You are on page 1of 15

#1 BERPIKIR POSITIF SAJA NGGAK CUKUP!

Kamu pasti pernah mendengar tentang pentingnya berpikir positif. Bahkan mungkin, hampir semua umat manusia
yang hidup di abad ini pernah mendengarnya. Dan menerapkannya. Dan memetik keuntungan darinya.

Yup. Berpikir positif memang baik. Penting dan bermanfaat, baik bagi diri kita sendiri maupun bagi orang lain,
demikian dikatakan oleh para ahli. Sayangnya, berpikir positif pun mempunyai sisi lemah yang dapat merusak
keseimbangan hidup kita.

Hidup adalah sebuah keseimbangan. Selalu ada sisi bertentangan untuk setiap bidang kehidupan. Kerja keras yang
tak diimbangi istirahat yang cukup bisa berakibat fatal. Makanan enak tanpa diimbangi olahraga mengakibatkan
banyak orang mati sebelum waktunya. Gaya hidup mewah tanpa diimbangi filosofi hidup hemat membuat kita
bangkrut. Bahkan cinta tanpa disiplin akan menghasilkan anak-anak yang manja dan suka memberontak. Semua
bidang menuntut keseimbangan dalam hidup kita!

Jika kamu menganggap berpikir positif adalah segalanya, kamu perlu mempertimbangkannya kembali. Berpikir
positif menuntut kita memandang segalanya dari sisi positif. Namun bagaimana dengan sisi negatifnya? Apakah kita
lantas bisa mengabaikannya? Berikut ada 7 hal lain yang perlu kita pertimbangkan selain berpikir positif..

1. Berpikir benar
Sejujurnya, agak susah menjabarkan tentang berpikir benar, karena kebenaran di jaman ini telah bergeser nilainya.
Kebenaran selalu bersifat relatif, tergantung siapa yang memandang. Kita bisa bicara dengan dua orang yang
bermusuhan dan masing-masing akan mengatakan diri mereka benar, lengkap dengan segala penjelasan mendetail
tentang kisah menurut versi mereka. Kamu perlu mengikuti kata hatimu dalam hal ini. Definisikan apa yang benar
sesuai dengan nilai-nilai dalam hidupmu. Jika 'benar' dalam lingkunganmu berarti mengurangi hak orang, kamu tahu
apa artinya. Jika benar berarti membela yang bayar, memanjat ke atas dengan menginjak leher orang, menjatuhkan
orang lain dengan segala cara, atau hal-hal semacam itu, kamu harus memutuskan apa yang akan kamu lakukan.
Jika perlu, keluar dari sana dan cari lingkungan yang bisa membuatmu bertumbuh jadi lebih baik!

2. Berpikir mulia
Apa komentarmu ketika melihat orang mengucapkan kata-kata kasar yang tak sepantasnya diucapkan? Biasanya
sih, dengan heran dan takjubnya kita akan mengatakan 'Duh, penampilannya keren, jabatannya oke tapi mulutnya
kok nggak berpendidikan ya..'.

Rupanya, pendidikan itu mempengaruhi kelakuan seseorang. Diharapkan, dengan semakin terdidiknya seseorang,
akan semakin tinggi pula martabat dan sikap moralnya. Namun dalam kenyataannya, tidaklah selalu demikian.
Banyak orang mengaku berpendidikan, namun sikap mereka menyatakan sebaliknya. Ternyata, karakter jauh lebih
penting daripada pendidikan. Kamu bisa mencari ilmu sampai ke ujung dunia, tapi tanpa karakter dan nilai-nilai
yang baik dalam hidup, kamu akan tetap diragukan orang. Kamu tidak semata dinilai dari tampilan atau rupa, atau
berapa deret nol yang tertera di buku tabunganmu, tapi karakter dan integritasmu menentukan penghargaan orang
terhadap dirimu yang sesungguhnya. Jangan hanya berpikir positif, berpikirlah mulia.

3. Berpikir adil
Sahabatmu nyata-nyata bersalah, sementara orang yang kamu musuhi ternyata benar. Siapa yang akan kamu bela?
Akankah kamu tetap mengatakan 'Hidup persahabatan!' dan menelantarkan nilai-nilai pribadimu? Keadilan
mungkin tidak berpihak bagi banyak orang sementara ini. Namun itu bukan alasan bagi kita untuk tidak bersikap
adil. Kejarlah keadilan. Berikan pada tiap orang apa yang menjadi haknya. Bersikaplah adil walaupun hidup
tampaknya tidak adil bagimu, karena selama bumi ini ada, takkan berhenti-henti musim menabur dan menuai.
Apapun yang kamu tabur akan kamu tuai. Ini adalah hukum alam yang tak dapat dibatalkan, jadi kamu perlu
menetapkan bagi dirimu untuk selalu berpikir, berkata dan berbuat adil.

Berpikir adil juga menuntutmu untuk menempatkan diri dalam perspektif yang tepat. Jangan hanya berpikir positif.
Berpikir jugalah dengan kewaspadaan. Jangan menerima segala sesuatu sebagaimana adanya (mentah-mentah),
karena seringnya, yang tampak bukanlah yang sebenarnya. Orang yang hanya berpikir positif (tanpa kewaspadaan
dan kebijaksanaan) akan mudah dibohongi. Pikirkan juga kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi sebelum
kamu mengambil keputusan. Mungkin niatmu baik. Tapi tidak demikian halnya dengan banyak orang lain di
sekitarmu. Sangat perlu untuk menguji setiap kalimat atau tindakan atau sikap yang diarahkan pada kita.

Pengembangan Diri 1
4. Berpikir suci
Pacarmu mengajakmu begituan dan kamu tidak tahu apa yang harus kamu lakukan. Kamu pikir, berpikir positif bisa
membantumu memecahkan masalah. Tunggu dulu. Berpikir positif? Positif bagi siapa? Bagi kamu? Bagi dia? Bagi
hubungan cinta kalian? Lalu bagaimana dengan masa depanmu? Calon pasangan hidupmu? Orang tuamu?
Integritasmu? Dalam hal ini, berpikir suci sepertinya lebih penting ketimbang 'berpikir positif', teman..

5. Memikirkan yang manis (menyenangkan)


Prinsipnya, jika sesuatu tidak menyenangkan bagi semua pihak, maka jangan pikirkan atau lakukan hal itu. Buang
semua hal buruk dari pikiran, hati dan jiwamu. Lakukan detoksifikasi dalam batinmu. Suatu saat, kamu akan
berterima kasih pada dirimu sendiri karena telah melakukannya. Kamu akan menjadi lebih sehat, lebih bahagia, dan
lebih sejahtera karenanya (ingat prinsip hukum ketertarikan?). Apapun yang kamu pilih untuk tinggal dalam
pikiranmu, akan memenuhi hidupmu, dan itulah yang menjadi takdirmu. Kita sendiri yang menentukan takdir kita,
kawan. Kita juga yang menentukan bagaimana kita akan mengisi dan menjalani hidup yang telah Tuhan berikan
pada kita!

6. Berpikir kreatif
Jika kamu menganggap hidup telah memperlakukanmu dengan tidak adil, pikirkan sebaliknya. Apa yang akan terjadi
jika pengalaman buruk tak terjadi padamu? Akankah hidupmu berbeda? Akankah kamu menjadi pribadi yang lebih
baik? Akankah kamu berkembang? Kadangkala, butuh pemikiran yang kreatif dan luas untuk memahami segala
yang terjadi dalam hidup.

Jangan pernah menyalahkan diri atau keadaan, tapi belajarlah darinya. Kamu adalah murid yang harus terus belajar
dan diuji di sekolah kehidupan agar naik tingkat, bukannya korban yang selalu menangis dan meratapi nasib. Kamu
takkan belajar apapun dari tangisan dan keluh kesahmu.

Jika ada berita yang perlu didengar tentang kamu, maka berita itu hendaklah sesuatu yang sedap didengar, yang
timbul sebagai hasil pikiran kreatifmu yang bermanifestasi dalam seluruh tindakan dan perkataanmu.

7. Berpikir luar biasa


Sudah menjadi kecenderungan kita untuk berpikir standar. Jika sebuah ide ditolak, biasanya kita akan mundur dan
mencari cara yang tepat agar ide tersebut lebih diterima. Padahal, menurut pepatah, jika ide Anda dipuji orang,
biasanya ide itu biasa saja dan tidak istimewa. Jika ide Anda ditertawakan orang, biasanya ide itu ide yang luar biasa.

Jangan takut berpikir luar biasa. Orang lain menertawakanmu dan menganggapmu pemimpi? Bangunlah. Buat
impianmu jadi kenyataan. Orang lain mengatakan tidak mungkin? Jadikan itu tantangan. Orang lain katakan idemu
gila? Tantang dirimu untuk mencobanya. Apapun yang kamu anggap bisa lakukan, kamu bisa melakukannya.
Luaskan imajinasimu. Berkembanglah. Langit adalah batas kreativitasmu. Tuhan yang Maha Kreatif telah menaruh
jejak keberadaanNya dalam diri kita dengan menempatkan pikiran yang tak terbatas dalam otak kita yang luar
biasa. Pergunakanlah karuniaNya dengan maksimal. Berpikirlah luar biasa!

Ini bukan sanggahan dari teori berpikir positif yang terkenal itu. Hanya saja, selain berpikir positif, kita juga perlu
lebih awas dan lebih bijaksana dalam menyikapi segala sesuatu yang terjadi. Seperti kata peribahasa 'Hendaklah
kamu tulus seperti merpati dan cerdik seperti ular..'. Tanpa memikirkan segala kemungkinan dan sisi negatifnya,
perencanaan yang terbaik pun dapat gagal. Hidup adalah sebuah keseimbangan, bukan?

#2 Are You A Dreamer, Too?

Apakah kamu seorang pemimpi? Itu bagus. Dibutuhkan seorang yang berani bermimpi besar untuk meraih hal-hal
yang besar.

Namun dalam kenyataannya, tak jarang kita malu mengakui diri sebagai seorang pemimpi. Kita seringkali takut
dengan anggapan orang. Kita sering minder dengan keadaan kita yang rasanya 'nggak mungkin'. Atau mungkin
pernah orang mengatakan pada kita untuk berkaca dulu sebelum melanjutkan impian kita, sehingga kita pun patah
semangat dan benar-benar menghentikan impian-impian kita.

Apa ini juga terjadi padamu? Tenang saja. Hampir semua orang di dunia pernah mengalaminya. Sebelum sebuah

Pengembangan Diri 2
mimpi benar-benar menjadi kenyataan, mimpi itu haruslah melalui serangkaian ujian yang seringkali berat dan
melelahkan. Bagaimanapun, percayalah bahwa semua perjuanganmu itu pantas dan kamu akan menerima upah
pada waktunya.

Berikut beberapa tips untuk memperjuangkan impian:


1. Milikilah impian yang besar, namun tetap terukur dan terarah.

Tujulah bulan, paling tidak, kamu akan mendarat di antara bintang-bintang


-- Les Brown
Hanya kamu yang bisa mengukur kemampuan dirimu. Orang lain hanya bisa menilaimu dari luar. Jika kamu merasa
impianmu terlalu besar, namun entah mengapa kamu yakin bisa menggapainya, berjalanlah terus. Jangan patah
semangat hanya karena seseorang menganggapmu tidak mampu. Jangan biarkan siapapun meragukanmu. Semakin
banyak orang meragukanmu, semakin keras seharusnya kamu berusaha. Tunjukkan pada mereka kualitas dirimu
yang sebenarnya!

2. Libatkan diri dalam network/ jaringan pendukung yang bisa membantu, menginspirasi dan memberi energi baru
pada impianmu.
Apa yang kamu suka lakukan? Networking? Desain? IT? Fotografi? Ilmu kedokteran? Carilah jejaring yang bisa
mendukung dan menguatkanmu. Jika belum menemukan yang tepat, kamu bisa
Googling kaan :) Entah itu jejaring secara fisik atau secara virtual (atau online), libatkan diri pada apapun yang
membuatmu yakin akan semua impian dan rencanamu. Belajarlah dari kelompok tersebut. Curi ilmunya dan cari
dukungan. Sekelompok orang yang memiliki sejumlah persamaan akan merasa punya ikatan dan -bisa dipastikan-
akan saling mendukung.

3. Bagi impianmu hanya dengan orang-orang yang bisa mengerti.


Orang yang tidak punya impian biasanya sukar untuk memahami dan menerima impian-impian orang lain. Entah itu
saudaramu, orang tuamu, atau sahabat karibmu, jika mereka tak bisa memahami impian-impianmu, jangan
ceritakan pada mereka. Percuma. Mereka tak akan membesarkan hatimu. Bagi pemikiranmu hanya dengan mereka
yang bersedia untuk mendengarkan dan memahami dirimu. Jika tidak, nantinya kamu sendiri yang akan patah
semangat dan merasa kalah sebelum bertanding!

4. Impian itu haruslah sesuatu yang jadi passionmu


Ini tak bisa ditawar. Jangan memimpikan sesuatu hanya karena orang lain berhasil dalam bidang itu. Jika kamu tak
sungguh-sungguh menginginkannya, jangan berharap kamu akan berhasil dalam hal itu. Kamu itu pribadi yang unik.
Tuhan sudah memperlengkapimu dengan segala sesuatu yang kamu butuhkan untuk bertahan hidup. Tergantung
bagaimana kamu mengolah dan merangkai semua kelebihan, bakat dan potensi yang ada padamu untuk menjadi
yang terbaik dalam bidangnya. Jangan pernah mau jadi versi nomor dua orang lain. Kamu diciptakan untuk
menjalani takdirmu sendiri, jadi tidak perlu bersusah payah mengikuti cara-cara orang lain. Mungkin ada cara yang
baik secara keseluruhan (bagi semua orang), namun secara pribadi, kamu perlu melihat ke dalam dirimu sendiri dan
merumuskan tindakan-tindakan praktis apa yang perlu kamu lakukan agar dirimu bisa sukses.

5. Belajarlah dari seorang model peran


Siapa tokoh yang menginspirasimu? Oprah? Beyonce? Rockefeller? Rain? John Maxwell? Brian Tracy? SBY?
Siapapun tokoh yang kamu kagumi, kamu bisa mencari inspirasi dari mereka. Cari tahu bagaimana perjuangan
mereka mengatasi kesulitan hidup sehingga mereka bisa sukses seperti sekarang. Tapi kamu juga perlu mengerti
bahwa mereka pun hanyalah orang biasa yang tak luput dari kesalahan. Jadi, jika tokoh favoritmu kedapatan kena
tilang karena ngebut di jalan, memakai shabu, berpesta gila-gilaan, mendapat masalah karena sikap mereka yang
seenaknya di depan publik, please deh.. kamu harus tahu membedakan mana yang baik dan mana yang tidak pantas
ditiru..

6. Buatlah papan visual


Apa yang kita lihat akan memengaruhi apa yang kita rasakan. Jangan pura-pura. Bagaimana perasaanmu waktu di
TV diputar iklan ayam goreng favoritmu? Atau iklan tentang sepotong pizza yang bertaburan keju? Atau pusat
perbelanjaan yang menawarkan diskon yang menggiurkan? Tak tertarik? Mungkin saja. Tapi jika iklan itu kamu lihat
terus menerus, kamu akan menyerah dan mulai membayangkan nikmatnya semua yang ditayangkan di televisimu.

Papan visual membantumu mewujudkan keinginanmu. Misalnya, kamu selalu gagal menurunkan berat badan.

Pengembangan Diri 3
Mungkin karena kamu kurang motivasi atau contoh yang tepat. Bagaimana jika setiap saat kamu memandang foto
Beyonce? Paling tidak, kamu akan lebih termotivasi karena ingin memiliki tubuh yang mirip dengan tubuhnya yang
indah (dan seksi!). Selalu dirundung masalah dan merasa tak mungkin berhasil? Bagaimana dengan gambar Oprah?
Kamu pasti tahu bahwa dia menjalani kehidupan yang tidak mudah, namun berhasil mengatasi semua itu dan
menjadi sangat berhasil. Guntinglah gambar-gambar yang menginspirasi dari majalah, koran atau apapun yang
kamu anggap bisa membantumu mewujudkan impianmu, dan pasang di tempat yang sering kamu lihat. Ingat, kamu
tak perlu berbagi dengan siapapun yang kamu tidak percayai. Jadikan ini proyek pribadimu.

7. Miliki citra diri yang baik


Apa yang kita percayai, itulah keadaan kita. Benarlah pepatah lama yang menyatakan bahwa 'Kehidupan adalah
nubuatan yang kita jalani sendiri'. Atau ungkapan terkenal dari Henry Ford 'Entah kamu berpikir bisa atau tidak bisa,
kamu benar..'. Maksudnya, jika kamu menganggap dirimu bisa, maka kamu bisa. Sebaliknya jika kamu menganggap
dirimu tidak bisa, maka kamu tidak bisa. Semudah itu.

Dalam kenyataannya, banyak orang terperangkap dalam citra diri yang kurang baik. Entah karena perlakuan orang
tua mereka di masa kecil, perkataan teman mereka, atau faktor-faktor lain, kita seringkali menilai diri kita lebih
rendah dari nilai diri kita yang sebenarnya. Padahal, sebagaimana citra diri yang kita miliki, demikianlah yang terjadi
dalam hidup. Jika kamu ingin berhasil, milikilah citra diri seorang pemenang. Harapkan yang terbaik bagi dirimu.
Jangan pernah menyerah hanya karena tekanan-tekanan kecil di sekelilingmu. Banyak orang menganggap diri
mereka tidak mampu dan demikianlah yang terjadi. Tapi kamu, jangan mau terjebak dalam perasaan diri malang
atau nasib buruk. Tidak. Kitalah yang menentukan takdir kita. Tuhan selalu memberikan segala yang terbaik bagi
kita. Menjadi tugas kita untuk mengejar segala kebaikan itu melalui sikap dan cara pikir kita yang baik di
hadapanNya.

Jika kamu seringkali merasa diri tidak berharga, mungkin kamu perlu membaca kembali artikel saya di sini atau di
sini.

8. Jangan pernah menyerah


Ini sudah jelas. Sikap mental kita, lebih dari segalanya, menentukan keberhasilan kita. Apa beda pemenang dan
pecundang? Hanya sedikit. Kadang tidak sampai satu detik. Kadang hanya satu pukulan yang jitu, atau satu
tendangan yang tepat. Kita tidak pernah bisa menyebut diri kita pemenang jika kita sudah menyerah sebelum
bertanding. Apapun yang terjadi, peliharalah hatimu. Jaga sikap mental dan cara pandangmu terhadap kehidupan,
karena itulah yang akan menentukan langkah akhirmu.

Tentang niat, kerja keras dan keteguhan mungkin tak perlu dijelaskan di sini. Kamu pasti sudah mendengarnya
beribu-ribu kali. Ingatlah bahwa bakat hanya 1% berpengaruh, tapi 99% kesuksesan ditentukan oleh kerja keras dan
ketekunan. Jangan menganggap bakatmu sebagai pemberian Tuhan yang gratis. Bagaimana pun, kamu perlu
mengasah dan mengolahnya supaya dengan bakat dan potensimu, kamu bisa memenuhi tujuanmu dikirim ke
planet ini! ^^

#3 Merasa Diri Nggak Berharga? Tunggu Dulu!

Mungkin, pada suatu masa dalam hidup, kamu pernah merasa nggak nyaman dengan dirimu.

Kulitmu kurang putih. Badanmu kurang tinggi. Rambutmu kurang lurus. Bibirmu kurang seksi. Otakmu kurang
cerdas. Wajahmu kurang menawan. Namamu kurang populer.

Apa pernah semua hal nggak penting itu membuatmu merasa kurang berharga?
Well, gimana yaa.. Emang gitu sih kenyataannya.. mungkin begitu katamu.
Hohoho.
Benarkah?
Dirimu kurang berharga?
Yang benar saja!
Pernahkah kamu benar-benar menghitung 'harga' dirimu?

Kalo belum, coba pikirkan..


Pernah mengganti gigi palsu?

Pengembangan Diri 4
Berapa harganya? Seratus ribu? Dua ratus ribu?
Hoho. Yang benar saja. Mungkin dua juta.

Matamu kurang jelas melihat? Harus pakai kacamata?


Berapa harganya? Lima puluh ribu?
Ugh. Dapat bingkainya saja enggak.
Paling kurang tiga ratus ribu. Itu yang paling murah, kali..

Pernah ikut program pelangsingan? Atau ikut fitness?


Berapa biayanya? Seratus ribu?
Hmm.. mungkin kalo fitness kelas 'biasa aja' bisalah.
Program pelangsingan? Jadi member aja lebih dari segitu.

Pernah patah tangan?


Berapa biaya keseluruhannya?
Nggak kebayang deh. Satu juta juga nggak cukup.

Ginjalmu bermasalah?
Kira, kira berapa biaya untuk 'mengurus'nya?
Oh, my.. Setidaknya beberapa juta rupiah.

Jantungmu mengalami sesuatu?


Oh, no. Kalo ringan, mungkin dua puluh juta cukup.
Atau tiga puluh.

Otakmu mengalami pendarahan?


Hmghh.. Kalo parah, bisa sampai ratusan juta biaya pengobatannya.

Jika dirimu nggak berharga, bolehkah saya pinjam matamu? Atau tanganmu yang sebelah kiri? Atau, otakmu yang
'biasa aja' itu?
Nggak?
Oke. Gimana kalo saya bayar? Dua puluh juta untuk otakmu yang hanya berisi sel abu-abu kecil itu?
Hmm.. Nggak juga?
Jadi berapa harganya? Katanya nggak berharga?
Kamu pikir-pikir dulu?
Hmhh.. Sampe mati pun saya jamin kamu nggak akan mau menukarkan otakmu (atau ginjalmu atau jantungmu atau
paru-parumu atau bahkan kakimu yang bentuknya aneh itu, atau bibirmu yang kurang seksi atau matamu yang
kurang bersinar atau bahkan hidungmu yang kurang mancung) itu!!!!

Atau.. gimana kalo dua puluh juta untuk kulitmu yang kurang putih bersinar itu?
Nggak juga?
Jadi, berapa dong harganya? (mulai kesel nih..).
Nggak, deh.
Mungkiiinnn, lebih baik punya hidung biarpun nggak mancung,
mendingan punya mata walaupun kurang indah,
mendingan punya otak, walaupun nggak secerdas Einstein,
mendingan punya tangan walaupun nggak bisa melukis seindah daVinci,
mendingan punya badan yang biasa -nggak seaduhai Brad Pitt, maksudnya- ketimbang sakit-sakitan..

Mendingan.. punya semua yang kumiliki sekarang deh, ketimbang dapet -berapa tadi? dua puluh juta? lima puluh
juta? seratus juta?- semuanya kayaknya nggak cukup deh buat ganti suku cadang tubuhku. Lagi, menurut Tony
Buzan dalam bukunya Head First, untuk membuat peralatan yang berfungsi persis seperti mata kita saja dibutuhkan
seperangkat mesin canggih yang bernilai kira-kira 750 miliar rupiah. Bayangkan, hanya untuk membuat sebuah alat
yang berfungsi seperti mata kita!! Berarti mata kita saja seharga 750 miliar! Gimana yang lain? Jantung, paru-paru,
ginjal, otak, syaraf-syaraf...
Ohh..

Pengembangan Diri 5
Jadi, berapa saya harus menawar?
Gubrak!

#4 Mulailah dengan Apa yang Kamu Miliki!

Sudah nonton The House Bunny?

Film komedi ini mengisahkan seorang 'gadis Bunny', yang biasa tinggal di mansion Playboy, tiba-tiba harus keluar
dari mansion dan menemukan jalan hidupnya. Tibalah dia di perhimpunan Zeta sebuah kampus dan harus
berhadapan dengan dekan kampus yang ingin menutup asrama mereka karena anggotanya hanya sedikit. Sejak
Shelley, nama gadis itu masuk, dia berupaya dengan segala cara untuk menjadi ibu asrama bagi perhimpunan Zeta
dan mengubah tampilan kelompok anak pintar yang membosankan itu jadi 'hot', gaul, memikat dan populer.
Sebaliknya, dia juga belajar banyak hal tentang menemukan impian sejatinya.

Film ini memang ringan banget, tapi sarat dengan pesan yang dalam kalo kita mau merenungkannya. Shelley yang
'gak bisa apa-apa', hanya tahu gaya, pesta dan dandan, bisa mengajari anak-anak kutu buku yang membosankan itu
dengan gaya dan pembawaannya yang 'beda'.

Kadang, itulah yang harus kita lakukan: memulai sesuatu dari mana kita berada, dengan apa yang kita miliki. Nggak
perlu jadi besar dulu untuk memulai sesuatu. Nggak perlu populer, hebat atau punya jabatan tinggi dulu untuk
membuat perbedaan dalam hidup. Kita bisa kok memulainya dengan apa-apa yang kita miliki dari tempat kita
berada sekarang ini.

Kalo terus menunggu, bisa-bisa kita menghabiskan seumur hidup kita dan tak mendapatkan apapun. Parahnya, kita
nggak akan melakukan sesuatu yang berarti, sesuai tujuan kita diciptakan.

Jika kamu masih sekolah, kamu bisa memulai sesuatu dengan memelajari apapun yang menarik minatmu dengan
sungguh-sungguh. Jika kamu mengambil kursus, kamu bisa mengembangkan dirimu terus-menerus melalui apa
yang kamu pelajari. Jika kamu seorang anak, kamu bisa melakukan sesuatu yang 'beda' dalam keluargamu. Kamu
bisa mulai dengan menghemat air, listrik di rumahmu, mengkampanyekan perdamaian yang dimulai dari dalam
keluargamu, menjadi inspirasi yang baik bagi teman-temanmu, banyak hal menarik bisa kamu lakukan sesuai
dengan bakat, potensi dan keunikanmu.

Jika toh satu-satunya yang kamu tahu hanya gaya, dandan ataupun pesta seperti Shelley, jika kamu bisa
menempatkan hal-hal tersebut dalam perspektif yang tepat, hidupmu bisa lebih optimal dengan caramu yang unik!

Yuk, baharui pikiran dengan sikap hati kita dengan cara pandang yang benar dan lebih baik.. Kita bukanlah korban.
Kita adalah pemenang. Kita sendiri yang patut bertanggung jawab atas apapun yang terjadi dalam hidup kita. Nggak
penting berapa besar masalahmu, yang penting adalah sikap mentalmu. Jika kamu merasa kecil, patut dikasihani,
dan menderita sepanjang hidupmu, demikian juga orang akan memandangmu. Jadikan penderitaanmu sebagai
motivasi untuk meraih sesuatu yang lebih baik dalam hidup.

Percayalah, sob, masa depanmu jauh lebih berarti daripada semua penderitaanmu, dan hidupmu jauh lebih pantas
untuk diperjuangkan ketimbang untuk ditangisi..

Dari mana kamu bisa mulai membuat perbedaan?

#5 Mengapa Masalahku Begitu Berat???

Pernahkah kamu menanyakan pertanyaan seperti di atas ketika menghadapi masalah yang begitu berat? Bahkan
kamu merasa benar-benar nggak mampu, nggak cukup kuat, nggak cukup bijak, dan nggak cukup pengalaman untuk
menghadapi persoalan tersebut.

Kabar baiknya, jika kamu menghadapi persoalan yang luar biasa, itu karena kamu memang luar biasa. Nggak ada
orang biasa yang menghadapi peristiwa atau kejadian yang luar biasa. Nggak ada orang biasa yang harus
menghadapi persoalan luar biasa. Orang biasa akan menghadapi kehidupan yang biasa-biasa saja. Lain halnya

Pengembangan Diri 6
dengan orang-orang yang luar biasa. Mereka akan menjalani kehidupan yang luar biasa, persoalan-persoalan yang
tampak luar biasa, dan menghasilkan prestasi yang juga luar biasa karenanya. Sedangkan bagi orang biasa, prestasi
biasa pun akan dianggap luar biasa!

Persoalan yang kita hadapi sekarang ini sebenarnya dapat menjadi indikasi kebesaran diri kita dan masa depan kita.
Yang menjadi masalah adalah bagaimana sikap kita dalam menghadapi keadaan tersebut. Viktor Frankl, pendiri
Logotherapy pernah menulis bahwa kebebasan besar yang terakhir bagi seseorang adalah dapat memilih sikapnya
terhadap keadaan apapun. Kita tidak bisa mengendalikan keadaan, tapi kita bisa mengendalikan bagaimana kita
bersikap.

Tuhan takkan mengijinkan persoalan yang luar biasa terjadi dalam hidup kita jika Dia tahu kita tak mampu
mengatasinya. Jadi, jika sesuatu yang luar biasa besar sedang terjadi dalam hidupmu, yakinlah bahwa itu terjadi
karena Allah tahu kamu sanggup menghadapi dan mengatasinya. Jangan jadikan masalah sebagai penghalang, tapi
melompatlah dari sana. Buatlah terobosan-terobosanmu, lakukan lompatan-lompatanmu, agar kelak kamu bisa
melihat bahwa setiap masalah yang datang sebenarnya dirancang untuk menguatkan tiap bagian dalam dirimu agar
bertumbuh sesuai dengan kapasitas yang Tuhan kehendaki.

Ubah cara berpikirmu. Kamu bukan korban, tapi pemenang. Jangan biasakan untuk mengeluh, mengkritik dan
menyalahkan keadaan. Kamu menjadi seperti apa adanya kamu karena setiap masalah yang kamu hadapi telah
membentukmu sedemikian. Bersyukurlah untuk setiap masalahmu!

Jika lain kali masalah besar dan luar biasa terjadi, ingatlah bahwa masalah itu terjadi karena kamu bukanlah seorang
yang biasa-biasa. Kamu bukan orang kebanyakan. Kamu luar biasa, dan suatu saat nanti, kamu akan jadi orang besar
jika kamu berhasil melalui semua persoalan tersebut. Jika rasanya kamu masih tak mampu, ingatlah pepatah lama
yang mengatakan bahwa 'ini pun akan segera berlalu..'. Nggak ada yang abadi di dunia ini, jadi jadikan tiap waktumu
berharga!

#6 BOSAAANN!!! Apa yang Harus Kulakukan?

Suatu hari dalam hidup, kamu pasti pernah merasa bosan. Konon, kebosanan adalah salah satu penyebab kematian
otak. Rasa bosan yang berlarut-larut dapat membuat kita kehilangan semangat, males ngapa-ngapain, dan..
menganggap dunia seolah tak indah lagi.

Tapi, selalu ada jalan keluar untuk setiap persoalan. Begitu juga dengan perasaan bosan yang kita rasakan. Jika
kamu pernah merasa bosan, cobalah perhatikan seekor anjing kecil.

Anjing kecil selalu menganggap apa yang ada di depannya sebagai mainan baru. Entah itu sandal, sisir, keset,
boneka, bantal, apapun yang bisa mereka raih akan mereka tarik, gigit-gigit, bawa ke sana kemari, dan diajak
bermain. Bahkan, jika kita mencoba memarahinya, dia akan berpikir bahwa kita mengajaknya bermain!

Seekor anjing kecil selalu membawa keceriaan. Kenapa? Karena ia menganggap dunia adalah sebuah wahana
permainan besar. Semua hal adalah mainan yang pantas untuk dicoba. Semua hal perlu untuk digigit-gigit dan diajak
main. Entah apa resikonya, itu masalah nanti. Yang penting sekarang, semuanya adalah permainan! Mungkin itu
motto para anjing kecil sedunia :).

Dalam penerapannya, kita mungkin perlu meniru sikap seekor anjing kecil. Apa sih yang bikin kita bosan? Rasa tidak
peduli, atau ketidak-tertarikan terhadap apa yang ada di sekeliling kita, beda dengan anjing kecil yang punya rasa
ingin tahu yang besar terhadap segala sesuatunya. Coba deh bawa seekor anjing jalan-jalan. Dia akan selalu
berhenti di sana-sini. Mencium bunga, mengendus-endus tanah, memperhatikan sekeliling, men'cari jejak', dia
selalu pengen tahu tentang segala sesuatu. Anjing memperhatikan hal-hal kecil, tertarik pada hal-hal remeh, dan
layaknya seorang detektif, ia menganggap semua yang ada dalam radius penciumannya yang tajam sebagai kasus
yang harus diselidiki!

Lain kali kamu merasa bosan, kamu bisa mulai memperhatikan sekelilingmu dengan lebih seksama. Apa yang
dikenakan teman sebangkumu, mengapa angkot rata-rata berwarna biru, di mana sudut paling enak di kamarmu
untuk 'pewe', banyak hal menarik akan kamu temukan dalam hidupmu. Bisa saja tiba-tiba kamu menyadari bahwa
guru matematikamu ternyata punya selera humor yang tinggi, tetangga sebelah rumahmu ternyata punya tahi lalat

Pengembangan Diri 7
besar di bawah matanya, bunga aster ternyata punya banyak sekali warna indah yang bisa dijadikan alternatif
warna pengganti cat dinding di kamarmu, dan cowok (atau cewek jika kamu cowok) yang duduk di belakangmu
ternyata manis juga...

Katanya, hidup ini bagaikan kanvas. Kita sendiri yang harus menggoreskan kuasnya agar kanvas kita jadi berwarna..

#7 Kehidupan yang Besar adalah Akumulasi dari Hal-Hal yang Kecil

Banyak orang ingin melakukan hal-hal yang spektakuler, fantastis dan luar biasa dalam hidup mereka, namun
seringkali nggak tahu harus mulai dari mana. Karena terpaku pada kesempurnaan itu, mereka malah jadi nggak
berbuat apa-apa. Misalnya, sebagai penulis pemula mereka mengharapkan bisa menulis sebuah karya masterpiece
baru akan mengirimkannya ke penerbit. Ya nggak mungkinlah.. Semuanya kan harus dimulai dari langkah pertama.
Kita nggak mungkin bisa mengubah dunia dalam satu malam. Emangnya Roro Jonggrang, minta dibuatin 1000 candi
dalam tempo semalam. Dongeng aja nggak bisa.. :).

Kalo keinginan untuk melakukan sesuatu yang hebat itu juga ada padamu, jangan berkecil hati. Kamu termasuk di
antara jutaan orang lain di dunia yang berniat melakukan hal yang sama. Tapi, apakah kamu tahu cara paling mudah
untuk melakukannya?

Ada yang mengatakan bahwa hidup hanyalah akumulasi dari apa yang kita lakukan. Hal-hal besar terbentuk dari hal-
hal kecil. Jika kamu ingin melakukan yang besar, mulailah melakukan hal-hal kecil. Bagaimana misalnya?

 Mulailah melakukan apa yang bisa kamu lakukan.

Jangan tunggu hingga kamu kaya, sukses atau terkenal baru melakukan sesuatu. Bukan kehebatanmu yang
menjadikanmu besar, tapi perbuatanmu menjadikanmu hebat. Lagi, nggak akan ada waktu yang tepat. Selalu ada
alasan jika kamu terus mencarinya. Lupakan penghalang. Cari tahu apa yang kamu bisa lakukan dari saat ini untuk
melangkah pada tujuanmu.

 Tambahkan kualitas 1% tiap hari untuk semua yang kamu lakukan

Mungkin 1% terdengar gak ada artinya. Tapi jika dijumlahkan jadi 1 tahun, berapa persen akan kamu dapatkan?
Nggak kurang dari 365 persen !!!.

 Lakukan semuanya dengan hati.

Kualitas yang membedakan karya besar dengan karya biasa adalah sentuhan personalnya. Jangan biasakan diri
melakukan sesuatu hanya karena kamu bisa, melainkan karena kamu bersedia. Kehidupan akan memberi upah pada
orang yang melakukan tiap pekerjaan mereka dengan rela. Bonusnya, kamu akan merasa bahagia. Mungkin
pekerjaanmu sama saja dengan apa yang temanmu lakukan, tapi karena kamu melakukannya dengan senang hati,
kamu akan lebih rileks menjalaninya, dan kamu akan merasa bahagia akan apa yang kamu lakukan, bukan karena
terpaksa. Bukalah matamu terhadap hal-hal baru. Pelihara rasa ingin tahumu. Dunia ini penuh dengan banyak sekali
kejutan jika kamu mau menggali dan menemukannya!

 Pelihara sikap positif

Cara berpikir kita sangat mempengaruhi semua unsur diri kita : roh, jiwa, dan tubuh. Jadi, sangat benar jika para ahli
menyarankan kita untuk tetap berpikir positif. Usahamu ditertawakan orang? Tersenyumlah. Mereka mungkin
belum mengerti apa yang sedang kamu lakukan. Banyak orang berhasil memulai usaha mereka dengan tatapan
sebelah mata orang lain, kok. Kadang hal itu malah bisa dijadikan cambuk agar kita berusaha lebih keras. Usahamu
menemui jalan buntu? Bangkitlah. Pelihara semangat yang menyala-nyala dalam jiwamu. Usahamu ditentang
orang? Bertahanlah. Jika kamu yakin pada apa yang sedang kamu lakukan, berpeganglah padanya dan jalani niatmu.

Di dalam dunia ini ada dua energi: energi positif dan energi negatif. Memelihara energi negatif mungkin lebih
mudah, tapi dengan demikian kamu nggak akan mendapat upah apa-apa dari kehidupan ini, sementara energi
positif menarik lebih banyak kebahagiaan, keberuntungan dan berkat ke dalam kehidupanmu. Mana yang kamu

Pengembangan Diri 8
pilih?

Jika tiap hari kamu mengakumulasikan sedikit demi sedikit hal yang berarti bagi perkembanganmu, nggak mustahil
suatu hari nanti kamu pun akan jadi orang besar. Toh nggak ada orang yang terlahir sebagai orang besar, yang ada
hanya orang-orang biasa yang terus berusaha melakukan apa yang mereka bisa dengan cara yang besar.

Dan itulah yang membuat perbedaan!

#8 One Step At A Time!

Suatu hari, ketika saya bermimpi akan jadi penulis tapi tidak tahu harus mulai dari mana, saya iseng-iseng browsing
internet tentang 'bagaimana cara menulis buku'. Lalu, entah bagaimana ada satu website yang menarik perhatian
saya. Di sana dituliskan dengan jelas judulnya : Bagaimana Cara Menulis Sebuah Buku. Waw, pikir saya, keren juga
nih. Coba baca, ah.. Tapi ternyata, setelah saya baca, kamu tahu apa tipsnya?
Begini nih..

Jika kamu ingin menulis buku, inilah langkah-langkahnya:


1. Tulislah kalimat pertamamu
2. Lanjutkan dengan kalimat kedua
3. Ulangi langkah pertama dan kedua
Selamat menulis!

It's that simple!!! Mo marah gak sihh.. Tapi, setelah saya renungkan, saya pikir bener juga. Kalo mo nulis buku mah
gak usah pake formula-formula ajaib. Sebenernya, gak ada kok rahasia supaya buku kita diterbitkan dengan cepat.
Kalo kamu pengen menulis buku, tulis saja bukumu, kamu nggak butuh hal lainnya -kecuali mungkin mengumpulkan
bahan sebelumnya.

Demikian juga dengan kehidupan. Sebenernya, nggak ada yang namanya formula ajaib untuk sukses. Semua
website, buku-buku pengembangan diri dsb mungkin bisa membantu kita dengan berbagai tips yang dikemas
menarik. Namun semua itu gak akan ada gunanya selama kita sendiri tidak bertindak dan melakukan sesuatu.

Jika kamu memang ingin berhasil dalam menempuh perjalananmu, hanya satu yang penting: jalani hidupmu sebaik
mungkin. Melangkahlah dengan penuh keyakinan. Jika Tuhan menciptakanmu, maka kamu bukanlah hasil
eksperimenNya. Kamu bukti nyata kasihNya. Kamu harus yakin pada dirimu. Berlakulah benar. Jika kamu takut akan
Tuhan, kamu akan mengembangkan karakter yang baik dalam dirimu. Jangan pedulikan kata orang. Jika sesuatu
tidak sesuai dengan prinsipmu, tinggalkan saja. Kamu toh punya standar sendiri untuk dilakukan.

Kamu itu unik dan berbeda dari orang lain. Kamu tidak perlu mendefiniskan dirimu dengan apa yang kamu pakai.
Seperti kata ayah Miley Stewart dalam Hannah Montana 'Kami laki-laki keluarga Stewart tidak mendefinisikan diri
kami dengan mobil yang kami miliki'. Kamu hanya sebatas apa yang kamu pikirkan tentang dirimu!

Jika kamu tidak tahu bagaimana harus mencari arah dalam perjalananmu, mulailah dengan berjalan selangkah demi
selangkah. Jangan kuatir tentang hari esok. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari. Jalani apa yang ada di
hadapanmu sekarang ini. Rencanakan apa yang akan kamu lakukan dan lakukan rencanamu. Sesederhana itu.
Biarlah matamu memandang terus ke depan dan tatapanmu tetap ke muka , karena itulah yang terbaik untuk saat
ini, guys!

#9 Masa Kalah Sama Orang Tua?

Sering, kita merasa sebagai orang muda, apa sih hal besar yang bisa kita buat? Padahal, sebaliknya, banyak orang
tua memikirkan hal yang sama. Apa yang bisa mereka buat pada usia mereka yang banyak itu?

Coba simak bagaimana orang-orang tua ini melakukan sesuatu dalam umur mereka yang terbilang tidak muda lagi..

 Komodor Vanderbilt membangun hampir semua jalan keretanya di usia 70th lebih.
 Kant menulis beberapa karya terbesarnya dalam filsafat di usia 70 tahun lebih
 Goethe menulis bagian kedua dari Faust setelah usianya 80 th

Pengembangan Diri 9
 Tennyson berusia 83 tahun ketika menulis 'Crossing The Bar'
 Peran terbesar Benyamin Franklin dalam melayani negaranya sebagian besar dilakukan setelah usianya 60
th.
 Gladstone menjadi PM Inggris pada usia 83 th.
 Bismarck dari Jerman melaksanakan tugas kenegaraan pada usia 70 th
 John Glenn kembali ke ruang angkasa di usia 75 th
 Verdi menulis opera-operanya di usia 80 tahunan.
 Titian melukis karya besarnya The Battle of Lepanto pada usia 95 th dan The Last Supper pada usia 99 th
 Michaelangelo masih menghasilkan karya besar di usia 99 th.
 Monet tetap berkarya di usia 85 th

Jika para pendahulu kita bisa, kenapa kita nggak?

Atau jika kita merasa tidak bisa melakukan hal-hal yang besar, kita bisa melakukan hal-hal kecil dengan cara yang
besar, seperti kata Hellen Keller. Setuju?

#10 Menjadi Orang Besar

Semua orang pasti pernah denger nama-nama ini:

Disneyland ... Oprah Winfrey ... Wolfgang Amadeus Mozart ... Starbucks ... Michaelangelo ... Leonardo da Vinci ...
Apple ... Denzel Washington ... Prada ... Rev. Billy Graham ... Menara Eiffel ... Brad Pitt ... Heidi Klum ... Manolo
Blahnik ... Alicia Keys ... Beethoven ... Monalisa ... Chanel ... Jimmy Choo ...

Oke. Kamu pasti pernah denger nama-nama itu, berani taruhan, paling gak separuhnya.
Pernah gak memikirkan kenapa nama-nama besar tersebut bisa tetap berada di atas dan gak sirna seiring
berlalunya waktu? Katanya sih ada trik rahasia untuk jadi orang besar. Ini adalah beberapa di antaranya..

 Miliki nilai tambah.

Nama-nama di atas sudah jadi merk yang besar, hingga setiap orang yang 'memesan' merk ini hampir bisa
dipastikan nggak akan kecewa. Apapun bidang mereka, mereka telah berhasil nggak cuma membuat citra, namun
juga menjaga kualitas. Pekerjaan kita sebenarnya tidaklah sepenting bagaimana kita mengerjakannya. Jika kamu
merasa suatu saat stuck dalam pelajaran, tugas2, pergaulan, sibuk memikirkan 'kenapa saya tidak seberhasil atau
seberuntung orang lain', mungkin yang harus kamu lakukan adalah meneliti kembali bagaimana kamu menjalani
peran-peranmu dalam hidup. Jika apa yang kamu kerjakan memiliki nilai tambah, gak mustahil keberhasilan yang
sama seperti nama-nama di atas akan kamu raih.

 Tahu bagaimana melayani orang lain.

Paling tidak, kita harus punya sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain. Jika kamu berpikir bahwa yang terpenting
adalah bertahan hidup, kamu keliru. Yang terpenting adalah ikut berkontribusi pada dunia sekitar dengan apa yang
ada pada diri kita. Talenta, tenaga, pemikiran, sikap kita, semua itu diberikan Tuhan tidak dengan percuma. Dia ingin
kita mengembangkan diri kita dan memberikan yang terbaik bagi orang lain. Ingatlah prinsip utamanya: Apa yang
kita tabur, akan kita tuai; apa yang kita beri, akan kita terima kembali. Prinsip ini takkan berubah selama bumi masih
ada. Pikirkan apa-apa saja yang ingin kamu terima dari kehidupan ini dan mulailah menabur benih yang baik.

 Jalani tujuan yang Tuhan tetapkan bagi kita.

Kita tidak akan pernah berhasil selama kita tidak menjalani apa yang telah ditetapkan bagi kita. Orang paling kaya di
dunia ini pun takkan menggunakan laptopnya jadi ganjal meja, bukan? Mereka yang mengetahui fungsi laptop akan
memberdaya gunakannya sesuai fungsi dan kapasitasnya. Hanya orang bego yang jadiin laptop sebagai pengganjal
meja. Demikian juga kita takkan salah fungsi jika berada di tangan yang tepat. Ketidak tahuanlah yang membuat
hidup kita 'kurang berguna'. Mungkin banyak talenta Tuhan taruh dalam dirimu, namun karena kamu belum tahu
cara menggunakannya (atau mungkin malah belum tahu bahwa kamu memilikinya), jadi hidupmu kurang maksimal.
Jika kamu tak berusaha mencari tahu, bisa jadi kisahmu akan berakhir seperti kisah si laptop tadi. Jika kamu belum

Pengembangan Diri 10
tahu apa yang harus kamu kerjakan dalam hidupmu, bertanyalah pada Allah yang membentuk dan menciptakanmu.
Dan jalani apa rencanaNya bagimu.

 Lakukan dengan sepenuh hati.

Menurut Oprah, uang dan kesuksesan akan mengejar kita jika kita melakukan yang terbaik. Jangan pernah pikirkan
keuntungannya. Jangan hitung-hitungan dengan pekerjaanmu. Lakukan saja sepenuh hati. Kita semua adalah sama
di hadapan Tuhan. Baik hamba atau orang merdeka akan menerima balasannya dari Tuhan, jika kita berbuat baik.
Jika bisa jadi yang terbaik, jangan puas hanya dengan jadi baik!

Ini mungkin hanya beberapa cara untuk jadi berhasil. Masih ada banyak trik yang bisa kita pelajari, terutama dari
Alkitab. Alkitab gak pernah kehabisan bahan untuk mengajar dan menginspirasi kita. Selain itu, Tuhan
menempatkan orang-orang dan pengalaman-pengalaman dalam hidup kita agar kita dibentuk menjadi serupa
dengan gambaran AnakNya.

Masalahnya, kehidupan bagaimana yang sedang kita jalani? Yang seturut dengan kehendak Tuhan ataukah tepat
seperti apa yang kita inginkan?

#11 Mental Juara

Kita harus melakukan setiap hal dengan dagu yang terangkat, kata Maria Shriver tentang penyakit alzheimer yang
diderita ayahnya dalam wawancaranya di Oprah Show. Demikian juga kata salah seorang peserta Fear Factor,
'Apapun yang terjadi, menang atau kalah, aku akan pulang dengan sikap seorang pemenang..'.

Kadang, kita nggak punya kecenderungan sikap atau mental seorang pemenang. Terhadap gossip, perlakuan orang,
sikap di pertandingan, di sekolah, atau masalah dalam pekerjaan acap membuat kita berlaku seperti pecundang.

Mungkin kamu tanya, gimana sih mental juara itu?

Seorang pelatih olah raga mengatakan bahwa Steffi Graf, bekas petenis putri nomor satu dunia, punya mental ini.
Setelah menang dalam sebuah pertandingan, dia tidak langsung berleha-leha, belanja atau istirahat, melainkan
langsung mencari lapangan kosong untuk kembali berlatih! Coba kalo kita.. menang dikit aja, pestanya sudah ke
mana-mana, kali...

Jika hidup adalah sebuah pertandingan, kebayang nggak sih betapa susahnya kita harus berlatih tiap harinya.
Jangankan menang terhadap keadaan, terhadap diri sendiri saja seringnya susaaaah sekali kita menang. Kita nggak
mudah bisa mengalahkan keinginan-keinginan kita, emosi, atau pikiran kita begitu saja. Apalgi jika itu berhubungan
dengan hal-hal buruk seperti ketakutan, ancaman, atau pikiran-pikiran negatif. Padahal, katanya, pikiran positif itu
lebih kuat daripada pikiran negatif, lho. Dan menurut Law of Attraction, pikiran kita itu mempunyai frekwensi yang
jika dipancarkan, maka sinyalnya akan mencari gelombang yang sama yang dipancarkan di seluruh dunia ini. Jika
pikiran kita buruk, maka ia akan menarik semua pikiran atau gelombang yang sama buruk. Bayangkan apa yang
akan terjadi dalam hidup kita jika pikiran kita selalu saja buruk...

Kita suka malu mengakui keadaan kita. Kita jadi pecundang terhadap diri sendiri. Padahal, nggak selamanya hidup
berjalan mulus dan sempurna, kaan? Kita sepenuhnya menyadari hal itu, tapi susah rasanya untuk mengakui
keadaan kita dengan kepala tegak dan dagu terangkat. Sepertinya kita harus membiasakan diri, nih. Bukankah sifat
yang baik juga berasal dari kebiasaan yang baik?

Mungkin awalnya kagok juga ya, membiasakan diri untuk menang tiap hari, seperti iklannya Milo. Tapi bukankah
semua usaha yang baik itu patut dicoba dan butuh perjuangan untuk mencapainya?

Banyak hal bisa bikin kita merasa malu, marah, kecewa atau takut tiap harinya (tapi jadi nggak monoton kan, hidup
ini?). Dan paling nggak, tanpa hal-hal tersebut, kayaknya hidup kita bakal jadi seperti dunia tanpa lagu, deh, kayak
lagunya Delon.

Pengembangan Diri 11
Mau menang atau tidak, itulah pertanyaannya. To win or not to win, it is the question. It's the big deal.

Mari jalani hidup dengan kepala tegak dan dagu terangkat. Hadapilah keadaanmu.

Siapa bilang jalan pintas itu lebih mudah? Bukankah yang susah-susah itulah yang memberi nilai tambah pada hidup
ini?

#12 Kesempatan Besar melalui Peristiwa Kecil

Kejadian terkecil memiliki arti penting bagi pengembangan karakter kita. Tiap hari merupakan hari yang penting dan
setiap detik adalah kesempatan bertumbuh untuk memperdalam karakter Anda, untuk menunjukkan kasih atau
untuk bergantung pada Allah.

Ujian dari Tuhan kadang datang dalam bentuk kecil dan sepele. Mungkin karena itu tak terlalu terlihat, jadi kita acap
tak memperhatikannya. Tapi dalam banyak hal, kita seringkali kalah terhadap hal-hal yang sepertinya tak dapat
mengalahkan kita. Kita mungkin dengan mudahnya memenangkan ujian dalam hal-hal besar, tapi yang sepele
seperti kejengkelan kecil, keterlambatan kecil, hal-hal kecil seperti itu seringkali kita tak lolos.

Hal terbesar yang Allah percayakan seringkali berupa ujian atau tantangan sehari-hari. Dia ingin melihat sikap kita
menanganinya dan melalui itu, diharapkan Dia bisa mempercayakan sesuatu pada kita. Coba jika kita semua
menganggap bahwa setiap saat dalam hidup kita adalah ujian, pasti kita bisa deh menangani semua persoalan. Tapi
kita suka lupa. Kita lupa ada Tuhan di sorga yang memberikan penilaian tersebut buat kita. Jika demikian,
bagaimana kita bisa tampil sebagai pemenang?

#13 Diubahkan Lewat Persoalan

Jika Anda sedang menghadapi masalah, ingatlah beberapa hal di bawah ini:

 Allah memiliki tujuan di balik segala masalah. 'Jangan bingung atau heran apabila kelak kita mengalami
cobaan yang hebat, sebab itu bukanlah sesuatu yang luar biasa', kata Rasul Yakobus.

 Masalah membawa kita lebih dekat dengan Tuhan. Pengalaman kita paling dekat dengan Tuhan seringkali
adalah pada masa paling gelap dalam hidup kita. Patah hati, ditinggalkan, dikhianati, dsb. Kita takkan
pernah mengetahui bahwa Allah adalah satu-satunya yang butuhkan sebelum Ia menjadi satu-satunya yang
kita miliki.

 Tidak ada masalah yang terjadi tanpa sepengetahuan Allah. Setiap hari dalam hidup kita sudah tertulis
dalam bukuNya jauh sebelum kita dilahirkan. Kehidupan kita bukanlah hasil dari peluang secara acak, nasib
atau keberuntungan. Ada sebuah rencana induk! Mungkin kita pernah membuat kesalahan, tapi Allah tidak.
Jika bahan-bahan pembuat kue kita masukkan sendiri sendiri mungkin rasanya tak enak: tepung terigu, ragi,
telur mentah dsb. Tapi jika kita campur dan panggang, kamu bisa tebak deh rasanya!

 Di balik persoalan itu, ada Allah yang bekerja untuk mendatangkan kebaikan. Dan Dia ahli mendatangkan
kebaikan, bahkan dalam keadaan paling buruk dan jahat sekalipun! Jika kita dibentuk dengan palu dan
penderitaan agar menjadi permata, maka inilah terorinya: Jika palu tak bisa merontokkan bagian pinggir
kita yang kasar, Dia akan menggunakan palu godam. Jika masih juga tak berhasil, Dia akan gunakan palu
pelobang beton. Allah akan memakai apapun yang diperlukan!

 Setiap masalah adalah kesempatan untuk membangun karakter. Semakin sulit masalahnya, semakin besar
juga potensi untuk membangun otot-otot rohani dan serat moral. Jika Allah mengijinkan penderitaan dan
salib dialami AnakNya, kenapa kita harus dibebaskan dari hal itu? Pembentukan karakter merupakan proses
yang lambat. Ke manapun kita berusaha melarikan diri atau menghindar dari proses itu, kita menunda
pertumbuhan kita dan bisa-bisa berakhir dengan penderitaan yang lebih buruk..

Pengembangan Diri 12
Apapun yang terjadi, percayalah, ada tangan Allah dalam lingkaran kehidupan yang acak, membingungkan dan
sepertinya tanpa arti.

Jika Anda sedang menghadapi masalah, jangan tanya lagi 'Mengapa aku?', tapi 'Apa yang Kau ingin aku pelajari?'

Jangan menyerah dalam persoalan. Bertumbuhlah!

#14 Ke Mana Keinginan Membawamu?

Memang benar manusia itu lemah adanya. Jangankan terhadap orang lain atau pengaruh luar, terhadap diri sendiri
saja seringkali kita kalah. Terhadap keinginan yang berteriak kuat dalam diri kita, misalnya. Kita selalu saja
menyerah kalah jika harus berhadapan dengan diri sendiri. Bagaimana mungkin?

Bicara soal keinginan nggak akan ada matinya. Jika boleh merinci, kita pasti ingin makan enak sepanjang hidup, ingin
kaya, ingin bisa belanja sepuasnya, ingin berkeliling dunia, ingin panjang umur, ingin sukses, ingin terkenal, ingin
langsing, ingin punya pacar keren.. semua yang sanggup kita daftar pasti kita inginkan dalam hidup!

Keinginan bisa membawa kita pada tujuan kita. Keinginan yang kuat pasti akan disertai tindakan yang kuat pula. Jika
keinginan itu positif, pasti hidup kita bakal jadi berguna. Contohnya jika seseorang ingin berhasil, ia akan melakukan
apa saja untuk sampai pada tujuan itu. Rajin bekerja, belajar, beribadah, apapun akan dilakukannya. Kadang mimpi
terbesar pun bisa kita raih, kok. Contohnya Katie Holmes yang sangat bahagia dilamar Tom Cruise karena katanya,
Tom adalah mimpi terbesar Katie. Sebaliknya, jika keinginan buruk yang ada pada kita, kayaknya tujuan akhir kita
juga bakal jadi buruk, nih. Apalagi jika keinginan itu sampai menyergap, mengikat, mencengkeram dan tak mau
melepaskan kita. Waduh, bakal berabe deh hidup kita!

Sebenarnya, ada nggak ya cara yang tepat untuk mengendalikan keinginan-keinginan kita? Toh keinginan suka
muncul begitu saja. Ia sangat spontan dan tiba-tiba. Tanpa direncana, tiba-tiba ia merasuk dalam hati dan pikiran
kita. Kalo kamu sedang jalan-jalan di mall dan nggak sengaja melihat sepatu keren yang modelnya lagi tren dan
‘kamu’ banget, pasti kamu bakal berbelok dan melihatnya. Nggak mustahil tiba-tiba kamu memutuskan untuk
membelinya walaupun nggak merencanakan itu sebelumnya. Kenapa kamu melakukannya? Karena keinginan untuk
memiliki sepatu itu sangat kuat!

Masalahnya nih, anak muda seringnya terperangkap dalam keinginan yang negatif. Keinginan untuk membalas
dendam, keinginan untuk jadi yang paling keren (dan bersedia melakukan ‘apapun’ untuk mencapainya. Ngebut,
‘minum’, gaya hidup hedonis, banyak cara!), keinginan untuk menyenangkan hati teman (yang belum tentu baik!),
keinginan untuk mencoba-coba (biasanya sih, hal buruk yang kerap jadi sasaran!). Pokoknya, sangat panjang untuk
didaftar!

Kita memang tak pernah tahu apa yang terbaik sebelum kita benar-benar mengalaminya. Kita jadi mencoba ini-itu,
ikut gaya aduhai yang lagi digandrungi (dan nggak peduli apakah itu cocok atau tidak!) dan menginginkan segala
yang terlihat baik. Masalahnya, penyesalan selalu saja datang terlambat. Ketika kita sudah dirugikan, dipermalukan,
mengalami hal-hal buruk, barulah ia muncul. Sebelum-sebelumnya, kenapa nggak ada peringatan apapun agar kita
nggak menyesali sesuatu yang kita perbuat ya?

Tahu nggak, jauh di dalam hati kita, ada suara kecil bernama hati nurani. Sebenarnya, dialah yang bertugas
memperingatkan kita. Ia sering mencegah hal-hal buruk sebelum kita lakukan. Ia berteriak-teriak dengan nyaring di
hati kita. Pernah kan kamu merasa nggak enak karena sebuah ‘niat jahat’ di hatimu? Bolos, misalnya. Atau
membohongi orang tua. Atau mencoba narkoba. Pokoknya hati nurani selalu memperingatkan kita untuk berbuat
baik. Namun, jika kita tak menggubrisnya, ia akan pergi. Kita pun jadi asyik-asyik saja melakukan hal buruk manapun
yang kita suka!

Jalan terbaik untuk mencapai tujuan kita seringkali adalah dengan mengikuti kata hati. Saat kamu berada di
persimpangan dan harus memilih, dengarkan saja suara hatimu. Ia akan bicara jujur padamu. Ia takkan pernah
berbohong. Semua orang memilikinya, kok. Kamu juga. Masalahnya, alat pengatur volume suara hati ini ada di
tangan kita masing-masing. Jika kita mendengar dan mengikutinya, ia akan bicara dengan nyaring. Namun, jika kita

Pengembangan Diri 13
terus mengabaikannya, ia hanya akan berbisik dengan sangat pelan (sampai kita tak dapat mendengar apapun!)
bahkan akhirnya diam.

Jika saat ini ada sebuah keinginan yang sedang memanggilmu dengan kuat, dengarlah baik-baik. Jika itu memang
sesuatu yang baik, berguna, menyenangkan, dan ‘sreg’ di hati, ikutilah dia. Tapi jika itu membuatmu feeling so blue,
jadi nggak enak melakukan apapun dan nggak berguna, tutup telingamu dan larilah!

Keinginan bisa membawa pada tujuan kita dan membuat hidup kita bahagia. Sebaliknya, keinginan juga dapat
menghancurkan hidup kita! Namun, jika kendalinya ada pada hatimu, jangan menyerah. Diri sendiri seringkali jadi
musuh kita yang paling besar, namun hadapilah. Jangan menyerah pada keinginan-keinginan tanpa tujuan yang
ingin menguasaimu.

Langkahkan saja kakimu dan ikuti kata hatimu..

Sesuatu untuk Direnungkan:

Adakah keinginan yang berteriak kuat dalam hatimu saat ini? Keinginan apakah itu?

Ke mana kira-kira keinginan itu akan membawamu?

Pernahkah keinginan-keinginanmu membawamu pada penyesalan?Apa saja itu?

#15 Jadilah Pemimpin!

Pernah nggak kamu menyadari bahwa di dunia saat ini sudah begitu jarang kita temui contoh dan teladan yang
benar-benar baik? Maksudnya contoh dan teladan yang baik karena dilakukan dengan penuh ketulusan. Kalo cuma
‘baik’ mah bisa direkayasa. Kita bisa saja menyumbang untuk mereka yang membutuhkan, beramal, membantu
orang atau pekerjaan baik lainnya hanya karena ingin mendapat pujian. Bisa banget. Pernah dengar istilah
‘munafik’?

Mempertahankan yang baik, teratur dan terkendali memang bukan hal yang mudah. Seringnya kita dicemooh orang
kala berniat untuk melakukannya. Kita jadi berpikir ulang dan mengambil langkah mundur. Kita merasa kita
membutuhkan seorang role model atau seorang figur yang baik, tapi ternyata nggak ada siapapun di sana.
Menyedihkan, bukan?

Kalo disuruh menjelaskan bagaimana karakter yang baik dan patut dijadikan contoh, kamu pasti bisa. Paling nggak
yang jujur, adil, berani berkata ya di atas ya dan tidak di atas tidak, berani tampil beda, dan selalu bersinar di
manapun berada. Setiap ngeliat sosoknya, kita selalu terinspirasi karena apapun yang diperbuatnya. Tapi kalo dicari,
kayaknya susah banget deh tipe itu kita temukan. Semua orang kayaknya sibuk mencari keuntungan bagi dirinya
sendiri. Orang lain urusan nomor sekian. Kadang nggak peduli itu kekasih, sahabat, orang tua, mertua, relasi..

Sungguh mengherankan kenapa kita hidup di jaman individual ini. Tadinya bangsa Indonesia begitu menjunjung
slogan Bhineka Tunggal Ika, juga asas Gotong Royong, pokoknya mengutamakan persatuan dan kerja sama deh.
Namun sekarang, apa masih nyata slogan itu? Kadang saja kita lupa bahwa kita ini masih saudara sebangsa.
Kerjaannya ribuut melulu. Kita benar-benar telah menjelma jadi makhluk individu sejati. Selama nggak ada urusan,
nggak perlu mendekat pada orang lain. Wah, mau ke mana kita kalo caranya seperti ini?

Nggak usah jauh-jauh deh. Pada banyak keluarga kita bisa melihat contoh yang jelas. Biasanya terjadi di kota-kota
besar, orang tua sibuk bekerja dan anak-anak sibuk les, ekskul, dan seabrek urusan lain. Kalo ketemu saja jarang,
bagaimana anak-anak dapat melihat dan menyerap contoh yang baik? Yang ada kita meniru semangat dan sifat
mereka dalam bekerja keras mencari uang. Kehangatan dan kebersamaan keluarga pelan-pelan mulai kita
tinggalkan. Bagaimana tidak, dari kecil kita sudah terbiasa dengan pola seperti itu..

Biasanya sih, pada usia pertumbuhan, remaja mulai mencari jati diri mereka dan berusaha meniru siapapun tokoh
yang mereka suka. Hanya sayangnya, kadang mereka belum bisa membedakan mana yang baik untuk diserap dan
mana yang nggak cocok untuk mereka. Bayangkan. Ini Generasi MTV, generasi di mana semua anak muda nyandu

Pengembangan Diri 14
MTV. Budaya Barat yang liberal sudah terserap dengan sangat baik jadi budaya lokal. Akhirnya, kamu lihat sendiri
bukan? Baik trend, gaya berpakaian, gaya hidup, bahkan istilah-istilah yang dipakai di belahan bumi sebelah jauh
sana sudah fasih diucapkan oleh anak-anak baru gede. Fenomena ini memang nggak bisa disangkal atau ditentang.
Gimana ya, dunia ini kan perkampungan global!

Memang masih ada juga sih orang-orang yang berniat mulia dengan mempertahankan sikap baik. Mereka mengikuti
apa yang disebut hati nurani. Sayangnya, lingkup pergaulan mereka nggak mendukung. Mereka berada di tengah
komunitas yang sama sekali nggak ada niatan untuk jadi baik (atau lebih baik). Rasanya nggak mungkin dong kita
bisa tetap berdiri melawan arus. Nggak mungkin kita bisa tetap menjalankan prinsip atau idealisme kita tanpa ada
seorang pun mendukung. Alhasil, walaupun sudah membangun prinsip dan niat yang kokoh, tapi karena
kebanyakan noleh kanan-kiri, jadi gagal deh jalannya. Perlahan namun pasti mereka mulai mengambil langkah
mundur. Kadang langkah ini berjudul kecewa, kadang bernama tuntutan yang tak tercapai, trauma,… entah apa lagi
namanya!

Kita mungkin menuntut orang bicara jujur pada kita, atau perhatian yang lebih besar, atau penerimaan diri kita apa
adanya. Percayalah, nggak banyak yang bisa melakukannya. Orang lain juga punya prinsip sendiri, yang nggak jarang
beda jauh sama kita. Tapi kita tahu sampai di mana kemampuan kita. Kita mengerti apa keinginan terbesar kita. Lalu
kenapa nggak kita saja yang mulai bertindak? Kadang, respons yang kita terima adalah refleksi dari apa yang kita
lakukan pada orang lain, lho. Jadi, mulailah dari dirimu. Bicaralah jujur. Luangkan waktu untuk lebih memperhatikan
orang. Terima dirimu apa adanya. Jangan salahkan siapa-siapa jika lingkungan bersikap buruk padamu. Jangan-
jangan, itu hanya pantulan sikapmu pada mereka..

Mungkin kamu pikir nggak ada seorang pun mendukung perbuatanmu. Tahu tidak, Allah di sorga setiap
saat memandang ke bawah untuk mengawasi perbuatan kita. Kelak, kita harus mempertanggung-jawabkan
semuanya. Bisa nggak kita menanggung hukumannya jika kita nggak pernah melakukan yang baik? Selama bumi ini
masih berputar menurut orbitnya, nggak usah neko-neko deh. Jadilah contoh bagi dirimu sendiri. Lakukan sesuatu
yang menginspirasi. Bertindaklah. Serap apa yang baik bagimu dan buang segala yang negatif. Nggak pernah ada
kata terlambat kok selama kita mau berusaha.

SesuatuuntukDirenungkan:

Dalam hidupmu, adakah seseorang yang kamu jadikan panutan? Apa saja sifatnya yang menginspirasimu?

Menurut kamu, sifat-sifat apakah yang pantas dimiliki oleh seorang panutan?

Mulai sekarang, maukah kamu berjanji untuk mengubah sikap burukmu dan menjadi inspirasi bagi orang
lain? Sifat-sifat buruk apa saja yang rasanya perlu kamu ubah dari dirimu?

“ Hidup di dunia hanya sekali, takkan terulangi lagi maka gunakan dengan sebaik mungkin”

Keep smile............ 

Pengembangan Diri 15

You might also like