Professional Documents
Culture Documents
OLEH :
ROMIYADI
YENY PUSPITA
BAB I
PENDAHULUAN
2
material dan proses yang tepat untuk menghasilkan suatu produk
camshaft yang berkualitas.
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
a. Mengetahui pemilihan material yang sesuai untuk camshaft.
b. Mengetahui proses manufaktur camshaft
3
BAB III PROSES PEMILIHAN MATERIAL DAN MANUFAKTUR
Pada bab ini dijelaskan tentang proses pemilihan material dan
proses manufaktur untuk pembuatan camshaft.
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini penulis menjelaskan tentang kesimpulan dan saran
dari hasil penelitian yang telah dilakukan.
4
BAB II
TEORI DASAR
(buka-tutup katup) saluran masuk dan buang pada ruang bakar sebuah
Struktur kerja mekanisme katup dan urutan kerja dimulai saat poros
menggerakan rocker arm dan rocker arm akan menekan batang katup
5
Gambar 2.1. Mekanisme Katup
6
a. Katup
Katup berfungsi sebagai pintu gerbang pemasukan bahan bakar
dan pembuangan gas sisa pembakaran, yang mana waktu pembukaan
dan penutupan katup-katup tersebut diatur sesuai dengan prinsip kerja
mesin. Kontruksi katup terdiri dari kepala katup (valve head), batang
katup (valve stem) berbentuk seperti jamur. Bagian katup yang
berhimpit disebut permukaan katup (valve face) yang dibuat miring
sesuai dengan kemiringan permukaan dudukan katup. Kepala katup
atau daun katup, pada katup hisap berdiameterlebih besar
dibandingkan dengan katup buang, karena perbedaan tekanan antara
gasyang masuk kedalam silinder dan gas yang keluar dari dalam
silinder. Katup hisap mengandalkan perbedaan tekanan udara luar
dengan penurunan tekanan dalam silinder yang disebabkan oleh
hisapan torak, sedangkan pada katup buang gas bekas pembakaran
akan keluar dari silinder dengan tekanan sisa pembakaran sehingga
cukup kuat untuk mendorong gas bekas pembakaran keluar dari
silinder. Disamping itu juga dimaksudkan agar pemasukan bahan
bakar udara lebih sempurna.
7
Gambar 2.2. Katup
b. Dudukan katup
Dudukan katup berfungsi sebagai tempat dudukan kepala katup.
Antara kepala katup dengan dudukan katup harus membuat
persinggungan yang rapat agar tidak terjadi kebocoran gas pada saat
kompresi atau kerja. Sudut kemiringan persinggungan katup dengan
dudukan katup untuk katup masuk dan katup buang adalah 45º, lebar
persinggungan katup dengan dudukan katup dimaksudkan agar
ekanan katup dan dudukan katup dapat sebesar mungkin, agar
persinggungan katup dengan dudukan katup tidak mudah terbakar dan
tidak mudah terselip kotoran yang menyebabkan kebocoran gas pada
langkah kompresi atau kerja.
8
Gambar 2.3. Dudukan katup
9
e. Rocker arm
Rocker arm dipasang pad rocker shaft. Bila rocker arm ditekan
keatas oleh poros hubungan, katup akan tertekan dan membuka.
Rocker arm dilengkapi dengan sekrup dan mur pengunci untuk
penyetelan katup.
f. Poros engkol
Poros engkol berfungsi mengubah gerak torak menjadi gerakan
putar dan meneruskan gaya tersebut ke alat pemindah tenaga sampai
ke roda.
g. Camshaft
Camshaft atau poros bubungan atau poros nok berfungsi untuk
mengatur membuka dan menutupnya katup hisap maupun katup
buang pada kepala silinder. Camshaft berputar lebih lambat dari poros
engkol karena jumlah gigi sprocket poros bubungan dua kali lebih
banyak dari pada jumlah gigi sprocket poros engkol.
h. Timing chain
10
kerja. Roda gigi/sprocket adalah roda gigi berfungsi menerima putaran
dari gigi poros engkol dan meneruskannya ke camshaft.
11
Gambar 2.6. Camshaft
12
Hubungan antara perputaran camshaft dengan perputaran poros
engkol sangat penting. Karena katup mengontrol aliran masukan bahan
bakar dan pengeluaran, mereka harus dibuka dan ditutup pada saat yang
tepat selama stroke piston. Untuk alasan ini, camshaft dihubungkan
dengan crankshaft secara langsung, atau melalui mekanisme "gear", atau
secara tidak langsung melalui rantai yang disebut rantai waktu. Dalam
beberapa rancangan camshaft juga menggerakkan distributor, minyak
dan pompa bahan bakar. Juga dalam sistem injeksi bahan bakar dahulu,
cam di camshaft akan mengoperasikan penginjeksi bahan bakar tersebut.
Dalam sebuah mesin dua-langkah yang menggunakan sebuah
camshaft, setiap valve membuka sekali untuk setiap rotasi crankshaft;
dalam mesin ini, camshaft berputar pada kecepatan yang sama dengan
crankshaft. Dalam mesin empat langkah, katup-katup akan membuka
setengah lebih sedikit, oleh karena itu dua putaran penuh crankshaft
terjadi di setiap putaran camshaft.
Tergantung lokasi dari camshaft tersebut, cam menggerakkan katup
secara langsung ataupun melalui hubungan antara pushrods dan pelatuk
katup. Cara kerja yang langsung menghasilkan mekanisme sederhana
dan kesalahan yang sedikit, tetapi camshaft harus diposisikan di atas
silinder. Dahulu, ketika mesin tidak secanggih sekarang, kelihatannya
mekanisme tersebut sangat mengganggu, akan tetapi di era mesin
modern, sistem cam overhead, dimana camshaft di atas cylinder head,
adalah sangat umum. Beberapa mesin menggunakan satu camshaft
untuk setiap katup masukan dan katup keluaran; sama dengan yang
dikenal sebagai double atau dual overhead cam (DOHC) atau cam ganda
yang ditempatkan di atas silinder, lalu sebuah V Engines membutuhkan
empat camshaft.
13
Gear Valve Timing pada sebuah mesin Ford Taunus V4 — gear yang
kecil ada di crankshaft, gear yang lebih besar ada pada camshaft.
Perbandingan gear menyebabkan camshaft bekerja setengah RPM dari
crankshaft. Gesekan luncur antara bagian muka cam dengan follower
tergantung kepada besarnya gesekan. Untuk mengurangi aus ini, cam
dan follower mempunyai permukaan yang keras, dan minyak pelumas
modern mengandung bahan yang secara khusus mengurangi gesekan
luncur. Lobe (daun telinga) dari camshaft biasanya meruncing,
mengakibatkan follower atau pengangkat katup berputar sedikit dalam
setiap tekanan, dan membuat aus komponen. Bagian muka dari cam dan
follower dirancang untuk aus bersamaan, jadi ketika salah satu telah aus
maka keduanya harus diganti untuk mencegah aus yang berlebihan.
Selain gesekan mekanik, dorongan besar juga diperlukan untuk
mengatasi pegas katup yang selalu mendekati katup mesin. Hal ini akan
mengakibatkan 25% dari keluaran total mesin menjadi kosong,
mengurangi efisiensi keseluruhan. Ada dua pendekatan yang telah dicoba
untuk mengatasi energi yang terbuang tersebut, akan tetapi nyatanya sulit
untuk diterapkan.
14
BAB III
15
Tabel 3.1 Mechanical Properties
16
Dalam pengembangan sebuah model (part) baru pasti akan
diikuti oleh beberapa pertanyaan seperti : Benda seperti apa itu? Apa
fungsinya? dan bagaimana cara kerja mesin itu?. Untuk menjawab
semua pertanyaan itu diperlukan penetapan sifat-sifat kerja dari part
yang sesuai dengan desain, kemampuan material yang digunakan
secara garis besar dan proses yang akan digunakan. Cara ini bisa
dilakukan untuk menyaring kelas material dan proses mana yang akan
digunakan.
Pemilihan dari kemampuan material dibagi menjadi 5 kategori yaitu :
1. Sifat operasi (functional requirement) dari part
Sifat operasi berhubungan langsung dengan karakteristik dari
pembebanan yang diterima part secara langsung. Apakah part itu
menerima beban gesek, beban tarik, beban geser, beban kejut, dll.
2. Kondisi operasi part (resistance to service condition)
Kondisi lingkungan tempat beroperasi mempunyai peran yang
sangat penting dalam menentukan suatu material. Contohnya
lingkungan yang memungkinkan terjadinya korosi, seperti
lingkungan bertemperatur rendah, berdampak merugikan bagi
kebanyakan material.
3. Kemampuan Proses (process ability requirement)
Kemampuan proses suatu material bisa dinilai dari
kemampuan part tersebut untuk dikerjakan dan dibentuk menjadi
barang jadi. Contohnya part tersebut memiliki sifat castability,
formability, machinability, weldability, dan hardenability.
4. Cost
Harga biasanya menjadi faktor penting dalam evaluasi
material karena tidak sedikit aplikasi yang mempunyai batasan
budget. Penentuan harga biasanya dibandingkan dengan aplikasi
yang akan di gunakan.
17
Gambar 3.2. Cost
18
dan menutup katup. Cam sendiri berbentuk seperti telur dimana
pada saat katup menyentuh bagian yang paling lonjong, maka
katup akan terbuka. Dan apabila katup bertemu dengan bagian
yang paling datar maka katup akan terbuka.
Berdasarkan hal diatas, maka untuk menentukan material
camshaft harus mempertimbangkan hal-hal sebagi berikut :
19
Tabel 3.3 Tabel Kebutuhan Dalam Menentukan Material Camshaft
• Fungsi : Camshaft
(Camshaft terdiri shaft berputar yang meneruskan gaya dari crankshaft
dimana pada shaft tersebut terdapat cam yang berfungsi mengatur
mekanisme katup pada mesin dan mengubah gerakan berputar menjadi
gerak bolak balik)
Constraint
Cam Shaft
• Tahan aus/ beban geser • Tahan beban puntir (torsi)
• Tahan putaran tinggi (7500 • Tahan putaran tinggi (7500 rpm)
rpm) • Tahan suhu tinggi (150 – 200 oC)
• Tahan suhu tinggi (150 – 200 • Strength
o
C) • Tahan defleksi
• Stiff • Mampu proses
• Tought • Dimensi (diameter shaft 25 mm
• Mampu proses panjang shaft 25cm)
• Kekasaran 0.2-0.5 • Kekakuan S=50 N/m
20
b. Kondisi Pembebanan Pada Camshaft Dan Perhitungan
Shaft adalah elemen mesin berputar yang digunakan untuk
memindahkan gaya dari satu tempat ke tempat lain
Gaya yang dialami shaft :
1. Gaya tangensial
2. Torsi resultan (momen puntir)
Stress pada camshaft :
1. Shear stress (pada nouse lobe)
2. Kombinasi beban torsi dan bending
Dimana :
Km = kombinasi kejut dan faktor fatik untuk bending
Kt = kombinasi kejut dan faktor fatik untuk torsi
21
Gambar 3.4. Camshaft
𝐹𝑦 = 0
RA + RB = 2 x 1 N
22
𝑀𝐴 = 0
23
Jadi diameter minmum yang diijinkan untuk shaft adalah 11
mm.
Untuk perancangan shaft dengan diameter 25 mm, kondisi
pembebanan tersebut memenuhi.
Untuk beban 1 N;
𝑇𝑒 = 𝑀 + 𝐾𝑚 2 + 𝑇 + 𝐾𝑡 2 =
Untuk beban 10 N;
𝑇𝑒 = 𝑀 + 𝐾𝑚 2 + 𝑇 + 𝐾𝑡 2 =
= 5,874 Nm
24
Luas penampang shaft berdiamter 25 mm:
𝐹 10 𝑁
𝜍= = = 2,0382 . 104 𝑁 𝑚2
𝐴 4,90625 . 10−4 𝑚2
= 0,020382 𝑁 𝑚𝑚2
𝐹
𝜍𝑓 ≥
𝐴
0,5 𝑘𝑔
𝜌𝑚𝑖𝑛 = = 4,07843. 10−6 𝑘𝑔 𝑚𝑚3
490,625 mm2 .250 mm
= 4,078 𝑀𝑔 𝑚3
1,5 𝑘𝑔
𝜌𝑚𝑎𝑥 = = 1,222929. 10−5 𝑘𝑔 𝑚𝑚3
490,625 mm2 .250 mm
= 12,2293 𝑀𝑔 𝑚3
25
Gambar. 3. 6 Grafik kekuatan dan massa jenis shaft
Indeks material jika diambil 𝜍𝑓 = 0,5 . 104 𝑁 𝑚2 :
𝜍𝑓 0,5 . 104 𝑁 𝑚2 𝑚2
𝑀= = = 0,408854
𝜌 12,2293 𝑀𝑔 𝑚3 𝑠2
Momen I untuk ketahanan terhadap bending :
I = 𝜋𝑟 4 = 3,14 . 12,54 = 7,66602 . 10−8 𝑚4
26
48. 𝐸. 7,66602 . 10−8 𝑚4
𝑆 ≥ = 2,3555 . 10−4 (𝑚 ). 𝐸
0,25 𝑚 3
Untuk S = 50 N/m
50 𝑁 𝑚
E 2,3555 .10 −4 𝑚
c. Pemilihan Material
27
Sebelum melaksanakan proses seleksi material, perlu
diketahui properties dari material dari material-material yang
jadi pertimbangan sehingga sesuai dengan properties material
yang diinginkan.
Berikut ini adalah sifat-sifat dari material yang dipertimbangkan untuk material
camshaft.
Alumunium
Keuntungan penggunaan material alumunium :
1/3 masa jenis (density) baja
28
Strength tinggi untuk rasio berat
Dapat menerima pengerasan permukaan dengan
anidizing dan hard coating
Al-alloy dapat di las
Cast iron
Cast iron mengandung 2,14% – 4,3% karbon dengan
sejumlah kecil mangan, belerang, fosforus, dan silikon Besi
cor terdiri dari besi kelabu, besi nodular, besi putih, besi
malleable.
a. Besi cor kelabu
Terdiri dari 2.5-4.0 %C & 1.0-3.0%Si. Graphite berbentuk
serpihan-serpihan, dikelilingi oleh matriks ferrite or
pearlite Besi cor kelabu standar sangat keras diakibatkan
karbon yang mengembang dalam stuktur yang bertindak
sebagai perambat tegangan Bisa diberikan perlakuan
panas untuk memperbaiki struktur yang membuat
material menjadi mampu bentuk dan mampu tempa
b. Besi Cor putih
29
Seluruh karbon merupakan simentit sehingga sangat
keras dan getas. Mikrostruktur terdiri dari karbida putih
sehingga tidak bisa di las
c. Besi cor mampu tempa (maleable)
Dibuat dari besi cor putih dengan melakukan heat
treatment kembali untuk menguraikan gumpalan grafit
(Fe3C) menjdi ferrite, pearlit & martensit serta
mempunyai sifat mirip baja.
d. Besi cor nodular
Merupakan perpaduan besi cor kelabu yang berbentuk
grafit bola-bola kecil dimana ujung-ujung flake berbentuk
takikan Mempunyai keuletan tinggi (disebut juga ductile
cast iron). Sifat mekanik dapat ditingkatkan dengan
perlakuan panas.
Steel
Baja merupakan campuran antara iron dan carbon, dengan
kandungan baja maximum 1.5%. Carbon berperan dalam
membentuk iron carbide, karena sifat mampu untuk
meningkatkan hardness/kekerasan dan strength/kekuatan
dari baja. Elemen lain seperti silicon, sulphur, phosforus
30
dan mangan juga mempengaruhi baik itu menambah
atau mengurangi dari properti baja. Kebanyakan pada
saat ini baja dibentuk dalam bentuk plain carbon steel.
Carbon steel di definisikan sebagai baja yang
mempunyai kandungan karbon dan tidak mengandung
0.5% silicon dan 1.5% mangan. Plain carbon steel
berkisar antara 0.06% sampai dengan 1.5% carbon yang
dibagi-bagi menjadi beberapa jenis carbon steel.
a. Low Carbon or mild Steel up to 0.30% carbon
b. Medium carbon Steel 0.30% to 0.60% carbon
c. High carbon steel lebih dari 0.60% carbon
31
dalam dataran karbon baja, kemampuan untuk bekerja baik
panas atau dingin akan hilang hampir seluruhnya, dan
akan mulai menganggap karakteristik cast iron, yang
biasanya memiliki 1,7 ke 4,5% karbon.
CHROMIUM - kromium meningkatkan respon terhadap
perlakuan panas. Ini juga meningkatkan kedalaman
penetrasi keras. Paling kromium-bearing alloys berisi ,50-
1,50% kromium. Stainless steels berisi kromium dalam
jumlah besar (12 sampai 25%), sering di kombinasi dengan
nikel, dan memiliki daya tahan untuk meningkatkan dan
oksidasi korosi.
COLUMBIUM - Columbium di 18-8 stainless steel memiliki
serupa efek untuk titanium dalam pembuatan baja untuk
kekebalan berbahaya karbit hujan dan hasil antar granular
korosi. Columbium bearing welding electrodes digunakan
dalam kedua welding titanium dan columbium bearing
stainless steels sejak titanium akan hilang melas
sedangkan yang arc columbium diselenggarakan atas ke
dalam menggalang deposit.
COPPER - Tembaga biasanya ditambahkan dalam jumlah
,15-,25% menjadi atmospheric untuk meningkatkan daya
tahan korosi dan meningkatkan ketegangan dan
menghasilkan kekuatan hanya dengan sedikit kerugian
dalam hal elastis. Tinggi kekuatan yang dapat diperoleh
oleh hujan keamanan tembaga-bearing baja.
IRON - Besi adalah unsur utama dari baja. Biasanya
komersial mengandung unsur besi lainnya hadir dalam
jumlah yang berbeda-beda produksi yang diperlukan
32
mekanis properti. Besi tidak mempunyai kekuatan, yang
sangat elastis dan lembut dan tidak menanggapi panas
perawatan untuk setiap derajat yang cukup besar. Hal ini
dapat sedikit keras oleh pengerjaan dingin, tetapi tidak
sebesar hampir bahkan seorangpemberi baja karbon
rendah.
LEAD - Lead dalam baja sangat meningkatkan
kemampuan mesinnya. Bila lead yang halus dan seragam
dibagi didistribusikan tidak diketahui efek pada properti
mekanik dari tingkat kekuatan baja paling sering
ditentukan. Biasanya ditambahkan dalam jumlah dari 15%
hingga 35%.
MANGAN – Biasanya terdapat di semua baja dan
berfungsi sebagai deoxidizer dan juga untuk memberi
kekuatan dan respon untuk perawatan panas. Mangan
biasanya terdapat dalam jumlah dari 1 / 2% hingga 2%,
tetapi untuk baja tertentu dalam kisaran 10% hingga 15%.
33
meskipun aplikasi tertentu, sebagai persentase tinggi
sebesar 36% yang digunakan. Steels mengandung nikel
biasanya memiliki resistansi impak, khususnya di suhu
rendah. Stainless steels tertentu mengandung nikel sampai
sekitar 20%.
FOSFOR - fosfor Sejumlah fosfor terdapat pada semua
baja. Di Selain menghasilkan peningkatan kekuatan dan
mengurangi hal elastis di rendah suhu, fosfor diyakini untuk
meningkatkan perlawanan terhadap atmospheric korosi.
SILICON - Silicon adalah salah satu deoxidizers umum
digunakan selama proses manufaktur. Terdapat dalam
berbagai kuantitas hingga 1% pada baja memiliki manfaat
efek pada beberapa properti seperti gaya tarik. Juga steels
khusus digunakan di dalam orang banyak dari 1,5%
menjadi 2,5% silicon ke meningkatkan hardenability.
Tingkat persentase, silicon ditambahkan sebagai alloy
untuk menghasilkan listrik karakteristik tertentu dalam
socalled silicon steels listrik dan juga menemukan
beberapa aplikasi di beberapa tempat alat steels
tampaknya memiliki keamanan dan toughening efek.
SULPHUR - Sulphur merupakan elemen penting dalam
baja karena dalam jumlah yang besar akan meningkatkan
machinability. Jumlah yang umumnya digunakan untuk
tujuan ini adalah ,06-,30% sulphur adalah pembentukan
panas.
TELLURIUM - The penambahan sekitar ,05% tellurium ke
leaded baja meningkatkan machinability melalui leaded
hanya steels.
34
TITANIUM - Titanium ditambahkan ke 18-8 stainless steels
untuk membuat kekebalan terhadap endapan karbit.
Kadang-kadang ditambahkan ke lembar karbon rendah
untuk membuatnya lebih cocok untuk lapisan porselen
TUNGSTEN - Wolfram digunakan sebagai alat alloying
unsur dalam baja dan cenderung untuk menghasilkan
halus, padat dan ujung pemotong tajam ketika digunakan
dalam jumlah yang relatif kecil. Bila digunakan dalam
jumlah yang lebih besar dari 17 hingga 20% dan
dikombinasikan dengan alloys, ia menghasilkan baja
kecepatan tinggi pada suhu tinggi dalam kecepatan
pemotongan tinggi. Tungsten juga digunakan di
pemanasan baja tertentu di mana penympanan kekuatan
pada temperatur tinggi sangat penting. Biasanya digunakan
bersama dengan khrom alloying atau elemen lainnya.
VANADIUM - Vanadium, biasanya dalam jumlah ,15-,20%
pertumbuhan butir lambat, bahkan setelah keamanan dari
suhu diperpanjang setelah periode pemanasan. Alat baja
mengandung vanadium tampaknya menolak benban kejut
lebih baik.
3. Efek Pembebanan
35
Pembenanan dilakukan dengan meberi gaya yang sama pada
Distribusi tegangan
36
Gambar 3.5. Distribusi tegangan untuk material Aluminium Alloy (7079 Alloy)
37
Gambar 3.6. Distribusi tegangan untuk material malleable Cast iron
38
Gambar 3.7. Distribusi tegangan untuk material Steel AISI 1020
Displacement
39
Alumunium Alloy (7079 Alloy)
Gambar 3.8. Distribusi displcacement untuk material Aluminium Alloy (7079 Alloy)
40
Gambar 3.9. Distribusi displcacement untuk material Maleable cast iron
41
Gambar 3.10. Distribusi displcacement untuk material Steel AISI 1020
4. Biaya (Cost)
42
Masalah biaya menyangkut beberapa variable yang
yang rusak.
43
44
45
Gambar 3.11. Diagram Harga material per unit massa
46
Gambar.3.12 Persamaaan untuk menentukan cost/ biaya berdasarkan
Fungsi, Tujuan dan batasan
47
Gambar 3.13. Diagram Harga – Kekuatan Material
Dari gambar 3.13 dan dari tabel 3.9 diatas dapat dilihat
bahwa material yang mempuyai harga yang rendah adalah
Cast Iron.
Tabel 3.9 adalah tabel hasil perhitungan estimasi harga
terhadap material yang dipertimbangkan berdasarkan Beam,
minimum cost stiffness prescribed ( Gambar. 3.12)
48
5. Penentuan Pemilihan Material
Berikut ini adalah hasil dari pemilihan material berdasarkan
kebutuhan camshaft yang dinginkan :
• Kondisi suhu operasi : cast iron dan steel
• Stiffness(Modulus young tinggi) : Steel dan cast iron
• Kemampuan proses : Iron dan steel
• Berat (density rendah) : Alumunium
• Harga : Cast iron
49
Gambar 3.13. Diagram Jenis-Jenis Proses Manufaktur
50
a. Shaping
Proses shaping adalah proses pembentukan awal suatu
produk dari suatu material. Proses ini terbagi beberapa proses
antara lain :
Casting Methods
Moulding Methods
Deformation Methods
Powder Methods
Special Methods
Untuk menentukan metode yang digunakan bergantung dari
beberapa faktor antara lain :
Jenis material yang akan dibentuk
Bentuk produk
Toleransi
Massa
Kakasaran
Kekakuan
Dan lain-lain
51
Gambar 3.14. Diagram Matrik Proses – Material
52
Gambar. 3.15 Diagram Matrik Proses – Bentuk Produk
53
Gambar. 3.16. Diagram Matrik Hubungan Proses – Massa
54
Gambar. 3.17. Diagram Matrik Hubungan Proses – Toleransi
55
Tabel 3.10. Toleransi Dari Beberapa Proses Manufaktur
56
Sand casting :
Keterbatasan :
- Selalu memerlukan pemesinan
- Hasil permukaaan kasar
- Sulit untuk mendapatkan toleransi yang kecil
- Kemungkinan cacat pada beberapa material
57
Die Casting
Keuntungan :
- Hasil permukannya halus
- Akurasi dimensi yang bagus
- Proses pembuatan cepat
Keterbatasan :
- Biaya cetakan mahal
- Terbatas pada logam non ferrous
- Pengerjaan terbatas pada part yang kecil
58
Investment Casting
Keuntungan :
- Hasil produk mempunyai akurasi yang tinggi
- Hasil permukaan yang bagus
- Pengerjaan tidak terlau rumit
- Dapat mengecor semua logam
- Toleransi kecil.
Keterbatasan :
- Terbatas pada pegerjaan parts yang kecil
- Biaya pembuatan pola dan cetakan mahal
- Biaya tenaga kerja yang tinggi
59
Spesifikasi camshaft yang dinginkan yang berhubungan
dengan proses manufaktur adalah :
- Berat kurang dari 1 kg
- Kekasaran kecil
- Toleransi kecil
60
Quenching
Pendinginan secara cepat yang lakukan dengan pencelupan
dalam media air atau minyak. Bentuk kistal berubah menjadi body
center cubik dan struktur mikro berubah menjadi martensite yang
bersifat sangat keras dan getas. Struktur mempunyai tegangan
dalam sangat besar dan tidak cocok untuk hampir seluruh
penggunaan.
Tempering
Merupakan pemanasan kembali dari quenching, baja martensit
penuh ke temperatur dibawah titik kritis untuk memodifikasi
struktur dan mengurangi tegangan dalam.
3. Finishing
61
kecepatan translasi pahat maka akan diperoleh berbagai
macam ulir dengan ukuran kisar yang berbeda. Hal ini dapat
dilakukan dengna jalan menukar roda gigi translasi (change
gears) yang menghubungkan poros spindel dengan poros ulir
(lead screw). Roda gigi penukar disediakan secara khusus
Untuk memenuhi keperluan pembuatan ulir. Jumlah gigi pada
masing-masing roda gigi penukar bervariasi besarnya mulai dari
jumlah 15 sampai dengan jumlah gigi maksimum 127. roda gigi
penukar dengan jumlah 127 mempunyai ke khususan karena
digunakan untuk monversi dari ulir metrik ke ulir inchi.
Prinsip Kerja Mesin Bubut
62
Gambar. 3.21. Turning
b. Polishing
Polishing merupakan proses penghalusan permukaan dari
suatu produk dengan menggunakan polish machine. Pada
produk camshaft, bagian yang dipolish adalah bagian
permukaan cam dimana cam akan mandapat kontak langsung
dari batang katup. Hal ini bertujuan agar proses pembukaan dan
penutupan katup tidak terhambat akibat permukaan cam yang
tidakm licin dan halus.
c. Painting
Painting atau pengecatan adalah proses pelapisan pada
suatu material dengan tujuan agar terlindung dari korosi,
sebagai pemanis dan juga fungsi susunan warna. Dengan
melakukan pengecatan maka objek yang dicat akan
terlindung dari reaksi oksidasi yang dapat menyebabkan
karat. Pemilihan warna yang tepat juga dapat
mempengaruhi psikis dari manusia sehingga mendorong
effisiensi dan produktivitas yang tinggi. Bagian dari camshaft
yang akan dicat adalah seluruh bagian kecuali permukaan cam.
Jenis cat yang banyak digunakan adalah cat anti karat, cat
anti karat adalah cat dasar pada permukaan besi yang dapat
mempertinggi sifat penempelan dengan dengan besi serta
mencegah timbulnya karat. Menjaga besi dari karat adalah
63
memutus hubungan antara besi dengan udara dan air sehingga
reaksi kimia terutama reaksi oksidasi tidak akan terjadi.
Untuk mengatur viskositas atau kekentalan pada cat
maka cat biasanya dicampur dengan thiner. Jika viskositas
dari cat kurang tepat maka akan sangat berpengaruh pada
hasil pengecatan. Jika campuran terlalu encer maka lapisan
cat terlalu tipis dan akan menurunkan efisiensi lapisan. Dan
jika terlalu kental maka akan menimbulkan cacat seperti
goresan kuas atau can yang menggumpal sehingga
diperoleh hasil yang kurang maksimal.
Sebelum melakukan pengecatan maka hal terpenting
yang harus dilakukan adalah menyiapkan bidang material
yang akan dilas. Bidang material harus dibersihkan dari
kotoran, air, dan minyak agar tidak merusak penempelan
cat dengan material. Ada dua cara dalam membersihkan
bidang material yang akan di cat, yaitu :
Cara fisik
Cara ini digunakan untuk membersihkan bagian-bagian yang
tidak dapat dilakukan dengan cara kimia. Peralatan yang
digunakan yaitu dapat berupa kikir, mesin gerinda,
ampelas dan juga wire brush.
Cara kimia
Yaitu proses pembersihan dengan cairan kimia, contohnya
dengan garam klorida yang dilarutkan dengan air untuk
menghilangkan karat.
Penggunaan alat pengecatan yang tepat sangat
mempengaruhi kualitas dari hasil pengecatan. Ada beberapa
macam alat pengecatan, diantaranya :
64
a. Air spray
b. Air less spray
c. Spray elektrostatis
d. Pencelupan
e. Pelapisan listrik
f. Curtain flow coater
g. Roler coat
Alat pengecatan yang dilakukan pada Camshaft adalah
dengan menggunakan air spray karena memiliki efisiensi
pekerjaan yang baik serta dapat menghasilkan pengecatan
yang halus. Prinsip air spray seperti tampak pada gambar.
keatas dan dengan dorongan udara yang kuat maka air akan
menyemprot keluar.
65
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Hal yang harus diperhatikan dalam proses pemilihan material adalah
sebagai berikut :
1. Sifat operasi (functional requirement) dari part
Sifat operasi berhubungan langsung dengan karakteristik dari
pembebanan yang diterima part secara langsung. Apakah part itu
menerima beban gesek, beban tarik, beban geser, beban kejut, dll.
2. Kondisi operasi part (resistance to service condition)
Kondisi lingkungan tempat beroperasi mempunyai peran yang
sangat penting dalam menentukan suatu material. Contohnya
lingkungan yang memungkinkan terjadinya korosi, seperti lingkungan
bertemperatur rendah, berdampak merugikan bagi kebanyakan
material.
3. Kemampuan Proses (process ability requirement)
Kemampuan proses suatu material bisa dinilai dari kemampuan
part tersebut untuk dikerjakan dan dibentuk menjadi barang jadi.
Contohnya part tersebut memiliki sifat castability, formability,
machinability, weldability, dan hardenability.
4. Cost
Harga biasanya menjadi faktor penting dalam evaluasi material
karena tidak sedikit aplikasi yang mempunyai batasan budget.
Penentuan harga biasanya dibandingkan dengan aplikasi yang akan
di gunakan.
5. Ketahanan uji (reliability requirement)
Ketahanan uji bisa diartikan kemungkinan akan ketahanan suatu
material terhadap fungsi tanpa adanya kerusakan atau kegagalan
proses.
66
Proses manufaktur pada camshaft pada dasarnya terdiri dari
dua proses utama yaitu metal shaping process dalam hal ini Die Casting
dan finishing process meliputi turning, Polishing dan Painting.
4.2 Saran
Banyak sekali faktor – faktor yang dapat mempengaruhi proses
pembuatan suatu produk, oleh sebab itu perlu adanya perencanaan
yang matang pada aspek-aspek sebagai berikut :
1. Design
2. Material selection
3. Process selection
4. Manufacture
5. Evaluation / inspection
Semua hal-hal tersebut diatas harus dipenuhi agar dapat dihasilkan
suatu produk yang berkualias dan dengan harga yang dapat bersaing.
67
Daftar Pustaka
Ashby, Mike and Johnson, Kara. 2002. Materials and Design. Butterworth
Henemann.
http://www.design-technology.org/CDT10metalsproperties.htm
68
69