Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
Komentar : 13 Komentar »
BAB I
PENDAHULUAN
Data dan informasi serta hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan bermanfaat terutama
bagi :
1. Penulis
a. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam bidang auditing khususnya pada risiko
pengendalian terhadap lingkup pengujian substantif atas saldo persediaan.
b. Untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian sarjana program studi S1 pada
Jurusan Akuntansi Universitas Widyatama.
2. Auditor, penulis berharap dapat memberikan informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan
kinerja auditor.
3. Masyarakat, khususnya di lingkungan perguruan tinggi Universitas Widyatama, hasil
penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menambah wawasan dan dapat dijadikan referensi
atau bahan penelitian lebih lanjut.
Pada semua sistem yang terdapat dalam perusahaan, manajemen perlu menetapkan sistem
pengendalian yang efektif agar operasional sistem tersebut berjalan dengan baik dan terawasi.
Karenanya perlu dibuat suatu sistem pengendalian internal atas masing-masing siklus tersebut
yang tepat. Secara umum aktivitas pengendalian terdiri atas:
1. Kebijakan-kebijakan
2. Prosedur-prosedur yang dirancang untuk memberikan manajemen keyakinan memadai bahwa
tujuan dan sasaran dapat dicapai.
Pengendalian internal merupakan suatu proses, yang dipengaruhi oleh dewan komisaris,
manajemen dan personel lainnya dalam suatu entitas yang dirancang untuk memberikan
keyakinan memadai mengenai pencapaian tujuan yang terdiri dari keandalan laporan keuangan,
kepatuhan terhadap hukum-hukum dan peraturan-peraturan, serta efektivitas dan efisiensi operasi
( Boynton & Kell , 1996:254 )
Agar tercapainya efektivitas Sistem Pengendalian Internal, klien perlu menerapkan pengendalian
internal yang baik dalam semua sistemnya termasuk sistem pengendalian internal persediaannya.
Sedangkan tujuan utama pengendalian internal menurut Hiro Tugiman (1997:44) adalah untuk
meyakinkan :
1. “Keandalan (reliabilitas dan integritas) informasi
2. Kesesuaian dengan berbagai kebijakan, rencana, prosedur dan ketentuan perundang-undangan
3. Perlindungan terhadap harta organisasi
4. Penggunaan sumber daya yang ekonomis dan efisien
5. Tercapainya berbagai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.”
Sistem pengendalian yang baik akan dapat menekan terjadinya kesalahan dan penyelewengan
dalam batas-batas biaya yang layak dan kalaupun kesalahan dan penyelewengan terjadi hal ini
dapat diketahui dan diatasi dengan cepat ( Theodorus M. Tuanakotta, 1982:96 )
Persediaan menurut kamus istilah akuntansi adalah barang dagangan atau persediaan yang
berada di tangan atau dalam perjalanan pada suatu waktu tertentu.
Adapun perkiraan-perkiraan yang dapat digolongkan sebagai persediaan adalah :
1. Bahan baku (Raw material )
2. Barang dalam proses (Work in process)
3. Barang jadi (Finish Good)
4. Perlengkapan (supplies), bahan pembantu dan suku cadang (spare part)
Sedangkan yang dimaksud dengan siklus persediaan dan pergudangan menurut Arens &
Loebbecke (1999;620) adalah:
“Paduan dari dua sistem yang terpisah tapi erat berhubungan. Yang pertama adalah arus barang
secara fisik dan yang kedua adalah biaya yang terkait. Selama persediaan bergerak dalam
perusahaan, harus ada pengendalian yang cukup baik atas pergerakan fisik maupun biaya-biaya
terkait”.
Pemeriksaan terhadap fungsi-fungsi yang membentuk siklus persediaan dan pergudangan akan
membantu auditor memahami pengendalian dan bahan bukti yang harus dikumpulkan untuk
menguji efektivitasnya.
Adapun hubungan antara pengujian pengendalian dan pengujian substantif adalah:
1. Auditor dapat melaksanakan pengujian substantif yang berbiaya besar jika pengendalian
internal lemah.
2. Auditor bisa melaksanakan pengujian substantif disertai dengan pengujian atas pengendalian
dalam proporsi yang rendah jika pengendalian internal efektif.
3. Auditor dapat melaksanakan pengujian substantif disertai pengujian pengendalian jika
pengendalian internal kuat.
Gambar 1.1.
Gambar no. 1.1 Kerangka Pemikiran
Sumber : Adopsi dari beberapa buku Auditing (Mulyadi, Arens & Loebbecke, Sukrisno Agoes,
Dan M. Guy dkk)
Penjelasan :
CR : Control Risk
Komentar : 1 Komentar »
BAB I
PENDAHULUAN
1. Bagi penulis
• Untuk menambah wawasan pemikiran dalam hal akuntansi khususnya pengaruh analisis
laporan keuangan terhadap penambahan Aktiva Tetap.
• Sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian sidang komprehensive S1 Akuntansi
2. Bagi perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat serta masukan yang berguna dalam
menerapkan kebijakan perusahaan di bidang keuangan khususnya dalam menganalisis laporan
keuangan.
Ar
ti penting analisa rasio laporan keuangan menurut Bambang Riyanto (1995:327) dalam bukunya
Dasar –dasar Pembelanjaan Perusahaan adalah :
“Untuk dapat memperoleh gambaran tentang perkembangan finansial suatu perusahaan perlulah
kita mengadakan interpretasi atau analisa terhadap data finansiil dari perusahaan yang
bersangkutan”
Pada umumnya dalam menganalisa laporan keuangan digunakan analisis rasio yang biasanya
terdiri dari rasio likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, dan aktivitas dari perusahaan yang
bersangkutan
1. Rasio- rasio Likuiditas
Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kemampuan
jangka pendeknya.Likuiditas dimaksudkan sebagai perbandingan antara jumlah uang tunai dan
aktiva lain yang dapat dipersamakan dengan uang tunai di satu pihak dengan jumlah hutang di
lain pihak (likuiditas badan usaha), juga dengan pengeluaran – pengeluaran untuk
menyelenggarakan perusahaan di lain pihak (likuiditas perusahaan)
2. Rasio- rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka
panjangnya atau kewajiban – kewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi.
3. Rasio – rasio Rentabilitas
Rentabilitas menggambarkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang
menghasilkan laba tersebut.
4. Rasio – rasio Aktivitas
Rasio aktivitas dimaksudkan untuk mengukur seberapa besar efektivitas perusahaan
mengerjakan sumber – sumber dananya.
Menurut Bernstein (1983) yang dikutip oleh Sofyan Syafri Harahap (2004:197) dalam bukunya
Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, tujuan analisa laporan keuangan adalah :
“Analisis dilakukan dengan melihat secara analitis laporan keuangan dengan tujuan untuk
memilih kemungkinan investasi atau merger”
Definisi investasi menurut Mulyadi (1997: 248) dalam bukunya Akuntansi Manajemen adalah
sebagai berikut:
“ Investasi didefinisikan sebagai pengkaitan sumber-sumber dalam jangka panjang untuk
menghasilkan laba di masa yang akan datang”
Perusahaan melakukan investasi dengan alasan yang berbeda-beda. Bagi beberapa perusahaan
aktivitas investasi merupakan unsur penting dari operasi perusahaan dan penilaian kinerja
perusahaan mungkin sebagian besar, atau seluruhnya bergantung pada hasil yang dilaporkan
mengenai aktivitas ini. Pada umumnya investasi memiliki hak finansial, sebagian berwujud
seperti investasi tanah, bangunan, emas, berlian atau komoditi lain yang dapat dipasarkan.
Jumlah dana yang diinvestasikan dalam aktiva tetap tidak sama jumlahnya selama periode
akuntansi atau selama umur aktiva tetap tersebut. Jumlah dana yang terikat dalam aktiva tetap
akan berangsur-angsur berkurang sesuai dengan metode depresiasi yang digunakan.
Dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap seperti halnya dana yang diinvestasikan dalam aktiva
lancar juga mengalami proses perputaran. Secara konsepsional sebenarnya tidak ada
perbedaannya antara investasi dalam aktiva tetap dengan investasi dalam aktiva lancar.
Perusahaan mengadakan investasi jangka pendek adalah dengan harapan bahwa perusahaan akan
dapat memperoleh kembali dana yang diinvestasikan dalam aktiva tersebut.Demikian pula
halnya apabila perusahaan mengadakan investasi dalam aktiva tetap, adalah juga dengan harapan
yang sama dengan investasi dalam aktiva lancar, yaitu bahwa perusahaan akan dapat
memperoleh kembali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap tersebut.
Pertimbangan lain yang menjadi dasar penulis dalam mengkaji aktiva tetap dibanding dengan
aktiva finansial adalah seperti yang dikemukakan oleh para ahli sebagai berikut: Lukman
Samsudin (1994: 408) dalam buku Manajemen Keuangan Perusahaan sebagai berikut:
“Aktiva tetap adalah merupakan investasi yang menyerap bagian terbesar dari modal yang
ditanamkan dalam perusahaan dan merupakan suatu keharusan dalam perusahaan karena tanpa
aktiva tersebut proses produksi tidak akan mungkin berjalan.”
Komentar : 7 Komentar »
BAB I
PENDAHULUAN
Yaitu penelitian dengan melakukan peninjauan secara langsung ke perusahaan agar memperoleh
data yang diperlukan, melalui wawancara dan observasi, dengan pihak-pihak yang berhubungan
dengan masalah yang diteliti.
2. Penelitian Kepustakaan (Library Research).
Yaitu penelitian dengan mempelajari literatur-literatur, dan buku referensi yang berhubungan
dengan topik pembahasan dalam laporan tugas akhir ini.
Komentar : 5 Komentar »
BAB I
PENDAHULUAN
b. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapakan dapat memberikan sumbangan atau informasi untuk kemajuan
koperasi.
c. Bagi Pihak Lain
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi yang bermanfaat dan masukan sesuai
dengan kebutuhan.
Adapun pengertian kredit menurut Undang-Undang Pokok Perbankan No.10 Tahun 1998:
“Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan
pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian
bunga”.
Jadi kredit adalah pemindahan dana kepada para peminjam untuk mendapatkan keuntungan atas
jasa yang diberikan kepada peminjam, didasarkan pada kepercayaan kedua belah pihak dan
berdasarkan persetujuan pinjam meminjam hutang atau pinjaman setelah jangka waktu tertentu
bahkan dengan jumlah bunga yang telah ditetapkan atau disepakati.
Karena dalam pemberian kredit mengandung risiko, pihak koperasi harus aktif dalam memilih
nasabah, yaitu dengan penilaian dari prinsip-prinsip dalam
pemberian kredit, yang menurut Kasmir (2003:91) terdiri dari:
1. Character / Watak
Character adalah sifat atau watak seseorang dalam hal ini calon debitur.
2. Capacity / Kemampuan
Capacity adalah kemampuan calon nasabah dalam membayar kredit yang dihubungkan dengan
kemampuannya mengelola bisnis serta kemampuannya mencari laba. Sehingga pada akhirnya
akan terlihat kemampuannya dalam mengembalikan kredit yang disalurkan.
3. Capital / Modal
Capital adalah sumber-sumber pembiayaan yang dimiliki nasabah terhadap usaha yang akan
dibiayai oleh bank.
4. Collateral / Jaminan
Collateral merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun
nonfisik.
5. Condition of Economic / Kondisi Ekonomi
Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi sekarang dan untuk masa yang
akan datang sesuai sektor masing-masing.
Efektivitas adalah ukuran keberhasilan suatu kegiatan atau program yang dikaitkan dengan
tujuan yang ditetapkan. Efektivitas sistem pemberian kredit berarti menciptakan suatu sistem
pemberian kredit yang sehat dan teratur sehingga memperkecil risiko yang dihadapi perusahaan
atas kredit yang disalurkannya.
Adapun studi empirik terdahulu yang mendukung terhadap penelitian yang akan dilakukan
penulis antara lain:
Mida Siti Hamidah (2003), melakukan penelitian dengan menggunakan metode studi kasus pada
Divisi Atelir PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. Berdasarkan penelitiannya diperoleh hasil
bahwa melalui penerapan pengendalian internal yang efektif berperan dalam menunjang
efektivitas pembayaran gaji.
Lydia Ariessanta Wibowo (2004), melakukan studi kasus pada PT. Asia Paramita Indah
Bandung. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa penerapan pengendalian internal yang
memadai atas persediaan barang dagangan akan dapat menunjang efektivitas pengelolaan
persediaan barang dagangan.
Mei Swan Marina (2004), melakukan studi kasus pada PT. Bentara Sinar Prima Bandung. Hasil
penelitian diperoleh bahwa pengendalian internal yang memadai berperan signifikan terhadap
efektivitas upah dan gaji.
Bondan Djatnika (2004), melakukan penelitian dengan metode studi kasus pada CV. Mitra
Usaha Abadi Bandung. Diperoleh hasil penelitian bahwa pengendalian internal penjualan kredit
berperan positif dalam menunjang peningkatan pendapatan perusahaan.
Hiro Tugiman (2000), melakukan penelitian terhadap 102 BUMN/D. Hasil penelitian
membuktikan secara kuantitatif pengaruh pengendalian internal dalam rangka pencapaian kinerja
organisasi. Pengaruh pengendalian internal terhadap kinerja perusahaan menunjukkan angka
yang paling besar bila dibandingkan dengan pengaruh manajer puncak, auditor internal, manajer
produksi, dan manajer keuangan.
Penelitian yang akan dilakukan penulis menggunakan variabel independen yang sama dengan
penelitian sebelumnya, yaitu penegendalian internal. Namun substansi dari penelitian yang akan
penulis lakukan sangat berbeda dengan penelitian terdahulu. Perbedaan tersebut antara lain,
dalam penelitian penulis:
1. Substansi penelitan menitik beratkan pada peranan pengendalian internal dalam menunjang
efektivitas sistem pemberian kredit usaha kecil dan menengah
2. Penelitian menggunakan metode studi kasus pada koperasi simpan pinjam
Berdasarkan uraian di atas, penulis mengemukakan hipotesis sebagai berikut:
“Pengendalian internal yang memadai akan berperan dalam menunjang efektivitas sistem
pemberian kredit usaha kecil dan menengah”.
Aspek yang diteliti dari peranan pengendalian internal adalah komponen pengendalian internal
dan tujuan pengendalian internal.
2. Variable Dependen (Y)
Variabel dependen adalah variabel terikat yang keberadaannya merupakan sesuatu yang
dipengaruhi oleh variabel independen. Efektivitas sistem pemberian kredit usaha kecil dan
menengah diidentifikasikan sebagai variabel dependen.
Sistem pemberian kredit yang efektif diukur melalui tingkat kesesuaian pelaksanaan sistem
pemberian kredit dengan indikator pelaksanaan sistem pemberian kredit yang efektif.
Komentar : 21 Komentar »
BAB I
PENDAHULUAN
2. Variabel tidak bebas (Dependent Variable) Dalam skripsi ini variabel tidak bebasnya adalah
“Meningkatkan laba”. Indikator yang digunakan adalah:
• Laba Sebelum dan Sesudah Menggunakan Biaya Diferensial dalam Pengambilan Keputusan
Memproduksi Sendiri atau Membeli Produk Tertentu. Pengujian hipotesis dilakukan dengan
menghitung persentase yang
menunjukkan bagaimana peranan biaya diferensial dalam pengambilan keputusan memproduksi
sendiri atau membeli produk tertentu untuk memenuhi pesanan.
BAB I
PENDAHULUAN