You are on page 1of 31

BAB I

PENDAHULUAN

a. Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum yang telah kami laksanakan ini adalah untuk
mengetahui seberapa besar kecepatan aliran air dan besarnya bilangan
Reynold yang terdapat di dalam pompa yang disusun secara seri maupun
paralel, jika diketahui debit air yang mengalir di dalam pompa tersebut.

b. Dasar Teori

Pompa adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan suatu


fluida dari suatu tempat ke tempat lain dengan cara menaikkan tekanan cairan
tersebut. Kenaikan tekanan cairan tersebut digunakan untuk mengatasi
hambatan-hambatan pengaliran. Hambatan-hambatan pengaliran itu dapat
berupa perbedaan tekanan, perbedaan ketinggian atau hambatan gesek.
Klasifikasi Pompa Secara umum pompa dapat diklasifikasikan menjadi 2
bagian yaitu pompa kerja positif (positive displacement pump) dan pompa
kerja dinamis (non positive displacement pump). Salah satu jenis pompa Kerja
Dinamis adalah pompa sentrifugal yang prinsip kerjanya mengubah energi
kinetis (kecepatan) cairan menjadi energi potensial (dinamis) melalui suatu
impeller yang berputar dalam casing. Pada Instalasi Pengolahan Air (IPA),
sebagian besar pompa yang digunakan ialah pompa bertipe sentrifugal. Gaya
sentrifugal ialah sebuah gaya yang timbul akibat adanya gerakan sebuah
benda atau partikel melalui lintasan lengkung (melingkar). Pompa sentrifugal
merupakan pompa Kerja Dinamis yang paling banyak digunakan karena
mempunyai bentuk yang sederhana dan harga yang relatif murah. Keuntungan
pompa sentrifugal dibandingkan jenis pompa perpindahan positif adalah
gerakan impeler yang kontinyu menyebabkan aliran tunak dan tidak berpulsa,
keandalan operasi tinggi disebabkan gerakan elemen yang sederhana dan tidak
adanya katup-katup, kemampuan untuk beroperasi pada putaran tinggi, yang
dapat dikopel dengan motor listrik, motor bakar atau turbin uap, ukuran kecil
sehingga hanya membutuhkan ruang yang kecil, lebih ringan dan biaya
instalasi ringan, harga murah dan biaya perawatan murah.

1
 Prinsip -prinsip dasar pompa sentrifugal

Prinsip-prinsip dasar pompa sentrifugal ialah sebagai berikut:


 gaya sentrifugal bekerja pada impeller untuk mendorong fluida ke sisi
luar sehingga kecepatan fluida meningkat
 kecepatan fluida yang tinggi diubah oleh casing pompa (volute atau
diffuser) menjadi tekanan atau head.

 Klasifikasi Pompa Sentrifugal


Pompa sentrifugal diklasifikasikan berdasarkan beberapa kriteria,
antara lain:

1. Kapasitas :
• Kapasitas rendah : < 20 m3 / jam
• Kapasitas menengah : 20-60 m3 / jam
• Kapasitas tinggi : > 60 m3 / jam

2. Tekanan Discharge :
• Tekanan Rendah : < 5 Kg / cm2
• Tekanan menengah : 5 - 50 Kg / cm2
• Tekanan tinggi : > 50 Kg / cm2

3. Jumlah / Susunan Impeller dan Tingkat :


• Single stage : Terdiri dari satu impeller dan satu casing
• Multi stage : Terdiri dari beberapa impeller yang tersusun seri dalam satu
casing.
•Multi Impeller : Terdiri dari beberapa impeller yang tersusun paralel
dalam satu casing.
• Multi Impeller – Multi stage : Kombinasi multi impeller dan multi stage.

4. Posisi Poros :
• Poros tegak
• Poros mendatar

5. Jumlah Suction :
• Single Suction
• Double Suction

6. Arah aliran keluar impeller :


• Radial flow
• Axial flow
• Mixed fllow

2
 Bagian-bagian Utama Pompa Sentrifugal

Secara umum bagian-bagian utama pompa sentrifugal dapat dilihat seperti


gambar berikut:

Gambar 2.1 Rumah Pompa Sentrifugal

1. Stuffing Box
Stuffing Box berfungsi untuk mencegah kebocoran pada daerah dimana poros
pompa menembus casing.

2. Packing
Digunakan untuk mencegah dan mengurangi bocoran cairan dari casing pompa
melalui poros. Biasanya terbuat dari asbes atau teflon.

3. Shaft
Shaft/poros berfungsi untuk meneruskan momen puntir dari penggerak selama
beroperasi dan tempat kedudukan impeller dan bagian-bagian berputar lainnya.

4. Shaft sleeve
Shaft sleeve berfungsi untuk melindungi poros dari erosi, korosi dan keausan pada
stuffing box. Pada pompa multi stage dapat sebagai leakage joint, internal bearing
dan interstage atau distance sleever.

5. Vane
Sudu dari impeller sebagai tempat berlalunya cairan pada impeller.

3
6. Casing
Merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai pelindung
elemen yang berputar, tempat kedudukan diffuser (guide vane), inlet dan outlet
nozel serta tempat memberikan arah aliran dari impeller dan mengkonversikan
energi kecepatan cairan menjadi energi dinamis (single stage).

7. Eye of Impeller
Bagian sisi masuk pada arah isap impeller.

8. Impeller Impeller
Berfungsi untuk mengubah energi mekanis dari pompa menjadi energi kecepatan
pada cairan yang dipompakan secara kontiniu, sehingga cairan pada sisi isap
secara terus menerus akan masuk mengisi kekosongan akibat perpindahan dari
cairan yang masuk sebelumnya.

9. Wearing Ring
Wearing ring berfungsi untuk memperkecil kebocoran cairan yang melewati
bagian depan impeller maupun bagian belakang impeller, dengan cara
memperkecil celah antara casing dengan impeller.

10. Bearing Bearing (bantalan)


Berfungsi untuk menumpu dan menahan beban dari poros agar dapat berputar,
baik berupa beban radial maupun beban axial. Bearing juga memungkinkan poros
untuk dapat berputar dengan lancar dan tetap pada tempatnya, sehingga kerugian
gesek menjadi kecil.

11. Casing
Merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai pelindung
elemen yang berputar, tempat kedudukan diffuser (guide vane), inlet dan outlet
nozel serta tempat memberikan arah aliran dari impeller dan mengkonversikan
energi kecepatan cairan menjadi energi dinamis (single stage).

 Pola Aliran

Dalam berbagai industri sebagian besar fluidanya mengalir pada pipa-pipa


saluran tertutup (closed conduit flow). Masalah utama yang muncul antara lain:
1. Terjadinya gesekan pada dinding pipa.
2. Terjadinya turbulensi karena gerakan relatif dalam molekul fluida yang
dipengaruhi oleh viskositas fluida, kecepatan aliran dan bentuk pipa.
3. Terjadinya fluktuasi aliran akibat pemasangan belokan (elbow) dan pengecilan
saluran mendadak (sudden contraction).
Dalam suatu aliran yang melewati sistem atau instalasi pipa maka akan terjadi
hambatan aliran, hambatan tersebut diakibatkan oleh faktor- faktor bentuk instalasi.
Hambatan aliran akan menyebabkan turunnya energy dari fluida tersebut yang sering
disebut dengan kerugian tinggi tekan (head loss) atau penurunan tekanan (pressure

4
drop). Kedua faktor ini merupakan pengaruh yang ditimbulkan karena pengaruh
gesekan fluida (friction loss) dan perubahan pola aliran terjadi karena fluida harus
mengikuti bentuk saluran dan dindingnya. Ketika pipa utama dialiri fluida yang
bersifat turbulen, maka fluida dalam pipa akan mengalami pulsasi atau perubahan
pola aliran yang dipengaruhi oleh kecepatan aliran meningkat dan tekanannya
menurun.
Salah satu besaran non-dimensional yang menggambarkan pola aliran fluida adalah
Bilangan Reynolds. Pada tahun 1883 Osborne Reynolds menunjukkan bahwa
penurunan tekanan tergantung pada parameter: kerapatan (ρ), kecepatan (V), diameter
(D) dan viskositas dinamik (μ) yang selanjutnya disebut dengan bilangan Reynolds.
Aliran fluida dalam pipa yang berbentuk lingkaran terbagi menjadi dua, yaitu aliran
laminar dan turbulen. Karakteristik antara kedua aliran tersebut berbeda-beda dari
segi kecepatan, debit dan massa jenisnya. Bilangan Reynolds dapat mendefinisikan
kedua aliran tersebut, dengan persamaan :
υμρDVDV...Re==
Dimana:

ρ = Kerapatan massa fluida (kg/m3)


V = Kecepatan karakteristik (m/s)
d = Diameter saluran (m)
μ = Viskositas dinamik (kg/m.s)

1. Faktor Geometrik : Diameter Pipa dan Kekasaran Permukaan Pipa.


2. Sifat Mekanis : Aliran Laminar, Aliran Transisi, dan Aliran Turbulen, dimana
sifat mekanis ini akan dihubungkan terhadap bilangan Reynolds

Parameter yang berpengaruh dalam aliran adalah:

1. Diameter Pipa (D)


2. Kecepatan (V)
3. Viskositas Fluida (μ)
4. Masa Jenis Fluida (ρ)
5. Laju Aliran Massa (ṁ)

5
Gambar 2.4 Besarnya massa yang masuk sama dengan yang keluar

 Klasifikasi Pola Aliran


Banyak kriteria yang dapat digunakan untuk mengklasifikasikan fluida sebagai
contoh aliran dapat digolongkan sebagai aliran steady atau unsteady, satu, dua atau
tiga dimensi, seragam atau tidak seragam, laminar atau turbulen dan dapat mampat
atau tiduk dapat mampat. Selain itu, aliran gas ada yang subsonik, transonic,
supersonik atau hipersonik, sedangkan zat cair yang mengalir disaluran terbuka ada
yang subkritis, kritis atau superkritis.
Namun secara garis besar dapat dibedakan atau dikelompokkan jenis aliran
adalah sebagai berikut:
1. Aliran tunak (steady) : suatu aliran dimana kecepatannya tidak terpengaruh oleh
perubahan waktu, sehingga kecepatan konstan pada setiap titik (tidak mernpunyai
percepatan)
2. Aliran seragam (uniform) : suatu aliran yang tidak terjadi perubahan baik besar
maupun arah, dengan kata lain tidak terjadi perubahan kecepatan dan penampang
Iintasan
3. Tidak tunak :suatu aliran dimana terjadi pembahan kecepatan terhadap waktu.
4. Aliran tidak seragam (non uniform) : suatu aliran yang dalarn kondisi berubah baik
kecepatan maupun penampang berubah.

Pola aliran pada pipa horizontal, ada efek kekuatan gravitasi untuk
menggantikan cairan yang lebih berat mendekati pipa bagian bawah. Bentuk lain dari
pola aliran dapat bertambah karena efek ini, dimana aliran tersebut dibagi dua
lapisan. Banyak kriteria pola aliran yang kita perhatikan baik dari literature dan
penelitian-penelitian, tetapi maksud dan tujuannya adalah sama. Deskripsi pola aliran
menurut Collier (1980), dengan arah aliran horizontal adalah aliran gelembung
(Bubble flow), aliran kantung gas atau sumbat cairan (Plug/Slug flow), aliran acak
(Churn flow), aliran cicin kabut tetes cairan ( Wispy-Annular flow), aliran cincin
(Annular flow).

6
Gambar 2.7 Klasifikasi Pola aliran berdasarkan Reynolds Number ( Chi-2009)

7
 Aliran Fluida
Aliran fluida (cairan atau gas) di dalam sebuah saluran tertutup atau pipa
sangat penting di dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa komponen dasar yang
berkaitan dengan sistem perpipaan adalah meliputi pipa-pipa itu sendiri, sambungan
pipa (fitting) yang digunakan untuk menyambung masing-masing pipa guna
membentuk sistem yang diinginkan, peralatan pengatur laju aliran (katup- katup) dan
pompa-pompa atau turbin-turbin yang menambah energi atau mengambil energi dari
fluida. Pada aliran fluida di dalam pipa, lapisan fluida pada dinding mempunyai
kecepatan nol. Lapisan fluida pada jarak yang semakin jauh dari dinding pipa
mempunyai

Gambar 2.9 Daerah masuk aliran sedang berkembang dan aliran berkembang penuh
di dalam sebuah sistem pipa.

Aliran fluida mengikuti bentuknya, sewaktu mengalir aliran fluida


membentuk suatu jenis/bentuk jenis dan bentuk dari pergerakan fluidanya. Dalam hal
ini, jika nilai Re kecil, partikel-partikel fluida bergerak sepanjang lintasan-lintasan
yang halus atau lapisan-lapisan dengan satu lapisan meluncur secara mulus pada
lapisan yang bersebelahan yang dikenal sebagai aliran laminar, sedangkan jika
partikel-partikel fluida bergerak secara acak (random) baik arahnya maupun
kecepatannya tidak terdapat garis edar tertentu yang dapat dilihat, aliran ini disebut
aliran turbulen.

Gambar 2.10 (a) Aliran laminer, (b) Aliran turbulen

8
BAB II
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

2.1 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang kami gunakan dalam praktikum ini adalah :

 Alat
 Rangkaian alat prakm  Bahan
Pompa  Air
 Stopwatch
 Alat pengukur Debit
 Alat tulis kerja (ATK)

2.2 Langkah Kerja

a. Pengujian kapasitas pompa I


- Alat dan bahan yang digunakan dipersiapkan
- Katup 2, katup 4 dan 5 dibuka 1/2 bagian atau sebesar 50%
- Nyalakan pompa I
- Nilai yang tertera pada PS I, PD I, PD 4 serta pengukur debit aliran bawah
setiap satu menit dicatat
- Langkah diatas dilakukan sebanyak 5 kali

b. Pengujian kapasitas Pompa II


- Alat dan bahan yang digunakan dipersiapkan
- Katup 1, katup 2 dan katup 4 ditutup
- Katup 3 dan 5 dibuka 1/2 bagian atau sebesar 50%,
- Nyalakan pompa II

9
- Nilai yang tertera pada PS 2, PD 2, PD 3, PD 4 serta pengukuran debit aliran
bawah setiap satu menit dicatat
- Langkah diatas dilakukan sebanyak 5 kali

c. Pengujian aliran pompa pada rangkaian seri


- Alat dan bahan yang digunakan dipersiapkan
- Semua katup dibuka 1/2 bagian atau sebesar 50%, kecuali katup 3
- Nyalakan pompa I dan 2
- Nilai yang tertera pada PS I, PS 2,PD I, PD 2, PD 4 serta pengukur debit
aliran bawah setiap satu menit dicatat
- Langkah diatas dilakukan sebanyak 5 kali

d. Pengujian aliran pompa pada Rangkaian Pararel


- Alat dan bahan yang digunakan dipersiapkan
- Semua katup dibuka 1/2 bagian atau sebesar 50%, kecuali katup 1
- Pompa I dan II dinyalakan
- Nilai yang tertera pada Ps 2, PD 2, PD 3, PD 4 serta pengukur debit aliran
bawah dan atas setiap satu menit dicatat
- Langkah diatas dilakukan sebanyak 5 kali

10
2.3 Diagram Alir
a. POMPA 1

PD 4
PD 3

ALIRAN ATAS

KATUP 4 KATUP 1 KATUP 3

ALIRAN BAWAH
PD 1
PD 2

KATUP 5

POMPA 1 POMPA 2
PS 1

PS 2

KATUP 2

11
b. Pompa 2

PD 4
PD 3

ALIRAN BAWAH
ALIRAN ATAS

KATUP 3
KATUP 4 KATUP 1

PD 1 PD 2

KATUP 5

POMPA 1

PS 1
PS 2

KATUP 2

12
c. Pompa 3

PD 4
PD 3

ALIRAN BAWAH
ALIRAN ATAS

KATUP 3
KATUP 4

KATUP 1 PD 2
PD 1

KATUP 5

POMPA 1 POMPA 2

PS 1
PS 2

KATUP 2

13
d. Pompa 4

PD 4
PD 3

ALIRAN BAWAH
ALIRAN ATAS

KATUP 3
KATUP 4

PD 1
PD 2
KATUP 1

KATUP 5

POMPA 1 POMPA 2

PS 1
PS 2

KATUP 2

14
2.4 Analisa Perhitungan

Dalam menganalisa perhitungan di dalam praktikum ini, maka digunakan


rumus sebagai berikut:

a. Rumus Bilangan Reynolds

ρxV x D
ℜ=
µ

dengan:

Re : bilangan Reynold
𝞺 : massa jenis ( kg/m3 )
µ : viskositas ( N.S/m2 )
D : diameter penampang ( m )

b. Rumus Debit Aliran Air

Q=V x A

dengan :
V : kecepatan aliran ( m/s )
Q : debit aliran ( m3/s )
A : luas penampang ( m2 )

15
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Data Hasil Praktikum

a. Tabel 1 Pengujian kapasitas pompa I

No Debit aliran PS 1 PD 1 PD 4
Q (m3/s ) ( kg/m3 ) ( kg/m 3 ) ( kg/m3 )
1 0,014 0,00 >1 0,05
2 0,012 0,00 >1 0,05
3 0,013 0,00 >1 0,05
4 0,014 0,00 >1 0,05
5 0,011 0,00 >1 0,05

Perhitungan :
Diketahui :
Q1 = 0,014 m3/s
Q2 = 0,012 m3/s
Q3 = 0,013 m3/s
Q4 = 0,014 m3/s
Q5 = 0,011 m3/s
Ø = 0,0127 m
r = 0,00635 m
𝞺 = 1000 kg/m3
µ = 0,38 N s/m3

Ditanyakan :
a. Luas penampang

16
b. Kecepata aliran
c. Bilangan Reynold
Dijawab :
a. Luas penampang
A=π r 2
A=3,14 x (0,00635)2
A=0,000127 m 2

b. Kecepatan aliran
Q1 m3
v1 = 0,013
A s
¿
m3 0,000127 m2
0,014
s
¿
0,000127 m2
¿ 110,24 m/s Q4
v 4=
A
Q2 m3
v 2= 0,014
A s
¿
m3 0,000127 m2
0,012
s ¿ 110,24 m/s
¿
0,000127 m2
m Q5
¿ 94,48
s v5 =
A
m3
Q3 0,011
s
v3 = ¿
A 0,000127 m2
¿ 86,61 m/s
¿ 102,36 m/s

c. Bilangan Reynold

17
ρ x v1 x ∅ ρ x v3 x ∅
ℜ1 = ℜ3 =
µ µ
kg m kg m
1000 3 x 110,24 x 0,0127 m 1000 3 x 102,36 x 0,0127 m
m s m s
¿ ¿
0,38 Ns/m 0,38 Ns /m
¿ 3684,34 ¿ 3420,98

ρ x v4 x ∅
ρ x v2 x ∅ ℜ4=
ℜ2 = µ
µ kg m
kg m 1000 3 x 110,24 x 0,0127 m
1000 3 x 94,48 x 0,0127 m m s
m s ¿
¿ 0,38 Ns/m
0,38 Ns /m
¿3684,324
¿ 3157,62

ρ x v5 x ∅
ℜ5 =
µ
kg m
1000 3 x 86,61 x 0,0127 m
m s
¿
0,38 Ns/ m
¿ 2894,59

b. Tabel 2 Pengujian kapasitas pompa II

No Debit aliran PS 2 PD 2 PD 3 PD 4
Q (m3/s ) ( kg/m3 ) ( kg/m 3 ) ( kg/m 3 ) ( kg/m3 )
1 0,011 0,00 >1 0 0,03
2 0,010 0,00 >1 0 0,03
3 0,011 0,00 >1 0 0,03
4 0,010 0,00 >1 0 0,03
5 0,011 0,00 >1 0 0,03

Perhitungan.
Diketahui :

18
Q1 = 0,011 m3/s
Q2 = 0,010 m3/s
Q3 = 0,011 m3/s
Q4 = 0,010 m3/s
Q5 = 0,011 m3/s
Ø = 0,0127 m
r = 0,00635 m
𝞺 = 1000 kg/m3
µ = 0,38 N s/m3

Ditanyakan :
a. Luas penampang
b. Kecepata aliran
c. Bilangan Reynold

Dijawab :
a. Luas penampang
A=π r 2
A=3,14 x (0,00635)2
A=0,000127 m 2

b. Kecepatan aliran
Q1 m3
v1 = 0,010
A s
¿
m3 0,000127 m2
0,011
s m
¿ ¿ 78,74
0,000127 m2 s
¿ 86,61 m/s Q3
v3 =
A

Q2
v 2=
A

19
m3 Q4
0,011 v 4=
s A
¿
0,000127 m2 m3
0,010
¿ 86,61 m/s s
¿
0,000127 m2

m Q5
¿ 78,74 v5 =
s A

m3
0,011
s
¿
0,000127 m2

¿ 86,61 m/s

c. Bilangan Reynold
ρ x v1 x ∅ kg m
ℜ1 = 1000 x 86,61 x 0,0127 m
µ m 3
s
¿
kg m 0,38 Ns/ m
1000 3 x 86,61 x 0,0127 m
m s ¿ 2894,59
¿
0,38 Ns/ m
¿ 2894,59 ρ x v4 x ∅
ℜ4=
µ
kg m
1000 3 x 78,74 x 0,0127 m
ρ x v2 x ∅ m s
ℜ2 = ¿
µ 0,38 Ns /m
kg m ¿ 2631,57
1000 3 x 78,74 x 0,0127 m
m s
¿ ρ x v5 x ∅
0,38 Ns /m ℜ5 =
µ
¿ 2631,57
kg m
1000 3 x 86,61 x 0,0127 m
ρ x v3 x ∅ m s
ℜ3 = ¿
µ 0,38 Ns/ m
¿ 2894,59

20
c.Tabel III Pengujian kapasitas pompa pada rangkaian seri

No Debit aliran PS 1 PS 2 PD 1 PD 2 PD 4
Q (m3/s ) ( kg/m3 ) ( kg/m3 ) ( kg/m3 ( kg/m 3 ( kg/m3 )
) )
1 0,018 0,00 0,00 0,75 0,78 0,14
2 0,018 0,00 0,00 0,75 0,78 0,14
3 0,019 0,00 0,00 0,75 0,78 0,14
4 0,019 0,00 0,00 0,75 0,78 0,14
5 0,018 0,00 0,00 0,75 0,78 0,14

Perhitungan.
Diketahui :
Q1 = 0,018 m3/s
Q2 = 0,018 m3/s
Q3 = 0,019 m3/s
Q4 = 0,019 m3/s
Q5 = 0,018 m3/s
Ø = 0,0127 m
r = 0,00635 m
𝞺 = 1000 kg/m3
µ = 0,38 N s/m3

Ditanyakan :
a. Luas penampang
b. Kecepata aliran
c. Bilangan Reynold
Dijawab :
a. Luas penampang
A=π r 2
A=3,14 x (0,00635)2

21
A=0,000127 m 2
b. Kecepatan aliran
Q1
v1 =
A
m3
0,018
s
¿
0,000127 m2
Q4
¿ 141,73 m/s v 4=
A
m3
Q2 0,019
v 2= s
A ¿
0,000127 m2
m3 m
0,018 ¿ 149,60
s s
¿
0,000127 m2
¿ 141,73 m/s

Q5
Q3 v5 =
v3 = A
A
m3 m3
0,019 0,018
s s
¿ ¿
0,000127 m2 0,000127 m2
¿ 149,60 m/s

c. ¿ 141,73 m/sBilangan Reynold


ρ x v1 x ∅ kg m
ℜ1 = 1000 x 141,73 x 0,0127 m
µ m 3
s
¿
kg m 0,38 Ns/m
1000 3 x 141,73 x 0,0127 m
m s ¿ 4736,76
¿
0,38 Ns/m
¿ 4736,76
ρ x v3 x ∅
ℜ3 =
µ
kg m
1000 3 x 149,60 x 0,0127 m
m s
ρ x v2 x ∅ ¿
ℜ2 = 0,38 Ns/ m
µ ¿ 4999,78

22
ρ x v4 x ∅ ρ x v5 x ∅
ℜ4= ℜ5 =
µ µ
kg m kg m
1000 3 x 149,60 x 0,0127 m 1000 3 x 141,73 x 0,0127 m
m s m s
¿ ¿
0,38 Ns/ m 0,38 Ns/m
¿ 4999,78 ¿ 4736,76

d. Tabel IV Pengujian kapasitas pompa pada rangkaian paralel

No Debit Debit Ps 1 Ps 2 PD 1 PD 2 PD 3 PD 4
aliran aliran ( kg/m3 ) ( kg/m3 ) ( kg/m3 ) ( kg/m 3 ) ( kg/m 3 ) ( kg/m
3
bawah atas )
Q (m3/s ) Q (m3/s )
1 0,033 0,074 0,00 0,00 >1 >1 0,65 0,5
2 0,033 0,015 0,00 0,00 >1 >1 0,65 0,5
3 0,042 0,015 0,00 0,00 >1 >1 0,65 0,5
4 0,023 0,015 0,00 0,00 >1 >1 0,65 0,5
5 0,033 0,016 0,00 0,00 >1 >1 0,65 0,5

Perhitungan.
Diketahui :
Q1 = 0,033 m3/s
Q2 = 0,033 m3/s
Q3 = 0,042 m3/s
Q4 = 0,023 m3/s
Q5 = 0,033 m3/s
Ø = 0,0127 m
r = 0,00635 m
𝞺 = 1000 kg/m3
µ = 0,38 N s/m3

23
Ditanyakan :
a. Luas penampang
b. Kecepata aliran
c. Bilangan Reynold
Dijawab :
a. Luas penampang
A=π r 2
A=3,14 x (0,00635)2
A=0,000127 m 2

b. Kecepatan aliran
1. Kecepatan aliran pada pengukur debit aliran bawah

Q1 ¿ 259,84 m/s
v1 =
A Q2
v 2=
A
m3 m3
0,033 0,033
s s
¿ ¿
0,000127 m2 0,000127 m2
¿ 259,84 m/s

Q3
v3 =
A
m3
0,042
s
¿
0,000127 m2
¿ 330,71 m/s

24
Q4
v 4=
A
m3
0,023
s
¿
0,000127 m2
¿ 181,10 m/s

Q5
v5 =
A
m3
0,033
s
¿
0,000127 m2
¿ 259,84 m/s

2. Kecepatan aliran pada pengukur debit aliran atas

Q1 Q2
v1 = v 2=
A A
m3 m3
0,074 0,015
s s
¿ ¿
0,000127 m2 0,000127 m2
¿ 58,26 m/s ¿ 11,81 m/s

Q3
v3 =
A Q4
3 v 4=
m A
0,015
s m3
¿ 0,015
0,000127 m2 s
¿
¿ 11,81 m/s 0,000127 m2

25
¿ 11,81 m/s
Q5
v5 =
A
m3
0,016
s
¿
0,000127 m2
¿ 12,59 m/s

c. Bilangan Reynold
1. Bilangan Reynold pada pangukur debit aliran air bawah
ρ x v1 a x ∅
ℜ1 = ρ x v3 x ∅
µ ℜ3 =
kg m µ
1000 3 x 259,84 x 0,0127 m
m s kg m
¿ 1000 3 x 330,71 x 0,0127 m
0,38 Ns /m m s
¿
¿ 8684,12 0,38 Ns/m
¿ 11052,67

ρ x v4 x ∅
ρ x v1b x ∅ ℜ4=
ℜ2 = µ
µ kg m
kg m 1000 3 x 181,10 x 0,0127 m
1000 3 x 259,48 x 0,0127 m m s
m s ¿
¿ 0,38 Ns/ m
0,38 Ns /m ¿ 6052,55
¿ 8684,12

ρ x v5 x ∅
ℜ5 =
µ
kg m
1000 3 x 259,84 x 0,0127 m
m s
¿
0,38 Ns /m
¿ 8684,12

2. Bilangan Reynold pada pengukur debit aliran air atas

26
ρ x v1 a x ∅
ℜ1 = ρ x v3 x ∅
µ ℜ3 =
kg m µ
1000 3 x 58,26 x 0,0127 m
m s kg m
¿ 1000 3 x 11,81 x 0,0127 m
0,38 Ns /m m s
¿
¿ 1947,11 0,38 Ns/ m
¿ 394,70

ρ x v4 x ∅
ρ x v1b x ∅ ℜ4=
ℜ2 = µ
µ kg m
kg m 1000 3 x 11,81 x 0,0127 m
1000 3 x 11,81 x 0,0127 m m s
m s ¿
¿ 0,38 Ns/ m
0,38 Ns/ m ¿ 394,70
¿ 394,70

ρ x v5 x ∅
ℜ5 =
µ
kg m
1000 3 x 12,59 x 0,0127 m
m s
¿
0,38 Ns/ m
¿ 420,77

3.2 Pembahasan

Berdasarkan praktikum yang telah kami laksanakan, maka dapat


disajikan pembahasan sebagai berikut ;

 Aliran yang terjadi pada pompa pararel dan seri yaitu aliran laminar dengan
nilai Re kurang dari 2300.
 Pada pompa 1dihidupkan PS1 menunjukkan angka nol hal ini karena pada
saat pompa 1 dihidupkan, air tidak dihisap oleh PS1.
 Rangkaian seri memiliki nilai kecepatan paling tinggi dibandingkan dengan
pengujian kapasitas aliran pmpa pada tiap-tiap pompa secara pararel.
 Terjadinya gesekan pada dinding pipa akibat pemasangan pada pipa yang
menyebabkan aliran air mengalami benturan. Pada saat mengalir karena

27
lintasan yang dilalui tidak lurus ada elbow yang menyebabkan terjadi
penurunan tekanan karena aliran air yang lewat harus mengalami benturan
terlebih dahulu.

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah kami laksanakan, maka kami dapat


mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Debit yang dihasilkan dari praktikum adalah,

a. Pompa 1

Q1 = 0,014 m3/s
Q2 = 0,012 m3/s
Q3 = 0,013 m3/s
Q4 = 0,014 m3/s
Q5 = 0,011 m3/s

b. Pompa 2
Q1 = 0,011 m3/s
Q2 = 0,010 m3/s
Q3 = 0,011 m3/s
Q4 = 0,010 m3/s
Q5 = 0,011 m3/s

c. Pompa 3
Q1 = 0,018 m3/s

28
Q2 = 0,018 m3/s
Q3 = 0,019 m3/s
Q4 = 0,019 m3/s

Q5 = 0,018 m3/s
d. Pompa 4
Q1 = 0,033 m3/s
Q2 = 0,033 m3/s
Q3 = 0,042 m3/s
Q4 = 0,023 m3/s
Q5 = 0,033 m3/s

2 Kecepatan fluida pada pompa diperolah sebagai berikut,


a. Pompa 1
V1 = 110,24 m/s
V2 = 94,48 m/s
V3 = 102,36 m/s
V4 = 110,24 m/s
V5 = 86,51 m/s

b. Pompa 2
VI = 86,61 m/s
V2 = 78,74 m/s
V3 = 86,61 m/s
V4 = 78,74 m/s
V5 = 86,61 m/s

c. Pompa 3
V1 = 141,73 m/s
V2 = 141,73 m/s
V3 = 149,60 m/s
V4 = 149,60 m/s
V5 = 141,73 m/s

d. Pompa 4

29
Aliran bawah Aliran atas
V1 = 259,84 m/s V1 = 58,26 m/s
V2 = 259,84 m/s V2 = 11,81 m/s
V3 = 330,71 m/s V3 = 11,81 m/s
V4 = 181,10 m/s V4 = 11,81 m/s
V5 = 259,84 m/s V5 = 12,59 m/s

3. Berdasarkan perhitungan diperoleh bilangan Reynolds berikut,

a. Pompa 1
Re1 = 3684,34
Re2 = 3157,62
Re3 = 3420,98
Re4 = 3684,34
Re5 = 2894,59

b. Pompa 2
Re1 = 2894,59
Re2 = 2631,57
Re3 = 2894,59
Re4 = 2631,57
Re5 = 2894,59

c. Pompa 3
Re1 = 4736,76
Re2 = 4736,76
Re3 = 4999,78
Re4 = 4999,78
Re5 = 4736,76

d. Pompa 4

Pompa aliran bawah Pompa aliran atas


Re1 = 8684,12 Re1 = 1947,11
Re2 = 8684,12 Re2 = 394,70
Re3 =11052,67 Re3 = 394,70
Re4 = 6052,55 Re4 =394,70
Re5 = 8684,12 Re5 = 420,77

30
4.2 Saran

Berdasarkan praktikum yang telah kami laksanakan, maka kami dapat


memberikan saran sebagai berikut :

1. Peralatan yang digunakan dalam praktikum seharusnya lengkap, sehingga


akan diperoleh hasil yang maksimal.
2. Dalam melaksanakan praktikum hendaknya dilakukan dengan teliti dan
serius, sehingga kesalahan data praktikum dapat dihindari.
3. Dalam praktikum di usahakan tidak menggunakan bak air yang berwarna
hitam. Hal ini di karenakan dapat mengganggu penglihatan dalam
pengukuran.

31

You might also like