Professional Documents
Culture Documents
Latar belakang
Penulisan persamaan reaksi yang telah dikembangkan selama ini menggunakan
subtitusi secara aljabar. Cara ini dapat digunakan untuk menentukan koefisien reaksi
dari reaksi yang belum setimbang dengan reaktan dan produk yang sudah ditetapkan.
Berdasarkan jurnal Chemical Education 1995 telah dikembangkan penulisan persaman
reaksi menggunakan invers matriks. Cara ini reaksi yang akan ditetukan persamaannya
dituliskan dalam bentuk matriks selanjutnya dicari inversnya kemudian dari invers
matriks akan dapat ditentukan koefisien reaksinya sekaligus reaktan dan produknya.
⎡2 4 0 ⎤
⎢6 ⎡2 3 ⎤
⎢ 7 − 9⎥⎥ ⎢5 − 7 ⎥ [a1 a2 a3 ]
⎢⎣3 1 4 ⎥⎦ ⎣ ⎦
⎡a c⎤ ⎡e x x 2 + x + 5⎤
⎢b ⎢ ⎥
⎣ d ⎥⎦ ⎣2 x 3x + 1 ⎦
Invers matriks adalah suatu matriks yang apabila dikalikan dengan matriks asalnya akan
menghasilkan matriks satuan atau matriks identitas. Hal ini hanya berlaku untuk
matriks yang mempunyai jumlah baris sama dengan jumlah kolom ( matriks bujur
sangkar).
Suatu matriks hanya akan mempunyai satu invers, kemudian invers matriks tersebut
apabila dikalikan dengan matriks asalnya sama dengan martriks identitas. Matriks
identitas adalah matriks yang mempunyai entri pada diagonalnya samadengan 1 diluar
diagonal entrinya 0. Berikut beberapa matriks identitas.
⎡1 0 0⎤
⎡1 0⎤
I2 = ⎢ ⎥ I 3 = ⎢⎢0 1 0⎥⎥ dan sebagainya. adalah matriks identitas
⎣0 1 ⎦ ⎢⎣0 0 1⎥⎦
1
Contoh:
⎡3 5⎤
B=⎢ ⎥. dan. inversnya .adalah. A ,. dim ana.
⎣1 2⎦
⎡ 2 − 5⎤
A=⎢ ⎥, maka
⎣− 1 3 ⎦
B. A = I
⎡3 5⎤ ⎡ 2 − 5⎤ ⎡1 0⎤
⎢1 2⎥ ⎢− 1 3 ⎥ = ⎢0 1⎥
⎣ ⎦ ⎣ ⎦ ⎣ ⎦
A.B = I
⎡ 2 − 5⎤ ⎡3 5⎤ ⎡1 0⎤
⎢− 1 3 ⎥ ⎢1 2⎥ = ⎢0 1⎥
⎣ ⎦ ⎣ ⎦ ⎣ ⎦
⎡ 3 2⎤
A=⎢ ⎥
⎣2 1⎦
⎡ 3 2⎤
A=⎢ ⎥ dengan mengandengkan matriks A dengan matriks I kemudian
⎣2 1 ⎦
mengoperasikan antar baris sampai akhirnya diperoleh matriks A-1 disebelah kanan.
2
⎡ 3 2 1 0⎤
⎢ ⎥ baris ke dua dikalikan dengan − 1 kemudian hasi ln ya dijumlahkan
⎣ 2 1 0 1 ⎦
dengan baris pertama
⎡1 1 1 − 1⎤
⎢ ⎥ baris pertama dikalikan dengan − 2 kemudian hasi ln ya
⎣ 2 1 0 1 ⎦
dijumlahkan dengan baris ke dua
⎡1 1 1 − 1⎤
⎢ ⎥ baris ke dua dikalikan dengan 1 hasi ln ya dijumlahkan
⎣ 0 − 1 − 2 3 ⎦
dengan baris pertama
⎡1 0 − 1 2 ⎤
⎢ ⎥ baris ke dua dikalikan dengan − 1
⎣ 0 − 1 − 2 3 ⎦
⎡1 0 − 1 2 ⎤ −1 ⎡− 1 2 ⎤
⎢ ⎥ sehingga matriks invesnya A = ⎢ ⎥
⎣0 1 2 − 3⎦ ⎣ 2 − 3⎦
sebagai cek A. A −1 = A −1 A harus sama dengan I
⎡ − 1 2 ⎤ ⎡ 3 2 ⎤ ⎡1 0 ⎤
⎢ 2 − 3⎥ ⎢2 1⎥ = ⎢0 1⎥ atau
⎣ ⎦⎣ ⎦ ⎣ ⎦
⎡ 3 2 ⎤ ⎡ − 1 2 ⎤ ⎡1 0 ⎤
⎢2 1⎥ ⎢ 2 − 3⎥ = ⎢0 1⎥
⎣ ⎦⎣ ⎦ ⎣ ⎦
Sebenarnya untuk mencari invers matriks ukuran 2 x 2 dapat dengan mudah
menggunakan persamaan yang sudah dikenal, tetapi persamaan ini hanya terbatas untuk
matriks 2 x 2. Persamaan ini tidak dapat diterapkan untuk mencari invers dari matriks
yang ukurannya lebih besar dari 2 x 2.
3
⎡a b ⎤
A=⎢ ⎥, maka.
⎣c d ⎦
1 ⎡ d − b⎤
A −1 =
ad − bc ⎢⎣− c a ⎥⎦
contohnya :
⎡1 2⎤
A=⎢ ⎥, maka..
⎣1 3⎦
1 ⎡ 3 − 2⎤ 1 ⎡ 3 − 2⎤
A −1 = =
3 − 2 ⎢⎣− 1 1 ⎥⎦ 1 ⎢⎣− 1 1 ⎥⎦
⎡ 3 − 2⎤
A −1 = ⎢ ⎥
⎣− 1 1 ⎦
Seperti telah dikatakan diatas untuk matriks ukuran lebih besar 2 x 2 inversnya dapat
dicari dengan cara subtitusi Gauss atau dengan adjoin matriks.
⎡1 2 1 ⎤
A = ⎢⎢2 5 0⎥⎥
⎢⎣3 3 8⎥⎦
⎡1 2 1 1 0 0 ⎤
⎢ ⎥
⎢ 2 5 0 0 1 0⎥
⎢⎣3 3 8 0 0 1⎥⎦
⎡1 2 1 1 0 0⎤
⎢ ⎥
⎢ 2 5 0 0 1 0⎥
⎢⎣0 − 3 5 − 3 0 1⎥⎦
⎡1 2 1 1 0 0⎤
⎢ ⎥
⎢0 1 − 2 − 2 1 0⎥
⎢⎣0 − 3 5 − 3 0 1⎥⎦
4
⎡1 2 1 1 0 0⎤
⎢ ⎥
⎢0 1 − 2 − 2 1 0 ⎥
⎢⎣0 0 − 1 − 9 3 1⎥⎦
⎡1 2 1 1 0 0⎤
⎢ ⎥
⎢0 1 − 2 − 2 1 0⎥
⎢⎣0 0 1 9 − 3 − 1⎥⎦
⎡1 2 1 1 0 0 ⎤
⎢ ⎥
⎢0 1 0 16 − 5 − 2⎥
⎢⎣0 0 1 9 − 3 − 1 ⎥⎦
⎡1 2 0 − 8 3 1 ⎤
⎢ ⎥
⎢0 1 0 16 − 5 − 2⎥
⎢⎣0 0 1 9 − 3 − 1 ⎥⎦
⎡1 0 0 − 40 13 5 ⎤
⎢ ⎥
⎢0 1 0 16 − 5 − 2⎥ sehinggga
⎢⎣0 0 1 9 − 3 − 1⎥⎦
⎡− 40 13 5 ⎤
A = ⎢⎢ 16 − 5 − 2⎥⎥
−1
⎢⎣ 9 − 3 − 1⎥⎦
Adapun mencari invers matriks melalui adjoin beberapa langkah harus dilalui
diantarannya mencari minor setelah minor untuk setiap entri didapatkan, dicari kofaktor
untuk setiap entri dan dapat disusun matriks kofaktor. Matriks adjoin dapat diperoleh
dari transpose matriks kofaktor selanjutnya dibagi determinan maka akan diperoleh
invers matriks.
Mij = minor entri aij adalah determinant sub matrik dimana baris ke i kolom ke j
dihilangkan.
Cij = kofaktor dari entri matriks baris ke i kolom ke j
5
⎡3 1 4⎤
A = ⎢⎢2 5 6⎥⎥
⎢⎣1 4 8 ⎥⎦
5 6
M 11 = = 16
4 8
2 6
M 12 = = 10
1 8
3 1
M 23 = dan seterusnya . adalah min or
1 4
sedang Cij = (− 1)
i+ j
. Mij
C11 = (− 1)
1+1
. M 11
C11 = M 11
C11 = 16
C 21 = − M 21
C 21 = −10
6
C adalah matriks kofaktor dari Cij
⎡c11 " c1n ⎤
C = ⎢⎢ # # ⎥⎥
⎢⎣c n1 " c nn ⎥⎦
⎡ 16 − 10 3 ⎤
C = ⎢⎢ 8 20 − 11⎥⎥
⎢⎣− 14 − 10 13 ⎥⎦
Transposisi dari matri kofaktor adalah adj ( A).
⎡c c n1 ⎤
C T = ⎢# 11 # = adj ( A)
⎣ c1n c nn ⎥⎦
⎡ 16 8 − 14⎤
adj ( A) = C ⎢− 10 20 − 10⎥⎥
⎢ T
⎣⎢ 3 − 11 13 ⎥⎦
⎡50 0 0 ⎤
= ⎢⎢ 0 50 0 ⎥⎥
⎢⎣ 0 0 50⎥⎦
Dari kedua hal yaitu A adj (A) dan det A dapat ditulis:
⎡det A 0 0 ⎤
A adj ( A ) = ⎢⎢ 0 det A 0 ⎥⎥
⎢⎣ 0 0 det A⎥⎦
7
A adj (A) = det (A) A-1 . A
adj (A) = det (A). A-1
adj ( A)
1
A −1 =
det ( A)
adj A
A −1 =
det ( A)
⎡−8 4 − 7⎤
⎢ 25 25 25 ⎥
⎢ −1 2 −1 ⎥
A−1 = ⎢ ⎥
⎢ 5 5 5 ⎥
⎢ 3 − 11 13 ⎥
⎢⎣ 50 50 50 ⎥⎦
Terapan invers matriks pada penulisan persamaan reaksi yang belum setimbang
ambilah contoh untuk reaksi:
Cl2 + H2 HCl
Untuk reaksi tersebut belum setibang antara produk dan reaktannya untuk itu dicari
koefisien reaksi secara aljabar, ambilah koefisien a untuk Cl2 ; b untuk H2 dan c untuk
HCl.Dari pemisalan itu dapat ditulis persamaan:
2a = c
2b = c
2a = 1
1 1
a= dan b = sehingga persamaan reaksinya
2 2
1 1
Cl 2 + H 2 → HCl atau
2 2
Cl2 + H2 2 HCl
8
Adapun dengan menggunakan invers matriks reaksi tersebut dapat disusun dengan tabel
berikut:
Cl2 H2 HCl
Cl 2 0 1
H 0 2 1
0 0 1
⎡2 0 1⎤
A = ⎢⎢0 2 1⎥⎥
⎢⎣0 0 1⎥⎦
dari penulisan matriks perlu ditambahkan baris terakhir yang berupa elemen matriks
baris terakhir dari matriks identitas, hal ini dilakukan untuk memperoleh matriks bujur
sangkar. Selanjutnya untuk memperoleh invers matriks diselesaikan dengan subtitusi
Gauss.
⎡ 2 0 1 1 0 0⎤
⎢ ⎥
⎢0 2 1 0 1 0⎥
⎢⎣0 0 1 0 0 1⎥⎦
⎡2 0 1 1 0 0 ⎤
⎢ ⎥
⎢0 2 0 0 1 − 1⎥
⎢⎣0 0 1 0 0 1 ⎥⎦
9
⎡2 0 1 1 0 0 ⎤
⎢ 1 1⎥
⎢0 1 0 0 − ⎥
⎢0 0 1 2 2⎥
⎣ 0 0 1 ⎦
⎡2 0 0 1 0 −1⎤
⎢ 1 1⎥
⎢0 1 0 0 − ⎥
⎢0 0 1 2 2⎥
⎣ 0 0 1 ⎦
⎡1 0 0 1 0 −1⎤
⎢ 1 1⎥
⎢0 1 0 0 − ⎥ Sehingga diperoleh invers matriks
⎢0 0 1 2 2⎥
⎣ 0 0 1 ⎦
⎡1 1⎤
⎢2 0 − ⎥
2
⎢ 1 1⎥
A-1 = ⎢ 0 − ⎥
⎢ 2 2⎥
⎢0 0 1 ⎥
⎢⎣ ⎥⎦
Entri matriks invers pada kolom paling kanan adalah koefisien dari reaksi yang
dimaksudkan artinya
1 1
− untuk Cl 2 dan − untuk H 2 serta 1 untuk HCl atau secara matematika dapat
2 2
dituliskan sebagai
1 ⎛ 1⎞
− Cl 2 + ⎜ − ⎟ H 2 + 1 HCl = 0 atau
2 ⎝ 2⎠
1 1
Cl 2 + H 2 = HCl atau sec ara kimia dapat ditulis
2 2
1 1
Cl 2 + H 2 → HCl
2 2
Cl2 + H2 2 HCl
10
Contoh lain:
Fe2+ Fe3+ e
Fe 1 1 0
Muatan 2 3 -1
e 0 0 1
⎡1 1 0 ⎤
A = ⎢⎢2 3 − 1⎥⎥
⎢⎣0 0 1 ⎥⎦
kemudian dengan menggunakan cara adjoin atau dengan cara subtitusi Gauss diperoleh
invers matriks:
⎡ 3 1 − 1⎤
A −1 = ⎢⎢− 2 1 1 ⎥⎥
⎢⎣ 0 0 1 ⎥⎦
entri invers matriks pada kolom terakhir merupakan koefisien dari reaksi yang
dimaksudkan, secara matematika dapat ditulis:
-1 Fe2+ + 1 Fe3+ + 1 e = 0
Fe3+ + e ⇔ Fe2+
Penulisan matriks dari reaksi reduksi Feri menjadi fero dapat ditulis dengan beberapa
cara yang berbeda diantaranya:
Fe3+ Fe2+ e
Fe 1 1 0
e 0 0 1
Muatan 3 2 -1
11
⎡1 1 0 ⎤
A = ⎢⎢0 0 1 ⎥⎥
⎢⎣3 2 − 1⎥⎦
kemudian dengan menggunakan cara adjoin atau dengan cara subtitusi Gauss diperoleh
invers matriks:
⎡− 2 1 1⎤
A = ⎢ 3 − 1 − 1⎥⎥
−1⎢
⎢⎣ 0 1 0 ⎥⎦
entri invers matriks pada kolom ke dua merupakan koefisien dari reaksi yang
dimaksudkan, secara matematika dapat ditulis:
Fe3+ + e ⇔ Fe2+
Dari penulisan persamaan reaksi kimia menggunakan invers matriks tampak antara
produk dan reaktan baru diketahui setelah invers matriks diperoleh.
Untuk reaksi reduksi oksidasi yang agak kompleks dapat juga ditentukan
persamaan reaksinya. Ambilah contoh reaksi reduksi Cr(VI) menjadi Cr(III)
berdasarkan tabel berikut:
⎡0 2 0 0 1⎤
⎢1 0 0 0 0⎥⎥
⎢
A=⎢ 0 0 1 2 0⎥
⎢ ⎥
⎢− 1 − 2 1 0 3⎥
⎢⎣ 0 7 0 1 0⎥⎦
12
⎡ 0 1 0 0 0 ⎤
⎢−1 1 −1 1 1 ⎥
⎢ 2 6 6 6 3 ⎥
⎢ 7 −4 7 8 ⎥
⎢− 7 ⎥
A −1 = ⎢ 3 3 3 3 ⎥
⎢ 7 −7 7 −7 − 4⎥
⎢ 2 6 6 6 3 ⎥
⎢ −1 1 −1 − 2⎥
⎢ 2 ⎥
⎣ 3 3 3 3 ⎦
sehingga koefisien reaksi dari tabel tersebut diambil dari entri invers matriks kolom ke 2
adalah:
1 7 + 7 1 3+
1e + Cr2O72- + H - H2O - Cr = 0
6 3 6 3
Untuk reaksi lebih kompleks lainnya ambilah reaksi oksidasi CH3COOH oleh KMnO4
Bedasarkan ion-ionnya dapat ditabelkan sebagai berikut:
⎡1 0 0 0 0 1⎤
⎢0 2 1 0 0 0⎥⎥
⎢
⎢0 4 0 2 1 0⎥
A=⎢ ⎥
⎢4 2 2 1 0 0⎥
⎢− 1 0 0 0 1 2⎥
⎢ ⎥
⎣⎢ 0 0 0 0 0 1⎦⎥
13
⎡ 1 0 0 0 0 −1⎤
⎢ 7 1 1 −1 −1 − 5⎥
⎢ 8 2 8 4 8 8 ⎥
⎢− 7 −1 1 1 5 ⎥
⎢ 0 ⎥
A −1 = ⎢ 4 4 2 4 4 ⎥
⎢− 9 −1
1 1 −1 11 ⎥
⎢ 4 4 2 4 4 ⎥
⎢ 1 0 0 0 1 − 3⎥
⎢ ⎥
⎣⎢ 0 0 0 0 0 1 ⎦⎥
dari hasil invers matriks koefisien persamaan reaksi diambil pada kolom terakhir
sehingga dapat ditulis:
−5 5 11
-1 MnO4- + ( ) CH3COOH + ( ) CO2 + ( ) H2O + (-3) H+ + 1 Mn2+ = 0
8 4 4
secara kimia
dari beberapa penulisan persamaan reaksi dapat dikatakan invers matriks dapat
diterapkan untuk menentukan koefisien reaksi dengan syarat matriksnya harus bujur
sangkar. Namun kadang-kadang untuk matriks bujur sangkar tidak mempunyai invers,
sehingga subtitusi secara aljabar masih diperlukan.
Pembahasan
14
matriksnya sudah bujur sangkar. Untuk itu dapat digunakan lagi subtitusi secara
aljabbar untuk menuliskan persamaan reaksinya.
Simpulan
Saran
Perlu dikembangkan cara penulisan persamaan reaksi kimia secara matematik
sehingga dapat berlaku untuk semua jenis reaksi.
Daftar Pustaka
Hirst. D.M, 1976, Mathematics for Chemists, ed I, The Macmillan Press LTD,
London
Irwin Krizig, 1989, Advanced Mathematicfor Physicist and Engineering, ed IV,
John Wiley & Sons Inc, New York.
Journal Chemical Education, 1995.
15
ABSTRAK
Oleh
Pirim Setiarso
Jurusan Kimia FMIPA
Universitas Negeri Surabaya
16