Professional Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH :
Kelompok 8 / Shift 2
1. Dian Anggraeni (09/280890/KU/13115)
2. Dianandha Septiana Rubi (09/280891/KU/13116)
3. Laras Sekar Windaningrum (09/280916/KU/13122)
4. Nadia Hanun Narruti (09/280927/KU/13125)
Asisten :
1. Perdana Samekto
2. Desty Ervina P.
LABORATORIUM GIZI
PROGRAM STUDI GIZI KESEHATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2011
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tinjauan Pustaka
Periode yang dimulai setelah infant dan berlangsung sampai pubertas sering
disebu periodet laten atau periode pertumbuhan aktif, karena pertumbuhan fisik berlangsung
tidak sedramatis ketika masih berstatus bayi. Meskipun pertumbuhan fisik mungkin kurang
terlihat dan dilanjutkan pada tingkat yang stabil selama tahun pertama, tahun-tahun
prasekolah dan sekolah adalah masa pertumbuhan yang signifikan di bidang sosial, kognitif
dan emosional (Lucas, et al., 2004).
Laju pertumbuhan melambat jauh setelah tahun pertama kehidupan. Berbeda
dengan berat badan lahir biasanya tiga kali lipat yang terjadi dalam waktu 12 bulan pertama
Anak yang berumur 1-3 tahun akan mengalami pertambahan berat sebanyak 2-2,5 kg, dan
tinggi sebesar rata-rata 12 cm setahun (tahun kedua 12 cm, ketiga 8-9 cm). Berat badan
baku dapat pula mengacu pada naku berat badan dan tinggi badan dari WHO/NCHS, atau
rumus perkiraan berat badan anak. Berat badan anak usia 1-6 tahun = [usia x 2 + 8).
Dengan demikian, berat anak usia 1-3 tahun masing-masing 10, 12 dan 14 kg (Arisman,
2004).
Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan suatu proses yang berlangsung
secara berkesinambungan dimulai sejak masa konsepsi hingga dewasa (Pillitteri, 1999).
Proses ini merupakan suatu fenomena yang komplek karena melibatkan bermacam-macam
faktor didalamnya. Anak tidak hanya bertambah tinggi dan berat, tetapi juga terjadi
pematangan kemampuan motorik, berpikir, menjalin hubungan dengan lingkungan dan
membangun rasa percaya terhadap dirinya.
Menurut Whaley dan Wong (2000) pertumbuhan ialah bertambahnya ukuran dan
jumlah sel serta jaringan interseluler, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh
dalam arti sebagian atau seluruhnya. Bersifat kuantitatif, dapat diukur dengan menggunakan
satuan panjang dan berat. Sedangkan perkembangan adalah bertambahnya kemampuan
dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan
dapat diramalkan, sebagai hasil proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses
diferensiasi sel-sel tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian
rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan
emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya
(Soetjiningsih, 1998).
Menurut Alisjahbana (1985) balita merupakan golongan yang rawan untuk
mengalami masalah gizi. Pada masa ini, kebutuhan gizi anak per satuan berat badan lebih
besar dibandingkan dengan orang dewasa, karena disamping untuk pemeliharaan juga
diperlukan untuk pertumbuhan.
Karena anak-anak tumbuh dan berkembang baik tulang, gigi, otot, dan darah,
mereka membutuhkan makanan bergizi dalam porsi yang lebih daripada orang dewasa.
Mereka mungkin dapat beresiko untuk terkena malnutrisi ketika mereka memiliki nafsu
makan yang buruk dalam jangka waktu yang lama atau mengkonsumsi makanan dalam
jumlah terbatas (Lucas, et al., 2004).
Pemberian makanan pendamping ASI dan makanan sapihan yang tepat waktu dan
tepat mutu
Pada masa batita (2-3) dan prasekolah (3-4), kebutuhan kalori (per kg) tidak
setinggi pada waktu masa bayi, dan nafsu makannya juag menurun. Pedoman umum yang
dapat digunakan adalah kebutuhan kalori pada masa awal anak-anak sama dengan 1000
kkal + 100 kkal setiap umur. Yaitu, anak 3 tahun membutuhkan 1300 kkal perhari. Walaupun
demikian, kebutuhan protein, vitamin, dan mineral tetap tinggi. Jadi hanya tersedia sedikit
ruangan bagi kalori ”kosong” atau makanan tinggi lemak atau gula. Kebutuhan kalsium anak
mencapai 800 mg/hari. Perkembangan tulang dan gigi bergantung kepada konsumsi
kalsium yang cukup. Kebiasaan mengkonsumsi makanan yang tinggi kalsiumnya penting
untuk pencegahan osteoporosis nantinya (Moore, 1997).
Zat gizi yang dibutuhkan balita adalah :
1. Karbohidrat merupakan sumber energi utama yang terdiri dari dua jenis yaitu
karbohidrat sederhana (gula pasir dan gula merah) sedangkan karbohidrat kompleks
(tepung, beras, jagung, gandum). Pemenuhan kebutuhan karbohidrat yaitu :
setengah dari kebutuhan enregi.
2. Protein untuk pertumbuhan, terdapat pada ikan, susu, telur, kacang-kacangan, tahu,
dan tempe. Menurut AKG kebutuhan protein pada balita usia 1-3 tahun adalah 25 gr.
3. Lemak terdapat pada margarin, mentega, minyak goreng, lemak hewan atau lemak
tumbuhan. Pemenuhan kebutuhan lemak yaitu sebesar 25%-30% dari kebutuhan
energi.
4. Vitamin adalah zat-zat organik yang kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah
sangat kecil dan pada umumnya dapat dibentuk oleh tubuh.
a. Vitamin A untuk pertumbuhan tulang, mata, dan kulit juga mencegah kelainan
bawaan, vitamin terdapat dalam susu, keju, mentega, kuning telur, minyak ikan, dan
sayuran dan buah-buahan segar (wortel, pepaya, mangga, daun
singkong, daun ubi jalar). Menurut AKG pemenuhan kebutuhan vitamin A pada balita
usia 1-3 tahun yaitu 400 RE.
b. Vitamin B untuk menjaga sistem susunan saraf agar berfungsi normal,
mencegah penyakit beri-beri dan anemia, vitamin ini terdapat di dalam nasi,
roti, susu, daging, dan tempe. Menurut AKG pemenuhan kebutuhan vitamin B1 yaitu
0,5 mg, vitamin B2 yaitu 0,5 mg, vitamin B3 yaitu 6 mg, vitamin B6 yaitu 0,5 mg dan
vitamin B12 0,9 µg.
c. Vitamin C berguna dalam pembentukan integritas jaringan dan peningkatan
penyerapan zat besi, untuk menjaga kesehatan gusi, banyak terdapat mangga,
jeruk, pisang, nangka. Menurut AKG pemenuhan kebutuhan vitamin C untuk balita
usia 1-3 tahun yaitu 40 mg.
d. Vitamin D berguna dalam pertumbuhan tulang dan gigi. Menurut AKG pemenuhan
kebutuhan untuk balita usia 1-3 tahun yaitu sebesar 5 µg.
5. Mineral berguna untuk menumbuhkan dan memperkuat jaringan serta mengatur
keseimbangan cairan tubuh.
a. Zat besi, berguna dalam pertumbuhan sel-sel darah merah yang dibutuhkan
untuk pertumbuhan, zat ini terdapat dalam daging, ikan, hati ayam. Menurut AKG
pemenuhan kebutuhan zat besi yaitu sebesar 8 mg.
b. Kalsium berguna untuk pertumbuhan tulang dan gigi zat ini terdapat dalam
susu sapi. Menurut AKG pemenuhan kebutuhan kalsium sebesar 500 mg.
c.Yodium berguna untuk menyokong susunan saraf pusat berkaitan dengan
daya pikir dan mencegah kecacatan fisik dan mental. Zat ini terdapat dalam
rumput laut, dan sea food. Menurut AKG pemenuhan kebutuhan yodium sebesar
90µg.
(Damanik, et al., 2011)
Baik makanan pendamping maupun makanan sapihan haruslah mendekati mutu
ASI, dalam arti dapat memeberikan semua unsur gizi esensial yang diperlukan bayi. Pola
pemberian makanan pada bayi dan anak menurut Depkes-Ditjen Bina Kesehatan
Masyarakat (2005) yaitu :
Umur 1-2 tahun :
Pemberian ASI diteruskan sampai umur 2 tahun.
Bayi diberi nasi lunak yang ditambah dengan telur, ayam, ikan, tempe, tahu, daging
sapi, wortel, bayam, kacang hijau 3 kali sehari.
Makanan selingan 2 kali sehari diantara waktu makan.
Anak dibantu untuk makan sendiri.
Umur 2-3 tahun :
Bayi diberi makanan yang bisasa dimakan oleh keluarga 3 kali sehari yang terdiri
dari nasi, lauk pauk, sayur dan buah.
Makanan selingan 2 kali sehari diantara waktu makan.
Untuk menjamin pertumbuhan, perkembangan, dan kesehatan balita, maka perlu
asupan gizi yang cukup. Menurut anjuran makanan satu hari yang dikeluarkan Departemen
Kesehatan RI untuk anak usia 1 – 3 tahun membutuhkan :
1,5 mangkok nasi (@200 g) atau padanannya,
0,5 ikan (50 g) atau padanannya,
2 tempe (@25 g) atau padanannya,
semangkuk sayur (100 g),
seiris buah papaya(100 g) atau padanannya,
segelas susu (200 ml).
Menurut Arisman (2004), masalah gizi anak antara lain anemia defisiensi besi, karies gigi,
penyakit kronis, berat badan berlebih, pica, berat badan kurang dan alergi.
B. Tujuan
I. Tujuan Instruksional Umum
1. Mahasiswa memahamai kebutuhan gizi bayi dan balita
2. Mahasiswa memahami konsep pertumbuhan dan perkembangan dan pengaruhnya
terhadap kebutuhan gizi, dan tahap-tahap dalam pemberian makanan pada bayi dan
balita
3. Mahasiswa dapat melakukan penilaian status gizi pada bayi dan balita
4. Mahasiswa dapat membuat preskripsi diet pada balita
II. Tujuan Instruksional Khusus
1. Mahasiswa dapat menyebutkan zat gizi apa saja yang esensial pada bayi dan balita
2. Mahasiswa dapat menjelaskan akibat defisiensi zat gizi tertentu pada bayi dan balita
BAB II
ISI
A. Studi Kasus
Responden pada kasus balita usia 1-3 tahun ini adalah seorang balita perempuan
bernama KQFM. Ketika dilakukan assesment, respoden berusia 1 tahun lebih 9 bulan. Pada
saat pengukuran memiliki berat badan 10 kg dan panjang badan 80 cm. Pada saat lahir
responden memiliki berat badan lahir 3,5 kg dan panjang badan lahir 49 cm. Saat dialkukan
assesment, responden sedang dalam keadaan batuk. Makanan yang digemari oleh
responden adalah brokoli, jeruk, dan alpukat serta tidak memiliki efek alergi terhadap
makanan tertentu. Dalam sehari, responden makan sebanyak 3 kali sehari ditambah dengan
mengkonsumsi susu sebanyak kurang lebih 10 kali dalam sehari. Responden pada saat
dilakukan assesment tidak mengkonsumsi multivitamin. Responden minum ASI eksklusif
selama 6 bulan dan masa dari laktasinya sampai 7 bulan, setelah itu responden
mengkonsumsi susu formula. Responden adalah anak ke 2 dari 2 bersaudara, orangtuanya
berpenghasilan Rp 3.000.000,00 per bulan.
B. Data Subjektif
1. Biodata
Nama : KQFM
Umur : 21 bulan (1 tahun lebih 9 bulan)
Jenis Kelamin : perempuan
Nama Ibu : RW
Nama Ayah : FA
Pekerjaan Ibu : Guru TK
Pekerjaan Ayah : PNS
Jumlah anak :2
Alamat : Mayungan RT 4 Potorono, Banguntapan, Bantul
Penghasilan Keluarga : Rp 3.000.000 / bulan
Lama laktasi : 7 bulan ASI Eksklusif : 6 bulan
2. Riwayat makan
Makanan Alergi :-
Makanan Pantangan : daging babi
Makanan yang disukai : brokoli, jeruk dan alpukat
Makanan yang tidak disukai : -
Kebiasaan Makan : 3 kali sehari dengan porsi kecil, serta ditambah susu yang
dalam sehari dapat mengkonsumsi kurang lebih 10 botol susu.
Selain itu, responden juga picky eater.
Suplemen : secara khusus tidak mengkonsumsi multivitamin
3. Riwayat Penyakit
Riwayat penyakit dahulu : diare (saat usia 13-15 bulan) yang berakibat pada turunnya
berat badan
Riwayat penyakit sekarang : ketika dilakukan assesment, responden sedang batuk yang
berakibat pada susah makan
Riwayat penyakit keluarga :-
C. Data Objektif
BB lahir : 3,5 kg
BB : 10 kg
PB lahir : 49 cm
PB : 80 cm
LILA : 15 cm
LK : 47 cm
LD : 48 cm
BAB III
PEMBAHASAN
1. Anthropometri
Dalam interpretasi data anthropometri responden, digunakan beberapa indeks yaitu
: BB/TB, BB/U, TB/U, BMI/U, LK/U dan LILA/U. Untuk perhitungan nilai Z-score, digunakan
software WHO Anthro dengan hasil sebagai berikut :
Indeks BB/U, TB/U dan BB/TB merupakan indikator status gizi yang memiliki
karakteristik masing-masing. Dengan batasan (Cut-Off Point) tertentu, nilai-nilai indeks
antropometri dapat digunakan sebagai indikator untuk menentukan status gizi (Jahari,
2002).
Klasifikasi Status Gizi Berdasarkan Antropometri menurut WHO-NCHS
Indikator Status Gizi Keterangan
Berat Badan menurut Gizi lebih > +2 SD
Umur (BB/U) Gizi baik < -3 SD
Gizi kurang < -2 SD s/d ≥ -3 SD
Gizi buruk < -3 SD
Indeks BB/TB merupakan indikator yang baik untuk menilai status gizi saat ini dan
juga dapat membedakan proporsi badan (Supariasa, 2004). . Nilai Z-score untuk responden
untuk indeks BB/TB adalah -0,26 yang terletak pada -2SD – (+2SD) sesuai yang terlihat
pada grafik. Menurut klasifikasi status gizi dengan indikator BB/TB dari WHO-NCHS,
responden termasuk ke dalam kategori normal (≥-2 SD s/d +2 SD).
Berat Badan/Umur (BB/U)
Indeks BB/U merupakan indikator yang baik untuk menilai status gizi saat ini karena
berat badan merupakan parameter yang labil. Indeks ini dapat mendeteksi kegemukan
serta dapat untuk mengukur sattus gizi akut atau kronis. (Supariasa, 2004). Berat badan K
adalah 10 kg sedangkan umurnya 21 bulan. Dari grafik diatas diketahui bahwa K tergolong
normal karna Z-scorenya masih dalam rentang -2SD - +2SD.
Tinggi Badan/Umur (TB/U)
Menurut Gibson (2005), TB/U adalah ukuran yang dapat dibgunakan sebagai indeks
untuk penilaian riwayat status gizi masa lampau. Nilai TB/U yang dibawah standar
mencerminkan salah satu bentuk abnormal atau kegagalan patologis dalam penbcapaian
potensial pertumbbuhan secara linear. Pertumbuhan yang tidak mmencukupi tinggi relatif
dengan umur disebut stunting. Stunting disebbabkan karena kurangnya intake makanan,
kualitas makanan yang kurang baik, riwayat penyakit, atau kombinasi dari semua faktor.
Nilai Z-score responden berada di rentang -2SD – (+2SD) sehingga tergolong normal
meskipun ada dibawah garis median.
Lingkar Kepala/Umur (LK/U)
Lingkar kepala akan menggambarkan ukuran otak, dengan pengukuran ini akan
dapat mendeteksi akan adanya kondisi patologis yang tidak biasa berkaitan dengan ukuran
kepala seperti macrochepalic dan microchepalic. Namun ukuran lingkar kepala ini hanya
akan dapat digunakan sebagai indeks adanya defisiensi energi-protein kronis pada anak
dibawah umur 2 tahun. Sedangkan untuk anak diatas umur 2 tahun, pertumbuhan lingkar
kepala anak sudah mulai melambat dan tidak akan menggambarkan banyak hal karena
sudah tidak terlalu sensitif untuk kondisi malnutrisi yang tidak terlalu ekstrim (Gibson, 2005).
Meskipun demikian jika melihat pada gambar ukuran lingkar kepala respoden jika
dibandingkan dengan umurnya adalah termasuk normal karena masih berada dalam
rentang -1SD - +1SD, lebih tepatnya berada pada nilai 0,12 di garis median.
Rasio lingkar kepala/lingakr dada = 47/48 = 0,98
Berdasarkan pengukuran pada responden diketahui bahwa lingkar kepala nya
adalah 47 cm yang selisihnya hanya 0,07 cm dengan pustaka diatas. Sedangkan lingkar
dadanya sebesar 48 cm yang sesuai dengan tabel diatas. Rasio lingkar kepala/lingkar dada
responden 0,98 kurang dari satu yang berarti kekurangan protein.
Dari daftar perkembangan motorik usia 18 bulan 16 hari-21 bulan 15 hari dapat
diketahui bahwa responden sudah dapat melakukan hal-hal tersebut. Ketika ditanyakan
dengan daftar perkembangan balita usia 15 bulan 16 hari-18 bulan 15 hari serta, 21 bulan
16 hari-24 bulan 15 hari responden sudah dapat melakukan sesuia dengan yang tertulis
dalam daftar skala perkembangan balita. Hal ini menunjukkan bahwa responden tersebut,
sudah berkembang melebihi dari umurnya.
4. Dietary
Hasil Recall 24 Jam
WAKTU NAMA BAHAN MAKANAN BANYAKNYA
MASAKAN
URT GRAM
Makan Nasi Beras 3 sendok makan 40
Siang Sayur Wortel Wortel ¾ buah sedang 56
(10/05/11 Susu (SGM 3 Susu bubuk 6 sendok makan 30
) Presinutri)
Bubur Ubi Tepung tapioka 2 ½ sendok 25
makan
Ubi jalar kuning ¼ buah sedang 10
Gula aren ½ sendok makan 5
==================================================================
===
HASIL PERHITUNGAN DIET/Anak K.
==================================================================
===
Nama Makanan Jumlah energy carbohydr.
___________________________________________________________________________
___
Makan Siang
Bubur ubi
tepung tapioka 25 g 95.2 kcal 22.8 g
ubi jalar kuning 10 g 10.2 kcal 2.4 g
gula aren 5g 18.5 kcal 4.7 g
susu sgm 2 30 g 150.0 kcal 18.2 g
nasi putih kukus 12 g 15.6 kcal 3.4 g
wortel 56 g 23.4 kcal 5.2 g
Meal analysis: energy 312.9 kcal (38 %), carbohydrate 56.8 g (52 %)
Selingan
telur puyuh 20 g 37.0 kcal 0.3 g
susu sgm 2 20 g 92.8 kcal 10.3 g
Meal analysis: energy 129.8 kcal (16 %), carbohydrate 10.6 g (10 %)
Makan Pagi
susu sgm 2 20 g 92.8 kcal 10.3 g
Meal analysis: energy 171.6 kcal (21 %), carbohydrate 18.5 g (17 %)
Selingan Sore
kue bolu coklat bundar 8g 16.6 kcal 3.4 g
susu sgm 2 20 g 92.8 kcal 10.3 g
Meal analysis: energy 109.3 kcal (13 %), carbohydrate 13.8 g (13 %)
==================================================================
===
HASIL PERHITUNGAN
==================================================================
===
Zat Gizi hasil analisis rekomendasi persentase
nilai nilai/hari pemenuhan
___________________________________________________________________________
___
energy 816.5 kcal 1050.0 kcal 78 %
water 0.0 g 1300.0 g 0%
protein 28.2 g(14%) 13.5 g(12 %) 209 %
fat 29.4 g(32%) 41.0 g(< 30 %) 72 %
carbohydr. 110.0 g(54%) 155.0 g(> 55 %) 71 %
dietary fiber 0.6 g - -
alcohol 0.0 g - -
PUFA 4.3 g 9.0 g 48 %
cholesterol 209.0 mg - -
Vit. A 2646.7 µg 600.0 µg 441 %
carotene 0.0 mg - -
Vit. E 0.0 mg - -
Vit. B1 0.4 mg 0.6 mg 68 %
Vit. B2 0.7 mg 0.7 mg 105 %
Vit. B6 0.4 mg 0.4 mg 104 %
folic acid eq. 0.0 µg - -
Vit. C 52.8 mg 60.0 mg 88 %
sodium 372.1 mg - -
potassium 1144.4 mg 1500.0 mg 76 %
calcium 852.5 mg 600.0 mg 142 %
magnesium 92.3 mg 80.0 mg 115 %
phosphorus 711.8 mg 500.0 mg 142 %
iron 10.5 mg 8.0 mg 131 %
zinc 4.3 mg 3.0 mg 142 %
Berdasarkan recall yang telah dilakukan pada responden kebutuhan energi sebesar
816,5kkal, protein 28,2 gr, lemak 29,4 gr, karbohidrat 110 gr. Kebutuhan energi tersebut
ternyata lebih rendah bila dibandingkan dengan hasil perhitungan kebutuhan energi dari
yang direkomendasikan, kebutuhan energi seharusnya sebesar 1000 kkal, protein 20 gr,
lemak 27,78 gr, karbohidrat nya 167,5 gr. Akan tetapi pemenuhan untuk kebutuhan protein
dan lemak sudah cukup bahkan lebih, namun untuk energi dan karbohidrat belum
Pemenuhan untuk energi sebesar 81,65 %, protein 112,8 % lemak 105,83 %, dan
karbohidrat 65,67 %.
Pada saat recall, kondisi responden sedang sakit selama 3 hari. Responden
mengalami muntah-muntah, dan batuk sehingga mempengaruhi jumlah makanan yang
dikonsumsi. Menurut orang tuanya, nafsu makan anak tersebut sehari-hari biasa saja dan
cenderung banyak, tetapi ketika sakit walaupun nafsu makannya banyak, konsumsinya
cukup, tetapi tetapi dimuntahkan kembali.
Perhitungan Energy
Perhitungan energy balita menggunakan rumus dari Krause’s pada anak usia 13-35 bulan
EER (estimated energy requirement) = TEE(Total energy expenditure) + Energy
depotition
= (89 x BB(kg)-100) + 20 kkal
Diketahui bahwa BB responden : 10 kg,
EER = (89x10-100) +20
= (890-100)+ 20
= 810 kkal
Perhitungan energy balita secara sederhana menurut Arisman (2007),
Berat Jumlah Energi
0-10 kg 100 kkal/ kg BB
11.20 g 1000 kkal +( 50 kkal/kg BB diatas 10
kg)
>20 kg 1500 kkal +( 20 kkal/kg BB diatas 20
kg)
1.Tujuan Diet
a. Memenuhi kebutuhan energi anak usia 1-3 tahun
b. Untuk memberikan nutrisi yang tepat pada anak
c. Untuk mendukung masa pertumbuhan anak
d. Untuk meningkatkan daya imunitas tubuh dan daya tumbuh kembang anak.
2. Syarat Diet
Konversi Ke BMP
Rekomendasi Menu
Waktu Jam Nama masakan Bahan URT Gram
Pagi 06.00 Susu SGM 4 sdm 20 gr
08.00 Nasi campur kukus Beras ¼ gelas 25 gram
Minyak 0,4 sdm 2 gr
Jamur kancing 1/10 gelas 10 gr
Sawi 1/10 gelas 10 gr
Labu siam 1/10 gelas 10 gr
Tim Telur saus Telur ayam ½ butir 30 gr
tomat Udang kupas 1/10 gelas 10 gr
Saus tomat ½ sdm 3 gr
==================================================================
===
HASIL PERHITUNGAN DIET/ Anak K.
==================================================================
===
Nama Makanan Jumlah energy carbohydr.
___________________________________________________________________________
___
bangun tidur
susu sgm 2 20 g 92.8 kcal 10.3 g
sarapan pagi
nasi campur kukus:
beras putih giling 25 g 90.2 kcal 19.9 g
minyak kelapa sawit 2g 17.2 kcal 0.0 g
jamur kuping segar 5g 1.4 kcal 0.3 g
sawi putih mentah 10 g 1.5 kcal 0.2 g
labu siam mentah 10 g 2.0 kcal 0.4 g
Meal analysis: energy 112.3 kcal (10 %), carbohydrate 20.8 g (14 %)
selingan
pizza mini dari roti:
roti tawar 20 g 54.8 kcal 10.4 g
keju 3g 11.2 kcal 0.1 g
jagung kuning pipil baru 5g 5.4 kcal 1.3 g
mentega 2g 14.2 kcal 0.0 g
saos tomat 5g 1.6 kcal 0.3 g
Meal analysis: energy 135.3 kcal (13 %), carbohydrate 33.9 g (22 %)
makan siang
makaroni:
makaroni 20 g 70.6 kcal 14.2 g
kacang kapri mentah 5g 4.2 kcal 0.8 g
margarin 2g 12.7 kcal 0.0 g
Meal analysis: energy 87.5 kcal (8 %), carbohydrate 14.9 g (10 %)
nugget tempe:
tempe kedele murni 25 g 49.8 kcal 4.3 g
roti tawar 5g 13.7 kcal 2.6 g
telur ayam 8g 12.4 kcal 0.1 g
selingan
agar buah selasih:
makan malam
nasi putih 50 g 65.0 kcal 14.3 g
ca brokoli wortel:
brokoli 40 g 11.6 kcal 2.2 g
wortel 30 g 12.6 kcal 2.8 g
minyak kelapa sawit 2g 17.2 kcal 0.0 g
tepung maizena 2g 7.6 kcal 1.8 g
==================================================================
===
HASIL PERHITUNGAN
==================================================================
===
Zat Gizi hasil analisis rekomendasi persentase
nilai nilai/hari pemenuhan
___________________________________________________________________________
___
energy 1073.4 kcal 1104.2 kcal 97 %
water 27.7 g 1300.0 g 2%
protein 43.9 g(16%) 31.5 g(12 %) 139 %
fat 33.9 g(27%) 41.0 g(< 30 %) 83 %
carbohydr. 153.6 g(57%) 155.0 g(> 55 %) 99 %
dietary fiber 9.5 g - -
alcohol 0.0 g - -
PUFA 5.7 g 9.0 g 63 %
cholesterol 235.9 mg - -
Vit. A 931.4 µg 600.0 µg 155 %
carotene 2518.8 mg - -
Vit. E 0.0 mg - -
Vit. B1 4.6 mg 0.6 mg 766 %
Vit. B2 0.9 mg 0.7 mg 128 %
Vit. B6 0.8 mg 0.4 mg 198 %
folic acid eq. 0.0 µg - -
Vit. C 219.7 mg 60.0 mg 366 %
sodium 431.3 mg - -
potassium 1795.0 mg 1500.0 mg 120 %
calcium 675.3 mg 600.0 mg 113 %
magnesium 202.7 mg 80.0 mg 253 %
phosphorus 721.3 mg 500.0 mg 144 %
iron 11.4 mg 8.0 mg 143 %
zinc 5.0 mg 3.0 mg 168 %
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Berdasarkan antropometri BB/U, TB/U, BB/TB, LK/U, status gizi responden saat ini
dan dahulu adalah normal. Sedangkan berdasarkan pengukuran LILA/U, responden
tidak mengalami KEP berat. Sedangkan berdasarkan pengukuran LILA/U, responden
tidak mengalami KEP berat. Secara dietary, asupan lemak dan protein berlebih
sedangkan asupan karbohidrat dan energi belum mencukupi 100%. Hal ini terjadi
karena responden sedang sakit.
2. Kebutuhan responden adalah : energi 1000 kkal, karbohidrat 167,5 gram; protein 20
gram; lemak 27,78 gram; Ca 500 mg; Fe 8 mg; vitamin A 400 RE vitamin D 5µg,
vitamin E 6 mg; Tiamin 0,5 mg; Riboflavin 0,5 mg; Niasin 6 µg; Asam Folat 150 µg,
Piridoksin 0,5 mg, Vit.B12 0,9 µg, Vit.C 40 mg, Fosfor 400 mg, Yodium 90 µg.
3. Menu yang direncanakan untuk responden pada kasus balita 3-4 tahun adalah
sebagai berikut:
Pagi : nasi campur kukus, tim telur saos tomat, susu SGM
Selingan siang: pizza mini dari roti, jus pepaya-jeruk
Siang: macaroni saus keju, sup bayam pangsit, nugget tempe
Selingan sore: puding buah selasih, susu
Malam: ca-brokoli wortel, bola tahu, nasi hijau
Selingan malam: susu
4. Dari menu yang telah direncanakan dan telah dianalisis dengan NutriSurvey,
persentase pemenuhan energinya adalah 107,3%; presentase pemenuhan
proteinnya adalah 219%, presentase pemenuhan lemak adalah 122%, dan
presentase pemenuhan karbohidratnya adalah 109,3%.
B. Saran
1. Mengkonsumsi susu 3 kali sehari, jangan berlebih karena efek rasa
kenyangnya akan mengurangi asupan zat gizi lainnya.
2. Menyediakan makanan dengan porsi kecil, dengan frekuensi yang sering dan
tampilan yang menarik.
3. Untuk tidak memperparah batuk, disarankan untuk mengurnagi konsumsi
minyak atau makanan yang digoreng dengan alternatif mengukus atau memanggang
makanan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Alisjabana, A.dkk, 1985. Aspek Kesehan dan Gizi Anak Balita. Jakarta: Yayasan Obor
Arisman, Dr. 2004. Gizi Dalam Daur Kehidupan: Buku Ajar Ilmu Gizi. Jakarta: EGC.
Damanik, dan Yenny Yovila.2011. Pola Asuh Dan Status Gizi Anak Usia 0-36 Bulan Di Desa
Kutambaru Kecamatan Kutambaru Kabupaten Langkat Tahun 2010. Medan:
Universitas Sumatera Utara
Departemen Kesehatan RI. 2000. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: Departemen
Kesehatan dan JICA (Japan International Coorpertion Agency)
Gibson, Rosalind S, 2005. Principles of Nutritional Assessment. New York: Oxford University
Press
Jahari AB. 2002. Penilaian Status Gizi dengan Antropometri (Berat Badan dann Tinggi
Badan); Prosiding Kongres Nasional PERSAGI dan Temu Ilmiah XII. Jakarta:
PERSAGI
Lucas, Betty L. & Sharon A. Feucht. 2004. Nutrition in Childhood. USA : Elsevier
Marhendraputra. 2009. 10 Tanda Anak Bergizi Baik. Diterima tanggal 11 Mei 2011 dari
http://marhendraputra.co.cc/info-sehat/56-10-tanda-anak-bergizi-baik-.html
Moore, Mary Courtney. 1997. Buku Pedoman Terapi Diet dan Nutrisi Edisi II. Jakarta:
Hipokrates.
Soetjiningsih. 1998. Tumbuh Kembang Anak (Edisi Dua). Jakarta: EGC
Supariasa, I Dewa Nyoman., dkk. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Whaley & Wong. 2002. Child Helath Nursing : A Comprehensive Approach to the Care of
Children and Theit Families (5thEd.). Philadelphia : Lippincot
LAMPIRAN
1. Kocok telur dengan garpu, masukkan udang, bawang bombay, bawang putuh, saus
tomat, garam, merica, dan seledri cincang, aduk rata
2. Ambil mangkuk kecil, olesi dengan minyak, tuang adonan telur, kemudian masak
secara tim dengan api kecil. Setelah matang, angkat, keluarkan dari cetakan
3. Hidangkan
5. Nugget Tempe
Untuk 30 buah
200 gr tempe
1 lbr roti tawar, haluskan
1butir telur ayam
Sedikit garam
Sedikit merica bubuk
Tepung roti secukupnya
2 butir putih telur ayam untuk memanir
Minyak untuk menggoreng
Cara membuat :
1. Campur tempe, roti, dan telur, aduk dan blender. Beri garam dabn merica.
2. Ambil cetakan persegi panjang, olesi mentega, letakkan adonan, padatkan, kukus
selama 30 menit, angkat, dinginkan
3. Adonan yang sudah dingin diiris seperti jari
4. Panir dengan tepung panir lalu celup ke dalam putih telur yang sudah dikocok
dengan garpu, kemudian panir kembali
5. Goreng dengan minyak
50 gr daun bayam
1 liter kaldu
25 gr margarin
25 gr tepung terigu
1 sdt garam
½ sdt merica bubuk
½ sdt pala bubuk
1 sdt sari kaldu bubuk
Untuk pangsit :
100 gr daging ayam giling
1 sdt tepung terigu
1 sdm daun bawang iris
1 kuning telur
1 sdt garam
½ sdt merica bubuk
10 lbr kulit pangsit
Cara membuat :
1. Buat pangsit: isikan tiap lembar kulit pangsit dengan 1 sdt adonan ayam, lipat,
bentuk seperti pangsit. Kukus 30 menit dan angkat
2. Panaskan margarin dalam wajan sampai mencair, masukan tepung terigu, tuang
kaldu dan masukkan bayam sedikit demi sedikit. Aduk aduk sampai mendidih. Beri
garam, merica, pala, dan sari kaldu. Aduk rata, angkat.
9. Bola Tahu
Untuk 15 buah
100 ml air
40 gr margarin
60b gr tepung terigu
250 gr tahu, ayam haluskan
1 butir telur ayam
½ sdt garam
½ sdt merica bubuk
¼ sdt pala
Tepung panir untukmemanir
2 butir putih telur
Minyak untuk menggoreng
Cara membuat :
1. Didihkan air dan margarin. Masukkan tepunbg terigu, aduk sampai menggumpal,
angkat.
2. Masukkan tahu dan telur ayam, aduk beri garam, merica, dan pala, aduk lalu bentuk
menjadi 15 bulatan
3. Panir dengan tepung panir, celupkan ke dalam putih telur, lalu panir lagi
4. Goreng dengan minyak
LAMPIRAN