You are on page 1of 7

RANGKAIAN KONTROL SISTEM PLC

PLC adalah device kontrol yang juga membutuhkan sistem kontrol pendukung
sebagaimana device-device kontrol lainnya, dan untuk mengaktifkan kerja dari device
ini maka dibutuhkan sumber tegangan dari luar yang disusun dalam sebuah sistem
kontrol yang bertujuan untuk mengatur dan melindungi sistem.

Ada 3 sistem kontrol pendukung yang harus diinstal pada sistem kontrol PLC yaitu :
1. kontrol rangkaian daya yang mensuplai tegangan sumber ke PLC dan untuk
sumber cadangan bagi penambahan sistem.
2. kontrol rangkaian input yang mensuplai tegangan sumber ke inputan PLC dan
3. kontrol rangkaian output yang mensuplai tegangan sumber ke outputan PLC.
Dan ketiga rangkaian kontrol diatas berfungsi untuk :

a. melindungi sistem dari arus beban lebih dan arus tanah


b. memberikan layanan energi listrik bagi PLC termasuk semua device input/output,
c. meng-isolir keadaan error/alarm yang terjadi pada PLC
d. memberikan layanan sumber tegangan untuk komputer /notebook yang digunakan
untuk keperluan pemeliharaan, monitoring dan trouble shooting.
e. Melindungi sistem PLC dari gangguan riak-riak tegangan dan freukwensi yang
tidak diinginkan.

Rangkaian daya
Ada beberapa komponen utama pada rangkaian daya yaitu :
1. Sumber tegangan sistem
Sumber tegangan ini sama dengan sumber tegangan yang ada pada induksi pada
umumnya yaitu 380 V dan 220 V untuk standar tegangan di Indonesia.

2. Transformator
Device ini berguna untuk menurunkan atau menaikkan tegangan sehingga diperoleh
tegangan output (sekunder) sesuai dengan tegangan kerja sistem antara PLC jika yang
ada bertegangan kerja 100V (device standar Jepang) maka diperlukan step down trafo
input 380 V dan 100 V.

3. Power Supply
Device ini berguna untuk menyearahkan tegangan AC menjadi tegangan DC yang
dibutuhkan untuk sumber tegangan kerja pada type PLC tertentu.

4. Breaker
Breaker berguna untuk memutuskan –menghubungkan rangkaian dari sumber
tegangan, istilah ini bisa terjadi pada saat kondisi overload,hubung singkat dan untuk
pemeliharaan, rating teganganpun harus dipilih sesuai dengan kapasitas beban yang
dilayaninya, dalam hal ini harus dihitung besarnya daya pada transformator yang
melayani device-device seperti power supply,PLC, Relai dan lain-lain.
5. Earth Leakage Breaker (ELB)
Kegunannya hampir sama dengan breaker biasa yaitu memutus-menghubungkan
rangkaian dari sumber tegangan, hanya saja ELB memiliki fungsi khusus yaitu
mengisolir sistem dari gangguan hubungkan tanah.gangguan hubung tanah yang
dimaksudkan disini yaitu adanya arus bocor dari sistem ketanah/Ground sehingga
bisa menyebabkan adanya potensi tegangan sentuh yang berbahaya pada keselamatan
manusia. ELB akan memutuskan sistem jika dideteksi adanya arus bocor beberapa
miliampere saja tergantung rating dari ELB tersebut.

6. Circuit Protektor
Sebagaimana fungsi breaker, circuit protektor berfungsi khusus untuk melindungi
rangkaian dari gangguan arus lebih dan hubung singkat, dan bisa dikatakan bahwa
circuit protektor adalah breaker dengan rating arus kecil untuk melindungi rangkaian
kontrol.

7. Noise Filter
Device ini berguna untuk menfilter adanya riak-riak tegangan freukuensi yang
memasuki sistem sehingga outputnya selalu menghasilkan tegangan dan freukuensi
yang tidak mengganggu sistem kontrol PLC, Device ini berupa hubungan seri pararel
dari Induktor dan Capasitor yang mampu meredam khususnya freukuensi-freukuensi
liar.

8. Relay
Sebagaimana diketahui bahwa relay akan selalu ada dalam sistem kontrol bagaimana
jenis dan bentuk sistem yang dipakai, manfaatnya dalam mengatur kondisi off-on
device menyebabkan relay dipakai dalam sistem rangkaian daya untuk sistem kontrol.

9. Maintenance Source
Device ini sama dengan stop kontak biasa yang memberikan sumber tegangan kerja
untuk komputer/notebook bagi keperluan pemeliharaan, memonitoring dan
troubleshooting sistem kontrol PLC.

DIAGRAM KONTROL RANGKAIAN DAYA


MEMAHAMI SISTEM KERJA PLC

Untuk memahami kerja PLC maka harus memahami terlebih dahulu prinsip kerja
Relay , dimana relay memiliki coil yang disuplai oleh sumber tegangan dan kontak
yang menghubungkan dua terminal.

Prinsip kerja relay : jika diberi sumber tegangan kerja maka semua kontak-kontaknya
akan berubah status. Kontak NO menjadi close dan kontak NC menjadi open.

Prinsip kerja PLC signal dari device input (on/off) akan mengaktifkan coilo semua
(input) yang mencerminkan masing-masing device input (dalam hal ini disimpan
dalam sebuah memory data input) coil semua ini akan mengontrol kondisi on/off
internal kontak yang tersusun dalam sebuah program PLC/Ladder diagram
(programing & prossesing).

Sesuai prinsip logika relay, PLC akan mengolah program secara urut dan kontinyu
(loop) sehingga menghasilkan sebuah hasil program berupa kondisi on/off internal
coil outputan yang disimpan dalam memory data outputan dan latch memory. Internal
coil outputan ini yang sudah tersimpan dalam memory ini akan mengontrol kontak
output semu yang menghubungkan device output dan sumber tegangan.
Sebagai contoh lihat gambar diatas :
a. di dalam PLC diassosiasikan memiliki coil bayangan/semu MX...dan kontak semu
MY...(masing-masing adalah memori data input dan output)
b. Coil MX...mendapat suplai tegangan 24Vdc melalui input PLC yaitu tombol X0
dan tombol X1
c. Kontak MY... mendapat suplai tegangan misal 220 Volt yang memikul beban
lampu Y0 dan Y1 melalui kontak bayangan MY.......
d. Jika tombol X0 ditekan (walaupun sebentar), maka coil bayangan MX0 akan
bekerja sehingga kontak-kontaknya akan berubah status. Coil bayangan MX0 ini akan
merubah status kontak yang berada dalam bahasa pemrograman PLC. Dalam hal ini
kontak X0 akan menjadi close (tertutup) walaupun tombol X0 dilepas, kontak Y0
akan mengunci sampai tombol X1 dilepas.
e. Karena kontak X) tertutup, maka coil Y0 akan bekerja dan merubah status kontak
MY0 menjadi tertutup, dalam hal ini lampu L1 akan mendapat suplai tegangan dan
menyala.
f. Jika tombol X2 ditekan, maka coil bayangan MX1 akan bekerja dan mengubah
status kontak NC dalam bahasa pemrograman menjadi terbuka, dalam hyal ini coil
Y0 menjadi tidak aktif.
g. Karena coil Y0 non aktif, maka kontak bayangan MY0 terbuka dan lampu L1 mati.
DASAR – DASAR PLC

Programmable logic Control


PLC adalah peralatan/ device yang penggunannya dapat memprogram untuk
menghasilkan serentetan atau urutan dari sebuah event atau kejadian, kejadian atau
event ini diperoleh dari sebuah trigger (input ON atau OFF) yang diterima oleh PLC.
Berdasarkan logika program yang ada PLC mengolah data Input dan memberikan
hasil berupa Output yang identik dengan logika ON dan OFF, hasil output PLC ini
akan mengaktifkan atau sebaliknya dari peralatan listrik yang terhubung ke output
PLC.

Dalam materi telah dijelaskan bagaimana peranan relay dalam system kontrol, dan
disini akan dibahas hubungan antara relay dan PLC sebagai sama-sama-device
kontrol.
PLC mengambil sistem kerja dari relay dimana ada coil (termasuk instruksi-instruksi)
dan kontak yang mencerminkan kondisi dari coil/instruksi tersebut, jika coil atau
instruksi itu aktif maka kontak-kontaknya akan berubah status. Tetapi PLC adalah
sebuah device terprogram sehingga kemampuannya dalam menyediakan data-data,
mengolah, menghitung dan kecepatan prosesnya tidak bias disamakan dengan relay.
Karena PLC bekerja berdasarkan sistem olah data electronic yang mampu
memberikan banyak alternatif olah data seperti angka, timer, counter, register, dan
lain-lain, sedangkan relay bekerja berdasarkan system kerja elektromagnetik yang
terbatas pada pengkondisian on-off saja.

PLC juga menyediakan kontak-kontak yang tak terbatas jumlahnya untuk setiap coil
outputan, dan tentu saja jumlah kontak ini menjadi relative terbatas sesuai
kemampuan memory dari PLC itu sendiri. Kemampuannya dalam mengolah data
terprogram inilah yang menyebabkan PLC menjadi device paling utama dalams
ebuah system automatisasi, sedangkan relay akan tetap dipergunakan sebagai device
pendukungnya.

Jika diasosiasikan lebih lanjut maka PLC adalah kumpulan dari banyak sekali relay
( coil/instruksi output dan kontak) yang satu sama lain akan saling berhubungan
sesuai dengan program yang telah disimpan membentuk urutan dari sebuah kejadian/
proses yang akan datang dari inputan PLC dan menghasilkan output program yang
mengatur kondisi ob/off dari device outputan Plc itu sendiri.

Kelebihan PLC
1. Simple Dalam Bentuk Dan Ukurannya
Dengan menggunakan sistem kontrolPLC maka hanya dibutuhkan box control
dengan size yang lebih kecil dibandingkan dengan menggunakan sistem control relay.
2. Mudah Dalam Proses Perangkaiannya
Karena menggunakan sistem control yang terprogram, maka perangkaian untuk
semua device I/O hanya dilakukan sekali dan susunan diagram garis sistem
kontrolnya sangat mudah untuk dirangkai walaupun oleh seorang pemula sekalipun.
3. Menghemat Waktu Modifikasi
Perubahan alur control tidak merubah rangkaian I/O pada PLC karena hanya merubah
program saja, sedangkan pada control relay harus merubah rangkaian kabel yang
sangat rumit dan memakan waktu lama.dalam aktualnya sebuah sistem kontrol tidak
bisa dituangkan dalam sebuah program jadi yang dijamin akan berjalan sebagaimana
mestinya, tetapi membutuhkan trial dan error sampai dicapai sebuah hasil program
yang memuaskan, hanya dengan merubah program saja tentu perubahan menuju
sistem kontrolyang memuaskan tidak terlalu rumit. Jika menggunakan kontrol relay
dengan sistem kontrol yang komplexs bisa dipastikan tidak akan mungkin bisa
mengejar schedule yang telah ditetapkan untuk mencapai system control yang
memuaskan.
4. Flexible
Sistem control PLC sangat Flexible terhadap perubahan dan modifikasi sitem yang
dikontrolnya, bahkan penambahan I/O atau device sangat memungkinkan tergantung
dari persyaratan hardware PLC itu sendiri. Bahkan PLC mampu link dengan system
lain yang memenuhi persyaratan tertentu seperti robot, touch panel dan aplikasi
program computer.
5. Mudah Dalam Pemeliharaan Dan penemuan masalah
Karena tidak tergantung pada relay, maka pemeliharaannya terbatas pada terminal
I/O, backup data, battery dan pengkondisian suhu dimana PLC ditempatkan. Untuk
kontrol relay maka harus dilakukan secara rutin inspeksi terhadap semua relay yang
terpasang karena mudah sekali terganggu dengan adanya polusi logam ringan yang
sering menutupi kontak-kontak relay, pelacakan terhadap trouble yang terjadi juga
sangat mudah karena bisa dimonitoring lewat computer.
6. Ekonomis
Untuk mengontrol mesin-mesin yang melibatkan servo motor, timer bertingkat,
counter bertingkat, robot, touch panel, data register, dan sejenisnya maka penggunaan
PLC sangat ekonomis dibandingkan dengan menggunakan kontrolkonvensional yang
kadang- kadang tidak sanggup untuk mengontrol sistem yang kompleks.

Hardware Sistem Kontrol PLC :


a. Sumber daya : adalah sumber energi listrik dengan tegangan kerja untuk
mengaktifkan semua komponen dalam PLC. Tegangan kerja 100 – 240 VAC.
b. Input : adalah terminal yang terhubung ke peralatan yang menggunakan device
switch atau saklar, hanya dikenal 2 kondisi pada terminal input yaitu On dan Off.
Atau dalam logika dikenal bilangan biner 1 dan 0.
c. MPU atau main processing Unit : Element PLC dimana program dipanggil,
disimpan dan diolah.
d. Output ; adalah terminal PLC yang mencerminkan hasil olah program yang akan
mengontrol On atau Off sebuah device yang terhubung ke terminal ini.
e. Power supply internal : yaitu sumber energi DC biasanya 24 volt yang dihasilkan
oleh PLC sebagai hasil proses penyearah tegangan AC, tegangan 24 VDC ini
diperlukan untuk sumber tegangan pada terminal input. Tidak semua PLC
mempunyai fasilitas ini sehingga diperlukan sumber 24 VDC dari luar jika PLC tidak
menyediakannya.
f. Programming port : yaitu tempat menstransfer dan memonitor kinerja program PLC
baik dari PC ke PLC atau sebaliknya.
g. Run/Stop switch : yaitu switch untuk memilih mode kerja PLC yang diinginkan,
jika ingin mengaktifkan program digunakan RUN dan jika ingin menstransfer
program baru dari PC ke PLC digunakan STOP.

Yang Diperlukan Untuk memprogram PLC


a. sebuah console atau programming tools yang diperlukan untuk membuat program,
menstransfer, mengedit, dan memonitor kinerja program PlC.
b. Sebuah Opto- kabel interface RS232/RS242 untuk komunikasi antara console/PC
dan PLC, Interface ini dipakai pada saat menstransfer/ memanggil dan memonitor
program PLC.
c. Sebuah personal Computer (PC) : jika console tidak ada, maka PC lebih Flexible
dan mudah dalam membuat, mengedit, menstransfer dan memonitor program PLC.
d. Software PLC : jika digunakan PC, maka harus ada software pemrograman dari
PLC yang bersangkutan.

http://dasar-dasarplc.blogspot.com/

You might also like