You are on page 1of 28

PT.

CEMPAKA INDAH MURNI

PERATURAN PERUSAHAAN

SURABAYA
2009
MUKADIMAH

Bahwa untuk membina dan mewujudkan suatu suasana kerja yang harmonis,
dinamis, dan produktif dalam suatu perusahaan, diperlukan kepastian hukum
yang mengatur hak-hak dan kewajiban-kewajiban antara pihak perusahaan dan
para karyawan.

Dengan mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku mengenai


hubungan industrial, dan memperhatikan kepentingan perusahaan untuk
mengembangkan usahanya yang mempunyai peranan penting dalam
pembangunan nasional serta kepentingan karyawan untuk meningkatkan taraf
kehidupannya demi tercapainya keadilan sosial yang merata, maka disusunlah
buku Peraturan Perusahaan ini.

Pada pokoknya buku Peraturan Perusahaan ini bertujuan untuk menentukan


dasar-dasar hak dan kewajiban PT. CEMPAKA INDAH MURNI yang berkantor
pusat di Jalan Gayungan PPN. No.7 Surabaya dan karyawan-karyawannya untuk
dapat dipahami dan dimufakati bersama, agar dengan demikian kedua belah
pihak dapat membina dan mengembangkan suatu hubungan kerja yang harmonis,
dinamis, dan produktif dengan disemangati oleh Hubungan Industrial Pancasila.

1
BAB I
UMUM
Pasal 1
PERISTILAHAN

1. Perusahaan
ialah PT. CEMPAKA INDAH MURNI, berkantor pusat di Jalan Gayungan
PPN. No.7 Surabaya, yang bergerak di bidang perdagangan khususnya
farmasi; didirikan dengan Akta Notaris RIKA YOU SOO SHIN, Sarjana
Hukum, tanggal 27 Januari 1981 nomor 27.
2. Calon Karyawan
ialah mereka yang baru lulus seleksi dan yang harus menjalani masa
percobaan kerja paling lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal penerimaan.
3. Karyawan/Karyawati
ialah mereka yang terikat secara formal dalam suatu hubungan kerja dengan
Perusahaan dan oleh karenanya menerima gaji serta hak-hak lain yang
ditetapkan dalam Peraturan Perusahaan ini.
4. Pengusaha / Pimpinan Perusahaan
ialah mereka yang karena jabatannya mempunyai tugas memimpin
perusahaan dan mempunyai wewenang mewakili perusahaan baik ke dalam
maupun ke luar.
5. Peraturan Peerusahaan
ialah keseluruhan isi buku Peraturan Perusahaan ini termasuk Mukadimah
dan Surat Keputusannya yang telah disahkan oleh Dinas Tenaga Kerja Kota
Surabaya.

Pasal 2
PENERIMAAN DAN PENEMPATAN KARYAWAN
1. Penerimaan karyawan didasarkan pada kebutuhan dan disesuaikan dengan
kemampuan perusahaan.
2. Persyaratan umum bagi karyawan PT. CEMPAKA INDAH MURNI ialah:
a. warga Negara Indonesia;
b. ketika penerimaan berusia antara 18 - 45 tahun;
c. berbadan dan berjiwa sehat;
d. memenuhi persyaratan jabatan yang dibutuhkan Perusahaan;
e. bersedia mentaati peraturan-peraturan dan tata-tertib yang berlaku dalam
perusahaan;
f. lulus seleksi yang ditetapkan Perusahaan.
3. Pada waktu calon karyawan akan memulai hubungan kerja di PT.
CEMPAKA INDAH MURNI, calon karyawan tersebut harus

2
menandatangani surat pernyataan bahwa ia menyatakan telah membaca,
memahami dan menyetujui sepenuhnya isi Peraturan Perusahaan ini.
4. Kecuali karyawan kontrak, karyawan harian, dan karyawan honorer tertentu,
penerimaan karyawan baru dilakukan melalui masa percobaan paling lama 3
(tiga) bulan dihitung sejak hari pertama masuk kerja. Selama masa itu baik
Perusahaan maupun calon karyawan dapat memutuskan hubungan kerja
secara sepihak tanpa dibebani kewajiban apapun
5. Setelah selesai masa percobaan, atas usul pimpinan Pusat / Cabang yang
bersangkutan, calon karyawan dapat diangkat sebagai karyawan tetap.
6. Pengangkatan, penempatan karyawan untuk suatu jabatan didasarkan pada
kebutuhan, prestasi kerja, disiplin kerja, loyalitas kepada Perusahaan, dapat
dipercaya / jujur, dan syarat obyektif (ujian).
7. Berdasarkan pada macam / sifat pekerjaan yang dijabatnya, karyawan PT.
CEMPAKA INDAH MURNI dibagi dalam 5 (lima) golongan, yaitu:
• Golongan I : Karyawan biasa
• Golongan II : Kepala Urusan (Kaur.)
• Golongan III : Kepala Seksi (Kasi.)
• Golongan IV : Kepala Cabang
• Golongan V : Direktur
8. Berdasarkan pada sifat dan jangka waktu ikatan kerja yang ada, karyawan
terbagi dalam 5 (lima) status kekaryawanan:
a. Karyawan Tetap
adalah karyawan yang telah melewati masa percobaan.
b. Karyawan Kontrak
adalah karyawan yang terikat pada hubungan kerja dengan Perusahaan
menurut dasar perjanjian kerja yang dibuat tersendiri.
c. Karyawan Harian
adalah karyawan yang terikat pada hubungan kerja dengan Perusahaan
atas dasar pekerjaan harian secara terputus-putus yang sifatnya insidentil,
dan dengan masa kerja kurang dari 3 (tiga) bulan.
d. Karyawan Honorer
adalah karyawan yang terikat pada hubungan kerja dengan Perusahaan
atas dasar jam kerja tersendiri (part time), borongan, dan atau pada waktu
penerimaan sudah berusia 45 (empat puluh lima) tahun.
e. Karyawan Khusus / Asing
adalah karyawan yang bukan Warga Negara Indonesia yang terikat pada
hubungan kerja dengan Perusahaan secara terbatas atas dasar keahlian
khusus untuk jabatan dan keahlian yang belum atau kurang diketahui oleh
tenaga kerja Indonesia.

3
Pasal 3
KENAIKAN JABATAN, PANGKAT, DAN GAJI
1. Karyawan dapat diberi kenaikan jabatan, sejauh formasi memungkinkan atas
dasar prestasi kerja dan syarat-syarat obyektif lainnya.
2. Syarat-syarat kenaikan jabatan, peningkatan golongan dan gaji ialah atas
dasar penilaian prestasi karya (performance appraisal) yang meliputi:
a. prestasi kerja
b. disiplin kerja
c. pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan
d. loyalitas (rasa kesetiaan)
e. dedikasi (semangat pengabdian)
f. penampilan diri dalam lingkungan kerja
g. tanggungjawab
h. kerjasama (cooperation / team work)
i. kepemimpinan (leadership) bagi Kaur. ke atas
j. kemampuan/kecekatan menganalisa
k. inisiatif.

BAB II
TATA-TERTIB
Pasal 4
WAKTU KERJA DAN KEHADIRAN
1. Penetapan waktu kerja didasarkan pada kebutuhan Perusahaan dengan
mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dalam hal ini
Undang-undang No.13 Tahun 2003, pasal 77 ayat 2a, yang menetapkan
jumlah jam kerja maksimum 7 (tujuh) jam sehari dan 40 (empat puluh) jam
seminggu.
2. Berdasarkan ketentuan di atas, waktu kerja di PT. CEMPAKA INDAH
MURNI diatur sebagai berikut:
• Hari Senin s/d Jum’at : 08.00 - 16.00 w.i.b. (istirahat jam 12.00 - 13.00)
• Hari Sabtu : 08.00 - 14.00 w.i.b. (istirahat jam 12.00 - 13.00)
3. Tidak ada upah tanpa kerja sesuai dengan Undang-undang No.13 Tahun
2003, pasal 93 ayat 1.Tanpa surat keterangan yang sah setiap ketidakhadiran,
terkecuali yang diatur dalam pasal 17, 18, 19, dan 20, diperhitungkan
dengan gaji yang diterima.
Yang dimaksudkan dengan surat keterangan yang sah adalah surat
keterangan dokter atau surat keterangan pribadi yang disetujui/dilegitimir
oleh pimpinan Pusat/Cabang di mana karyawan tersebut ditempatkan.
4. Jam-jam kerja yang dilakukan karyawan atas perintah atasan di luar
ketentuan waktu kerja di atas (pasal 4 ayat 2) diperhitungkan sebagai jam
kerja lembur.

4
5. Setiap calon karyawan / karyawan wajib hadir tepat pada waktu kerja yang
telah ditetapkan oleh Perusahaan.
6. Kehadiran calon karyawan / karyawan dicatat dengan kartu hadir pada setiap
masuk dan pulang kerja.
7. Pengisian kartu hadir harus dilakukan oleh calon karyawan / karyawan yang
bersangkutan sendiri.

Pasal 5
KEWAJIBAN UMUM PENGUSAHA / PIMPINAN PERUSAHAAN
1. Pengusaha / Pimpinan Perusahaan wajib melaksanakan segala sesuatu yang
tercantum dalam Peraturan Perusahaan ini. Sesuai dengan perkembangannya
Perusahaan dapat mengadakan perubahan terhadap pasal-pasal tertentu
dengan mendapatkan pengesahan dari Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya.
2. Pengusaha / Pimpinan Perusahaan wajib menjaga ketenangan dan gairah
kerja atas dasar Peraturan Perusahaan, Peraturan Pemerintah, dan Undang-
undang.
3. Pengusaha / Pimpinan Perusahaan wajib memberikan kesempatan kepada
karyawan untuk senantiasa meningkatkan prestasi kerja dan kemampuan/
keterampilannya demi produktifitas Perusahaan sejauh keadaan
memungkinkan.

Pasal 6
ETIKA KERJA
1. Setiap calon karyawan / karyawan wajib bersikap sopan-santun serta saling
menghormati sesuai dengan norma-norma sosial yang berlaku dalam
masyarakat Indonesia.
2. Setiap calon karyawan / karyawan wajib bekerja dengan jujur, rajin, giat,
hemat, dan bertanggungjawab dengan mengindahkan dan mentaati Peraturan
Perusahaan, petunjuk-petunjuk, dan perintah-perintah atasan baik secara
lisan maupun tertulis.
3. Setiap calon karyawan / karyawan diharapkan memperhatikan kepentingan
Perusahaan menurut kemampuannya dengan sebaik-baiknya, juga walaupun
untuk itu tidak diberikan tugas- tugas yang tegas.
4. Perubahan status diri karyawan (kawin atau cerai) atau susunan keluarga dan
juga perubahan alamat tempat tinggal supaya segera dilaporkan kepada
Urusan Personalia dengan membawa surat-surat keterangan resmi yang
diperlukan.
5. Dalam menghadapi pelanggan (customer) calon karyawan / karyawan wajib
bersikap sopan, ramah, dan luwes, tetapi wajar dan tidak berlebih-lebihan
(overacting)

5
6. Setiap calon karyawan / karyawan wajib mempertahankan bahkan
meningkatkan mutu pelayanan dan atau prestasi kerjanya.

Pasal 7
KEWAJIBAN-KEWAJIBAN CALON KARYAWAN / KARYAWAN
1. Setiap calon karyawan / karyawan wajib mematuhi segala ketentuan yang
tercantum dalam Peraturan Perusahaan ini.
2. Setiap calon karyawan / karyawan wajib melakukan kegiatan-kegiatan yang
ditugaskan kepadanya dan mengerjakannya dengan sebaik-baiknya.
3. Setiap calon karyawan / karyawan wajib berlaku loyal kepada Perusahaan.
4. Setiap calon karyawan / karyawan wajib saling menghormati antar sesama
calon karyawan / karyawan, baik vertikal maupun horizontal.
5. Setiap calon karyawan / karyawan wajib memulai dan mengakhiri
pekerjaannya setiap hari kerja pada waktu/jam yang telah ditentukan.
6. Pekerjaan yang dilakukan untuk kepentingan Perusahaan di luar jam kerja
(lembur) harus atas perintah atasan langsung dan diketahui oleh pimpinan
Pusat/Cabang di mana calon karyawan / karyawan tersebut ditempatkan.
7. Setiap calon karyawan / karyawan yang akan ke luar halaman Perusahaan
selama jam kerja berlangsung, baik untuk keperluan dinas maupun pribadi
harus dengan surat tugas / ijin keluar dari pimpinan Pusat/Cabang di mana
yang bersangkutan ditempatkan, atau dari pejabat lain yang ditunjuk.
8. Setiap calon karyawan / karyawan wajib ikut menjaga ketertiban, keamanan,
kebersihan, ketenangan, dan keselamatan kerja di tempat kerja masing-
masing.
9. Setiap calon karyawan / karyawan wajib ikut memelihara barang milik
Perusahaan dan mempergunakannya menurut keperluan masing-masing
secara tepat guna dan terawat baik.
10. Setiap calon karyawan / karyawan wajib memegang rahasia Perusahaan
terhadap siapapun mengenai segala apa yang diketahui dan dengan cara
apapun tentang hal-ikhwal Perusahaan dalam arti yang seluas-luasnya
menurut penafsiran Pimpinan Perusahaan, antara lain misalnya hal-hal yang
berkaitan dengan sistim dan prosedur kerja, pendapat-pendapat baru,
kontrak- kontrak para leveransir dan para pelanggan, pembukuan, data
penjualan, dlsb.
11. Setiap calon karyawan / karyawan yang berhalangan hadir atau terlambat
masuk kerja wajib memberikan keterangan yang sah kepada atasannya.

Pasal 8
LARANGAN-LARANGAN
Calon karyawan / karyawan tidak dibenarkan melakukan hal-hal berikut ini, dan
karenanya bila terjadi pelanggaran akan dikenakan sanksi administratif,

6
1. Tanpa alasan yang sah datang terlambat, meninggalkan pekerjaan sebelum
jam kerja berakhir, atau absen.
2. Berbuat tidak jujur terhadap kartu waktu
3. Menolak melakukan perintah yang layak dan sah dari atasannya tanpa alasan
yang dapat diterima.
4. Mengejek atau menghina Pimpinan Perusahaan baik langsung maupun tidak
langsung.
5. Selama jam kerja melakukan pekerjaan selain yang ditugaskan kepadanya
atau menghentikan pekerjaannya tanpa ijin dari atasannya.
6. Melakukan pekerjaan untuk kepentingan orang lain dan atau diri sendiri di
dalam atau di luar jam kerja di dalam gedung/halaman kantor tanpa
persetujuan Pimpinan Perusahaan.
7. Menyalahgunakan jabatannya untuk kepentingan pribadi atau keluarganya
yang ada hubungannya dengan pekerjaan, jabatan, dan tanggungjawab yang
pada hakikatnya merugikan Perusahaan.
8. Menggunakan tenaga calon karyawan / karyawan atau barang-barang milik
Perusahaan untuk kepentingan pribadi tanpa ijin tertulis dari Pimpinan
Perusahaan.
9. Berbicara atau berbuat di luar norma-norma pergaulan dan bertindak sesuatu
yang dapat menimbulkan kerugian dan kecelakaan baik bagi Perusahaan
maupun bagi perorangan.
10. Membawa dan atau meminum minuman keras di dalam Perusahaan.
11. Membuang kotoran, puntung rokok, meludah di sembarang tempat,
mengotori kamar kecil, mencorat-coret dinding, dlsb.
12. Membawa barang-barang milik Perusahaan atau milik pihak ketiga yang
dipercayakan kepada Perusahaan, kecuali jika disertai surat bukti
pengeluaran barang dari petugas yang berwenang. Pelanggaran peraturan ini
dapat dianggap pencurian, dan calon karyawan / karyawan dapat digeledah
bila tampak mencurigakan.
13. Merusak barang-barang milik Perusahaan karena kesalahan dan atau
kecerobohan sendiri. Perusahaan dapat menuntut ganti rugi kepada calon
karyawan / karyawan yang melakukan dan atau mengakibatkan kerusakan
karena kecerobohannya itu.
14. Menghasut dan tanpa ijin menempelkan poster-poster, plakat-plakat, serta
menyebarkan surat-surat dan benda-benda lain yang isinya mengandung
berita-berita / hal-hal yang dapat diduga akan mengganggu suasana
ketenangan dan ketenteraman kerja dalam Perusahaan.
15. Tanpa ijin mengorganisir pertemuan-pertemuan dan memberikan ceramah-
ceramah di dalam Perusahaan.

7
Pasal 9
TINDAK KEDISIPLINAN
1. Tindak kedisiplinan yang diberikan kepada karyawan dimaksudkan sebagai
tindak korektif dan pengarahan atas sikap dan perilaku karyawan.
2. Tindak kedisiplinan didasarkan atas pertimbangan:
• macam pelanggaran
• frekwensi (tingkat keseringan / pengulangan) pelanggaran
• besar/kecilnya pelanggaran
• tata-tertib Peraturan Perusahaan.
3. Tindak kedisiplinan yang diberikan kepada karyawan dapat berupa:
a. Ganti rugi
Karyawan dapat dipertanggunggugatkan membayar ganti rugi kepada
Perusahaan atas kerusakan dan atau kehilangan yang diakibatkan karena
tidak mentaati kewajibannya sebagai karyawan atau karena kurang hati-
hatinya karyawan tersebut sehingga menyebabkan kerusakan dan atau
kehilangan pada alat-alat / inventaris dan atau persediaan milik
Perusahaan atau pelanggan.

b. Peringatan/Teguran
Berdasarkan atas pertimbangan yang tersebut pada pasal 9 ayat 2, maka
karyawan dapat diberi peringatan tertulis berupa:

Peringatan Sifat Diberikan oleh


Pertama Tindakan korektif tingkat Pimpinan Cabang
perta ma atas pelanggaran dengan cc. Urusan
ringan untuk dapat diperbaiki. Personalia.
Kedua Tindakan korektif tingkat Pimpinan Cabang
kedua atas pelanggaran ber- dengan cc. Urusan
ulang yang lebih berat sifatnya Personalia.
dengan harapan untuk lebih
diperhatikan.
Ketiga Tindakan korektif terakhir atas Pimpinan Perusahaan
pelanggaran berat dan atas usul Pimpinan
berulang dengan ancaman Cabang dengan cc.
PHK. Dinas Tenaga Kerja.

Pelaksanaan peringatan/teguran tidak harus mengikuti urutan satu demi


satu, tapi tergantung pada macam, pengulangan, dan besar kecilnya
pelanggaran. Seorang karyawan dapat langsung diberi peringatan ketiga
(terakhir) atas pelanggaran yang dikategorikan sebagai melalaikan

8
kewajiban secara sengaja. Yang dimaksudkan dengan melalaikan
kewajiban secara sengaja adalah antara lain (tidak terbatas pada):
• berulang-ulang datang terlambat ke tempat kerja tanpa surat
keterangan yang sah, walaupun sudah diperingatkan;
• berulang-ulang tidak masuk kerja tanpa surat keterangan yang sah;
• menolak untuk digeledah (diperiksa) bilamana dipandang perlu untuk
itu;
• tanpa ijin masuk Perusahaan atau masuk melalui jalan yang tidak
biasa dilalui (bukan pintu masuk).
c. Straf Overplaatsing
Adalah pemindahan karyawan ke lain Cabang/Seksi/Urusan sebagai
hukuman, karena karyawan tersebut telah melakukan perbuatan yang
melanggar wewenang yang dipercayakan (menyalahgunakan wewenang),
atau melanggar Peraturan Perusahaan secara prinsipil.
d. Penurunan Golongan (Demosi)
Atas pertimbangan Pimpinan Perusahaan, karyawan dapat dijatuhi
hukuman berupa penurunan golongan karena perbuatannya yang
melanggar Peraturan Perusahaan, antara lain (tidak terbatas pada):
• menyalahgunakan kepercayaan yang diberikan Perusahaan;
• prestasi kerja menurun, walaupun sudah diberi kesempatan untuk
memperbaiki;
• acapkali terlambat atau tidak hadir tanpa keterangan yang sah.
e. Schorsing / Pemberhentian Sementara
(1) Karyawan yang melanggar disiplin kerja Perusahaan dan telah
mendapatkan peringatan akan dischors atau diberhentikan untuk
sementara tanpa mengurangi gaji dan hak-hak lain yang biasa
diterimanya.
(2) Dalam hal karyawan melakukan tindak pidana, Perusahaan akan
melaporkan kepada pihak yang berwajib, dan bilamana karyawan
tersebut ditahan oleh pihak yang berwajib, kepada keluarga
karyawan yang bersangkutan akan diberikan bantuan maksimum
sebesar 50% (lima puluh persen) dari gaji yang diterima pada bulan
terakhir untuk jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan takwim.
(3) Dalam hal penahanan karyawan oleh pihak yang berwajib bukan
karena pengaduan Perusahaan, kepada keluarga karyawan yang
bersangkutan diberikan bantuan maksimum sebesar 50% (lima
puluh persen) dari gaji yang diterima pada bulan terakhir untuk
jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan takwim terhitung sejak
hari pertama karyawan yang bersangkutan ditahan oleh pihak yang
berwajib.

9
(4) Putusan pengadilan yang menyatakan karyawan tersebut bersalah
mengakibatkan pemberhentian sementara ditingkatkan menjadi
pemutusan hubungan kerja dengan memenuhi ketentuan Undang-
undang No.13 Tahun 2003 pasal 160 ayat 7.
(5) Putusan pengadilan yang menyatakan karyawan tersebut tidak
bersalah mengakibatkan pemberhentian sementara dicabut dan
karyawan tersebut ditempatkan kembali pada kedudukannya semula
tanpa mengurangi hak dan atau fasilitas yang pernah diterimanya.
f. Pemutusan Hubungan Kerja
Setelah melalui prosedur pemeriksaan, pemutusan hubungan kerja
terhadap karyawan dilakukan berdasarkan Undang-undang No.13 Tahun
2003 bilamana karyawan terbukti melanggar hukum atau merugikan
Perusahaan, seperti:
(1) melakukan pencurian atau penggelapan;
(2) melakukan penganiayaan terhadap Pengusaha / Pimpinan
Perusahaan, atau keluarganya, atau teman sekerja;
(3) memikat Pengusaha / Pimpinan Perusahaan, atau keluarganya, atau
teman sekerja untuk berbuat sesuatu yang melanggar hukum atau
kesusilaan;
(4) merusak dengan sengaja barang-barang milik Perusahaan, atau
karena kecerobohannya barang-barang milik Perusahaan menjadi
rusak;
(5) memberikan keterangan palsu;
(6) mabuk di tempat kerja;
(7) menghina secara kasar atau mengancam Pengusaha / Pimpinan
Perusahaan, atau keluarganya, atau teman sekerja;
(8) membongkar rahasia Perusahaan, atau rahasia rumah-tangga
Pengusaha / Pimpinan Perusahaan;
(9) menolak perintah yang layak dari atasannya, walaupun sudah
diperingatkan;
(10) melalaikan kewajiban secara sengaja;
(11) tidak cakap melakukan pekerjaan, walaupun telah dicoba berkali-
kali, atau di mana-mana;
(12) menyalahgunakan kepercayaan yang berhubungan dengan
kedudukannya, antara lain menerima suap dalam bentuk apapun;
(13) di dalam Perusahaan dan tanpa ijin dari Perusahaan melakukan
perdagangan selain yang sesuai dengan tujuan Perusahaan;
(14) melakukan sesuatu yang dengan sengaja dapat mengancam
keselamatan teman sekerja atau orang lain dalam Perusahaan;
(15) menghasut/mengorganisir kelompok dengan tindakan-tindakan serta
akibat-akibat yang destruktif;

10
(16) melibatkan diri dalam soal-soal kriminal baik di dalam maupun di
luar Perusahaan, dan karenanya dijatuhi hukuman oleh pengadilan.

BAB III
PENGGAJIAN
Pasal 10
SISTIM PENGGAJIAN
1. Yang dimaksud gaji adalah semua pendapatan calon karyawan / karyawan
dalam bentuk uang yang diberikan Perusahaan sebagai imbalan atas kerja
dan usahanya bagi Perusahaan.
2. Gaji ditetapkan berdasarkan pada jenis pekerjaan, harga jabatan yang diatur
menurut status dan golongan.
3. Gaji akan dibayarkan pada tiap-tiap tanggal 29, terkecuali untuk bulan
Februari tahun bukan kabisat dan tanggal 29 yang jatuh pada hari Minggu /
hari Raya akan diberikan sehari sebelumnya.
4. Peninjauan gaji pokok karyawan dilakukan satu kali setahun meliputi
peninjauan atas prestasi kerja, masa kerja, dan penyesuaian terhadap laju
inflasi dengan mengingat kondisi Perusahaan.
5. Gaji diatur dengan cara sebagai berikut:
a. Calon Karyawan
Selama 3 (tiga) bulan masa percobaan menerima gaji yang besarnya 80%
dari gaji yang telah disetujui bersama dengan ketentuan tidak kurang dari
upah minimum regional, dan apabila yang bersangkutan telah melewati
masa percobaan dibayar 100%.
b. Karyawan Tetap
• Besarnya gaji ditetapkan menurut ketentuan Perusahaan dan tidak
kurang dari ketentuan upah minimum regional;
• Dalam tiap tahun dinas menerima 12 kali gaji yang dibayarkan secara
bulanan;
• Pada setiap bulan Desember, karyawan akan menerima gaji ke 13
sebesar maksimum satu kali gaji bulanan dan dibayarkan 2 (dua)
minggu sebelum pembayaran gaji bulanan.
c. Karyawan Kontrak
• Besarnya gaji diatur dan disepakati bersama dalam Surat Perjanjian
Kerja antara Perusahaan dan karyawan yang bersangkutan dan
berlaku selama masa kontrak. Besarnya gaji tersebut tidak kurang dari
ketentuan upah minimum regional;
• Dalam hal tidak diatur tersendiri, sistim penggajian karyawan kontrak
disamakan dengan sistim penggajian untuk karyawan tetap.

11
d. Karyawan Harian
• Penggajian untuk karyawan harian diperhitungkan menurut jumlah
kehadiran kerja karyawan dalam seminggu/sebulan.
• Gaji harian disesuaikan dengan jenis pekerjaan harian dengan
mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku mengenai
ketentuan-ketentuan upah minimum.
e. Karyawan Honorer
Penggajian untuk karyawan honorer diatur tersendiri berdasarkan jenis
pekerjaan dan jumlah waktu yang diberikan kepada Perusahaan.
f. Karyawan Khusus/Asing
Penggajian karyawan khusus/asing diatur seperti karyawan kontrak dan
berlaku untuk selama masa dinas yang ditentukan.

Pasal 11
TUNJANGAN-TUNJANGAN
1. Tunjangan Jabatan
a. Kepada karyawan yang memangku jabatan tertentu oleh karena sifat dari
jabatannya diberikan tunjangan jabatan.
b. Besarnya tunjangan jabatan per bulan ditentukan menurut tingkatan dan
jenis jabatannya.
c. Apabila karyawan tidak lagi memangku jabatannya, maka tunjangan
jabatan dengan sendirinya dicabut.
d. Tunjangan ini diberikan hanya kepada karyawan dengan status tetap.
2. Tunjangan Makan Siang / Malam
a. Pada setiap hari kerja Perusahaan memberikan sejumlah uang yang
dipergunakan untuk membiayai makan siang calon karyawan / karyawan.
b. Besarnya uang yang diberikan Perusahaan untuk membiayai makan siang
calon karyawan / karyawan ditetapkan sesuai dengan harapan Perusahaan
untuk senantiasa meningkatkan gizi makanan calon karyawan / karyawan.
c. Karyawan yang melakukan kerja lembur segera setelah jam kerja dan
melampaui jam 18.30 wib. mendapat tunjangan makan malam dalam
bentuk uang yang besarnya untuk setiap karyawan sesuai dengan pasal 11
ayat 2b.
d. Kepada karyawan yang pada hari libur melakukan kerja lembur sekurang-
kurangnya 4 (empat) jam terus-menerus dan melampaui waktu makan
siang (jam 12.00 wib.) atau waktu makan malam (jam 18.30 wib.)
diberikan tunjangan makan siang atau makan malam dalam bentuk uang
yang besarnya sesuai dengan pasal 11 ayat 2b.
3. Tunjangan Kesehatan
Tunjangan kesehatan diberikan dalam bentuk pengikutsertaan karyawan
dalam program asuransi kesehatan.

12
4. Gaji Selama Masa Sakit
a. Karyawan yang menderita sakit cukup lama dan terus-menerus menerima
gaji selama masa sakit dari Perusahaan.
b. Dengan berpedoman pada Undang-undang No.13 Tahun 2003 pasal 93
ayat 3 besarnya gaji selama masa sakit diatur sebagai berikut:

Masa sakit Gaji selama sakit / bulan


1. 1 - 4 bulan 100% gaji
2. 5 - 8 bulan 75% gaji
3. 9 - 12 bulan 50% gaji
4 bulan selanjutnya 25% gaji

c. Yang dimaksud gaji dalam hal ini adalah gaji bulan di mana yang
bersangkutan mulai jatuh sakit.
d. Terhadap karyawan yang sakit lebih dari 1 (satu) tahun terus-menerus,
dilakukan pemutusan hubungan kerja dengan mendapat uang pesangon
dan atau uang penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak yang
seharusnya diterima sesuai dengan Undang-undang No.13 Tahun 2003
pasal 172.
e. Gaji selama masa sakit ini berlaku bagi karyawan dengan status tetap.

Pasal 12
UPAH LEMBUR
1. Yang diartikan kerja lembur ialah kerja yang dilakukan oleh karyawan di
luar jam kerja yang telah ditetapkan Perusahaan.
2. Upah lembur diberikan kepada karyawan golongan I s/d III yang melakukan
kerja lembur.
3. Besar upah lembur ditetapkan sesuai dengan Surat Keputusan Menteri
Tenaga Kerja R.I. No. KEP-72/MEN/84 tanggal 31 Maret 1984 dan Surat
Edaran Menteri Tenaga Kerja R.I. No. SE.11/M/BW/90 tanggal 12 Mei
1990.
4. a. Tarip upah lembur per jam atau disingkat T.U.L.
Untuk pekerja bulanan : 1/173 x 75% x gaji bruto sebulan
Untuk pekerja harian : 3/20 x 75% x gaji bruto sehari.
b. Untuk karyawan dengan status kontrak, honorer dan khusus berlaku tarip
upah lembur untuk pekerja bulanan.

13
5. Besar upah lembur tiap jam kerja lembur diatur sebagai berikut:

Hari Hari Kerja Biasa Hari Libur / Raya

Jam Jam ke 1 Jam ke 2 s/d Jam ke 1 Jam ke 8 Selebih-


selebihnya s/d ke 7 nya
Upah lembur 1,5 x T.U.L. 2 x T.U.L. 2 x T.U.L. 3 x T.U.L. 4 x T.U.L.

6. Sesuai dengan Undang-undang No.13 Tahun 2003 pasal 78 ayat 1b jumlah


jam kerja maksimum selama 1 (satu) minggu ialah 54 jam, di dalamnya
sudah termasuk 14 jam kerja lembur.

Pasal 13
UANG PERJALANAN DINAS
1. Kepada calon karyawan / karyawan yang melakukan perjalanan dinas
diberikan uang perjalanan dinas.
2. Seorang calon karyawan / karyawan dipandang melakukan perjalanan dinas
apabila ia melakukan suatu perjalanan dalam rangka melaksanakan tugas
Perusahaan di suatu tempat yang jauhnya melebihi 60 km. dari tempat
kerjanya sehari-hari dan atau melebihi jam kerja dinas.
3. Macam alat transportasi yang digunakan dalam melakukan perjalanan dinas
disesuaikan dengan:
• sarana perhubungan yang ada ke tempat tujuan;
• golongan karyawan yang melakukan perjalanan dinas.
4. Uang perjalanan dinas dimaksudkan sebagai:
• pengganti biaya makan;
• pengganti biaya penginapan;
• uang saku untuk keperluan-keperluan kecil lainnya.
5. Besar uang perjalanan dinas didasarkan pada:
• golongan karyawan;
• tempat pelaksanaan tugas;
• fasilitas yang diberikan Perusahaan di tempat pelaksanaan tugas.
6. Besarnya uang perjalanan dinas akan diatur oleh Perusahaan sesuai dengan
ketentuan-ketentuan pasal 13 ayat 5.
7. Ketentuan-ketentuan di atas berlaku bagi calon karyawan / karyawan.

14
BAB IV
PERLINDUNGAN DAN PERAWATAN
Pasal 14
JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA
Perusahaan melaksanakan Program Jamsostek sesuai dengan Undang-undang
No.3 Tahun 1992, Peraturan Pemerintah No.14 Tahun 1993, dan Peraturan
Menteri Tenaga Kerja R.I. No. Per-05/ MEN/1993.

Pasal 15
SUMBANGAN-SUMBANGAN
1. Sumbangan Pernikahan
Perusahaan memberikan sumbangan untuk pernikahan pertama karyawan
dan besarnya sumbangan pernikahan ditetapkan dalam peraturan tersendiri.
2. Sumbangan Kedukaan
Karyawan yang berduka karena kematian anggota keluarga atau orang-
tuanya mendapat sumbangan kedukaan yang besarnya ditetapkan dalam
peraturan tersendiri.
Pasal 16
PAKAIAN KERJA DAN PERLENGKAPAN KERJA
1. Pakaian Kerja
Perusahaan tidak menyediakan pakaian kerja. Karyawan bebas memilih dan
menggunakan pakaian kerja yang dianggap pantas dan tidak melanggar
norma-norma kesopanan.

2. Alat-alat Keselamatan Kerja


a. Keselamatan kerja di dalam Perusahaan merupakan hal yang sangat
penting, oleh karenanya Perusahaan menyediakan alat-alat keselamatan
kerja bagi seksi-seksi yang dipandang perlu.
b. Perusahaan menyediakan pula alat-alat keselamatan dan perlindungan
kerja yang ditentukan oleh Instansi yang berwenang.

BAB V
LIBUR DAN CUTI
Pasal 17
HARI-HARI LIBUR
Hari-hari libur yang diakui sah oleh Perusahaan ialah hari-hari libur yang
ditetapkan oleh Pemerintah, c.q. Keputusan Bersama Menteri Agama, Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi, dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara,
setiap tahunnya.

15
Pasal 18
HARI-HARI ISTIRAHAT TAHUNAN
1. Setelah menjalani masa kerja selama 12 bulan terus-menerus, setiap
karyawan berhak atas istirahat tahunan (cuti tahunan).
2. Lamanya istirahat/cuti tahunan ditetapkan 12 (dua belas) hari kerja sesuai
dengan Undang-undang No.13 Tahun 2003, pasal 79 ayat 2c.
3. Perusahaan berhak mengatur hari-hari istirahat/cuti tahunan karyawan dalam
tahun kalender (takwim) untuk menjamin kelangsungan produktifitas kerja
Perusahaan.
4. Hari (hari-hari) libur yang kebetulan jatuh dalam masa istirahat/cuti tahunan
tidak dianggap sebagai bagian dari cuti melainkan ditambahkan ke dalam
cuti.
5. Hari-hari istirahat/cuti tahunan ini tidak dapat diuangkan.
6. Ketentuan-ketentuan yang bersifat prosedural dan administratif tentang
istirahat/cuti tahunan diatur tersendiri dalam Surat Keputusan Direksi.
7. Ketentuan-ketentuan istirahat/cuti tahunan ini berlaku untuk karyawan
dengan status tetap, kontrak, dan khusus.

Pasal 19
CUTI HAMIL DAN KEGUGURAN KANDUNGAN
1. Karyawati berhak atas cuti hamil 1,5 (satu setengah) bulan sebelum saat ia
akan melahirkan anak dan 1,5 (satu setengah) bulan sesudah melahirkan
anak dengan gaji penuh sesuai dengan Undang-undang No.13 Tahun 2003
pasal 82.
2. Karyawati yang mengalami keguguran kandungan berhak atas cuti
keguguran kandungan 1,5 (satu setengah) bulan atau selama waktu yang
diberikan oleh dokter kandungan yang merawatnya tanpa mengurangi gaji
yang diterimanya.

Pasal 20
IJIN MENINGGALKAN PEKERJAAN
Ijin meninggalkan pekerjaan dengan mendapat gaji penuh:
a. Seorang calon karyawan / karyawan dapat diberi ijin untuk meninggalkan
pekerjaannya tanpa mengurangi gaji yang diterimanya untuk keperluan-
keperluan sebagai berikut:
• Pernikahan pertama calon karyawan / karyawan ........................ 3 hari;
• Pernikahan anak sah calon karyawan / karyawan ........................ 2 hari;
• Istri calon karyawan / karyawan melahirkan .............................. 2 hari;
• Kematian anggota keluarga, orang tua,
mertua calon karyawan / karyawan ............................................. 2 hari;

16
• Mengkhitankan anak sah calon karyawan / karyawan ................ 2 hari;
• Pembaptisan calon karyawan / karyawan atau anak
calon karyawan / karyawan .......................................................... 2 hari;
• Memenuhi tugas atau panggilan instansi Pemerintah: seperlunya;
• Hari ujian sarjana yang ada hubungannya dengan kedinasan karyawan
apabila mengambil waktu sedikitnya 8 (delapan) jam pada hari itu; ujian
yang mengambil waktu lebih dari 1 (satu) hari akan diperhitungkan
dengan hari-hari istitahat/cuti tahunan karyawan yang bersangkutan.
b. Apabila hal tersebut di atas terjadi di luar kota, dengan radius lebih dari 60
km., maka tiap keperluan itu mendapat tambahan ijin sebanyak-banyaknya 2
(dua) hari dengan memperhatikan kasusnya.
c. Permohonan ijin meninggalkan pekerjaan harus diajukan secara tertulis 3
(tiga) hari sebelumnya kepada pimpinan tertinggi Pusat/Cabang di mana
yang bersangkutan ditempatkan, kecuali untuk kasus kelahiran dan kematian.
d. Untuk pengurusan keperluan-keperluan pribadi calon karyawan / karyawan
yang dipandang layak oleh Pimpinan Perusahaan, kepada calon karyawan /
karyawan dapat diberikan ijin khusus.

BAB VI
HUBUNGAN PERBURUHAN
Pasal 21
PINJAMAN DAN PERSEKOT
1. Selama masa kerja 1 (satu) tahun pertama tidak diberikan pinjaman dan atau
persekot kepada karyawan.
2. Pinjaman atau persekot tidak diberikan untuk pengeluaran-pengeluaran yang
sebenarnya dapat dihindari atau tidak bersifat memaksa (force majeure).
3. Semua permohonan pinjaman atau persekot harus diketahui oleh pimpinan
Pusat/Cabang di mana yang bersangkutan ditempatkan.
4. Pada prinsipnya tidak dibenarkan diajukan pinjaman atau persekot baru jika
pinjaman atau persekot lama belum dilunasi.
5. Angsuran pinjaman akan dilakukan melalui pemotongan gaji maksimum 12
(dua belas) bulan.
6. Jumlah pinjaman yang dapat diberikan maksimum 3 (tiga) kali gaji bersih
yang diterima tiap bulannya.
7. Pemotongan angsuran tidak boleh melebihi dari 25% gaji bersih yang
diterima tiap bulannya.

17
Pasal 22
KOMUNIKASI, KELUHAN, DAN PENGADUAN
1. Setiap karyawan berhak menyampaikan pendapat dan saran-sarannya
mengenai Perusahaan, pekerjaan, dan hubungan kerja di dalam Perusahaan
kepada atasan langsung atau kepada yang berwenang untuk itu melalui
saluran organisasi yang ada.
2. Perusahaan menganggap perlu dan bermanfaat untuk menampung dan
menjaring rasa ketidakpuasan karyawan.
3. Keluhan-keluhan yang bersifat minor dan biasanya lisan dapat disampaikan
secara langsung kepada atasannya masing-masing.
4. Apabila keluhan tersebut bersifat prinsipiil dan formal lebih merupakan
pengaduan, maka hal itu sebaiknya disampaikan secara tertulis kepada atasan
langsung atau kepada yang berwenang untuk itu.
5. Surat yang memuat saran atau pengaduan ditulis dalam rangkap tiga:
• asli untuk Direktur;
• duplikat untuk pimpinan Cabang di mana karyawan yang bersangkutan
ditempatkan;
• triplikat untuk karyawan yang bersangkutan sebagai arsip.
6. Pengaduan ditampung dan diselesaikan melalui Urusan Personalia bersama-
sama dengan pimpinan Pusat/Cabang di mana karyawan yang bersangkutan
ditempatkan.

Pasal 23
PEMINDAHAN KARYAWAN
1. Perusahaan berwenang untuk memindahkan karyawannya serta
menempatkan pada jabatan tertentu dalam rangka pendayagunaan tenaga
kerja demi tercapainya tujuan operasional Perusahaan secara efektif dan
efisien.
2. Dalam hal pemindahan, gaji karyawan serta maslahat lainnya disesuaikan
dengan nilai jabatan yang baru apabila terjadi peningkatan jabatan
(promosi).
3. Dalam hal jabatan yang dipegang sementara sebagai pejabat sementara,
maka gaji akan diterimakan sebesar 80% dari harga jabatan yang baru,
dengan catatan bahwa jumlah tersebut tidak lebih kecil dari harga jabatan
yang lama.
4. Bila ternyata bahwa harga jabatan yang baru itu lebih kecil dari harga
jabatan sebelumnya, maka kepada yang bersangkutan diberikan tunjangan
jabatan yang besarnya maksimum mengisi kekurangan harga jabatan yang
baru dari harga jabatan yang lama.
5. Sebelum dipindahkan, kepada karyawan yang bersangkutan diberitahukan
terlebih dahulu dengan keputusan tertulis.

18
6. Pemindahan karyawan tidak dimaksudkan sebagai hukuman karena
keyakinan, agama, ataupun sikap politik.

BAB VII
PUTUSNYA HUBUNGAN KERJA
Pasal 24
UMUM
1. Perusahaan berusaha sedapat-dapatnya mencegah terjadinya pemutusan
hubungan kerja.
2. Dalam keadaan memaksa terjadinya pemutusan hubungan kerja Perusahaan
akan bertindak dengan mengindahkan ketentuan-ketentuan Undang-undang
No.13 Tahun 2003 Bab XII yang mengatur hal pemutusan hubungan kerja.
3. Putusnya hubungan kerja antara Perusahaan dan calon karyawan dapat
disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:
a. karyawan meninggal dunia;
b. karyawan mengundurkan diri;
c. berakhirnya masa kontrak kerja;
d. calon karyawan tidak mencapai prestasi standar yang ditetapkan
Perusahaan;
e. masa sakit yang berkepanjangan / terus-menerus lebih dari 1 tahun;
f. ketidakmampuan bekerja oleh karena alasan kesehatan;
g. pembebasan tugas karena melakukan kesalahan berat;
h. pemberhentian umum;
j. pemberhentian karena lanjut usia.

Pasal 25
MENINGGALNYA KARYAWAN
1. Meninggalnya karyawan mengakibatkan hubungan kerja dengan sendirinya
terputus.
2. Dalam hal meninggalnya karyawan kepada alih-warisnya diberikan sejumlah
uang seperti yang diatur dalam Undang-undang No.13 Tahun 2003 pasal
166.

Pasal 26
KARYAWAN MENGUNDURKAN DIRI
1. Karyawan yang oleh karena sesuatu hal ingin mengundurkan diri dapat
melakukannya dengan mengajukan permohonan resmi kepada Perusahaan.
2. Permohonan tersebut diajukan secara tertulis selambat-lambatnya 1 (satu)
bulan sebelum tanggal pengunduran dirinya (Undang-undang No.13 Tahun
2003 pasal 162 ayat 3a.).

19
3. Perusahaan tidak berkewajiban untuk memberikan pesangon ataupun uang
penghargaan masa kerja kepada karyawan yang mengundurkan diri, kecuali
uang penggantian hak seperti yang diatur dalam Undang-undang No.13
Tahun 2003 pasal 156 ayat 4.
4. Kepada karyawan yang mengundurkan diri atas kemauan sendiri, yang tugas
dan fungsinya tidak mewakili kepentingan Pengusaha secara langsung, selain
menerima uang penggantian hak, diberikan juga uang pisah yang besarnya
ditetapkan sebagai berikut:
a. masa kerja 3 tahun / lebih tetapi kurang dari 8 tahun .......... 1 bulan gaji;
b. masa kerja 8 tahun / lebih tetapi kurang dari 13 tahun ........ 2 bulan gaji;
c. masa kerja 13 tahun / lebih tetapi kurang dari 18 tahun....... 3 bulan gaji;
d. masa kerja 18 tahun / lebih tetapi kurang dari 23 tahun....... 4 bulan gaji;
e. masa kerja 23 tahun / lebih .................................................. 5 bulan gaji.

Pasal 27
BERAKHIRNYA MASA KONTRAK KERJA
1. Sesuai dengan syarat-syarat kerja yang dinyatakan dalam isi surat perjanjian
kontrak kerja, tanggal berakhirnya masa kontrak kerja adalah tanggal
berakhirnya hubungan kerja antara karyawan dan Perusahaan untuk periode
tersebut.
2. Bilamana dianggap perlu, dengan persetujuan kedua belah pihak hubungan
kerja dapat diperpanjang untuk satu periode lagi yang lamanya tidak
melebihi 1 (satu) tahun.
3. Dalam pemutusan hubungan kerja yang diakibatkan oleh berakhirnya masa
kontrak kerja, Perusahaan tidak berkewajiban untuk memberikan uang
penghargaan masa kerja di luar apa yang tercantum dalam surat perjanjian
kontrak kerja.
4. Pelaksanaan perpanjangan kontrak kerja pada hakikatnya berdasarkan
Undang-undang No.13 Tahun 2003 pasal 59.

Pasal 28
CALON KARYAWAN TIDAK MENCAPAI PRESTASI STANDAR
1. Selama dalam masa percobaan yang paling lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal
penerimaan sebagai calon karyawan, Perusahaan dapat melakukan
pemutusan hubungan kerja dengan calon karyawan yang bersangkutan
sewaktu-waktu apabila prestasi / tingkah laku calon karyawan tersebut
dipandang tidak memadai prestasi standar yang diinginkan.
2. Pemutusan hubungan kerja atas dasar ini tidak disertai dengan pemberian
uang pesangon atau uang penghargaan masa kerja.

20
Pasal 29
MASA SAKIT YANG BERKEPANJANGAN
Perusahaan dapat memutuskan hubungan kerja dengan karyawan yang menderita
sakit terus-menerus selama 12 (dua belas) bulan (lihat Bab III, pasal 11 ayat 4d).
a. Masa sakit yang berkepanjangan / terus-menerus mangakibatkan karyawan
menjadi tidak produktif.
b. Masa sakit yang berkepanjangan dapat diartikan masa absen karyawan
karena sakit terus-menerus atau terputus-putus karena jenis penyakit yang
sama.
Pasal 30
KETIDAKMAMPUAN BEKERJA OLEH KARENA ALASAN
KESEHATAN
1. Seorang karyawan yang karena kesehatannya (medical unfit) dipandang
tidak mampu bekerja menurut keterangan dokter, dapat diberhentikan
dengan hormat dari pekerjaannya.
2. Pelaksanaan administratif dalam hal ini Perusahaan mendasarkan pada
Undang-undang No.13 Tahun 2003.

Pasal 31
PEMBEBASAN TUGAS KARENA KESALAHAN BERAT
Bila karyawan dijatuhi hukuman kurungan oleh Pengadilan oleh karena
melanggar hukum, atau melakukan kesalahan-kesalahan berat sebagaimana yang
telah diatur dalam Undang-undang No.13 Tahun 2003 pasal 158, karyawan
tersebut akan diberhentikan dengan memberikan uang penggantian hak sesuai
ketentuan pasal 156 ayat 4 Undang-undang No.13 Tahun 2003.

Pasal 32
PEMBERHENTIAN UMUM
1. Atas prakarsa Perusahaan berhubung dengan suatu program reorganisasi /
alih manajemen / pemegang saham, rasionalisasi, atau perubahan sistim kerja
sehingga seseorang karyawan dapat kehilangan pekerjaaan/jabatan yang
selama ini dipegang, maka karyawan yang bersangkutan atas prakarsa
Perusahaan dapat diberhentikan dengan hormat dari Perusahaan.
2. Dalam hal pemutusan hubungan kerja atas dasar ini, pelaksanaaannya
dilakukan sesuai prosedur Undang-undang No.13 Tahun 2003 pasal 163.
3. Dalam hal alih manajemen / pemegang saham, karyawan yang dipekerjakan
kembali oleh manajemen yang baru tidak diberikan uang pesangon dan masa
kerjanya tetap dihitung terus dengan tidak mengurangi hak-hak karyawan
sewaktu dipegang manajemen lama.

21
Pasal 33
PEMBERHENTIAN KARENA LANJUT USIA
1. Batas usia karyawan PT. CEMPAKA INDAH MURNI ditetapkan 55 (lima
puluh lima) tahun.
2. Karyawan yang telah mencapai usia 55 tahun dapat diminta untuk
meletakkan jabatannya dan diberhentikan dengan hormat sesuai prosedur
Undang-undang No.13 Tahun 2003 pasal 167.

Pasal 34
UANG PESANGON, PENGHARGAAN, DAN PENGGANTIAN HAK
1. Karyawan yang mengalami pemutusan hubungan kerja atas prakarsa
Perusahaan, terkecuali oleh karena alasan-alasan mendesak (pasal 32), akan
menerima uang pesangon, uang penghargaan masa kerja, dan uang
penggantian hak yang seharusnya diterima.
2. Besarnya uang pesangon ditetapkan sebagai berikut:
a. masa kerja kurang dari 1 tahun ..............................................1 bulan gaji;
b. masa kerja 1 tahun / lebih tetapi kurang dari 2 tahun ...........2 bulan gaji;
c. masa kerja 2 tahun / lebih tetapi kurang dari 3 tahun ...........3 bulan gaji;
d. masa kerja 3 tahun / lebih tetapi kurang dari 4 tahun ...........4 bulan gaji;
e. masa kerja 4 tahun / lebih tetapi kurang dari 5 tahun ...........5 bulan gaji;
f. masa kerja 5 tahun / lebih tetapi kurang dari 6 tahun ...........6 bulan gaji;
g. masa kerja 6 tahun / lebih tetapi kurang dari 7 tahun ...........7 bulan gaji;
h. masa kerja 7 tahun / lebih tetapi kurang dari 8 tahun ...........8 bulan gaji;
i. masa kerja 8 tahun / lebih .....................................................9 bulan gaji;
3. Besarnya uang penghargaan masa kerja ditetapkan sebagai berikut:
a. masa kerja 3 tahun / lebih tetapi kurang dari 6 tahun ..........2 bulan gaji;
b. masa kerja 6 tahun / lebih tetapi kurang dari 9 tahun ..........3 bulan gaji;
c. masa kerja 9 tahun / lebih tetapi kurang dari 12 tahun .........4 bulan gaji;
d. masa kerja 12 tahun / lebih tetapi kurang dari 15 tahun .......5 bulan gaji;
e. masa kerja 15 tahun / lebih tetapi kurang dari 18 tahun .......6 bulan gaji;
f. masa kerja 18 tahun / lebih tetapi kurang dari 21 tahun .......7 bulan gaji;
g. masa kerja 21 tahun / lebih tetapi kurang dari 24 tahun ...... 8 bulan gaji;
h. masa kerja 24 tahun / lebih ..................................................10 bulan gaji.
4. Uang penggantian hak yang seharusnya diterima meliputi:
a. cuti tahunan yang belum diambil dan belum gugur;
b. biaya atau ongkos pulang untuk karyawan dan keluarganya ke tempat di
mana yang bersangkutan diterima bekerja;
c. penggantian biaya-biaya lain, seperti perumahan/pemondokan, pengoba-
tan, dan perawatan, yang besarnya ditetapkan 15% dari uang pesangon
dan atau uang penghargaan masa kerja bagi yang memenuhi syarat.

22
Pasal 35
HUTANG-HUTANG KARYAWAN
1. Berkenaan dengan pemutusan hubungan kerja antara karyawan dan
Perusahaan, maka hutang-hutang karyawan kepada Perusahaan dengan bukti
yang sah akan diperhitungkan sekaligus dari uang pesangon dan atau uang
penghargaan masa kerja atau sumber dana lain milik karyawan yang
bersangkutan.
2. Bila ternyata hutang karyawan tersebut tidak cukup diperhitungkan dari uang
pesangon dan atau uang penghargaan masa kerja atau sumber-sumber lain
miliknya, pemutusan hubungan kerja dengan sendirinya membebaskan
karyawan tersebut dari sisa hutang-hutangnya kepada Perusahaan.

Pasal 36
SURAT KETERANGAN
Pada waktu berakhirnya hubungan kerja, Perusahaan akan memberikan Surat
Keterangan yang berisi saat mulai kerja dan saat berakhirnya hubungan kerja,
serta sebab-sebab / alasan terjadinya pemutusan hubungan kerja dan lain hal
sesuai dengan norma dan atau hukum yang berlaku.

BAB VIII
PELAKSANAAN
Pasal 37
PERATURAN PELAKSANAAN, HAK PENAFSIRAN, DAN
PERATURAN LAIN
1. Peraturan-peraturan yang bersifat prosedural dan merupakan pelaksanaan
akan disusun berdasarkan pada peraturan yang dikemukakan dalam pasal-
pasal terdahulu.
2. Adalah menjadi kewajiban Perusahaan untuk memberikan penjelasan
peraturan-peraturan di atas, bilamana terdapat kekurangjelasan makna yang
dikemukakan dalam pasal-pasal maupun ayat-ayat Peraturan Perusahaan ini.
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Perusahaan ini akan disusun
kemudian dan ditambahkan ke dalam Peraturan Perusahaan ini dengan
persetujuan dani Dinas Tenaga Kerja .
3. Peraturan Perusahaan PT. CEMPAKA INDAH MURNI ini berlaku setelah
mendapat pengesahan dari Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya, dan berlaku
untuk jangka waktu 2 (dua) tahun sejak tanggal surat pengesahan tersebut.
4. Dengan dikeluarkannya Peraturan Perusahaan ini, maka Peraturan
Perusahaan yang lama dengan sendirinya tidak berlaku.

23
BAB IX
PENUTUP
Pasal 38
1. Perusahaan membagikan buku Peraturan Perusahaan kepada karyawan
sebagai pegangan serta pedoman dalam mengatur hubungan kerja serta
penentuan hak-hak, kewajiban-kewajiban Perusahaan dan karyawan.
2. Tiap-tiap perubahan dan penambahan pada Peraturan Perusahaan ini selalu
akan dimintakan pengesahan pada Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya.
3. Peraturan Perusahaan ini wajib ditempelkan pada tempat pengumuman yang
mudah dibaca oleh karyawan.

Surabaya, 23 Juni 2009


PT. CEMPAKA INDAH MURNI

F.A. Handoko Sasmito


Direktur Utama

24
CATATAN

25
CATATAN

26
CATATAN

27

You might also like