You are on page 1of 13

MAKALAH ILMU KEWARGANEGARAAN

“DEMOKRASI PANCASILA”

Oleh:

APRILLINA

1013032003

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2011
BAB I

PENDAHULUAN

Semua negara mengakui bahwa demokrasi sebagai alat ukur dari keabsahan politik. Kehendak
rakyat adalah dasar utama kewenangan pemerintahan menjadi basis tegaknya sistem politik
demograsi. Demokrasi meletakkan rakyat pada posisi penting, hal ini karena masih memegang
teguh rakyat selaku pemegang kedaulatan. Negara yang tidak memegang demokrasi disebut
negara otoriter. Negara otoriter pun masih mengaku dirinya sebagai negara demokrasi. Ini
menunjukkan bahwa demograsi itu penting dalam kehidupan bernegara dan pemerintahan. Sejak
merdeka, perjalanan kehidupan demokrasi di Indonesia telah mengalami pasang surut. Dari
demokrasi Parlementer/ Liberal (1950–1959) , demokrasi Terpimpin (1959–1966) dan demograsi
pancasila (1967–1998). Tiga model demokrasi ini telah memberi kekayaan pengalaman bangsa
Indonesia dalam menerapkan kehidupan demokrasi. Setelah reformasi demokrasi yang
diterapkan di Indonesia semakin diakui oleh dunia luar. Reformasi telah melahirkan empat orang
presiden. Mulai dari BJ Habibie, Abdurrahman Wahid, Megawati hingga Susilo Bambang
Yudhoyono. Demokrasi yang diterapkan saat ini masih belum jelas setelah pada masa Presiden
Soeharto dikenal dengan demokrasi pancasila. Ir Soekarno dalam buku Di Bawah Bendera
Revolusi (1965) pernah mengungkapkan pendapatnya tentang demokrasi bagi bangsa Indonesia.
“Apakah demokrasi itu? Demokrasi adalah ’pemerintahan rakyat’. Cara pemerintahan ini
memberi hak kepada semua rakyat untuk ikut memerintah. Cara pemerintahan ini sekarang
menjadi cita-cita semua partai nasionalis Indonesia. Tetapi dalam mencita-citakan paham dan
cara pemerintahan demokrasi itu, kaum Marhaen toch harus berhati-hati. Artinya: jangan meniru
sahaja ’demokrasi- demokrasi’ yang kini dipraktekkan di dunia luaran” Bung Karno mempunyai
pandangan sendiri mengenai demokrasi bagi Indonesia. Demokrasi khas Eropa dianggap tidak
sesuai untuk diterapkan di Indonesia. Dalam tulisannya, demokrasi yang begitu hanyalah
demokrasi parlemen saja, hanya demokrasi politik saja, sementara demokrasi ekonomi tak ada.
demokrasi politik saja belum menyelamatkan rakyat. Kaum nasionalisme Indonesia tidak boleh
mengeramatkan demokrasi seperti itu. Nasionalisme kita haruslah nasionalisme yang tidak
mencari gebyarnya atau kilaunya negeri keluar saja, tetapi ia harus mencari selamatnya semua
manusia.
BAB II

PEMBAHASAN

PENGERTIAN DEMOKRASI PANCASILA

A. MENURUT ETIMOLOGIS / BAHASA

Demokrasi pengertian etimologis mengandung makna pengertian universal. Abraham Lincoln


( 1873 ) memberikan pengertian demokrasi “ government of the people, by the people, and for
the people”. Menurut etimologi/bahasa, demokrasi berasal dari bahasa yunani yaitu dari demos =
rakyat dan cratos atau cratein = pemerintahan atau kekuasaan. demokrasi berarti pemerintahan
rakyat atau kekuasaan rakyat. Oleh karena itu dalam sistem demokrasi rakyat mendapat
kedudukan penting didasarkan adanya rakyat memegang kedaulatan. Pelaksanaan demokrasi ini
ada dua cara yaitu demokrasi langsung dan tidak langsung. demokrasi langsung, rakyat
seluruhnya dikutsertakan dalam permusyawaratan untuk menentukan kebijakan dan mengambil
keputusan. Hal ini terjadi pada zaman yunani kuno (abad ke 4 SM – abad ke 6 SM). Pada masa
itu Yunani berupa negara kota ( polis ). Akan tetapi pada masa itu ada pembatasan ikut dalam
pemerintahan adalah anak , wanita dan budak. Akibat perkembangan penduduk maka sistem
demokrasi. Akibat perkembangan penduduk maka demokrasi langsung sudah tidak memungkin
lagi sehingga timbul cara kedua yaitu demograsi tidak langsung. Sedangkan demokrasi tidak
langsung dilaksanakan melalui sistem perwakilan. Biasanya dilaksanakan dengan cara pemilihan
umum.

B. SECARA TERMINOLOGY

Demokrasi dari segi terminology mengandung makna demograsi konseptual yang memiliki
beberapa pendapat, yaitu:

1) Tradisi pemikiran Aristotelian, demograsi merupakan salah satu bentuk pemerintahan.

2) Tradisi Medieval Theory souvregnty.


3) Contemporary Doctrine, dengan konsep republik dipandang sebagai bentuk pemerintahan
rakyat yang murni.

4) Harris Soche, demograsi adalah pemerintahan rakyat karena itu kekuasaan melekat pada
rakyat.

5) Henry B. Mayo, sistem politik demokratis adalah menunjukkan kebijakan umum ditentukan
atas dasar mayoritas oleh wakil-wakil yang diawasi secara efektif oleh rakyat, dan didasarkan
atas kesamaan politik dalam suasana terjaminnya kebebasan politik.

6) International Commision for Jurist, demograsi adalah suatu bentuk pemerintahan untuk
membuat keputusan politik diselenggarakan oleh wakil - wakil yang dipilih dan bertanggung
jawab kepada mereka melalui pemilihan yang bebas.

7) C.F. Strong, Suatu sistem pemerintahan pada mayoritas anggota dewasa dari masyarakat
politik ikut serta atas dasar sistem perwakilan yang menjamin bahwa pemerintah akhirnya
mempertanggung jawabkan tindakan kepada mayoritas, menerapkan roman law dan konsep
popular.

8) Samuel Huntington, sistem politik sebagai demokratis sejauh para pembuat keputusan kolektif
yang paling kuat dalam system itu dipilih melalui pemilihan umum yang adil, jujur, dan
semua orang dewasa mempunyai hak yang sama memberikan suara.

Demokrasi secara kontekstual dilihat dari fakta kenyataan pemerintahan yang pernah dan sedang
terjadi. Indonesia pada zaman pemerintahan Soekarno masa orde lama dengan konstitusi RIS dan
UUDS ‘50 dikenal demograsi liberal, setelah kembali ke UUD 45 dikenal demograsi terpimpin.
Era Soeharto ( orde baru ) dikenal demokrasi pancasila, dan era reformasi sejak 1998 hingga
sekarang masih dikenal demokrasi pancasila. demokrasi dilihat dari segi pemikiran politik terbagi
menjadi tiga tradisi pemikiran politik yaitu Classical Aristotelian theory, medieval theory dan
contemporary doctrine yang mana pengertiannya dengan yang telah disebutkan. Torres melihat
demokrasi dari segi formal dan substantive. Formal menunjuk pada demokrasi dalam arti sistem
pemerintahan.
Substantive menunjuk pada demograsi dalam 4 bentuk, yaitu :

a. menitik beratkan pada perlindungan terhadap tirani.

b. titik berat pada manusia mengembangkan kekuasaan dan kemampuan.

c. melihat keseimbangan partisipasi masyarakat terhadap beban yang berat dan tuntutan yang
tidak dapat dipenuhi.

d. bahwa tidak dapat mencapai partisipasi yang demokratis tanpa perubahan lebih dulu dalam
keseimbangan sosial dan kesadaran social.

C. DEMOKRASI SEBAGAI BENTUK PEMERINTAHAN

Demokrasi pernah dipahami sebagai bentuk pemerintahan, akan tetapi perkembangannya


dipahami dalam pengertian luas, sebagai bentuk pemerintahan dan politik.

Pada awalnya Plato mengemukakan 6 macam bentuk negara sesuai dengan sifat tertentu dari
jiwa manusia, yaitu :

1. Aristokrasi, pemerintahan dipegang oleh sekelompok kecil para cerdik pandai berdasarkan
keadilan. Kemerosotan dari aristokrasi ini menjadi Timokrasi.

2. Timokrasi, Pemerintahan dijalankan untuk menda-patkan kekayaan untuk kepentingan


sendiri. Oleh karena kekayaan untuk kepentingan sendiri lalu jatuh dan dipegang olah
kelopmpok hartawan. Sehingga yang berhak memerintah adalah orang yang kaya saja
sehingga muncul oligarchi.

3. Oligarchi, pemerintahan dijalankan oleh sekelompok orang yang memegang kekayaan untuk
kepentingan pribadi. Negatif dari sistem ini adalah timbul kemelaratan umum , banyak orang
miskin. Akibat tekanan penguasa semakin berat, banyak rakyat semakin sengsara. Akhirnya
rakyar sadar dan bersatu memegang pemerintahan dan timbullah demograsi.

4. Demokras, Pemerintahan secara demograsi diutamakan kemerdekaan dan kebebasan. Oleh


karena kebebasan dan kemerdekaan ini terlalu diutamakan timbul kesewenang - wenangan.
Kemerdekaan dan kebebasan menjadi tidak terbatas lalu timbullah prinsip Anarki.

5. Anarchi, pemerintahan anarki seseorang dapat berbuat sesuka hatinya. Rakyat tidak mau lagi
diatur , karena ingin mengatur dan memerintah sendiri. Negara menjadi kacau. Untuk itu
perlu pemimpin yang keras dan kuat. Akhirnya timbullah Tirany.

6. Tirany , pemerintahan dipegang oleh seorang saja dan tidak suka terdapat persaingan. Semua
orang yang menjadi saingan disingkirkan dan diasingkan. Pemerintahan ini tambah jauh dari
keadilan.

Plato juga dalam perkembangan ajarannya tentang bentuk pemerintahan mengemukakan lagi :

a) Bentuk negara Ideal form (bentuk cita), yaitu negara dalam bentuk kesempurnaan :

1. Monarki. Bentuk pemerintahan dipegang oleh seorang sebagai pemimpin tertinggi


dijalankan untuk kepen-tingan orang banyak biasanya pada kerajaan.

2. Aristokrasi, Pemerintahan dipegang oleh orang yang pandai.

3. demokrasi Pemerintahan dipegang oleh rakyat.

b) The Corruption form (bentuk pemerosotan):

1. Bentuk Tirani, bentuk pemerosotan dari monarchi

2. Oligarchi, bentuk pemerosotan dari Arostokrasi


3. Mobokrasi, pemerosotan dari demograsi. Pemerintahan dipegang oleh rakyat yang tidak
tahu dan tidak menguasai pemerintahan, tidak terdidik. (the rule of the mob).

D. DEMOKRASI SEBAGAI SISTEM POLITIK

Demokrasi dari sistem politik lebih luas dari bentuk pemerintahan. Beberapa ahli telah
mendefinisikan demograsi sebagai sistem politik, yaitu:

1) Henry B Mayo, demograsi merupakan suatu sistem politik yang menunjukkan bahwa
kebijakan umum ditentukan atas dasar – dasar mayoritas oleh wakil – wakil yang diawasi
secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan berkala yang didasarkan atas prinsip kesamaan
politik dan diselenggarakan dalam suasana terjaminnya kebebasab politik.

2) Samuel Huntington , sistem politik sebagai demokratis sejauh para pembuat keputusan
kolektif yang paling kuat dalam sistem itu dipilih melalui pemilihan umum yang adil , jujur
dan berkala dan dalam sistem itu para calon bebas bersaing untuk memperoleh suara dan
hampir semua penduduk dewasa berhak memberikan suara. Sistem politik dapat dibedakan
dari sistem politik demograsi dan non demograsi. Sistem politik demograsi, sistem
pemerintahan dalam suatu negara yang menjalankan prinsip demograsi yaitu tidak sewenang
– wenang , kekuasaan tidak tak terbatas. Dan mengutamakan kepentingan umum dan
keadilan. (contoh lihat penjelasan umum UUD 45 sebelum amandemen, ada disebutkan 7
prinsip pemerintahan yang baik). Sistem politik non demograsi, politik otoriter, totaliter,
dictator, rezim militer, rezim satu partai, monarki absolut, dan sistem komunis. Negara
berbentuk kerajaan ataupun republik dapat saja merupakan negara demograsi atau negara
kediktatoran , tergantung dari prinsip – prinsip yang dijalankan dalam penyelenggaraan
negara. Dengan demikian , ada negara kerajaan yang demokratis dan negara kerajaan yang
bersifat otoriter. Demikian pula ada negara republik yang demokratis dan ada negara republik
yang otoriter.

E. DEMOKRASI SEBAGAI SIKAP HIDUP


Demokrasi ini dipahami sebagai sikap hidup dan pandangan hidup yang demokratis.
Pemerintahan dan sistem politik tumbuh dan berkembang tidak datang dengan sendirinya.
Demokrasi membutuhkan usaha nyata dan perilaku demokratis untuk mendukung pemerintahan
dan sistem politik demograsi. Perilaku didasarkan nilai-nilai demograsi dan membentuk
budaya/kultur demograsi baik dari warganegara maupun dari pejabat negara/pemerintah yang
membuatnya performed ( eksis dan tegak ).

F. DEMOKRASI DI INDONESIA

Bangsa Indonesia sejak dulu sudah mempraktekkan ide tentang demokrasi walau bukan tingkat
kenegaraan , masih tingkat desa yang disebut demokrasi desa. Contoh pelaksanaan demokrasi
desa pemilihan kepala desa dan rembug desa. Inilah demokrasi asli.

Demokrasi desa mempunyai 5 ciri yakni rapat, mufakat, gotong royong, hak mengadakan protes
bersama dan hak menyingkir dari kekuasaan raja absolut mempergunakan pendekatan
kontekstual. Demokrasi di Indonesia adalah demograsi pancasila yang menjadikan pancasila
sebagai ideologi negara, pandangan hidup bangsa Indonesia , dasar negara Indonesia dan sebagai
identitas nasional Indonesia. Sebagai ideologi nasional, pancasila sebagai cita - cita masyarakat
dan sebagai pedoman membuat keputusan politik. Sebagai pemersatu masyarakat yang menjadi
prosedur penyelesaian konflik.

Nilai-nilai demokrasi yang terjabar dari nilai nilai pancasila adalah:

a. Kedaulatan rakyat,

b. Republik,

c. Negara berdasar atas hokum,

d. Pemerintahan yang konstitusional,

e. Sistem perwakilan,

f. Prinsip musyawarah,
g. Prinsip ketuhanan

Demokrasi pancasila dapat diartikan secara luas dan sempit. Secara luas, demokrasi pancasila
berarti kedaulatan rakyat yang didasarkan pada nilai-nilai pancasila dalam bidang politik,
ekonomi dan sosial. Secara sempit, demokrasi pancasila berarti kedaulatan rakyat yang
dilaksanakan menurut hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan. Sehubungan
dengan demokrasi pancasila, di Indonesia mengenal juga istilah “masyarakat Madani” (civil
society). Welzer dengan rumusan konseptual , civil society adalah jaringan yang kompleks dari
LSM diluar pemerintahan negara (NGO) yang bekerja secara merdeka atau bersama-sama
pemerintah yang diatur oleh hukum. Ia merupakan ranah publik yang beranggotakan perorangan.
Masyarakat madani Indonesia tidak sepenuhnya sama dengan civil society menurut konsep
liberalisme/komunitarianisme Barat. Masyarakat madani Indonesia mempunyai ciri khas, tetap
agamis/religius dan adanya fasilitasi lebih nyata dari negara dalam hal memberikan jaminan
hukum dan dukungan politik bagi kehadiran masyarakat madani, suasana kulturtal dan ideologis
dan menyediakan infrastruktur sosial yang diperlukan.

Keterkaitan demokrasi pancasila dengan civil society / masyarakat madani Indonesia, secara
kualitatif ditandai oleh keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, jaminan hak
asasi manusia, penegakan prinsip rule of law, partisipasi yang luas dari warganegara dalam
mengambil keputusan publik diberbagai tingkatan, pelaksanaan Pendidikan Kewarganegaraan
untuk mengembangkan warganegara Indonesia yang cerdas dan baik, berakhlak baik serta
berbudi luhur.

G. FUNGSI DEMOKRASI PANCASILA

Adapun fungsi demokrasi pancasila, yaitu:

1. Menjamin adanya keikutsertaan rakyat dalam kehidupan bernegara, seperti:

 Ikut menyukseskan Pemilu,

 Ikut menyukseskan Pembangunan,


 Ikut duduk dalam badan perwakilan/permusyawaratan.

2. Menjamin tetap tegaknya negara RI,

3. Menjamin tetap tegaknya negara kesatuan RI yang mempergunakan sistem konstitusional,

4. Menjamin tetap tegaknya hukum yang bersumber pada pancasila

5. Menjamin adanya hubungan yang selaras, serasi dan seimbang antara lembaga Negara,

6. Menjamin adanya pemerintahan yang bertanggung jawab, contohnya: Presiden adalah


Mandataris MPR, dan Presiden bertanggung jawab kepada MPR.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Negara Indonesia adalah negara yang merdeka dan berdaulat yang menganut sistem demokrasi
pancasila. Sebelum menganut demokrasi pancasila, Indonesia telah menganut sistem demokrasi
Liberal/Parlementer , Demokrasi Terpimpin dan terakhir sistem demokrasi pancasila hingga
sekarang. demokrasi pancasila masih kita anut karena nilai – nilai dan makna yang terkandung di
dalamnya sesuai dengan jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia.
Hal itu telah digambarkan dalam prinsip pokok demokrasi pancasila, yaitu :

1. Pemerintahan berdasarkan hukum , dalam penjelasan UUD 1945 dikatakan bahwa Indonesia
ialah negara berdasarkan hukum (rechtstaat) dan tidak berdasarkan kekuasaan belaka
(machtstaat), pemerintah berdasar atas sistem konstitusi (hukum dasar) tidak bersifat
absolutisme (kekuasaan tidak terbatas), kekuasaan yang tertinggi berada di tangan MPR.

2. Perlindungan terhadap hak asasi manusia.

3. Pengambilan keputusan atas dasar musyawarah.

4. Peradilan yang merdeka berarti badan peradilan (kehakiman) merupakan badan yang
merdeka, artinya terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah dan kekuasaan lain contoh
Presiden, BPK, DPR atau lainnya.

5. Adanya partai politik dan organisasi sosial politik karena berfungsi “Untuk menyalurkan
aspirasi rakyat”.

6. Pelaksanaan Pemilihan Umum.

7. Kedaulatan adalah ditangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR (pasal 1 ayat 2 UUD
1945).

8. Keseimbangan antara hak dan kewajiban.

9. Pelaksanaan kebebasan yang bertanggung jawab secara moral kepada Tuhan YME, diri
sendiri, masyarakat, dan negara ataupun orang lain,

10. Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita Nasional.

Tujuan demokrasi pancasila adalah untuk menetapkan bagaimana bangsa Indonesia mengatur
hidup dan sikap berdemokrasi seharusnya. Dan menjadikan semua teratur tanpa terjadi hal – hal
setiap tingkat pendidikan mulai dari SD, SMP, SMA/SMK agar kita menjadi manusia yang
demokrasi yang selalu menghargai pendapat orang lain, tenggang rasa dan bertanggung jawab
dalam menjadi warganegara yang baik.
DAFTAR PUSTAKA

http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:fZO3-
jKBdCEJ:www.scribd.com/doc/24877602/DEMOKRASI-
PANCASILA+demokrasi+pancasila&cd=3&hl=id&ct=clnk&gl=id&client=firefox-a&
source=www.google.co.id.

You might also like