Professional Documents
Culture Documents
Model Pengajaran Langsung (Direct Intruction) merupakan suatu pendekatan mengajar yang
dapat membantu siswa dalam mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang
dapat diajarkan selangkah demi selangkah. Pendekatan mengajar ini sering disebut Model
Pengajaran Langsung (Kardi dan Nur,2000a :2). Arends (2001:264) juga mengatakan hal yang
sama yaitu :”A teaching model that is aimed at helping student learn basic skills and knowledge
that can be taught in a step-by-step fashion. For our purposes here, the model is labeled the direct
instruction model”. Apabila guru menggunakan model pengajaran langsung ini, guru mempunyai
tanggung jawab untuk mengidentifikasi tujuan pembelajaran dan tanggung jawab yang besar
terhadap penstrukturan isi/materi atau keterampilan, menjelaskan kepada siswa,
pemodelan/mendemonstrasikan yang dikombinasikan dengan latihan, memberikan kesempatan
pada siswa untuk berlatih menerapkan konsep atau keterampilan yang telah dipelajari serta
memberikan umpan balik.
Model pengajaran langsung (direct instruction) secara empirik dilandasi oleh teori belajar yang
berasal dari rumpun perilaku (behavior family). Teori belajar perilaku menekankan pada
perubahan perilaku sebagai hasil belajar yang dapat diobservasi. Menurut teori ini, belajar
bergantung pada pengalaman termasuk pemberian umpan balik dari lingkungan. Prinsip
penggunaan teori perilaku ini dalam belajar adalah pemberian penguatan yang akan
meningkatkan perilaku yang diharapkan. Penguatan melalui umpan balik kepada siswa
merupakan dasar praktis penggunaan teori ini dalam pembelajaran.
Model pengajaran langsung ini dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang
berkaitan dengan pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan
baik, yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah. Hal
yang sama dikemukakan oleh Arends (1997:66) bahwa: “The direct instruction model was
specifically designed to promote student learning of procedural knowledge and declarative
knowledge that is well structured and can be taught in a step-by-step fashion.”
Model pengajaran direct instruction mengutamakan pendekatan deklaratif dengan titik berat pada
proses belajar konsep dan keterampilan motorik. Model pengajaran direct instruction
menciptakan suasana pembelajaran yang lebih terstruktur.
System pengelolaan dan lingkungan belajar yang diperlukan agar kegiatan tertentu dapat
berlangsung dengan berhasil
Selanjutnya perlu dipahami juga beberapa hal penting dari Direct Instruction :
1. Karakteristik Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)
2. Lima Fase Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)
3. Kelebihan Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)
4. Kekurangan Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)
Secara umum tiap-tiap model pembelajaran tentu terdapat kelebihan-kelebihan yang membuat
model pembelajaran tersebut lebih baik digunakan dibanding dengan model pembelajaran yang
lainnya. Seperti halnya pada Model Direct Instruction pun mempunyai beberapa kelebihan yang
disajikan sebagai berikut:
1. Dengan Model Pembelajaran Direct Instruction, guru mengendalikan isi materi dan
urutan informasi yang diterima oleh siswa sehingga dapat mempertahankan fokus
mengenai apa yang harus dicapai oleh siswa.
2. Merupakan cara yang paling efektif untuk mengajarkan konsep dan keterampilan-
keterampilan yang eksplisit kepada siswa yang berprestasi rendah sekalipun.
3. Model ini dapat digunakan untuk membangun model pembelajaran dalam bidang studi
tertentu. Guru dapat menunjukan bagaimana suatu permasalahan dapat didekati,
bagaimana informasi dianalisis, bagaimana suatu pengetahuan dihasilkan.
4. Model Pembelajaran Direct Instruction menekankan kegiatan mendengarkan (melalui
ceramah) dan kegiatan mengamati (melalui demonstrasi), sehingga membantu siswa yang
cocok belajar dengan cara-cara ini.
5. Model Pembelajaran Direct Instruction (terutama kegiatan demonstrasi) dapat
memberikan tantangan untuk mempertimbangkan kesenjangan antara teori (hal yang
seharusnya) dan observasi (kenyataan yang terjadi).
6. Model ini dapat diterapkan secara efektif dalam kelas besar maupun kelas yang kecil.
7. Siswa dapat mengetahui tujuan-tujuan pembelajaran dengan jelas.
8. Waktu untuk berbagi kegiatan pembelajaran dapat dikontrol dengan ketat.
9. Dalam model ini terdapat penekanan pada pencapaian akademik.
10. Kinerja siswa dapat dipantau secara cermat.
11. Umpan balik bagi siswa berorientasi akademik.
12. Model Pembelajaran Direct Instruction dapat digunakan untuk menekankan poin-poin
penting atau kesulitan-kesulitan yang mungkin dihadapi siswa.
13. Model Pembelajaran Direct Instruction dapat menjadi cara yang efektif untuk
mengajarkan informasi dan pengetahuan factual dan terstruktur.
1. Karena guru memaikan peranan pusat dalam model ini, maka kesuksesan pembelajaran
ini bergantung pada image guru. Jika guru tidak tampak siap, berpengetahuan, percaya
diri, antusias dan terstruktur, siswa dapat menjadi bosan, teralihkan perhatiannya, dan
pembelajaran akan terhambat.
2. Model Pengajaran Direct Instruction sangat bergantung pada gaya komunikasi guru.
Komunikator yang kurang baik cenderung menjadikan pembelajaran yang kurang baik
pula.
3. Jika materi yang disampaikan bersifat kompleks, rinci atau abstrak, Model Pengajaran
Direct Instruction mungkin tidak dapat memberikan siswa kesempatan yang cukup untuk
memproses dan memahami informasi yang disampaikan.
4. Jika terlalu sering digunakan Model Pengajaran Direct Instruction akan membuat siswa
percaya bahwa guru akan memberitahu siswa sesmua yang perlu diketahui. Hal ini akan
menghilangkan rasa tanggung jawab mengenai pemebelajan siswa itu sendiri.
Pada Model Pembelajaran Direct Instruction terdapat lima fase yang sangat penting. Sintaks
Model tersebut disajikan dalam 5 (lima) tahap, seperti ditunjukan table berikut: