You are on page 1of 8

D.

PELAKSANAAN DEMOKRASI DI
INDONESIA
Sifat negara demokratis yang dirumuskan dalam masyarakat mandani
diantaranya adalah negara berkeinginan menghilangkan tindak kekerasan,
karena apapun bentuk dan wujud tidak kekerasan akan selalu menghilangkan
makna demokrasi.

Sistem pemerintahan dan demokrasi yang pernah berlaku di indonesia


sebagai berikut :

1. Orde lama :

a. Demokrasi liberal (1945-1959)

Setelah proklamasi kemerdekaan indonesia tanggal 17 Agustus 1945, Ir


Soekarno yang semula sebagai ketua PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia) dipercaya menjabat sebagai Presiden RI yang pertama.
Selanjutnya PPKI membentuk Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP).
Pelantikan dilakukan pada tanggal 29 Agustus 1945 dengan ketua Kasman
Singodimedjo. Badan pekerja ini bertujuan untuk membantu tugas presiden.
Hasilnya antara lain sebagai berikut :

1) Terbentuknya 12 depertemen kenegaraan dalam pemerintahan yang baru.

2) Pembagian wilayah pemerintahan RI menjadi 18 provinsi dan masing-


masing terdiri dari keresidenan.

Pada tanggal 7 Oktober 1945 lahir moderatum yang ditanda tangani oleh
50 orang dari jumlah 150 orang anggota KNIP. Isinya antara lain sebagai
berikut :

1) Mendesak presiden untuk segera membentuk MPR

2) Meminta presiden agar anggota KNIP turut berwenang melakulan tugas


dan fungsi MPR, sebelum badan tersebut terbentuk.

Tanggal 16 oktober 1945 keluar Maklumat Wakil Presiden No. X tahun


1945 yang isinya MPR dan DPR diserahi kekuasaan legislatif dan ikut
menetapkan GBHN.
Tanggal 3 November 1945, keluar maklumat untuk kebebasan
membentuk banyak partai atau multipartai sebagai persiapan pemilihan
umum yang diselenggarakan pada bulan Juni 1946. Tanggal 14 November
1945 terbentuk susunan kabinet bardasarkan sistem parlementer (Demokrasi
Liberal).

Sejak berlakunya UUDS 1950 tanggal 17 Agustus 1950 dengan sistem


demokrasi liberal selama hampir 9 tahun tidak menunjukan hasil yang sesuai
dengan harapan rakyat indonesia. Bahkan, muncul tanda-tanda perpecahan
bangsa dan negara seperti pemberontakan PRRI, Pemesta atau DI/TII yang
ingin melepas diri dari negara RI. Untuk mengatasi hal itu dikeluarkan
Dekrit Presiden 5 Juli 1959.

b. Demokrasi Terpimpin (1959-1966)

Dengan dikeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang isinya


mengusulkan pembubaran konstituante, berlakunya kembali UUD 1945, dan
pembentukan MPRS dan DPAS dalam waktu sesingkat-singkatnya, maka
demokrasi liberal diganti dengan demokrasi terpimpin.

Pada periode tahun 1959-1965 kekuasaan didomisili oleh presiden,


terbatasnya peranan partai politik, berkembangnya pengaruh komunis dan
makin meluasnya peranan TNI/Porli sebagai unsur sosial politik. Perlu
diketahui bahwa situasi politik pada masa demokrasi terpimpin diwanai tiga
kekuatan politik utama, yaitu Soekarno, PKI, dan Angkatan Darat.

Pada masa demokrasi terpimpin banyak terjadi penyelewengan terhadap


Pancasila dan UUD 1945 antara lain pembentukan Nasakom (Nasionalis,
Agama, dan Komunis), Tap. MPRS No. III/MPRS/1963tentang pengankatan
soekarno sebagai “ Presiden Seumur Hidup” , pembubaran DPR hasil
pemilu oleh presiden, pengangkatan ketua oleh DPRGR/MPRS menjadi
menteri negara oleh presiden dan penyelewengan lain dalam pelaksanaan
pemerintahan. Dan tejadinya peristiwa G30S/PKI tahun 1965 dengan diikuti
krisis ekonomi yang cukup parah hingga dikeluarkannya surat perintah
sebelas Maret (Supersemar).

2. Demokrasi Pancasila

Indonesia adalah penganut demokrasi pancasila, demokrasi pancasila


adalah demokrasi yang didasari oleh 5 sila yang ada didalam pancasila,
dengan dalih bahwa demokrasi pancasila adalah demokrasi yang dijiwai oleh
pancasila terutama sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan. Perlu di ingat bahwa sila-sila pancasila
merupakan satu-kesatuan yang organis dan tidak dapat dipisah-pisahkan, jadi
demokrasi pancasila adalah seluruh kegiatan demokrasi yang dilandasi oleh
pancasila.

a. Orde Baru (1966-1998)

Berdasarkan pengalaman orde lama, pemerintahan orde baru berupaya


menciptakan stabilitas politik dan keamanan untuk menjalankan
pemerintahannya. Namun, stabilitas politik dan keamanan yang diciptakan
justru mengekang kelompok-kelompok kepentingan dan partai politik lain
yang menginginkan perubahan demokrasi dengan merangkul ABRI angkatan
dasar sebagai kekuatan birokrasi dalam proses politik.

Pada orde baru, terjadinya pemerosotan mental bangsa akibat mass media
yang takut untuk membeberkan berita kepada masyarakat indonesia,
dikarenakan setiap berita yang akan dibeberkan harus melalui izin
pemerintah. Dan pada masa orde baru, timbul KKN (Korupsi, Kolusi,
Nepotisme) dimana-mana. Sehingga banyak rakyat yang sudah tidak percaya
pada pemerintah. Pada saat itu orde baru dibawah pemimpin soeharto dan
dengan berat hati Soeharto digantikan oleh B.J. habibie.

b. Masa Reformasi

Kepemimpinan rezim B.J. Habibie untuk memulai proses demokrasi yang


tidak ada legitimasi dan tidak mendapat dukungan sosial politik dari
sebagian besar masyarakat. Akibatnya pemilihan presiden yang keempat
K.H. Abdurrahman Wahid terpilih secara demokratis diparlemen sebagai
presiden RI. Karena beberapa kebijakan dan tindakannya yang kurang
sejalan dengan proses demokratisasi itu sendiri, K.H. Abdurrahman Wahid
terpaksa tersingkir dari kekuasaan dan K.H. Abdurrahman Wahid digantikan
oleh Megawati Soekarnoputri.

Pada masa kepemimpinan Megawati rakyat merasakan kembali krisis


kepemimpinan, dan pada akhirnya Megawati digantikan oleh Susilo
Bambang Yudhoyono.

E. PEMILU, WUJUD BUDAYA DEMOKRASI DI


INDONESIA
Pemilu 2004 diatur dalam undang-undang Nomor 12 Tahun 2003. Hal ini
tercantum dalm pasal 1 Ayat 2 UUD 1945. Tujuan diadakan pemilu untuk
memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Di UUD 2003
No 12 bahwa jumlah anggota sebanyak 550 kursi.

1. Landasan Pemilu, sebagai berikut:

a. Landasan Idiil: Pancasila

b. Landasan Konstitusional: UUD 1945

c. Landasan Operasional:

1) Ketetapan MPR No III/MPR/1998

2) UU No 31 Tahun 2002 tentang partai politik

3) UU No 12 Tahun 2003 rentang pemilu

2. Fungsi pemilu

Pemilu di indonesia memiliki 3 fungsi, yaitu:

a. Sarana Pemilih Penjabat Publik (Pemerintah)

rakyat memilih anggota legislatif dan ketua wakil presiden secara


langsung.

b. Sarana Pertanggung Jawaban Pejabat Politik

Rakyat mendelegasikan wakilnya dipemerintahan melalui hasil pemilu


secara tidak langsung dan kinerja pera pejabat yang terpilih harus
dipertanggung-jawabkan setelah akhir masa kerjanya.

c. Sarana Pendidikan Politik

Rakyat dirangsang untuk mengenal, memahami, mengamati, dan


menjelaskan sistem politik untuk mempengaruhi perilaku politik secara
tidak langsung/langsung dengan melalui berbagai media.

Hak warga negara untuk memilih perwakilan DPR/MPR dalam pemilu terdiri
dari Hak Aktif dan Hak Pasif:

1. Hak Aktif
Hak untuk memilih wakil rakyat yang akan duduk dibadan
permusyawaratan / perwakilan (DPR/MPR) dalam pemilu.

2. Hak Pasif

Hak untuk dipilih menjadi badan permusywaratan / perwakilan


(MPR/DPR) dalam pemilu.

Menurut UU RI No 22 Tahun 2003, tentang susunan dan kedudukan MPR,


DPR, DPD, DPRD. Disebutkan sebagai berikut:

1) DPR terdiri atas anggota parpol perserta pemilu yang dipilih berdasarkan
pemilu

a. Anggota DPR berjumlah 550 kursi

b. Anggota DPR diresmikan dengan keputusan Presiden

c. Anggota DPR berdomisili di ibukota negara RI

2) DPD terdiri atas wakil-wakil daerah provinsi yang dipilih melalui pemilu

a. Anggota DPD dari setiap provinsi sebanyak 4 kursi

b. Jumlah seluruh anggota DPD tidak boleh lebih dari sepertiga anggota
DPR

c. Keanggotaan DPD diresmikan oleh Presiden

d. Anggota DPD berdomisili didaerah pemilinya dan selama bersidang


bertempat di ibukota negara RI

3) DPRD Provinsi terdiri atas anggota partai politik perserta pemilu yang
dipilih berdasarkan hasil pemilu

a. Anggota DPRD Provinsi diresmikan dengan jumlah 35-100 kursi


b. Anggota DPRD Provinsi diresmikan oleh Menteri Dalam Negri atas
nama Presiden

c. Anggota DPRD Provinsi berdomisili di ibukota provinsi yang


bersangkutan

4) DPRD Kabupaten/Kota terdiri atas anggota partai politik yang dipilih


berdasarkan hasil pemilu

a. Anggota DPRD Kabupaten/Kota 20 kursi

b. Keanggotaan DPRD Kabupaten/Kota diresmikan oleh Gubernur atas


nama Presiden

c. Anggota DPRD Kabupaten/Kota berdomisili di Kabupaten/Kota yang


bersangkutan

F.PERILAKU BUDAYA DEMOKRASI


Bangsa indonesia berkewajiban untuk menegakan prinsip-prinsip demokrasi.
Hal ini bertujuan untuk mewujudkan kehidupan masyarakat, berbangsa, dan
bernegara yang demokratis menuju masyarakat yang adil dan makmur.

Faktor pendukung yang lain dikembangkan dengan cara semangat


kekeluargaan, gotong royong, kebersamaan dan musyawarah.

1. Budaya Demokrasi di Lingkungan Keluarga

Dalam keluarga hendaknya persoalan diselesaikan dengan musyawarah.


Manfaat :

a. Seluruh anggota keluarga mempunyai arti atau peranan

b. Anggota keluarga ikut bertanggung jawab pada keputusan bersama

c. Tidak ada anggota keluarga yang merasa ditinggalkan

d. Kebersamaan semakin kokoh


2. Budaya Demokrasi di Lingkungan Sekolah

Di sekolah hendaknya mengutamakan musyawarah dalam menghadapi


persoalan

a. Menyusun Tata Tertib Oleh Seluruh Unsur di Sekolah

b. Menyusun Kelompok Piket Kelas

c. Memilih Ketua OSIS

d. Melibatkan Semua Pihak dalam Memecahkan Persoalan Bersama

3. Budaya Demokrasi di Lingkungan Masyarakat

a. Program-Program Pengembangan Masyarakat atau Lingkungan

Segala upaya untuk memperbaiki lingkungan dan upaya untuk menuju


kemajuan biasanya selalu melibatkan semua kalangan masyarakat.

b. Pemilihan RT

Pemilihan ketua RT/RW yang dilakukan dengan pemungutan suara (voting).

4. Budaya Demokrasi di Lingkungan Negara

Contoh budaya demokrasi di lingkungan negara dapat dilihat dengan


kegiatan-kegiatan berikut.

a. Terlibat dalam pemilu baik Presiden dan Wakil Presiden

b. Melalui wakil-wakilnya terlibat dalam penusunan UU

c. Melakukan pengawasan, baik rakyat maupun pemerintah

Pelaksnaan pemilu sering disebut sebagai pesta demokrasi rakyat untuk


membentuk pemerintahan yang demokratis.

You might also like