Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
III. Tujuan
Berdasarkan Latar belakang maka dapat disimpulkan tujuan sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui perbedaan strategi, pendekatan, metode dan teknik
dalam pembelajaran matematika.
2. Untuk mengetahui hakikat matematika dalam pembelajaran matematika
BAB II
ISI
A. Defenisi Strategi, Pendekatan, Metode dan Teknik Pembelajaran
Matematika
I. Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan (approach) pembelajaran matematika adalah cara yang
ditempuh guru dalam pelaksanaan agar konsep yang disajikan bisa beradaptasi
dengan sisiwa. Pendekatan pembelajaran dapat diartikan juga sebagai titik tolak
atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada
pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di
dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode
pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya,
pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) Pendekatan yang bersifat
metodelogik dan (2) pendekatan yang bersifat materi.
Pendekatan Metodelogik berkenaan dengan cara siswa mengadaptasi
konsep yang disajikan ke dalam struktur kognitifnya, yang sejalan dengan cara
guru menyajikan bahan tersebut. Pendekatan Metodelogik diantaranya adalah
pendekatan intuitif, analitik, sintetik, spiral, induktif, deduktif, tematik, realistik,
dan heuristik. Sedangkan pedekatan material adalah pendekatan pembelajaran
matematika dimana dalam menyajikan konsep matematika melalui konsep
matematika lain yang telah dimiliki siswa.
B. Hakikat Matematika
Pendefinisian matematika sampai saat ini belum ada kesepakatan yang
bulat, namun demikian dapat dikenal melalui karakteristiknya. Sedangkan
karakteristik matematika dapat dipahami melalui hakikat matematika.
James dan James (1976) dalam kamus matematikanya mengatakan bahwa
matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan
konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan jumlah yang
banyak yang terbagi kedalam tiga bidang yaitu aljabar, analisis dan geometri.
Johnson dan Rising (1972) dalam bukunya mengatakan bahwa matematika
adalah pola berfikir, pola mengorganisasi, pembuktian yang logic, matematika itu
bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas dan
akurat, representasinya dengan symbol dan padat, lebih berupa bahasa symbol
mengenai ide dari pada mengenai bunyi.
Reys, dkk (1984) dalam bukunya mengataan bahwa matematika adalah
telaah tentang pola dan hubungan, suatu jalan atau pola pikiran, suatu seni, suatu
bahasa dan suatu alat.
Kline (1973) dalam bukunya mengatakan bahwa matematika itu bukanlah
pengetahuan menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi
adanya matematika itu terutama untuk membantu manusia dalam memahami dan
menguasai permasalahan social, ekonomi dan alam.
Hudoyo (1979:96) mengemukakan bahwa hakikat matematika berkenan
dengan ide-ide, struktur - struktur dan hubungan-hubungannya yang diatur
menurut urutan yang logis. Jadi matematika berkenaan dengan konsep-konsep
yang abstrak. Selanjutnya dikemukakan bahwa apabila matematika dipandang
sebagai struktur dari hubungan-hubungan maka simbol- simbol formal diperlukan
untuk membantu memanipulasi aturan-aturan yang beroperasi di dalam struktur-
struktur. Sedang Soedjadi (1985:13) berpendapat bahwa simbol-simbol di dalam
matematika umumnya masih kosong dari arti sehingga dapat diberi arti sesuai
dengan lingkup semestanya.
Berdasarkan uraian di atas, agar supaya simbol itu berarti maka kita harus
memahami ide yang terkandung di dalam simbol tersebut. Karena itu, hal
terpenting adalah bahwa ide harus dipahami sebelum ide itu sendiri disimbolkan.
Misalnya simbol (x, y) merupakan pasangan simbol “x” dan “y” yang masih
kosong dari arti. Apabila konsep tersebut dipakai dalam geometri analitik bidang,
dapat diartikan sebagai kordinat titik, contohnya A(1,2), B(6,9), titik A (1,2) titik
A terletak pada perpotongan garis X = 1 dan y = 2 titik B( 6, 9) artinya titik B
terletak pada perpotongan garis X = 6 dan y = 9. Hubungan–hubungan dengan
simbol-simbol dan kemudian mengaplikasikan konsep-konsep yang dihasilkan
kesituasi yang nyata.
Soedjadi (2000: 1) mengemukakan bahwa ada beberapa definisi atau
pengertian matematika berdasarkan sudut pandang pembuatnya, yaitu sebagai
berikut:
a. Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisisr
secara sistematik
b. Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi
c. Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logik dan berhubungan
dengan bilangan.
d. Matematika adalah pengetahuan fakta-fakta kuantitatif dan masalah
tentang ruang dan bentuk.
e. Matematika adalah pengetahuan tentang struktur-struktur yang logic
f. Matematika adalah pengetahuan tentang aturan-aturan yang ketat.
Sumardyono (2004:28) secara umum definisi matematika dapat
dideskripsikan sebagai berikut, di antaranya:
a) Matematika sebagai struktur yang terorganisir.
Agak berbeda dengan ilmu pengetahuan yang lain, matematika merupakan
suatu bangunan struktur yang terorganisir. Sebagai sebuah struktur, ia
terdiri atas beberapa komponen, yang meliputi aksioma/postulat,
pengertian pangkal/primitif, dan dalil/teorema (termasuk di dalamnya
lemma (teorema pengantar/kecil) dan corolly/sifat).
b) Matematika sebagai alat (tool).
Matematika juga sering dipandang sebagai alat dalam mencari solusi
berbagai masalah dalam kehidupan sehari-hari.
c) Matematika sebagai pola pikir deduktif.
Matematika merupakan pengetahuan yang memiliki pola pikir deduktif,
artinya suatu teori atau pernyataan dalam matematika dapat diterima
kebenarannya apabila telah dibuktikan secara deduktif (umum).
d) Matematika sebagai cara bernalar (the way of thinking).
Matematika dapat pula dipandang sebagai cara bernalar, paling tidak
karena beberapa hal, seperti matematika matematika memuat cara
pembuktian yang sahih (valid), rumus-rumus atau aturan yang umum, atau
sifat penalaran matematika yang sistematis.
e) Matematika sebagai bahasa artifisial.
Simbol merupakan ciri yang paling menonjol dalam matematika. Bahasa
matematika adalah bahasa simbol yang bersifat artifisial, yang baru
memiliki arti bila dikenakan pada suatu konteks.
f) Matematika sebagai seni yang kreatif.
Penalaran yang logis dan efisien serta perbendaharaan ide-ide dan pola-
pola yang kreatif dan menakjubkan, maka matematika sering pula disebut
sebagai seni, khususnya merupakan seni berpikir yang kreatif.
Dari definisi – definisi diatas, bahwa pengertian tentang matematika itu
dengan menggabungkan pengertia dari definisi-definisi tersebut. Semua definisi
dapat diterima, karena memamng matematika dapat ditinjau dari segala sudut, dan
matematika itu bias memasuki seluruh segi kehidupan manusia, dari yang paling
sederhana sampai kepada yang paling kompleks.
I. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, bahwa untuk dapat melaksanakan proses
pembelajaran matematika, diperlukan strategi, pendekatan, metode dan teknik
pembelajaran yang baik dan tepat.
Berdasarkan berbagai pendapat tentang hakikat matematika di atas,
menunjukkan bahwa objek kajian dalam matematika begitu luas. Matematika
selalu memiliki hubungan dengan disiplin ilmu yang lain untuk pengembangan
keilmuan, terutama di bidang sains dan teknologi.
Daftar Pustaka