Professional Documents
Culture Documents
PELAKSANAAN KEGIATAN
PENGELOLAAN LAHAN DAN AIR
TA. 2006
DEPARTEMEN PERTANIAN
DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN LAHAN DAN AIR
JAKARTA, JANUARI 2006
Dengan adanya Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, maka sejak
TA. 2005 telah dilaksanakan sistem penganggaran yang baru, dimana anggaran pembangunan dan rutin
menjadi satu kesatuan berupa penganggaran terpadu (unified budget) berbasis kinerja (performance
budget). Pada tahun 2005 pola ini belum sepenuhnya dapat dilakukan mengingat pada tahun 2005
merupakan masa transisi dan masih berupa spirit untuk memulai pendekatan anggaran berbasis kinerja.
Namun pada tahun 2006 diharapkan pola ini dapat sepenuhnya dilaksanakan. Untuk itu diperlukan
upaya pembenahan perencanaan anggaran maupun langkah-langkah operasional yang harus ditempuh.
Perubahan pola penganggaran tersebut dimaksudkan guna mempermudah pencapaian sasaran kegiatan
Sejalan dengan UU No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah, maka
penyusunan kegiatan dan anggaran tahun 2006 telah mengakomodasikan ketentuan dalam UU tersebut.
Adapun beberapa prinsip mengenai pemanfaatan dana Dekonsentrasi dan dana Tugas Pembantuan
antara lain sbb:
• Dana Dekonsentrasi yg dilimpahkan ke propinsi hanya boleh digunakan untuk kegiatan Non Fisik
• Tugas Pembantuan dapat dilimpahkan ke kabupaten/ kota untuk kegiatan fisik di daerah ybs sesuai
dgn kebutuhan pembangunan pertanian
Berdasarkan ketentuan diatas maka kegiatan Direktorat Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air pada tahun
Tahun 2006 ini adalah merupakan tahun pertama bagi Direktorat Jenderal Pengelolaan Lahan
dan Air dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan kerja pengelolaan lahan dan air secara
nasional. Untuk itu perlu koordinasi yang lebih solid antara pusat, propinsi dan kabupaten dalam
demikian diharapkan pelaksanaan kegiatan pengelolaan lahan dan air dapat berjalan dengan lancar,
efektif dan efisien serta sasaran pembangunan lahan dan air secara nasional dapat tercapai.
Sebagai bagian integral pembangunan pertanian secara utuh, kegiatan pengelolaan lahan dan air
diarahkan untuk mendukung terwujudnya Departemen yang peduli terhadap kesejahteraan masyarakat
pertanian melalui penyelenggaraan birokrasi yang bersih dalam mencapai pembangunan pertanian
berkelanjutan. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Direktorat Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air,
maka kegiatan pengelolaan lahan dan air pada tahun 2006 diarahkan untuk mendukung subsektor
tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan dalam mencapai sasaran produksi komoditas
unggulan nasional.
Berikut ini secara garis besar diuraikan tujuan, sasaran dan struktur kegiatan pengelolaan lahan
A. TUJUAN
Tujuan dari Kegiatan Pembangunan Lahan dan Air TA. 2006 adalah sebagai berikut :
1. Mengendalikan laju alih fungsi lahan
2. Memperluas areal pertanian pada kawasan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan
peternakan
10. Meningkatkan koordinasi kelembagaan dalam penanganan masalah lahan dan air
11. Meningkatkan kualitas SDM pertanian di bidang pengelolaan lahan dan air
B. SASARAN
2. Meningkatnya luas areal pertanian pada kawasan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan
dan peternakan
10. Meningkatnya koordinasi kelembagaan dalam penanganan masalah lahan dan air
11. Meningkatnya kualitas SDM pertanian di bidang pengelolaan lahan dan air
Struktur kegiatan bidang pengelolaan lahan dan air pada TA. 2006 disusun berdasarkan
pengorganisasian penyelenggaraan kegiatan dan anggaran kinerja secara hierarkis antara
1. Tingkat Pusat
Kegiatan pengelolaan lahan dan air secara nasional menjadi tanggung jawab satuan kerja
(satker) pusat yaitu Direktorat Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air.
Pokok kegiatannya mencakup pembinaan, fasilitasi, koordinasi dan monev Propinsi. Sedangkan
kegiatannya difokuskan pada : ”Perumusan dan pelaksanaan kebijakan dan standarisasi teknis
b. Perumusan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur dibidang pengelolaan lahan
dan air;
Satker Direktorat Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air adalah penanggungjawab/ koordinator
pelaksanaan kegiatan pengelolaan air secara nasional (propinsi seluruh Indonesia), bertugas
2. Tingkat Propinsi
kabupaten. Dalam rangka pembinaan teknis sesuai kebutuhan daerah, maka Dinas
kegiatan pengelolaan lahan dan air di seluruh kabupaten/kota di wilayahnya, bertugas sebagai
3. Tingkat Kabupaten/Kota
Kegiatan pokok pengelolaan lahan dan air ada di Satker Dinas Pertanian/Perkebunan/
Prioritas Kegiatan Pengelolaan Lahan dan Air TA 2006 adalah tersedianya lahan dan air secara
berkelanjutan untuk mendukung pemantapan ketahanan pangan, peningkatan nilai tambah dan daya
saing produk pertanian serta peningkatan kesejahteraan petani. Adapun prioritas kegiatan pengelolaan
A. Tanaman Pangan
Prioritas kegiatan pembangunan lahan dan air TA 2006 dalam mendukung produksi tanaman
B. Hortikultura
Prioritas Kegiatan kerja Pembangunan Pengelolaan Lahan dan Air tahun anggaran 2006 dalam
mendukung produksi tanaman hortikultura terefleksi dari berbagai aspek sbb:
b. Reklamasi Lahan
d. Pengendalian Lahan
e. Pemberdayaan Kelembagaan
C. Perkebunan
Prioritas Kegiatan kerja Pembangunan Pengelolaan Lahan dan Air tahun anggaran 2006 dalam
mendukung produksi tanaman perkebunan terefleksi dari berbagai aspek sebagai berikut :
b. Reklamasi Lahan
c. Konservasi dan Rehabilitasi Lahan
d. Pengendalian Lahan
e. Pemberdayaan Kelembagaan
Prioritas Kegiatan kerja Pembangunan Pengelolaan Lahan dan Air tahun aggaran 2006 dalam
mendukung produksi peternakan terefleksi dari berbagai aspek sebagai berikut :
c. Pengendalian Lahan
e. Pemberdayaan Kelembagaan
Pelaksanaan kegiatan pengelolaan lahan dan air mulai di tingkat pusat, propinsi dan kabupaten
harus terkait langsung dan secara sinergis mampu mendorong pembangunan sub sektor tanaman
pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan. Kegiatan pengelolaan lahan dan air pada tahun 2006
dilaksanakan dengan pola kontraktual, swakelola dan padat karya. Pelaksananaan kegiatan kontraktual
dan swakelola mengacu pada Kepress Nomor 80 tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah, sedangkan pelaksanaan kegiatan padat karya mengacu pada Buku Pedoman
Teknis Kegiatan Padat Karya Ditjen. Pengelolaan Lahan dan Air Tahun 2006.
Adapun pelaksanaan kegiatan di tingkat pusat, propinsi dan kabupaten/ kota adalah sebagai
berikut:
Kegiatan pengelolaan lahan dan air Tahun Anggaran 2006 untuk mendukung produksi tanaman
pangan
a. Optimasi Lahan
1) Sasaran lokasi untuk kegiatan optimasi lahan diarahkan pada lahan-lahan sebagai
berikut :
2) Pelaksanaan Kegiatan
Pengembangan Optimasi Lahan
(SRI)
3) Komponen kegiatan
- Pengolahan lahan adalah penyiapan bidang olah agar dalam kondisi siap tanam
- Perbaikan kesuburan lahan, dilakukan pada lahan-lahan yang tidak atau kurang
subur
b. Reklamasi Lahan
1) Reklamasi Lahan sawah yang berkadar bahan organik rendah (<1%) difokuskan
pada sentra produksi padi di daerah irigasi yang diusahakan secara intensif,
terutama Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, dan
Kalimantan Selatan.
2) Reklamasi lahan rawa pasang surut dan lebak, difokuskan pada kawasan yang telah
selesai konstruksi jaringan drainase dan pembawa tersier. Tetapi lahannya perlu
untuk direklamasi melalui berbagai penggunaan teknologi dan perbaikan fisik muka
lahan. Reklamasi ini difokuskan di Propinsi pulau Sumatera, Kalimantan, Papua, dan
Sulawesi.
3) Reklamasi lahan rawa pasang surut dilokasi eks Pengembangan Lahan Gambut
Pangan
2) Inventarisasi Data Potensi Lahan Kritis pada Sentra Produksi Tanaman Pangan
Tanaman Pangan
lahan
(GNKPA)
7) Sosialisasi pengembangan usahatani konservasi lahan dalam rangka mendukung
d. Pengendalian Lahan
Kegiatan prioritas dalam aspek pengendalian lahan tanaman pangan adalah menekan
terjadinya alih fungsi lahan pertanian tanaman pangan ke non pertanian tanaman
1) Inventarisasi & pemetaan lahan pertanian tanaman pangan produktif sebagai lahan
pertanian abadi.
2) Koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka lahan pertanian tanaman pangan
abadi.
3) Sosialisasi kepada stakeholder tentang lahan pertanian tanaman pangan abadi.
(PERDA).
Pangan
e. Kelembagaan
5. Penyiapan bahan informasi dan evaluasi kinerja Dit Pengelolaan Air sesuai SAKIP
6. Pemberdayaan kelembagaan tani pemakai air pada pilot proyek irigasi permukaan
7. sosialisai kebijakan pengembangan dan pengelolaan irigasi
Kegiatan pembangunan lahan dan air Tahun Anggaran 2006 untuk mendukung produksi hortikultura
adalah sebagai berikut :
c. Pengembangan Agropolitan
1) Inventarisasi potensi Lahan
2) Monitoring dan Supervisi
3) Penyusunan, Pencetakan dan Pengiriman Pedoman
4) Koordinasi dengan Instansi Terkait
a. Optimasi Lahan
1) Sasaran lokasi untuk kegiatan optimasi lahan diarahkan pada lahan-lahan sebagai berikut :
2) Pelaksanaan Kegiatan
Pengembangan Optimasi Lahan
3) Komponen kegiatan
• Pengolahan lahan adalah penyiapan bidang olah agar dalam kondisi siap tanam
melibatkan masyarakat petani setempat sebagai tenaga kerja dan meningkatkan rasa
memiliki.
b. Reklamasi Lahan
1) Reklamasi lahan rawa pasang surut dan lebak melalui usaha tani Sistem Surjan sesuai
dengan tingkat topografi dan kondisi muka air di lahan rawa, sehingga lahan dapat
diusahakan dengan tanaman hortikultura dan tanaman pangan
2) Reklamasi lahan rawa untuk tanaman tanaman buah-buahan melalui sistem tabukan
3) Reklamasi Lahan Potensial, lahan berpasir untuk komoditas hortikultura, seperti di
Hortikultura
Hortikultura
(GNKPA)
d. Pengendalian Lahan
Kegiatan prioritas dalam aspek pengendalian lahan tanaman hortikultura adalah menekan
terjadinya alih fungsi lahan hortikultura ke non pertanian hortikultura, dengan kegiatan
sebagai berikut :
1) Inventarisasi & pemetaan lahan pertanian hortikultura produktif sebagai lahan pertanian
abadi.
2) Koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka lahan pertanian hortikultura abadi.
e. Kelembagaan
5) Penyiapan bahan informasi dan evaluasi kinerja Dit Pengelolaan Air sesuai SAKIP
D. Mendukung Perkebunan
Kegiatan pembangunan lahan dan air Tahun Anggaran 2006 untuk mendukung peningkatan
produksi perkebunan adalah sbb:
Areal Perkebunan
a. Optimasi Lahan
1) Sasaran Lokasi
Sasaran lokasi untuk kegiatan optimasi lahan diarahkan pada lahan pertanian
terlantar/tidur.
2) Pelaksanaan Kegiatan
3) Komponen kegiatan
Ruang lingkup kegiatan optimasi lahan pertanian berupa :
• Pengolahan Lahan untuk penyiapan bidang olah agar dalam kondisi siap tanam
• Pembangunan/rehabilitasi jalan produksi/koleksi
• Perbaikan kesuburan lahan, dilakukan pada lahan-lahan yang tidak atau kurang
subur
Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan 19
Pengelolaan Lahan dan Air TA. 2006
Mekanisme pelaksanaan kegiatan dilaksanakan secara padat karya, agar sebesar-
besarnya melibatkan masyarakat petani setempat sebagai tenaga kerja dan
1) Reklamasi lahan rawa pasang surut dan lebak di beberapa propinsi telah diusahakan
dengan tanaman kelapa, kelapa sawit atau kelapa dalam, melalui pembangunan
2) Reklamasi lahan bekas penambangan dan industri yang diusahakan petani atau kerja
sama antara petani dengan perusahaan swasta pada berbagai komoditas perkebunan
rakyat, misalnya tanaman lada, karet, kelapa di lahan mineral melalui teknologi land
clearing
3) Reklamasi lahan berbatu di perkebunan mete atau kakao rakyat akibat usaha
penambangan batu apung dan kapur dari perusahaan swasta di Nusa Tenggara Barat
dan Nusa Tenggara Timur.
Tanaman Perkebunan
- Inventarisasi Data Potensi Lahan Kritis pada Sentra Produksi pada Sentra Produksi
Tanaman Perkebunan
- Pemetaan Lokasi Lahan Kritis pada Sentra ProduksiTanaman Perkebunan
Perkebunan
Tanaman Perkebunan
- Pengembangan tanaman perkebunan yang bernilai ekonomis tinggi sesuai
Tanaman Perkebunan
- Pembinaan dan bimbingan teknis pengembangan usahatani konservasi lahan pada
d. Pengendalian Lahan
Kegiatan prioritas dalam aspek pengendalian lahan perkebunan adalah menekan terjadinya
alih fungsi lahan perkebunan ke non perkebunan, dengan kegiatan sebagai berikut :
1) Inventarisasi & pemetaan lahan perkebunan produktif sebagai lahan perkebunan
abadi.
2) Koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka lahan pertanian (perkebunan) abadi.
3) Sosialisasi kepada stakeholder tentang lahan pertanian (perkebunan) abadi.
4) Penetapan RTRW lahan perkebunan melalui Peraturan Daerah (PERDA).
Pangan
e. Kelembagaan
D. Mendukung Peternakan
Kegiatan pembangunan lahan dan air Tahun Anggaran 2006 untuk mendukung peningkatan
a. Optimasi Lahan
1) Sasaran Lokasi
Sasaran lokasi untuk Kegiatan optimasi lahan diarahkan pada lahan-lahan pertanian
terlantar/tidur.
2) Pelaksanaan Kegiatan
3) Komponen kegiatan
subur
peternakan.
- Mekanisme pelaksanaan kegiatan dilaksanakan secara padat karya, agar sebesar-
Peternakan
Peternakan
(GNKPA)
d. Pengendalian Lahan
Kegiatan prioritas dalam aspek pengendalian lahan untuk peternakan adalah menekan
terjadinya alih fungsi lahan peternakan ke non peternakan, dengan kegiatan sebagai berikut :
1) Inventarisasi & pemetaan lahan peternakan produktif sebagai lahan peternakan abadi.
Pangan
e. Kelembagaan
Keberhasilan pelaksanaan kegiatan kerja pengelolaan lahan dan air diindikasikan oleh beberapa
1. Terwujudnya perumusan kebijakan Departemen Pertanian di bidang pengelolaan lahan dan air.
2. Tersedianya rumusan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang pengelolaan lahan
dan air.
pada kawasan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan dan pendayagunaan lahan
pertanian terlantar.
5. Terwujudnya upaya reklamasi lahan-lahan pertanian yang secara inherent dikategorikan marginal.
6. Terwujudnya upaya konservasi dan rehabilitasi lahan pertanian melalui pengembangan usahatani
7. Terkendalinya laju alih fungsi lahan, melalui perlindungan kawasan pertanian produktif yang
8. Terwujudnya sawah-sawah baru dalam upaya mendukung peningkatan produksi tanaman pangan,
9. Terwujudnya pertambahan luas baku kawasan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan
peternakan.
10. Terwujudnya peningkatan produksi tanaman pangan khususnya padi pada wilayah bukaan baru.
11. Tersedianya lahan HMT dalam upaya mendukung peningkatan produksi peternakan.
16. Meningkatnya kualitas SDM pertanian dalam menangani pengelolaan lahan dan air.
Indikator keberhasilan untuk masing-masing aspek dalam rangka pengelolaan lahan secara rinci
TA. 2006
pelaksanaan atau perkembangan pelaksanaan di lapangan secara berkala dan berkesinambungan dapat
dideteksi. Sedangkan pelaporan adalah penyajian data dan informasi suatu kegiatan yang telah / sedang
Evaluasi adalah penilaian terhadap suatu kegiatan yang sudah dilaksanakan untuk melihat
keberhasilan sebagaimana yang diharapkan dari kegiatan yang direncanakan.
Secara garis besar laporan kegiatan masih tetap mengacu pada SK Menteri Pertanian Nomor
431/Kpts/RC.210/7/2004 tentang Sistem Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Program/Proyek yang
disempurnakan dengan Surat Edaran Menteri Pertanian Nomor 391/RC.210/A/6/2005.
b. Untuk mengetahui keberhasilan penanganan kegiatan pembangunan lahan dan air sesuai tujuan
Ruang lingkup monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan pembangunan lahan dan air yaitu :
A. Jenis Laporan
bulannya.
b. Laporan Tahunan, yaitu laporan kegiatan selama satu tahun dikirim paling lambat satu bulan
B. Hierarki Laporan
a. Laporan dibuat secara berjenjang mulai dari (1) Kabupaten, (2) Propinsi, dan (3) Pusat
C. Pengiriman Laporan
Laporan ditujukan kepada Direktorat Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air c.q. Sekretariat Direktorat
e-mail : Simonevpla@deptan.go.id
D. Kualitas Laporan
a. Salah satu upaya kongkrit untuk mewujudkan transparasi dan akuntabilitas untuk
menuju ”Good Governance” adalah penyampaian laporan tepat waktu dan akurat
e. Laporan Fisik harus dilengkapi dengan foto-foto pelaksanaan 0% ; 50% dan 100%
yang diambil dari titik tetap/titik yang sama
Dalam melaksanakan kegiatan kegiatan lingkup Direktorat Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air
TA. 2006 baik Kegiatan APBN maupun Kegiatan Pinjaman Luar Negeri (PLN) diperlukan pemahaman
para pelaksana terhadap kegiatan pokok dan komponen-komponen kegiatan pembangunan lahan dan
air.
Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Lahan dan Air disusun sebagai acuan dalam
melaksanakan/kegiatan pembangunan lahan dan air dalam rangka mendukung pencapaian sasaran
produksi sektor tanaman pangan, hortikultura, peternakan dan perkebunan dari aspek pengelolaan
lahan, pengelolaan air, serta perluasan areal. Melalui pemahaman kegiatan dan komponen-komponen
kegiatan tersebut diharapkan para pelaksana akan mampu melaksanakan kegiatan kegiatan
pembangunan lahan dan air dengan benar dalam rangka mendukung Kegiatan Peningkatan Ketahanan
Pangan yang berbasis komoditas. Selain Pedoman Umum ini juga disusun Pedoman Teknis (daftar
terlampir) yang dapat dijadikan dasar penyusunan Petunjuk Pelaksanaan di tingkat propinsi dan Petunjuk
Teknis di tingkat kabupaten.
Selanjutnya sejalan dengan Otonomi Daerah, Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara, serta UU No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah
maka diharapkan kerjasama terpadu antar unit-unit kerja terkait mulai dari tingkat Pusat, Provinsi
sampai ke tingkat Kabupaten / Kota serta partisipasi petani secara aktif dapat tercipta suatu sinergi guna
mewujudkan masyarakat yang sejahtera khususnya petani melalui pengembangan sistem dan usaha