You are on page 1of 6

LKS Fisika kelas XI IPA

DINAMIKA ROTASI

Kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik :

STANDAR KOMPETENSI

2. Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah

KOMPETENSI DASAR

2.1 Memformulasikan hubungan antara konsep torsi, momentum sudut, dan momen inersia, berdasarkan hukum II
Newton serta penerapannya dalam masalah benda tegar

INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

2.1.1 Menyelidiki pengaruh torsi pada sebuah benda dalam kait annya dengan gerak rotasi benda tersebut

2.1.2 Menemukan titik tangkap dan gaya tangkap dari berbagai gaya yang bekerja pada sebuah benda

2.1.3 Mendefinisikan konsep Momen Inersia, Hukum Kekekalan Momentum dan Energi Kinetik Rotasi untuk berbagai
jenis benda tegar yang beraturan

2.1.4 Menganalisis konsep Momen Inersia, Hukum Kekekalam Momentum dan Energi Kinetik Rotasi dalam berbagai
permasalahan benda tegar

2.1.5 Memformulasikan konsep dinamika rotasi dalam penerapannya pada berbagai permasalahan gerakan benda tegar

2.1.6 Membuktikan bahwa hasil analisis gerakan benda tegar dengan analisis energi dan analisis Hukum Newton II
adalah sama

STANDAR KOMPETETENSI LULUSAN

Menjelaskan gejala alam dan keberaturannya dalam cakupan mekanika benda titik, benda tegar, kekekalan energi,
elastisitas, impuls, dan momentum

MATERI PEMBELAJARAN
1. Analogi besaran translasi dan besaran rotasi
2. Momen Gaya / Torsi
3. Titik Tangkap Gaya
4. Momen Inersia
5. Momentum Sudut
6. Energi Kinetik Rotasi
7. Analisis Dinamika Rotasi

I. ANALOGI BESARAN TRANSLASI DAN ROTASI


Untuk besaran-besaran fisika pada gerak rotasi, kita dapat menganalogikannya dengan besaran-besaran fisika pada
gerak translasi (gerak lurus) sbb. :

BESARAN-BESARAN PADA GERAK TRANSLASI BESARAN-BESARAN PADA GERAK ROTASI


No
Besaran Lambang & Rumus Satuan Besaran Lambang & Rumus Satuan

1 Jarak tempuh s Meter (m) Jarak tempuh sudut q = s/R Radian

2 Kecepatan V = s/t m/s Kecepatan sudut w = v/R Rad/s


2
3 Percepatan a= Dv/t m/s Percepatan sudut a = a/R Rad/s2

4 Massa m Kg Momen inersia I = k.m.R2 Kg m2

5 Gaya F = m.a N (kg.m/s2) Momen gaya/torsi t = I. a = F.R N.m

6 Momentum p = m.v Kg.m/s Momentum sudut L = I. w = p.R Kg.m2/s

Joule
7 Energi Kinetik EK = ½ m.v2 Energi Kinetik Rotasi EKROT = ½ I. w2 Joule
(N.m=kg.m2/s2)

1
By Mariano N. – http://gurufisikamuda.blogspot.com
LKS Fisika kelas XI IPA

II. TORSI
Apakah torsi itu ? Torsi berasal dari bahasa latin : torquere yang artinya: memutar. Jadi boleh dikatakan bahwa torsi
adalah besarnya ‘gaya’ yang membuat benda bergerak melingkar atau berputar. Pada gerak translasi (perpindahan),
yang membuat benda bergerak disebut gaya, analog dengan itu, sesuatu yang membuat benda bergerak melingkar
disebut torsi. Perlu diperhatikan, bahwa gerakan melingkar benda tidak harus berputar penuh 360 0, tetapi benda
bergerak relatif terhadap suatu poros tertentu.

Dalam fisika, Momen Gaya atau Torsi didefinisikan sebagai hasil perkalian antara gaya yang diberikan kepada benda
dan jarak gaya tersebut terhadap poros perputaran benda itu. Jarak gaya ke poros perputaran disebut sebagai lengan
torsi. Atau :
τ = F.d
Dimana F adalah gaya (N), d adalah lengan torsi (m) dan τ (baca : tau) adalah momen gaya atau torsi (N.m). Yang perlu
diperhatikan adalah hubungan F dan d haruslah tegak lurus, atau :

τ=F d

Artinya lengan momen d haruslah jarak tegak lurus dari poros perputaran ke garis gaya yang diberikan. Untuk lebih
jelasnya perhatikan gambar berikut ini :

ℓ = jarak titik tangkap gaya ke poros F d = lengan momen


Benang
F
Benang
Baut Kunci Inggris
Baut
Kunci Inggris θ
d = lengan momen
ℓ = jarak titik tangkap gaya ke poros
ℓ = jarak titik tangkap gaya ke poros
F
Benang
Kunci Inggris
Baut
θ

d = lengan momen

Jika kita memperhatikan pada gambar di atas, segitiga siku-siku yang terbentuk oleh garis khayal yang kita
ditambahkan sendiri (garis putus-putus pada gambar) akan memberikan besar lengan momen d yang diperlukan untuk
mencari besar torsi τ, dengan menggunakan rumus trigonometri, maka akan diperoleh :

d = l sin θ INGAT :
Putaran searah jarum jam   POSITIF
Sehingga torsi yang diberikan kepada baut adalah :
Putaran berlawanan arah jarum jam  
τ = F l sin θ
NEGATIF
Catatan : Mohon diperhatikan perbedaan pemakaian notasi l (jarak titik tangkap gaya ke sumbu rotasi) dengan notasi
d (lengan momen),

III. TITIK TANGKAP GAYA


Jika pada sebuah benda bekerja lebih dari satu gaya, maka berbagai gaya tersebut dapat digantikan dengan satu gaya
saja dimana efek benda tetap sama. Letak gaya ini disebut titik tangkap gaya dan gaya penggantinya disebut gaya
resultan.
F2 FR
F1

F3

Letak titik tangkap gaya dicari dengan : Σ τ = τ1 + τ2 + τ3 = 0


Σ τ = F1.x1 + F2.x2 + F3.x3 = 0

2
By Mariano N. – http://gurufisikamuda.blogspot.com
LKS Fisika kelas XI IPA

Besar gaya resultan dicari dengan : F R =√ F 2x + F 2y

Fy
Dan arahnya diperoleh dari : tanθ=
Fx

Ada kasus khusus yang tidak dapat dicari dengan perumusan titik tangkap gaya di atas, yaitu kasus KOPEL, yaitu dua
gaya yang sama besar dan saling berlawanan arah yang bekerja pada dua titik pada benda (hanya ada dua gaya saja,
tidak ada gaya ketiga). Kopel tidak menghasilkan gerak translasi, tetapi murni gerak rotasi saja.
F

d F

Besarnya torsi untuk kopel disebut Momen Kopel (M), yang dirumuskan sebagai :

M = F.d
Sifat – sifat Momen Kopel :
1. Sebuah kopel dapat di pindah – pindahkan baik pada bidang asalnya ataupun pada bidang lain yang sejajar dengan
bidang asalnya dengan besar dan arah putaran yang tetap.
2. Resultan sebuah kopel M dengan sebuah gaya F yang sebidang merupakan sebuah gaya yang besar dan arahnya sama
dan gaya F semula tetapi garis kerjanya akan bergeser sejauh

IV. MOMEN INERSIA


Momen Inersia didefinisikan sebagai besarnya ukuran kesukaran untuk membuat suatu benda bergerak melingkar.
Momen inersia dapat dimiliki oleh partikel titik maupun benda tegar (partikel kontinyu) dengan perumusan sbb. :

Untuk Partikel titik  I = S(m.r2)


Untuk Benda Tegar  I = k.m.r2

Untuk benda tegar, maka nilai k bergantung pada 2 hal, yaitu bentuk benda dan letak sumbu rotasi. Dalam konteks
SMA hanya akan memakai 8 bentuk benda tegar teratur yang khusus saja, yaitu :
Tongkat,
Silider pejal, Cincin, Bola Pejal, poros melalui tengah
poros melalui pusat poros melalui pusat poros melalui pusat

Silider pejal, cincin, Bola kosong, Tongkat,


poros melalui diameter poros melalui diameter poros melalui pusat poros melalui ujung

V. MOMENTUM SUDUT

3
By Mariano N. – http://gurufisikamuda.blogspot.com
LKS Fisika kelas XI IPA

Momentum sudut didefinisikan sebagai ukuran kesukaran untuk mengubah arah gerak benda yang sedang bergerak
melingkar. Perumusannya sebagai berikut :

L=I.w=m.v.r

Seperti pada gerak translasi yang mengenal Hukum Kekekalan Momentum, maka pada gerak rotasipun dikenal adanya
Hukum Kekekalan Momentum Sudut, yaitu :

S L = S L’
L1 + L2 = L1’ + L2’

VI. ENERGI KINETIK ROTASI


Energi Kinetik Rotasi adalah Energi Kinetik yang dimiliki oleh benda yang bergerak rotasi, yaitu :

EKROT = ½ I . w2
Jika benda tersebut bergerak secara translasi juga, maka energi kinetik totalnya adalah gabungan dari EK translasi
dan EK rotasi, atau :

EKTOT = EKTRANS + EKROT = ½ m.v2 + ½ I . w2

VII. ANALISIS DINAMIKA ROTASI


Jika analisis benda yang bergerak translasi menggunakan hukum Newton II (SF=m.a), maka untuk benda yang bergerak
rotasi, juga dipakai hukum Newton yang sama, tetapi besarannya memakai besaran-besaran rotasi, maka Hukum
Newton II untuk benda yang bergerak rotasi menjadi :

S t=I.a
Untuk memecahkan setiap masalah benda tegar yang bergerak rotasi dan translasi, maka perlu mengikuti langkah-
langkah berikut ini :

1. Gambarkan diagram gaya bebas benda (semua gaya-gaya yang bekerja pada benda) secara
lengkap.
2. Analisis semua gaya yang bekerja pada sumbu x dan pada sumbu y (mencari semua SFX dan
SFY yang ada).

3. Terapkan S t = I . a = S (F.d) pada benda tegar yang bergerak secara rotasi. Benda
disebut berotasi/menggelinding jika ada gaya gesek. Jika licin, maka benda hanya
bertranslasi saja (disebut slip)

4. Eliminasi dan substitusikan semua persamaan yang diperoleh untuk mencari besaran yang
belum diketahui nilainya.

5. Jika perlu, dapat menerapkan Hukum Kekekalan Energi Mekanik untuk memecahkan persoalan
pada sistem (Biasanya lebih mudah)

SOAL-SOAL LATIHAN DINAMIKA ROTASI

4
By Mariano N. – http://gurufisikamuda.blogspot.com
LKS Fisika kelas XI IPA

1. Sebuah kunci inggris memiliki panjang 50 cm diberi gaya sebesar 100 N yang membentuk sudut terhadap arah
vertikal. Gambarkan dan tentukan besar torsi yang dihasilkan jika sudutnya :
a. 00 b. 300 c. 900 d. 1500 e. 1800 f. 2100
0 0 0
g. 270 h. 330 i. 360

2. Sebuah kunci inggris memiliki panjang 50 cm diberi gaya sebesar 100 N yang membentuk sudut terhadap arah
horizontal. Gambarkan dan tentukan besar torsi yang dihasilkan jika sudutnya :
a. 00 b. 300 c. 900 d. 1500 e. 1800 f. 2100
0 0 0
g. 270 h. 330 i. 360

3. Perhatikan gambar di bawah ini ! Carilah letak titik tangkap, besar dan arah dari gaya resultannya jika :

a. Massa batang diabaikan F2=30N


b. Massa batang 1 kgF1=20N
0,8m 0,4m
370 530

F3=10N

4. Perhatikan gambar di samping! Pada batang AD bekerja dua buah gaya


sejajar yang sama besar tetapi berlawanan arah, sebesar F = 8 N.
Tentukan besar momen kopel pada batang !

5. Perhatikan gambar di samping! Pada batang AD bekerja empat buah gaya


sejajar, masing-masing F1 = F3 = 8 N dan F2 = F4 = 12 N. Tentukan besar
momen kopel pada batang!

6. Bola bermassa 0,5 kg dengan diameter 28 cm. Hitunglah besar momen inersia
bola dimaksud jika :
a. Bola berputar dengan poros melalui pusat bola dan bola kosong
b. Bola berputar dengan poros melalui pusat bola dan bola pejal
c. Bola berputar dengan poros melalui kulit bola dan bola kosong
d. Bola berputar dengan poros melalui kulit bola dan bola pejal

7. Cincin bermassa 100 gr dengan diameter 7 cm. Hitunglah besar momen inersia cincin jika :
a. Cincin berputar (seperti roda menggelinding) dengan poros melalui pusat cincin
b. Cincin berputar dengan poros melalui diameter cincin
c. Cincin berputar dengan poros melalui tepi cincin (poros sejajar dengan soal a.)
d. Cincin berputar dengan poros melalui tepi cincin (poros sejajar dengan soal b.)

8. Sistem partikel terletak seperti pada gambar :


Partikel A 1 kg terletak di (5, 4)
Partikel B 2 kg terletak di (-3, 2)
A
B Partikel C 3 kg terletak di (-6, -5)
Partikel D 4 kg terletak di (8, -1)
Hitunglah besarnya momen inersia sistem jika :
D
C a. Diputar di pusat koordinat !
b. Diputar pada sumbu X sebagai poros
c. Diputar pada sumbu Y sebagai poros

9. Batang bermassa 2 kg berdiameter 10 cm diputar dengan kecepatan sudut 3600 rpm. Hitunglah besarnya Momen
Inersia batang, Momentum sudut batang dan Energi kinetik rotasinya jika :
a. Batang diputar di tengah
b. Batang diputar di pinggir

10. Sebuah lingkaran dengan momen inersia 60 kg.m 2 berputar secara horizontal dengan kecepatan 3 putaran tiap
menit. Lalu ditambahkan benda lain yang bermassa 8 kg di atas benda pertama pada jarak 0,75 m dari pusat
putaran. Carilah :
a. Kecepatan putaran setelah benda kedua ditambahkan
b. Perbandingan energi kinetik kondisi kedua dengan energi kinetik kondisi pertama

11. Sebuah bola berongga, bola pejal dan silinder pejal, cincin tipis yang massa dan jari-jarinya sama (m=2kg, R=14
cm), bersama-sama menggelinding turun dari sebuah puncak setinggi 10 m dengan kemiringan 37 0 dan koefisien
gesekan 0,5. Anggap keempat benda tersebut tidak mengalami slip. Berapakah kecepatan masing-masing benda
5
By Mariano N. – http://gurufisikamuda.blogspot.com
LKS Fisika kelas XI IPA

ketika mencapai dasar bidang miring?

θ
12. Turunkan rumus kecepatan (tanpa angka) keempat benda (pada soal di atas) ketika mencapai dasar bidang miring
dengan :
a. Analisis Dinamika Rotasi
b. Hukum Kekekalan Energi Mekanik

13. Jika benda pada soal diatas dianggap benda titik (bukan benda tegar) bermassa 2kg, berapakah kecepatannya di
dasar bidang miring ? (perhitungkan juga gaya gesekannya)

14. Diantara kelima benda : bola berongga, bola pejal, silinder pejal, cincin tipis dan benda titik, manakah yang lebih
dulu mencapai dasar bidang miring jika digelindingkan bersama-sama?

15. Bola pejal bermassa 10 kg menggelinding dari suatu tempat yang membentuk sudut 30 0 dengan panjang lintasan
lurusnya 10√3 meter. Apabila percepatan gravitasi bumi 10 m/s 2. Tentukan besar energi kinetik translasi, energi
kinetik rotasi, dan energi kinetik total benda dimaksud.

16. Sebuah sistem katrol tampak seperti pada gambar. Jika massa benda A 5 kg, massa benda B 6 kg, massa katrol 3
kg (I = ½mr2) dan jari-jarinya 20 cm, Hitunglah Percepatan sistem dan Gaya tegangan tali TA dan TB jika :

a. Massa dan jari-jari katrol diabaikan


b. Massa dan jari-jari katrol diperhitungkan

A B

17. Sebuah yoyo tampak seperti pada gambar Jika massa yoyo 200 gr

dan jari-jarinya 4 cm, Hitunglah percepatan yoyo dan gaya tegangan talinya
v

18. Sebuah sistem tampak seperti pada gambar Jika massa katrol 2 kg dan jari-jarinya 20 cm,

Massa benda 4 kg, hitunglah percepatan benda dan gaya tegangan talinya

19. Cincin tipis didorong dengan kecepatan awal 10 m/s agar mampu menanjak sebuah bidang miring dengan sudut
kemiringan 450. Tentukan panjang lintasan yang ditempuh bola bila cincin itu dilempar menggelinding tepat di titik
bawah bidang miring.

20. Kelereng pejal menggelinding dari puncak bukit yang derajat kecuramannya 60 0. Jika kecepatan awal kelereng
adalah nol, tentukan panjang lintasan yang ditempuhnya saat kecepatan gelinding kelereng mencapai 20 m/s.

6
By Mariano N. – http://gurufisikamuda.blogspot.com

You might also like