKUM
a. Penyelenggaraan Peradilan Tingkat Pertama dan
LAINNYA
Banding (pelaksanaan tugas dan fungsinya
119
120