Professional Documents
Culture Documents
LATAR BELAKANG
Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja perusahaan
adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan
transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku bersangkutan
Laporan keuangan dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk
mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya oleh para pemilik
perusahaan. Disamping itu laporan keuangan juga digunakan untuk memenuhi tujuan-tujuan lain
yaitu sebagai laporan kepada pihak diluar perusahaan. Kinerja manajemen perusahaan tersebut
tercermin pada laba yang terkandung dalam laporan laba rugi. Oleh karena itu proses
penyusunan laporan keuangan dipengaruhi oleh faktor faktor tertentu yang dapat menentukan
kualitas laporan keuangan. Manajemen perusahaan dapat memberikan kebijakan dalam
penyusunan laporan keuangan tersebut untuk mencapai tujuan tertentu. Scott (2000:296) didalam
bukunya yang berjudul “Financial Accounting Theory” mengatakan bahwa pilihan kebijakan
akuntansi yang dilakukan manajer untuk tujuan spesifik itulah disebut dengan manajemen laba.
Manajemen laba, akhir-akhir ini merupakan sebuah fenomena umum yang terjadi di
sejumlah perusahaan. Praktik yang dilakukan untuk mempengaruhi angka laba dapat terjadi
secara legal maupun tidak legal. Praktik legal dalam manajemen laba berarti usaha untuk
mempengaruhi angka laba tidak bertentangan dengan aturan pelaporan keuangan dalam PABU,
khususnya dalam Standar Akuntansi, yaitu dengan cara memanfaatkan peluang untuk membuat
estimasi akuntansi, melakukan perubahan metode akuntansi, dan menggeser periode pendapatan
atau biaya.
Adapun manajemen laba yang dilakukan secara illegal (disebut juga dengan financial
fraud), dilakukan dengan cara-cara yang tidak diperbolehkan oleh PABU, yaitu dengan cara
melaporkan transaksi-transaksi pendapatan atau biaya secara fiktif dengan cara menambah (mark
up) atau mengurangi (mark down) nilai transaksi, atau mungkin dengan tidak melaporkan
sejumlah transaksi, sehingga akan menghasilkan laba pada nilai/tingkat tertentu yang
dikehendaki.
Penurunan kualitas laporan keuangan merupakan dampak utama yang diakibatkan dari
adanya manajemen laba, di samping dampak-dampak lainnya. Setiawati dan Na’im (2000)
menyatakan bahwa manajemen laba merupakan salah satu faktor yang dapat mengurangi
kredibilitas laporan keuangan. Manajemen laba menambah bias dalam laporan keuangan dan
dapat mengganggu pemakai laporan keuangan yang mempercayai angka laba hasil rekayasa
tersebut sebagai angka laba tanpa rekayasa. Begitu juga menurut Widarto (2004:33) yang
menyatakan bahwa dalam pandangan orang awam, manajemen laba dianggap tidak etis, bahkan
merupakan bentuk dari manipulasi informasi sehingga menyesatkan.
Manajemen laba bukanlah suatu hal merugikan selama dilakukan dalam koridorkoridor
peluang, manajemen laba tidak selalu diartikan dengan proses manipulasi laporan keuangan
karena terdapatnya beberapa pilihan metode yang dapat digunakan dan bukan sebagai suatu
larangan. Manajemen laba berusaha untuk mengatur kondisi perusahaan dan sebagai usaha untuk
mempengaruhi pihak-pihak yang berkepentingan dengan laporan keuangan.
B. TUJUAN
1. Untuk mengetahui konsep laba dalam akuntansi
2. Untuk mengetahui konsep manajemen laba
3. Untuk mengetahui motivasi manajer dalam melakukan manajemen laba
4. Untuk mengetahui bagaimana terjadinya manajemen laba melalui manipulasi akuntansi
5. Untuk mengetahui pola yang dilakukan dalam praktik manajemen laba
C. PERMASALAHAN
1. Bagaimana konsep laba dalam akuntansi?
2. Bagaimana konsep manajemen laba?
3. Apa motivasi manajer dalam melakukan manajemen laba?
4. Bagaimana terjadinya manajemen laba melalui manipulasi akuntansi?
5. Bagaimana pola yang dilakukan dalam praktik manajemen laba?
D. TEORI
1. Konsep Laba Akuntansi
Pengertian laba yang dianut oleh struktur akuntansi adalah laba akuntansi yang
merupakan selisih antara pengukuran pendapatan dan biaya. Besar kecilnya laba sebagai
kenaikan aktiva sangat tergantung pada ketepatan pengukuran pendapatan dan biaya. Jadi
dalam hal ini laba hanya merupakan angka artikulasi dan tidak dapat didefinisikan tersendiri
secara ekonomik seperti halnya aktiva dan atau hutang.
Laba akuntansi adalah perbedaan antara revenue yang direalisasi yang timbul dari
transaksi pada periode tertentu dihadapkan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan pada
periode tersebut.
Untuk menghitung laba ini, masing-masing orang atau perusahaan dapat menentukan
rumus perhitungan labanya tersendiri. Laba merupakan informasi penting dalam suatu
laporan keuangan. Angka ini penting untuk :
a. Perhitungan pajak, berfungsi sebagai dasar pengenaan pajak yang akan diterima
Negara.
b. Untuk menghitung deviden yang kan dibagikan kepada pemilik dan yang kan ditahan
dalam perusahaan.
c. Sebagai pedoman dalam menentukan kebijaksanaan investasi dan pengambilan
keputusan.
d. Menjadi dasar dalam peramalan laba maupun kejadian ekonomi perusahaan lainnya di
masa yang akan datang.
e. Sebagai dasar dalam perhitungan dan penilaian efisiensi.
f. Untuk menilai prestasi atau kinerja perusahaan/segmen perusahaan divisi.
2. Permasalahan
Keeratan hubungan antara angka laba dan manfaat informasi laba dalam keputusan
investasi (dalam hal ini investasi saham) oleh investor maka terlebih dahulu investor
perlu mendeteksi ada/tidaknya manajemen laba dalam laporan keuangan pihak
emiten. Maka dari itu, permasalahannya adalah Bagaimana mendeteksi manajemen
laba?
3. Pemecahan Masalah
Deteksi atas kemungkinan dilakukannya manajemen laba dalam
laporan keuangan secara umum diteliti melalui penggunaan akrual.
Total akrual adalah selisih antara laba dan arus kas yang berasal
dari aktivitas operasi. Total akrual dapat dibedakan menjadi dua
bagian, yaitu: (1) bagian akrual yang memang sewajarnya ada
dalam proses penyusunan laporan keuangan, disebut normal
accruals atau non discretionary accruals, dan (2) bagian akrual
yang merupakan manipulasi data akuntansi yang disebut dengan
abnormal accruals atau discretionary accruals. Nondiscretionary
accruals merupakan komponen akrual yang terjadi seiring dengan
perubahan dari aktivitas perusahaan dan discretionary accruals
merupakan komponen akrual yang berasal dari earnings
management yang dilakukan manajer.
Jones mengembangkan model pengestimasi akrual diskresioner untuk mendeteksi
manipulasi laba yang kemudian populer sebagai Model Jones. Jones melakukan
firm‐specific regression dengan model ini. Ini berarti akrual diskresioner diperoleh
dengan membandingkan akrual tahun t, saat terjadinya manipulasi laba, dengan rata‐
rata akrual (akrual normal) perusahaan itu sendiri pada tahun‐tahun sebelumnya.
Akrual, secara teknis, merupakan perbedaan antara kas dan laba. Akrual
merupakan komponen utama pembentuk laba dan akrual disusun berdasarkan
estimat‐estimat tertentu. Misalnya saja biaya depresiasi, untuk mengetahui besarnya
biaya ini kita harus mengetahui kosnya, umur manfaat (estimasi), dan metode
depresiasi yang digunakan. Nilai kos memang sudah tetap (fixed) dan tidak bisa
diubah‐ubah namun umur manfaat dan metode depresiasi bisa diubah sesuai dengan
kebijakan atau pertimbangan atau discretion managemen.
Secara umum, akrual, yang merupakan produk akuntansi, dapat dianggap
memiliki jumlah yang “relatif tetap” dari tahun ke tahun. Hal ini dikarenakan aturan
akuntansi terkait juga tidak mengalami perubahan. Perubahan akrual yang terjadi,
oleh karenanya, dapat dianggap sebagai hal yang tidak normal (abnormal). Perubahan
ini merupakan hasil penggunaan kebijakan (discretion) managemen yang berlebihan
dan bila pada saat yang sama managemen juga memiliki insentif/motif untuk
memanipulasi laba maka perubahaan akrual yang terjadi dianggap sebagai bentuk
manipulasi laba yang dilakukan managemen.
Model Jones berfokus pada akrual total sebagai sumber manipulasi. Akrual total
digunakan alihalih satu atau dua akun tertentu saja. Ini dilakukan dengan harapan
bahwa akrual total akan mampu menangkap porsi yang lebih besar dari manipulasi
oleh manager daripada porsi yang ditangkap bila menggunakan satu dua akun saja.