Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
Oleh:
SAIMAH
04120054
SKRIPSI
Oleh :
SAIMAH
04120054
SKRIPSI
Oleh:
Saimah
04120054
Oleh:
Dosen Pembimbing
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
SKRIPSI
PANINIA UJIAN
Mengesahkan,
Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Malang
Dengan ini saya menyatakan, bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan tinggi,
dan sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau hasil penelitian
orang lain, kecuali yang tertulis dan mengacu dalam naskah ini serta disebutkan
Saimah
NIM. 04120054
PERNYATAAN PEMBIMBING
Kepada Yth.
Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Malang
Di
Malang
Nama : Saimah
NIM : 04120054
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Judul Skripsi : Problematika Pendidikan Agama Islam dan Upaya-Upaya
Pemecahannya Di SMA Widya Dharma Turen -Malang
Maka selaku pembimbing, kami berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah layak
di ajukan untuk ujikan.
Pembimbing,
BUKTI KONSULTASI
Nama :Saimah
Nim :04120054
Dosen Pembimbing :Drs. Muchlis Usman M.A
Judul Skripsi :Problematika Pendidikan Agama Islam dan Upaya-upaya
Pemecahannya Di SMA Widya Dharma Turen Malang.
penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................ ii
BUKTI KONSULTASI ................................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... v
HALAMAN MOTTO...................................................................................... vi
HALAMAN NOTA DINAS ............................................................................ vii
HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... viii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv
ABSTRAK........................................................................................................ xv
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 7
C. Tujuan Penelitian.......................................................................... 7
D. Kegunaan Penelitian..................................................................... 8
E. Sistematika Pembahasan .............................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ABSTRAK
agama selalu mengidealkan terciptanya sikap anak didik yang dewasa. Proses
solidaritas dan tidak humanis. Selama ini pendidikan agama secara normative
idealnya.1
sangat luas dan dapat dianggap sebagai proses sosialisasi seseorang yang
1
Roibin, Menuju Pendidikan Berwawasan Berkerukunan, Malang: Jurnal El-Harakah Edisi 58,
2002, hlm.11
2
Hasan, Laggulung, Asas-Asas Pendidikan Islam, (Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1992), hlm. 17
”Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang system pendidikan
nasional mendefinisikan pendidikan sebagai ”usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat,bangsa, dan Negara”3
siswa diperlukan suatu strategis yang sistematis dan terarah. Pendidikan dapat
pula diartikan sebagai bimbingan jasmani dan rohani peserta didik menuju
sebagai salah satu aspek yang memiliki peranan pokok dalam membentuk
tidak terlepas dari tantangan global seperti yang marak terjadi saat ini. Di
yang bukan hanya dimensi domestik tetapi global.5 Kehidupan global akan
melahirkan budaya global. Dewasa ini kita melihat betapa kebudayaan global,
telah mulai melanda kehidupan umat islam yang tanpa batasan kepada
berbagai bentuk “life style” yang mulai melanda kehidupan generasi muda
terutama di kota-kota besar. Cara hidup global, tontonan global, cita rasa
global telah memasuki kehidupan siswa sebagai generasi muda. Di satu pihak
3
Undang-undang RI Tahun 2003 Tentang System Pendidikan Nasional Pasal 1,(Bandung: Cita
Umbara, 2003), hlm.3
4
Zuhairini & Abdul Ghofir, Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Malang: UIN
Malang Press 2004), hlm.1.
5
H.A.R, Tilar, Paradigma Baru Pendidikan Nasional, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hlm.15.
budaya global atau modernisasi dapat membuka horizon pemikiran yang
yang penuh modern seperi yang terjadi saat ini bisa berdampak negatif yang
meracuni kehidupan generasi muda. Hal ini telah merasuki pemikiran para
hubungan keseharian dengan manusia lain, baik sesama muslim maupun non
masih memerlukan bantuan kita bersama, demi mewujudkan hasil dan kualitas
yang tidak wajar (kenakalan remaja), melanggar norma dan etika agama.
Dalam agama Islam terkandung suatu potensi yang mengacu pada dua
6
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, Upaya Mengefektifkan Pendidikan Islam Di Sekolah,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), hlm.75
1. Potensi psikologi dan pedagogis yang mempengaruhi manusia untuk
Nilai pendidikan islam telah menjadi ilmu yang ilmiah dan amaliah,
bernafaskan islam yang lebih efektif dan efisien. Telah diketahui bahwa sejak
ragam kultur dan struktur. Akhir-akhir ini, akibat timbulnya perubahan sosial
dikehendaki umat islam harus mengubah strategi dan titik operasional. Oleh
karena itu pula akan timbul suatu problem dalam dunia pendidikan islam yang
akan dicari solusinya dan pada akhirnya akan memberikan kesejahteraan pada
kehidupan masyarakat.
7
Muzayyin, Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam, ( Jakarta: PT.Bumi Aksara, 2003), hlm. 3-4
Pendidikan Islam tidak menutup kemungkinan dapat mengkombinasi
Pada prinsipnya, pendidikan islam harus dengan akal dan antara wahyu
kearah pola pikir rasional tekhnologis yang cenderung melepaskan diri dari
yang masih bersifat konservatif dan statis dalam menyerap tendensi dan
aspirasi masyarakat masa kini. Dalam problem ini kita perlu mengacu diri
tantangan baru. Apalagi bila kita mengingat bahwa misi pendidikan agama
islam lebih berorientasi kepada nilai-nilai luhur dari Tuhan yang harus
selama ini adalah adanya kesenjangan antara pendidikan agama dan perilaku
a. Faktor internal
Faktor internal adalah faktor yang muncul dari dalam diri guru
agama itu sendiri yang meliputi kompetensi yang masih relative rendah,
pendekatan metodologi guru yang tidak mampu menarik minat siswa pada
pembelajaran agama islam, solidaritas guru agama dengan guru non agama
formal.
b. Faktor institusional
Ketiga hal tersebut diharapkan akan bisa dicari solusinya dan bisa
c. Faktor eksternal
sekali untuk diteliti atau dikaji oleh karena itu dalam penelitian skripsi ini
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Malang.
3. Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan oleh guru dalam
Turen Malang.
D. Kegunaan Penelitian
kegunaan, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis, dan hasil penelitian
mengatasi keburukannya.
2. Bagi Almamater
3. Bagi Peneliti
Sebagai pedoman dalam rangka melaksanakan tugas sebagai pendidik
yang akan terjun langsung untuk mengamalkan segala ilmu yang telah
dipelajari.
G. Sistematikan Pembahasan
singkat yang terdiri dari enam bab, dan untuk lebih mengarahkan skripsi ini,
skripsi ini yang berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,
Agama Islam, yang meliputi: problem anak didik dalam Pendidikan Agama
Agama Islam.
Bab Ketiga, Metode penelitian yang terdiri dari pendekatan dan jenis
tahap-tahap penelitian.
visi misi, struktur organisasi, keadaan guru dan karyawan, tugas dan tanggung
jawab guru dan karyawan, keadaan siswa SMA Widya Dharma Turen,
keadaan kegiatan siswa SMA Widya Dharma Turen, keadaan sarana dan
dan saran yang berkaitan dengan problematikan Pendidikan Agama Islam dan
KAJIAN TEORI
8
Kurikulum PAI, 2002, hlm. 3
b. Peserta didik yang hendak disiapkan untuk mencapai tujuan, dalam
agama islam.
9
H.M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 1991) hlm.13
maqashid. Sementara dalam bahasa inggris diistilahkan dengan ”goal,
kepada ajaran Al-Qur’an dan sunnah, maka tujuan dalam konteks ini
a) Fungsi tujuan
10
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 1995), Edisi ke-2 hlm.1077
11
Zakiyah Daradjat, dkk., Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara dan Departemen Agama
RI, 1992) hlm. 29
Fungsi kedua, dari tujuan adalah mengarahkan usaha. Tanpa
pintu.
tujuan-tujuan lain. Baik tujuan baru maupun tujuan lanjutan dari tujuan
pertama. Oleh karena itu, dapat dikatakan, bahwa dari satu segi tujuan
bisa membatasi ruang gerak usaha, sementara dari segi lain tujuan
lainnya. Ada usaha yang bertujuan lebih besar dari yang lain, di
12
Ahmad D Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: PT. Al-ma’arif, 1989),
hlm. 45
Islam memiliki prinsip dasar keseimbangan dalam kehidupan, baik
3) Prinsip kejelasan
agama islam dapat diraih secara maksimal, maka perlu adanya solusi untuk
13
Pius A. Pertanto, M. Dahlan Al-Barry, Kamus Ilmia Popular (Surabaya: Arkola, 1994), hlm.
626.
dewasa ini. Pendidikan saat ini, sungguh masih dalam kondisi yang
pelajaran islam dan mata pelajaran umum. Melihat realitas yang terjadi
sekarang bahwa pendidikan agama islam tidak bisa kembali seperti pada
a. Orientasi pendidikan masih terlantar tak tahu arah dan tujuan yang
tradisional islam.
14
Samsul Ma’arif, Revitalisasi Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007), hlm. 1
15
Ibid. Hlm. 2-3.
b. Praktek pendidikan agama islam masih memelihara warisan lama,
sehingga ilmu yang dipelajari adalah ilmu klasik dan ilmu modern yang
tidak tersentuh.
c. Umat islam masih sibuk terbuai dengan ”romantisme” masa lalu hingga
pendidikan agama islam itu sendiri yang masih bersikap ekslusif dan
a. Faktor Internal
1) Anak Didik
Sebagai peserta didik adalah pihak yang hendak disiapkan untuk
mencapai tujuan, dalam arti yang dibimbing, diajari dan atau dilatih
Maka dari itu problem yang ada pada anak didik perlu
16
Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam Pendekatan Histories, Teoritis Dan Praktis, (Jakarta:
Ciputat Pers, 2002), hlm.47
Adapun problem yang ada pada anak didik adalah segala yang
dalam belajar.
belajar anak.17
2) Pendidik (Guru)
17
Abdul Aziz As - Asykhs, Kelambanan Dalam Belajar Dan Cara Penanggulanginnya (Jakarta:
Gema Insani, 1991), hlm. 25
18
Ibid. hlm.30
19
Departemen Agama Republik Inonesia, Al-Qur’an Terjemah semarang CV: Al-
Waah
Ayat ini menjelaskan bahwa seorang pendidik (guru) adalah
$pκš‰r'¯≈tƒ t⎦⎪Ï%©!$# (#θãΖtΒ#u™ (#þθè% ö/ä3|¡àΡr& ö/ä3‹Î=÷δr&uρ #Y‘$tΡ $yδߊθè%uρ â¨$¨Ζ9$# äοu‘$yfÏtø:$#uρ $pκön=tæ
îπs3Íׯ≈n=tΒ ÔâŸξÏî ׊#y‰Ï© ω tβθÝÁ÷ètƒ ©!$# !$tΒ öΝèδttΒr& tβθè=yèøtƒuρ $tΒ tβρâs∆÷σム∩∉∪
20
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005),
hlm.74
21
Al-Qur’an Terjemah Op, Cit.,
dirinya melekat sikap dedikatif yang tinggi terhadap tugasnya, sikap
komitmen terhadap mutu proses dan hasil kerja, serta sikap continous
b. Faktor institusional
1) Kurikulum
pendidikan.
22
Muhamin, Op, Cit., hlm. 4
komponen pokok dalam kurikulum, yaitu: tujuan, isi atau bahan,
dan terperinci.
23
Muhaimin, Arah Baru Pengembangan Pendidikan Islam (Pemberdayaan, Pengembangan,
Kurikulum Hingga Redefinisi Islamiah Pengetahuan), (Bandung: Nuansa Cendekia, 2003), hlm.
182
Sedangkan pendapat pakar pendidikan non tarbiyah yaitu Amin
2) Manajemen
24
Muhaimin, Op, Cit.,hlm. 264
25
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 25
keseluruhan. Alasanya tanpa manajemen tidak mungkin tujuan
26
Hujair, Paradigma Pendidikan Islam (Membangun Masyarakat Madani Indonesia),
(Yogyakarta: Tiara Wacana, 2003), hlm. 220
Masih banyak persoalan-persoalan yang dihadapi bangsa
ruang kelas, meja, kursi serta peralatan dan media pengajaran yang
27
Muhammad Surya, Psikologi Pembelajaran Dan Pengajaran, (Jakarta: Mahaputra Adidaya,
2003) hlm. 118
sehingga menciptakan sekolah yang menyenangkan bagi pendidikan
c. Faktor Eksternal
Pendidikan tidak hanya terpacu pada lingkup sekolah saja, akan tetapi
terlalu keras alam mendidik anak, orang tua tidak mendidika anak
pekerjaan rumah,
3) Lingkungan sekolah
28
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), hlm. 181
29
Sumardi s. Psikologi Pendidikan (Jakarta Raja Grafindo Persada, 2004), hlm.
184
Dalam lingkungan sekolah sering terjadi beberapa problem yaitu,
tidak ana hubungan timbal balik yang baik antara guru dan anak
sebagai alat produksi dan perbudakan seperti robot. Bukan malah terseret
dan liberalisme.
agama islam yang sering terjadi diperlukan beberapa proses baik dari
problem yang terjadi. Setiap masalah tidak terlepas dari proses untuk
1) Pendidik
siswa pasti ada guru, begitu pula sebaliknya ada guru pasti ada
Problem yang terkait dengan siswa tidak terlepas dari proses untuk
30
Muhaimin, Wacana Pengembangan Pendidikan Islam, ( Surabaya: Pustaka Pelajar, 2003), hlm.
213-214
yang ditempatinya untuk meningkatkan pengetahuan sehingga
b. Faktor Institusional
1) Kurikulum
berikut:
yang tepat yang sesuai dengan visi misi lembaga agar arah
agama islam, dan alat bantu tersebut adalah sarana dan prasarana
yang didapat dari kelas atau dari guru agar tercapai proses belajar
beribada dan juga dapat menciptakan sekolah yang bersih, rapi dan
c. faktor eksternal
1) Lingkungan masyarakat
Salah satu solusi pada problem lingkungan adalah sebagia
pada anak atau siswa agar anak didik menjadikan tauladan dan
maka dari itu orang tua harus bisa menghargai hasil dari apa yang
anak.31
Agama Islam
sebagai berikut:
a. Faktor internal
31
W. nugroho, belajar mengatasi hambatan belajar, ( jakarta: prestasi pustaka,
2007 ), hlm. 39
menanamkan dan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan
guru. Salah satu penyebab karena adanya ujian masuk atau seleksi
32
M.Ali Hasan & Mukti Ali, Kapita Selekta Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Pedoman Ilmu
Jaya, 2003), hlm. 34-35
di depan kelas diharapkan mampu dapat memperkecil dampak
yang ditimbulkan.
b. Faktor Institusional
pengembangan kurikulum.
33
M.Ali Hasan & Mukti Ali, Op, Cit., hlm. 34-35
Dalam realitas proses pengembangan kurikulum sering
globalisasi ini
Jika dilihat dari problem psikologis pada anak didik tidak terlepas
juga dari permasalah, untuk memecahkan problem ini, maka langkah yang
a) Menarik minat
34
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 9
Tugas guru adalah membangkitkan motivasi anak sehingga ia
sejahtera lahir dan batin, baik itu yang ditempuh melalui pembelajaran
1) Mengikuti penataran-penataran
masing-masing.35
yang optimal
sesungguhnya.
35
Muhammad Djumhur Surya., Bimbingan Dan Penyuluhan Di Sekolah, (Bandung: C.V. Ilmu,
1991), hlm. 115
36
ibid., hlm. 115
siswa untuk belajar dan mengembangkan potensinya yaitu
peserta didik.
37
Abu Ahmadi, Strategi Belajar (Bandung: Pustaka Setia, 1992), hlm. 87
38
Suryo Subroto, Dimensi-dimensi Administrasi Pendidikan Di Sekolah (Jakarta: Bina Aksara,
1984), hlm. 141
perkembangan yang berbeda satu dengan lainnya, sehingga
anak didik, kompetensi, dan tujuan yang harus mereka capai juga
menunjuk variasi juga dan tidak sama antara jenis belajar yang
mempengaruhinya.
Tugas pendidik sebagai seorang pengajar dalam memberikan
kependidikan.
tersebut.
b. Faktor Institusional
39
Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam (Bandung: C.V. Pustaka Setia, , 1997), hlm. 75.
mempraktekan teori yang ada dalam kehidupan sehari-hari
c. Faktor eksternal
jam pelajaran.
tuntutan islam.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
ini bertujuan untuk mendeskripsikan hasil pengolahan data yang berupa kata-
banyaknya biaya belanja sehari-hari, dan sebagainya), tentu saja bisa. Yang
tidak diperbolehkan angka dalam hal ini adalah jika dalam pengumpulan data
kualitatif.40
40
Suharsini Arikunto, Prosesdur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta,
2002), hlm. 10
penelitian kualitatif. Sedangkan dalam pengumpulan dan penafsiran
menggunakan angka disebut penelitian kualitatif. Oleh karena itu, jenis data
yang digunakan adalah kualitatif, karena data yang diperoleh dalam penelitian
gambaran, gejala dan fenomena yang terjadi, maka jenis penelitian ini adalah
penelitian kualitatif. Dan dilihat dari jenis penelitiannya, penelitian ini disebut
secara intensif, teinci, dan berdasarkan tentang suatu organisme, lembaga atau
gejala tertentu. Jadi tujuan penelitian kasus atau lapangan adalah mempelajari
Dengan demikian jenis studi kasus karena penelitian akan menggali data
B. Instrument Penelitian
adalah peneliti itu sendiri. Atau dengan bantuan orang lain yang merupakan
41
S. Margono, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, Cet II, 2000), hlm. 9
Ia sekaligus merupakan perencana, pelaksana pengumpulan data, analisis,
sebagai instrument juga hadir untuk menemukan data yang berkaitan dengan
C. Lokasi Penelitian
beralamat di jl. Mayor Dammar No. 167 Turen. Pemilihan lokasi penelitian
proses penelitian.
D. Sumber Data
penelitian. Sumber data dalam penelitian ini adalah: pertama, data primer
42
Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005),
hlm.168
adalah data yang dikumpulkan langsung dari sumbernya dan diolah sendiri
Adapun yang dimaksud dengan sumber data adalah subyek dari mana
data dapat diperoleh, jadi sumber data ini menunjukkan asal informasi. Data
ini diperoleh dari sumber data yang tepat. Jika sumber data tidak tepat maka
akan mengakibatkan data yang terkumpul tidak relevan dengan masalah yang
diteliti.
tambahan seperti dokumen dan lain-lain.44 Sumber data yang dapat digunakan
a. Data Primer: adalah data yang didapat secara langsung dari subyek terteliti
pada saat penelitian dilakukan. Untuk mendapat data primer maka peneliti
data primer berupa data lisan dan tulisan serta catatan lapangan sebagai
hasil observasi. Data lisan yang diperoleh dari beberapa informen sebagai
berikut:
2) Peserta didik
43
J. Supranto, Metode Ramalan Kualitatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 1993), hlm.8
44
Lexi. J. Moleong, op. cit., hlm. 112
Adapun teknik yang digunakan dalam menentukan sampel
antara lain:
a. Metode Observasi
dan saranan prasana serta semua fasilitas yang menunjang proses belajar
45
Suharsini Arikunto, Op, Cit., hlm.133
1) Observasi Partisipatif
b. Metode interview
Metode interview adalah suatu proses tanya jawab lisan yang mana
dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik, yaitu satu dapat
46
Sutrisno Hadi, Metodologi Reseaarch II (Yogyakarta: Yayasan Penelitian Fakultas Psikologi
UGM, 1989), hlm.192
menggunakan data informasi guru agama, siswa, dan problem-
dan garis besar. Pokok-pokok yang ditanyakan yang ada dalam proses
siswa, dan pihak-pihak sekolah lain. Akan tetapi dalam wawancara ini
penulisan skripsi.
F. Metode Pembahasan
pendapat para ahli yang ada hubungannya dengan penulisan skripsi ini,
sedangkan data empiris penulis peroleh dari obyek penelitian. Adapun metode
1. Metode Induktif
47
Suharsini Arikunto, Op. Cit., 2002 135
peristiwa yang khusus itu ditarik generalisasi yang mempunyai sifat
umum.48
2. Metode Deduktif
3. Metode Reflektif
gambaran atau kesimpulan yang jelas tentang permasalahan dari obyek yang
diteliti.
48
Sutrisno Hadi, Op, Cit., hlm. 193
49
Ibid., hlm. 36
Metode analisis data merupakan salah satu cara yang digunakan telah
terkumpul disusun secara teratur dalam bentuk pengujian data, dan siap untuk
dan sebagainya antara golongan data yang satu dengan data yang lainnya,
teknik tertentu.
bahwa tujuan deskriptif ini ialah untuk membuat deskriptif, lukisan secara
50
Suharsini Arikunto, Op. Cit., hlm. 213
51
Muhammad Nizar, Op, Cit., hlm. 63
Untuk menganalisa data yang bersifat kualitatif ini akan digunakan
dedukatif dan indukatif, dengan cara ini maka analisanya bersumber dari hasil
kesimpulan.
merupakan pembuktian bahwa apa yang telah di amati oleh penelitian sesuai
dengan apa yang sesungguhnya yang ada di lapangan (dunia kenyata), dan
apakah penjelasan yang diberikan tentang dunia memang sesuai dengan yang
sebenarnya ada atau tidak.52 Maka dalam penelitian ini penulis menggunakan
sumber dengan berbagai cara, dan waktu.53 Moleong yang dikutip dari
yang berbeda.54
52
Nasution, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif , (Bandung: Trasito, 1996), hlm. 105
53
Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabet, 2005), hlm. 125
54
Ida Bagoes Mantra, Filsafat Penelitian Dan Metode Penelitian Sosial, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2004), hlm. 91
2. memggunakan bahan reference, adanya pendukung untuk membuktikan
Pemecahannya”.
dan jika perlu ada penambahan data baru. Member chek dilakukan segera
I. Tahap-tahap Penelitian
1. Persiapan
unsur yang diperlukan diperhitungkan dengan baik sebab yang baik akan
55
Sugiono, Op, Cit., hlm. 128
masalah yang telah disebutkan pada bab terdahulu, maka persiapan dalam
2. Pelaksanaan
3. Penyelesaian
yaitu analisis data dilakukan dengan menata dan menelan secara sistematis
sebelumnya.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
bahwa sekolah swasta harus mempunyai ciri khas. Hal ini merupakan
SMU Swasta di Cilot, Jakarta pada Tahun 1980. Atas dasar itu yayasan
dengan akreditasi pertama pada tahun 1985 yang mana setelah diadakan
penilaian SMA Widya Dharma Turen ini termasuk 20 SMA swasta se
Jawa Timur yang diberi status disamakan oleh Mentri pendidikan dan
kebudayaan RI. Dengan demikian dari 20 SMA itu, malang hanya enam
sekolah yaitu: 5 SMA di kodya (SAMK Dempu, SMA Cor Yesus, SMA
guru-guru, perlu hal ini dikaji bahwa status disamakan itu kategorinya
adalah sangat baik. Jadi boleh dikatakan tanpa dinilai atau diakreditasipun
untuk menjadi SMA yang berkualitas dibanding SMA lainnya. Atas dasar
efektif dan kreatif dalam melaksanakan tugas, agar sekolah tetap menarik.
banyak cerita yang menarik yang salah satunya adalah tentang pedoman
tidak lulus. Lulusan SMA Widya Dharma Turen saat ini tidak banyak
mengalami perubahan, karena sudah dibiasakan untuk menjuruskan ke
disiplin dan tertib di segala bidang serta menerapkan norma kenaikan dan
lulusan dengan baik, maka dapat merubah hasil lulusan yang berprestasi.
saja.
sampai empat kali pada tahun 1985, 1990, dan tahun 1995 dan 2000
dengan hasil disamakan atau nilai amat baik. Tentang prestasi sekolah,
sudah tidak bisa dipungkiri bahwa sejak dulu sampai sekarang ini tidak
VISI:
MISI:
rias, dll
GAMBAR 1
STRUKTUR ORGANISASI SMA WIDYA DHARMA TUREN 2008-200956
KEPALA
SEKOLAH
TATA
KOORDINATOR
STAF STAF
KURIKULUM KESISWAAN
GURU
SISWA
56
Dokumentasi SMA Widya Dharma Turen 2008-2009
4. Keadaan Guru dan Karyawan SMA Widya Dharma Turen
SMA Widya Dharma, maka lembaga pendidikan ini terus berbenah diri,
problema yang timbul dalam proses belajar mengajar bisa teratasi dengan
baik. Dan siswa bisa memperoleh apa yang menjadi tujuan dalam
belajarnya, tidak hanya itu saja SMA Widya Dharma juga menambah
strata satu (SI), ada juga guru yang masih menempuh jenjang pendidikan
yang lebih tinggi atau sarjana strata dua (S2), para guru mengakui bahwa
dengan guru yang ngajar mata pelajaran pendidikan agama islam, selain
itu seorang guru juga harus memiliki modal keilmuan yang matang dan
terkait dengan proses pendidikan itu sendiri, untuk SMA Widya Dharma
dibagi menjadi 2 ada yang bersifat tetap/pegawai negeri dan yang kedua
ada di lembaga ini. Kerja sama yang baik antara guru yang bersifat tetap
maupun yang tidak tetap ini ternyata tidak menutup kemungkinaan untuk
pembelajaran yang lebih baik dan lebih kondusif. Kebanyakan dari para
guru yang ada di lembaga ini lulusan/alumni perguruan tinggi yang ada di
57
Sumber Data Dokumentasi Dan Wawancara Dengan staf TU SMA Widya Dharma Turen
Tanggal 21 November. 2008
TABEL 1.1
DAFTAR NAMA GURU
SMA WIDYA DHARMA TUREN
TAHUN PELAJARAN 2008-200958
Kode Nama/NIP Bidang Studi/Mata Pendidikan Keterangan
Pelajaran yang Terakhir
Diajarkan
1 Tri Djoko Kusminto. F Mipa, Kimia, Non PNS
Drs. IKIP, Mlg
2 Samsul Hadi, Drs. Sejarah Pendidikan Non PNS
Sejarah IKIP
Negeri
3 Titik Wahyuni, S.Pd. Bahasa Indonesia/Koor Sastra Bhs. PNS
130900425 Piket Indonesia, IKIP
Mlg
4 Drs.Prihadi Hendro Ekonomi /Koor Ilmu Sosial, IKIP PNS
Rudhito, Ketrampilan Mlg
131405886
5 Dra.Rina Juniarsi, Kimia Ilmu Eksekta PNS
131614188 IKIP Mlg
6 Ananta Santi, BA. Bahasa Inggris UT, BHS. Inggris PNS
Blng
7 Drs.Elok Sanyoto, Pendidikan Kristen Pend. Agama Non PNS
Kristen, STKIP
8 Suliono, BA. Bahasa Inggris, Bahasa Akademik BHS. Non PNS
Perancis/Wak Sarana Asing
9 Titik Mustikowati, Bahasa Inggris/Koor Akademik Bhs. Non PNS
BA. LAB BAH + B. Asing
Vokalia
10 Musalamah BA. Sejarah Nasional, Pendidikan Non PNS
Sosiologi Sejarah Nas.
Sarjana Muda,
UNEJ
11 Dra.Endri Mulyati Sosiologi Pend. Ilmu Peng. Non PNS
PMP dan KN
IKIP PGRI
12 Dra.PinastiHendrawati, Kimia /Koor Penilaian Mipa Kimia IKIP PNS
1320099357 + Lab IPA Negeri Mlg
13 Dra.Siti Maisaroh, Kewarganegaraan, Pend. Non PNS
PPKN /Wak Kur Kewarganegaraan
, PPKN
IKIP PGRI Mlg
14 Dewu Rini Akutansi + Ekonomi UM Non PNS
Ambarwti, S.Pd. Kewiausahaan
(MULOK) Koor Kopsis
15 Drs.Abu Bakar, BP/BK / Koor BK / Pend. BP/BK PNS
58
Dokumentasi SMA Widya Dharma Turen 2008-2009
131158166 Ekstra IKIP PGRI
16 Dra.Sri Sukmawati, Sej. Nasional, Sosio IPS, Sej. Nas, Non PNS
Antropologi IKIP Mlg
17 Dra Endah Ernayani, Biologi Biologi IKIP Mlg PNS
131466205
18 Drs. Tiktoyo Ekonomi, Ekonometri / Ilmu. Peng. Sosial Non PNS
Wak KUR IKIP PGRI
19 Joko Sukisworo S.Pd. Biologi FMIPA IKIP Mlg PNS
12171520
20 Atik Siswanti, S.Pd. Bahasa Inggris FKIP Umm PNS
132700892
21 Dra. Suciati Matematika FMIPA IKPI Non PNS
PGRI
22 Yeni Jektiningsih BP/Bk / Koor Dansos/ Psikologi Univ. Non Pns
S.Pd. PAG Kris 17-8-45
23 Wiwik Indah, S.Pd. Ekonomi FP IPS Akuntansi Non PNS
IKIP Negeri Mlg
24 M. Lutfiono, S.Pd. Geografi / Wak IPS Geografi Non PNS
Kesiswaan IKIP PGRI
25 Eny Widayati, S.Pd. Kewarganegaraan Kewarganegaraan Non PNS
PPKN , PPKN IKIP
PGRI
26 Drs. Supriono, Sosiologi / HUMAS Fips, Geografi PNS
6513101008 IKIP PGRI
27 Ir.Intan Altina Fisika Peternakan Non Pns
STIKIP PGRI
PAS.
28 Dra. Wahyuni Rini P Bahasa Inggris FBBS Pend. Bhs Non PNS
Inggris IKIP
PGRI
29 Drs. Agung Raharjo Pend. Jas. Kes. Olah Raga Budi Non PNS
Utomo Mlg
30 Ariyanto, S.Pd Pendidikan Seni Pend. Seni Rupa Non PNS
IKIP Mlg
31 Rini Dwi H. S.Pd. Geogarfi FIPS Geograrafi Non PNS
IKIP PGRI
32 Drs. Suparlan Matematika FPMIPA IKIP PNS
132280924 Budi Utomo Mlg
33 Atmitko Matematika FPMIPA UMM Non PNS
Pratnawihardi, S.Pd.
34 Rudi Hartono, S.Pd. BP/BK Pend. BP/BK PNS
040505837 IKIP PGRI
35 Relia Widaryati S.Pd, Fisika KIP Fisika Unej. Non PNS
36 Mamik Caturwati, S.Pd. Bahasa Indonesia FBBS IKIP PGRI Non PNS
37 M. Koliq, S.Pd. Bahasa Indonesia Bhs. Indo IKIP Non PNS
Mlg
38 Abdul Kholiq, S.Pd. Bahasa Indonesia FKIP, IKIP Non PNS
39 Sri Sulastri, S.Pd. PPKN / Staf Kesiswaan PMP/Kn IKIP Non PNS
PGRI
40 Arik Susianto, S.Pd. Matematika Mipa UM PNS
350709070770003
41 Octavia Eko Susanti, Fisika Mipa UM Non PNS
S.Pd.
42 Abdul Halim, S.Ag. Pendidikan Agama Tarbiyah/PAI Non PNS
Islam Unisma
43 Muh. Ali, KH. Drs. Pendidikan Agama Tarbiyah/PAI Non PNS
Islam/Koordinator IAIN Mlg
44 Drs. Rimbun Kularso Ekonomi + FKIP Bisnis PNS
6513100979 Kewirausahaan (Mulok) Tataniaga PT
UNS
45 Rochma Ulfi F. ST. Tek. Infor. Komputer / Tek. Industri Non PNS
Koordinatoor Kimia Kanjuruan
46 Dra. Nawang Bahasa Inggris / F Pend. PPKN, PNS
Tedjowati, 13032680 Convrsation IKIP Mlg
47 Imam Tabroni, S.Pd Sejarah Sastra, UM Non PNS
48 Waris Suwarno, Drs. Geogarafi FPIPS, IKIP PNS
13214449
49 Juma’ali S. Kom. Tek. Infor. Komputer / Analisis Non PNS
Programer Menejemen
STIKI
50 Wuryanto, S.Pd Bahasa Indonesia / Fkip S-P Non PNS
Wakasek Kesiswa
51 Teguh Hendri Kimia MIPA, UM Non PNS
52 Suhardi, S.Pd. Seni dan Budaya FBBS, IKIP Non PNS
Negeri Mlg
53 Aulia Kurnia, S.Ag Pend. Agama Islam - -
54 Wiyoto, Drs. Pend. Jasmani - -
55 Titik, S.Pd Pend. Jasamani - -
56 B. Sita BASEP - -
Dari hasil paparan Tabel dia atas, bahwa guru SMA Widya
Dharma Turen yang sudah PNS 16 orang namun, yang belum PNS
sebanyak 40 orang. Beliau tersebut sudah menempuh di perguruan tinggi
yang berada di Jawa Timur, namun datanya ada yang belum masuk pada
buku induk inventaris sekolah Widya Dharma Turen. Walaupun guru
belum PNS tapi dalam hal mengajar sudah mencapai standar kualifikasi
yang profesional.
TABEL 1.2
KEADAAN KARYAWAN SMA WIDYA DHARMA TUREN
2008-200959
Kode Nama Jabatan keteranagan
1 EndangwarDaningsih ka. T.U
2 Darminingsih T.U -
3 Hariadi T.U -
4 Siono T.U -
5 Ernawati T.U -
6 SriKasih T.U -
7 Bambang Sungkono T.U -
8 Slamet Budiono T.U -
9 Sutik T.U -
10 Elia Dwi Martastuti T.U -
11 Johan Wijaya T.U -
12 Lilik Masita Rini T.U -
13 Imam kholil Petugas. Perpus -
14 Wanda Santiawan Petugas. Perpust -
15 Ani Yuli Prianti Petugas. komp -
16 Nur Hatib Petugas komp -
-17 Fendi Suharsono Petugas.komp -
18 M. Fahrurrozi Petugas. komp -
19 Elmi Amalia Petugas.koprsi -
20 Mulyo Sri Rahayu Petugas.koperasi -
21 Sumadi Driver -
22 Saib Pesuruh -
23 Sugito Pesuruh -
24 Slamet Pirit Pesuruh -
25 Mugeni Pesuruh -
26 Suharyono Satpam -
27 Sugeng Satpam
a. Kepala sekolah
59
Dokumentasi SMA Widya Dharma Turen Tahun 2008-2009.
Adapun tugas kepala sekolah sebagai educator bertugas
berikut:
a) Menyusun perencanaan
b) Mengorganisasikan kegiatan
c) Mengarahkan kegiatan
d) Melaksanakan pengawasan
f) Menentukan kebijaksanaan
g) Mengadakan rapat
yang terkait.
3) Kepala sekolah selaku administrator menyelenggarakan
a) Perencanaa
b) Pengorganisasian
c) Pengarahan
d) Pengkoordinasian
e) Pengawasan
f) Kurikulum
g) Kesiswaan
h) Ketatausahaan
supervisi mengenai:
c) Kegiatan ekstrakurikuler
d) Kegiatan ketatausahaan
terkait
f) Kegiatan osis
pelaksanaan program.
7) Pengorganisasian
8) Pengarahan
9) Ketenangan
10) Pengkordiasian
11) Pengawasan
12) Penilaian
1) Waka kurikulum
2) Waka kesiswaan
efektif dan efisien. Tugas dan tanggung jawab guru di SMA Widya
pengajaran
c. Wali kelas
Wali kelas salah satu mediator yang selalu memantau siswa dari
berikut:
1) Pengelolaan kelas
siswa yang mempunyai problem baik dalam hal belajar maupun dalam
lingkup sosial. Dalam hal ini siswa yang akan bermasalah akan di
kerja
e. Pustakawan
perpustakaan lainnya
f. Laboran
sebagai berikut:
secara berkala
h. Tekhnis media
Turen, yaitu 601 siswa yang terdiri dari 280 laki-laki dan 321 siswi putri,
mayoritas siswa SMA Widya Dharma Turen berasal dari kecamatan Turen
sendiri, secara keseluruhan jumlah siswa terbagi dalam tiga kelas, yaitu
kelas X, kelas XI, dan kelas XII, dan masing-masing kelas terdiri dari
Dharma Turen terdiri dari 21 ruang belajar belum termasuk ruang Lab dan
TABEL 3
PERKEMBANGAN JUMLAH SISWA TAHUN 1999-200860
6 2004-2005 1137
7 2005-2006 1126
8 2006-2007 1045
9 2007-2008 895
10 2008-2009 601
Kecamatan Turen, namun pada tahun berikutnya yaitu mulai tahun 2007-
60
Dokumentasi SMA Widya Dharma Turen tahun 2008-2009 dan Hasil Wawancara dengan
Bapak Kepala Sekolah Tri Djoko Kusminto Tgl 13 November. 2008
“Memang benar jumlah siswa di SMA Widya Dharma ini makin
menurun, soalnya sekarangkan lembaga ini gencar jadi dua lembaga
yaitu lembaga ini (SMA Widya Dharma Turen) dan SMK Widya
Dharma yang ada di Talok sana mbak! Jadi untuk mempromosikan
juga kami bagi-bagikan sama SMK sana. Dhulu sebelum di
bangunnya SMK Widya Dharma yang ada di Talok, sekolah ini
memang jumlah siswanya mencapai angka seperti yang ada dalam
dokumentasi yaitu seribu lebih tapi karena ada SMK Widya Dharma
itu jadi siswanya sebagian ada yang masuk di SMA dan juga ada
yang masuk di SMK”61
61
Wawancara Dengan ka. TU. ibu Endang warDaningsih Pada Tanggal 25 November 2008
62
Wawancara Dengan Bpk Rudi Hartono, Guru Bimbingan Konseling Pada Tanggal 25 November
2008
suasana yang sesuai agar tidak terjadi konlik agama dalam kehidupan
bermasyarakat di lemabaga SMA Widya Dharma Turen ini. Karena di
lembaga ini juga terdapat beberapa guru-guru yang beragama nonislam.
TABEL 4
JUMLAH SISWA YANG BERAGAMA MUSLIM
DAN BERAGAMA NASRANI63
No Kelas Muslim Non Muslim Jumlah
1 X 179 26 205
2 XI 170 30 200
3 XII 170 26 196
Jumlah 519 82 601
Jika dilihat dari kegiatan yang ada di SMA Widya Dharma Turen
belajar tersebut para siswa diberikan satu kali jam istirahat untuk
PMR, dan Teater dan lain sebagainya. Semua kegiatan ini ditujukan untuk
63
Dokumentasi SMA Widya Dharma Turen Tahun 2008/2009
Selain kegiatan di atas di lemabaga SMA Widya Dharma Turen juga
diantaranya:
sekolah
3) Pondok Ramadhan
Malang
j. Seleksi pelajar teladan Diknas kab. Malang
Kab. Malang
jabatan
memiliki sarana dan prasarana yang relatif lengkap, hal tersebut terlihat
dari berbagai perlengkapan sekolah yang ada, mulai dari gedung sampai
alat-alat kebutuhan penunjang kegiatan belajar siswa, kesemuanya ditata
SMA Widya Dharma Turen memiliki luas tanah lebih kurang 10300
M yang terdiri dari: (1) bangunan seluas 2629 M. (2) halaman seluas 7600
dan keinginan para guru dan siswa untuk selalu melaksanakan belajar
dengan suasana yang nyaman dan tenang, maka SMA Widya Dharma
satu ruang. untuk kelas X yang di gunakan sebagai ruang belajar ada tuju
kelas yaitu untuk kelas X-1 sampai kelas X-7, kelas XI ruang yang
digunakan terdapat tuju kelas yaitu, satu kelas untuk kelas XI jurusan IPA,
satu kelas untuk kelas XI jurusan Bahasa dan lima kelas untuk kelas
jurusan IPS, yang terdiri dari IPS-1, IPS-2, IPS-3, IPS-4, dan IPS-5.
sedangkan untuk kelas XII terdapat tuju kelas pula yaitu, untuk kelas XII
jurusan IPA terdapat dua kelas yaitu kelas XII IPA-1 dan XII IPA-2, untuk
jurusan Bahasa hanya satu kelas sedangkan untuk jurusan IPS terdapat
64
Sumber Data Dokumen SMA Widya Dharma Turen dan Hasil Penjelasan Drs. Tri djoko
Kusminto Kepala Sekolah Sebagai Kepala Sekolah dan Ibu Endang warDaningsih Sebagai Kepala
Tata Usaha, Pada Hari Kamis Tanggal 13-25 november 2008.
empat kelas, yaitu kelas XII IPS-1, kelas XII IPS-2, kelas XII IPS-3 dan
Koperasi, ruang BP/BK, ruang Kepala Sekolah, ruang guru, ruang Wak.
Kepala Sekolah, ruang TU, kamar mandi siswa dan guru, Mushalla serta
ruang penunjang kegiatan siswa seperti ruang OSIS, ruang kegiatan Teater
dan Seni dan ruang kegiatan pramuka. Dari masing ruangan tersebut di
kebutuhan siswa dan guru dalam proses belajar mengajar, hal tersebut
oleh siswa maupun guru dapat dilakukkan secara baik dan maksimal
Sarana dan prasarana yang telah ada seperti yang telah disebutkan di
di bawah ini:
a. Perlengkapan Sekolah
lebih dari cukup, hal tersebut dapat dilihat dari data yang menujukkan
kelengkapan sarana perlengkapan Kantor dan lain sebagainya seperti
dikatakan cukup, mulai dari fasilitas belajar mengajar, ruang kelas dan
bangku, alat-alat olah raga seperti bola voli, sepak bola basket, dan lain
b. Fasilitas Tempat
Tempat yang tersedia di sekolah ini terdiri dari dua bagian, yaitu
berikut:
1) Ruang belajar
lapangan depan untuk bola basket dan lapangan tengah untuk bola
Dharma Turen.
kepala sekolah dan waka sekolah. Dalam ruangan guru ini selain
bersama.
lainnya.
tamu dari luar serta untuk rapat dan diskusi dengan guru-guru yang
malang ini tujuannya untuk menunjang keberhasilan belajar siswa dan agar
1) Laboratium Bahasa
Lab bahasa di SMU ini sangat baik dan lengkap, setiap siswa dapat
dengan guru melalui alat tersebut. Dengan alat tersebut nantinya siswa
jurusan bahasa.
2) Laboratium IPA
Keberadaan Lab IPA di SMA sudah lengkap, sehingga siswa dapat
3) Perpustakaan
5) Komputerisasi
dan siswa mampu bersaing dengan siswa yang lain dan bagi siswa
mendapatkan nilai di bawah rata-rata dapat secepatnya berbenah diri
problem yang terjadi di SMA Widya Dharma Turen ini tidak hanya terjadi
pada anak didik, tetapi dari sisi lain juga telah menunjukkan kejanggalan
disebutkan secara garis besar di atas, peneliti akan menguraikan tiga faktor
sebagai berikut:
a. faktor internal
materi pendidikan agam islam itu sendiri bagi siswa di SMA Widya
Turen yang berkaitan dengan siswa dalam hal materi adalah menerapa
didasari oleh beberapa faktor yang antara lain, yaitu: satu, jika dilihat
agama islam masih sangat minim sekali, hal inilah yang menjadi faktor
ketika sudah terlanjur jauh seorang anak sangat tidak mungkin untuk
islam.
penjelasananya:
” Pada dasar problem awal yang terjadi pada siswa itukan karena
latar belakang keluarga, orang tua yang kurang memperhatikan
perkembangan belajar anaknya akan berdampak pada
kesuskesannya di sekolah. Jadi selain belajar di sekolah siswa
harus lebih giat belajar di rumah atau dalam lingkungan
keluarga, atau bagaimana cara orang tua memperhatikan
anaknya agar si anak tahulah tentang agama”65
65
Wawancara Dengan Bapak H.M. Ali Fattar Guru PAI, Pada Tanggal 21 November 2008. di
Ruang BK
Selain problem di atas problem yang ada di SMA Widya
Dharma dari Ibu Aulia Kurnia S.Pd.I guru pendidikan agama islam
(strata satu) dan bisa dikatakan profesional dalam hal mengajar. Dari
66
Wawancara Dengan Ibu Auliah Kurnia Pada Tanggal 18 November 2008 di Ruang Guru
bahwa, seorang guru dikatakan profesional bila sudah memiliki
yang bemasalah maupun cara guru itu mengajar. Guru juga harus
disampaikan oleh guru sudah dikuasai dan pengelolaan kelas. Hal ini
menurut saya sebagai kepala sekolah dari pantauan dari jauh bahwa
profesional hal ini bisa dilihat dari latar belakang sekolahnya dan
b. Faktor Institusional
agama islam tidak ada yang terlalu tepat, sebenar bukan itu yang
67
Wawancara Dengan Kepala Sekolah , Bpk Tri Djoko Kusminto. Pada hari selasa pukul 10.30-
1145 tanggal 25 november 2008 (di Ruang Kepala Sekolah)
Fattar. Bahwa salah satu problem dari segi sarana yaitu buku paket
SMA Widya Dharma Turen ini untuk kelas XII saja jumlah siswanya
lebih dari seratu siswa sedangkan jika dilihat dari buku paket hanya 39.
yang mau pinjam buku paket harus antri karena berkaitan dengan
jumlah bukunya masih kurang maka mau tidak mau siswa harus
KTSP, pada dasarnya kurikulum ini kurikulum baru dan bagi guru-
kelas.
Terkait dengan kurikulum dan buku paket sebagai sarana seperti
KBK dan kurikulum KTSP. Inilah yang merupakan faktor dalam hal
kurikulum ini perlu pengetahuan yang lebih. Untuk itu kepala sekolah
belajar lebih lanjut dengan pendidikan agama atau yang lebih disebut
Malang.68
ada di SMA Widya Dharma Turen juga yang berkaitan mushala sudah
itu bukan problem tentang fasilitas ini. Yang menjadi problem dalam
hal ini tempa wudlu masih belum memadai untuk dijadikan fasilitas.
Pada saat shalat jum’at siswa repot mencari tempat yang tertutup
siswa masih ada yang antri untuk berwudlu. Inilah salah satu problem
68
Wawancara Dengan Waka Kurikulum yaitu ibu Rina Z. Pada Hari Jum’at Tanggal 21 November
2008 di Ruang Waka Kurikulum SMA Widya Dharma Turen Malang
yang mesti diperbaiki oleh lembaga pendidikan SMA Widya Dharma.
c. Faktor eksternal
kebanyakan siswa yang tinggal kos dan yang pasti jauh dari pantauan
berdampak pada perkembangan anak, baik itu dari tingkah laku dan
SMA Widya Dharma Turen seperti yang dijelaskan dalam tabel pada
yang beragama islam akan tetapi ada beberapa siswa yang beragama
jum’atpun masih minim sekali apalagi siswa sebagai orang yang perlu
a. Faktor Internal
terbatas.
3) Faktor Institusional
agama karena dana yang masuk selama ini masih digunakan untuk
b. Faktor Eksternal
belakang lembaga tersebut ada rental play station (PS). Tempat ini
tempat ini.
69
Hasil Wawancara Dengan Bapak Kepala Sekolah Pada Thari Selasa Anggal 25 November 2008
3. Upaya-Upaya Yang Dilakukan Dalam Pemecahan Problematikan
Pendidikan Agama Islam di SMA Widya Dharma Turen
sebagai berikut:
a. Faktor internal
1) Anak didik
agama islam yang berkaitan dengan anak didik adalah, yang pertama,
2) Pendidik
agama islam.
b. Faktor Institusional
mushala agar siswa tidak terlalu antri ketika berwudlu pada saat shalat
dan efisien.
c. Faktor Eksternal
- Lingkungan
bekerjasama antara guru dan masyarakat serta orang tua juga harus
agama islam di SMA Widya Dharma Turen Malang. Siswa juga harus
patuh pada perintah guru selama guru memberikan arahan yang baik
Dharma Turen. Adapun fokus permasalahan pada penelitian ini adalah tentang
pendidikan agama islam. Tentu saja dalam problem ini ada beberapa faktor
yang menjadi dasar adanya problem tersebut. Adapun faktor tersebut adalah
sebagai berikut:
a. Faktor Internal
dasarnya manusia itu sudah mendapat fitrah dalam dirinya, anak didik
dan tidak dibina untuk menjadi orang yang lebih paham dalam hal
kejiwaan anak pada pendidikan agama islam bahwa setiap anak didik
di sekolah anak tidak seperti botol kosong yang diisi air. Akan tetapi
untuk anak yang sama sekali belum paham tentang agama seperti
agama islam pada anak didik di SMA Widya Dharma Turen Malang,
70
Zuhairini, dkk, Methodik Khusus Pendidikan Agama (Surabaya: Usaha Nasional, 1983), hlm. 32
islam dalam hal praktek ibada seperti shalat, puasa ngaji masih minim
sekali apalagi untuk praktek slahat jum’at di sekolah itu yang dilihat
Dharma Turen, shalat bagi mereka bukan sesuatu yang wajib. Padahal
kita tahu untuk anak seumur anak SMA seperti yang ada di SMA
menjadi kewajibannya.
berikut:
“Siswa di SMA Widya Dharma Turen yang bisa saya lihat pada
bulan ramadhan itu kebanyakan mereka gak puasa, terbukti
ketika berada di kelaspun anak-anak masih ada yang rokok.
Khususnya anak cowok. Apalagi diluar kelas tindakan seperti itu
jelas bisa membuktikan bahwa pengamalannya dalam
pendidikan agama islam tentang praktek shalat, ngaji, dan puasa
itu masih minim”
“Dalam hal baca Al-Qur’an itu susah sekali apalagi kalau saya
memberikan materi baca tulis Al-Qur’an di dalam kelas karena
sub pokok pembahasannya memang seperti itukan, itu anak-anak
kebanyakan tidak bisa ngaji, khususnya di kelas XII bahasa itu
kebanyakan belum bisa membaca Al-Qur’an” bahkan tulis huruf
arabpun masih banyak yang tidak bisa.71
pendidikan agama islam di rumah dan juga orang tua yang tidak
bimbingannya. Problem itu terjadi bukan karena dari diri siswa itu
semata, akan tetapi bisa terjadi karena adanya faktor-faktor lain seperti
bahwa:
agama islam, karena pada jam terakhir siswa sudah sangat lelah,
pelajaran yang tepat untuk jam terkhir dan mata pelajaran untuk jam
keadaan otak siswa masih fress dan bisa menerima pelajaran dengan
baik. Akan tetapi untuk pelajaran umum seperti IPA dan lainnya yang
terakhir.
73
Wawancara Dengan Nur Alinda Siswa Kelas XI Diruang Ruang Kelas XI IPA Pada Tanggal 18
November 2008
2) Problem Pendidik.
pribadi yang baik, cerdas, terampil dan mempunyai wawasan yang luas
bahwa semuanya tidak hanya terletak pada diri para guru saja, sebagian
besar faktornya di luar para guru itu sendiri. Guru tidak mungkin
Yang paling dituntut saat ini guru harus menunjukkan kinerja yang
oleh guru.
didik tidak hanya di serahkan sepenuhnya oleh guru akan tetapi orang
tua yang mempunyai peran utama yang lebih tahu kepribadian dan
intelektual baik dalam hal ilmu umum maupun dalam ilmu pendidikan
kepala sekolah dari hasil wawancara dengan bapak Tri Djoko Kusminto
menjadi seorang yang patut di teladani oleh orang lain khususnya untuk
siswa di SMA Widya Dharma Turen. Jika dilihat dari latar belakang
menempuh pendidikan sarjana yaitu S.1 (strata satu) maka dari itu guru
kembali lagi pada kehidupan pribadi guru itu sendiri yaitu guru
pendidikan agama islam di SMA Widya Dharma belum mendapat
islam di sini belum PNS, untuk itu guru pendidikan agama islam di
dan luhur, baik ditinjau dari sudut masyarakat dan Negara dan ditinjau
baik pula pendidikan dan pengajaran yang diterima oleh anak didik dan
pada dasar guru pendidikan agama islam di SMA Widya Dharma Turen
tidak hanya satu tetapi ada tiga orang, untuk itu tingkat
b. Faktor Institusional
keberadaan buku paket. Buku paket yang ada di SMA Widya Dharma
agama islam, buku paket adalah sarana yang sangat intim yang harus
Jumlah buku paket yang ada dimiliki SMA Widya Dharma tidak
bagi guru dan siswa sangat sulit walaupun mungkin bagi guru mudah
tetapi murid yang belum mengetahui apa itu kurikulum sangat sulit
syarat. Namu dari segi penunjang lain seperti kamar mandi yang
terbuka dan untuk tempat berwudlupun hanya satu, maka dari itu bagi
yang antri sehingga pada saat shalat jum’at sudah dimulaipun siswa
masih banyak yang belum berwudlu dan pada akhirnya banyak siswa
76
Polarisasi Di Atas Merupakan Hasilwawancara Penelitian Seacar Umum Terhadap Beberapa
Tenaga Kependidikan Dan Wakakurikulum Di SMA Widya Dharma Turen Malang, Pada Tanggal
25 November 2008 Di Ruang Waka Kurikulum.
yang pulang karena malas antri tempat untuk mengambil air wudlu.
Ini adalah bentuk problem yang terjadi di SMA Widya Dharma Turen
yang berkaitan dengan sarana dan prasarana. Untuk itu pihak sekolah
c. Faktor Eksternal
1) Problem Lingkungan
Pergaualan dengan teman dan lingkungan lainnya juga sangat
seperti play station (PS), tempat permainan beliar, cukup bayar Rp.
bahkan sampai puas. Dalam waktu tiga jam ini kalau digunakan
untuk belajar maka anak didik sudah bisa menghafal beberapa ayat-
kelelahan.77
77
N. Nugroho, Belajar Mengatasi Hambatan Belajar, (Jakarta: Prestasi Pustaka 2007), hlm. 47-48
Dari uraian di atas adalah gambaran yang terjadi pada
terjadi pada diri anak. Orang tua siswa yang ada di SMA Widya
dengan melihat realita yang terjadi pada diri siswa di SMA Widya
agama sebagai bekal dunia dan akhirat harus diperhatikan sejak awal
sehingga pada waktu anak masuk SMA pun anak-anak sudah bisa
tempat untuk bermain beliar. Hal itu bukan tidak mungkin akan
78
Wawancara Dengan Kepala Sekolah bpk. Drs. Tri Djoko Kusminto,Pada Tanggal 18 November
2008 di Ruang Kepala Sekolah
Adapun lebih jelasnya tentang problem lingkungan di SMA
pada diri bagi masyarakat lepas tangan. Padahal jika dilihat tentang
agama islam di SMA Widya Dharma Turen ini terkait dengan minat
karena tidak ada kemauan siswa untuk belajar pendidikan agama islam.
sangat minim, ketika disuruh hafal Al-Qur’an untuk tugas minggu depan
masih belum mencapai separoh dari siswa yang bisa hafal, dalam hal
materipun juga seperti itu. Bagi siswa masih menganggap tidak penting,
Dharma Turen masih berpikir kalau ilmu pendidikan agama islam tidak
waktu guru pendidikan agama islam sangat kurang sehingga untuk lebih
79
Wawancara Ibu Auliah Kurnia S.Pd.I Guru Pendidikan Agama Islam 18 November 2008 di
Ruang Guru
pendidikan agama islam karena takut berprofesi menjadi seorang guru
kemauannya.80
kelayakan biaya hidup guru akan berdampak pada tidak minatnya siswa
b. Factor Institusional
1) Sarana dan Prasarana
Tidak bisa dipungkiri kalau masalah dana adalah pokok dari segala
Tentang dana untuk membeli buku paket yang masih belum bisa teratasi
karena masih banyak yang perlu diperbaiki seperti fasilitas kelas, akan
islam seperti buku paket, sarana masjid yang berkaitan dengan sarana
ibada. Kendala ini bisa juga terjadi karena hubungan timbal balik pihak
c. Factor Eksternal
1) Lingkungan
80
M. Ali Hasan & Mukti Ali, Op Cit., hlm.
terbengkalai begitu saja tanpa ada motivasi dan didikan dari orang yang
dekat lingkungan SMA Widya Dharma Turen akan menjadikan anak didik
kurang minat pada pendidikan agama islam dan kebanyakan anak didik
SMA Widya Dharma Turen, dengan pendapat dari pihak-pihak yang terkait
seperti para guru pendidikan agama islam maupun pihak-pihak yang ada di
SMA Widya Dharma Turen serta dengan mematokkan dari pendapatnya para
tokoh-tokoh pendidikan pada umumnya dan dari pendapat penulis itu sendiri.
Adapun beberapa problem yang perlu diselesaikan dalam pembahasan kali ini
a. Faktor internal
1) Anak Didik
pihak yang terkait seperti guru, dan orang tua. Karena biar bagaimanapun
anak didik adalah orang yang masih perlu mendapat bimbingan dan arahan
dari orang dewasa sehingga segala sesuatu harus ada pihak untuk
menunjukan jalan pada anak ke jalan yang lurus. Dari beberapa problem
dalam hal agama yaitu guru harus pintar-pintar mengatur strategi agar bisa
Guru dan pihak sekolah yang ada di SMA Widya Dharma Turen
mencoba mengatasi problem yang timbul pada diri siswa, guru mencoba
mengatasi problem yang terjadi pada setiap anak, dan waktu agar anak
agama islam pada anak didik bagi setiap guru berbeda-beda. Menurut ibu
Dari paparan di atas suatu cara untuk mengatasi problem yang timbul
pelajaran pendidikan agama islam tidak ada media yang terlalu menarik
81
Wawancara Dengan Ibu Aullia Kurnia Pada Tanggal 18 November 2008
tersebut. Maka dari itu guru mencoba memberikan keceriaan untuk
Selain itu masih banyak cara lain untuk menumbuhkan minat siswa
melakukan sesuatu. Jadi motivasi itu untuk merangsang agar siswa yang
82
Sardiman, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, (PT. Raja Grafindo Persada, 1986), hlm.
73
“Untuk memotivasi biasanya saya menyediakan benda yang berupa
hadia, seperti buku bacaan agama islam, dan juga agenda muslim.
Kadang kalau ada rezki itu mbak, saya memberikan Al-Qur’an kecil
bagi anak yang pintar, hal itu saya lakukan agar siswa yang tidak
bisa mau belajar kaya membaca Al-Qur’an bisa menarik hatinya agar
mau belajar seperti temannya yang dikasih hadia. Dengan harapan
saya, anak yang tidak bisa merespon bahwa orang bisa itu selalu
mendapat imbalan yang baik, tetapi untuk anak yang tidak bisa tetap
diperhatikan, melakukan pendekatan baik di dalam kelas maupun di
luar kelas”83
Dari element yang yang dijelaskan oleh bpk Abdul Halim di atas
akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri
dan juga emosi, untuk bertindak atau melakukan sesuatu. Semua ini
tentunya didorong oleh karena adaya kebutuhan atau suatu keinginan dari
islam yang mengajar kelas XII yang mengatakan bahwa dalam mengatasi
merasa dihargai dan di sayangi. Di SMA Widya Dharma Turen salah satu
yang tidak mengikuti shalat jum’at menurut bpk. H.M. Ali Fattar yang
83
Wawancara Dengan bpk. Abdul Halim S.Pd.I, (Guru Pendidikan Agama Islam Kelas XI), Pada
Tanggal 18 November 2008.
“Kalau anak-anak yang tidak mengikuti shalat jum’at tetap ada
sanksi, akan tetapi sanksi yang diberikan yang bersifat mendidik
seperti anak disuruh rangkum hasil khutbah, merangkum
diperpustakaan sesuai judul khutbah, kadang orang tuangya juga di
panggil kalau memang kesalahan anak tersebut sudah sangat
kelewatan untuk ikut andil dalam menyelesaikan problem pada
siswa”84
belum stabil jadi perlukan keuletan dan perhatian yang lebih dari orang
2) Upaya Pendidik
Tentang problem yang terjadi pada guru di SMA Widya Dharma Turen
SMA Widya Dharma Turen ini, keterbatasan waktu ini bukan atas dasar
timbul karena kemauan dari pendidik itu sendiri, namun dari beberapa
perhatian itu makan guru pendidikan agama islam bisa mendidik anak-
Selain problem itu masih ada beberapa problem lain yang perlu di
tentang agama bisa saja kurang. Karena guru yang mengajar di SMA
diperbanyak agar siswa bisa memiliki dan bisa pinjam sesering mungkin
sebagai berikut:
berupa dana atau berupa buku paket terutama buku paket pendidikan
agama islam.
c. Faktor eksternal
Keluarga sangat berpengaruh sekali pada tingkah laku dan pola pikir
anak didik untuk memantau apa yang menjadi kegiatan siswa sehari-
hari, tidak mungkin guru melakukan seorang diri apa yang menjadi
kegiatan siswa, akan tetapi peran orang tua sangat penting untuk
islam.
yang ada. Kurangnya perhatian orang tua pada anaknya dalam hal
murid (orang tua anak didik) dengan guru di sekolah dalam satu
semester atau pada saat penerimaan rapor, dengan begitu orang tua
Turen.
ini agar terciptanya suatu kondisi edukatif yang nyaman, karena pada
dasarnya anak adalah merupakan figur manusia yang ingin bebas dan
bergerak. Dengan adanya gedung sekolah yang bersih dan asri, ruang
merasa jenuh.
85
Muhammad Nurdin, Pendidikan Yang Menyebalkan, (Ogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2005),
hlm.72
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
sebagai berikut:
1. factor Internal
sebagaimana mestinya.
2. faktor Institusional
1. Faktor Internal
perpustakaan
2) Bagi siswa yang tidak ikut shalat jum’at di sekolah dikasi sanksi
seminar.
menambah wawasan.
2. Factor Institusional
3. factor Eksternal
siswa.
Dari hasil penelitian maka penulis masih perlu memberikan saran sebagai
berikut:
lebih efisien.
sebagai berikut:
sebagaimana mestinya.
perpustakaan
2) Bagi siswa yang tidak ikut shalat jum’at di sekolah dikasi sanksi
seminar.
menambah wawasan.
siswa.
D. Saran
Dari hasil penelitian maka penulis masih perlu memberikan saran sebagai
berikut:
1. Dalam usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan agama islam di
lebih efisien.
Daradjat, Zakiyah dkk., 1992. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara dan
Departemen Agama RI
Hasan. M.Ali & Mukti Ali. 2003. Kapita Selekta Pendidikan Agama Islam.
Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya.
Mantra, Ida Bagoes. 2004. Filsafat Penelitian Dan Metode Penelitian Sosial.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Purtanto Pius A. & M. Dahlan Al-Barry. 1994. Kamus Ilmia Popular. Surabaya:
Arkola.
Sardiman. 1986. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, PT. Raja Grafindo
Persada.
Tafsir, Ahmad. 2005. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Tilar, H.A.R. 2004. Paradigma Baru Pendidikan Nasional. Jakarta: Rineka Cipta.
Uhbiyati Nur. 1997. Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: C.V. Pustaka Setia.
Uzer Usman, Moh. 2004. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Zein, M. 1995. Metodologi Pengajaran Agam. Jakarta: PT. AK. Group dan Indra
Bunga.