Professional Documents
Culture Documents
KUNJUNGAN MAMA KU
“Mah, kemana saja sih kok sudah sebulan ini baru datang” ? tanyaku sengit ketika Mama
ku datang mengunjungiku di Bandung.
“Mama sudah dapat pacar baru ya ? sampe enggak sempet datang ? Pokoknya aku
enggak mau kalo Mama dapat Papa baru”.
Mama ku terlihat kaget ketika aku marah, padahal beliau baru saja datang dari Jakarta
hari Jum’at sore itu. Tetapi ketika kepalaku di elus-elus nya dan mama mengatakan
minta maaf karena terlalu sibuk dengan pekerjaannya dan sekaligus juga mengatakan
kalau mama tetap sayang dengan ku, perasaan marahku pun jadi luluh.
“Masak sih Mas (padahal namaku sebenarnya sih Pur…. Tapi mama selalu memangggilku
Mas sejak aku masih kecil), kamu enggak percaya sama mama” ? “Mama terlalu sayang
padamu, jadi kamu jangan curiga kalau mama pacaran lagi”, katanya ter isak sambil
menciumi pipiku dan akhirnya kami berpelukan.
Oh iya, sebelum aku melanjutkan ceritaku ini, ingin sebaiknya kuceritakan sedikit
background keluargaku.
Aku sekarang ini sedang kuliah di salah satu universitas di Bandung dan sudah semester
6, sedangkan Mama ku masih kerja di salah satu departemen di Jakarta dan usianya
sekitar 40 tahunan. Sebetulnya, mamaku ini bukanlah ibu kandungku, tetapi dia adalah
adik dari Ibuku. Hal inipun baru aku ketahui sejak aku mulai duduk di bangku SLTA.
Cerita yang kutahu sih, aku di minta dan diasuh oleh adik Ibuku sejak masih bayi.
Waktu itu, katanya untuk memancing agar bisa hamil, karena adik Ibuku sudah menikah
selama 5 tahun tetapi belum punya anak. Tetapi beberapa tahun yang lalu, adik Ibuku
dan yang sekarang kupanggil Mama itu bercerai dengan suaminya, entah kenapa.
Jadi sekarang ini, aku sepertinya lebih sayang dengan mama ku di banding dengan Ibu
kandungku sendiri. Maklum saja karena dari bayi aku sudah di asuhnya.
Setelah makan malam, lalu kami berdua ngobrol di ruang tamu sambil melihat acara TV.
“Mas, rambutmu itu sudah mulai banyak lagi yang putih…sini mama cabutin”, kata
mama yang biasanya selalu mencabuti ubanku bila datang ke Bandung. Segera saja aku
bergegas ke kamar untuk mengambil cabutan rambut lalu duduk menghadap kearah TV
di lantai sambil sandaran di sofa yang diduduki mama.
Terus terang, aku paling senang kalau mama sudah mulai mencabuti ubanku, soalnya
bisa sampai ngantuk.
“Banyak betul sih Mas ubanmu ini ?” komentar mama sambil mulai mencabuti ubanku.
“Habis sih…..mama sudah lama enggak kesini…cumin ngurusin kerjaan melulu. ”
“Ya sudah, sekarang deh mama cabutin ubanmu sampai habis ” Kami lalu diam tanpa
berkata kata.
“Mas……ngomong2 kamu sudah punya pacar apa belum ? ” tanya mama tiba2, sambil
masih tetap mencabuti ubanku di kepala bagian belakang.
“Belum kok Ma…..masih dalam penjajakan”, sahutku.
“Tuh…..kan. Kamu ngelarang mama cari pacar, tapi kamu sendiri malah mau pacaran ”
sahut mama dengan nada agak kesal.
“Pokoknya, mama enggak mau lho kalau kamu mulai pacaran, apalagi masih sekolah
bisa2 pelajaranmu jadi ketinggalan dan berarti kamu juga sudah enggak sayang lagu
sama mama ”, tambahnya
“Sudah selesai mas yang belakang, sekarang yang bagian depan” perintahnya. Lalu ku
putar duduk ku menghadap ke arah Mama dan tetap duduk dilantai diantara kedua paha
Karena aku duduk menghadap mama dan jaraknya sangat dekat, tanpa kusadari mata
ku tertuju kebagian dada mama dan karena Mama ku hanya memakai baju tidur putih
yang tipis sekali, maka tetek dan puting susu nya secara transparan terlihat dengan
jelas.
“Mah…….. ngapain sih Mama pake baju tidur ini “?
“Lho….. memangnya kenapa mas dengan baju tidur mama ini ? emangnya kamu enggak
suka ya Mas ?” tanya mamaku, tanpa menghentikan kerjanya mencabuti ubanku.
“Emangnya Mama enggak malu ? …….. tuh kelihatan ? ” sambil kututul puting tetek
mama yang terlihat menonjol keluar dari balik baju tidurnya dengan ujung jariku.
“Huuuusss”, teriak mama kaget. “Mama kirain kenapa ? wong enggak ada orang lain
saja kecuali kamu dan bibi dirumah ini. Lagipula mama kan enggak keluar rumah.
Memangnya kamu enggak suka ya Mas ? ” sahut mama menghentikan kerjanya dan
memandang mataku.
“Wah…..ya suka bangeet dong Mah…. Apalagi kalau boleh megang ? ” senyumku.
“Huussss….. ” sambil menjundul dahi ku. “wong kamu ini masih kecil saja ” tambahnya.
“Mah…. Aku ini sudah mahasiswa lho….. bukan anak TK lagi, masak sih aku masih kecil ?
kalo ngeliat sedikitkan enggak apa apa kan mah ?….. boleh kan Mah ? ” rengekku.
Mama tidak segera menjawab dan tetap saja meneruskan mencabuti ubanku seolah olah
enggak ada apa-apa.
Setelah kutunggu sebentar dan mama tidak menjawab atau melarangku, akhirnya
kuberanikan untuk menjulurkan tanganku kearah kancing baju tidurnya didekat
dadanya.
“Sebentar aja lho Mas ngelihatnya ” ujarnya tanpa menghalangi tanganku yang sudah
melepas 3 buah kancing bajunya.
“Aduh Mah…..putih betul sih tetek mama” komentarku sambil membuka baju tidurnya
sehingga tetek mamaku tersembul keluar. Aku enggak tahu ukurannya, tetapi yang pasti
tidak terlalu besar sehingga kelihatan tegang menantang serta berwarna merah gelap di
sekitar puting nya.
“Sudah ah Mas, tutup lagi sekarang ” katanya sambil tetap mencabuti ubanku.
“Lho…. Kok malah bengong, tutup dong Mas ? ” katanya lagi ketika kata kata mama
enggak aku ikutin dan tetap memandang kedua tetek mama yang kupandang begitu
indah.
“Bentar dong Mah….. aku belum puas nih Mah, melihat tetek mama yang begitu indah
ini. Boleh ya Mah pegang dikit ?”
“Tuh kan….. Mas ini sudah ngelunjak. Katanya tadi cuman mau ngelihat sebentar, eeeh
sekarang pingin pegang. ” sahut Mama sambil tetap melanjutkan mencabut ubanku.
Setelah Mama mengizinkan dan dengan penuh keraguan serta tanpa berani melihat
wajah Mama, segera saja kuremas pelan kedua tetek mama dengan kedua telapak
tanganku.
Aahh….sungguh terasa halus dan kenyal tetek mama, gumanku dalam hati. Lalu kedua
tetek mama ku elus2 dan ku remas2 dengan kedua tanganku.
Karena asyiknya meremasi tetek mama, baru aku sadar kalau tangan mama sudah tidak
lagi mencabuti ubanku lagi di kepalaku dan setelah kulirik, ternyata mama telah
bersandar di sofa dengan mata tertutup rapat, mungkin sedang menikmati nikmatnya
remasan tangan ku di tetek nya.
Melihat mamaku hanya diam saja dan memejamkan matanya, lalu timbul keberanianku
dan segera saja kumajukan wajahku mendekati tetek kirinya dan mulai kujilat puting
teteknya dengan ujung lidahku.
Setelah beberapa kali teteknya kuremas dan tetek satunya kujilati, kudengar desahan
mama sangat pelan ssshhh….ssssshhhh….aaaahh…..maaaass….suuuu…daaaahh .
Desahan ini walaupun hampir tidak terdengar membuat ku semakin berani dan jilatan di
puting teteknya dan kuselingi dengan hisapan halus serta remasan di tetek mama
sebelah kanan pun kuselingi dengan elusan elusan lembut.
Tiba2 saja terdengar bunyi “kling” di lantai dan itu mungkin cabutan ubanku yang sudah
terlepas dari tangan mama, karena bersamaan dengan itu, terasa kedua tangan mama
sudah meremas remas rambutku dan kepalaku di tekannya kearah badannya sehingga
kepalaku sudah menempel rapat di tetek mama dan nafasku pun sedikit tersengal.
Desahan dari mulut mamaku pun semakin keras ssssshhh….. ooooohh… aaaaahhh ……..
maaaaaassss….
Desahan yang keluar dari mulut mamaku ini menjadikan ku semakin bersemangat dan
kugeser kepalaku yang sedang dipegangi mama kearah tetek yang satunya dan tangan
kananku kuremaskan lembut di tetek kiri mama dan tak henti2 nya desahan mama
terdengar semakin kuat dengan nafas cepat.
Maaasss…..aaaaahhh….maaaaass……sssshh…..…aaaaahhh…. ooooohh… Maaaaaas….,
desah mama dengan keras dan tubuhnya meliuk liuk, seraya mendekap kepalaku sangat
kuat sehingga wajahku tenggelam kedalam teteknya.
Aaaaaaaaaaaaaaaaaahhhh……teriaknya dan diakhiri dengan nafasnya yang cepat dan ter
sengal sengal.
“Maaas, mama lemes sekali ”, kata mama dengan suara yang hampir tidak terdengar
dengan nafasnya yang masih tersengal sengal. “Maass… tooloong bawa mama ke
kamar”, tambahnya dengan nafasnya yang masih cepat.
“Ayoooo Maas….cepat bawa mama ke kamar ” katanya lagi dan tanpa berfikir panjang
akhirnya kubopong mama dan kuangkat ke tempat tidurnya dan dengan hati2 ku
tidurkan terlentang di tempat tidurnya dan mata mama masih tetap merem tapi
nafasnya yang cepat sudah sedikit mereda.
Aku enggak tahu harus berbuat apa, jadi aku hanya tiduran saja disamping mama
sambil ku elus elus dahi yang berkeringat dan rambutnya serta pandanganku tidak
pernah lepas dari wajah mama karena takut terjadi apa2, tapi sering juga mataku
tertuju ke tetek mama yang menyembul keluar dari baju tidurnya yang terbuka. Nafas
mama makin lama semakin teratur.
Tak lama kemudian mata mama mulai terbuka pelan2 dan ketika melihatku ada
disampingnya, mama tersenyum manis sambil tangannya dieluskan ke wajahku.
“Kenapa Mah……. Aku sampai takut ” kataku sambil kuciumi tangan yang sedang
memegang wajahku.
“Mama lemes sekali sayang….. kaki mama gemetaran, tolong kamu pijitin mama ”
perintahnya dengan suara yang hampir tidak terdengar.
Tanpa membantah, segera saja aku berpindah ke dekat kaki mama dan ketika kedua
Karena enggak pernah tahu bagaimana caranya memijat, akhirnya kedua tanganku
kuletakkan di kedua paha mama dan ku pijit2 dari bawah ke atas. Aku enggak tahu,
apakah pijitanku itu enak apa tidak, tetapi kelihatannya mama tetap memejamkan
matanya tanpa ada protes. Demikian juga ketika kedua tanganku kosodokan di cd nya
beberapa kali, mama pun tetap diam saja.
Memang godaan syahwat bisa mengalahkan segalanya. Penisku pun sudah begitu
tegang sehingga kugunakan salah satu tanganku untuk membetulkan arahnya keatas
agar tidak terasa sakit.
“Mah…..celana mama mengganggu nih…. aku buka saja ya mah ? ” tanyaku minta izin
sambil memandang ke arah nya.
Mama enggak segera menjawab, tapi kuperhatikan mama mengangguk sedikit.
Tanpa berlama lama walaupun aku masih ragu, segera kutarik turun cd nya dan ketika
bagian bawah pantat mama sulit kutarik, mama malah membantunya dengan
mengangkat badannya sedikit sehingga cd nya dengan mudah kupelas dari kedua
kakinya. Lalu sekalian saja kulepas beberapa kancing baju tidur nya yang tersisa dengan
salah satu tanganku dan dengan cepat, kupelas juga kaos dan celana yang melekat di
tubuhku.
Sambil kembali kupijati paha mama, mataku enggak lepas memandang memek mama
yang baru pertama kali ini kulihat. Bulu jembutnya terlihat hanya beberapa lembar
sehingga bentuk memeknya terlihat dengan jelas dan dari celah bibirnya kulihat sudah
ber air. Detak jantungku menjadi kian kencang terpacu melihat bagian-bagian indah
milik mamaku.
Karena enggak tahan cuma memelototi lubang kenikmatan mama, lalu ku selonjorkan
badanku kebelakang sehingga wajahku pun sudah berada tepat diatas memek mama
tapi tanganku pun masih memijati pahanya walaupun itu hanya berupa elusan elusan
barangkali.
Awalnya sih aku hanya mencoba membaui memek mama dengan hidungku. Ah, ada bau
yang meruap asing di hidungku, segar dan membuatku tambah terangsang. Eeeh….
Kuperhatikan mama tetap tenang saja, walaupun nafas nya sudah lebih cepat dari
biasanya.
Ketika lidahku mulai kumainkan dengan menjilat di seputar belahan bibir memek nya
yang sudah terlihat basah dari tadi dan terasa asin tapi enak, pinggul mama tergelinjang
keras sehingga hidungku basah terkena cairan mama.
“Aduuuuh…Mas…” teriak mama tiba2 dengan suara serak dan tersendat sendat diantara
nafasnya yang sudah memburu. Mama kembali diam dan aku artikan mama setuju saja
dengan apa yang aku lakukan dan walaupun kedua tangannya memegangi kepalaku.
Tanpa minta izin, segera saja jari-jariku kugunakan untuk membuka bibir vagina dan
memainkan bibir vagina serta daging kecil yang sudah menyembul dari sela-sela bibir
vaginanya. “Aduuuuuh…….aaaaaah…..aaahhh ..maaaaas…”, kudengar desahan mama
agak keras.
Dapat kurasakan cairan lendirnya yang sudah semakin membasahi vagina mama yang
indah itu. Betapa nikmat rasanya, apalagi dengan desahan mama yang semakin lama
semakin keras, membuatku semakin bersemangat dan mulai kujilati, kuendus dan
kumasukkan hidungku kedalam vaginanya serta kumainkan lidahku di lobang memek
mama.
Mungkin karena keenakan, desahan mama sudah menjadi erangan yang keras dan
Saking enaknya, aku sudah nggak memperhatikan tangan atau wajah mama lagi, lalu
kegerakkan pantatku naik turun pelan2 dan mamapun mengimbanginya dengan
mengerakkan pantatnya seperti berputar-putar. Maaasss..teer…...ruuus.
maaas..enaaakk..aduuuhhh...enakkk..maaaas.., kudengar kata2 mama terbata-bata dan
kubungkam bibir mama dengan mulutku sambil lidahku kuputar didalam mulutnya, serta
kedua tanganku kucengkeram kuat diwajah mama..
Sedang kan kedua tangan mama masih tetap di posisi pantatku dan menekan pantatku
apabila pantatku lagi naik. Goyangan dan gerakan aku dan mama semakin cepat dan
kudengar bunyi.crreeettt...creeettt..creeetttt.secara teratur sesuai dengan gerakan naik-
turunnya pantatku serta bunyi suara mama ....hhmmm...aaaahhhh.. aaahhh....yang
nggak keluar karena bibirnya tertutup bibirku.
Tiba2 saja mama menghentikan gerakan tubuhnya dan mengatakan “berhenti sebenar
sayaaaang ”.
“Kenapa Ma ? ”
“Maasss…toloong cabut punyamu. duluuu, mama mau mengelap punya mama supaya
agak kering sedikit, biar kita sama sama enak nantinya”, katanya.
Bener juga kata Mama, kataku dalam hati, tadi memek Mama terasa sangat basah
sekali. Lalu pelan2 kontolku kucabut keluar dari Memek Mama dan kuambil handuk kecil
yang ada di tempat tidur sambil kukatakan “Maaam, biar aku saja deh yang
ngelap..boleeehkan … Maaam ” ? “Terserah ….kamuuu…..deh…maasss”, jawab Mama
pendek sambil membuka kedua kakinya lebar2 dan aku merangkak mendekati memek
Mama dan setelah dekat dengan memek Mama, lalu kukatakan... “aku. bersihkan.
sekarang.yaaaa..maaaaa” ? dan kedengar Mama hanya menjawab pendek ….
“boleeeh.sayaaaang ”. Lalu kupegang dan kubuka bibir memek Mama dan..kutundukkan
kepalaku ke memeknya lalu ku jilat jilat itil dan belahan memek mama dan pantat Mama
tergelinjang keras mungkin karena kaget sambil berseru.. “Maaas ….. kamuuu..
nakaaaal . ...yaaaaa”. Tanpa menjawab, aku teruskan isapan dan jilatan di semua
bagian memek Mama dan membuat Mama menggerak gerakkan terus pantatnya dan
kedua tangannya kembali menekan kepalaku. Beberapa saat kemudian, terasa kepalaku
seperti ditarik Mama sambil berkata, “Maas...sudaaaah..sayaaaaang...mama nggak
tahaaaaaan…. Kalau kamu gituin terus…..sini..yaaaang”. Lalu kuikuti tarikan tangan
Nggak lama kemudian gerakan pantat mama yang berputar itu semakin cepat dan
kedua tangannya mencengkeram kuat2 di pantatku dan...tiba2 mama melepas
ciumanku serta berkata tersendat sendat agak keras….. Maaaaassss….. mama….. haam..
piirr…..maaaas... aa... yyoooo ..maass….cepppaaaat.., moment ini nggak kusia siakan,
karena aku sudah nggak kuat menahan desakan pejuku yang akan keluar….
Ayyooo…maaaah……aduuuh..maaah..., sambil kutekan kontolku kuat2 kedalam memek
mama dan kurasakan cengkeraman kuat kedua tangan mama di pantatku makin keras
dan agak sakit seakan ada kukunya yang menusuk pantatku.
Kuperhatikan mama dengan nafas yang masih ter engah2 terdiam lemas seperti tanpa
tenaga dan kedua tangannya walau terkulai tapi masih dalam posisi memelukku,
sedangkan posisiku yang masih diatas tubuh mama dengan kontolku masih menancap
semuanya didalam memeknya.
Karena mama hanya diam saja tapi nafasnya mulai agar teratur, aku berpikir mama
mau istirahat atau langsung tidur, lalu kuangkat pantatku pelan2 untuk mencabut
kontolku yang masih ada di dalam memek mama, eeehh...nggak tahunya mama dengan
kedua tangannya yang mash tetap di punggungku dan memiringkan badannya sehingga
aku tergeletak disampingnya lalu dengan matanya masih terpejam dia berguman
pelan...Maaas...bii.aarkan..mas….biarkan punyamu itu dida..laaamm...sebentar.
rasanya..enak.ada yang mengganjel didalam...sambil mencium bibirku mesra sekali
dan...kami terus ketiduran sambil berpelukan.
Entah berapa lama aku sudah tertidur dan akhirnya aku terbangun karena aku
merasakan ada sesuatu yang menghisap hisap kontolku. Ketika kulihat jam diding,
kulihat sudah jam 5 pagi dan kulihat pula mamaku sudah berada di bagian bawah lagi
asyik mengulum dan mengocok ngocok kontolku. Aku pura2 masih tidur sambil
menikmati kuluman mulut mama di kontolku. Mama mengulum kontolku dan
memainkan dengan lidahnya, aku terasa geli.
Sambil mengulum, terasa kelembutan jari jemari mama mengusap dan membelai
batang kontolku. Diusap dan diurutnya keatas dan kebawah. Terasa mau tercabut
batang kontolku diperlakukan seperti itu. Aku hanya mendesis geli sambil
mendongakkan kepala menahan nikmat yang luar biasa.
Setelah itu, giliran pangkal paha kananku diselusurinya. Lidah mama mengusap-usap
pangkal pahaku, terus menyusur ke paha dan terus naik lagi ke buah zakar, ke batang
Setelah nafas kami mulai teratur, sambil memelukku mama berkata serasa berbisik
dekat telingaku.
“Enaaak..maaaaaasss ?”
“Enaaak sekali maaaah… ”.
“Maasss….jangan sampai ada yang tahu soal ini yaaaa ? Kamu kan bisa jaga rahasia kita
ya ”kata mama.
“Iya maaah…. ”
“Dan satu lagi….. ”, kata mama sambil memandangku tajam.
“Apa itu Maaah…. ”
“Yang ini punya mama……jangan kamu kasihkan orang lain ya ? ”katanya seraya
mencengkeram kontolku yang lagi tidur kecapean dan mengelus elusnya.
“Janji ya.. saaaa…yang…. ”Tambahnya lagi.
“Asal ini semua juga buat saya ya Maaah. ”sahutku sambil kuremas memek mama dan
kueluskan jariku dibelahan memek mama yang masih terasa basah oleh air maniku.
Akhir nya kami tertawa berbarengan dan tiba2 saja ada ketukan di pintu kamar
“Buuuu……sudah siang… ”. Rupanya ketukan dari pembantu karena saat itu sudah jam
9.00 pagi.
Setelah itu, mama selalu tidak pernah absen mengunjungiku di Bandung atau kalau
mama berhalangan, maka akulah yang datang ke Jakarta.
TAMAT