Professional Documents
Culture Documents
Menurut American Psychiatric Association (APA, 1994), gangguan mental adalah gejala atau
pola dari tingkah laku psikologi yang tampak secara klinis yang terjadi pada seseorang dari
berhubungan dengan keadaan distres (gejala yang menyakitkan) atau ketidakmampuan
(gangguan pada satu area atau lebih dari fungsi-fungsi penting) yang meningkatkan risiko
terhadap kematian, nyeri, ketidakmampuan atau kehilangan kebebasan yang penting dan tidak
jarang respon tersebut dapat diterima pada kondisi tertentu.
Menurut Townsend (1996) mental illness adalah respon maladaptive terhadap stresor dari
lingkungan dalam/luar ditunjukkan dengan pikiran, perasaan, dan tingkah laku yang tidak sesuai
dengan norma lokal dan kultural dan mengganggu fungsi sosial, kerja, dan fisik individu.
Konsep Gangguan Jiwa dari PPDGJ II yang merujuk ke DSM-III adalah sindrom atau pola
perilaku, atau psikologi seseorang, yang secara klinik cukup bermakna, dan yang secara khas
berkaitan dengan suatu gejala penderitaan (distres) atau hendaya (impairment/disability) di
dalam satu atau lebih fungsi yang penting dari manusia (Maslim, 2002).
Kesehatan Jiwa adalah Perasaan Sehat dan Bahagia serta mampu mengatasi tantangan hidup,
dapat menerima orang lain sebagaimana adanya serta mempunyai sikap positif terhadap diri
sendiri dan orang lain (www.dinkes-dki.go.id.htm).
5) Bagaimana kemampuan anda mengatasi persoalan hidup anda Sehari – hari
c. Gejala Gangguan Jiwa (Maramis, 1995) :
1)Gangguan kesadaran
a) Penurunan kesadaran
(1)Apati
Mengantuk dan acuh-tak-acuh terhadap rangsang yang masuk; diperlukannya rangsang yang
sedikit lebih keras dai biasanya untuk menarik perhatiannya.
(2)Somnolensi
Jelas sudah lebih mengantuk dan rangsang yang lebih keras lagi diperlukan untuk menarik
perhatiannya.
(3)Sopor
Hanya berespon dengan rangsang yang keras; ingatan, orientasi, dan pertimbangan sudah hilang.
Tidak ada lagi respons terhadap rangsang yang keras; bila sudah dalam sekali, maka reflek pupil
(yang sudah melebar) dan reflex muntah hilang lalu timbullah reflex patologik.
Kesadaran yang meninggi adalah keadaan dengan respons yang meninggi terhadap rangsang:
suara-suara terdengar lebih keras, warna-warni kelihatan lebih terang: disebabkan oleh berbagai
zat yang merangsang otak.
c) Tidur
Gangguan tidur dapat berupa: insomnia, berjalan waktu tidur, mimpi buruk, narkolepsi,
kelumpuhan tidur.
d) Hipnosa
Kesadaran yang sengaja diubah (menurun dan menyempit, artinya menerima rangsang hanya
dari sumber tertentu saja) melalui sugesti; mirip tidur dan ditandai oleh mudahnya disugesti;
setelah itu timbul amnesia.
e) Disosiasi
Adalah sebagian tingkah laku atau kejadian memisahkan dirinya secara psikologik dari
kesadaran. Kemudian terjadi amnesia sebagian atau total. Disosiasi dapat berupa: trans, senjakala
histerik, fugue, serangan histerik, sindroma ganser, menulis otomatis.
Tidak normal, tidak menurun, tidak meninggi, bukan disosiasi, tetapi kemampuan mengadakan
hubungan dengan dan pembatasan terhadap dunia luar dan dirinya sendiri sudah terganggu pada
taraf “tidak sesuai dengan kenyataan� (secara kwalitatif), seperti pada psikosa fungsional.
g) Gangguan Perhatian
Tidak mampu memusatkan (memfokus) perhatian pada hanya satu hal/keadaan, atau lamanya
memusatkan perhatian itu berkurang daya konsentrasi terganggu.
2)Gangguan ingatan
Ingatan berdasarkan tiga proses utama, yaitu pencatatan atau registrasi, penahanan atau
resistensi, dan pemanggilan kembali atau recall. Gangguan ingatan terjadi bila terdapat gangguan
pada salah satu atau lebih dari ketiga unsur tersebut.
Gangguan ingatan tidak terbatas pada suatu waktu tertentu saja dan dapat meliputi: kejadian
yang baru saja terjadi dan kejadian yang sudah lama berselang terjadi.
b) Amnesia
Adalah ketidakmampuan mengingat kembali pengalaman, mungkin bersifat sebagian atau total,
serta retrograd atau anterograd.
c) Paramnesia
Adalah ingatan yang keliru karena distorsi pemanggilan kembali (recall).
d) Hipermnesia
Adalah penahanan dalam ingatan dan pemanggilan kembali (arecall�).
3)Gangguan orientasi
Disorientasi atau gangguan orientasi timbul sebagai akibat gangguan kesadaran dan dapat
menyangkut waktu, tempat, atau orang.
Afek adalah nada perasaan, menyenangkan, atau tidak menyenangkan, yang menyertai suatu
pikiran dan biasanya berlangsung lama serta kurang disertai oleh komponen fisiologik. Emosi
adalah manifestasi afek ke luar dan disertai oleh banyak komponen fisiologik, lagi pula biasanya
berlangsung relatif tidak lama (misalnya: ketakutan, kecemasan, depresi dan kegembiraan).
Bilamana afek dan emosi itu sudah begitu keras, sehingga fungsi individu itu terganggu, maka
dikatakan telah terjadi gangguan afek atau emosi yang dapat berupa:
a) Depresi
Depresi dengan komponen psikologik, misalnya: rasa sedih, susah, rasa tak berguna, gagal,
kehilangan, tak ada harapan, putus asa, penyesalan yang patologis; dan komponen somatik,
misalnya: anoreksia, konstipasi, kulit lembab (rasa dingin), tekanan darah dan nadi menurun
sedikit.
Kecemasan dapat dibedakan kecemasan (tidak jelas cemas terhadap apa) dari ketakutan atau fear
(jelas atau tahu takut terhadap apa). Komponen psikologiknya dapat berupa: khawatir, gugup,
tegang, cemas, rasa tak aman, takut, lekas terkejut, sedangkan komponen jenis somatiknya
misalnya: palpitasi, keringat dingin pada telapak tangan, tekanan darah meninggi, respons kulit
terhadap aliran listrik galvanik berkurang, peristaltik bertambah, lekositosis.
(3)Panik: serangan kecemasan yang hebat dengan kegelisahan, kebingungan dan hiperaktivitas
yang tidak terorganisasi.
c) Efori
Rasa riang, gembira, senang, bahagia yang berlebihan; bila tidak sesuai dengan keadaan maka ini
menunjukkan adanya gangguan jiwa; jika lebih keras lagi dinamakan “elasi� dan jika
keras sekali dinamakan “exaltasi�.
d) Anhedonia
Ketidakmampuan merasakan kesenangan, tidak timbul perasaan senang dengan aktivitas yang
biasanya menyenangkan baginya.
e) Kesepian
Merasa dirinya ditinggalkan.
f) Kedangkalan
Kemiskinan afek dan emosi secara umum (berkurang, secara kwantitatif); dapat digambarkan
juga sebagai datar�, tumpul�, atau dingin� yang sama maksudnya; istilah-istilah ini tidak
menunjukkan gradasi. Umpamanya kedangkalan emosi ialah tidak atau hanya sedikit merasa /
kelihatan gembira atau sedih dalam keadaan atau mengenai sesuatu hal yang benar-benar
menggembirakan atau menyedihkan.
k) Apati
Berkurangnya afek dan emosi terhadap sesuatu atau terhadap semua hal dengan disertai rasa
terpencil dan tidak peduli.
5)Gangguan psikomotor
Psikomotor adalah gerakan badan yang dipengaruhi oleh keadaan jiwa: jadi merupakan efek
bersama yang mengenai badan dan jiwa. Gangguan psikomotorik dapat berupa:
a) kelambatan
Secara umum gerakan dan reaksi menjadi lambat.
b) Peningkatan
Aktivitas dan reaksi umum meningkat.
c) Tik (tic�)
Gerakan involunter, sekejap serta berkali-kali mengenai sekelompok otot atau bagian badan yang
relatif kecil.
d) Bersikap aneh
Dengan sengaja mengambil sikap atau posisi badan yang tidak wajar, yang aneh atau bizar.
e) Grimas
Mimik yang aneh dan berulang-ulang.
f) Stereotipi
Gerakan salah satu anggota badan yang berkali-kali dan tidak bertujuan.
g) Pelagakan (mannerism)
Pergerakan atau lagak yang stereotip dan teatral (seperti sedang bermain sandiwara).
h) Ekhopraxia
Langsung meniru pergerakan orang lain pada saat dilihatnya; ekholalia: langsung mengulangi
atau meniru apa yang dikatakan orang lain.
j) Otomatisma
Berbuat sesuatu secara otomatis sebagai pernyataan (expresi) simbolik aktivitas tak sadar.
k) Negativisme
Menentang nasihat atau permintaan orang lain atau melakukan yang berlawanan dengan itu.
l) Kataplexia
Tonus otot menghilang dengan mendadak dan sejenak, juga timbul kelemahan umum dengan
atau tanpa penurunan kesadaran, yang dapat disebabkan oleh berbagai keadaan emosi.
(2) pergerakan yang abnormal, umpamanya tremor, tik, kejang-kejang atau ataxia
n) Verbigerasi
Berkali-kali mengucapkan sebuah kata yang sama.
o) Berjalan
Tidak tegap, kaku (rigid�)atau lambat
p) Gangguan motorik
Yang sebenarnya bukan merupakan gangguan psikomotor, yang mungkin sekali disebabkan
oleh: pemakaian obat (umpamanya: tremor, hipokinesa, diskinesa, akatisia, karena neroleptika),
gangguan ortopedik atau gangguan nerologik.
q) Kompulsi
Suatu dorongan yang mendesak berkali-kali, biarpun tidak disukai, agar berbuat yang
bertentangan dengan keinginannya sehari-hari atau dengan kebiasaan serta norma-norma.
r) Gagap
Berbicara dengan terhenti-henti karena spasme otot-otot untuk bicara, mulai dari berbicara
sangat ragu-ragu sampai dengan berbicara explosif.
(1) Dereisme
Titik berat pada tidak adanya sangkut paut terjadi antara proses mental individu dan
pengalamannya yang sedang berjalan. Proses mentalnya tidak sesuai dengan atau tidak
mengikuti kenyataan, logika atau pengalaman.
Yaitu tentang cara dan lajunya proses asosiasi dalam pemikiran, yang timbul dalam berbagai
jenis:
(1) Perseverasi
Berulang-ulang menceritakan suatu idea, pikiran atau tema secara berlebihan.
(3) Inkoherensi
Gangguan dalam bentuk bicara, sehingga satu kalimatpun sudah sukar ditangkap atau diikuti
maksudnya.
(6) Logorea
Banyak bicara, kata-kata dikeluarkan bertubi-tubi tanpa kontrol, mungkin koheren ataupun
incoherent.
(9) Neologisme
Membentuk kata-kata baru yang tidak dipahami oleh umum.
(10) Irelevansi
Isi pikiran atau ucapan yang tidak ada hubungannya dengan pertanyaan atau dengan hal yang
sedang dibicarakan.