Professional Documents
Culture Documents
Kata Kunci: vitamin C
Ditulis oleh Wahyudi pada 23-03-2010
Dasar : Vitamin C dalam tablet dapat di tetapkan dengan titrasi iodometri , menggunakan
indicator kanji.
- Erlenmeyer 250 ml
- Buret
Reaksi :
Cara kerja :
Dilarutkan contoh dengan 40 ml air , lalu ditambahkan beberapa tetes indikator kanji.
Perhitungan :
V x N x 8,806
100 x 0,1
` Keteranagan :
V = Volume penitar
N = Normalitas iodium
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/instrumen_analisis/titrasi-volumetri/penetapan-kadar-
vitamin-c-dalam-tablet-vitamin-c/
III. BAHAN
- Buah jeruk
- Aquades
- Amylum 1%
- 0,01 N standar Yodium
IV. ALAT
- Pipet tetes
- Biuret
- Gelas ukur
- Kertas saring
V. CARA KERJA
1. Diambil 3 buah jeruk segar dihancurkan , kemudian disaring.
2. Diambil 10 ml sari buah jeruk di tambahkan 5 tetes Amilum 1% dan ditambahkan 10 ml aquades.
3. Kemudian di titrasi dengan larutan 0.01 N standar Yodium sampai timbul warna biru konstan
VI. HASIL
- 10 ml air jeruk ditambahkan 5 tetes amilum dan 10 ml aquades → di titrasi dengan Yodium → biru
gelap
VII. PEMBAHASAN
- Perhitunan
Diketahui :
Volume Yodium: 4,5 ml
Asam askorbat : 0,88 mg
Ditanya: Kadar vitamin C……?
Jawab
1 ml 0,01 N Yodium : 0,88 mg Asam askorbat
4,5 ml 0,01 N Yodium : …..mg vitamin C
Vitamin C = 4,5ml × 0,88 mg
1 ml
Vitamin C = 3,96 mg
Pada percobaan yang telah dilakukan pada pengujian kadar vitamin C pada buah jeruk,yaitu 10 ml
air jeruk ditambahkan 5 tetes amilum dan 10 ml aquades , kemudian di titrasi sampai terjadi
perubahan warna biru gelap,didapatkan volume Yodium sebesar 4,5 ml. Dengan menggunakan
volume yodium tersebut didapatkan kadar vitamin C buah jeruk sebesar 3,96 mg.Jadi kadar vitamin
Cdalam buah jeruk yang di gunakan dalam praktikum ini 3,96 mg.
VIII. KESIMPULAN
Pada percobaan yang telah di lakukan dapat di simpulkan bahwa :
1. 10 ml air jeruk ditambahkan 5 tetes amilum dan 10 ml aquades → di titrasi dengan Yodium →
biru gelap.
2. Dalam titrasi di dapatkan volume yodium sebesar 4,5 ml.
3. Dalam ekstrak buah jeruk terkandung vitamin C sebesar 3,96 mg.
http://task-list.blogspot.com/2008/04/penentuan-kadar-vitamin-c.html
2. Bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah :
Air bebas CO2
Asam klorida encer
Larutan iodium 0,1 N
Larutan kanji 0,5 %
Antalgin / metampiron.
D. Prosedur Kerja
Hasil pengamtan...?
E. Hasil Pengamatan
Hasil Pengamatan
Perlakuan
200 mg antalgin + 25 mL air + 2,5 mL HCl encer + indikator kanji + 9 ml Larutan I2
Hasil Pengamatan
Terbentuk warna biru stabil
Perhitungan
Penentuan kadar metampiron
Dik : VI2 = 9 ml
NI2 = 0,1 N
BE sampel = 16,67 mg
Berat sampel = 50 mg
Dit : kadar metampiron...?
Peny:
Kadar Metampiron = (vI2. NI2. BE)/(mg sampel) x 100%
= (9 ml x 0,1 N x 16,67 mg )/(200 mg) x 100%
= 0,075 x 100%
= 7,5 %
F. Pembahasan
Penetapan kadar antalgin dilakukan secara iodimetri. Metode ini cukup akurat karena
titik akhirnya jelas sehingga memungkinkan titrasi dengan larutan titer yang encer yaitu
0,001 N. iodimetri dilakukan terhadap zat yang potensial reduksinya lebih rendah dari
system larutan iodium. Titrasi iodimetri adalah titrasi berdasarkan reaksi oksidasi antara
iodine sebagai peniter dan reduktor yang memiliki potensial oksidasi lebih rendah dari
system iodine-iodida dimana sebagai indicator larutan kanji. Titrasi dilakukan dalam
suasana netral sedikit asam (pH 5-8). Pada antalgin , gugus –SO3Na dioksidasi oleh I2
menjadi –SO4Na.
Titrasi iodimetri merupakan titrasi yang dilakukan secara langsung yang menggunakan
larutan iodium sebagai larutan baku untuk mengoksidasi reduktor-reduktor yang dapat
dioksidasi secara kuantitatif pada titik ekivalennya). Penetapan kadar metampiron
dilakukan dengan cara titrasi iodimetri. Iodimetri adalah titrasi yang dilakukan secara
langsung yang artinya titrasi dilakukan secara langsung dimana titrand langsung
bereaksi dengan titrat.
Baik pada iodimetri maupun iodometri, titrasinya selalu berkaitan dengan I2. meskipun
warna I2 (bentuk teroksidasi) berbeda dengan warna I- (bentuk tereduksi), secara
teoritis untuk titrasi ini tidak memerlukan indikator, tapi karena warnanya, dalam
keadaan encer, sangat “lemah’, maka pada titrasi ini diperlukan indikator. Indikator yang
digunakan adalah larutan kanji (amilum). Kanji atau amilum dengan I2 akan bereaksi
dan reaksinya adalah reaksi yang dapat balik :
I2 + amilum kompleks iod-amilum Kompleks iod-amilum ini adalah senyawa yang agak
sukar larut dalam air sehingga kalau pada reaksi ini I2 tinggi, kesetimbangan akan
terletak jauh di sebelah kanan, kompleks iod-amilum yang terbentuk banyak, akan
terjadi endapan. Akibatnya kalau pada titrasi I2 “hilang” karena tereduksi,
kesetimbangannya tidak segera kembali bergeser ke arah kiri, warna kompleks iod-
amilum agak sukar hilang
Pada percobaan sampel yang digunakan untuk menetapkan kadar metampiron adalah
antalgin. Sampel tersebut diambil satu tablet dan digerus terlebih dahulu sebelum
digunakan, kemudian diambil sebanyak 0,2 gr. Antalgin 0,2 gr ini diencerkan dengan air
sebanyak 50 ml untuk mendapatkan larutan antalgin dan ditambahkan larutan HCl 2,5
ml dengan tujuan untuk menjaga keasaman dari larutan antalgin (metampiron).
Kemudian larutan tersebut ditambahkan dengan larutan kanji sebagai idikator untuk
melihat titik akhir titrasi yang terjadi yang ditandai dengan perubahan warna. Setelah itu
larutan iodium sebagai titran dititrasi ke dalam larutan metampiron melaui buret, setelah
dititrasi beberapa lama larutan berubah menjadi warna biru yang stabil.
Percobaan ini juga merupakan reaksi redoks. oksidasi adalah proses proses pelepasan
elektron dari suatu zat, sedangkan reduksi adalah proses penangkapan oleh suatu zat.
Pada waktu melepaskan elektron suatu zat berubah menjadi bentuk teroksidasinya,
karena itu zat itu bertindak sebagai zat pereduksi. Sebaliknya, zat pengoksidasi adalah
zat yang menerima electron dan karena itu zat tersebut mengalami pereduksi.
Peristiwa atau reaksi yang terjadi dalam percobaan ini adalah reaksi pelepasan
hydrogen dari metampiron sampel (adem sari) yang bertindak sebagai oksidator yang
melepaskan hydrogen. Metampiron mereduksi I2 sebagai larutan baku. metampiron
sendiri mengalami oksidasi sehingga I2 bertindak sebagai reduktor yang menangkap
hidrogen.
Analisis data untuk menghitung kadar metampiron dalam sampel antalgin menunjukkan
kadar metampiron dari antalgin yang digunakan sebanyak 200 mg adalah 7,5 %.
G. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan didapatkan bahwa kadar metampiron
dalam antalgin 0,2 gr adalah 7,5 %.