You are on page 1of 11

I.

PENDAHULUAN

Selama siklus hiduonya tumbuhan akan mengalami pertumbuhan dan


perkembangan. Pertumbuhan dapat diartikan sebagai pertambahan bobot atau volume
atau ukuran tumbuh karena adanya penambahan unsur-unsur struktural yang baru.
Sedang perkembangan merupakan perperubahan kuantitatif yang terjadi secara
bersama-sama atau sesaat sebelum pertumbuhan terjadi. Dalam siklus hidupnya
pertumbuhan suatu organ atau tumbuhan secara keseluruhan dimulai dari
perkecambahan biji dan dilanjutkan dengan memasuki pertumbuhan juvenil yang
berakhir kedalam fase maturasi, selanjutnya diikuti dengan senegrasi.
Pertumbuhan dan perkembangan tanaman merupakan proses yang penting
dalam kehidupan dan perkembangbiakan suatu spesies. Pertumbuhan dan
perkembangan berlangsung secara terus menerus sepanjang daur hidup yang
bergantung pada faktor-faktor dalam yang ada di tumbuhan tersebut dan juga faktor
lingkungan di sekitar tumbuhan tersebut.
Pertumbuhan dapat diartikan sebagai pertambahan bobot atau volume atau
ukuran tumbuhan karena adanya penambahan unsur-unsur struktural yang baru. Atau
dengan kata lain dapat digambarkan sebagai proses pembelahan sel (peningkatan
jumlah sel) dan pembesaran sel (peningkatan ukuran). Sedangkan perkembangan
merupakan perubahan secara kualitatif yang terjadi secara bersama-sama atau sesaat
sesudah pertumbuhan terjadi.
Pada praktikum ini telah dicoba mempelajari pola pertumbuhan daun-daun
dari suatu kecambah biji, yaitu dengan melakukan pengukuran panjang daun dan lebar
daun yang dimulai satu minggu setelah penanaman sampai dengan pada umur tertentu
dan diharapkan dari praktikum kali ini akan diperoleh suatu pola pertumbuhan
sigmoid dari daun-daun tersebut.
Selain untuk melengkapi kegiatan belajar mengajar mata kuliah Dasar-Dasar
Fisiologi Tumbuhan, praktikum ini juga bertujuan untuk :
1. Mengetahui fase pertumbuhan daun dari biji yang berkecambah.
2. Mengetahui kurva pertumbuhan sigmoid.

II. TINJAUAN PUSTAKA


Pola pertumbuhan sepanjang suatu generasi secara khas dicirikan oleh
suatu fungsi pertumbuhan yang disebut kurva sigmoid. Jangka waktunya mungkin
bervariasi kurang dari beberapa hari sampai bertahun – tahun, tergantung pada
organisme atau organnya ; tetapi kumpulan sigmoid tetap merupakan cirri semua
organisme, organ, jaringan, dan bahkan penyusun sel. Apabila massa tumbuhan (berat
kering) , volume, luas daun, tinggi atau penimbunan bahan kimia digambarkan
terhadap waktu, suatu garis yang dapat ditarik dari data secara normal akan berbentuk
sigmoid. Kurva berbentuk S akan terbentuk karena adanya perbedaan laju
pertumbuhan sepanjang daur hidupnya. Pada tumbuhan bersel tunggal atau tumbuhan
tinggi, pertumbuhan pada laju (eksponensial ) tidak dapat dipertahankan apabila
terjadi persaingan ( yaitu untuk ruang, substrat, atau nutrisi ). Gardner, Franklin P,
dkk. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya.
Pertumbuhan pada tumbuhan terutama terjadi pada jaringan meristem, dimana
mitosis dengan cepat mampu untuk menyediakan bahan tambahan yang diperlukan.
Meristem menyediakan sel-sel baru yang tumbuh memanjang dan berdiferensiasi
yang memungkinkan akar untuk tumbuh lebih panjang. Dalam keadaan khusus
meristem apikal diubah menjadi kuncup bunga. Kuncup bungan ini diubah menjadi
sekuntum bunga, dan dengan hal tersebut menunjukkan bahwa tanaman melakukan
reproduksi secara seksual (Kimball, 1988).
Agar supaya tanaman dapat menjadi dominan pada lingkungan yang cocok,
diperlukan kemampuan memanfaatkan lingkungan sepenuhnya. Di dalam lingkungan
yang baik dan bebas dari gangguan yang merusakkan, berarti spesies dapat tumbuh
terbesar dan dengan bantuan naungan daun-daun yang lebat di tajuk dan sistem
perakaran yang luas dan bercabang-cabang, memperoleh dukungan terbesar dari
seperangkat lingkungan, yakni pohon-pohonan (Fitter dan Hay, 1994).
Grime dan Hunt (1975) telah menganalisis sejumlah besar tumbuhan dalam
hal kecepatan pertumbuhan maksimum yang dapat dicapai, dan telah menemukan
korelasi yang baik antara keadaan ini dan habitatnya. Tanaman-tanaman yang
tumbuhnya paling cepat ditemukan di dalam habitat yang produktif, sedangkan
tempat-tempat yang tidak baik dan beracun mendukung spesies dengan pertumbuhan
yang lebih lambat.
Ukuran pertumbuhan yang digunakan adalah kecepatan pertumbuhan relatif,
suatu konsep yang diperkenalkan untuk menjelaskan fase eksponensial pertumbuhan
tanaman-tanaman yang dibudidayakan yang berumur kurang dari setahun (Blackman,
1919).
Pertumbuhan tanaman merupakan jumlah pertumbuhan masing-masing sel
komponennya, sehingga mustahil bahwa setiap persamaan tunggal secara nyata akan
menjelaskan keadaan tersebut. Pendekantan ini dilakukan dengan anggapan bahwa
kecepatan pertumbuhan tanaman pada beberapa keadaan berkaitan dengan massanya,
seperti yang pada umunya terjadi pada tanaman-tanaman berumur pendek (annual),
dan secara dramatis digambarkan oleh pertumbuhan Lemna minor (duckweed) di
tempat tumbuh yang tidak berdesakan (Fitter dan Hay, 1994).

III. MATERI PRAKTIKUM

A. Alat

1. Polybag
2. Pasir
3. Penggaris

B. Bahan

1. Biji Jagung

IV. PROSEDUR KERJA

1. Menyiapkan semua peralatan yang diperlukan untuk praktikum


2. Mengisi seed box dengan pasir sebagai media untuk tumbuhnya tanaman
3. Benih jagung ditanam dalam polybag yang telah berisi pasir kemudian diberi
pupuk.
4. Setiap hari tanaman disiram dengan air secukupnya.
5. Setelah tiga hari sekali diukur lebar daun dan panjang daun dengan
menggunakan penggaris sampai hari ke 21
6. Panjang dan lebar daun yang diperoleh digunakan untuk mengukur lus daun.
Setelah itu dibuat kurva pertumbuhan sigmoid

V. HASIL PENGAMATAN
Tabel pengamatan lebar daun
Umur Lebar Daun (cm) Rata-rata
1 (NPK) 2 (PK) 3 (kontrol) 4 (NK) 5 (NP)
tanaman
0 - - - - - -
3 0,5 0,6 0,7 0,5 0,8 0,56
6 1 1,2 0,8 1,4 1,2 1,12
9 1,5 1,8 1,3 1,6 1,7 1,58
12 1,8 2,1 1,6 2,1 2,2 1,96
15 2 2,4 2 2,3 2,5 2,24
18 2,4 2,6 2,2 2,7 2,8 2,54
21 3 2,8 2,6 3,2 3,2 2,96

Tabel pengamatan panjang daun


Umur Lebar Daun (cm) Rata-rata
1 (NPK) 2 (PK) 3 (kontrol) 4 (NK) 5 (NP)
tanaman
0 - - - - - -
3 1,7 2,6 1,5 2,65 2,1 2,11
6 3,4 5,0 2,9 5,50 4,45 4,16
9 7,2 8,9 6,8 8,0 9,1 8
12 13,1 14,8 12,3 14,0 15,0 13,84
15 18,3 21,2 16,8 20,8 20,3 9,88
18 23,5 25 23,8 23,7 24 20
21 27,5 28,6 26,5 25,5 27 27,02

Perhitungan
Dewngan mwenggunakan rumus Luas yaitu p x l x t
3 hari = 2,11 x 0,56 x 0,97 = 1,13 cm2
6 hari = 4,16 x 1,12 x 0,97 = 4,52 cm2
9 hari = 8 x 1,58 x 0,97 = 12,26 cm2
12 hari = 13,84 x 1,96 x 0,97 = 26,31 cm2
15 hari = 19,88 x 2,24 x 0,97 = 43,19 cm2
18 hari = 24 x 2,54 x 0,97 = 43,19 cm2
21 hari = 27,02 x 2,96 x 0,97 = 77,98 cm2

Kurva pertumbuhan Sigmoid

Ulangan Luas daun (cm2)


1 2 3
Pengamatan ke
1 7,35 6,48 7,55

2 8,54 7,69 8,56


3 9,56 8,69 9,8
4 10,68 9,27 10,9
5 11,51 9,86 11,62
6 12,05 10,57 11,61
Keterangan :
Luas daun = panjang x lebar

Kurva Pertumbuhan Sigmoid

VI. PEMBAHASAN
Suatu hasil pertumbuhan tanaman pertumbuhan tanaman yng paling sering
dijumpai khususnya pada tanaman setahun adalah biomasa tanaman yang
menunjukkan pertambahan mengikuti bentuk S dengan waktu, yang dikenal dengan
nama model sigmoid. Biomasa tanaman mula-mula (pada awal pertumbuhan)
meningkat perlahan, kemudian cepat,ddan akhirnya perlha smpai konstan denngan
pertambahan umur tanaman. Liku demikian dapat simertis, yaitu setengah bagian
pangkal sebanding dengan setengah bagian ujung jika titik belah berada di tengah
asimtot.
Beberapa cara tesedia dalam dalam pendekatan kepada sistem seperti sistem
tanaman dengan produk bimossa yang yang mengikat secara sigmoid dengan waktu
untuk mendapatkan faktor-faktor dan proses-proses hipotetik. Menerapkan fenomena
yang sudah dikenal cukup baik kepada uatu sistem yang telah dipelajari merupakan
pendekatan yang umum dipelajari.
Praktikum kali ini dilaksanakan dalam rangka mengetahui fase-fase
pertumbuhan pada perkecambahan biji jagung. Pelaksanaan praktikum dimulai
dengan mempersiapkan bahan dan alat yang diperlukan. Setelah semua dipersiapkan
dan bibit jagung sudah ditanam, kemudian setiap tiga hari sekali tanaman tersebut
diukur panjang dan lebarnya sampai dengan hari ke duapuluh satu, dimana panjang
dan lebar daun akan digunakan untuk mengukur luas daun
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa selama dua minggu pengamatan
terjadi pertumbuhan pada biji jagung. Pertumbuhan itu ditandai dengan bertambahnya
ukuran atau volume dari organ tanaman, seperti daun dan akar. Pertumbuhan tersebut
terjadi dimulai dengan biji yang berkecambah, kemudian muncul calon akar dan calon
daun. Pada awal laju pertumbuhan terjadi secara lambat kemudian mengalami
percepatan dan kemudian konstan. Peristiwa tersebut sering digambarkan dengan
suatu kurva yang disebut kurva sigmoid. Namun kurva sigmoid yang dihasilkan tidak
sepenuhnya membentuk huruf S tetapi hanya menyerupai huruf S saja.
Sebagai bukti bahwa pertumbuhan tanaman membentuk kurva sigmoid adalah
dilihat dari hasil pengamatan pertumbuhan biji jagung. Pada sampel satu contohnya,
panjang daun awal setelah tiga hari adalah 1,7 cm kemudian menjadi 3,4 cm; 7,2 cm;
13,1 cm; 18,3 cm; 23,5 cm dan 27,5 cm. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada awal
biji ditanam sampai berkecambah mengalami waktu pertumbuhan yang lambat dan
setelah berkecambah pertumbuhan lebih cepat dan kemudian konstan.
Peristiwa di atas dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan adalah suatu proses
pertambahan volume, bobot, ukuran tanaman yang bersifat irreversibel. Tanaman
tumbuh bertambah besar dan tidak akan kembali kecil karena kekurangan suatu
nutrisi. Setelah terjadi pertumbuhan kemudian diikuti dengan perkembangan, yaitu
proses menuju kearah kedewasaan tanaman. Tanaman akan mengalami pertumbuhan
generatif untuk menghasilkan bunga atau buah.
Proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman atau bagian tanaman tidak
terlepas dari faktor-faktor pendukung atau faktor-faktor yang berpengaruh. Ada dua
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan, yaitu :
1. Faktor eksternal
a. Iklim, cahaya, temperatur, air, panjang hari, angin, dan gas (O2, CO2, N2, SO2, Cl,
dan O3). Gas-gas ini merupakan polutan atmosfer, kecuali tiga gas pertama, dan
konsentrasinya cukup tinggi untuk menghambat pertumbuhan.
b. Edafik atau tanah, meliputi tekstur, struktur, bahan organik, kapasitas tukar kation.
Faktor-faktor tersebut dibutuhkan tanaman.
c. Biologis yaitu gulma, OPT, dan macam-macam mikroorganisme tanah, seperti
bakteri pemfiksasi N dan bakteri denitrifikasi.
2. Faktor internal
a. Ketahanan terhadap tekanan iklim, tanah, dan biologis.
b. Laju fotosintetik.
c. Respirasi.
d. Pembagian asimilasi dan N.
e. Klorofil, karoten, dan kandungan pigmen yang lain.
f. Kapasitas untuk menyimpan cadangan makanan.
g. Aktivitas enzim.
h. Pengaruh langsung gen.
i. Diferensiasi.
Dalam pertumbuhan suatu organisme biasanya dibedakan menjadi beberapa periode.
Periode pertama adalah periode lamban dengan ciri adanya sedikit pertumbuhan atau
tidak terjadi pertumbuhan. Dalam periode ini tanaman sedang mempersiapkan diri
untuk tumbuh. Sebutir biji yang sedang menyerap air, suatu persiapan untuk
perkecambahan. Periode lamban diikuti oleh periode logaritma atau periode
eksponen, pada periode ini mulailah terjadi pertumbuhan, yang mula-mula lambat
kemudian dipercepat. Periode selanjutnya adalah periode perlambatan dimana
pertumbuhan tanaman semakin lama semakin lambat dan akhirnya berhenti sama
sekali. Untuk menggambarkan laju pertumbuhan tanaman dapat ditunjukkan dengan
menggunakan kurva pertumbuhan atau lebih dikenal dengan kurva sigmoid (Kimball,
1988).
VII. SIMPULAN

1. Pertumbuhan tanaman merupakan jumlah pertumbuhan masing-masing


komponennya.
2. Perkembangan adalah proses yang terjadi setelah pertumbuhan yang bersifat
kualitatif.
3. Pertumbuhan tanaman pada awalnya berlangsung lambat, kemudian
mengalami percepatanan, dan akhirnya konstan atau berhenti sama sekali yang
digambarkan dengan kurva pertumbuhan atau kurva sigmoid.
4. Pertumbuhan dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar tanaman dan
faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri tanaman tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Fitter, A. H dan Hay, R. K. M. 1994. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Yogyakarta :


UGM Press
Gardner, Franklin P, Pearce, R. Brent, Mitchel, Roger L. 1985. Fisiologi Tanaman
Budidaya. Jakarta : UI
Kimball, John W. 1988. Biologi Jilid II. Jakarta : Erlangga
Sitompul, S.M, dan Guritno, Bambang. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Yogyakarta
: UGM Press

You might also like