You are on page 1of 33

ETIKA BIROKRASI

PROF.DR.K.SUHENDRA,SH,MSI.

SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI (STIA) -LAN


BANDUNG - 2009
PENGERTIAN ETIKA

1. Etika berasal dari bahasa Yunani


Ethos = tunggal mempunyai banyak arti seperti tempat tinggal , padang rumput, kebiasaan
adat, akhlak , watak,sikap,cara berfikir
Ta Etha = jamak , adat istiadat atau kebiasaan
Etika berkaitan dengan nilai –nilai individu , kelompok maupun masyarakat, yaitu tata cara hidup yang baik
berlangsung dari generasi ke generasi ( perwarisan nilai)

2. Dalam konteks ini etika sama dengan moral yang berasal dari bahasa latin .
MOS = tunggal
MORES= jamak = kebiasaan , adat istiadat

Pada tingkatan etika pendekatannya lebih bersifat filsafat dan refleksi kritis.
Pewarisan etika pendekatannya lebih bersifat filsafat dan refleksi kritis
Pewarisan etika maupun moral melalui : kebudayaan , aturan (norma) maupun agama. Pada tingkatan ini
nilai-nilai diajarkan sudah konkrit (how to) , bagaimana manusia harus berbuat baik dalam kehidupan.
Dalam uraian diatas pengertian pertama ; bahwa etika sama dengan moral.
Kedua, pengertian yang lain bahwa etika diartikan lebih luas dari moral , etika sebagai filsafat moral yang
justru mengkaji moral yang lebih kongkrit dalam kehidupan manusia.

Pada pengertian yang kedua , etika sebagi ilmu mempelajari :


Nilai , bagaimana manusia untuk hidup baik
Masalah kehidupan yang seharusnya dengan mendasarkan norma
3. Etika memerlukan pemikiran kritis / refleksi kritis dan rasional bahwa orang berkehidupan yang
baik sesuai dengan norma bukan sekedar menurut leluhur , orang tua, guru bahkan Tuhan
semata , melainkan karena seseorang sadar dan tahu bahwa yang dilakuan adalah baik bagi
dirinya maupun orang lain. Dan seseorang “ terpaksa “ , bertindak dan berbuat sesuatu yang
berbeda karena ia memiliki alasan yang dapat dipertanggung jawabkan. Pada hakekatnya
manusia mempunyai kehendak bebas.
4. Norma
a. Norma khusus : adalah aturan dalam bidang dan kegiatan khusus seperti aturan
ikatan profesi , aturan RT setempat dll , yang berlaku khusus di
lingkungannya.
b. Norma umum : adalah aturan yang bersifat umum malah beberapa aturan bersifat universal,
walau tidak sepenuhnya benar , contoh setiap negara punya norma hukum
yang berbeda.
Norma Umum ( 3)
1. Norma sopan santun : disebut juga norma etiket yang mengatur sikap lahiriah seperti cara
berpakaian , pergaulan sehari-hari.
2. Norma hukum : norma ini merupakan kehendak masyarakat, karena itu mengikat dan dipaksakan,
ditetapkan dan diubah oleh penguasa
3. Norma Moral : Norma ini sangat dekat dan menjiwai norma hukum.Norma moral yang dipositivasi
dan dikodifikasi menjadi norma hukum.Norma moral mengatur baik buruk , adil tidaknya suatu
perbuatan. Norma moral tidak ditetapkan dan diubah oleh penguasa.Pada moral yang dilihat
bukan fisik lahiriah tetapi tanggung jawab pada setiap posisi
5. Ketaatan terhadap Norma
a. Heteronom : ketaatan karena suatu perintah, perasaan takut : ( eksternal )
b. Atonom : Ketaatan terhadap norma dalam tindakan karena kesadaran berbuat baik
berasal dari dalam diri pribadi (internal)
6. Yang membedakan norma moral dari norma lainnya :

a. Kaidah yang mempunyai konsekuensi yang serius : dapat menguntungkan atau merugikan
orang banyak.
b. Kaidah yang tidak ditetapkan oleh penguasa tidak tertulis tidak dikodifikasi
c. Kaidah yang tergugah oleh perasaan tertentu.

7. Etika dan Etikat


Sering digunakan untuk arti yang sama , walau sesungguhnya berbeda :
 Etiket lebih sempit dari etika
 Etiket lebih menyangkut perilaku lahiriah ( cara berpakaian; cara bertamu dll)

8 . Dua Teori Etika.


Dua teori etika berkaitan dengan nilai yang dikandung dan tujuan dari suatu tindakan , misalnya
mencuri ayam tetangga ( nilai jelek , tujuannya untuk membayar SPP anak yang terancam
dipecat dari sekolah )
Norma Moral = berasal dari dalam diri setiap orang jadi merupakan perintah yang tak bersyarat
( IMPERATIF KATAGORIS) tanpa memperdulikan dampak akibat.
PERSOALAN : Seseorang dihadapkan pada dua kewajiban moral yang bertentangan.
1. KANT AMBIRALAN
a. Kejujuran harus ditegakan
b. Diri harus dilindu
2. W.D.ROSS ( Prinsip Prima Facie)

( Kewajiban >< Kewajiban Aktual


a. Pilih yang baik menurut keyakinan
b. Orang lainpun akan bersikap / berbuat seperti anda

Situasi dan Moral Kelompok Berubah ada 3 pendekatan :


1. PENDEKATAN MUTLAK : fantastis, tertutup tidak mau menyesuaikan.
2. PENDEKATAN SITUASIONAL : (m) menyesuaikan pada (M) ; jaman edan , nek ora melu
edan ora keduman
3. PENDEKATAN KONTEKSTUAL : (m) berkembang tapi tegar/prinsip jelas , jernih,normatif
(ngeli tanpo keli )
PENDEKATAN KONTEKSTUAL DIDUKUNG :
1.TEKAD : adanya komitmen bersama dalam organisasi dan membudaya
2. PENGETAHUAN YANG LUAS DAN MENDALAM : meningkatnya kepekaan , daya pikir,daya
tanggap dan daya saing.

NILAI : sesuatu yang menyempurnakan manusia sesuai hakekatnya : ada 4 golongan :


4. Nilai Vital ( nilai hayati): subyek vital biologik misal ,sandang, pangan dan papan
5. Nilai Sensual ( nilai kenikmatan) : subyek vital sensitif misal rasa enak,rasa segar.
6. Nilai Estetika ( nilai keindahan) : subyek indra jiwa misal keindahan,kemesraan.
7. Nilai Etik (nilai moral susila) : misal kejujuran,kebebasan,keadilan, kebenaran.
KESADARAN MORAL (m) dipengaruhi oleh MORALITAS KELOMPOK (M) dan KEDEWASAAN PRIBADI (I)

M = ( m, I )

Kesadaran Moral , moralitas kelompok dan kedewasaan pribadi akan tumbuh saling mempengaruhi.
Pimpinan organisasi atau perusahaan akan sangat menentukan moralitas kelompok.

PROSES PENDEWASAAN PRIBADI (3):


1. TAHAP DUNIA PRIBADI : 1.1. Egosentrik : mementingkan diri sendiri
1.2. Egoistik : serakah
2. TAHAP DUNIA KENDALA : dunia dan lingkungan , teman sekerja membatasi dunia pribadi
( kenyataan)
3. TAHAP DUNIA BERSAMA : menyesuaikan dan mewarnai lingkungan

ETIKA ( 1. KANT) = MENGGUGAH MANUSIA UNTUK OTONOM / BEBAS BERTINDAK , TAPI


BERTANGGUNG JAWAB
= PEGANGAN ORIENTASI KEHIDUPAN DALAM MENCAPAI TUJUAN (FMS)
ETIKA = 2 TEORI

1. ETIKA DEONTOLOGI (YUNANI : DEON)


KEWAJIBAN MENEKANKAN PADA MOTIVASI , KEMAUAN BAIK, KEWAJIBAN PELAKU TANPA
MEMPERHATIKAN AKIBAT DARI TUJUAN BAIK TINDAKAN ITU
2. ETIKA TELEOLOGI
MENGUKUR BAIK BURUK DARI TUJUAN YANG AKAN DICAPAI
2.1. TELEOLOGI EGOISME ETIS = ( TUJUAN BAIK UNTUK KEPENTINGAN DIRINYA)
2.2. TELEOLOGI UTILITARISME = > UNTUK DI ETIKA BISNIS

ETIKA
1 = MORAL - SEBAGAI PERINTAH, LARANGAN SEBAGAI NORMATIF YANG
MENGIKAT MANUSIA
2.> MORAL - DIKENAL SEBAGAI FILSAFAT MORAL
- TIDAK LANGSUNG SEBAGAI PERINTAH LARANGAN DAN TIDAK
KONGKRIT
- SEBAGAI REFLEKSI KRITIS DAN RASIONAL MENGENAI NILAI DAN
NORMA MENGENAI
a. MANUSIA HARUS HIDUP BAIK
b. MENCURAHKAN MASALAH = MANUSIA UNTUK HIDUP BAIK
YANG KEDUA INI SEBAGAI ILMU DAN AJARAN
NORMA

1. KHUSUS = UNTUK MENGATUR ASOSIASI EKSPLISIT = ETIKA TERAPAN


2. UMUM = BERLAKU UMUM = UNIVERSAL

1. INDIVIDUAL
ETIKA KHUSUS : 2. SOSIAL
3.LINGKUNGAN HIDUP

KODE ETIK : MENJEMBATANI DAN MENGHUBUNGKAN ETIKA MORAL DENGAN HUKUM

PROFESI : ADALAH SUATU KEAHLIAN YANG DIMILIKI OLEH SESEORANG DALAM LAPANGAN
ITU IA BEKERJA MENDAPATKAN PENGHASILAN DENGAN KOMITMEN DAN MORAL
PRIBADI YANG TINGGI
PROFESI ADA 2 MACAM.
3. PROFESI UMUM SEPERTI URAIAN DIATAS
4. PROFESI KHUSUS(PROFESI LUHUR) , MENEKANKAN PELAYANAN DAN PENGABDIAN
KEPADA MASYARAKAT , BUKAN MENCARI NAFKAH ( PASTUR KATOLIK , BIKSU BUDHA)

CIRI-CIRI PROFESI :
5. ADANYA KEAHLIAN DAN KETERAMPILAN
6. ADANYA KOMITMEN MORAL YANG TINGGI
7. HIDUP DARI PROFESI PURNA WAKTU
8. PENGABDIAN PADA MASYARAKAT
CIRI-CIRI PROFESINAL

 PERCAYA DIRI
 PANDANGAN JAUH KEDEPAN
 WAWASAN LUAS
 BERORIENTASI PADA PENCAPAIAN TUJUAN
 BERANI AMBIL RESIKO
 MEMPUNYAI KEMAMPUAN :
- TEKNIS
- INTERAKSI
- KENSEPSIONAL
1. ETIKA DEONTOLOGI

 Deontologi menekankan kewajiban untuk bertindak secara baik ( jangan mencuri,jangan


korupsi).
 Deon ( yunani) berarti kewajiban.
 Immanuel Kant (1734 –1804) : “ Kemauan baik adalah syarat mutlak untuk bertindak
secara Moral. “
 Deontologi tidak mengkaitkan tujuan atas tindakan yang sesuai norma berdampak baik atau tidak
, tetapi merupakan perintah yang dilaksanakan tanpa syarat ( imperatif kategoris) . Ia tertanam
dalam hati manusia secara universal.
Sedangkan imperatif hipotesis adalah apabila tindakan dikaitkan dengan akibatnya.
Muncul persoalan (contoh)
“ Seseorang mengetahui pembunuhan diancam akan dibunuh kalau lapor polisi “
* Kejujuran dan kebenaran perlu ditegakan , tapi
* Keselamatan pribadi juga perlu dilindungi.

Teori solusi W.D Ross : prinsip prima Facie : “ buat keseimbangan kewajiban primafacie dan
kewajiban aktual “
Tidak semua tindakan berdasarkan norma berakibat baik.

Kant : bertndaklah berdasar keyakinan bahwa orang lainpun dalam situasi yang anda hadapi
bertindak sama
2. Etika Teleologi.

Teleologi mengukur baik buruk suatu tindakan dilihat dari tujuan , maupun akibat dari suatu tindakan
tersebut.
Menurut etika teleologi mencuri itu boleh jika sejak awal tindakan mencuri itu dimaksudkan untuk
membeli obat karena keluarga ada yang sakit parah.Timbul pertanyaan tujuan baik untuk siapa?
 Orang banyak atau
 diri sendiri
Jawabannya 2 aliran ; - egoisme etis
- utilitarianisme

Egoisme etis menurut Aristoteles bisa dibenarkan secara moral jika untuk mempertahankan hidup
dan kebahagiaan secara dasar bukan hedonisme

Utilitarianisme
Dikembangkan oleh Jeremy Bentham 9 1748 – 1832) bahwa untuk menilai baik buruknya suatu
tindakan secara moral adalah menguntungkan kepentingan orang banyak.

Etika Utilitarianisme menetapkan 3 kriteria :


 Manfaat
 Manfaat terbesar dari alternatif
 Manfaat terbesar untuk orang banyak
Etka kini berkembang diartikan secara luas ( Kamus Bahasa Indonesia Dep Diknas 1988 ) :

1. Sebagai ilmu yang mengajarkan tentang baik dan buruk


2. Kumpulan nilai-nilai tentang ahlak
3. Nilai mengenai salah benar yang dianut oleh suatu golongan.
Jadi artikulasi etika tergantung pada konteks 1,2 atu 3

Etika ( Yunanai Ethos ) sudah lama dipakai dalam kosa kata bahasa Indonesia seperti ;
ethos kerja , ethos profesi
Dalam kamus 1991 dan 2001 etika dimengerti sebagai ilmu tentang etik

9. Amoral dan Immoral.


Amoral = tidak bermoral, tidak berahlak. Akan tetapi ada yang mengartikan netral dari sudut
moral , tidak mempunyai relevansi etis
Immoral = bertentangan dengan moralitas secara moral buruk , tidak etis.

10 Jean Jacques Rousseau :


“ Kemajuan ilmu pengetahuan dan seni tidak memberikan sumbangan perbaikan moral “
Abad 18 Perancis dibawah Kaisar Louis XIV menjadi negara maju, bangsawan bebas pajak , pestta
pora, akan tetapi rakyat dan petani miskin dikenai pajak tinggi dan sengsara
Bagiamana dengan Indonesia dewasa ini ;
Lois XIV : Etas C’ moi : Negara adalah Saya

11. Kehidupan manusia semakin modern semakin kompleks, tanpa ketaatan kaidah moral akan
terjadi kekacauan.Hukum moral bersifat rasional dan obyektif sebagai konseuensi manusia yang
berfikir. Moralitas bersifat Netral dan tanpa pamrih.
12. Aliran Landasan Etika ( setelah Zaman Renaissance abad 15 )

a. Naturalisme
Etika mempunyai dasar alami , bahwa secara kodrati adalah baik.

b. Individulisme
Bahwa setiap orang harus bertanggung jawab atas dirinya ( I.Kant ) dan berfokus pada
kematangan pribadi --- dapat memacu prestasi --- berdampak egois.
Dasar : setiap manusia terlahir bebas --- liberalisme

c. Hedonisme
Kodrat manusia mencari kesenangan

d. Eudaemonisme
Demon ( Yunani) adalah roh ( pengawal yang baik) , Eudaemonia adalah orang yang sadar akan
kepuasan yang sempurna , jasmani, dan rohani, kebaikan tertinggi (primafacie)
e. Utilitarianisme
Jeremy Bentham 9 1748 – 1832) dan Jhon Stuard Mill ( 1806 – 1873) yang menekankan manfaat
dari suatu perbuatan

f. Idealisme
Keyakinan manusia terdiri atas jasmani dan rohani :
1. Idealisme rasionalistik bahwa fikiran dan akal manusia dituntun untuk berperilaku.
2. Idealisme estetik , manusia berada di dunia ( Kosmos) yang tertib seperti hiasan sebagai
karya seni.
3. Idealisme etik = seuai ukuran-ukuran moral dan kesusilaan.
13. Etika Sebagai Cabang Filsafat

Tindakan manusia dapat digolongkan :


1. Baik
2. Buruk
3. Netral
Baik dan buruk sesuai nilai komunitas tertentu jelas, akan tetapi yang netral menarik perhatian dan
penjelasan lebih jauh. Ada kebiasaan yang berbeda pada setiap orang. Sarapan pagi dulu baru
mandi
, pakai sepatu dulu baru pakai kemeja dan dasi adalah suatu tindakan netral , tergantung kebiasaan
seseorang.
 Etika tidak berwenang untuk memerintahkan atau melarang suatu tindakan

14. Etika ; Ilmu tentang moralitas, mempelajari tingkah laku moral.


Ada 3 ( tiga ) pendekatan :
 Etika Deskriptif
Jenis ini hanya melukiskan adat kebiasaan yang berlaku, tidak memberi penilaian.Oleh
karenanya etika deskriptif termasuk kedalam pengetahuan empiris
 Etika Normatif
Dalam etika normatif para pengamat boleh menyampaikan penilaian dan menolak yang
dianggap tidak sesuai dengan martabat maupun hak azasi manusia misalnya di masyarakat
Bali masa lalu istri ikut mencebur ke api pengabenan manakala mayat suaminya di aben
( dibakar).Penilaian ini didasarkan atas normanorma yang dianggap baik.Jadi etika normatif
tidak netral.etika normatif tidak deskriptif tapi prespektif ( memerintahkan)
 Metatika
Metatika

Jimani ( meta= melampaui, melebihi ) Metatika tidak membicarakan moralitas secara langsung,
bergerak pada tingkatan yang lebih tinggi . Metatika mempelajari logika.
Contoh : - Dilarang membunuh orang tak bersalah.
- Abortus adalah membunuh orang tak bersalah.
- Jadi abortus dilarang.

George More ( 1873-1958 ) mengembangkan filsafat analitis : orang mengembangkan kornea mata
buat orang buta adalah baik.Bagaimana kalau donor mata tersebut korban trafiking?

ETIKA , MORAL , AGAMA berisi peraturan

MANUSIA PUNYA KEHENDAK BEBAS


Contoh : makan di Restorant enak , kenyang Kasir mengembalikan ternyata lebih , kita BEBAS uang
lebih dikembalikan atau tidak

Binatang bertindak berdasarkan instink , manusia dihadapkan pada alternatif bertindak berasarkan
pemikiran
ETIKA DAN ETIKET
 ETIKA
- Dasar-dasar moral
- Ilmu mengenai kebaikan sifat tentang hak.
- Tuntunan mengenai perilaku
- Ilmu mengenai watak manusia
- Ilmu mengenai kewajiban.
 ETIKET
- Etiquette ( Aturan-aturan bangsawan Perancis dalam pesta)
- Kumpulan tata cara
- Tata krama, sopan santun yang disepakati masyarakat tertentu.

ETIKA ETIKET
1. Sikap batin 1. Penampialan lahiriah
2. Nurani 2. Formalitas
3. Niat 3. Cara
4. Agak mutlak 4. Bersifat relatif
MORAL ; HUBUNGANNYA DENGAN ETIKA ;

 Yunani : Mos ( tunggal)


Mores ( jamak)

= Adat istiadat , kebiasaan yang baik ( sama dengan etika)


= Lebih sempit dari etika
= menetapkan standarisasi perbuatan yang boleh dilakukan atu tidak
= Ilustrasi : Etika mengajarkan struktur dan teknologi , Moral buku pedoman bagaimana kita
harus memperlakukan sesuatu alat.

ETIKA adal pemikiran sistematis tentang MORAL , hasilnya pemikiran dasar yang kritis.

GUNA ETIKA = untuk menyediakan orientasi


1. Menghadapi masyarakat yang semakin pluralistik / Pedoman Pluralistik
2. Menghadapi transformasi masyarakat /Orientasi atas perubahan globalisasi & modernisasi
3. Menghindar kepentingan yang menyesatkan dalam suasana perubahan besar / pedoman
menghadapi bermacam – macam ideologi
4. Bagi kaum agama agar tidak bingung memadukan nilai agama dan nilai lingkungan /
Harmonisasi dengan keyakinan agama
15. Hati Nurani

Hati nurani manusia selalu dalam posisi konflik menghadapi suatu kondisi.Seorang pejabat perijinan
sedang perlu uang untuk SPP anaknya ke Perguruan Tinggi . Ia ditawari uang untuk ijin yang
seharusnya tidak diterima. Ia menjadi gelisah dan susah tidur.
Hati nurani = hati yang diterangi. Hati nurani retrospektif = menilai perbuatan yang sudah terjadi
( masa lalu).
Hati Nurani Prospektif = penilaian terhadap tindakan dimasa yang akan datang.

16. Hati Nurani bersifat Personal.


Artinya berkaitan dengan pribadi yang bersangkutan. Tiap orang punya hati nurani yang
berbeda.
Hati Nurani bersifat adipersonal.
Hati nurani sering ada bisikan dari atas ( transedental).

17. Etika Dalam Dunia Modern.


Didalam masyarakat tradisional ( homogen , norma dan nilai-nilai hampir tidak ada
persoalan. Dewasa ini masyarakat tradisional berubah ke transisional menuju
masyarakat modern.
Didalam masyarakat modern memiliki 3 (tiga) ciri yaitu :
Adanya pluralisme moral.
Muncul masalah baru.
Adanya nilai-nilai universal.
Dalam era global dengan kemajuan IT ( Information Technology) , transportasi proses
akulturasi yang mentransfer nilai-nilai baru demikian cepat, seperti hak azasi, hak anak,
demokrasi dan sebagainya.
18. Moral Agama

Moral dan agama kaitannya sangat erat , malah agama merupakan motivasi terpenting dalam nilai
moral.Ingat sering ucapan “ Bahwa agama melarang AWAS DOSA ‘ dsb. Secara etis pada umumnya
yang diatur oleh suatu agama yang dianut oleh agama lain seperti “ dekalog = sepuluh perintah Allah
“ = “The Ten Commandments”
Dostoyevsky ( pengarang besar Rusia : “ seandainya Tuhan tidak ada, semuanya diperbolehkan.”
Sebaliknya filsuf Perancis yang sangat vokal Jean Paul Sartre ( 1905 – 1980) seorang atheis
menolak Dostoyevsky bahwa bagi seorang atheis ( tak beragama) tidak semua diperbolehkan.
Sartre mengatakan bahwa manusia tidak bertanggungjawab kepada Tuhan , dan moral adalah
urusan manusia.

19. Moral dan Hukum.


Moral akan mengawang-awang tanpa dilembagakan tanpa di positivisme, tanpa di kodifikasi layaknya
hukum. Sebaliknya Quidleges sine moribus ( Roma) bahwa hukum tidak ada artinya tanpa disertai
moralitas. ( K.Bertens, 2004 : 41)
Beda Hukum dan Moral :
 Hukum dikodifikasi ( = ditulis, dibukukan sedang moral tidak ).
 Hukum membatasi diri pada tingkah laku lahiriah, sedang moral juga batiniah.

20. Kebebasan dan Tanggung Jawab


 Secara kodrati manusia mempunyai kehendak bebas tapi ia harus bertanggung jawab
 Contoh : Mahasiswa yang keluar ruang kelas terakhir menemukan dompet, ia bebas untuk memiliki
, disisi lain ia harus bertanggung jawab untuk mengembalikan.
22. FILSAFAT MORAL
Etika yang berpijak pada moral adalah salah satu cabang filsafat.

FILSAFAT
 Berasal dari bahasa Yunani : - Philos : gemar , senang, cinta.
- Sophia : kebijaksanaan
 Berusaha mendalami hakikat sesuatu dengan 3 pertanyaan : - Ontologi ; Apa?
- Epistimologi : Mengapa ?
- Aksiologi : Bagaimana?
 Logic Hypothetico verivikatif ; Tiap ilmu diawali dengan filsafat dan diakhiri dengan seni

23. Birokrasi
Birikrasi gambaran idealis yang diciptakan oleh Max Wiber , kini berubah menjadi citra yang terkesan
korup , lamban tidak efisien dan sifat buruk lainnya
Max Wiber menyampaikan 6 ciri birokrasi yang ideal :
1. Pembagian tugas yang jelas dijabat oleh tenaga spesialis.
2. Prinsip hirarkis.
3. Peraturan yang formal
4. Formal tidak bersifat pribadi ( sine era et studio )
5. Sistem senioritas dan prestasi
6. Pengalaman diperhitungkan dalam pembinaan karier
24. Alasan Kehadiran Birokrasi

1. Pluralisme Politik.
Masyarakat yang berbeda kepentingan , kadang bertentangan dapat dipersatukan oleh birokrasi
dengan pendekatan win-win solution.
2. Proses Konsentrasi
Daerah – daerah yang menderita ( kekeringan endemi penyakit dll) disubsidi dari daerah makmur
3. Kompleksitas Teknologi
Dalam perubahan- perubahan kemajuan birokrasi harus menjadi penerjemah masyarakat

25. Birokrasi harus orang bijak ( Birokrasi harus berisi orang-orang bijak bukan cacat atau ekses)

BIJAK CACAT EKSES


Berani Pengecut Gegabah
Sederhana Tidak nalar Semau gue
Bebas Picik Boros
Indah Kikir Vulgar
Makna Malas Ambisius
Tabiat baik Dungu Pemberang
Bangga Rendah diri Takabur
Ramah Kasar Ceroboh
Jujur Licik Angkuh
Cerdas riang kaku Badut
26. Rumusan beberapa filsuf bagi birokrat yang bijak dan adil

Plato :
 Masing-masing unsur kejiwaan : cipta , rasa, karsa dapat menjalankan fungsi sebagaimana
mestinya tanpa mengganggu satu sama lain
 Budi rohani dalam keadaan tertib sebagaiman tertibnya keadaan tubuh yang sehat.
 Disiplin diri dengan perasaan hati yang dikendalikan akal.
Philemon :
 Tidak mau berbuat salah walaupun bisa melakukannya.
 Watak yang tulus untuk berbuat adil , bukan sekedar ingin tampak adil.
 Menolak mengambil barang berharga milik orang lain walaupun tidak ada resiko yang merugikan.
Stanlley Benn :
 Memiliki integritas
 Hidup menurut azas konsisten
 Prinsip hidup tidak tergoyahkan oleh pertimbangan keuntungan , hasrat dan perasaan hati.

27. Wibawa Birokrasi


 Birokrasi adalah organisasi yang sangat besar , berkuasa bisa bertindak baik atau buruk
terhadap rakyatnya
 Faktor piminan birokrasi sangat penting dan berpengaruh dalam pelayanan publik dengan pola
kepemimpinannya : Demokratis, Otoriter, Laizes fair atau bebas
 Yang berwibawa adalah apabila birokrasi dipegang oleh model pimpinan demokrasi ;
- mendengar suara bawahan - Disiplin
- Berani bertindak - Adil , bijaksana, jujur
28. Kebijakan Publik memiliki Konsekwensi Moral
 Kebijakan publik adalah suatu keputusan yangberbentuk peraturan perundang-undangan ( UU ,
PP, Peraturan Menteri , Perda , dsb)
 Kebijakan publik menetapkan kearh mana bangsa mau dibawa dan juga arah pembagunan.
 Secara moral, kebijakan publik harus menunjukan keberpihaknya pada rakyat , karena
sesungguhnya ( APBN,APBD) adalah uang rakyat.

29. Birokrasi di Indonesia


Norma hukum di Indonesia pada umumnya telah memadai akan tetapi pada tingkatan
implementasi mengalami kendala karena kurang mendapat dukungan nilai moral para
birokratnya ditandai :
- Maraknya KKN
- Kesenjangan pembangunan antar wilayah
- APBN dan APBD lebih banyak untuk belanja birokrasi bukan belanja publik

30. Bisnis Profesi Etis


 Bisnis yang berorientasi profit ( keuntungan) dikesankan kotor, tipu, menghalalkan semua cara.
Sedangkan profesi dan etika adalah nilai yang putih seperti salju. Adalah etika dan profesi
bisnis?
 Bisnis dapat menjadi profesi yang etis sepanjang didukung sistem politik yang kondusif dan fair
melalui aturan hukum yang jelas, adil dan konsisten
PRINSIP- PRINSIP ETIKA PROFESIONAL

1. Tanggung jawab
2. Keadilan
3. Otonomi
4. Integritas Moral

Bisnis sebagai profesi baru justru menyebabkan pengertian profesi jadi rancu ( pro- kontra) karena
kehawatiran kemampuan melaksanakan kidah-kaidah etika.

PANDANGAN TENTANG PROFESI BISNIS


1. Pandangan praktis realitas :
Kenyataan bisnis sebagai profit making , dengan tujuan utama untuk mencari keuntungan, kadang
menghalalkan segala cara.
Pandangan Ekonomi klasik ( Adam Smith) dan neo klasik ( Milton Friedman) ;
“ Keuntungan adalah wajar sebagi upah atas pengelolaan asset, seperti upah buruh atas tenaga
kerja”
2. Pandangan Ideal.
Bisnis adalah kegiatan produksi menjual membeli barang dan jasa untuk kebutuhan masyarakat
keuntungan bukan satu-satunya tujuan tapi lebih merupakan konsekuensi.
Richard De George :

“ Bisnis seperti kegiatan sosial lainnya mengendalikan suatu latar belakang moral dan mustahil bisa
dijalankan tanpa latar belakang moral.
Moral adalah minyak yang menghidupkan serta lem yang merekatkan seluruh masyarakat, termasuk
bisnis-bisnis yang tidak sesuai dengan moral masyarakat , akan ditinggalkan . Bahwa dengan
memenuhi kebutuhan masyarakat secara baik maka wjar mendapatkan imbalan ( keuntungan)
( Konosuke Matsusita = Matsusita Inc Jepang)
Teori pertukaran ini sebenarnya juga merupakan teori adam Smith : “ Beri apa saja yang diinginkan
dan anda akan mendapat kebutuhan anda “

Mitos Bisnis Amoral.


 Tetap ada tudingan bisnis tetap bisnis , jangan dicampur adukan dengan etika ; terpisah.
 Ungkapan De george sebagai bisnis amoral dengan alasan ;
- Bisnis layaknya judi penuh persaingan mengejar keuntungan , menghalalkan semua cara.
- Dalam bisnis persaingan beda dengan aturan sosial , moral diabaikan.
- Aturan moral dalam bisnis akan kalah dalam persingan ketat.
Mitos Bisnis amoral ( tidak semuanya benar )
1. Dalam bisnis memang ada unsur resiko, spekulasi judi tapi pebisnis yang profesional punya
VISI , MISI, Wawasan jangka panjang dan nilai manusiawi jadi harus etis
2. Bisnis adalah fenomena masyarakat , aktivitas antara masyarakat, hal tersebut berarti norma
dan nilai yang dianggap baik, kalau tiadak akan segera berhenti
3. Kegiatan legal ( didukung UU seperti Monopoli Oligopoli,monoposom , KKN dll) belum tentu
sesuai moralitas
4. Kenyataan empiris yang berulang-ulang terjadi dimana-mana dan syah ,tidak dapat
disimpulkan sesuai normatif moral
5. Adanya protes dari masyarakat seperti YLKI , green Peace dll.
Sanggahan Bisnis Amoral
Kredo Etis ;
1. Dalam bisnis yang dipertaruhkan bukan hanya uang tapi juga nama baik dan kelangsungan
usaha, keluarga,konsumen,harga diri dsb.
2. Aturan bisnis tidak sama dengan judi.Pelaku dan konsumen bisnis adalah manusia jadi ada
kegiatan sosial yang terikat latar belakang moral dan etik.Pengusaha yang tidak
menghiraukan kaidah moral akan diboikot konsumen dan stakeholder lainnya
3. Legalitas seperti aturan hukum yang mengetur monopoli tidak otomatis diterima moral >jadi
hukum tidak selalu dan sejalan dengan nilai moral.
4. Etika harus dibedakan dengan ilmu empiris. Tidak semua kebiasaan yang terus terulang
( seperti KKN diterima oleh Etika)
5. Banyak respon masyarakat yang melawan praktek bisnis yang merugikan masyarakat seperti
limbah, campuran kimia berbahaya pada kosmetik maupun makanan, menandakan bahwa
bisnis harus memperhatikan kaidah moral.

Prinsip-prinsip etika Bisnis


Bisnis sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai masyarakat satu bangsa misal Jepang, Saudi Arabia dsb.
yang kemudian menetapkan prinsip-prinsip etika bisnis :
6. Prinsip Otonomi : Bahwa para pebisnis punya otonomi mengambil keputusan dengan
segalakonsekuensinya ( sejalan) atau bertentangan dengan moral dan etik yang diyakini
masyarakat)
7. Pemberdayaan pelaku bisnis. Dalam perasaingan bisnis yang ketat maka pelaku bisnis
harus mampu mengambil keputusan dengan cepat dan tepat.Tepat karena akan
menguntungkan dirinya dan semua stakeholder.Pebisnis kalau mau hidup tenang tidak boleh
berbohong pada dirinya harus jujur.
3. Keadilan, Pebisnis dituntut berbuat adil jangan ada yang dirugikan , terhadap semua pihak agar
relasi perusahaan dapat bertahan.Tanpa relasi dan tanpa kepercayaan dari stakeholder
perusahaan tidak akan bertahan hidup.
4. Prinsip saling menguntungkan, Produsen maupun konsumen sama ingin mendapat manfat dan
keuntungan ( win-win situation)
5. Integritas moral, Pebisnis harus menjaga motivasi terus menerus agar dipercaya tetap unggul.
Adam Smith ; menanggap prinsip keadilan adalah pokok, keadilan komutatif berupa no harm
( tidak merugikan hak dan kepentingan orang lain)

Etos Bisnis
Agar etika bisnis dapat berjalan banyak perusahaan besar membangun BUDAYA PERUSAHAAN
( CORPORATE CULTURE) ATAU ETOS BISNIS.Etos bisnis adalah kegiatan yang
dilaksanakan dari generasi ke generasi, dengan menerapkan nilai,norma maupun prinsip
moral yang berujud pelayanan mutu disiplin,kejujuran,tanggung jawab,adil dsb.

Relativitas Moral Dalam Bisnis


Perasingan bisnis berskala global,lantas nilai moral negara mana yang dianut ?
De George menyatakan nilai yang harus dianut adalah nilai moral dan etik tempat kegiatan
perusahaan berlangsung, walau perusahaannya ada di banyak negara ( multy nasional)
De George mengatakan hal ini ada 3 alasan :
 Norma etis berbeda dari satu negara dengan negaralain.
 Norma sendirilah yang paling tepat/benar.
 Immoralitas naif bahwa tidak ada norma moral yang perlu diikuti sama sekali
Nomor 1 mencampuradukan norma hukum dan norma moral.Hukum positivisme dari moral bisa
berbeda akan tetapi moral cenderung universal
De George menyatakan bahwa kuncinya adalah padaintegritas pribadi internal dan integritas moral.
De George mengangga no harm terlalu minimal dan terkesan dipaksakan dari luar.

KEADILAN DALAM BISNIS


Tradisional ( Aristoteles) :
1. Keadilan Legal
2. Keadilan Komutatif
3. Keadilan Distributif
 Keadilan Legal :
- Mendasarkan hukum yang berlaku, semua orang mendapat perlakuan yang sama
- Hubungan mengarah pada individu/kelompok dengan negara
- Hal ini berdasarkan :
* Semua orang mempunyai harkat dan martabat yang sama
* Semua wrga negara mempunayi kedudukan yang sama
* Pemerintah tidak boleh mengeluarkan peraturan khusus dan istimewa untuk kelompok
mesyarakat tertentu
* Semua wrga negara harus tunduk pada hukum yang sama.
 Keadilan Komutatif :
- Hubungannya antar warga negara dengan warga negara .
- Kalau ada warga negara yang terlanggar haknya oleh warga negara lain , negara berkewajiban
memulihkan keadilan antar pihak dan boleh menjatuhkan sanksi ( ingat lambang pengadilan
timbangan dacin yang seimbang )
- Dalam masyarakat primitif dikenal “ Gigi ganti gigi “ Nyawa ganti nyawa “
 Keadilan distributif :
- sama dengan keadilan ekonomi.
- Distribusi yang merata bagi semua warga negara diberbagai wilayah
- Jaman aristrikrasi dan oligarki, bangsawan mendapat bagian banyak sedang budak sedikit
- Kalau orang mendapatkan sesuatu sesuai dengan prestasinya dalam mewujudkan tujuan
bersama ( negara )
- Prinsip sama rata dan sama rasa dalam ekonomi justru menimbulkan ketidak adilan.

TEORI KEADILAN ADAM SMITH :


 Adam Smith hanya menerima keadilan komutatif
 keadilan masyarakat kesetaraan
 Keadilan legal sudah termasuk dan konsekuensi kadilan komulatif
 Negara Netral ( tidak memihak)
 Tidak setuju adanya keadilan distributif
3 PRINSIP KEADILAN KOMUTATIF ADAM SMITH
1. Prinsip No Harm = tidak merugikan orang lain dan tidak mau dirugikan orang lain. ( kaidah
emas) .Akhirnya dituangkan dalam hukum , the enforceeable virtul ( keutamaan moral yang
dapat dipaksakan )
2. Prinsip Non intervention , Prinsip tidak ikut campur tangan siapapun terhadap orang lain.
3. Prinsip keadilan tukar , Harga alamiah mencerminkan biaya produksi ( upah , keuntungan dan
sewa sarana/prasarana) jumlah yang ditawarkan ke pasar ( adil)
PERLUNYA KETERLIBATAN SOSIAL PERUSAHAAN

 Kebutuhan dan harapan masyarakat


- tujuan perusahaan mencari keuntungan
- Persaingan bertambah ketat
- Tuntutan masyarakat terhadap perusahaan terus berubah antara lain :
* perhatian terhadap lingkungan
* Perhatian terhadap kesejahteraan karyawan
- Perusahaan yang tidak sensitif terhadap harapan akan diboikot masyarakat
 Terbatasnya sumber daya alam
- sumber daya alam terbatas, oleh karenanya dieksploitasi dengan tetap menjaga kelestariannya
 Lingkungan sosial yang lebih baik
- Semakin baik lingkungan sosial, semakin baik iklim bisnis.
- Lingkungan sosial : lapangan kerja,kesenjangan sosial, pengangguran , daya beli dsb.
 Perimbangan tanggung jawab

 AZAS BEBERAPA PERUSAHAAN


( BERISI “ MOTTO, NILAI MORAL , DAN ETIK )

 MC DONALLD’S HAMBURGER
Q = QUALITY
S = SERVICE
C = CLEANLINESS
V = VALUE
SALAH SATU BUMN

 KETERBUKAAN
 KEBERSAMAAN
 KEBERSIHAN

BANKIR IDEAL ( MAHMOEDIN ) : SPECIE ; CREDIT


1. S : SENSITIVITY : PEKA TERHADAP SITUASI POLITIK EKONOMI SOSIAL DAN BUDAYA
2. P : PRUDANCE : HATI-HATI , BIJAKSANA , IKUT MEMELIHARA STABILITAS
3. E : EXPERTISE : AHLI DIBIDANGNYA , PROFESIONAL
4. C : CAPABILITY : KEMAMPUAN MANAJERIAL TEKNIS
5. I : INTEGRITY : MEMILIKI INTEGRITAS PRIBADI , JUJUR, PENGEMBAN AMANAH.
6. E ; EXPERIENCE : PENGALAMAN
7. C : COMMUNICATIVE : KEMEMPUAN BERKOMUNIKASI, HUMAN RELATION
8. R : RESPONSIBILITY : TANGGUNG JAWAB SOSIAL
9. E : ENTEPRENEUR : JIWA BERUSAHA
10. D : DOUBLE SIZE : ( GEORGE P.ALLAN) MEMILIKI KEMEMPUAN AKUNTANSI,
HUKUM , POLITIK EKONOMI GENTLEMEN ( KSATRIA )
11. I : INTELLEGENCE : CERDAS
12. T : TOLARANCE : SABAR DAN PUNYA DAYA TAHAN TERHADAP BERBAGAI SITUASI,
TIDAK MUDAH TERBUJUK
KEPRIBADIAN MORAL ( M SUPRIHADI SASTROHUSODO)

 DASA DIRI :
1. BERSIH DIRI 6. JAGA DIRI
2. HARGA DIRI 7. PERCAYA DIRI
3. JATI DIRI 8. KENDALI DIRI
4. TAHU DIRI 9. TEGUH DALAM PENDIRIAN
5. MAWAS DIRI 10. MANDIRI

ETIKA DAN BISNIS


 BISA DIPADUKAN ?
 MASIH PRO DAN KONTRA
 PENDEKATAN YANG KONTRA : PRAGMATIS , PENDEKATAN PROFIT, CENDERUNG,
HALALKAN SEMUA CARA
 PENDEKATAN YANG PRO : MAHTAMA GANDHI TENTANG 7 DOSA SOSIAL ;
1. POLITIK TANPA PRINSIP.
2. KAYA TANPA KERJA
3. KENIKMATAN TANPA NURANI
4. PENGETAHUAN TANPA WATAK
5. ILMU TANPA KEMAMPUAN
6. IBADAH TANPA PENGORBANAN
7. BISNIS TANPA MENU

You might also like