Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
URAIAN MATERI
Kebutuhan umat manusia akan Energi terus bertambah dari tahun ketahun,
bahkan cenderung sulit dapat diprediksi seperti kebutuhan akan energi listrik.
Pertumbuhan akan energi listrik itu terus bertambah tapi tidak diikuti oleh pertumbungan
pembangunan pembangkit listrik, sehingga krisis akan energi ini melanda tidak hanya
Indonesia bahkan Negara-negara maju mengalami krisis energi listrik tersebut.
Di abad modern ini, listrik sangatlah penting dalam kehidupan sehari-hari.
Begitu pentingnya hampir tidak ada teknologi tanpa menggunakan listrik, dengan kata
lain listrik sudah menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari. Di Pusat
Pembangkit Listrik, energi primer (seperti minyak, batubara, gas, panas bumi dan lain-
lain) di ubah menjadi energi listrik, alat pengubah energi tersebut adalah generator /
alternator, generator mengubah energi mekanis (gerak) menjadi energi listrik. Adanya
perpindahan energi dalam suatu rangkaian akan membangkitkan medan listrik (elektro
magnetik) sehingga timbullah apa yang disebut dengan arus listrik
Pada tahun 1821 pencipta Michael Faraday membalik percobaan Oersted dan
menemukan induksi listrik. Dia mampu memperoleh aliran arus listrik lemah dalam
kawat yang mengellingi sebuah magnet permanent. Dengan kata lain, medan magnet
menyebabkan arus listrik mengalir dalam kawat yang ada di dekatnya. Kemudian
Teknologi Listrik terus berkembang sesuai dengan kebutuhannya terlebih dengan
ditemukannya Steam Engine (mesin uap) oleh James Watt perkembangan pembangkit
tenaga listrik kapasitas besar dimulai. Energi listrik bisa dihasilkan karena adanya
sumber energi listrik, dimana Energi listrik DC bisa didapatkan dari Battery dan AC dari
Generator.
Battery adalah alat untuk menyimpan energi listrik yang sewaktu-waktu bisa
digunakan.
Sedangkan Generator/ Altenator adalah alat untuk menghasilkan listrik yang
membutuhka alat atau energi lain untuk membantu memutarnya. Alat bantu untuk
memutar generator listrik biasa disebut dengan nama PENGGERAK MULA ATAU
PRIME MOVER.
Prime Mover ini berfungsi untuk menggerakkan generator listrik yang kemudian
kan menghasilkan energi listrik sesuai dengan kapasitas dari generator tersebut.
Dalam perkembangannya ada beberapa jenis dari Prime Mover yaitu yang
mengunakan Turbin, Kincir dan Motor Bakar.
A. TURBIN
Adalah sebuah baling-baling yang terdiri dari sirip-sirip memfokus. Turbin dapat
mengontrol aliran fluid. "Casing" dan baling-baling mungkin memiliki geometri
variabel yang dapat membuat operasi efisien untuk beberapa kondisi aliran fluid.
Gambar 1. Turbin
Prime Mover yang digunakan untuk memutar generator yang mengunakan turbin
adalah ;
1. Steam Engine (Mesin Uap)
Pertama kali dikembangkan oleh James Watt dengan menyempurnakan
mesin uap yang sudah ada yang kemudian banyak digunakan untuk menggerakan
mesin, kendaraan, kereta api, kapal dll. Mesin uap juga digunakan sebagai
pembangkit listrik yang biasa disebut PLTU atau Pembangkit Listrik Tenaga Uap.
Prinsip kerja dari PLTU adalah dengan memanfaatkan tekanan uap air. PLTU
menggunakan cara pembakaran luar dimana bahan bakar berupa batu-bara, minyak
bumi atau gas dibakar untuk memanaskan ketel uap yang berisi air. Kemudian uap
air yang bertekanan tinggi dialirkan untuk memutar turbin yang kemudian turbin
tersebut menggerakkan atau memutar generator untuk menghasilkan tenaga listrik.
2. Tenaga Nuklir
Prinsip kerja Tenaga Nuklir sebagai Prime Mover hampir sama dengan Tenaga
Uap yaitu panas yang dihasilkan bahan bakar digunakan untuk menghasilkan uap
dari air yang dipanaskan Perbedaannya Tenaga Uap dengan Tenaga Nuklir adalah
apabila tenaga uap atau PLTU menggunakan Ketel Uap sedangkan Tenaga Nuklir
menggunakan Reaktor. Tenaga Nuklir juga digunakan sebagai tenaga penggerak
pada pembangkit listrik yang disebut Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).
Dalam reaktor nuklir PLTN, reaksi fisi berantai dipertahankan kontinuitasnya dalam
bahan bakar sehingga bahan bakar menjadi panas, panas ini kemudian ditransfer ke
pendingin reaktor yang kemudian secara langsung atau tak langsung digunakan
untuk membangkitkan uap. Pembangkitan uap langsung dilakukan dengan membuat
pendingin reaktor (biasanya airbiasa, H2O) mendidih dan menghasilkan uap, yang
kemudian uap yang bertekanan tinggi disalurkan untuk menggerakan turbin.
3. Tenaga Air
Salah satu pembangkit yang murah dan populer di dunia adalah pembangkit
bertenaga air. Pembangkit listrik yang memanfaatkan aliran air sebagai sebagai
sumber tenaga disebut Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dimana cara kerjanya
adalah dengan memanfaatkan aliran air yang diakibatkan perbedaan ketinggian dari
smber airnya. Di wilayah yang bergunung-gunung dengan banyak sumber air, di
Indonesia berarti wilayah seperti Jawa, Sumatera, atau Sulawesi, pembangkit listrik
sangat ideal. Pembangkit listrik ini biasanya disatukan dengan proyek waduk yang
digunakan untuk pertanian dan penanggulangan banjir. Jangan bayangkan
pembangkit listrik ini menggunakan kincir model kuno, yang bentuknya seperti roda
dengan air melaju di atasnya. Sebagian besar pembangkit listrik menggunakan
turbin. Air disalurkan ke bawah. Di sana sudah siap turbin jumlahnya bisa puluhan di
satu waduk yang menggerakkan generator yang kemudian menghasilkan listrik.
4. Tenaga Angin
Angin adalah salah satu bentuk energi yang tersedia di alam, Pembangkit
Listrik Tenaga Angin mengkonversikan energi angin menjadi energi listrik dengan
menggunakan turbin angin atau kincir angin. Cara kerjanya cukup sederhana, energi
angin yang memutar turbin angin, diteruskan untuk memutar rotor pada generator
dibagian belakang turbin angin, sehingga akan menghasilkan energi listrik. Energi
Listrik ini biasanya akan disimpan kedalam baterai sebelum dapat dimanfaatkan.
Di Indonesia Pembangkit Listrik yang memanfaatkan angin sebagai
pemnggerak utama perkembangannya masih lambat walaupun dibeberap daerah
sudah meulai dibangun tapi masih bersifat percobaan atau penelitian padahal Negara
kita termasuk negara yang kaya akan sumber energi angin. Secara sederhana sketsa
kincir angin adalah sebagai berikut :
B. ENGINE
Engine (Mesin) adalah gabungan dari alat-alat yang bergerak (dinamis) dan alat-alat
yang tidak bergerak (Statis) yang bila bekerja dapat menimbulkan tenaga energi.
1. Klasifikasi Motor Penggerak
Salah satu jenis penggerak mula adalah motor kalor dan juga biasa disebut Motor
Bakar. Adalah engine yang menggunakan energi panas untuk melakukan proses
pembakaran bahan bakar.
2. Pembagian Motor penggerak Ditinjau dari Proses Pembakaran Energi
a. External Combustion Engine (Mesin Pembakaran Dalam)
Ialah suatu pesawat yang energinya untuk kerja mekanik yang diperoleh
dengan proses pembakaran bahan bakar terjadi diluar engine, biasanya
digunakan untk mesin uap (steam engine).
b. Internal Combustion Engine (Mesin Pembakaran Dalam)
Ialah suatu pesawat yang energinya untuk kerja mekanik yang diperoleh
dengan proses pembakaran bahan bakar di dalam engine itu sendiri.
Sehingga gas pembakaran yang terjadi sekaligus berfungsi sebagai media
kerja.
Adapun engine pembakaran dalam ini banyak dipergunakan pada : Petrol
Engine (Motor Bensin), Diesel Engine, Engine Turbin Gas.
3. Konstruksi Internal Combustion Engine terdiri atas :
a. Konstruksi Motor Statis
Motor yang diam ditempat yang banyak dipergunakan di pabrik-pabrik
sebagai pembangkit tenaga listrik.
b. Konstruksi Motor Dinamis
Motor yang dapat bergerak berpindah tempat.
Contoh : Automobil, Sepeda Motor, Pesawat Terbang, Kapal laut.
Pada External Combustion sudah dibahas dalam uraian di atas yaitu pada PLTU,
selanjutnya yang akan kita pelajari adalah jenis Engine dengan Internal Combustion
yaitu Diesel Engine dan Petrol Engine.
Baik Diesel Engine maupun Petrol Engine juga dibagi dua jenis yaitu Engine 4 Tak
dan Engine 2 Tak atau langkah.
PISTON ENGINE
dengan udara berupa kabut terhisap masuk ke dalam Cylinder melalui intake
valve yang terbuka. Exhaust Valve tertutup.
c. Power Stroke
Sebelum piston mencapai TDC pada langkah kompresi tadi, terjadi
pengapian (Ignition) dimana spark plug menyala mengeluarkan percikan api
yang membakar campuran bahan bakar dan udara sehingga terjadi ledakan
dimana panas yang tinggi memberikan tekanan pada piston untuk bergerak
turun dari TDC ke BDC, pada langkah ini kedua valave dalam kondisi
tertutup.
B. DIESEL ENGINE
Pada Diesel Engine baik cara kerja maupun konstruksi ada beberapa perbedaan
dibanding Petrol Engine, Misalnya pada Diesel Engine prinsip kerjanya adalah bahan
bakar solar disemprotkan menggunakan alat yang bernama injector ke dalam cylinder
udara yang berisi udara bertemperatur dan bertekanan tinggi, sehingga bahan bakar
terbakar dengan sedirinya atau dengan kata lain terjadi proses penyalaan sendiri
(Compression Ignition Engine). Gas-gas ini akan mengembang yang menekan dan
mendorong piston uantuk bergerak ke bawah.
Gerak dari piston yang lurus itu diteruskan melalui Conecting rod ke Crank Shaft
yang merubah menjadi gerak berputar.
1. Engine 2 Takt
Pada engine jenis ini dipergunakan Blower yang berfungsi sebagai kompresor
udara, berguna untuk menghisap udara dan memampatkan udara sebelum masuk
ke dalam cylinder.
a. Langkah Pertama
Pada akhir dari gerakam kompresi, kedudukan piston mendekati TDC, pada
saat bersamaan injector menyemprotkan bahan bakar berbentuk kabut
kedalam udara yang sedang dikompresi oleh piston yang memiliki suhu
ruang cukup tinggi samapai 500 – 7000C.
Bagian partikel yang halus dari bahan bakar yang disemprotan akan
mengambil panas, selanjutnya bahan bakar menguap dan membentuk gas dan
mengakibatkan bahan bakar menyala dan terbakar habis. Terbakarnya bahan
bakar menimbulkan panas yang tinggi dan panas yang tinggi mempunyai
tekanan sangat tinggi sampai 50 Kg/cm2.
Tekanan panas akan menekan piston bergerak turun ke bawah sehingga
piston menggerakkan connecting rod dan memutar crak shaft.
b. Langkah Kedua
Setelah piston melampaui BDC dan mulai piston bergerak dari BDC ke TDC,
pemasukan udara segar dari blower ke dalam cylinder berlangsung terus,
melalui exhaust valve. Sampai piston bagian atas menutup Intake dan
Exhaust valve
2. Engine 4 Takt
Prinsip kerjanya hampir sama dengan jenis petrol engine hanya sistem
pembakaran yang menggunakan tekanan.
a. Suction Stroke (Langkah Hisap)
Pada saat piston bergerak dari TDC ke BDC, terjadi perbedaan tekanan
antara di dalam cylinder dengan diluar mengakibatkan udara terhisap masuk
ke dalam Cylinder melalui intake valve yang terbuka. Exhaust Valve
tertutup.
b. Compression Stroke (Langkah Kompresi)
Piston kembali bergerak naik dari BDC ke TDC menekan udara sehingga
kompres dimana kekompresian udara mencapaitekanan tinggi antara 35 – 40
Kg/Cm2. Pada saat Compression Stroke baik intake valve maupun exhaust
valve dalam kondisi tertutup.
c. Power Stroke
Sebelum piston mencapai TDC pada langkah kompresi tadi, panas udara
yang dikompres/dipadatkan tadi mencapai suhu 500 – 7000 C, kemudian pada
saat bersamaan Injector (injection Nozzle) menyemprotkan bahan bakar solar
yang berbentuk kabut dimana sifatnya mudah terbakar.
Maka karena panas yang tersefia di dalam cylinder cukup tinggi segera
mengadakan pembajkaran terhadapa bahan bakar yang dikabutkan oleh
injector.
Setelah terjadi pembakaran bahan bakar tersebut, maka tekanan gas di dalam
cylinder naik dengan cepat sampai mencapai tekanan 50 Kg/Cm2 dan
mendorong piston dar TDC ke BDC menghasilkan langkah kerja dari engine
tersebut, pada langkah ini kedua valave dalam kondisi tertutup.
d. Exhaust Stroke
Pada langkah keempat piston kembali bergerak naik dari BDC ke TDC
mendorong sisa pembakaran keluar melalui exhaust valve yang terbuka,
sedangkan intake valve tertutup. Demikian langkah keempat atau langkah
pembuangan dan seterusnya diulang selama engine bekerja.
A. PETROL ENGINE
Engine dibagi dalam tiga bagian utama yaitu Cylinder Head, Cylinder Block dan
Crank Case. Ketiga bagian utama ini masing-masing mempunyai komponen dengan
fungsinya masing-masing dalam mendukung kinerja engine tersebut.
1. Cylinder Head
Cylinder Head adalah bagian kepala dari dari Cylinder yang terdiri dari :
a. Combustion Camber
Adalah bagian dari Cylinder Head berupa raungan yang berfungsi sebagai
tempat pembakaran.
b. Valve
Valve terdiri dari dua jenis yaitu Intake Valve dan Exhaust Valve.
1). Intake valve berfungsi sebagai tempat masuknya campuran bahan bakar
dan udara. Intake valve akan terbuka pada saat langkah intake atau
hisap sehingga bahan bakar bisa masuk ke dalam combustion camber.
2). Exhaust Valve berfungsi sebagai saluran pembuangan sisa pembakaran
yang akan terbuka ketika proses exhaust terjadi. Kontruksi Exhaust
valve tebuat dari bahan yang lebih kuat dan tahan panas dari pada
intake valve sebab dilalui oleh hasil pembakaran yang sangat panas.
c. Cam Shaft
Cam Shaft adalah as yang berfungsi menggerakkan intake dan exhaust
valve secara bergantian sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan.
d. Rocker Arm
Rocker Arm berfungsi untuk menekan valve terbuka dan tertutup.
f. Push Rod
Adalah sebuah batangan logam yang berfungsi mendorong rocker arm
dalam bergerak menekan valve.
g. Timing Chain
Berupa rantai yang dihubungkan dengan Crangk Shaft berfungsi untuk
memutar Cam Shaft.
h. Spark Plug
Komponen pada engine yang berfungsi sebagai alat pemicu percikan api
pada proses pembakaran. Spark Plug ini juga banyak dikenal dengan nama
busi.
2. Cylinder Block
Cylnder Block adalah bentuk dasar dari kerja suatu engine, dan biasanya
terbuat dari Cast Iron atau baja tuang karbon rendah (Low Carbon Cast Steel).
Tetapi ada juga yang terbuat dari paduan Aluminium dengan maksud mengurangi
berat serta menambh panas radiasi. Beberapa Clinder disusun pada Cylinder
Blolck, dan bagian dan bagian atasnya ditutup oleh Head Cylinder. Bagian bawah
Cylinder Block membentuk ruang engkol untuk pemasangan Crank Case. Pada
sisinya dibuatkan bagian-bagian untuk tempat pemasangan kelengkapan, seperti
Injector Pump, motor stater, Alernator, Fuel Filter dan Oil Filter.
a. Cylinder
Cylinder adalah ruangan tempat Piston bekerja dan bergerak turun anik
memadatkan udara serta memilndahkan tenaga panas menjadi tenaga
terbuat dari baja tuang (cast steel), baja tempa (forged steel), aluminium
tuang campuran (Allow Cast Aluminium) yang lebih baik dalam menyerap
panas dan ringan dibanding besi tuang.
d. Ring Piston
Ring Piston berfungsi untuk sebagai seal perapat agar gas tidak keluar
selama proses compression den kerja dalam combustion camber, untk
mengikis minyak pelumas dari dinding cylinder, mencegah minyak
pelumas masuk ke combustion camber dan memindahkan sebagian panas
piston ke dinding-dinding cylinder.
Ring dipasang pada alur piston dan biasanya teridiri dari 2 atau tiga ring
dengan fungsi masing-masing.
1). Compression ring
Sebagai penyekat antara piston dan dinding cylilnder, mencegah gas
pembakaran bertekanan tinggi masuk ke crank case, dan memberikan
tekanan pada saat compression. Terbuat dari besi tuangkelabu dan
disisipi bronze.
2). Oil control ring
Berfungsi untuk mengikis kelebihan minyak pelumas dari dinding
cylinder, dan untuk mencegah minyak pelumas memasuki combustion
camber. Celah-celah yang terdapat dalam piston untuk dilalui oli yang
kembali ke crang case.
4. Platina
5. Condensor
6. Distribution system (mengatur giliran pengapian pada spsrkplug)
B. Diesel Engine
Pada prinsipnya diesel engine dan petrol engine hampir sama konstruksinya, hanya
ada beberapa bagian dan komponen dari engine diesel yang berbeda termasuk prinsip
kerjanya, misalnya system pembakaran yang tidak menggunakan spark plug tapi
menggunakan system tekanan oleh piston yang menghasilkan panas yang tinggi
sehingga campuran fuel dan udara meledak. Hal ini menyebabkan pada diesel engine
tidak mempunyai spark plug. Pada diesel engine juga ada jenis 2 Tak dan 4 Tak.
Perbedaan pada system pembakaran diesel engine dengan petrol engine yaitu pada
diesel engine terdapat beberapa komponen tambahan antara lain :
1. Injector (pengabut)
Injector berfungsi untuk mengalirkan bahan bakar kedalam combustion camber
dengan cara pengabutan, jadi tidak menggunakan karburator seperti pada petrol
engine.
2. Fuel Injection pump (Pompa bahan bakar)
Injection pump ini adalah alat yang berfungsi memompa bahan bakar dengan
tekanan yang kuat kedalam injector.
3. Governor pump (pengatur pompa bahan bakar)
Governor adalah alat pengatur kecepatan putaran engine dengan cara mengatur
jumlah bahan bakar yang disalurkan. Ada beberapa jenis governor seperti
Pneumatic governor( bekerja berdasarkan tekanan) , Centrifugal governor (bekerja
berdasarkan putaran atau gerakan centrifugal),
Governoor dihubungkan dengan putaran engine, terdapat bagian yang disebut
butterfly (kupu-kupu) yang bekerja berdasarkan gaya centrifugal, akan
mengembang ketika governoor berputar sesuai dnegan kecepatan putaran engine,
ketika bagian butterfly mengembang akan menarik atau menggerakan bagian yang
disebut rotating shaft dimana rotating shaft ini dihubungkan dengan saluran bahan
bakar. Apabila kecepatan engine terlalu cepat butterfly akan mengembang lebih
besar sehingga menggerakkan rotating shaft yang akan menutup saluran bahan
bakar, kemudian aliran bahan bakar ke engine berkurang mengakibatkan hasil
pembakaran berkurang dan putaran akan melemah demikian sebaliknya sehingga
putaran engine akan terjaga stabil.
Fly Whell adalah komponen yang dihubungkan langsung dengan Crank Shaft
dibagian luar dari Crank Case, berfungsi untuk meneruskan putran dari crank shaft
supaya piston tidak berhenti pada TDC atau BDC, juga untuk tempat melekatnya
gigi starter dengan gigi roda penerus, tempat kedudukan kopling penghubung, dan
untuk menghidupkan mesin pertama kali dengan menggunakan starter motor.
Ukuran dari fly whell tergantung dari besar kecilnya ukuran mesin, dapat
mengimbangi tekanan piston di waktu langkah kerja (power stroke) mesin, serta
mengimbangi putaran crank shaft agar rata dan lancer pada waktu mesin hidup.
Bahan dari fly whell dari besi tuang yang telah diuji dan diteliti akan
keseimbangannya dengan panduan chrome nikel.
4. Solenoid
Pada Petrol Engine sistem pembakaran menggunakanpengapian pada spark plug
yang dihasilkan oleh energi listrik pada coil sehingga dalam mematikan engine
cukup dengan mematikan aliran listrik ke spark plug sehingga proses pengapian
terhenti dan akhirnya engine mati. Berbeda pad Diesel engine system
pembakarannya dengan menggunakan tekanan sehingga tidak memerlukan aliran
listirik. Untuk mematikan diesel engine caranya adalah dengan menghentikan
aliran bahan bakar ke engine.
Dalam menghentikan aliran bahan bakar bisa dengan cara manual berupa handle
ditekan yang akan menghentikan aliran bahan bakar sehingga engine akan mati.
Dengan cara lain yaitu dengan menggunakan Solenoid yang mana bila hendak
mematikan engine starter switch diputar ke posisi OFF, maka tegangan dari
battery sebesar 12 V akanmengalir ke Solenoid Coil, Elektro magnet pada solenoid
akan terbentuk dan menarik valve solenoid ke atas melawan tegangan pegas,
sehingga menutup saluran bahan bakar sehingga supply bahan bakar ke engine
akan terhenti yang mengakibatkan engine mati.
Solenoid ini juga banyak dihubungkan dengan System pengaman pada engine
seperti Over Load, Over Heat, Over Pressure, Over Speed dll.
Solenoid akan bekerja apabila sensor pada salah satu pengaman bekerja sehingga
kan mematikan engine.
C. Valve Location
Letak valve yang terpasang pada engine menurut konstruksinya terdiri atas :
1. I- Head Engine
Adalah engine dengan valve dikepala, susunan valve ini membuat combustion
camber lebih kompak serta valve lebih luas sehingga memperoleh kemampuan
kerja yang tinggi. Keuntungan ini menyebabkan sebagian besar mesin dewasa ini
menggunakan I-Head Engine.
Keuntungannya
a. Bentuk Combustion Camber sangat menguntukngkan, karena bahan bakar
sangat cepat dan tidak ada detonasi serta putaran mesin tenang.
b. Tekanan kompresinya nagat besar
c. Tenaga engine besar
d. Valve mudah dibongkar
Kerugiannya
a. Tenaga tidak melebihi dari engine yang berkatup disisi
b. Membutuhkan banyak alat
c. Bila valve pecah atau patah besar kemungkinan piston dan head cylinder
retak.
2. L-Head Engine
Dalam susunan ini, valve terletak pada block Cylinder. Keduia Valve bekerja
langsung didorong keatas oleh camshaft yang ditempatkan pada sisi crankshaft dan
digerakkan dengan perantara valve lifter.
Konstruksi Engine jenis ini sangat sederhana dan untuk memperbaikinya
perlengkapan komponennya tidak begitu banyak, oleh karena itu dari dulu hingga
sekarang engine dengan valve disisi masih banyak digunakan.
3. F-Head Engine (Engine dengan valve kombinasi)
Valve terpasang pada posisi berbeda, salah satu pada head cylinder dan yang satu
terpasang pada bloc cyilinder .
Keuntungannya :
a. Pemasukan udara ke da;am cylinder lebih sempurna
b. Tekanan kompresinya lebih baik
D. Bearing
Bearing adalah yang berfungsi untuk membatasi permukaan yang sama sama
bergerak ataupun antara permukaan yang bergerak dan ang tidak bergerak. Bearing yang
baik harus terbuat dari bahan yang cukup kuat, ini dimaksudkan untuk dapat menahan
tekanan, hentakan, tarikan baik dari permukaan yang bergerak ataupun dari permukaan
yang tidak bergerak. Dan harus seminimal mungkin gesekan yang ditimbulkan. Pada
setiap bearing tidak ada toleransi kerenggangan, tujuannya adalah agas didapat
keefisienan dari semua bagian yang bergerak dan tidak berisik akibat gesekan yang
ditimbulkan oleh tioap-tiap bagian, sehingga tidak terlalu banyak tenaga yang terbuang.
Pelumasan pada setiap bearing adalah sangat penting dimaksudkan untuk menghambat
keausan dari bearing tersebut.
Ada bebeapa jenis bearing sesuai dengan kegunaannya diantarannya adalah :
a. Radial Load bearing (bearing beban putar)
b. Thrust load bearing (Bering untuk beban tarik)
c. Kombinasi dari kedua jenis tersebut
Berdasarkan fungsinya pergerakan bearing adalah :
a. Bearing yang bergerak antara permukaan yang satu dnegan yang lainnya dnegan
cara sliding terhadap permuakaan yang tidak bergerak.
b. Bearing yang bergerak antar permukaan yang sama-sama bergerak.
Beraing dalam jenisnya terdiari dari :
a. Plain bearing type
b. Ball bearing type
c. Roller bearing type
Jenis plain bearing digunakan pada engine untuk bagian : Crankshaft, Camshaft,
Conecting Rood, dan bagian kelengkapan engine lainnya. Jenis ini diutamakan hanya
untuk menahan beban putaran. Plain bearing terbuat dari bahan non Ferrouze (tidak
mengandung besi) dan biasanya terbuat dari semacam perak, Bronze, aluminium dan
beberapa jenis varian lainnya seperti Cooper, Tin atau lead (timah hitam. Penggunaan
pada Master Rod atau Crankpin, Bearing yang digunakan adalah jenis Tin Shells of
Steel yang dilapisi perak (sebagai lapisan pertama) pada kedua permukaanya dilapisi
timah hitam (lead). Untuk m\penggunaaanya pada bearing-bearing kecil dan
semacamnya dipasangkan pada suport kelengkapan engine dan disebut Bushing. Pada
bushing dilengkapi dengan alur-alur yang berguna untuk menyalurkan pelumasan yang
dimaksudkan untuk mencegah tejadinya panas yang berlebihan dan gesekan pda saat
engine beroperasi.
Ball bearing dalam konstruksinya adalah dengan adanya dua celah pada sisi bagian
liar dan bagian dalam,pada celah tersebut dipasang beberapa buah ball di dalamnya,
pemasangan ball tesebut dielngkapi dngan pegangan yag dimaksudkan agar ball
berjalan sesuai dengan alurnya. Bearing jenis ini biasanya digunakan pada bagian Super
charger impeller shaft, roda mobil, landing gear pada pesawat terbang, dan beberapa
bagian engine.
Rooler bearing dibuat dengan banyak tipe dan bentuk, tetapi yang umum ada dua
jenis yaitu : Straight roller dan Tappered Roller bearing.
Straight roller bearing hanyadipergunakan pada beban putaran, sedangkan Tappered
roller bearing pada bagian dalam dan luarnya berbentuk kerucut, jenis in digunakan
untuk menahan bebanpuntiran dan beban tarik.
F. Carburator
1. Fungsi Carburator
Fungsi daro pada Carburator adalah mengatur campuran bahan bakar dan udara
(Fuel/air mixture) dengan perbandingan (ratio) yang proporsional sesuai dengan
kebutuhan pembakaran pada engine. Carburator hanya digunakn pada engine jenis
petrol atau yan gberbahan bakara Gasoline (bensin) atau pada engine piston
pesawat udara yang menggunakan bahan bakar Aviation Turbin (Avgas).
4. Fuel/Air Mixtrue
Perbandingan dan komposisi udara bahan bakar dikenal dengan istilah Mixture
Ratio. Contoh penulisan mixture ratio adalah 8 : 1, 12 : 1 dan seterusnya.
Mixture Ratio merupakan perbandingan berat antara udara dan bahan bakar.
Adapun satuan berat tersebut dinyakan dalam satuan metris (Kg, gr dsb) dan
satuan British (lbs atau pound) ata dalam satuan lainnya.
Sebagai contoh bila angka mixture 12 : 1 jika kita tetapkan dalam satuan British
maka, Angka 12 berarti berat udara dalam campuran tesebut adalah 12 lbs dan
angka 1 berarti berat bahan bakar dalam campuran tersebut adlah 1 lbs.
Dalam campuran bahan bakar dan udara ada beberapa istilah antara lain :
campuran kaya (Rich Nixture arau Rich Blow Out), campuran miskin atau (Poor
Mixture atau lean die out). Campuran kaya adalah campuran dimana komposisi
jumlah bahan bakar dibanding udara adalah lebih besar dari kondisi normalnya.
Untuk campuran udara dan gasoline angka : 1 merupakan campuran kaya, 16 : 1
adalah merupakan campuran miskin, sedangkan 12 : 1 merupakan campuran yang
dapat menghasilkan maximumpower dan dianggap campuran efisien.
Angka Mixture Ratio juga bisa dinyatakan dalam decimal misalnya 0.083, 0.067,
0.0725 dan seterusnya.
Untuk mengukur efisiensi bahan bakar maka digunakan istilah Specific Fuel
Concumtiom (SFC), dimana SFC = lbs fuel/hour/Horse Power.
Artinya berapa berat bahan bakar dlam (lbs) yang diohabiskan dalam 1 jam (hour)
untuk menghasilkan tenaga atau daya 1 HP.
Throttle Valve, adalah berfungsi untuk mengatur besar kecilnya bukaan throttle
buterfly Blade dan membatasi campuran aliran bahan bakar dan udara yang
akan masuk ke dalam engine.
Idling System, Yang dimaksud dengan idlind system adlah supply bahan
bakar melalui idlin jet pada kondisi engine idle.
B. Compresion Ratio
Perbandingan dari kompresi dari engine diukur dari berapa banyak udara dan
bahan bakar yang masuk kedalam cylinder selama gerak hisap dan dimampatkan pada
gerak kompresi, atau dengan kata lain perbandingan si cylinder ditambah isi ruang bakar
dengan volume sisa pada bagian ats cylinder bila piston berada pada TDC.
Isi Cylinder + Isi ruang bakar
Perbandingan Kompresi =
Isi ruang bakar
perbandingan kompreis dipertinggi, tekanan pembakaran akan bertambah dan dai engine
akan diperoleh tenaga (power) yang besar.
Bila perbandingan kompresi pada diesel engine terlalu tinggi, hal ini tidak baik
karena dapat menimbulkan ledakan sendiri dan berdetonasi didalam cylinder engine
tersebut
1. Work (kerja)
Ilmu fisika menjelaskan bahwa Usaha adalah : Kerja (work) adalah hasil gaya
(force) yang bergerak kali jarak (distance) yang ditempuh.
2. Horse Power
Dalam perhitungan mekanika dihitung dalam satuan HP (Horse Power) yang
diawali pada pertengahan abad ke 18 James Watt yang menemukan mesin uap
melakukan perhitungan tenaga pada mesing uap ciptaannya. James Watt mendasarkan
perhitungannya dengan menggunakan tenaga kuda dan yang dipakai adalah kuda
England dihitung dari mulai awal bekerja sampai akhir bekerja rata-rata menghasilkan
jarak 550 Ft lb/persetik atau setara dengan 33.00 Ft lb permenit dalam waktu yang
panjang.
Dari hasil tersebut maka didapat dalam perhitungan menggunakan standar Horse
Power sebagai standar pada perhitungan negara Inggris.
Untuk mengetahui berapa kekuatan Engine adalah dengan membagi tenaga yang
dihasilkan :
1 HP = 550 ftlb perdetik atau
= 550 x 60 ft lb permenit
= 33000 ft lb permenit
Sejak ditetapkannya perhitungan dari kekuatan dan jarak “ Tenaga adaklah usaha yang
dihasilkan denan ketetapan” .
Jika 33.000 lb mampu mengangkat beban sejauh 1 foot Vertikal dalam 1 menit maka
dalam perhitungan 1 tenaga kuda adalah setara dengan 33.000 Ft lb permenit. Atau
merupakan 1 Horse Power. Peforma usaha tidak hanya bergerak secara vertikal tetapi
kekuatan tenaga bekerja dan bergerak kesemua arah.
Contoh : Suatu benda berat 100 lb ditarik sepanjang lantai dengan gaya tarik 90 lb,
maka jumlah kerja yang dialkukan, bila jarak yang ditempuh 660 ft adalah :
W = F x D = 90 x 660 = 59.400 Ft lb
Dan bila kerja tersebut dilakukan dala 2 menit, maka tenaga yang terpakai
adalah :
59.400hp = 0.9 HP
2 x 33.000
2. Area Of Cycles
Suatu kepastian dalam satuan penghitungan Area Of Cycles adalah dengan
menggunakan π (phi) yang merupakan dasar dari nilai unatuk garis tengah (diameter)
dari sebuah cylinder, π tidak dapat dituliskan dengan suatu bilangan, karena π adalah
angka decimal yant tidak berujung, tetapi π dapat ditetapkan dengan suatu bilangan
decimal menggunakan empat angka dibelakang koma, yaitu 3,1416. Angka ini dianggap
cukup akurat untuk suatu perhitungan.
Area Of Ctcles adalah dihitung dalam satuan Sguare unit dimana jaraknya adalah suatu
garis yang menghubungkan antara sisi kiri dan kanan sama besar dalam sebuah
lingkaran. Phi dilambangkan dengan π . Dengan rumus sebagai berikut :
A = π R2
Dimana : A = Luas penampang lingkaran
π = Amngka tetap
R = Radius atau jari-jari lingkaran.
3. Compresion Ratio
Semua Egnine pembakaran dalam menggunakan cara dengan mengkompresikan
Fuel/Air mixture yang akan menghasilakn langkah usaha. Fuel/air mixture masuk ke
dalam cylinder. Perbandingan jumlah F/A yang masuk ke dalam cylinder adalah
dimanaposisi piston berada di BDC, jumlah inilah yang akan dijadikan sebagai
perhitungan Campresion Ratio.
Compresion Ratio adalah yang mengontrol Factor Horse Power secae\ra
maksimum dari sebuah engine. Tetapi terdapat batasan yaitu dari kadar bahan bakar,
kecepatan dari pada engine, dan tekanan manifold.
Contoh : Sebuah Engine mempunyai Volume tabung bakar sebesar 140 Cubic dimana
tiap cylindernya adalah 20 cubic inches pada saat piston berada di BDC,
berapa tenaga yang dihasilkan oeh piston tersebut ketika piston berada di
TDC.
Compresion ratio adalah 140 berbanding 20 jika dihitung secara praktis
adalah 140/20 atau 7 berbanding 1 disederhanakan menjadi 7 : 1,
Compresion Ratio mempunyai batasan batasan lain, selain tekanan pada
manifold, yang mempengaruhi efek dari compresi yaitu takanan udara atau
F/A yang masuk ke dalam cylinder melalui manifold dan hitungannya
menggunakan satuan mercury (Air Raksa) Hg. Tekanan pada manifold
kecepatannya dipengaruhi oleh besarnya bukaan trotle atau saluran bahan
bakar.
Untuk Engine yang menggunakan super cahrger internal disebut juga Blower, dan
untuk yang dilengkapi super charger eksternal pada exhaust port disebut denganturbo
charger. Kesemuanya adalah merupakan Centrifugal type air compresor. Operasinya
adalah dengan mengisi lebih banyak lagi udara yang masuk ke dalam cylinder, dimana
peralatan ini digunakan pada beberapa jebis engine. Tekanan di dalam manifold akan
menjadi sangat jauh lebih besar jika dibandingkan dengan tekanan udara disekitar
(atmosphere), tekanan ini menambah ju,lah udara yang masuk kedalam cylinder dan
secar otomatis akan menambah tekanan.
Compresion Ratio dan tekanan manifold akan masuk ke dalam cylinder untuk kemudian
semua valve tertutup, tekanan yang akan masuk ke dalam cylinder akan tertahan pada
saluran manifold intake.
Dimana :
P = Indicated mean effective Preasure in P.s.i
L = Length of the stroke in Ft
A = Area of Piston head or cross sectional area of the cylinder in Sq inch
N = Numbre of power stroke perminute : RPM/2
K = Number of cylinder
Dalam perhitungan area dari piston dikali indicated on the piston pound, kekuatan itu
tergantung dari panjanag langkah dalam foot, hasil dari pada langkah usaha
denganperhitungan menit dan hasil dari proses dalam satu cylinder.
Telah kitaketahui bahwa sat Horse Power adalah setara dengan 33.000 Ft-lb permenit
total dari peforma sebuah engine dibagi dengan 33.000 to fine the indicated horse power.
colar dilengkapi dengan pengatur gesekan yang dapat diatur/diset. Colar dilengkapi
dengan lengan yang pada ujungnya dipasang alat pengukur gesekan.
Kerugian akibat gesekan ini dapat diperkecil dengan menggunakanminyak pelumas yang
baik atau sistem pelumasan yang sempurna. Indicated Horse Power dikurangai dengan
kerugian karena gesekan-gesekan akan menghasilkan daya efektif. Besar kecilnya
kerugian karena gesekan akan menmpengaruhi rendemen mekanis.
Contoh :
Diketahui
Force on Scale = 200 Lbs
Length of Arm = 3,18 Ft
RPM = 3000
π (phi) = 3,1416
Jawab :
6.2832 x 200 x 3.18 x 3000
BHP =
33.000
= 363.2
Dalam jangka waktu yang lama gesekan antara Brake Colar terhadap Shaft akan menjadi
beban bagi engine. Dan tidak menutup kemungkinan engine akan berhenti, karena
disebabkan gesekan antara Colar belt terhadapa Shaft sehingga dapat dihutng BHPnya.
Tetapi jika beban tersebut dilepas dan engine akan kembali berputar normal. Jadi
penghitungan BHP hanya dapat diukur jika engine brputar tetapi jika engine berhenti
maka BHP tidak dapat diukur. Dimana pergesekan antara Colar dan Shaft yang dapat
dihitung pada skala beban dengan ketentuan 2π dan 33.000 adalah merupakan suatu
bilangan constan, yang berubah adalah RPM.
6. Friction Horse Power
Friction Horse Power dapat dinyatakan dengan HP dikurangi BHP, dimana HP
dihasilkan oleh ebngine dikurangi dengan gesekan gesekan yang terjadi pada bagian
engine yang bergerak. Pada piston engine modern tenaga yang hilang akibat dari
pergesekan adalah sebesar 10 sampai dengan 15% dari total Horse power.
kiri (L) dengan urutan cylinder ganjil dan block kanan ® dengan urutan cyinder genap
sebgai berukut :
Block Kiri (L) urutan cylinder :1–3–5–7
Block kanan (R) urutan cylindernya :2–4–6–8
Firing Order engine 8 cyinder model V block adalah :
1 – 8 – 4–3– 6– 5 – 7– 2
L1- R4 – R2 – L2- R3- L3 – L4 – R1
DIESEL PETROL
NO PEMBAGIAN PANAS
ENGINE ENGINE
1 Panas yang diubah menjadi kerjaguna 32 – 40% 20 – 28%
2 Panas yang terbawa oleh air pendingin 30 – 33% 31 – 34%
3 Panas yang terbawa hilang oleh gas-gas
bekas pembakaran 23 – 32% 33 – 40%
4 Panas yang terbawa karena gesekan dan 2 – 3% 1 – 32%
pancaran
Daya Indikator adalah daya gas pembakaran yang bekerja diatas piston. Teknan
gas yang diambil dari harga P maksimum dan minimum disebut tekanan rata-rata Pi
Kg/cm2.
Luas penampang Piston X Tekanan rata-rata
K (gaya) = π /4 D2 x Pi ………………….(Kg)
Volume = luas penampang piston x langkah
V = π /4 D2 x L…………………………..( cm3 atau cc)
D = Diameter cylinder……………………(cm)
L = Panjang langkah piston………………(cm)
Usaha kerja yang terjadi sejauh piston bergerak dari TDC ke BDC yang besarnya :
A = K x L (tenaga x jalan)
= π /4 D2 x Pi x L ………………………(Kg cm)
Tenaga = Usaha kerja /waktu
MINYAK PELUMAS
Pelumas dapat didefinisikan sebagai suatu zat yang berada atau disisipan diantara
dua permukaan yang bergerak secara relatif agar dapat mengurangi gesekan antar
permukaan tersebut. Tidak diketahui dengan pasti kapan Pelumas mulai digunakan,
namun bermacam bentuk bearing telah ditemukan di Timur Tengah beberapa ribu tahun
sebelum
masehi. Konsep pelumas sudah mulai sejak itu walaupun hanya menggunakan
air. Pelumas modern pada saat ini sudah sangat khusus dan kompleks.
Minyak dasar dari minyak bumi secara konvensional sudah tidak dapat
lagi memenuhi kebutuhan peralatan-peralatan modern, khususnya untuk pemakaian pada
temperature tinggi, serta penambahan bahan sintetis atau bahan dasar minyak bumi
yang sudah diproses sekarang ini sudah cukup banyak digunakan pada kendaraan
penumpang. Di waktu yang akan datang, kebanyakan minyak dasar harus digunakan
hampir secara keseluruhan dengan minyak dasar sintetis atau minyak dasar dari minyak
bumi dengan cara pemrosesan baru.
Fungsi-fungsi dasar pelumas tentu saja adalah mengurangi gesekan dan mencegah
wear. Dalam realitanya, pelumas harus juga dapat memenuhi faktor lainnya yang juga
vital dalam pengoperasian peralatan. Mercedes-Benz sebagai manufaktur otomobil dan
engine telah membuat list, lebih dari 40 sifat-sifat yang diperlukan agar dapat memenuhi
persyaratan sebagai engine oil. Minyak pelumas yang khusus seperti
minyak hidrolik dan minyak transmisi juga mempunyai persyaratan lainnya
yang harus dipertimbangkan, sedangkan produk padatan atau semi-padatan
seperti gemuk juga mempunyai persyaratan khusus dan diukur dengan cara
yang lain pula. Sifat-sifat pelumas yang diharapkan yaitu dapat
menimbulkan aspek positif (seperti mencegah wear dll.) sedangkan sifat yang tidak
diharapkan yaitu menimbulkan aspek negatif (seperti minyak menyebabkan bagian-
bagian engine terkorosi dll.). Sifat-sifat positif pelumas secara praktis untuk pelumasan
kendaraan adalah sebagai berikut: Mengurangi gesekan - Dengan mengurangi gesekan
berarti akan mengurangi juga energy dan juga mengurangi pemanasan lokal.
Mengurangi ear - Adalah suatu kebutuhan menjaga peralatan agar tetap bisa beroperasi
untuk periode yang lama dan bekerja secara efisien. Pendingin - Di dalam engine,
pelumas juga berfungsi sebagai zat penukar panas antara bagian-bagian yang terpanasi
akibat pembakaran (misal: piston) dan sistem pelepas panas (misal: jacket pendingin
dll.). Pada sistem yang lain, pelumas sebagai pelepas panas dari hasil gesekan atau kerja
mekanik lainnya.
Anti korosi - Baik dari hasil degradasi pelumas atau akibat kontaminasi hasil
pembakaran, pelumas bisa bersifat asam dan menjadikan korosi pada logam. Adanya
uap air dapat juga menyebabkan karat pada besi. Oleh sebab itu pelumas harus bisa
menanggulangi efek-efek tersebut. Pembersih - Pelumas juga sebaiknya bisa mencegah
terjadinya fouling serpihan-serpihan yang dihasilkan dari proses mekanis, dari hasil
degradasi pelumas itu sendiri maupun dari hasil proses pembakaran. Apa yang disebut
deposit adalah seperti karbon padat, varnish atau endapan. Ini dapat mengganggu
pengoperasian alat. Kasus ekstrem adalah ring piston tidak bisa bergerak, dan aliran
minyak tersumbat, hal ini bisa terjadi jika minyak pelumas tidak mampu mencegah hal
ini. Pencegahan deposit dan juga dispersi kontaminan termasuk dalam kategori ini.
Minyak pelumas seharusnya dapat juga menjadi seal antara piston dan silinder
(piston ke ring dan ring ke dinding silinder). Untuk mendapatkan fungsi-fungsi tersebut
di atas berdasarkan tinjauan ekonomi, pelumas haruslah mempunyai sifat-sifat tertentu
sesuai dengan alat dimana pelumas itu digunakan. Perlu ada kesesuaian antara
persyaratan-persyaratan yang saling bertentangan, beberapa batasan negatif terangkum
sebagai berikut dibawah ini, pelumas tidak boleh: Mempunyai viskositas yang terlalu
rendah. Hal ini akan memungkinkan kontak antara logam dengan logam menyebabkan
terjadinya wear serta dapat meningkatkan lepasnya/hilangnya pelumas. Mempunyai
viskositas yang terlalu tinggi. Hal ini akan meningkatkan tenaga dan, dalam kasus
engine, dapat menyulitkan pada saat start. Mempunyai indeks viskositas yang terlalu
rendah. Hal ini berarti bahwa lapisan film pelumas tidak terlalu tipis pada saat
temperatur tinggi (atau tidak terlalu tebal pada saat temperatur rendah). Terlalu mudah
menguap. Tingkat penguapan tinggi (high volatility) akan menyebabkan tingkat
konsumsi pelumas naik akibat teruapkannya kandungan ringan dari pelumas tersebut.
Berbusa saat digunakan. Jika berbusa, minyak akan kehilangan sifat pelumasannya,
dan/atau berkurangnya minyak itu sendiri dari engine. Menjadi tidak stabil karena
terhadap oksidasi ataupun reaksi kimia.
1. Oli Mineral
Oli mineral berbahan bakar oli dasar (base oil) yang diambil dari minyak bumi
yang telah diolah dan disempurnakan. Beberapa pakar mesin memberikan saran
agar jika telah biasa menggunakan oli mineral selama bertahun-tahun maka jangan
langsung menggantinya dengan oli sintetis dikarenakan oli sintetis umumnya
mengikis deposit (sisa) yang ditinggalkan oli mineral sehingga deposit tadi
terangkat dari tempatnya dan mengalir ke celah-celah mesin sehingga mengganggu
pemakaian mesin.
2. Oli Sintetis
Oli Sintetis biasanya terdiri atas Polyalphaolifins yang datang dari bagian terbersih
dari pemilahan dari oli mineral, yakni gas. Senyawa ini kemudian dicampur
dengan oli mineral. Inilah mengapa oli sintetis bisa dicampur dengan oli mineral
dan sebaliknya. Basis yang paling stabil adalah polyol-ester (bukan bahan baju
polyester), yang paling sedikit bereaksi bila dicampur dengan bahan lain. Oli
sintetis cenderung tidak mengandung bahan karbon reaktif, senyawa yang sangat
tidak bagus untuk oli karena cenderung bergabung dengan oksigen sehingga
menghasilkan acid (asam). Pada dasarnya, oli sintetis didesain untuk menghasilkan
kinerja yang lebih efektif dibandingkan dengan oli mineral.
DAFTAR PUSTAKA
1. E. Karyanto, Panduan Reparasi Mesin Diesel, Pedoman Ilmu Jaya Jakarta, 2000
2. Sutrisno, B.Sc. Motor Pesawat Terbang, Departmen Pendidikan dn Kebudayaan,
1982
3. Toyota, Materi Pelajaran Engine Group, PT. Toyota Astra Motor.
4. www.batan.go. id, Berbagai Tipe Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir
5. Handromi,Kelistrikan Engine, Universitas Negeri Semarang
6. Piston Engine Hand Book, SMK Penerbangan Dirgantara