Professional Documents
Culture Documents
1. ΎϨΤΘϓ = Yang dimaksud dengan Fath dalam ayat ini yaitu Hudhaibiyyah (nota
kesepahaman perdamaian kaum muslimin dengan kaum musyrikin Quraisy), ALLAH
SWT menjanjikan kemenangan yang lebih besar lagi setelahnya yaitu Fathul Makkah,
berkata Imam Az-Zuhri: Tidak ada kemenangan yang lebih besar dari tercapainya
Shulhu (perdamaian) Hudhaibiyyah, dan kemenangan dalam ayat ini disebutkan
dalam bentuk fi¶il-madhi (menunjukkan wajib/pasti atasnya).
Kesimpulan:
Perjanjian Hudhaibiyyah ini menghasilkan banyak manfaat bagi kaum mu¶minin:
1. Pengakuan dari kaum musyrikin atas eksistensi kaum muslimin dalam masalah
politik dan hubungan internasional yang seimbang dan setara, saling menghormati
dan menghargai hak dan kewajiban masing-masing.
2. Pemisahan kaum beriman dari orang-orang munafik, dari keraguan mereka yang
terus-menerus dan penyelisihan mereka kepada kebijakan qiyadah tertinggi (Nabi
SAW).
3. Perdamaian antara kaum muslimin dengan orang-orang musyrikin, yang
dikemudian hari memberikan maslahat yang amat besar¬ yaitu lebih dapat mengajak
mereka kepada Al-Islam, menyusun kekuatan kaum muslimin sehingga pada akhirnya
mampu mengalahkan kekuasaan politik mereka (kaum musyrik).
4. Ujian bagi kaum muslimin terkait ketaatan mereka kepada qiyadah dan ketsiqahan
mereka kepada janji ALLAH SWT dan kebenaran manhaj dakwah Nabi SAW.
5. Keutamaan Nabi SAW, pujian ALLAH SWT kepada beliau dan tingginya derajat
beliau SAW disisi ALLAH SWT.
6. Tidak terpisahnya urusan agama dan politik, semuanya adalah urusan ALLAH
SWT, dan wajibnya orang beriman untuk memperhatikan dan mengikuti semuanya,
sebagai tanda kebenaran dan totalitas keimanannya kepada manhaj RasuluLLAH
SAW.
7. Urutan tegaknya Daulah Islamiyyah, dimulai dengan pembinaan keimanan, lalu
jihad, lalu siyasah (politik), yang memberikan hasil yaitu datangnya kemenangan
yang hakiki yaitu ad-diin (keagamaan) dan ad-daulah (politik dan pemerintahan).
1. Sabab-Nuzul Surah
Dari Abu Ishaq dari Al-Barra¶ RA berkata: ³Kalian menganggap Al-Fath
(kemenangan dalam ayat ini) ialah Fathu-Makkah, memang Fathu-Makkah termasuk
kemenangan, namun kami (para sahabat RA.) menganggap Al-Fath adalah Bay¶atur-
Ridhwan yaitu Hari Hudhaibiyyah«[4]´
Berkata Imam Ibnu Hajar ±rahimahuLLAH- dalam syarah-nya terhadap hadits ini:
Keberangkatan nabi SAW dari Madinah adalah pada hari Senin awal bulan
Dzulqa¶dah tahun ke-6 Hijrah, beliau keluar dengan tujuan umrah tapi dihalangi oleh
kaum musyrikin untuk sampai ke Makkah, maka terjadilah perjanjian damai bahwa
mereka akan masuk Makkah di tahun berikutnya[5].
Menambahkan Imam Al-µAyni Al-Hanafi ±rahimahuLLAH- dalam syarah-nya pula
atas hadits ini bahwa jumlah kaum muslimin yang ikut saat itu antara 1400 sampai
1600 orang, dan ikut serta pula banyak sahabiyyah, di antaranya seperti Ummu
Salamah RA[6]. Sementara Al-Kasymiry ±rahimahuLLAH- menyebutkan dalam
syarah-nya bahwa jumlah mereka ada 1400 orang[7].
Jadi jelaslah bagi kita bahwa makna Al-Fath dalam ayat ini adalah Shulhu-
Hudhaibiyyah bukan Fathu-Makkah sebagaimana dikira oleh sebagian orang. Lalu
adakah ayat atau hadits yang mengisyaratkan tentang Fathu-Makkah? Maka aku
jawab ada, yaitu ayat: Idza Ja¶a nashruLLAAHi wal fath.. dan hadits Nabi SAW: La
hijrata ba¶dal Fath (tidak ada hijrah setelah Fath Makkah)[8].
Maka hendaklah kita tidak salah dalam hal ini, waLLAHu a¶lam.
2. Salah Satu Bentuk Kemenangan Yang Dijanjikan Ada Yang Berupa Harta Dunia
(Fathu-Khaibar)
Salah satu bentuk nashrun minaLLAH dalam jihad bagi para mujahid, selain ampunan
ALLAH SWT dan Jannah kelak, adalah juga harta dan perhiasan dunia bagi orang
yang berjihad. Jadi jangan pula ada pemahaman ekstrem yang melarang menikmati
harta dan perhiasan duniawi bagi mujahid, sepanjang ia halal dan thoyyib serta tidak
berlebih-lebihan maka hal tersebut tidak boleh dicela dan hukumnya tidaklah
mengapa, berdasarkan hadits sebagai berikut:
Dari Majma¶ bin Jariyyah Al-Anshari RA berkata: kami menyaksikan perjanjian
Hudhaibiyyah bersama Nabi SAW, maka saat kami pergi darinya turun QS Al-Fath:1-
2, maka bertanya seseorang: Ya RasuluLLAH, apakah itu berarti kemenangan? Beliau
SAW menjawab: Ya, demi Dzat yang diriku berada ditangan-NYA. Lalu Majma¶
berkata: Lalu setelah itu Khaibar dibagikan kepada Ahli Hudhaibiyyah (yang ikut ber
jihad), saat itu ada 1500 orang yang di antaranya 300 penunggang Kuda, maka Nabi
SAW membaginya menjadi 18 bagian[9].
dhu¶nya, jika ia berbicara mereka semua diam mendengarkan dan mereka tidak berani
lama memandang kepadanya. Maka iapun pulang dan berkata pada kaumnya: Hai
kaumku! Demi ALLAH aku telah menjadi duta bagi para Raja, Kaisar, Kisra dan
Najasyi, tapi demi ALLAH! Aku belum pernah melihat seorang Rajapun yang
dimuliakan oleh para pengikutnya seperti sahabat Muhammad kepadanya. Dan
sungguh ia telah menawarkan pada kalian usul yang baik maka terimalah![17]
Maka seorang dari Bani Kinanah berangkat untuk menggantikannya berdiplomasi,
maka Nabi SAW bersabda: ³Ia adalah si Fulan, dan ia adalah orang yang sangat
menghormati Unta untuk Kurban, maka giringlah unta-unta kita ke hadapannya.´ Lalu
saat ia datang para sahabat menyambutnya sambil menggiring unta-unta mereka
sambil ber-talbiyyah, melihat itu orang tersebut langsung kembali sambil berkata ke
pasukannya: SubhanaLLAH! Tidak sepantasnya mereka dilarang memasuki
BaituLLAH! Aku melihat unta-unta telah ditandai dan diberi nama (untuk Qurban),
karena itu menurutku mereka tidak boleh dilarang masuk Ka¶bah[18]!
7. Dikorbankannya Sebagian Hak Kaum Muslimin Demi Maslahat yang Lebih Besar
Bagi Jama¶ah Di Kemudian Hari
Bahkan konsekuensi dari kompromi yang dilakukan oleh Nabi SAW dengan
musyrikin Quraisy adalah terhapusnya hak pada sebagian kaum muslimin, demi
maslahat yang jauh lebih besar di kemudian hari, yang mungkin bagi sebagian orang
yang berfikir pendek maslahat tersebut dianggap hanya bersifat spekulatif, tidak pasti,
dan mengorbankan hal yang sudah qath¶iy dalam ahkam-syariah, sebagai berikut[20]:
Setelah ditulisnya nota-kesepahaman tersebut bersabda nabi SAW: ³Hendaklah kalian
membiarkan kami ke baituLLAH sehingga kami bisa Thawaf padanya?´ Maka Suhail
menjawab: Demi ALLAH! Janganlah sampai orang-orang Arab mengatakan kami
mendapat tekanan, tetapi datanglah tahun depan saja. Maka ditulislah hal tersebut.
Suhail lalu menambahkan: Dan hendaklah tidak ada yang datang dari kami kepadamu,
sekalipun ia dalam agamamu melainkan harus engkau kembalikan pada kami! Maka
kaum muslimin berseru: SUBHANALLAH! BAGAIMANA MUNGKIN MEREKA
DIKEMBALIKAN PADA ORANG MUSYRIK PADAHAL MEREKA DATANG
SEBAGAI MUSLIM?! Pada saat itu masuklah Abu Jandal (anaknya Suhail)
melompat-lompat dalam keadaan dirantai. Ia telah keluar hijrah dari Makkah, maka ia
menghempaskan dirinya di hadapan kaum muslimin. Lalu Suhail berkata: Ya
Muhammad! Ini adalah yang pertama aku tuntut darimu supaya dikembalikan pada
kami. Abu Jandal berkata: Duhai segenap kaum muslimin! Apakah aku akan
dikembalikan lagi kepada kaum musyrik, padahal aku telah datang dalam keadaan
muslim?! Tidakkah kalian perhatikan apa yang aku dapatkan dari penyiksaan mereka.
Dan ia telah disiksa dengan penyiksaan yang berat di jalan ALLAH SWT.
Jannah dan korban-korban dari mereka masuk ke Naar? Jawab beliau SAW:
Benar. Lalu kata Umar RA: lalu mengapa kita memberikan kehinaan pada agama kita
(dengan berdamai dengan mereka) sehingga kita pulang padahal ALLAH belum
memberikan keputusan? Jawab Nabi SAW: Wahai Ibnul Khattab, sesungguhnya aku
adalah RasuluLLAH dan DIA tidak akan pernah menyia-nyiakan aku selamanya. Lalu
Umar RA pun kembali dalam keadaan kesal, dan ia tidak bisa bersabar sehingga ia
pergi menemui Abubakar RA seraya berkata: Wahai Abubakar, bukankah kita berada
dalam kebenaran dan mereka dalam kebathilan? Jawab Abubakar RA: Wahai Ibnul
Khattab, sesungguhnya beliau adalah utusan ALLAAH dan ALLAH tidak akan
menyia-nyiakan beliau selamanya. Lalu turunlah surat ini[21].
Hadits ini juga diriwayatkan oleh Muslim dengan tambahan: lalu turunlah ayat Al-
Qur¶an (Al-Fath) kepada Nabi SAW, lalu beliau SAW mengutus orang kepada Umar
RA dan membacakan kepadanya, lalu Umar RA berkata: Wahai RasuluLLAH,
apakah itu berarti kemenangan? Jawab beliau SAW: Ya. Maka Umar RA menjadi
tenang[22].
Peristiwa perdamaian dengan kaum musyrikin dan mengalahnya kaum mu¶minin
dalam banyak point-point perjanjian ini, apalagi juga dengan gagalnya umrah mereka
ini demikian mengguncangkan, sehingga sampai saat Nabi SAW memerintahkan
untuk melakukan tahallul (mencukur rambut ba¶da Thawaf dan Sa¶i) sampai 3 kali
mereka diam dan tidak segera melaksanakannya, sehingga Nabi SAW meminta
pendapat istrinya Ummu Salamah yang menasihati beliau SAW agar memulai
menyembelih dan bercukur, sehingga mereka semua mengikuti beliau SAW[23].
Catatan Kaki:
[1] Bahkan diriwayatkan oleh Syaikhan, Ahmad, Tirmidzi, Al-Hakim dari Anas RA:
Turun pada Nabi SAW ayat ini, maka beliau SAW bersabda: Sungguh turun suatu
ayat untukku yang lebih kucintai dari dunia dan seisinya. Maka mereka berkata:
Sungguh telah turun ayat yang menjelaskan tentang ni¶mat ALLAAH SWT padamu,
maka bagaimana kami ya RasuluLLAAH? Maka turunlah ayat: ΕΎϨϣΆϤϟϭ ϦϴϨϣΆϤϟ ϞΧ Ϊϴϟ
[2] Berkata Ibnu Abbas RA: Saat turun ayat ϢϜΑ ϻϭ ϲΑ Ϟόϔϳ Ύϣ ϱέΩ Ύϣϭ, maka berkata
orang-orang Yahudi: Bagaimana kita akan mengikuti laki-laki yang ia sendiri tidak
mengetahui apa yang akan dilakukan ALLAAH pada dirinya?! Maka ALLAAH SWT
menurunkan ayat ini.
[3] Ada hadits shahih riwayat Muslim dan Ahmad dari Aisyah RA: Adalah Nabi
SAW jika shalat berdiri sampai pecah-pecah kakinya, maka berkatalah Aisyah RA:
Wahai RasuluLLAAH! Masihkan anda berbuat begini padahal ALLAAH SWT sudah
mengampuni semua dosa anda yang terdahulu maupun akan datang?! Jawab beliau
SAW: Wahai Aisyah, tidakkah pantas aku menjadi hamba yang pandai bersyukur?!
13 Jun 2008 Tinggalkan sebuah Komentar
?
Artinya:
³Mudahkanlah, janganlah engkau persulit, berilah kabar-kabar yang menggembirakan
dan jangan sekali-kali engkau memberikan kabar yang menyusahkan sehingga mereka
lari menjauhkan diri darimu, saling taatlah kamu dan jangan berselisih yang dapat
merenggangkan kamu.´
(Al-Hadits)
Dari Hadits ini dapat diambil kesimpulan bahwa dalam menyelenggarakan kegiatan
untuk kesejahteraan hidup manusia termasuk di dalamnya penyelenggaraan (metode)
pendidikan Islam mendasarkan kepada prinsip:
a. Memudahkan dan tidak mempersulit
b. Menggembirakan dan tidak menyusahkan
c. Dalam memutuskan sesuatu hendaknya selalu memiliki kesatuan pandangan dan
tidak berselisih paham yang dapat membawa pertentangan bahkan pertengkaran
Dalam suatu Hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Ahmad Abu Daud, Tirmizi dan lain-
lain dan Muaz disebutkan bahwa Rasulullah SAW menyambut gembira terhadap
sikap sahabatnya (Muaz) sewaktu beliau memanggil untuk diutus sebagai qadli ke
Yaman. Rasulullah bersabda: ³Kalau tidak kamu dapati baik dalam kitabullah
maupun sunah Rasul?´
Muaz menjawab ³Saya akan berijtihad (berusaha) dengan pikiran saya´. maka
Rasulullah menepuk dada (karena girang) sambil berkata ³Alhamdulillah, Tuhan telah
memberi petunjuk utusan Tuhan kepada apa yang ridhoi Rasulullah).´
Dalam Al-Qur¶an surat Al-Hasyr ayat 2 dikatakan:
2 : ήθΤϟ) έ˶ Ύ˴μ˸ΑϷ ˴ ˸ ϰ
˶ ϟϭ˵˴ϳ˸ϭή˵ Β˶ Θ˴ ˸ϋΎ˴ϓ )
Artinya:
³Maka ambilah itibar (pelajaran) wahai orang ± orang yang mempunyai pandangan.´
Islam menganjurkan kepada umatnya agar mempunyai pandangan luas. Melihat dan
menerima pendapat atau ilmu dari siapapun asalkan ilmu tersebut mendatangkan
keuntungan dan kemanfaatan bagi kehidupan manusia dan ilmu tersebut tidak
bertentangan dengan ajaran Islam.
Rasulullah SAW bersabda:
Ϧ
˶ ˸ϴμ
˶˷ ϟΎ˶Α ˸Ϯϟ˴ϭ˴ Ϣ˴ ˸Ϡό˶ ϟ ΐ
˶ Ϡ˵˸σ˵
Artinya:
³Tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina´
Kita semuanya mengetahui bahwa negara RRC, mayoritas adalah komunis walaupun
diakui pula bahwa di daerah itu terdapat warga negara yang beragama Islam
berjumlah + 80.000.000 jiwa dari jumlah seuruhnya yang berjumlah 800 juta jiwa.
Tetapi dari Hadits ini dapat diambil kesimpulan bahwa Islam selalu menuntut
umatnya untuk menuntut ilmu tanpa harus dibatasinya oleh agama, daerah dan subjek
ilmu yang dipelajari.
Dari kegiatan dan usaha yang dilakukan oleh umat Islam selama ini terutama di
bidang pendidikan Islam ternyata mereka telah melaksanakan berbagai kegiatan
antara lain: